Anda di halaman 1dari 8

ANGGI AFRILIANTI

1805124308
UAS ARSIP DAN BAHASA
Dosen Pengampu : Dr. Ahmal, M.Hum

1. Jelaskan defenisi arsip menurut ahli dan perundang-undangan !


Jawaban:
- Pengertian arsip menurut The Liang Gie adalah suatu kumpulan warkat yang
disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap
kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali.
- Pengertian arsip menurut Dr. Basir Barhos adalah setiap catatan tertulis baik
dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan keterangan
mengenai sesuatu obyek (pokok, persoalan) ataupun peristiwa.
- Pengertian arsip menurut Agus Sugiarto adalah kumpulan dokumen yang
disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar
setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.
- Pengertian arsip menurut Suraja adalah naskah atau catatan yang dibuat dan
diterima oleh organisasi pemerintah, swasta dan perorangan mengenai suatu
peristiwa atau hak dalam kehidupannya, dan dalam corak apapun, baik
tunggal maupun berkelompok, yang memilki fungsi tertentu, dan disimpan
secara sistematis, sehingga jika diperlukan dapa disediakan dengan mudah
dan cepat. Arsip adalah suatu kumpulan warkat yang berguna dan disimpan
dengan sistemasis sehingga saat diperlukan informasinya dapat ditemukan
kembali dengan cepat dan tepat.
- Pengertian arsip menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2009 adalah
rekaman kegitan atau peristiwa dalam bentuk berbagai dan diterima oleh
lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Jelaskan jenis arsip dan fungsinya masing-masing !
Jawaban:
Jenis arsip yaitu sebagai berikut:
1) Arsip dinamis adalah dokumen yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Arsip
dinamis dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Arsip aktif adalah dokumen yang frekuensi penggunaannya tinggi
dan/atau arsip yang masih terus-menerus dipergunakan oleh unit
pengolahan suatu organisasi. Contohnya : Daftar hadir atau absen
karyawan
2. Arsip inaktif adalah dokumen yang frekuensi penggunaannya telah
menurun dan pengelolaannya dilakukan oleh unit sentral dalam suatu
organisasi. Contohnya : Rapot
3. Arsip vital adalah dokumen yang keberadaannya merupakan persyaratan
dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat
diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. Contoh :
Ijazah dan Sertifikat Tanah dan Bangunan
2) Arsip statis yaitu dokumen yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga
kearsipan. Contohnya : Surat Keputusan, naskah manuskrip, naskah-naskah
peninggalan sejarah
3. Identifikasi minimal 1 artikel sejarah yang sebagian data menggunakan arsip !
Jawaban:
1. Artikel yang ditulis oleh Dana Listiana (2018) dengan judul Bahasa Melayu
Rendah dalam Surat Kongsi Cina Lanfong di Kalimantan Barat Periode
Kolonial
Arsip yang digunakan dalam data pembahasan artikel yaitu:
- Surat Kongsi Lanfong kepada Pemerintah Hindia Belanda tahun 1848
- Manuskrip berupa kutipan Catatan Pangeran Bendahara Kesultanan
Pontianak tahun 1855.
- Manuskrip berupa Surat Ucapan Selamat Atas Pemberian Medali
Penghargaan Terhadap Sultan Syarif Yusuf Alkadri dari Pemerintah
Hindia Belanda
2. Artikel yang ditulis oleh Alamsyah (2014) dengan judul Relevansi Arsip dan
Sejarah dalam Proses Pembentukan Karakter Bangsa
Arsip yang digunakan dalam data pembahasan artikel yaitu:
- Arsip VOC
- Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA)
- Arsip Gerakan Non Blok.
- Arsip Babad Diponegoro
- Arsip Negara Kertagama
- Arsip karya WR Supratman dalam lagu "Indonesia Raya"
- Arsip pidato Bung Hatta dalam pembelaannya di hadapan pengadilan
Belanda di Den Haag yang berjudul Indonesia Vrijo
3. Artikel yang ditulis oleh Alamsyah (2018) dengan judul Kontribusi Arsip
dalam Rekonstruksi Sejarah (Studi di Keresidenan Jepara dan Tegal Abad Ke-
19)
Arsip yang digunakan sebagai data rujukan adalah arsip kolonial yang
merupakan arsip statis koleksi dari Arsip Kerajaan Belanda di Den Haag dan
arsip statis koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia yang terdiri dari:
- Algemeen Jaarlijksch Verslag Residentie Japara-Joana (laporan
Tahunan Umum Keresidenan Jepara-Joana)
- Algemeen Jaarlijksch Verslag Residentie Japara (laporan Tahunan
Umum Keresidenan Jepara)
- Algemeen Verslag Van De Residentie Japara (Laporan Umum
Keresidenan Jepara)
- Algemeen Rijkarchief (Arsip Pemerintah Umum)
- Besluit (Keputusan)
- Drie Maandelijksche Verslag Van Het Geen In De Residentie Japara
Voorgevallen Is Als Bijzonder Vermeldingswaardig (Laporan 3
bulanan Keresidenan Jepara)
- Koloniaal Verslag (Laporan Kolonial)
- Ministerie van Kolonien. Commissie Umbgrove Commissie Umbgrove.
Monographie Fabriek Besito, Klaling, Langsee, Mayong, Pakis,
Petjangaan, Rendeng, Tanjungmojo (Departemen Koloni. Komisi
Umbgrove Monografi Pabrik Besito, Klaling, Langsee, Mayong, Pakis,
Petjangaan, Rendeng), Staatsblad (Lembaran Negara)
- Statistiek der Residentie Japara (Statistik Keresidenan Jepara)
- Verslag der Cultuur Maatschappij “Mayong” (Laporan Perusahaan
Perkebunan Mayong)
4. Artikel yang ditulis oleh Pratika Rizki Dewi, Arfan Habibi, Ratna Bella Sari
(2020)
Arsip yang digunakan dalam data penelitian yaitu arsip keluarga yang terdiri
dari:
- KTP
- KK
- Ijazah
- Foto
- Catatan harian
- Surat pribadi
5. Artikel yang ditulis oleh Meuthia Aminy Nurrahmani dan Sri Indrahti (2017)
dengan judul Analisis Pemanfaatan Arsip Kolonial Sebagai Bahan Rujukan
Penelitian Sejarah
Arsip yang digunakan dalam data penelitian yaitu arsip-arsip zaman
pemerintahan kolonial Belanda baik arsip daerah seperti Banten, Batavia,
arsip VOC, maupun arsip mengenai organisasi selama masa penjajahan
Belanda.
6. Artikel yang ditulis oleh Achmad Sunjayadi (2019) dengan judul Khazanah
Arsip Pariwisata Kolonial di Indonesia
Arsip yang digunakan dalam data penelitian yaitu:
- Dokumen Algemeene Secretarie yang merupakan arsip berupa catatan
berbagai kegiatan dalam bentuk korespondensi, nota, laporan, surat-
surat keputusan, resolusi, telegram, berita-berita yang berkaitan dengan
hubungan antara pemerintah dan masyarakat di Hindia-Belanda.
- Vereeniging Toeristenverkeer, lembaga pemerintah yang mengatur
kegiatan kepariwisataan di Hindia-Belanda. Arsip yang diperoleh
mulai dari tahun 1908 hingga 1939, tanpa tahun 1914, 1915, 1916,
1918, 1919, 1921, 1931, 1932, 1934, 1936, 1938 dengan beragam jenis
surat yaitu Res (Resolutie), BT (Besluit), MGS (Missive van
Gouvernement Secretaris), BGS (Brief van Gouvernement Secretaris),
Ag (Agenda), Rv (Renvoi), Zbr (Zakelijk Brief).
7. Artikel yang ditulis oleh Lia Nuralia (2019) dengan judul Kebudayaan Hibrid
Masa Kolonial di Perkebunan Batu Lawang Banjar
Arsip yang digunakan dalam data penelitian yaitu arsip kolonial
4. Rancanglah satu minimal 1 halaman tulisan sejarah yang menggunakan arsip
(gunakan catatan kaki/footnote) !
Jawaban:
Penggunaan Bahasa Melayu di Kalimantan Barat
Kalimantan Barat (disingkat Kalbar) adalah sebuah provinsi di Indonesia,
yang berada di pulau Kalimantan, dengan ibu kota atau pusat pemerintahan
berada di kota Pontianak.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh
masyarakat di Kalimantan Barat. Selain itu bahasa penghubung, yaitu Bahasa
Melayu Pontianak, Melayu Sambas dan Bahasa Senganan menurut wilayah
penyebarannya. Demikian juga terdapat beragam jenis Bahasa Dayak. Menurut
penelitian Institut Dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku
Dayak dan Bahasa Tionghoa seperti Tiochiu dan Khek/Hakka. Dialek yang di
maksudkan terhadap bahasa suku Dayak ini adalah begitu banyaknya
kemiripannya dengan bahasa Melayu, hanya kebanyakan berbeda di ujung kata
seperti makan (Melayu), makatn (Kanayatn), makai (Iban) dan makot (Melahui).
Selanjutnya berdasarkan Peta bahasa Kemendikbud menyebutkan ada 9 bahasa di
Kalimantan Barat, diantaranya Bakatik, Bukat, Galik, Kayaan, Melayu, Punan,
Ribun, Taman dan Uud Danum.
Bahasa Melayu di Kalimantan Barat terdiri atas beberapa jenis, antara lain
Bahasa Melayu Pontianak dan Bahasa Melayu Sambas. Bahasa Melayu
Pontianak sendiri memiliki logat yang sama dengan bahasa Melayu Sarawak,
Melayu Malaysia dan Melayu Riau. Bahasa Melayu merupakan bahasa yang
terbanyak penuturnya di Kalimantan Barat. Ada sebagian masyarakat di
Kalimantan Barat yang menyebutnya bahasa Melayik. Penutur bahasa Melayu ini
tersebar di seluruh wilayah kabupaten dan kota serta di kampung-kampung
pedalaman di Kalimantan Barat.
Bukti sejarah mengenai penggunaan Bahasa Melayu di Kalimantan Barat
periode kolonial dapat ditelusuri berdasarkan arsip berbahasa melayu. Arsip
daerah Kalimantan Barat memuat koleksi arsip berbahasa Melayu baik
bertuliskan aksara Arab maupun Latin. Arsip dalam huruf Arab Melayu antara
lain ditemukan dalam surat-surat Sultan Pontianak. Arsip dalam huruf Latin
antara lain ditemukan dalam catatan keluarga Kesultanan Pontianak. Ada pula
temuan unik arsip berbahasa Melayu dalam bundel “Ikhtisar Singkat Mengenai
Industri dan Perdagangan di Borneo Tahun 1849”.
Penggunaan bahasa ‘Melayu’ pada tulisan resmi ditunjukkan oleh surat
kutipan catatan yang dibuat oleh Pangeran Bendahara Kesultanan Pontianak
sebagai berikut:1
“...Sjahdan lagie maka tijada brapa antara nja maka njang di per toean
moeda radja Adjie pan mamanggillah sekelian orang- orang di dalam negrie
Pontianak memariksakan hal padoeka Srie pangeran Sjarief Abdul Rachman
Noor Alam inie handak Kita angkat ija berpangkat nama Sulthan, maka sekelian
bangsa bangsa di dalam negrie Pontianak itoe pan sekelian nja berkata soeka,
serta lagie menjoeroh pergie Ka negrie Mampawa dan Ka negrie Matan, dan Ka
negrie Landak dan Ka negrie Koeboe...”

Gambar 1. Catatan Pangeran Bendahara Kesultanan Pontianak tahun 1855

1
Inventaris Arsip Borneo Westerafdeeling No. 233, 1855
Kata-kata khas bahasa Melayu seperti sjahdan (syahdan), sekelian
(sekalian) pada catatan Pangeran Bendahara Kesultanan Pontianak menunjukkan
bahwa pada masa Kesultanan Pontianak tahun 1855 telah menggunakan Bahasa
Melayu sebagai bahasa resmi pada daerah tersebut. Selanjutnya penggunaan
bahasa Melayu juga dapat dilihat dari Surat Ucapan Selamat Atas Pemberian
Medali Penghargaan Terhadap Sultan Syarif Yusuf Alkadri dari Pemerintah
Hindia Belanda, sebagai berikut2:

Gambar 2. Surat Ucapan Selamat Atas Pemberian Medali Penghargaan


Terhadap Sultan Syarif Yusuf Alkadri dari Pemerintah Hindia Belanda.

Baris keempat menunjukkan penggunaan kata ganti sapaan bagi


Pemerintah Hindia Belanda dengan “…Yang Dipertuan Besar Guvernur
Jenderal atas Tanah Hindi Nedeland….”. Penggunaan kata ‘Yang Dipertuan’
merupakan kata ganti sapaan yang khas pada bahasa Melayu.
Berdasarkan sumber arsip sejarah berupa catatan-catatan dan surat-surat
yang ditulis pada masa Kesultanan Pontianak yang saat ini merupakan Ibu Kota
Kalimantan Barat memberi gambaran bahwa Bahasa Melayu telah digunakan di
Kalimantan Barat sejak zaman Kolonial dan telah digunakan dalam
korespondensi formal dengan pemerintah kolonial dan sebagai bahasa resmi di
Kesultanan Pontianak.

2
ANRI, Inventaris Arsip Borneo Westerafdeeling No. 310

Anda mungkin juga menyukai