Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Muhammad Hariman Fadli
NPM. 227322063
KELAS A
PAPER
2023
FILSAFAT ILMU
PENDAHULUAN
dalam lingkaran nafsu yang memerlukan pemuasan. Rasa lapar dan haus ada dalam
diri manusia, bersamaan dengan kebutuhan akan rumah, baju, pendidikan dan
pengenalan akan baik dan buruk banyak ditentukan oleh hati nurani berdasarkan
superego.
seorang yang berdiri di puncak tinggi, memandang ngarai dan lembah di bawahnya.
ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia
melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu
kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu
persepsinya tentang rasionalitas dan pemikiran dengan kesadarn moral yang penuh
budinya. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan manusia semakin
sesuai untuk menerima siraman filsafat dikarenakan adanya kecintaan hatinya yang
kemampuan untuk merefleksi hasil olah pikirnya dengan lingkup dan batasan,
kehidupannya yang melahirkan ilmu dan pengetahuan, yang salah satunya disebut
sebagai filsafat. Filsafat merupakan ilmu yang paling tua, disebabkan ilmu filsafat
merupakan dasar dari segala dasar berpikir yang membutuhkan pemecahan dari
pertanyaan dan persoalan hidup di dalam olah pikir manusia, di mana lantas
PEMBAHASAN
Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai filsafat yang
berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat
pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk
lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan pembatasan
yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut
keduapuluh, namun Francis Bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada
abad kesembilan belas dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu dalam
khasanah bidang filsafat secara umum. The Liang Gie menggambarkan “pemikiran
para filsuf itu mengenai ilmu merupakan filsafat ilmu (philosophy of science)”. Untuk
lebih jelasnya, The Liang Gie (2010) mengutip beberapa pendapat mengeni defenisi
1. Robert Ackermann.
Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-
demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktek ilmiah.
keseluruhan.
3. A. Cornelius Benjamin.
4. Peter Caws.
Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal: di satu pihak, ini membangun
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu
peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan
teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Rizal Mustansyir dan Misnal
eksistensi umat manusia, bahkan alam beserta isinya. Para filsuf terutama
ilmu kemudian menjadi suatu topik bagi analisis dan diskusi eksplisit yang
ahli tentang makna filsafat ilmu. Peter Caws memberikan makna filsafat ilmu sebagai
bagian dari filsafat yang kegiatannya menelaah ilmu dalam konteks keseluruhan
disiplin yang diarahkan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
menilai dasar-dasar validitas ilmu dari sudut pandang logika formal, dan metodologi
praktis serta metafisika. Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu sebagai
kajian dan evaluasi terhadap metode ilmiah untuk dapat dipahami makna ilmu itu
sendiri secara keseluruhan, masalah kajian atas metode ilmiah juga dikemukakan oleh
Michael V. Berry setelah mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori ilmiah
serta hubungan antara teori dan eksperimen, demikian juga halnya Benyamin yang
memasukan masalah metodologi dalam kajian filsafat ilmu disamping posisi ilmu itu
sendiri dalam konstelasi umum disiplin intelektual (keilmuan) (Setya Widyawati,
2013).
struktur teoritis, dan ukuran-ukuran kebenaran ilmu (The Liang Gie, 1978).
Pengertian ini sangat umum dan cakupannya luas, hal yang penting untuk dipahami
adalah bahwa filsafat ilmu itu merupakan telaah kefilsafatan terhadap hal-hal yang
berkaitan/ menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam struktur ilmu itu sendiri.
Terdapat beberapa istilah dalam pustaka yang dipadankan dengan Filsafat ilmu
seperti: Theory of science, meta science, methodology, dan science of science, semua
namun semua itu pada dasarnya tercakup dalam kajian filsafat ilmu. Meskipun
filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia merupakan bidang
balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu. Oleh karena itu pemahaman
bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat penting, terutama hubungannya
yang bersifat timbal balik, meski dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah
menjadi disiplin yang tersendiri dan otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya.
filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara
pemerolehannya. Filsafat ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
menyebabkan sesuatu disebut ilmu, serta apa bedanya ilmu dengan pengetahuan
diterima begitu saja (taken for granted). Dengan demikian filsafat ilmu merupakan
jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu atau filsafat ilmu merupakan upaya penjelasan
dan penelaahan secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan ilmu (Suharsaputra,
2004).
banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat
substansial dan radikal atas masalah tersebut, sementara ilmu terus mengembangakan
dirinya dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal, proses
atau interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh
karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah
antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat,
dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara
juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material atau pokok
pembahasan filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
yang hakiki antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan lebih bersifat
pengetahuan yang bersifat ilmu khusus dengan ciri-ciri : sistematis, metode ilmiah
dengan perangkat inderawi yang dimilikinya, namun tidak semua orang terlibat dalam
aktivitas ilmiah, karena ada prasyarat yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Prasyarat
itu menurut Rizal Mustansyir dan Misnal Munir (2009) antara lain Pertama, prosedur
ilmiah yang harus dipenuhi agar hasil kerja ilmiah itu diakui oleh para ilmuwan
lainnya. Kedua, metode ilmiah yang dipergunakan, sehingga kesimpulan atau hasil
temuan ilmiah dapat diterima, terutama bidang ilmu yang sejenis. Ketiga, diakui
secara akademis karena gelar dan pendidikan formal yang ditempuhnya. Keempat,
ilmuwan harus memiliki kejujuran ilmiah sehingga tidak mengklaim hasil temuan
ilmuwan lain sebagai miliknya. Kelima, ilmuawan yang baik juga harus mempunyai
cabang filsafat logika. Persoalan tentang nilai-nilai (values), dibedakan menjadi dua,
nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai keindahan. Nilai-nilai kebaikan
tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat etika dan nilai-nilai keindahan
PENUTUP
filsafat adalah sejarah pemikiran manusia sejak zaman Yunani kuno hingga zaman
sekarang. Titik pusat perhatian filsafat adalah isu-isu pokok yang dibawa filsuf di
satu bidang filsafat ilmu yang menjadi cabang dari filsafat itu sendiri.
dapat dilihat, sangatlah berpengaruh untuk mengantarkan filsafat ilmu sebagai cabang
filsafat yang mengkaji secara mendalam filsafat itu sendiri dengan menggunakan
metoda ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Jerome R. Ravertz. 2009. Filsafat Ilmu Sejarah & Ruang Lingkup Bahasan.
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2009. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Setya Widyawati. 2013. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu
The Liang Gie. 1978. Dari Administrasi ke Filsafat. Yogyakarta : Karya Kencana