Anda di halaman 1dari 36

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA/I DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA VIDEO ANIMASI PADA POWER POINT


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X DI SMK N 1
WARUNGGUNUNG TAHUN AJARAN 2023

Proposal penelitian

NAMA : HANI DEVI

NIM : 4322319030006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SETIA BUDHI RANGKASBITUNG

TAHUN 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL


APPOVAL SHEET OF PROPOSAL

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI PADA POWER POINT DALAM


PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X

Pembimbing I Tanggal Tanda Tangan


Advisor I

Usmaedi, M.Pd
NIDN.

Pembimbing II Tanggal Tanda Tangan


Advisor II

Ajeng Ginanjar, M.Pd


NIDN.

Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah

Rian Fauzi, S.Pd, M.Pd


NIDN.

Nama/ Name : HANI DEVI


NIM/ NIM : 4322319030006
Program Studi/ Program Study : Pendidikan Guru Sejarah

2
ABSTRAK

Hani Devi. NIM 4322316030006. Pendidikan Sejarah, STIKP Setia Budhi

Rangkasbitung. 2023. Upaya meningkatkan minat belajar siswa dengan

memanfaatkan media VIDEO animasi pada power point dalam

pembelajaran sejarah kelas X di SMK N 1 Warunggunung 2023.

Kata kunci: Pembelajaran online, pembelajaran offline, media video animasi pada

power point belajar, Pendidikan sejarah.

Situasi pandemic covid-19 membuat segala aktivitas tidak berjalan

denganmaksimal. Segala bentuk kegiatan harus dikerjakan dari rumah atau

dikenal dengan istilah WFH (Work From Home), tidak terkecuali kegiatan

pembelajaran. Namun situasi ini semakin membaik dan mulai memasuki era new

nomal yang mana kegiatan pembelajaran mulai dilangsungkan tatap muka

kembali atau offline walau secara terbatas. Dalam masa transisi dari pembelajaran

online menjadi offline tentu tidaklah mudah, terlebih jika sudah berdampak pada

perubahan efektivitas dan hasil belajar siswa. Refleksi seorang guru sangat

diperlukan untuk bisa meningkatkan kembali motivasi dan hasil belajarnya

siswanya.

media Video animasi pada power point sebagai upaya dalam meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa media ini merupakan media tiga dimensi yang

tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam

penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Berdasarkan

permasalahan di atas diperoleh rumusan masalah: 1) Apakah penerapan media

3
VIDEO animasi pada power point dapat meningkatkan minat belajar dan

kreativitas belajar siswa? 2) Apakah penerapan media VIDEO animasi pada

power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Pendidikan

sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan media VIDEO animasi pada

power point untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

pendekatan kuanititaf. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

di SMK N 1 WARUNGGUNUNG, sebagai kelas kontrol metode pengumpulan

data menggunakan metode tes.

4
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpah rahmat

dan hidayat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah dengan

judul “UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA/I DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA VIDEO ANIMASI PADA POWER POINT

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X TAHUN AJARAN 2023”

Sholawat serta salam semoga tersampaikan kepada junjungan Nabi besar kita.

Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan hidup dengan tuntutan Al-Qur'an

bagi pedomani hidup umat manusia diseluruh dunia Pada kesempatan ini, penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

tidak bisa disebutkan satu persatu. Haanya Allah jualah yang kelak membalas

kebaikan-kebaikan yang telah diberikan Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan kaarya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, semoga Skripsi

ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca Wassalamualaikum Wr. Wb.

Rangkasbitung, 6 maret 2023

Hani Devi

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu rangka mempengaruhi siswa agar dapat

menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian

akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

berfungsi secara kuat dalam kehidupan di masyarakat (oemar hamalik, 2001)

Dengan adanya pendikikan maka siswa dapat meiliki perubahan dalam dirinya

yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan pembelajaran dan latihan yang

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah untuk mewujudkan manusia yang utuh

dan mandiri serta menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru-peserta didik untuk

menggali potensi seperti keterampilan dasar, minat serta bakat yang terdapat

dalam diri seorang peserta didik. Pembelajaran mengikuti rencana untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran. Untuk mengkonfirmasi dan menemukan pencapaian

tujuan pembelajaran dapat dilakukan dalam evaluasi pembelajaran (Elis Ratna

Wulan dan H. A. Rusdiana., n.d.) Evaluasi pembelajaran termasuk salah satu poin

penting dalam kegiatan pembelajaran.

Sebab pelaksanaan evaluasi difungsikan untuk memantau tingkat ketercapaian

suatu program atau rencana pembelajaran serta langkah atau kebijakan apa yang

akan diambil selanjutnya (dr. Rina febrian, n.d.) , Kegiatan evaluasi merupakan

6
bagian dari proses pembelajaran yang bersifat sistematis untuk mengumpulkan

data, fakta, serta mengolah informasi yang memiliki tujuan agar dapat

menyimpulkan nilai, makna, prestasi dan hasil kesimpulan dari suatu proses

pembelajaran dan digunakan sebagai pengambilan keputusan, perencanaan,

maupun perbaikan dari kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan

Stufflebeam(dalam Aman, 2011).

Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengecek kemajuan belajar peserta didik

terkait perolehan materi yang dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi adalah untuk mengidentifikasi

situasi belajar dan tindakan korektif yang akan dilaksanakan agar pemahaman dan

hasil belajar peserta didik dapat mengalami peningkatkan.

mengatakan terdapat faktor – faktor yang dapat berpengaruh terhadap

keberhasilan pembelajaran: tujuan, guru, peserta didik, kegiatan pendidikan, alat

dan bahan evaluasi, serta lingkungan evaluasi. Semua faktor ini saling terkait.

Pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal bila terdapat faktor

tersebut yang tidak terpenuhi. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan

pada umumnya masih bersifat konvensional yang dilakukan dengan menjawab

soal dalam kertas. (Djamarah, 2020)

Hal ini membuat peserta didik kurang memiliki ketertarikan dalam

melaksanakan kegiatan evaluasi, khususnya dalam pembelajaran sejarah.

Pembelajaran sejarah sering kali dianggap memiliki kesan tidak menarik dan

cukup membosankan, dikarenakan sistem pada pembelajaran sejarah yang selalu

menghapal nama, tahun, dan tempat.

7
Upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanan pembelajaran agar lebih

maksimal salah satunya ialah menerapkan kegiatan pembelajaran yang lebih

kreatif dan menarik berbasis teknologi. Seorang guru dapat membuat evaluasi

berbasis teknologi informasi yang bertujuan agar meningkatkan motivasi dan

minat dari peserta didik sehingga dapat merangsang tingkat pemahaman peserta

didik terhadap materi pembelajaran (Daryanes & Ririen, 2020) . Pemanfaatan

teknologi dan informasi dalam evaluasi pembelajaran diharapkan dapat

dimaksimalkan. Guru dapat membuat kegiatan evaluasi pembelajaran lebih

menarik dengan memanfaatkan teknologi agar proses pembelajaran lebih efektif

dan efisien. Namun faktanya masih terdapat guru yang belum menggunakan

teknologi ini secara maksimal. Banyak guru yang masih menggunakan metode

evaluasi pembelajaran tradisional.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran menggunakan cara tradisional atau

berupa kertas untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru membuat

peserta didik menjadi kurang tertarik dengan evaluasi itu sendiri. Peserta didik

menanggap ulangan atau ujian yang dilaksanakan oleh guru adalah suatu beban.

Karena evaluasi dengan cara lama seperti itu membuat peserta didik kurang

tertarik dan cenderung membuat peserta didik merasa tertekan.

Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan untuk flashback tentang materi

pelajaran yang telah dipelajari dan mengetahui seberapa baik peserta didik

memahami materi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti mencoba memakai media

evaluasi pembelajaran yang dapat menimbulkan ketertarikan peserta didik dan

rasa semangat dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran agar menjadi lebih

efektif.

8
Berdasarkan pengamatan dan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti

ketika melaksanakan PPL pada bulan juli – september 2021 di kelas X IPS MAN

1 LEBAK, peneliti menemukan peserta didik merasakan kebosanan dan kurang

termotivasi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang tidak ada variasinya.

Hal ini dapat terlihat dari sikap peserta didik pada saat mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru pada akhir jam pelajaran yang berguna untuk mengetes sejauh

mana peserta didik paham dengan materi yang telah diberikan. Guru

menggunakan tes tertulis dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan tentunya

ini menyebabkan peserta didik menjadi tidak tertarik untuk menjawab soal atau

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini juga berakibat pada kurangnya

antusias peserta didik dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran

sejarah.

Pemanfaatan teknologi dan informasi, guru diharapkan mampu mengubah

mindset kebanyakan peserta didik yang menyatakan bahwa pembelajaran sejarah

itu membosankan dengan memanfaatkan teknologi yang telah tersedia untuk

menimbulkan ketertarikan peserta didik dalam evaluasi pembelajaran. Dari

beberapa jenis evaluasi dalam lingkup pembelajaran salah satunya yaitu evaluasi

hasil belajar yang meliputi penguasaan tujuan pembelajaran oleh peserta didik.

Pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah yakni

dengan menggunakan media Video animasi pada power point dalam

melaksanakan kegiatan evaluasi

Pengembangan Video Pembelajaran Pengembangan pembelajaran

merupakan suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis

dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam

9
proses kegiatan belajar memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.

Video merupakan salah satu alternative media pembelajaran yang dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran. Pengembangan Video Pembelajaran

menjadi salah satu cara meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Video

Animasi 2D Animasi 2D adalah animasi yang menggunakan sketsa gambar, lalu

sketsa gambar ini digerakkan satu persatu sehingga nampak seperti nyata dan

bergerak. Disebut animasi dua dimensi karena memanfaatkan dua titik vektor

yaitu x dan y. Animasi bisa diartikan sebagai gambar yang membuat objek seolah-

olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan

bergantian ditampilkan.Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda,

warna atau special effect. (3Munir., 2012)

Media VIDEO animasi pada power point merupakan Pengembangan

pembelajaran suatu proses mendesain, pembelajaran secara logis, dan sistematis

dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam

proses kegiatan belajar memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.

VIDEO merupakan salah satu alternative media pembelajaran yang dapat

meningkatkan efektifitas pembelajaran. Pengembangan video Pembelajaran

menjadi salah satu cara meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Berdasarkan

permasalahan yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul Upaya meningkatkan minat belajar siswa dengan memanfaatkan

media VIDEO animasi pada power point dalam pembelajaran sejarah kelas X di

SMK N 1 Warunggunung Identifikasi Masalah

Dari penjelasan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang akan

dijadikan bahan penelitian yaitu sebagai berikut:

10
1. Pelaksanaan pembelajaran sejarah yang masih belum memanfaatkan teknologi.

2. Kurangnya rasa ketertarikan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sejarah.

3. Belum tersedianya evaluasi pembelajaran praktis yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sejarah

A. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian ini lebih fokus untuk

mencapai tujuan yang diharapkan yakni “Efektivitas Wordwall Dalam Evaluasi

Pembelajaran Sejarah Kelas X IPS MAN 1 LEBAK”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah media VIDEO animasi pada power point efektif digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas X SMK N 1 WARUNGGUNUNG?

2.Apakah penerapan media VIDEO animasi pada power point dapat

meningkatkan minat belajar dan kreativitas belajar siswa?

3. Apakah penerapan media VIDEO animasi pada power point dapat

meningkatkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Pendidikan sejarah

C. Tujuan Penelitian

1.untuk membuat siswa evektif dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah

menggunakan media flm animasi pada power point di kelas X

2.untuk Meningkatkan minat belajar Dan kreativitas dalam pelaksanaan

pembelajaran sejarah menggunakan media flm animasi pada power point di kelas

X.

11
3.untuk meningkatka hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah

menggunakan media video animasi pada power point di kelas X.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai maka penelitian ini diharapkan mempunyai

manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini memberikan kajian ilmiah mengenai minat belajar dari

penggunaan video animasi pada power point dalam pembelajaran sejarah,

sehingga mampu memberikan gambaran tentang penggunaanya.

2. Manfaat praktis

a. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi guru sejarah dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah menggunakan video animasi pada

power point

b. Pihak Sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi saran bagi pihak sekolah dalam meningkatkan

proses pembelajaran sejarah.

c. Penulis

Untuk mengukur keahlian penulis dalam meneliti, menganalisis, suatu media

pembelajaran yang dapat digunakan dalam evaluasi pembelajaran sejarah.

12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran

1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat

belajar dengan baik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek.

Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi

juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan

keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien

(Mashudi, Toha dkk, 2007 : 3).

Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang

kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa. Pembelajaran yang

berkualitas sangat tergantung dari motivasi kreativitas pengajar, pembelajaran

yang memiliki motivasi tinggi motivasi tinggi ditunjang dengan mengajar yang

mampu mempasilitasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian

target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan

kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,

ditunjang fasilitas yang menandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan

membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

13
2. Pembelajaran daring
Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet

dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, serta keterampilan untuk

menimbulkan bermacam kategori interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring

ialah suatu proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang

digunakan merupakan smartphone serta pc. Dengan dikembangkannya di jaringan

smartphone serta pc membolehkan untuk dikembangkan dalam wujud berbasis

website, sehingga setelah itu dikembangkan ke jaringan pc yang lebih luas ialah

internet(Suhery, n.d.) Pembelajaran daring dapat diartikan sistem pembelajaran

yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, namun memanfaatkan

platform dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan walaupun jarak

jauh. Tujuan adanya pembelajaran daring yakni membagikan layanan

pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif serta terbuka untuk

mengjakau peminat ruang belajar supaya lebih banyak serta lebih luas(Oktafia Ika

Handarini and Siti Sri Wulandari, n.d.)

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring adalah suatu sistem

pembelajaran dalam prosesnya menggunakan samartphone atau komputer yang

dilakukan dengan jarak jauh. Dan dikembangkan dalam bentuk berbasis web,

sehingga dapat dikembangkan lagi ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu

internet.

Ada tiga macam model pengembangan sistem pembelajaran berbasis

online/e-learing yaitu:

(1) Web course Penerapan e-learning pada model ini peserta didik dan

guru sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh

14
bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan

pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan

model ini menggunakan sistem jarak jauh.

(2) Web centric course Penerapannya memadukan antara belajar jarak jauh

dan tatap muka. Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan

sebagian lagi melalui tatap muka.

(3) Web enhanced course Model ini hanya memanfaatkan intenet untuk

menunjang peningkatan kualitas pembelajran yang dilakukan dikelas.

Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi

anatar peserta didik dengan guru, sesama peserta didik, anggota kelompok,

atau peserta didik dengan nara sumber lain.(Nunu Mahnun, n.d.)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar ialah gabungan dari 2 kata, yakni“ prestasi” serta“ belajar”.

Pada tiap kata tersebut memilki arti tertentu. Dalam Kamus Besar Bahas

Indonesia, pestasi merupakan hasil yang dicapai dari yang sudah

dilakukan, dikerjakan, serta sebagainya). Prestasi dapat dimaksud sebagi

hasil yang diperoleh sebab adanya aktivitas belajar yang sudah dilakukan

(Zaiful Rosyid, n.d.). Prestasi dapat didefinisikan sebagai“ nilai” rumusan

terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan ataupun

prestasi belajar peserta didik selama masa tertentu. Prestasi belajar ialah

permasalahan yang bersifat perennial (abadi) dalam sejarah manusia sebab

rentang kehidupannya, manusia senantiasa mengejar prestasi sesuai

15
dengan bidang serta keahlian masing- masing. Prestasi belajar ialah hasil

dari sebagian aspek yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan

serta hasil ataupun keahlian taraf yang sudah dicapai peserta didik sesudah

menjajaki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan tingkah laku, keahlian dan pengetahuan serta setelah itu diukur

dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka ataupun statement.

(Muhibbin Syah, n.d.)

Prestasi belajar sebagai penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang

dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam

periode tertentu(Sutratinah Tirtonegoro, n.d.).Prestasi belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran.

Prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan pembelajaran

yang dapat mengetahui perubahan yang dicapai oleh seseorang

peserta didik yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun

kalimat sebagai ukuran tingkat keberhasilan peserta didik.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain sebagai

berikut:

1. Pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul

2. Perkembangan dan pengukuran otak

16
3. Kecerdasan (intelegensi) emosional(Ahmad Syafi’i, n.d.)

Faktor yang mempengaruhi prestasi dalam belajar digolongkan secara

rinci menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal.

1. Faktor internal

(1) Faktor jasmani. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya

(2) Faktor psikologi, antara lain:

a. Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat

dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b. Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, dan emosi

(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

2. Faktor eksternal

(1) Faktor sosial yang terdiri atas

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat

d. Lingkungan kelompok

(2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian

17
(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

(Abu Ahmadi, n.d.)

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahsa latin medius yang secara hariah berati tengah

“perantara atau pengantar”. Media yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. Media adalah alat bantu apa

saja yang dapat dijadikan sebagai penyaluran pesan guna mencapai tujuan

pengajaran. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang

menjadikan seseorang belajar. Jadi, media pembelajaran adalah media yang

digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan

peserta didik agar tujuan pengajaran tercapai.1 Media pembelajaran adalah sebagai

komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang

peserta didik untuk belajar mengajar dan sarana fisik yang mengandung materi

pelajaran. Dalam artian biasanya media pembelajaran yaitu sebagai benda-benda

yang dibawa masuk ke ruang kelas untuk membantu efektivitas proses belajar

mengajar.Dapat diartikan juga media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan, dan sebagai komponen sumber belajar

di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar

dan juga merangsang terjadinya proses belajar mengajar. Dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis

dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan pesan kepada

peserta didik dan dapat membantu guru untuk mempermudah dalam penyampaian

1
Asrorul Mais, Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (Jakarta: CV Pustaka Abadi,
2016)

18
materi pelajaran sehingga memudahkan pencapaian dalam tjuan pembelajaran

yang telah di rumuskan.

2. Macam-macam Media Pembelajaran

Jenis-jenis media secara umum dibagi menjadi:

1. Media visual: media visual adalah media yang bisa dilihat. Media ini

mengandalkan indra penglihatan. Contoh media foto, gambar, komik,

gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatus, alat peraga dan

sebagainya.

2. Media audia: media audio adalah media yang bisa di dengar. Media ini

mengandalkan indra telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik

dan lagu, alat musik, siaran radio, dan kaset suara atau CD dan sebagainya.

3. Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar

dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakan indra pendengaran

dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementarsan,

VIDEO, televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD.

4. Multimedia: multimedia adalah semua jenis media yang terangkum

menjadi satu. Contohnya internet, artinya mengaplikasikan semua media

yang ada termasuk pembelajaran jarak jauh.2

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam beberapa pertimbangan mengapa seseorang melakukan pemilihan media

adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tujuan maka media tersebut digunakan.

Tetapi dalam aplikasinya tidak sesederhana itu, diperlukannya satu pengkajian

yang mendalam untuk sampai pada ketepatan dalam memilih media. Adapun
2
satrianawati, Media Dan Sumber Belajar.

19
kriteria umum yang mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses

pendidikan sebagai berikut:

a. Kesesuaian dengan tujuan Perlu dikaji tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

dalam suatu kegiatan pembelajaran.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Bahan atau kajian apa yang akan

diajarkan pada program pembelajarn tersebut. Dengan perimbangan lainnya dari

bahan atau pokok bahasan sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai.

c. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran atau peserta didik Harus

mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Dan harus

mempertimbangkan aspek kemampuan awal siswa, budaya maupun kebiasaan

peserta didik, serta pemahaman yang dimiliki peserta didik sebgai hasil belajarnya

dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut.

d. Kesesuian dengan teori Media yang harus digunakan harus merupakan bagian

terstruktur dari keseluruhan proses pembelajaran, yang berfungsi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

e. Kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik. Dalam kriteria ini didasarkan

atas kondisi psikologi peserta didik, bahwa peserta didik belajar dipengaruhi pula

oleh gaya belajar peserta didik.

f. Kesesuaian dengan kondisi, fasilitas, pendukung dan waktu yang tersedia Guru

pun harus memiliki kemampuan untuk menggunakan media dengan baik dan

harus dipersiapkan juga fasilitas dan waktunya. Dan adapun kriteria khusus dalam

memilih media pembelajaran yang dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION

yaaitu akronim dari:

20
a. Access

Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Semisal

kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu

ada saluran untuk koneksi ke internet?. Dalam hal ini media harus merupakan

bagian dalam interaksi dan aktivitas peserta didik, bukan hanya guru yang

menggunakan media tersebut.

b.Cost

Biaya juga dipertimbangkan, pada umumnya media canggih biasanya cenderung

mahal. Meia yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai betul

materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek untuk dijadikan sebagai

media dengan biaya yang murah namun efektif.

c. Technology

Perlu diperhatikan apakah teknologinya tersedia mudah menggunakannya? Dan

apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?

d. Interactivity

Media yang baik dapat muncul komunikasi antara dua arah atau interaktivitas.

e. Organization

Pertimbangan yang penting juga yaitu ukungan organisasi. Semisal, apakah

pimpinan sekolah atau yayasan mendukung?

21
f. Novelty

Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi peserta didik.

Diantaranya media yang relatif baru adalah media yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.3

Dapat diartikan bahwa dalam kriteria memilih media pembelajaran harus dilihat

dari guru dan peserta didiknya yang dimana guru harus mempersipkannya dengan

semaksimal mungkin dan harus dilihat terlebih dahulu kemampuan peserta

didiknya dan dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tidak bosan dalam

mengikuti pembelajaran.

4. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam perkembangan konsep pendekatan sistem dan pemanfaatan media

tak lepas dari perkembangan teknologi pendidikan. Manfaat media

pembelajaran sebagai berikut:

a. Dalam pradigma pertama, medai pembelajaran sama dengan alat peraga

audiovisual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya.

b. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai suatu yang diperluas

secara sistemik serta berpegang kepada kaidah komunikasi.

c. Dalam peradigma ketiga, media dipandang sebagai sessuatu integral

dalam sistem pembelajaran dan karena itu menginginkan perubahan pada

faktor-faktor lain dalam proses pembelajaran.

3
Rudi Susilana, Media Pembelajran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan Dan Penilaian
(Bandung: CV Wacana Prima, 2009).

22
d. Dalam paradigma keempat, media dipandang sebagai salah satu sumber

yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan atau dimanfaatkan

untuk belajar. 4

Adapun beberapa manfaat media dalam proses berlajar siswa, yaitu:

a. Dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik karena pengajaran

akan lebih menarik perhatian mereka.

b. Makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat

dipahami peserta didik dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta

pencapaian tujuuan pengajaran.

c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan

atas komunikasi verbal melalui kata-kata.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar,

tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan,

melakukan langsung, dan memerankan.5

Dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk

memudahkan peserta didik dalam kegiatan belajar yang diberikan oleh guru, dapat

menumbuhkan motivasi belajar kepada peserta didik dan dalam metode mengajar

dapat bervariasi bahan ajar pun menjadi lebih jelas dipahami oleh peserta didik.

4
Nizwardi Jalinus, Media Dan Sumber Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2016).
5
Ibid.

23
D. power point

1. Power point Salah satu alat peraga yang dapat digunakan untuk

mendukung presentasi adalah komputer.Adapun salah satu prangkat lunak

yang bisa dipakai untuk menciptakan bahan presentasi adalah power pont

yang merupakan bagian dari Microsoft office.Dengan menggunakan

software ini, seseorang dapat menuangkan ide-ide cemerlang dalam bentuk

visual yang menarik dalam waktu yang singkat. Pengertian Ms Power

point adalah salah satu program aplikasi microsoft office yang berguna

untuk membuat presentasi dalam bentuk slide.

Aplikasi ini biasanya digunakan untuk keperluan presentasi, mengajar, dan

untuk membuat animasi sederhana.pengertian dan fungsi microsoft

powerpoint Hadirnya Powerpoint menggantikan cara presentasi kuno

yaitu dengan transparasi proyektor atau biasa disebut OHP (Over Head

Proyector). Dengan adanya Ms Powerpoint, membuat presentasi menjadi

sangat mudah karena didukung dengan fitur fitur yang canggih dan

menarik.

Fungsi Microsoft Powerpoint adalah Membuat presentasi dalam bentuk

slide-slide Menambahkan audio,video,gambar dan animasi dalam

presentasi sehingga presentasi menjadi lebih menarik dan hidup.

Mempermudah dalam mengatur dan mencetak slide Membuat presentasi

dalam bentuk softcopy sehingga dapat diakses melalui perangkat

computer. Power point menawarkan kemudahan-kemudahan dalam

membuat bahan presentasi yang berbentuk elektronis.

24
Pada setiap halaman presentasi (slide), dapat disisipkan komponen-

komponen multimedia yang meliputi: Teks, grafik dan gambar, foto,

suara, film/video. Sejarah Microsoft Powerpoint pertama kali

dikembangkan oleh Bob Gaskins & Dennis Austin. Pada masa itu

Microsoft Powerpoint digunakan sebagai presenter untuk perusahaan

bernama Forethought, Inc yang kemudian diubah namanya menjadi

Powerpoint. Versi pertama Powerpoint, Powerpoint 1.0 dirilis pada tahun

1087.

Saat itu dirilis untuk sistem operasi Apple Macintosh.Powerpoint msih

menggunakan warna hitam putih, yang dapat membuat halaman teks &

grafik untuk OHP (Overhead Projector). Versi berikutnya muncul setahun

kemudian dengan dukungan warna. Pada 31 Juli 1987, Microsoft

mengakuisisi Forethought, Inc dan perangkat lunaknya, Powerpoint,

seharga 14 juta dollar.

Setelah itu versi Powerpoint 2.0 muncul ke pasaran pada tahun 1990.Sejak

saat itu Powerpoint telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam

paket Microsoft Office.

Kelebihan media power point Microsoft Power point di dalam proses

belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

 Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi,baikanimasi teks maupun animasi gambar atau foto.

 Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

 Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

25
 Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

 Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara

berulang-ulang.

 Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /

Disket/Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa kemana-mana. 2)

Kelemahan media power point Di samping itu, Microsoft Power point

memiliki beberapa Kekurangan diantaranya :

 Kelemahan Microsoft PowerPoint Harganya mahal. (Gratis jika anda

menggunakan versi bajakan).

 Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.

 Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para

pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan

PCtersebut.

 Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”),

makakemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor

kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PCtersebut.

Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan

untukmengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak

banyakhambatan. Menurut Diana Zaku(2013).

26
Kelebihan menggunakan media power pointdi dalam pembelajaranitu

lebih baik dari pada pembelajaran tanpa menggunakan program

PowerPoint baik dari gaya belajar juga dari prestasi siswa. Selain hasil

penelitian tersebut Microsoft PowerPoint juga memiliki beberapa

kunggulan yang membuatnya pantas digunakan sebagai media belajar.

Beberapa kelebihan tersebut antara lain :

a) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan

animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

b) Lebih merangsang peserta didik untuk mengetahui lebih jauh

informasi tentang bahan ajar yang tersaji.

c) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

d) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

e) Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara

berulang- uang

f) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD /

Disket / Flashdisk), sehingga praktis untuk di bawa kemana-mana.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan

presentasi dengan menggunakan Microsoft PowerPoint diantaranya:

1. Jangan terlalu banyak tulisan yang ditampilkan.

2. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.

3. Seimbangkan antara gambar dan animasi dengan bahan ajar yang

ingin disampaikan.

27
4. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif. Dalam memanfaat

Microsoft PowerPoint sebagai media belajar

ada beberapa tips singkat yang dapat menjadi acuan sehingga proses

belajar menjadi lebih menarik dan memberi kesan elegan dan

professional bagi pendidik :

1. Pergunakan desain yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan dengan

menggunakan slide master, sehingga layout, font, bulleting, dan

animasi pergantian slide menjadi konsisten hingga akhir presentasi.

2. Batasi jumlah baris dalam setiap slide. Jumlah baris dalam slide

yang terlalu banyak menyebabkan silde tersebut menjadi terlalu penuh,

sehingga teks menjadi kecil-kecil. Akibat yang lebih parah, siswa tidak

akan dapat mencerna informasi dalam slide tersebut. Sampaikan poin-

poin pokok dalam setiap slide, kemudian gurulah yang harus

mengembangkan ketika melakukan presentasi.

3. Pergunakan warna teks dan latar belakang yang kontras sehingga

dapat dibaca dengan baik oleh siswa.

4. Pertimbangkan untuk membuat tombol-tombol yang langsung

menghantarkan pada slide tertentu, sehingga bisa melompat maju

ataupun mundur tanpa harus melewati silde demi slide (manfaatkan

hyperlink).

28
5. Satu gambar memberikan puluhan kali lipat informasi, oleh karena

itu sedapat mungkin disajikan secara grafis, misalnya tabel, skema, dll.

PowerPoint dapat diibaratkan sebagai boomerang bagi pendidik/

presentator dalam memanfaatkannya sebagai media belajar. Jika

PowerPoint dimanfaatkan dengan baik atau benar akan sangat

membantu. Terlebih lagi jika pendidik dapat memaksimalkan

kegunaan dan fungsi dari powerpoint itu sendiri dan menggabungkan

dengan aplikasi lain serta kekreatifannya. Kekreatifan dapat dinilai dari

segi keindahan, kejelasan dan pengaturan format powerpoint yang

dilakukan dengan sedemikian sehingga siswa dapat menyimak dan

menerima hasilnya dengan maksimal.

Desain yang simple dan “nyambung” dengan bahan ajar yang disampaikan

menjadi nyawa kedua dari sebuah PowerPoint. Karena seringkali dalam

banyak presentasi dengan menggunakan PowerPoint yang lebih banyak

diperlihatkan adalah desainnya, sehingga pendidik terkadang melakukan

kesalahan kecil yang juga dapat berakibat fatal bagi proses pembelajaran

seperti terlalu banyak memberi gambar yang sebenarnya malah akan

membuat PowerPoint tersebut kacau dan tidak “nyambung”, pemilihan

warna yang kacau sehingga tidak dapat dibaca, font huruf yang terlalu

kecil sehingga sulit dibaca, pengaturan yang salah dan masih banyak lagi.

29
Media belajar dan metode mengajar memang memberi pengaruh yang

besar dalam proses belajar mengajar. Salah satu bentuk pemanfaatan

media tersebut adalah dengan menggunakan Microsoft

PowerPoint.PowerPoint memang memiliki banyak keunggulan dan

memberikan banyak kemudahan.Namun dalam pemanfaatannya

diperlukan juga kebijakan dan kemampuan dari pendidik untuk

memahami, menggunakan dan mengoprasikan segala fitur yang ada pada

PowerPoint secara optimal sehingga mempercepat tercapainya tujuan

pembelajaran.

power point adalah sebuah program komputer yang merupakan software

produk Microsoft yang dikembangkan dan difungsikan untukpembuatan

slide agar memudahkan dalam presentasi yang memiliki beberapa alat

bantu untuk membantu merancang slide sehingga tampil lebih menarik

dan mudah dikendalikan saat presentasi.

Power point tersebut merupakan media yang dapat ditampilkan secara

menarik, mudah dalam pembuatan dan penggunaannya.Dalam

menampilkannya dapat disesuaikan dengan karakteristik materi maupun

kebutuhan siswa yang bisa diubah format atau bentuk tampilannya

sewaktu-waktu. Warna, bentuk tulisan dan gambar dapat dimasukkan dan

diubah-ubah sesuai dengan keadaan dan kondisi yang diharapkan dapat

menarik perhatian siswa serta memudahkan bagi siswa dalam memahami

mareri pembelajaran yang disampaikan sehingga tentunya akan

mempengaruhi dan berdampak positif pada prestasi belajar siswa.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian kualitatif

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa

atau aktifas sosial yang berlangsung di masyarakat. 6Penelitian kualitatif

bersifat induktif, diaman peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan

muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpetasi. Sumber data

dari penelitian ini adalah guru, lingkungan sekolah dan siswa. Penelitian

kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih

kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya di ambil

berdasarkan sampel walaupun demikian, riset kualitatif bisa menyediakan

informasi penting yang kemudian bisa dijelajahi lebih lanjut melalui riset

kuantitatif.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam proses pembelajaran banyak aplikasi bervariasi dalam

penggunaannya, dan aplikasi banyak digunakan oleh guru tentunya

disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dengan menggunakan aplikasi,

pembelajaran lebih mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran

kepada peserta didik. Dan sekarang pun bermanfaat bagi guru untuk

pembelajaran jarak jauh. Guru pun dituntut untuk lebih mahir dalam

informasi teknologi (IT). Adapun dalam kegiatan penutup dalam

pembelajaran guru pun banyak macam cara untuk menyampaikannya.

6
Moleong Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rodakarya

31
Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru seperti Wordwall ,

kahoot, quizziz, proprofs. Tetapi peneliti lebih memilih media aplikasi

wordwall dikarenakan dengan media ini banyak variasi jenis

permainannya, seperti Random Wheel (Roda acak). True or false (Benar

atau salah), Missing Word, Random cards (Kartu acak), Find the Match

(Mencari pandanan), Match up, Whack a-mole, Group short, Hangman,

Anagram, Open the Box, Wordsearch (cari kata), Ballon pop, Unjumble,

Labelled diagram, dan Gameshow Quiz. Dan dapat memudahkan guru

untuk memilih jenis permainannya dan bisa disesuikan dengan

pelajarannya. Dalam penggunaannya dapat dishare langsung melalui link.

Dan menarik peserta didik untuk belajar dan dapat mengerjakan tugasnya

dengan antusias. Dalam evaluasi pembelajaran online pada pembelajaran

daring bukanlah kegiatan ulangan harian, sehingga tidak terlalu

menitikberatkan pada nilai yang diperoleh peserta didik. Dengan kategori

bermain menggunakan aplikasi evaluasi pembelajaran online adalah

bermain aktif, yakni kesenangan yang timbul dari apa yang dilakukan oleh

peserta didik.

C. Lokasi Penelitian

Data sekunder diperoleh dari studi literature berbagai buku, tesis dan

jurnal serta instansi intansi lainnya.

D. Simpulan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penulisan ini yaitu

meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan aplikasi wordwall

pada pembelajaran sejarah. Jenis penelitian ini menggunakan metode

32
penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya

sesuai dengan fakta yang terjadi. Tahapan pengambilan data adalah data

penelitian yang di gunakan sumber data sekunder. Teknik analisis data

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian media pembelajaran wordwall merupakan salah satu

media interaktif yang mudah untuk digunakan, serta dapat meningkatkan

minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran. Media pembelajaran

wordwall dapat dijadikan sebagai salah satu media yang digunakan dalam

pembelajaran daring. Selain penggunaan yang mudah dan murah, media

ini juga memiliki banyak alternatif pilihan dalam menyajikan materi dan

soal. Sehingga para pendidik dapat menggunakan pilihan alternatif lainnya

sebagai variasi lain dalam mengemas materi pelajaran yang lain. Media

yang menyenangkan dan bervariasi akan membuat siswa lebih aktif dan

lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran daring.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Elis Ratna Wulan dan H. A. Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:

Pustaka Setia. 2015.

2. Buku evaluasi pembelajaran dr. Rina febrian, Mp.d

3. Arif Fathurrahman et al., “Peningkatan Efektivtas Pembelajaran Melalui

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dan Teamwork,” Jurnal Manajemen

Pendidikan 7, no. 2 (2019)

4. Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran Afifatu,” Jurnal Pendidikan

Usia Dini 9, no. 1 (2015):

5. Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, ed. Kencana

(Jakarta, 2004).

6. Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, ed. Kencana

(Jakarta, 2004).

7. Nizwardi Jalinus, Media Dan Sumber Pembelajaran (Jakarta: Kencana,

2016).

8. Sherianto, Wordwall, Aplikasi Bermain Sambil Belajar,

(http://www.cocokpedia.net/2020/07/wordwall-aplikasi-bermain-sambil-

belajar.html, diakses pada 28 September 2020 pukul 21.39)

9. Irham Halik, Membuat Games Edukasi dengan Wordwall

(https://irhamhalik.com/membuat-games-edukasi-dengan-word-wall/

diakses pada 28 September 2020 pukul 21.34)

10. Moleong Lexy J., 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Rodakarya Yayah Rokayah, Game Pembelajaran Via Aplikasi

Wordwall

34
11. (https://yayahrokayah.gurusiana.id/article/2020/07/game-pembelajaran-

via-aplikasi- , diakses pada

12. Pepen Supendi dan Nurhidayat, Fun Game (Jakarta: Penebar Plus, 2007)

13. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif

Dan Menyenangkan.

14. Rudi Susilana, Media Pembelajran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan

Dan Penilaian (Bandung: CV Wacana Prima, 2009).

15. Zaiful Rosyid, Prestasi Belajar (Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi,

2019).

16. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004).

17. Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super Normal Dan Program Pendidikannya

(Jakarta: Bina Aksara, 2001)

18. Ahmad Syafi’i, Tri Marfiyanto, and Siti Kholidatur Rodiyah, “Studi

Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang

Mempengaruhi,” Jurnal Komunikasi Pendidikan 2, no. 2 (2018):

19. Firman, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan (Bandung: Impereal Bhakti

Utama, 1987).

20. Suhery, Trimardi Putra, and Jasmalinda, “Jurnal Inovasi Penelitian,”

Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3 (2020)

21. Oktafia Ika Handarini and Siti Sri Wulandari, “Pembelajaran Daring

Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19,”

Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8, no. 3 (2020)

35
22. Nunu Mahnun, “Implementasi Pembelajaran Online Dan Optimalisasi

Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Online Di Perguruan Tinggi Islam

Dalam Mewujudkan World Class University,” IJEM: Kajian Teori dan

Hasil Penelitian Pendidikan 1, no. 1 (2018):

36

Anda mungkin juga menyukai