Anda di halaman 1dari 6
Nama : Zaihannur Halemean NPM : 202143501040 1), Siape: Sebogai mahasiswa di Perguruan Tingg) PGR Apa: Mernpelajari Sejarah Pendidikan PORT Mengopa: Untuk eraha ujuan dan peran PGRI dalam pengembangan pendidikan di Indonesia Kapan: Selama masa kuliah di Perguruan Tinggi PGRI Di mana: Di dalam lingkungan Perguran Tinggi PGRT Bagaimana: Melalui pembelajaran dan penelitian terkait Sejarah Pendidikan PRI Mengopa: |. Memahamni Peran PGRL: Mempelajari Sejarah Pendidikan PGR membantu saya untuk rremahari peran don kontribusi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRD) dalam pengersbangan pendidikan di Indonesia. PGRI adalah organisasi profesi yang berfokus pada upaya meningkatkan mutu dan kualifas pendidikon serta kesejchteraan guru, Dengan memahami sejarchny, saya dapat menghargoi petjuangan PGRI dalam mendorong perubahan dan peningkatan pendidikan di negara ini 2. Menyelamni Nilai-Nilai Ke-PGRI-on: Melalui studi Sejarah Pendidikan PGR, saya dapat menyelami dan memahami nilai-nilai ke-PGRL-an yang menjadi dasar erganisasi ini. Nilai-nilai seperti dedikasi, soliderites, dan profesionalisme menjadi pedoman delam fugas den tanggung jawab seorang guru. Mengetahui sejarah organisasi ini membantu saya memperkaya pemchaman soya terhadap nilai-nilai fersebut dan menerapkannya dalam praktik pendidikon 3. Meningkatkan Kesadaran Sejarah: Sejarah Pendidikan PGRI juga membontu meningkatkan kesadaran ‘akan sejarch pendidikan di Indonesia secara umm, Saya dapat memahars bagoimana pendidikan telah berkembang dari masa ke masa dan bagaimana peran PGRI berkontribusi dalam proses tersebut. Mengetahui sejarah pendidikan secara menyeluruh membantu saya memahami konteks dan onfangon saat ini dalarn pengersbangan pendidikan di Indonesic. 4, Inepirasi dan Motivasi: Memperoleh pengetahuan tentang Sejarah Pendidikan PGRI mernberi saya inspirasi dan motivasi dalam menjalani karir sebagai pendidik di masa depan. Mengetahui perjuangan ddan pencopaian para guru dalam perubahan pendidikan dapat membangkifkan semangat saye unfuk berkontribusi dalam remajukan sistem pendidikan di negara in 'S. Penelitian dan Pengembangan: Pengetahuan tentang Sejarch Pendidikan PGRT membuka peluang untuk rmelokukan penelitian dan pengembangon lebih lonjut dalam bidang pendidikan, Dengan memaharni sejorch erganisasi in, saya dapat melthat tren, fantengen, dan peluang dolam pengembangan keurikulumy mefode pengajaran, dan kebijakan pendidikan, Hal ini rembonfu saya untuk menghosilkon kontribusi yang bermanfaat dalam peningkatan pendidikan di masa depen, Melalui pemahaman Sejarah Pendidikan PGRI, saya sebagai mahasiswa di Perguruan Tingg) PGR dapat ‘mmengembangkan wawasan, nil ci, don keterempilon, 2). Pada awal abad ke-20, pemerintch Hindia Belanda menerapkan kebijakan pendidikan kolonial di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Kebijakan ini rnemperkenalkan kurikulum mnedern dan mendirikan Sekolah Pererintah Kolonial yang dijalankan oleh pemerintah kolonial seta Sekolah yang diselenggarckan oleh Masyarakat (Swasta) yang dikelola oleh mesyarakat setempat. Perbedaan utama antara Sekolah Pemerintah Kolonial dan Sekolah Swasta adalah sebagai berikut: |. Kepemilikan dan Pengelolaan: Sekolah Pemerintah Kolonial dimiliki dan dijalankan oleh pemerintah kolenial Belanda, sementara Sekolah Swasta dimiliki dan dijalankan oleh masyarakat setempat. Ini rencerminkan kontrol yang lebih besar dari pemerintah kolonial terhadap kurikulum dan pengajaran di Sekolah Pemerintah Kelonial. 2. Kurikulurn: Sekolah Pemerintah Kolonial menerapkan kurikulurs modern yang didasarkan pada standar pendidikan Belanda. Kurikulum ini lebih fokus pada bahasa, budaya, dan nilai-nilai Belanda. Di sisi lain Sekolah Swasta mungkin memiliki kurikulum yang lebih beragam, mencokup aspek loka ‘agama, dan budaya setempat. 3, Bahasa Pengantor: Sekolah Pemerintah Kolenial menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar, semenfara di Sekolah Swasta mungkin digunakan bahasa setempat atau bahesa lain yang lebih dikenal oleh masyarakat setempat. Penggunacn bahasa Belanda di Sekolah Pemerintah Kelonial rmenciptakan kesenjangan bag) anak-anck priburni yang belurn terbiasa dengan bahasa tersebut, sementara Sekolah Swasta memberikan akses pendidikan kepada mereka yang tidak fasih berbahasa Belanda, 4, Aksesibilitas: Sekelah Pemerintah Kolonial lebih terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan dan daerch-daerah yang dianggap strategis oleh pemerintch kolonial. Sementara itu, Sekolah Swasta bisa lebih tersebar di berbagai wilayah, bahkan di daerah pedesaan. Akibatnya, akses terhadap Sekolah Pemerintah Kolonial menjadi lebih terbatas bagi anak-anak pribum di daerch terpencil Dampak dari perbedaan dan ketimpangan tersebut adalah sebagai berikut: |. Ketidaksetaraan akses pendidikan; Kebijakan pendidikan kolonial menyebabken ketimpangan dalam ‘akses pendidikan. Anak-cnak pribumi yang finggal di daerah +erpencil atau yang tidak remiliki akses ke Sekolah Pemerintch Kelenial menghadapi kesulitan dalam memperoleh pendidikan formal. 2. Kesenjangan bahasa don budaya: Penggunaan bohasa Belanda sebagai bahasa pengantar di Sekolah Pemerintah Kolonial menciptakan kesenjangen bahasa dan budaya anfara anak~anak priburwi dan ‘anak-anak Belanda afau orang-orang yang ferpengaruh oleh budaya Belanda. Hal ini mempengaruhi persahoman, keterampilen, dan peluang pendidikan anak 3) Rada Kongres TI PGRI (Persotuan Guru Republik Indonesia) yang diselenggorakan pada tanggel 2!- 23 November 1446, PGRT mengemukakan beberapa tuntutan terkait dengan masalah kebijakan pendidikan yang masth dipengaruhi oleh kepentingan kurikulum kolonial dan permasalehan guru dan buruh yang terabaikan setahun setelah proklamasi kemerdekacn Republik Indonesia. Berikut adalah beberapa funtutan 4ersebut: |. Tuntutan Pembaruan Kurikulum: PGR menuntut adanya pembarucn kurikulum pendidikan yang lebih ssesuai dengan kebutuhan dan cita-cita bangsa Indonesia. Kurikulum kolenial yang masih diterapkan dianggap tidak relevan dan perlu disesuaikan dengan nilai-ilai don kepentingan nasional 2. Tunbuton Kernendirion Pendidikan: PGR enenginginkon pendidikan yang eandiri don merdeka dari pengaruh kolonial. Pendidikan nasional harus dikelola oleh bangsa Indonesia sendiri tonpa campur- ongan asing 3, Tuntutan Pendidikan untuk Semua: PGRI menuntut agar pendidikan diakses oleh semua lapisan masyarakat, fenpa remandang perbedaan sosial, ekonomi, dan efnis Pendidikan harus menjadi hak yong dapat dinikmoti oleh seluruh warga negara Indonesia. 4. Tuntutan Kesejahteraan Guru: PERI menyuarckan pentingnya peningkatan kesejahteraan guru sebagoi garda terdepan dalam pembangunan pendidikan, PERI menunfut adanya pengokuan don penghargaan yeng sesuai terhadap peren dan kontribusi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa 'STunhutan Perlindungan Buruh Pendidikan: PGRT memperjuangkan hak-hak buruh pendidikan, seperti uupah yang layak, jamvinan sesial,perlindungen tenaga kerja, dan peningkatan kondisi kerja yang aman dan manusiawi. Tuntutan—tuntutan tersebut mencerminkan keinginan PGRI untuk melawan pengaruh kelenial dalam sister pendidikan, mernperjuangkan kerwandirian pendidikan nasional, serfa meningkatkan kesejahferaan guru dan perlindungan bagi buruh pendidikan. 4). Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dibentuk pada 2 Februari 1466 setelah peristiwa G30S/PKI i Tndonesia. KAGI merupakan sebuah orgonisasi guru yang dipeloperi oleh Persafuan Guru Republik Indenesie (P6RD) dan berperan perting dalam renyusun dan melaksanckan program pemulihan kegiaton pendidikan pasca peristiwa fersebut. Tugas utama KAGI saat itu adelch sebagai berikut |, Pemulihan dan normalisasi kegiatan pendidikan: KAGI bertujuan untuk mengerbalikan dan memulitkan kegiatan pendidikan yang ferganggu akibat peristiwa G30S/2KT. Mereka bekerjo untuk rmenyusun rencana dan strateg pemulihan sekolah, melibatkan guru-guru dalarn proses pembelajaran, dan memastikan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. 2. Rekrutmen dan pelatihan guru: KAGI bertuges merekrut dan melatih guru-guru yang kompeten untuk mengisi kekosongan jabatan di sekoleh-sekolah yong terkena dampak peristiwa GB0S/2KL Mereka mengoordinasikan program-pregram pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru-guru dan mempersiapkan mereka delam menghadopi tantangan dalam bidang pendidikon “|/3.Pembinaan dan pengerbangon kurikulu: KAGI ferlibat dalam pernbinaan den pengersbangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan kondisi pendidikan pasca peristiwa G30S/PKL Mereka bekerja same dengan pemerintah dan lembaga pendidikan untuk meranceng kurikulum yang sesua dengan tujuan dan visi pendidikan nasional. 4, Pengawasan dan evaluasi: KAGI berfanggung jawab dalars melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksonaan kegiatan pendidikan. Mereka memastikan bahwa proses pendidikan berjalan dengan boik, guru-guru ferlibat secara aktif, dan tujuon pendidikan fercapai sesuai dengan harapan 'S. Pemberion banfuan dan perlindungan: KAGL juga merwiki fugas meraberikan banfuan dan perlindungan kepada guru-guru yang terkena dampak peristiwa G30S/PIC, bik secara finansicl aupun psikologis. Mereka berupaya rembantu para guru dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi den menciptakan lingkungan yang aman dan kendusif bagi mereka Dengen melaksanakon tuges-hugas tersebut, KAGI berperan penting dalam memulihkan dan rmengembangkan sektor pendidikan di Indonesia pasca peristiwa GBOS/PKI Orgonisasi ini meri peran strategis dalam menciptaken kondisi yang lebih stabil dan produktif bag) gururguru dan siswo-siswa di seluruh Indonesia. $5). Dalam eelestarikan Jiwa, Semangat, dan Nila 1445 (JSN 4S) dolar bidang edukasi dan keteladenan di era reformasi yang penuh keterbukaan dan tunfutan kebebasan dalam menyampaikan aspirasi masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi, PGRT (Persafuan Guru Republik Indonesia) menghadopi beberapa tantangan. Berikut ini adalah beberapa tontongan utama yong dihadapi oleh PGR I. Kebebasen Berpendapat: Di era reformasi, kebebasan berpendapat menjadi songet penting, dan masyarakat Indonesia remiliki akses yang lebih besar terhadap informasi dan gagasen yang berbeda. Tantangan bagi PGRT adolah bagaimana menanamkan JSN 4S tanpa mengharbat kebebasan berpendapat individu, sambil tetap mempromosikan nilai-nilai demokrasi don persatuan 2. Pluralisere don Mulfikulfuralicme: Indonesia adalah negara dengan keragarnan budaye, agama, don etnis. Tantangan bagi PGRI adalah bagaimana mempromosikan ISN "YS tanpa mengesampingkan ctou engabaikan keragaman tersebut PGRI perlu memastikan bahwa pendidikan yong disampeikan melalui JSN "YS menghormati dan mengakui keberagaman masyarakat Indonesia serta mempromosikan sikap inklusif dan saling menghormati 3, Teknologi dan Perubshan Sosial: Kemajuan teknologi den perubahon sosial yang cepat juga menjadi ontangan dalam melestarikan JSN "45. Generasi mude saat ini ferpapar pada berbaga’informasi dari media sosial dan plaHform online yang dapat merpengaruhi persepsi dan nilai-nilci mereka, PGRI harus beradaptasi dengan perubohan ini dan mencari cara yang efektif untuk mengintegrasikan ISN "4S dalom pendidkan secara relevan dan renarik bagi generesi mudo. 4, Kontekstualisasi JSN "4S: JSN '4S lahir dari konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia dan nilai- nila yong 4erkandung di dalamnya rmungkn tidak selalu mudch dipchami afou relevan bas} generasi muda saat ini. PGRI perlu menyampaikan JSN "4S dengan cara yang dapat dipchami dan dihubungkan dengan kenteks don reolifas kehidupan sehari-hari generasi muda 5. Peningkctan Kualitos Guru Penting bagi PGRT untuk ferus meningkatkan kualitos guru dalam. memahami, menghayati, dan renyarspaikan JSN "YS kepada generasi bangsa. Pelatihan dan pendidikan kontinu unbuk guru songot diperlukan agar mereka dapat menjadi teladan yang bak dolar mengintegrasikan JSN "YS dalam pendidikan sehari-hori, Dalam menghadapi tantangan-tontongon tersebut, PERL perlu mengarnbil pendekaton yang inklusif, dialogis, dan terbuka 9GRT dapat bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk institusi pendidiken, ‘erganisasi masyarakat, dan lernbaga pemerintah, unfuk mengembangkan strategi dan program yang efektif dalam melestarikan ISN '4S di era reformasi yang penuh dengan keterbukaan dan kebebasan berpendapat,

Anda mungkin juga menyukai