Anda di halaman 1dari 82

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Danpusterad


Nomor Kep/ / VIII / 2019
PUSAT TERITORIAL
Tanggal Agustus 2019

BINTER SAT NON KOWIL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Melaksanakan pemberdayaaan Wilayah pertahanan di Darat sesuai


UU no 34/2004 psl 8 d merupakan tugas TNI AD, yaitu membantu pemerintah
menyiapkan potensi Nasional menjadi kekuatan pertahanan untuk
melaksanakan OMP dengan cara membantu pemerintah menyelenggarakan
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan memberdayakan Rakyat
sebagai kekuatan pendukung. Secara substansi, binter yang dilakukan TNI
AD merupakan amanat undang-undang, karena pada hakekatnya
penyelenggaraan binter TNI AD merupakan pelaksanaan tugas
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat yang diselenggarakan oleh
satuan komando kewilayahan. Maka sesuai dengan Doktrin KEP , binter
merupakan fungsi utama TNI AD dalam rangka mewujudkan ruang, alat dan
kondisi juang yang tangguh serta kemanunggalan TNI-Rakyat kepentingan
Hanneg di darat.

b. Mengingat pentingnya binter bagi TNI AD, maka seluruh satuan jajaran
TNI AD harus mampu menyelenggarakan pembinaan teritorial secara tepat
dan benar, sehingga tugas pembinaan territorial bukan hanya dilaksanakan
oleh satuan kowil tetapi juga dilaksanakan oleh satuan non kowil, dimana
penanggung jawab utamanya tetap berada pada komando kewilayahan. Agar
satuan non kowil dilapangan, memahami dan mampu mengimplementasikan
tugas-tugas pembinaan territorial, sehingga dapat mengeliminir permasalahan
yang saat ini terjadi akibat adanya pembatasan dalam bentuk radius
pembinaan wilayah oleh sat non kowil, penyebutan terbatas dalam

RAHASIA
2

pembinaan territorial dan tidak adanya pejabat di satuan non kowil yang
menangani khusus pelaksanaan binter, sehingga dalam pelaksanaannya
ditemukan tumpang tindih pelaksana tugas dan wilayah binaan yang
berakibat pada tidak optimalnya pelaksanaan binter satuan Non Kowil.

c. Agar Bintara Siswa memahami tentang Binter Satnonkowil, maka


perlu disusun Naskah Sekolah (NS) tentang Binter Satnonkowil yang akan
digunakan sebagai pedoman dalam rangka proses belajar mengajar
Pendidikan BintaraTeritorial di Pusdikter Pusterad.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah (NS) ini disusun dengan maksud untuk


dijadikan bahan ajaran dalam Pendidikan Bintara Teritorial.

b. Tujuan. Agar Bintara Siswa Pendidikan Bintara Teritorial memahami


tentang pengetahuan Binter Satnonkowil sebagai bekal dalam pelaksanaan
tugas di satuan.

3. Ruang lingkup dan Tata Urut.

a. Pendahuluan.

b. Ketentuan Umum.

c. Kegiatan yang dilaksanakan.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan.

e. Pengawasan dan Pengendalian.

f. Penutup.

4. Pengertian.

a. Binter TNI AD. Kegiatan TNI AD dalam membina hubungan


dengan segenap lapisan masyarakat, sehingga tercipta Kemanunggalan TNI
Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara matra
darat.
3

b. Binter Satnon kowil. Adalah segala usaha, pekerjaan dan


kegiatan pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh Satnonkowil TNI AD
disekitar pangkalan maupun sekitar wilayah penugasan dimana Satnonkowil
tersebut ditugaskan atau di wilayah yang sudah ditentukan oleh Dansatkowil,
yang dilaksanakan bersama instansi/komponen bangsa lainnya secara
terencana, terkoordinasi dan sinergis dalam rangka mendukung tercapainya
tugas pokok satuan.

c. Satuan Non Komando Kewilayahan. Adalah satuan tempur, satuan


bantuan tempur, satuan bantuan administrasi dan badan pelaksana pusat TNI
AD serta badan pelaksana di tingkat daerah yang menyelenggarakan
pembinaan teritorial satuan.

d. Satkowil. Adalah seluruh satuan jajaran TNI AD yang sudah


tergelar diseluruh wilayah dan mempunyai tugas untuk melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat, dalam rangka mewujudkan
ruang, alat, dan kondisi juang serta kemanunggalan TNI-Rakyat yang
tangguh untuk kepentingan pertahanan negara.

e. Fungsi Utama. Fungsi utama adalah pekerjaan utama dalam suatu


organisasi yang menjadi pokok penentu batas ruang lingkup tugas organisasi
tersebut. (kamus istilah militer di lingkungan TNI AD).

f. Kemanunggalan TNI Rakyat. Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah


suatu keadaan atau sikap prilaku yang menyatu dari atau bersatu padunya
TNI rakyat, baik secara lahir maupun batin dalam rangka mengwujudkan
ketahanan nasional untuk mencapai tujuan nasional.(kamus istilah militer di
lingkungan TNI AD ).

g. Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara. Kesadaran berbangsa dan


bernegara adalah kesadaran sebagai bangsa dan warga Negara Indonesia
dalam bentuk tingkah laku, sikap dan kehidupan pribadi di lingkungan
pemukiman dalam bermasyarakat, sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia dengan selalu mengaitkan dirinya terhadap pencapaian cita-cita
4

dan tujuan bangsa Indonesia, memiliki kesadaran pentingnya kesatuan dan


persatuan, mencintai budaya bangsa serta selalu mengutamakan
kepentinggan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.

h. Komando Kewilayahan (Kowil). Adalah komando yang


mendapat tugas pokok pemeliharaan keadaan dan penyelenggaraan
administrasi dalam suatu daerah tertentu. (Kamus Istilah Militer di lingkungan
TNI AD).

i. Potensi. Potensi adalah sumber daya yang belum dibina (kamus


istilah militer di lingkungan TNI AD).

j. Program Binter. Program binter adalah merupakan pembulatan dan


rumusan sasaran yang akan di capai atau di wujudkan melalui
penyelenggaraan pembinaan territorial dengan memperhitungkan berbagai
faktor yang mempengaruhi baik yang berasal komando atas, perkembangan
lingkungan dan hal-hal yang perlu diwaspadai maupun hal-hal khusus yang di
perkirakan dapat timbul dalam tahun yang bersangkutan.(bujuknik sisrendal
binter tahun 2003).

k. Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).System pertahanan semesta


adalah sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga Negara, wilayah
dan sumberdaya nasional lainnya yang di selenggarakan secara
total,terpadu,terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.

l. Upaya Bela Negara. Upaya bela Negara adalah sikap dan prilaku
warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara ke satuan
republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Upaya bela
Negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia,juga kehormatan bagi
setiap warga Negara yang di laksanakan dengan penuh kesadaran,tanggung
5

jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada Negara dan bangsa (UU
No 3 Tahun 2002 tentang pertahan Negara).

m. Wawasan Kebangsaan. Wawasan kebangsaan yaitu cara pandang


suatu bangsa terhadap negaranya yang berorientasi kepada sifat
nasionallisme atau kebangsaan dan merupakan suatu kesepakatan bangsa.
(bujukin binter nomor skep/98/V/2007 tanggal 16 mei 2007).

n. Geografi. Geografi adalah wilayah pertahanan yang mampu


memberikan ruang gerak bagi pasukan sendiri dan sumberdaya yang ada di
atas nya diberdayakan sebagai logistik wilayah untuk kepentingan pertahanan
Negara ( bujukin binter nomor skep/98/V/2007 tanggal 16 mei 2007).

BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Umum. Binter sebagai salah satu fungsi utama TNI AD mengatur dan
memberikan batas-batas ruang lingkup yang terkait dengan apa yang harus
dilaksanakan oleh satuan Non Kowil dalam melaksanakan binter. Untuk kejelasan
berbagai hal terkait dengan binter, agar pelaksanaannya bias dipahami secara benar
sesuai peraturan perundang-undangan, maka perlu adanya pedoman tentang binter
satuan Non Kowil yang berisi tujuan, sasaran, sifat, pengorganisasian, tugas dan
tanggung jawab, methoda dan teknik, alat peralatan, obyek pembinaan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi.

6. Tujuan Binter Satuan Non Kowil. Untuk mewujudkan ruang, alat dan
kondisi juang yang tangguh serta kemanunggalan TNI-Rakyat di wilayah-wilayah
sekitar pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta
wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

7. Sasaran Binter Satuan Non Kowil. Sasaran yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan binter satuan Non Kowil adalah :
6

a. Terwujudnya ruang juang yang tangguh pada wilayah-wilayah sekitar


pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta
wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

b. Terwujudnya alat juang yang tangguh berupa dukungan masyarakat di


wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan
daerah operasi serta wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan
dengan Satkowil setempat.

c. Terwujudnya kondisi juang yang tangguh berupa kondisi dinamis


dalam aspek ipoleksubhankam masyarakat di wilayah-wilayah sekitar
pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta
wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

d. Terwujudnya kemanunggalan TNI-Rakyat berupa ikatan yang kokoh


dan kuat serta bersatu padunya TNI-Rakyat, baik secara fisik maupun non
fisik.

8. Sifat Binter Satuan Non Kowil. Pembinaan territorial yang dilaksanakan


oleh satuan Non Komando kewilayahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Terkoordinasi dan Terpadu. Kegiatan Binter Satnonkowil harus di


koordinasikan dan dipadukan dengan kegiatan pihak-pihak terkait di wilayah
antara lain program Binter Satkowil, program pembangunan Pemda, instansi
vertikal di daerah dan kegiatan-kegiatan sosial pihak swasta.

b. Terencana dan Terprogram. Kegiatan Binter Satnonkowil harus


direncanakan dengan baik dan dimasukan dalam program anggaran kegiatan
satuan pada setiap tahun anggaran.

c. Sederhana. Kegiatan dilaksanakan secara sederhana, baik dalam


perencanaan, pengorganisasian maupun pelaksanaannya disesuaikan
dengan sasaran yang akan dicapai.
7

d. Terbatas. Memiliki keterbatasan pada wewenang, tugas dan


tanggung jawab serta terbatasnya kemampuan sarana dan prasarana yang
digunakan.

e. Fleksibel/Kenyal. Pelaksanaan disesuaikan dengan situasi, kondisi


dan dinamika yang berkembang di wilayah sekitar.

f. Tepat dan Jelas (Nyata). Kegiatan yang dilaksanakan harus dapat


dirasakan dan bermanfaat langsung oleh masyarakat di wilayah sekitar.

g. Terus Menerus. Dilaksanakan sepanjang masa dan


berkesinambungan sehingga berhasil guna dan berdaya guna.

9. Peranan.

a. Peran ke dalam (dalam rangka sistem pembinaan prajurit TNI AD).

1) Membina dan membentuk sikap teritorial prajurit satuan dalam


rangka mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

2) Mewujudkan kondisi yang kondusif di lingkungan satuan, dalam


rangka mendukung terlaksananya tugas pokok satuan.

b. Peran ke luar (dalam rangka pembinaan ketahanan wilayah dan


pertahanan negara aspek darat).

1) Membantu terlaksananya program Binter yang diprogramkan


oleh komando kewilayahan setempat guna terwujudnya sasaran
Binter.

2) Membantu terlaksananya program pembangunan daerah yang


dilaksanakan oleh Pemda setempat.

3) Mewujudkan ketahanan wilayah di daerah sekitar satuan.


8

10. Wilayah dan Obyek Pembinaan.

a. Wilayah Pembinaan.

1) Wilayah disekitar pangkalan;

2) Wilayah disekitar daerah penugasan; dan

3) Wilayah yang telah dikoordinasikan/ditentukan bersama dengan


DanSatkowil.

b. Obyek Pembinaan.

1) Geografi.

2) Demografi.

3) Kondisi sosial.

11. Organisasi.
a. Struktur Organisasi.

KASAD

KOTAMA KOTAMAPUS/BALAKPUS/
(KOWIL) LEMDIKPUS (NON KOWIL)

SAT NON SAT KOWIL SAT NON


KOWIL KOWIL

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
- Satkowil : Korem, Kodim, Koramil.
- SatNon Kowil :
- Satpur/Banpur :Brigif/Grup/Resimen, Yonif/Den, Kompi.
- Balak : Direktorat/Dinas/Jawatan.
9

b. Susunan Organisasi. Dalam penyelenggaraan Binter Satnonkowil,


organisasi disusun menyesuaikan dengan jumlah Satnonkowil yang berada di
wilayahnya adalah sebagai berikut:

1) Penanggung jawab Binter Satnonkowil : Kasad.

2) Koordinator Binter Satnonkowil:

a) Kotamawil : Pangdam.

b) Satkowil : Dan Satkowil.

3) Pelaksana Binter Satnonkowil:

a) Kotamapus/Balakpus/Lemdikpus : Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.

b) Satnonkowil : Dan Satnonkowil.

12. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Kasad.

1) Menentukan kebijaksanaan dan strategi pembinaan teritorial


TNI AD.

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan pembinaan teritorial.

3) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Panglima


TNI.

b. Pangdam.

1) Merumuskan program kerja dan anggaran pembinaan teritorial


Kodam.
10

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan pembinaan teritorial Satnonkowil diwilayahnya.

3) Melakukan koordinasi dengan Pemda dan instansi terkait serta


komponen bangsa lainnya sehingga penyelenggaraan Binter
Satnonkowil dapat berjalan dengan baik.

4) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Kasad.

c. Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.

1) Merumuskan dan mengkoordinasikan rencana kegiatan


pembinaan teritorial satuan jajarannya dengan Kotamawil.

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan pembinaan teritorial Satnonkowil oleh
jajarannya.

3) Melakukan koordinasi dengan satuan komando kewilayahan


setempat untuk sinkronisasi rencana kegiatan Binter satuan dengan
program BinterSatkowil serta koordinasi tentang wilayah-wilayah
binaan.

4) Menyelenggarakan Pembinaan Teritorial Satnonkowil.

5) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Kasad.

d. Dansatkowil.

1) Merencanakan/menentukan sasaran Binter dan wilayah binaan


Satnonkowil yang ada di wilayahnya.

2) Mengoordinir kegiatan pembinaan teritorial Satnonkowil yang


ada di wilayahnya.
11

3) Membantu/memfasilitasi terselenggaranya komunikasi antara


Satnonkowil dengan Pemda, instansi terkait, pihak swasta dan
masyarakat dalam rangka penyelenggaraan Binter Satnonkowil.

4) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada Panglima/


komandan atasan.

e. Dansatnonkowil.

1) Merencanakan kegiatan Binter satuan sesuai hasil koordinasi


dengan Dansatkowil serta pihak-pihak terkait lainnya.

2) Mengoordinasikan rencana kegiatan Binter Satnonkowil yang


telah disusun dengan Dansatkowil dan pihak-pihak terkait lainnya.

3) Melaporkan hasil pelaksanaan Binter Satnonkowil kepada


Dansat atasan secara hierarki dengan tembusan Dansatkowil
setempat.

4) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan Pembinaan Teritorial Satnonkowil oleh
jajarannya.

5) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada komando


atasannya.

13. Syarat Personel. Setiap prajurit Satnonkowil merupakan insan teritorial,


untuk dapat melaksanakan Binter secara berhasil guna dan berdaya guna
diperlukan personel yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki integritas kepribadian sebagai prajurit pejuang sesuai dengan


jiwa sapta marga, sumpah prajurit, 8 (delapan) wajib TNI dan 11 (sebelas)
azas kepemimpinan TNI.
12

b. Kehadirannya dapat diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat disekitar


satuan dengan kata lain ada rasa kemanunggalan TNI-Rakyat.

c. Memahami situasi, kondisi lingkungan termasuk hubungan sosial


masyarakat dan permasalahannya, adat istiadat dan budaya masyarakat
yang ada di wilayah.

d. Mengenal dengan baik aparat pemerintah dan tokoh masyarakat yang


ada dalam lingkungannya serta mampu mengajak untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan Binter Satnonkowil.

e. Dapat membuat rencana kegiatan pembinaan teritorial yang


dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

f. Dapat melaksanakan komunikasi dengan berbagai komponen


masyarakat dan aparat di wilayah.

g. Menguasai lima kemampuan teritorial sebagai berikut:

1) Kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

2) Kemampuan manajemen teritorial.

3) Kemampuan penguasaan wilayah.

4) Kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

5) Kemampuan komunikasi sosial.

h. Memiliki dan mampu mengamalkan sikap teritorial.

i. Prajurit yang melaksanakan Binter harus mengerti dan dapat


menggunakan teknologi informasi dalam mendukung pelaksanaan tugas
Binter Satnonkowil.
13

14. Metoda dan Teknik

a. Metoda. Metoda pembinaan territorial satuan non kowil, pada


prinsipnya sama dengan metoda pembinaan territorial satuan kowil yaitu :

1) Bhakti TNI. Bhakti TNI dalam kegiatan binter adalah upaya,


pekerjaan dan kegiatan yang di selenggarakan oleh satuan jajaran TNI
AD dalam membantu menyelenggarakan kegiatan bantuan
kemanusiaan untuk menangani masalah-masalah social atas
permintaan instansi terkait dan atau inisiatif sendiri dan
terkoordinasikan, serta berbagai hal yang terkait dengan penyiapan
wilayah pertahanan di darat dan kekuatan pendukungnya yang
dilaksanakan baik secara berdiri sendiri mupun bersama sama dengan
instansi terkait dan komponen masyarakat lainnya.

2) Bintahwil. Bintahwil dalam kegiatan binter adalah upaya,


pekerjaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan jajaran TNI
AD dalam rangka mewujudkan pertahanan maupun kekuatan
pendukung yang memeliki ketahanan dalam semua aspek kehidupan
dan memiliki kemampuan dan ketrampilan serta upaya bela Negara,
untuk menangkal setiap ancaman dan gangguan yang membahayakan
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI yang dilaksanakan sesuai
kewenangan peraturan perundang undangan.

3) Komsos. Komunikasi sosial dalam kegiatan Binter adalah


upaya pekerjaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan
jajaran TNI AD guna penyampaian pikiran dan pandangannya yang
terkait dengan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat yang
meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya serta
membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan
kemanunggalan TNI Rakyat.

b. Teknik. Penerapan teknik Binter Satuan non kowil mencerminkan


seni dan kepemimpinan dari Komandan Satuan. Teknik pembinaan
14

dilaksanakan melalui pendekatan, ajakan dan kegiatan kegiatan lainnya


berupa :
1) Latihan.
2) Anjangsana.
3) Pentas seni budaya.
4) Wisata militer/pameran.
5) tatap muka/ceramah.
6) Kegiatan bersama/gotong royong.

15. Sarana Prasarana. Dalam pelaksanaan Binter Satnonkowil menggunakan


alat peralatan serta sarana dan prasarana yang ada di satuan maupun di wilayah,
setelah melaksanakan koordinasi antara Dan Satkowil, instansi terkait dan
masyarakat setempat.

16. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.

a. Faktor Internal.

1) Disiplin prajurit satuan yang akan melaksanakan Binter


Satnonkowil.

2) Sikap mental anggota satuan untuk mewujudkan diri sebagai


tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional yang senantiasa
berfikir, bersikap dan bertindak membela kepentingan rakyat.

3) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap


prajurit dalam melaksanakan kegiatan Binter Satnonkowil.

4) Padatnya penugasan satuan.

5) Alat peralatan yang terbatas.

b. Faktor Eksternal.

1) Pola sikap dan perilaku masyarakat yang ada disekitar tempat


diselenggarakannya kegiatan Binter Satnonkowil.
15

2) Adat istiadat dan budaya masyarakat di wilayah tanggung


jawabnya.

3) Tingkat ekonomi masyarakat sekitar satuan.

4) Kondisi alam.

5) Perkembangan ilpengtek yang ada di masyarakat.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

17. Umum. Agar pelaksanaan Binter Satnonkowil dapat mencapai sasaran


yang ditetapkan, dalam pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan komunikasi
sosial, pembinaan perlawanan wilayah dan bakti TNI.

18. Komunikasi Sosial. Komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh


Satnonkowil adalah kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan keeratan
hubungan dengan masyarakat sekitarnya guna terwujudnya saling pengertian dan
kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam rangka mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD.
Pelaksanaan komsos dalam Binter Satnonkowil melalui tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan komsos


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan Satnonkowil dalam penentuan
obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan komsos yang akan dilaksanakan oleh


satuan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil, instansi terkait/Pemda


setempat tentang rencana kegiatan komsos meliputi obyek, jenis kegiatan,
16

waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang terlibat dan sarana


prasarana yang diperlukan.

3) Membuat rencana kegiatan komsos sesuai hasil koordinasi dan


pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

b. Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan sebelumnya


agar pelaksanaan komsos dapat berjalan dengan lancar antara lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang akan


dilaksanakan.

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan


ketentuan yang berlaku di wilayah.

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan komsos.

4) Menyiapkan materi komsos sesuai dengan tujuan dan sasaran yang


ingin dicapai.

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai kegiatan


yang akan dilaksanakan.

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan Online


dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka komsos antara


lain: tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional sesuai fungsi,
olah raga bersama, wisata militer dan pameran Alutsista, membentuk keluarga
asuh di masyarakat, loka karya, membuat Website satuan dan group media Online,
anjangsana, membentuk club profesi/club pecinta hobi dan kegiatan komsos
lainnya bisa dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan situasi dan kondisi serta
inisiatif dan kreativitas komandan satuan.
17

1) Tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional sesuai


fungsi antara lain.

a) Satpur/Banpur. Tatap muka dilaksanakan terhadap para


tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan dan daerah
penugasan untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan tugas
satuan.

b) Satbanmin. Tatap muka dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan Tupoksi satuannya.

(1) Satuan perhubungan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik, metal,
senjata, munisi, bahan peledak, otomotif dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para medis,
rumah sakit, klinik dan sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan komsos dengan


tokoh masyarakat di sekitar satuan, kepolisian, kejaksaan,
POM AL dan AU, kelompok penggemar motor besar dan
sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan komsos


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli administrasi, tulis
menulis, arsip, dosir, manajemen dan sebagainya.
18

(6) Satuan topografi melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya.

(8) Satuan keuangan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan komsos dengan


organisasi pembina olah raga.

(10) Satuan bintal melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para
da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan komsos dengan tokoh


masyarakat disekitar satuan, kelompok organisasi profesi
psikologi, lembaga/badan penelitian bidang psikologi, civitas
akademika fakultas psikologi perguruan tinggi dan lain-lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


komsos dengan masyarakat sekitar, organisasi profesi
dibidang riset, lembaga penelitian perguruan tinggi dan lain-
lain.
19

(13) Satuan sejarah melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media Online
dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media Online dan
sebagainya.

(16) Satuan bekang melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan, pertekstilan,
makanan, pertukangan, perkayuan dan sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan komsos


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Menerima kehadiran tokoh masyarakat yang telah diundang


pada waktu dan tempat yang telah direncanakan. Para tokoh yang
diundang dalam kegiatan tatap muka sesuai dengan rencana dan
persiapan diterima dengan baik sehingga tercipta suasana
kekeluargaan dan kebersamaan.
20

d) Menyampaikan maksud dan tujuan serta inti materi tatap


muka yang sudah dipersiapkan. Dalam kegiatan tatap muka
komandan satuan bisa menyampaikan pesan-pesan yang sudah
direncanakan dan dipersiapkan antara lain tentang: wawasan
kebangsaan, hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara,
perang modern, kewaspadaan nasional terhadap berbagai bentuk
ancaman kedaulatan negara, pentingya kemanunggalan TNI-Rakyat,
program ketahanan pangan, pembinaan teritorial, pengenalan tugas
pokok dan tugas-tugas TNI AD dan lain-lain.

e) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk


menyampaikan aspirasi/pendapat/saran dan tanya jawab tentang
kegiatan satuan.

f) Merumuskan kesimpulan dari hasil tatap muka yang pada


intinya memuat hal-hal sebagai berikut:

(1) Pentingnya pembinaan teritorial bagi kepentingan


kesejahteraan masyarakat dan pertahanan negara.

(2) Perlunya dukungan, kerjasama dan kemanunggalan


TNI-Rakyat dalam penyelenggaraan Binter.

(3) Pentingnya komunikasi yang intensif antara prajurit


TNI dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang timbul di wilayah.

g) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

2) Kegiatan olah raga bersama dengan masyarakat sekitar satuan dan


komunitas profesi sesuai fungsi satuan, antara lain:
21

a) Satpur/Banpur. Kegiatan olah raga bersama dilaksanakan


dengan para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh
agama, pimpinan pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar
pangkalan, daerah latihan dan daerah operasi untuk lebih
mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan.

b) Satbanmin. Kegiatan olah raga bersama dilaksanakan


dengan para tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan
tenaga ahli sesuai dengan Tupoksi satuannya.

(1) Satuan perhubungan melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli
komunikasi, orari, rapi, telepon seluler, operator
telekomunikasi, sound system dan sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik,
metal, bahan peledak dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para
medis, rumah sakit, klinik dan sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan olah raga bersama


dengan tokoh masyarakat disekitar satuan, kepolisian,
kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar motor
besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli
administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, manajemen dan
sebagainya.
22

(6) Satuan topografi melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta,
peralatan batas wilayah, percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum,
advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya.

(8) Satuan keuangan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi pembina olah raga dan lain-lain.

(10) Satuan bintal melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian,
para da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid,
ketua organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus
pure, paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah
dan sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan olah raga bersama


dengan tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok
organisasi profesi psikologi, lembaga/badan penelitian bidang
psikologi, civitas akademika fakultas psikologi perguruan tinggi
dan lain-lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


olah raga bersama dengan tokoh masyarakat disekitar
satuan, organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian
perguruan tinggi dan lain-lain.
23

(13) Satuan sejarah melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah,
arkeolog, museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-
lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media
Online dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media Online dan
sebagainya.

(16) Satuan bekang melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan,
pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan dan
sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
pendidikan, sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen,
lembaga pelatihan, kursus dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Menerima kehadiran peserta/tim olah raga yang telah


diundang pada waktu dan tempat yang telah direncanakan.
Penerimaan dan penyambutan dilakukan dengan semangat
24

kekeluargaan dan kebersamaan sehingga para peserta merasa


menjadi bagian dari keluarga besar satuan.

d) Menyampaikan maksud dan tujuan serta inti dari diadakannya


kegiatan bersama/pertandingan/perlombaan olah raga. Kegiatan olah
raga bersama Satnonkowil dengan masyarakat dan komunitas
profesi sesuai fungsi pada prinsipnya ditujukan untuk mempererat
hubungan kekeluargaan, meningkatkan semangat kebersamaan,
memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani, meningkatkan
prestasi olah raga, mendukung program pemerintah dalam rangka
mengolah ragakan masyarakat dan memasyarakatkan olah raga.

e) Melaksanakan kegiatan olah raga bersama sesuai rencana


persiapan, mulai pembukaan, pelaksanaan sampai dengan selesai.
Jenis-jenis olah raga yang dilaksanakan antara lain: sepeda santai,
jalan santai, senam jantung sehat, lari 5-10 Km, sepeda motor trail
(trabas), of road, pertandingan sepak bola, bola voli, tenis, badminton,
bela diri: karate, pencak silat, tinju, gulat, jujitsu, taekwondo, tarung
drajat, kempo dan lain-lain.

f) Penutupan kegiatan dan pemberian hadiah/piala/piagam bagi


para pemenang. Setelah kegiatan olah raga bersama selesai
dilaksanakan penutupan dengan menyampaikan ucapan terima
kasih atas partisipasi para peserta. Apabila disiapkan
hadiah/piala/piagam bagi para pemenang maka pada saat itu juga
diumumkan dan dibagikan kepada yang berhak menerima.

g) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

3) Wisata militer dan pameran Alutsista dilaksanakan sesuai dengan


fungsi dan kondisi satuan antara lain sebagai berikut:
25

a) Satpur/Banpur. Kegiatan wisata militer dan pameran


Alutsista dilaksanakan dengan: gelar Alutsista satuan (senjata,
ranpur, rantis, pesawat, kaperalatan), demonstrasi ketrampilan
(beladiri, terjun payung, PBB, PPM, defile, bongkar pasang senjata
dll), sambang sekolah/kampus, pameran foto dan film kegiatan di
daerah latihan dan daerah penugasan.

b) Satbanmin. Kegiatan wisata militer dan pameran Alutsista


dilaksanakan sesuai dengan fungsi, situasi dan kondisi satuannya,
antara lain:

(1) Satuan perhubungan melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan alat peralatan
komunikasi dan demontrasi ketrampilan menggunakan dan
merawat peralatan komunikasi, pameran foto dan film
kegiatan di daerah latihan dan daerah penugasan dan lain-
lain.

(2) Satuan peralatan melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan alat peralatan
perbengkelan kendaraan, perawatan/perbaikan senjata,
demonstrasi bongkar pasang mesin, pameran foto dan film
kegiatan satuan dan lain-lain.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan alat peralatan
pelayanan kesehatan, Ambulance, pameran foto dan film
tentang berbagai penyakit dan pengobatannya dan lain-lain.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan ranmor pengawalan,
pakaian seragam CPM, demonstrasi ketrampilan
mengendarai sepeda motor/mobil pengawalan, PBB, PPM,
pameran foto dan film kegiatan polisi militer dan lain-lain.
26

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan wisata militer


dan pameran Alutsista dengan menampilkan foto dan film
kegiatan pelayanan administrasi prajurit TNI AD, penerimaan
pendaftaran prajurit TNI AD dan lain-lain.

(6) Satuan topografi melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan alat peralatan
penginderaan, pemetaan, pembuatan peta, foto dan film
tentang kegiatan pemetaan daerah-daerah perbatasan
Indonesia dan lain-lain.

(7) Satuan hukum melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan memamerkan buku-buku bidang
hukum, demonstrasi tentang proses sidang peradilan disiplin
di satuan, pameran foto dan film kegiatan satuan dan lain-lain.

(8) Satuan keuangan melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan foto dan film
kegiatan satuan dan lain-lain.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan wisata militer


dan pameran Alutsista dengan memamerkan alat peralatan
pembinaan jasmani (lempika, togel rop, tali penyeberangan,
tali rayapan dll), demonstrasi keterampilan jasmani militer
(BDM, yong modo, lempika, rayapan tali satu, rayapan tali
dua, penyebrangan basah, turun hesti, mountenering, turun
tebing, renang militer dsb), pameran foto dan film kegiatan
satuan dan lain-lain.

(10) Satuan bintal melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menggelar pameran buku-buku
keagamaan, kitab suci agama, demontrasi manasik haji,
demonstrasi mengurus jenazah, pameran foto tempat-tempat
suci agama, pameran foto dan film pelaksanaan ibadah haji,
27

ibadah agama islam, hindu, nasrani, budha, pameran foto dan


film kegiatan satuan dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menggelar pameran buku-buku
psikologi, pameran foto dan film kegiatan satuan dan lain-lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


wisata militer dan pameran Alutsista dengan menggelar
pameran buku-buku hasil riset, foto dan film kegiatan satuan
dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan koleksi perpustakaan
militer, pameran koleksi museum militer, pameran foto dan
film sejarah perjuangan TNI dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan alat peralatan
komputer dan IT, buku-buku tentang komputer dan IT, foto
dan film kegiatan satuan dan lain-lain.

(15) Satuan penerangan melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan koleksi liputan media
tentang kegiatan TNI AD, foto dan film kejadian/peristiwa
penting dan lain-lain.

(16) Satuan bekang melaksanakan wisata militer dan


pameran Alutsista dengan menampilkan jenis-jenis bekal
yang diberikan kepada prajurit TNI AD dalam berbagai
penugasan dan latihan, foto dan film kegiatan satuan dan lain-
lain.
28

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan wisata


militer dan pameran Alutsista dengan menampilkan alat
peralatan pendidikan dan latihan, alin/alongin, foto dan film
kegiatan pendidikan serta latihan siswa dan lain-lain.

c) Menerima kehadiran mahasiswa/pelajar, warga masyarakat di


sekitar pangkalan, daerah latihan dan daerah operasi yang akan
berwisata dan melihat pameran pada waktu dan tempat yang telah
direncanakan.

d) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

4) Membentuk keluarga asuh di masyarakat dilaksanakan dengan cara


memerintahkan kepada setiap anggota untuk mencari satu keluarga untuk
dijadikan sebagai keluarga asuh disekitar pangkalan atau menempatkan
anggota di rumah-rumah penduduk pada saat bertugas di daerah
perkampungan/pedalaman misalnya pada saat TMMD. Agar terjadi ikatan
batin dan kekeluargaan antara prajurit dengan warga masyarakat setempat
selama pelaksanaan kegiatan, ULP dan beras dari satuan diserahkan
kepada keluarga yang ditumpangi untuk dimasak bersama. Pada saat
makan juga dilakukan bersama-sama anggota keluarga yang ditumpangi.
Dengan demikian diharapkan dapat tercipta suasana kekeluargaan dan
kebersamaan antara prajurit dengan warga masyarakat di tempat
penugasan. Ikatan kekeluargaan tersebut diharapkan tetap terpelihara pada
saat prajurit kembali kekesatuan, bahkan ketika prajurit yang bersangkutan
sudah pindah tugas di wilayah lain, dengan cara tetap memelihara
komunikasi dan saling mengunjungi. Ikatan batin dan kekeluargaan tersebut
sangat dibutuhkan pada saat di wilayah tersebut terjadi konflik sosial atupun
terjadi ancaman kerusuhan sosial, maka anggota keluarga yang sudah
menjadi keluarga asuh tersebut akan menjadi informan dan juga menjadi
sarana mediasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
29

5) Lokakarya dilaksanakan dengan menggelar pertemuan dengan


berbagai kelompok ahli/profesi/praktisi untuk membahas suatu karya/
pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing satuan antara lain:

a) Satpur/Banpur. Lokakarya dilaksanakan dengan para tokoh


masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan
dan daerah operasi untuk membahas karya/pekerjaan yang akan
dilaksanakan di daerah tersebut. Jenis karya/pekerjaan yang bisa
dijadikan tema, antara lain: masalah peningkatan produksi pertanian,
masalah upaya mewujudkan swasembada pangan, masalah
kelestarian lingkungan, kebersihan lingkungan, normalisasi
sungai/irigasi dan lain-lain.

b) Satbanmin. Lokakarya dilaksanakan dengan para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan Tupoksi satuannya.

(1) Satuan perhubungan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
sistem komunikasi dan perhubungan bersama dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
perbengkelan, perawatan kendaraan, perbaikan senjata
dilakukan bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli
mesin, mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan, pengobatan penyakit, pencegahan
30

penyakit, dilakukan bersama dengan organisasi profesi dan


tenaga ahli kedokteran, para medis, rumah sakit, klinik dan
sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
penegakkan hukum dan disiplin prajurit, tertib lalu lintas bagi
prajurit, dilakukan bersama tokoh masyarakat disekitar
satuan, kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok
penggemar motor besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan lokakarya


untuk membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan
dengan sistem pelayanan administrasi prajurit, sistem
pendaftaran dan seleksi masuk TNI, dilakukan bersama
tenaga ahli administrasi, tulis menulis, arsip, dosir,
manajemen dan sebagainya.

(6) Satuan topografi melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya.

(8) Satuan keuangan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya.
31

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi pembina olah raga dan lain-lain.

(10) Satuan bintal melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para
da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi psikologi, lembaga/badan penelitian bidang
psikologi, civitas akademika fakultas psikologi perguruan
tinggi dan lain-lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


lokakarya untuk membahas masalah karya/pekerjaan yang
berkaitan dengan organisasi profesi bidang riset, lembaga
penelitian perguruan tinggi dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media Online
dan sebagainya.
32

(15) Satuan penerangan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media Online dan
sebagainya.

(16) Satuan bekang melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan,
jasa intendan, pertekstilan, makanan, pertukangan,
perkayuan dan sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan lokakarya


untuk membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan
dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

6) Membuat Website satuan dan group media Online.

a) Satpur/Banpur. Pembuatan Website satuan dilaksanakan


dengan membuka Website di media internet untuk media sosialisasi
kegiatan Binter yang dilaksanakan oleh satuan dengan tetap
memperhatikan faktor keamanan data-data yang tidak diperbolehkan
33

di ekspose keluar. Sedangkan untuk group media Online bisa dibuat


dengan membuat group jejaring sosial antara lain Facebook, Whats
App, Line, Twitter dan sebagainya yang melibatkan anggota satuan
dan warga masyarakat, adat, suku, agama, aparat pemerintah,
ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan dan daerah
operasi untuk lebih mempererat hubungan silaturahmi dan saling
bertukar informasi guna mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan
tugas satuan.

b) Satbanmin. Pembuatan Website dan group media Online


pada prinsipnya sama dengan Satpur/Banpur hanya yang berbeda
adalah isi berita dan informasi yang dimasukkan dalam media Online
di sesuaikan dengan fungsi dan tugas pokok satuan yang
bersangkutan.

7) Anjangsana merupakan salah satu bentuk komunikasi sosial yang


cukup efektif untuk membina dan meningkatkan keeratan hubungan satuan-
satuan TNI AD dengan masyarakat disekitar satuan. Dalam
pelaksanaannya satuan melaksanakan komunikasi dengan masyarakat
sekitar dan komunitas organisasi profesi sesuai dengan fungsi masing-
masing satuan, antara lain sebagai berikut:

a) Satpur/Banpur. Anjangsana dilaksanakan terhadap para


tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan
dan daerah operasi untuk mendapatkan dukungan dalam
pelaksanaan tugas satuan.

b) Satbanmin. Anjangsana dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan Tupoksi satuannya, antara lain:

(1) Satuan perhubungan melaksanakan anjangsana


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari,
34

rapi, telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system


dan sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik, metal,
bahan peledak dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para medis,
rumah sakit, klinik dan sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan anjangsana


dengan tokoh masyarakat disekitar satuan, kepolisian,
kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar motor
besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan anjangsana


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli administrasi, tulis
menulis, arsip, dosir, manajemen dan sebagainya.

(6) Satuan topografi melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya.

(8) Satuan keuangan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan anjangsana


dengan organisasi pembina olah raga dan lain-lain.
35

(10) Satuan bintal melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para
da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan anjangsana dengan


tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok organisasi
profesi psikologi, lembaga/badan penelitian bidang psikologi,
civitas akademika fakultas psikologi perguruan tinggi dan lain-
lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


anjangsana dengan tokoh masyarakat disekitar satuan,
organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian
perguruan tinggi dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media Online
dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan melaksanakan anjangsana


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media Online dan
sebagainya.
36

(16) Satuan bekang melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan, pertekstilan,
makanan, pertukangan, perkayuan dan sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan


anjangsana dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
pendidikan, sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen,
lembaga pelatihan, kursus dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

8) Membentuk club profesi/club pecinta hobi sebagai wadah untuk


saling asih, asah dan asuh demi kemajuan bersama. Bentuk dan jenis club
profesi/pecinta hobi disesuaikan dengan fungsi satuan masing-masing,
antara lain:

a) Satpur/Banpur. Membentuk club profesi/club pecinta hobi


dibidang olah raga menembak, olah raga atletik, olah raga berburu,
olah raga berkuda, olah raga sepak bola, bola voli dan lain-lain.

b) Satbanmin. Membentuk club profesi/club pecinta hobi


bersama para tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan
tenaga ahli sesuai dengan Tupoksi satuannya, antara lain:

(1) Satuan perhubungan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
37

telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan


sebagainya.

(2) Satuan peralatan membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli mesin,
mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
kedokteran, para medis, rumah sakit, klinik dan sebagainya.

(4) Satuan polisi militer membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama tokoh masyarakat disekitar satuan,
kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok
penggemar motor besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, manajemen dan
sebagainya.

(6) Satuan topografi membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan,
peta, tapel batas wilayah, percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
hukum, advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan
sebagainya.

(8) Satuan keuangan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang keuangan, perbankan dan sebagainya.
38

(9) Satuan jasmani militer membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi pembina olah raga dan lain-
lain.

(10) Satuan bintal membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
kerohanian, para da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren,
dewan masjid, ketua organisasi keagamaan, pendeta,
pendande, pengurus pure, paroki, pastur, biksu, pengelola
tempat-tempat ibadah dan sebagainya.

(11) Satuan psikologi membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok
organisasi profesi psikologi, lembaga/badan penelitian bidang
psikologi, civitas akademika fakultas psikologi perguruan
tinggi dan lain-lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan membentuk


club profesi/club pecinta hobi bersama tokoh masyarakat
disekitar satuan, organisasi profesi dibidang riset, lembaga
penelitian perguruan tinggi dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
sejarah, arkeolog, museum, perpustakaan, artefak, prasasti
dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli komputer,
media Online dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
39

bidang penerbitan, wartawan, media masa cetak, elektronik,


media Online dan sebagainya.

(16) Satuan bekang membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan,
pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan dan
sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan membentuk club


profesi/club pecinta hobi bersama organisasi profesi dan
tenaga ahli bidang pendidikan, sekolah, perguruan tinggi,
PGRI, ikatan dosen, lembaga pelatihan, kursus dan
sebagainya.

(18) Satuan intelijen membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
intelijen dari berbagai lembaga, badan, instansi dan juga
tokoh-tokoh masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas,
OKP, LSM, media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan Online).

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan komunikasi sosial sesuai


dengan materi;

2) Melaporkan hasil pelaksanaan komunikasi sosial kepada komando


atas, dengan tembusan DanSatkowil setempat; dan

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan komunikasi sosial untuk dijadikan bahan perencanaan,
pelaksanaan komunikasi sosial yang akan datang.
40

19. Pembinaan Ketahanan Wilayah (Bintahwil). Bintahwil dalam Binter


Satnonkowil adalah upaya, pekerjaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Satnonkowil dalam rangka mewujudkan kekuatan pertahanan aspek darat,
khususnya kekuatan pendukung dalam bentuk ketahanan dalam berbagai aspek
kehidupan, kemampuan dan keterampilan serta upaya bela negara, untuk
menangkal setiap ancaman dan gangguan yang membahayakan kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI. Pelaksanaan Bintahwil dalam Binter Satnonkowil melalui
tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan Bintahwil


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan Satnonkowil dalam
penentuan obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan Bintahwil yang akan dilaksanakan oleh


satuan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil, Instansi


terkait/Pemda setempat tentang rencana kegiatan Bintahwil meliputi
obyek, jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang
terlibat dan sarana prasarana yang diperlukan.

3) Membuat rencana kegiatan Bintahwil sesuai hasil koordinasi


dan pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi
wilayah.

b. Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan


sebelumnya agar pelaksanaan Bintahwil dapat berjalan dengan lancar antara
lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang


akan dilaksanakan.

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan


dan ketentuan yang berlaku di wilayah.
41

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan Bintahwil.

4) Menyiapkan materi Bintahwil sesuai dengan tujuan dan sasaran


yang ingin dicapai.

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai


kegiatan yang akan dilaksanakan.

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan


Online dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Bintahwil


antara lain pelatihan bela negara bagi mahasiswa/pelajar,
ceramah/penyuluhan/kuliah umum tentang perang modern , pelatihan bela
negara bagi karyawan, anggota ormas, pemuda, tokoh masyarakat,
pelatihan/perkemahan pramuka saka wira kartika dan kegiatan lainnya yang
dipandang perlu berdasarkan perkembangan situasi, kondisi dan kebutuhan
wilayah serta berdasarkan inisiatif dan kreativitas komandan satuan
sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan dan sasaran Binter.

1) Kegiatan pelatihan bela negara bagi mahasiswa, pelajar, tokoh


masyarakat, komunitas profesi. Pelatihan bela negara dilaksanakan
oleh Satnonkowil terhadap komponen-komponen masyarakat di sekitar
pangkalan, daerah penugasan dan daerah operasi serta komunitas
profesi sesuai dengan fungsi satuan, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Melaksanakan pelatihan bela negara


bagi mahasiswa dan pelajar. Pelatihan bela negara bagi pelajar
dan mahasiswa dilaksanakan dengan melakukan kerjasama
antara satuan dengan pihak kampus dan sekolah yang ada di
daerah tersebut. Dalam hal ini pihak sekolah dan kampus
membutuhhkan sarana pelatihan bela negara bagi pelajar dan
mahasiswa pada sisi lain pihak satuan siap membantu
42

pelaksanaan pelatihan bela negara. Sasaran yang ingin dicapai


dari pelatihan bela negara bagi pelajar dan mahasiswa ini
adalah: terjalinnya hubungan yang baik antara TNI dengan
pihak kampus/sekolah sehingga timbul kecintaan TNI terhadap
rakyat dan rakyat terhadap TNI serta sebagai pintu gerbang TNI
masuk kampus. Disamping itu juga tersosialisasinya wawasan
kebangsaan, rasa nasionalisme, cinta tanah air, kewaspadaan
nasional dan ketahanan nasional. Serta terbentuknya mitra TNI
AD/ jaring teritorial dari kalangan kampus, akademisi dan
intelektual. Mekanisme penyelenggaraan pelatihan belanegara
bagi mahasiswa dan pelajar adalah sebagai berikut:

(1) penyambutan peserta (para mahasiswa) saat tiba


di satuan baris komando masuk satuan, di sambut
hormat berjajar dengan aba-aba “kepada generasi muda
calon pemimpin bangsa, hormat senjata, gerak”
dilanjutkan disambut dengan menyanyikan lagu “selamat
datang pahlawan muda”.

(2) ucapan selamat datang, pengenalan satuan, tata


tertib, ice breaking, pemeriksaan kesehatan, orientasi
dan ikuti kegiatan satuan, mulai bangun pagi, sholat,
senam (diisi permainan), makan pagi bersama, PBB,
PPM, olahraga dan lain-lain dan lain-lain.

(3) ceramah wawasan kebangsaan dan perang


modern.

(4) pengenalan TNI AD, pembinaan teritorial,


mountainering, menembak.

(5) navigasi darat, karya bakti, caraka malam, api


unggun dan malam inagurasi.
43

(6) foto, isi formulir data pribadi, penyerahan nomor


kode/ nomor sandi setiap peserta.

(7) mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui


media massa (cetak, elektronik dan Online).

b) Satbanmin. Melaksanakan pelatihan bela negara bagi


komunitas profesi sesuai dengan fungsi masing-masing, antara
lain:

(1) Satuan perhubungan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
komunikasi, orari, rapi, telepon seluler, operator
telekomunikasi, sound system dan sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
mesin, mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
kedokteran, para medis, rumah sakit, klinik dan
sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas tokoh masyarakat disekitar
satuan, kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU,
kelompok penggemar motor besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan pelatihan


bela negara bagi komunitas organisasi profesi dan
tenaga ahli administrasi, tulis menulis, arsip, dosir,
manajemen dan sebagainya.
44

(6) Satuan topografi melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
pemetakan, peta, tapel batas wilayah, percetakan dan
sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang hukum, advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris
dan sebagainya.

(8) Satuan keuangan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang keuangan, perbankan dan sebagainya.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan pelatihan


bela negara bagi komunitas organisasi pembina olah
raga dan lain-lain.

(10) Satuan bintal melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
kerohanian, para da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren,
dewan masjid, ketua organisasi keagamaan, pendeta,
pendande, pengurus pure, paroki, pastur, biksu,
pengelola tempat-tempat ibadah dan sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas tokoh masyarakat disekitar
satuan, kelompok organisasi profesi psikologi,
lembaga/badan penelitian bidang psikologi, civitas
akademika fakultas psikologi perguruan tinggi dan lain-
lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan


melaksanakan pelatihan bela negara bagi komunitas
45

tokoh masyarakat di sekitar satuan, organisasi profesi


dibidang riset, lembaga penelitian perguruan tinggi dan
lain-lain.

(13) Satuan sejarah melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang sejarah, arkeolog, museum, perpustakaan,
artefak, prasasti dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
komputer, media Online dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang penerbitan, wartawan, media masa cetak,
elektronik, media Online dan sebagainya.

(16) Satuan bekang melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
angkutan, pertekstilan, makanan, pertukangan,
perkayuan dan sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan


pelatihan bela negara bagi komunitas organisasi profesi
dan tenaga ahli bidang pendidikan, sekolah, perguruan
tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga pelatihan, kursus
dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang intelijen dari berbagai lembaga, badan, instansi
dan juga tokoh-tokoh masyarakat, adat, suku, agama,
ekonomi, ormas, OKP, LSM, media dan sebagainya.
46

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

2) Ceramah/penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan


kebangsaan dan perang modern. Salah satu faktor yang harus
diberikan kepada komponen-komponen masyarakat khususnya para
mahasiswa dan pelajar dalam rangka pembinaan perlawanan wilayah
adalah wawasan kebangsaan dan kewaspadaan terhadap ancaman
perang modern. Dalam pelaksanaanya Satnonkowil memberikan
ceramah/penyuluhan/kuliah umum kepada warga masyarakat sekitar
pangkalan serta komunitas profesi sesuai dengan fungsi masing-
masing, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Melaksanakan ceramah / penyuluhan /


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang modern
terhadap para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh
agama, pimpinan pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar
pangkalan, daerah penugasan untuk meningkatkan semangat
perlawanan rakyat terhadap berbagai bentuk ancaman terhadap
kedaulatan negara.

b) Satbanmin. Melaksanakan ceramah/penyuluhan/kuliah


umum tentang wawasan kebangsaan dan perang modern
terhadap para tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi
dan tenaga ahli sesuai dengan Tupoksi satuannya, antara lain:

(1) Satuan perhubungan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi, telepon seluler,
operator telekomunikasi, sound system dan sebagainya.

(2) Satuan peralatan melaksanakan ceramah /


penyuluhan / kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
47

dan perang modern terhadap organisasi profesi dan


tenaga ahli mesin, mekanik, metal, bahan peledak dan
sebagainya.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli kedokteran, para medis, rumah sakit,
klinik dan sebagainya.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap tokoh masyarakat di
sekitar satuan, kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU,
kelompok penggemar motor besar dan sebagainya.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli administrasi, tulis menulis, arsip, dosir,
manajemen dan sebagainya.

(6) Satuan topografi melaksanakan ceramah /


penyuluhan / kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel batas wilayah,
percetakan dan sebagainya.

(7) Satuan hukum melaksanakan ceramah /


penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi, kejaksaan,
pengadilan, notaris dan sebagainya.
48

(8) Satuan keuangan melaksanakan ceramah /


penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli bidang keuangan, perbankan dan
sebagainya.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan ceramah /


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi
pembina olah raga dan lain-lain.

(10) Satuan bintal melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga
ahli bidang kerohanian, para da’i, ustad/ustadzah,
pondok pesantren, dewan masjid, ketua organisasi
keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure, paroki,
pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya.

(11) Satuan psikologi melaksanakan ceramah


/penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap tokoh masyarakat disekitar
satuan, anggota organisasi profesi psikologi,
lembaga/badan penelitian bidang psikologi, civitas
akademika fakultas psikologi perguruan tinggi dan lain-
lain.

(12) Satuan penelitian dan pengembangan


melaksanakan ceramah/penyuluhan/kuliah umum
tentang wawasan kebangsaan dan perang modern
terhadap tokoh masyarakat di sekitar satuan, anggota
organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian
perguruan tinggi dan lain-lain.
49

(13) Satuan sejarah melaksanakan ceramah


/penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog, museum,
perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta melaksanakan ceramah /


penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli komputer, media on line dan sebagainya.

(15) Satuan penerangan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli bidang penerbitan, wartawan, media
masa cetak, elektronik, media Online dan sebagainya.

(16) Satuan bekang melaksanakan ceramah /


penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
dan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan, pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan
dan sebagainya.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan


ceramah/ penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan
kebangsaan dan perang modern terhadap anggota
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya.

(18) Satuan intelijen melaksanakan ceramah /


penyuluhan/ kuliah umum tentang wawasan kebangsaan
dan perang modern terhadap anggota organisasi profesi
50

dan tenaga ahli bidang intelijen dari berbagai lembaga,


badan, instansi dan juga tokoh-tokoh masyarakat, adat,
suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM, media dan
sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

3) Kegiatan pelatihan/perkemahan pramuka saka wira kartika.


Pramuka saka wira kartika, merupakan wadah pembinaan generasi
muda yang sudah dilaksanakan di satuan-satuan. Kegiatan ini sangat
efektif untuk peningkatan kesadaran bernegara, bela negara, rasa
cinta tanah air, disiplin dan wawasan kebangsaan bagi generasi muda.
Dalam pelaksanaannya Satnonkowil berkoordinasi dengan Satkowil
dan dewan pembina pramuka di sekolah-sekolah yang ada di sekitar
satuan. Beberapa materi latihan yang bisa di berikan antara lain: PBB,
PPM, wawasan kebangsaan, bela negara, perang modern ,
perkemahan, survival, mountenering, tali temali, P-3K, pioner, navigasi
darat, membaca peta, dan sebagainya. Peran pelatih dalam kegiatan
pelatihan pramuka ini sangat menentukan oleh karena itu perlu
disiapkan dengan baik.

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan pembinaan perlawanan


wilayah sesuai dengan materi.

2) Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah


kepada komando atas.

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk dijadikan
bahan perencanaan, pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah
yang akan datang.
51

20. Bakti TNI. Bakti TNI adalah upaya, pekerjaan, dan kegiatan yang
didelenggrkn oleh Satuan jajaran TNI AD dalm membantu menyelenggarakan
kegiatan bantuan kemanusiaan untuk menangani masalah-masalah sisial ats
permintaan instansi terkait dan / atau inisiatif sendiri dan terkoordinasikan, serta
berbagai hal yang terkait dengan penyiapan wilayah pertahanan didarat dan
kekuatan pendukungnya yang dilaksanakan bik secara berdiri sendiri maupun
bersama-sama dengan instasi terkait dan komponen masyarakat lainnya.

a. Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan bakti TNI


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan Satnonkowil dalam
penentuan obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan bakti TNI yang akan dilaksanakan oleh


satuan.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil, Instansi


terkait/Pemda setempat tentang rencana kegiatan bakti TNI meliputi
obyek, jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang
terlibat dan sarana prasarana yang diperlukan.

3) Membuat rencana kegiatan bakti TNI sesuai hasil koordinasi


dan pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi
wilayah.

b. Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan


sebelumnya agar pelaksanaan bakti TNI dapat berjalan dengan lancar antara
lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang


akan dilaksanakan.

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan


dan ketentuan yang berlaku di wilayah.
52

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan bakti TNI.

4) Menyiapkan materi bakti TNI sesuai dengan tujuan dan sasaran


yang ingin dicapai.

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai


kegiatan yang akan dilaksanakan.

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan


Online dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam bakti TNI


Satnonkowil antara lain: pembukaan lahan pertanian/perkebunan,
pembukaan dan pembangunan jalan, normalisasi sungai dan irigasi, saluran
irigasi/sungai, membantu penanganan bencana alam di wilayah, membantu
pencarian dan penyelamatan/search and rescue (SAR), kegiatan sosial
pengobatan massal, donor darah, kawin massal masyarakat, sunatan massal
dan kegiatan bakti TNI lainnya bisa dilaksanakan sesuai dengan
pertimbangan situasi dan kondisi serta inisiatif dan kreativitas komandan
satuan.

1) Pembukaan lahan pertanian/perkebunan. Kegiatan ini


dilaksanakan untuk daerah-daerah yang masih tersedia kawasan
hutan rakyat, daerah pasang surut, dan lahan non produktif lainnya
yang diperkirakan memiliki tingkat kesuburan cukup baik namun belum
dimanfaatkan. Pembukaan lahan-lahan pertanian/perkebunan baru ini
akan sangat mendukung program ketahanan pangan yang telah
dicanangkan oleh pemerintah dan juga menjadi atensi pimpinan TNI
AD. Dalam pelaksanaannya Satnonkowil mengambil peran sesuai
dengan fungsi masing-masing antara lain:

a) Satpur/Banpur. Pembukaan lahan pertanian/perkebunan


dilaksanakan bersama dengan Satkowil dan Pemda serta
masyarakat di wilayah. Khusus untuk satuan Zeni dapat
53

mengerahkan alat berat yang ada di satuan untuk mendukung


kegiatan pembukaan lahan pertanian/perkebunan baru.
Sedangkan untuk Satpur/Banpur lainnya dapat mengerahkan
anggota satuan dalam rangka mendukung kegiatan pembukaan
lahan pertanian/perkebunan baru. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.

(2) Status lahan yang akan dibuka tidak dalam


sengketa ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan
sebagai lahan pertanian/perkebunan.

(3) Diperlukan adanya MOU antara satuan dengan


Pemda ataupun pihak lain yang terkait dengan lahan dan
dukungan akomodasi.

(4) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


masyarakat sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

(5) Hasil pekerjaan pembukaan lahan baru diserahkan


kepada pihak Pemda/masyarakat untuk diberdayakan
sebagai lahan pertanian/perkebunan dalam rangka
mendukung program ketahanan pangan.

(6) Hasil kegiatan pembukaan lahan baru dilaporkan


kepada komando atas tembusan kepada DanSatkowil
untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan pembukaan lahan


pertanian/perkebunan oleh Satbanmin pada prinsipnya sama
dengan yang dilaksanakan oleh Satpur/Banpur namun pelibatan
54

dalam kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan


Tupoksi satuannya untuk mendukung kegiatan Satkowil ataupun
Satpur/ Banpur.

(1) Satuan perhubungan memberikan dukungan


berkaitan dengan sistem komunikasi dalam pelaksanaan
kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(2) Satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan alat
peralatan mesin yang digunakan dalam kegiatan bakti
TNI pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-
lain.

(3) Satuan kesehatan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan bagi prajurit dan
warga masyarakat yang terlibat dalam kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(4) Satuan polisi militer memberikan dukungan dalam


hal penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI pembukaan lahan pertanian
dan lain-lain.

(5) Satuan ajudan jenderal memberikan dukungan


berkaitan dengan administrasi bagi prajurit yang terlibat
dalam kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(6) Satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah batas wilayah dan status
lahan yang menjadi sasaran kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.
55

(7) Satuan hukum memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan dan bantuan hukum terhadap
permasalahan hukum yang berkaitan dengan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/ perkebunan dan lain-lain.

(8) Satuan keuangan memberikan dukungan


berkaitan dengan pembuatan Wabku kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(9) Satuan jasmani militer memberikan dukungan


dalam hal kegiatan jasmani dan olah raga bersama
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI pembukaan
lahan pertanian guna meraih simpati masyarakat dan
lain-lain.

(10) Satuan bintal memberikan dukungan berkaitan


dengan pembinaan rohani bagi prajurit dan warga
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI pembukaan
lahan pertanian/ perkebunan dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi memberikan dukungan dalam


bentuk ceramah motivasi kepada prajurit dan warga
masyarakat yang melaksanakan karya bakti pembukaan
lahan pertanian sehingga lebih semangat dan lain-lain.

(12) Satuan litbang memberikan dukungan dalam


bentuk saran masukan tentang hasil litbang yang
diperlukan dalam penelitian bidang pertanian yang
berkaitan dengan kegiatan bakti TNI yang sedang di
kerjakan dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.
56

(14) Satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, penyimpanan dan pencarian data
komputer serta sistem informasi internet yang berkaitan
dengan kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(15) Satuan penerangan memberikan dukungan


berkaitan dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti
TNI pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-
lain.

(16) Satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan dalam penyelenggaraan kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(17) Satuan lembaga pendidikan memberikan


dukungan berkaitan dengan pelatihan bagi warga
masyarakat sebagai kegiatan tambahan untuk
membangkitkan semangat dalam kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain.

(18) Satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
untuk mendukung kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/ perkebunan.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

2) Pembukaan dan pembangunan jalan. Infra struktur jalan


merupakan faktor penting dan strategis dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat maupun untuk kepentingan pertahanan
57

negara. Dalam kenyataannya masih banyak wilayah/daerah yang


terisolir dikarenakan tidak tersedia akses jalan penghubung antar
daerah ataupun adanya kondisi jalan yang rusak. Hal tersebut akan
menghambat kemajuan masyarakat maupun pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut satuan TNI
AD bisa melaksanakan kegiatan bakti TNI dengan sasaran
pembangunan/perbaikan infrastruktur jalan. Dalam pelaksanaan
kegiatan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan masing-masing
satuan berperan sesuai fungsinya, antara lain sebagai berikut:

a) Satpur/Banpur. Pembukaan dan pembangunan jalan


dilaksanakan bersama dengan Satkowil dan Pemda serta
masyarakat di wilayah. Khusus untuk satuan Zeni dapat
mengerahkan alat berat yang ada di satuan untuk mendukung
kegiatan pembukaan pembukaan dan pembangunan jalan baru.
Sedangkan untuk Satpur/ Banpur lainnya dapat mengerahkan
anggota satuan dalam rangka mendukung kegiatan pembukaan
dan pembangunan jalanbaru. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.

(2) Status tanah yang akan dibuka tidak dalam


sengketa ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan
sebagai jalan.

(3) Diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan Pemda ataupun pihak lain yang
terkait dengan jalan dan dukungan akomodasi selama
pelaksanaan.

(4) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


masyarakat sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.
58

(5) Hasil pekerjaan pembukaan jalan baru diserahkan


kepada pihak Pemda/masyarakat untuk diberdayakan
sebagai sarana penghubung antar wilayah/daerah.

(6) Hasil kegiatan pembukaan jalan baru dilaporkan


kepada komando atas tembusan kepada DanSatkowil
untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan pembukaan jalan baru


oleh Satbanmin pada prinsipnya sama dengan yang
dilaksanakan oleh Satpur/Banpur namun pelibatan dalam
kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan Tupoksi
satuannya untuk mendukung kegiatan Satkowil ataupun
Satpur/Banpur.

(1) Satuan perhubungan memberikan dukungan


berkaitan dengan dukungan komunikasi untuk
memperlancar kegiatan bakti TNI pembukaan /
pembangunan jalan dan lain-lain.

(2) Satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin
alat berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain.

(3) Satuan kesehatan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan
masyarakat yang melaksanakan karya bakti
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain.

(4) Satuan polisi militer memberikan dukungan dalam


hal penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI pembukaan/pembangunan
jalan dan lain-lain.
59

(5) Satuan ajudan jenderal memberikan dukungan


berkaitan dengan administrasi personel yang
melaksanakan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan
dan lain-lain.

(6) Satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah
yang menjadi sasaran bakti TNI pembukaan
/pembangunan jalan dan lain-lain.

(7) Satuan hukum memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi
permasalahan hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI
pembukaan/ pembangunan jalan dan lain-lain.

(8) Satuan keuangan memberikan dukungan


berkaitan dengan pembuatan Wabku kegiatan bakti TNI
pembukaan/ pembangunan jalan dan lain-lain.

(9) Satuan jasmani militer memberikan dukungan


dalam hal kegiatan jasmani dan olah raga bersama
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan guna meraih simpati
masyarakat dan lain-lain.

(10) Satuan bintal memberikan dukungan berkaitan


dengan pembinaan rohani bagi prajurit dan warga
masyarakat yang terlibat bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi memberikan dukungan dalam


bentuk ceramah motivasi kepada prajurit dan warga
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI
60

pembukaan/pembangunan jalan sehingga lebih


semangat dan lain-lain.

(12) Satuan litbang memberikan dukungan dalam


bentuk saran masukan tentang hasil-hasil litbang yang
diperlukan dalam penelitian bidang pertanian yang
berkaitan dengan kegiatan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan yang sedang dikerjakan
dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
pembukaan/ pembangunan jalan dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
computer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan dan
lain-lain.

(15) Satuan penerangan memberikan dukungan


berkaitan dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti
TNI pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain.

(16) Satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan dalam penyelenggaraan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain.

(17) Satuan lembaga pendidikan memberikan


dukungan berkaitan dengan pelatihan bagi warga
masyarakat sebagai kegiatan tambahan untuk
membangkitkan semangat dalam kegiatan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan.
61

(18) Satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI
pembukaan/ pembangunan jalan.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

3) Normalisasi sungai dan irigasi. Saluran irigasi/sungai memiliki


peran penting dan menentukan keberhasilan dan peningkatan
produktifitas hasil pertanian/perkebunan. Namun kondisi saluran
irigasi/sungai dibeberapa wilayah dalam keadaan kurang terawat
bahkan mengalami kerusakan akibat pendangkalan ataupun jebol
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pengairan lahan
pertanian/perkebunan di wilayah tersebut. Ada juga satu kawasan
yang cukup subur akan tetapi tidak terdapat sistem irigasi yang
memadai, sehingga mengakibatkan kurangnya produksi hasil
pertanian/ perkebunan di wilayah tersebut. Dalam penyelenggaraan
bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi Satnonkowil dapat mengambil
peran sesuai fungsi masing-masing, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Normalisasi sungai dan irigasi


dilaksanakan bersama dengan Satkowil dan Pemda serta
masyarakat di wilayah. Khusus untuk satuan Zeni dapat
mengerahkan alat berat yang ada di satuan untuk mendukung
kegiatan pembukaan normalisasi sungai dan irigasi. Sedangkan
untuk Satpur/Banpur lainnya dapat mengerahkan anggota
satuan dalam rangka mendukung kegiatan normalisasi sungai
dan irigasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.
62

(2) Status tanah yang akan digunakan tidak dalam


sengketa ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan
sebagai saluran irigasi/sungai.

(3) Diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan Pemda ataupun pihak lain yang
terkait dengan normalisasi sungai dan irigasi serta
berkaitan dengan dukungan akomodasi selama
pelaksanaan.

(4) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


masyarakat sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

(5) Hasil pekerjaan normalisasi sungai dan irigasi


diserahkan kepada pihak Pemda/masyarakat untuk
diberdayakan sebagai pendukung program pertanian/
perkebunan.

(6) Hasil kegiatan normalisasi sungai dan irigasi


dilaporkan kepada komando atas tembusan kepada
DanSatkowil untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan normalisasi sungai


dan irigasi oleh Satbanmin pada prinsipnya sama dengan yang
dilaksanakan oleh Satpur/Banpur namun pelibatan dalam
kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan Tupoksi
satuannya untuk mendukung kegiatan Satkowil ataupun
Satpur/Banpur.

(1) Satuan perhubungan memberikan dukungan


berkaitan dengan dukungan komunikasi untuk
memperlancar kegiatan bakti TNI normalisasi sungai dan
irigasi dan lain-lain;
63

(2) Satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin
alat berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.

(3) Satuan kesehatan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan
masyarakat yang melaksanakan karya bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.

(4) Satuan polisi militer memberikan dukungan dalam


hal penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi
dan lain-lain.

(5) Satuan ajudan jenderal memberikan dukungan


berkaitan dengan administrasi personel yang
melaksanakan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi
dan lain-lain.

(6) Satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah
yang menjadi sasaran bakti TNI normalisasi sungai dan
irigasi dan lain-lain.

(7) Satuan hukum memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi
permasalahan hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.

(8) Satuan keuangan memberikan dukungan


berkaitan dengan pembuatan Wabku kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.
64

(9) Satuan jasmani militer memberikan dukungan


dalam hal kegiatan jasmani dan olah raga bersama
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi guna meraih simpati masyarakat dan
lain-lain.

(10) Satuan bintal memberikan dukungan berkaitan


dengan pembinaan rohani bagi prajurit dan warga
masyarakat yang terlibat bakti TNI normalisasi sungai
dan irigasi dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi memberikan dukungan dalam


bentuk ceramah motivasi kepada prajurit dan warga
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi sehingga lebih semangat dan lain-lain.

(12) Satuan litbang memberikan dukungan dalam


bentuk saran masukan tentang hasil-hasil penelitian
bidang pertanian yang berkaitan dengan kegiatan bakti
TNI normalisasi sungai dan irigasi yang sedang
dikerjakan dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.

(14) Satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-
lain.

(15) satuan penerangan memberikan dukungan


berkaitan dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti
TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;
65

(16) Satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan dalam penyelenggaraan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi dan lain-lain.

(17) Satuan lembaga pendidikan memberikan


dukungan berkaitan dengan pelatihan bagi warga
masyarakat sebagai kegiatan tambahan untuk
membangkitkan semangat dalam kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain.

(18) Satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

4) Membantu penanganan bencana alam. Wilayah Indonesia


dikenal sebagai kawasan rawan bencana. Beberapa jenis bencana
yang sering terjadi dibeberapa wilayah Indonesia antara lain: bencana
banjir, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit, kebakaran
hutan dan lahan, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Sesuai
amanat undang-undang nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat
2.b pelaksanaan tugas TNI dalam rangka OMSP diantaranya
membantu mengatasi akibat bencana alam dan pengungsian.
Berkaitan hal tersebut apabila disuatu wilayah terjadi bencana alam
maka satuan TNI harus dapat melaksanakan bantuan penanggulangan
akibat bencana alam dan pengungsian penduduk. Pelibatan
Satnonkowil dalam membantu mengatasi akibat bencana alam dan
pengungsian dilaksanakan sesuai fungsi masing-masing satuan,
antara lain:
66

a) Satpur/Banpur. Bakti TNI bantuan penanganan


bencana alam dilaksanakan bersama dengan Satkowil dan
Pemda serta masyarakat di wilayah. Khusus untuk satuan Zeni
dapat mengerahkan alat berat yang ada di satuan untuk
mendukung kegiatan bantuan penanganan bencana alam.
Sedangkan untuk Satpur/Banpur lainnya dapat mengerahkan
anggota satuan dalam rangka mendukung kegiatan bantuan
penanganan bencana alam. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.

(2) Diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan Pemda ataupun pihak lain yang
terkait dengan bantuan penanganan bencana alam serta
berkaitan dengan dukungan akomodasi selama
pelaksanaan.

(3) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


masyarakat sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

(4) Hasil kegiatan bantuan penanganan bencana alam


di laporkan kepada komando atas tembusan kepada
DanSatkowil untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan bakti TNI dalam


rangka bantuan penanganan bencana alam oleh Satbanmin
pada prinsipnya sama dengan yang dilaksanakan oleh
Satpur/Banpur namun pelibatan dalam kegiatan tersebut
disesuaikan dengan kemampuan dan Tupoksi satuannya untuk
mendukung kegiatan Satkowil ataupun Satpur/Banpur, antara
lain sebagai berikut:
67

(1) Satuan perhubungan memberikan dukungan


berkaitan dengan dukungan komunikasi untuk
memperlancar kegiatan bakti dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain.

(2) Satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin
alat berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan
lain-lain.

(3) Satuan kesehatan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain.

(4) Satuan polisi militer memberikan dukungan dalam


hal penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain.

(5) Satuan ajudan jenderal memberikan dukungan


berkaitan dengan administrasi personel yang
melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain.

(6) Satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah
yang menjadi sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain.

(7) Satuan hukum memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi
permasalahan hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI
68

dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan


lain-lain.

(8) Satuan keuangan memberikan dukungan


berkaitan dengan pembuatan Wabku kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan
lain-lain.

(9) Satuan jasmani militer memberikan dukungan


dalam hal kegiatan jasmani dan olah raga bersama
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam guna meraih simpati
masyarakat dan lain-lain.

(10) Satuan bintal memberikan dukungan berkaitan


dengan pembinaan rohani bagi prajurit dan warga
masyarakat yang terlibat bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi memberikan dukungan dalam


bentuk ceramah motivasi kepada prajurit dan warga
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam sehingga lebih
semangat dan lain-lain.

(12) Satuan litbang memberikan dukungan dalam


bentuk saran masukan tentang hasil-hasil penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam yang sedang
dikerjakan dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
69

dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan


lain-lain.

(14) Satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam dan lain-lain.

(15) Satuan penerangan memberikan dukungan


berkaitan dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti
TNI dalam rangka bantuan penanganan bencana alam
dan lain-lain.

(16) Satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain.

(17) Satuan lembaga pendidikan memberikan


dukungan berkaitan dengan pelatihan bagi warga
masyarakat sebagai kegiatan tambahan untuk
membangkitkan semangat dalam kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan
lain-lain.

(18) Satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan penanganan bencana alam.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).
70

5) Membantu pencarian dan penyelamatan/search and rescue


(SAR). Berbagai kejadian tentang hilangnya warga masyarakat akibat
suatu peristiwa antara lain: kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan
kaperalatan, kecelakaan lalulintas darat, kecelakaan tambang, pendaki
gunung tersesat di hutan, kebakaran dan lain-lain sering terjadi di
wilayah. Pada saat terdapat kejadian tersebut disekitar wilayah
pangkalan, Satnonkowil diharapkan dapat melaksanakan kegiatan
bakti TNI dalam rangka membantu pencarian dan penyelamatan
korban. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan
medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi bisa dilaksanakan
di wilayah perkotaan. Pelibatan Satnonkowil dalam bakti TNI dalam
rangka bantuan pencarian dan penyelamatan di laksanakan sesuai
kemampuan dan fungsinya, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Bantuan pencarian dan penyelamatan /


search and rescue (SAR) dilaksanakan bersama dengan
Satkowil dan Pemda serta masyarakat di wilayah. Khusus
untuk satuan Zeni dapat mengerahkan alat berat yang ada di
satuan untuk mendukung kegiatan bantuan pencarian dan
penyelamatan/search and rescue (SAR), untuk satuan penerbad
bisa mengerahkan pesawat helly coopter yang ada di satuan
untuk mendukung kegiatan. Sedangkan untuk Satpur/Banpur
lainnya dapat mengerahkan anggota satuan dalam rangka
mendukung kegiatan pencarian dan penyelamatan/ search and
rescue (SAR). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.

(2) Diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan Pemda ataupun pihak lain yang
terkait dengan bantuan pencarian dan
penyelamatan/search and rescue (SAR) Satnonkowil
71

serta berkaitan dengan dukungan akomodasi selama


pelaksanaan.

(3) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


masyarakat sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

(4) Hasil kegiatan bantuan pencarian dan


penyelamatan/ search and rescue (SAR) dilaporkan
kepada komando atas tembusan kepada DanSatkowil
untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan bantuan pencarian


dan penyelamatan/search and rescue (SAR) oleh Satbanmin
pada prinsipnya sama dengan yang dilaksanakan oleh
Satpur/Banpur namun pelibatan dalam kegiatan tersebut
disesuaikan dengan kemampuan dan Tupoksi satuannya untuk
mendukung kegiatan Satkowil ataupun Satpur/Banpur, antara
lain:

(1) Satuan perhubungan memberikan dukungan


berkaitan dengan dukungan komunikasi untuk
memperlancar kegiatan bakti dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain.

(2) Satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin
alat berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain.

(3) Satuan kesehatan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka
72

bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-


lain.

(4) Satuan polisi militer memberikan dukungan dalam


hal penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain.

(5) Satuan ajudan jenderal memberikan dukungan


berkaitan dengan administrasi personel yang
melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain.

(6) Satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah
yang menjadi sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain.

(7) Satuan hukum memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi
permasalahan hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain.

(8) Satuan keuangan memberikan dukungan


berkaitan dengan pembuatan Wabku kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain.

(9) Satuan jasmani militer memberikan dukungan


dalam hal kegiatan jasmani dan olah raga bersama
masyarakat di daerah sasaran bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban guna
meraih simpati masyarakat dan lain-lain.
73

(10) Satuan bintal memberikan dukungan berkaitan


dengan pembinaan rohani bagi prajurit dan warga
masyarakat yang terlibat bakti TNI dalam rangka
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain.

(11) Satuan psikologi memberikan dukungan dalam


bentuk ceramah motivasi kepada prajurit dan warga
masyarakat yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban sehingga
lebih semangat dan lain-lain.

(12) Satuan litbang memberikan dukungan dalam


bentuk saran masukan tentang hasil-hasil penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban yang
sedang dikerjakan dan lain-lain.

(13) Satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban.

(14) Satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan korban dan lain-lain.

(15) Satuan penerangan memberikan dukungan


berkaitan dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti
TNI dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain.
74

(16) Satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa
intendan dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-
lain.

(17) Satuan lembaga pendidikan memberikan


dukungan berkaitan dengan pelatihan bagi warga
masyarakat sebagai kegiatan tambahan untuk
membangkitkan semangat dalam kegiatan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain.

(18) Satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan pencarian dan penyelamatan korban.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

6) Kegiatan sosial kemasyarakatan. Bentuk-bentuk kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain: pengobatan massal, donor darah,
pernikahan massal untuk masyarakat tidak mampu, sunatan massal,
santunan anak yatim, bazar sembako. Kegiatan sosial merupakan
salah satu bentuk kepedulian TNI terhadap permasalahan yang
dihadapi masyarakat. Pengobatan massal dilaksanakan apabila warga
masyarakat di suatu wilayah banyak menderita gangguan penyakit dan
akses pelayanan kesehatan belum bisa menjangkau secara
keseluruhan di wilayah tersebut. Donor darah sangat dibutuhkan pada
saat-saat kritis dimana ada warga yang memerlukan bantuan
pertolongan transfusi darah, akan sangat membantu penyelamatan
jiwa yang bersangkutan. Pernikahan massal dilaksanakan disuatu
wilayah khususnya kawasan miskin perkotaan yang terdapat banyak
75

pasangan hidup bersama tanpa status pernikahan yang jelas akibat


tidak adanya biaya. Sunatan massal dilaksanakan pada musim liburan
sekolah dan banyak terdapat anak-anak dari kalangan ekonomi tidak
mampu yang belum di sunat, sehingga pelaksanaan sunatan massal
ini akan sangat membantu warga masyarakat yang tidak mampu.
Pelibatan Satnonkowil dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
disesuaikan dengan fungsi masing-masing satuan, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Kegiatan sosial kemasyarakatan dalam


bentuk donor darah, santunan anak yatim, bazar sembako
murah dan sebagainya dilaksanakan bersama dengan Satkowil
dan Pemda serta masyarakat di wilayah. Bentuk kegiatan sosial
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) Kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik.

(2) Memerlukan koordinasi dengan pihak-pihak


instansi terkait dan tokoh masyarakat untuk kelancaran
pelaksanaanya.

(3) Pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan


komponen masyarakat lainnya sehingga dapat menjadi
sarana untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

(4) Hasil kegiatan sosialdi laporkan kepada komando


atas tembusan kepada DanSatkowil untuk dilakukan
pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan sosial


kemasyarakatan pada prinsipnya sama dengan yang
dilaksanakan oleh Satpur/Banpur namun pelibatan dalam
76

kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan Tupoksi


satuannya, antara lain:

(1) Satuan perhubungan melaksanakan kegiatan


sosial kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor
darah, santunan anak yatim, bazar sembako murah dan
lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi perhubungan.

(2) Satuan peralatan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi perbengkelan.

(3) Satuan kesehatan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk pengobatan
massal, sunatan massal, donor darah, santunan anak
yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di lingkungan
masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan komunitas
profesi kesehatan.

(4) Satuan polisi militer melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi penyidik.

(5) Satuan ajudan jenderal melaksanakan kegiatan


sosial kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor
darah, santunan anak yatim, bazar sembako murah,
sunatan masal dan lain-lain di lingkungan masyarakat
sekitar pangkalan dan lingkungan komunitas profesi
ajudan jenderal.
77

(6) Satuan topografi melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah, sunatan
massal dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar
pangkalan dan lingkungan komunitas profesi topografi.

(7) Satuan hukum melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah, pemberian
bantuan hukum dan lain-lain di lingkungan masyarakat
sekitar pangkalan dan lingkungan komunitas profesi di
bidang hukum.

(8) Satuan keuangan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi keuangan.

(9) Satuan jasmani militer melaksanakan kegiatan


sosial kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor
darah, santunan anak yatim, bazar sembako murah dan
lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi pembina jasmani.

(10) Satuan bintal melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk
menyelenggarakan pernikahan massal, donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi pembina mental
kerohanian.
78

(11) Satuan psikologi melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi psikologi.

(12) Satuan litbang melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi peneliti/riset.

(13) Satuan sejarah melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi kesejarahan.

(14) Satuan infolahta melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi ahli komputer/IT.

(15) Satuan penerangan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi penerangan/jurnalistik.

(16) Satuan bekang melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
79

di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan


lingkungan komunitas profesi perbekalan dan angkutan.

(17) Satuan lembaga pendidikan melaksanakan


kegiatan sosial kemasyarakatan antara lain dalam bentuk
donor darah, santunan anak yatim, bazar sembako
murah dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar
pangkalan dan lingkungan komunitas profesi guru dan
pelatih.

(18) Satuan intelijen melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain
di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi intelijen.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan Online).

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan bakti TNI sesuai dengan


materi.

2) Melaporkan hasil pelaksanaan bakti TNI kepada komando atas.

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan bakti TNI untuk dijadikan bahan perencanaan,
pelaksanaan bakti TNI wilayah yang akan datang.
80

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

21. Umum. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mencapai
hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan Binter Satnonkowil perlu
diperhatikan beberapa tindakan guna tercapainya program yang sudah
direncanakan.

22. Tindakan Pengamanan. Dalam pelaksanaan kegiatan Binter Satnonkowil


perlu diperhatikan tindakan pengamanan meliputi pengamanan personel, materiil,
berita dan kegiatan.

a. Pengamanan Personel. Pengamanan personel dimaksudkan agar


dalam penyelenggaraan Binter Satnonkowil tidak menimbulkan kerugian dari
segi personel akibat adanya hal-hal yang tidak diharapkan.

b. Pengamanan Materiil. Pengamanan materiil dimaksudkan agar


dalam penyelenggaraan Binter Satnonkowil tidak menimbulkan kerugian dari
segi materiil.

c. Pengamanan Berita. Pengamanan berita dimaksudkan agar dalam


penyelenggaraan Binter Satnonkowil tetap memegang teguh rahasia tentara,
khususnya dalam berkomunikasi dengan masyarakat ada hal-hal yang boleh
diceritakan dan tidak boleh diceritakan.

d. Pengamanan Kegiatan. Pengamanan kegiatan dimaksudkan agar


dalam penyelenggaraan Binter Satnonkowil sesuai dengan pentahapan
kegiatan yang telah ditentukan.

23. Tindakan Administrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan Binter Satnonkowil


perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut:
81

a. Sebelum melaksanakan kegiatan, Dansatkowil melakukan rapat


koordinasi dengan para Dansatnonkowil guna memberikan informasi tentang
kondisi wilayah dan menjelaskan program Binter serta pembagian wilayah
tanggung jawab Binter Satnonkowil masing-masing.

b. Dansatnonkowil melaporkan kepada komandan atasan dengan


tembusan Dansatkowil tentang program Binter Satnonkowil yang akan
dilaksanakan satuan.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

24. Umum. Agar pelaksanaan Binter Satnonkowil dapat terselenggara


dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan maka
diperlukan pengawasan dan pengendalian.

25. Pengawasan.

a. Tingkat Pusat. Kasad dibantu oleh Aster Kasad dan Danpusterad.

b. Tingkat Kotamapus/Balakpus/Lemdikpus. Pang/dan/Gub/Dir/Ka


masing- masing satuan.

c. Tingkat Kotamawil. Pangdam.

d. Tingkat satuan. Dansat masing-masing satuan.

26. Pengendalian.

a. Kasad mengendalikan Binter Satnonkowil ditingkat pusat.

b. Pang/dan/Gub/Dir/Ka mengendalikan Binter Satnonkowil tingkat


Kotamapus/ Balakpus/Lemdikpus.

c. Pangdam mengendalikan Binter Satnonkowil ditingkat Kotamawil.

d. Dansat mengendalikan Binter Satnonkowil ditingkat satuan.


RAHASIA
82
82

BAB VI
PENUTUP

27. Penutup. Demikian Naskah Sekolah (NS) ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman dalam proses belajar mengajar Binter Satnonkowil pada Pendidikan
Bintara Teritorial.

Komandan Pusat Teritorial,

Arif Rahman, M.A.


Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai