Anda di halaman 1dari 6

KESULTANAN ISLAM DI SUMATERA

KESULTANAN PERLAK

Sevriana Zahara Farah


X IPS 6
27

SMAN 1 SRENGAT 2022/2023


BAB I
A. Latar Belakang
Pulau Sumatera merupakan awal daerah berkembangnya Islam di Nusantara.
Salah satu bukti berkembangnya islam di Nusantara tepatnya di Sumatera adalah
berdirinya Kesultanan Perlak sekitar abad ke 13 Masehi. Masuknya islam ke Nusantara
melalui pedagang yang berasal dari Arab. Kedatangan pedagang dari Arab diterima
dengan rasa damai, sehingga islam berkembang sangat cepat di wilayah Sumatera dan
sekitarnya.
Kesultanan Perlak merupakan salah satu kesultanan islam tertua yang ada di
Indonesia. Nama perlak diambil dari nama satu daerah setempat yang banyak
menghasilkan kayu perlak. Letak yang strategis dan kondisi alam yang mampu
menunjang kehidupan masyarakat membuat kesultanan perlak semakin dikenal luas dan
sering disinggahi kapal Persia dan Arab.
BAB II
A. Berdirinya Kesultanan Perlak
Sejarah berdirinya Kerajaan Perlak tidak terlepas dari kisah Sayid Maulana Ali
Al-Muktabar yang datang ke Aceh bersama Bani Hasyim dan keturunan Rasululllah
lainnya. Setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir, muncul dua dinasti besar di Arab,
yakni Bani Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Di waktu yang sama, muncul pula banyak
aliran pemahaman Islam seperti Sunni, Syiah, Khawarij, dan masih banyak lainnya.
Aliran Syiah tidak mendapatkan tempat aman karena ditentang oleh Bani Umayyah
maupun Dinasti Abbasiyah. Oleh karena itu, penganut Syiah terpaksa menyingkir dan
berusaha melawan ketika dipimpin oleh Sayid Maulana Ali Al-Muktabar, imam Syiah
ke-6. Pemberontakan tersebut berhasil diredam dan Sayid Maulana Ali Al-Muktabar
disarankan untuk berhijrah dan menyebarkan Islam ke Asia Tenggara.
Rombongan dakwah yang disebut Nakhoda Khalifah dari Mekkah pun berangkat
ke Perlak pada 800 M untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Penduduk dan penguasa
Perlak saat itu, Meurah Syahir Nuwi, menyambut rombongan Nahkoda Khalifah dengan
baik. Dengan cara dakwah yang menarik, Sayid Maulana Ali Al-Muktabar berhasil
mengislamkan Meurah Syahir Nuwi dan penduduk setempat. Selain itu, sebagian
rombongan mulai menikah dengan penduduk lokal, termasuk Sayid Ali Al-Muktabar
yang menikah dengan Putri Tansyir Dewi, adik Syahir Nuwi. Pernikahan Sayid Ali Al-
Muktabar dengan Putri Tansyir Dewi dianugerahi putra bernama Alaiddin Sayid Maulana
Abdul Azis Syah. Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah inilah yang ketika dewasa
dinobatkan sebagai raja Kerajaan Perlak yang pertama. Lokasi Kerajaan Perlak berada di
Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Dengan berdirinya Kesultanan Perlak,
semakin banyak orang Arab yang datang untuk berdagang dan menyebarkan agama
Islam.
B. Raja-raja Kesultanan Perlak
 Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah (840 – 864 M)
Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah adalah raja pertama yang
mendirikan Kesultanan Perlak pada 840 M. Ia adalah putra dari Sayid Ali Al-
Muktabar, orang arab beraliran Syiah, dengan Putri Tansyir Dewi. Sultan Alaiddin
Sayid Maulana Abdul Azis Syah mengubah nama ibu kota dari Bandar Perlak
menjadi Bandar Khalifah.
 Sultan Alaiddin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915 – 918 M)
Pada masa pemerintahannya, aliran Sunni yang mulai masuk ke Perlak
ketika dipimpin oleh Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abbas Syah kembali
memberontak. Perebutan kekuasaan akhirnya dimenangkan pihak Sunni,
sekaligus menandai keruntuhan Dinasti Sayid dan lahirnya Dinasti Johan
Berdaulat.
 Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Johan Berdaulat (956 – 983 M)
Saat Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat
memegang kekuasaa, terjadi lagi pergolakan selama kurang lebih empat tahun
antara Syiah dan Sunni. Pergolakan ini diakhiri dengan Perjanjian Alue Meuh
yang membagi Kesultanan menjadi dua bagian yaitu :
- Perlak Baroh dengan wilayah di pesisir pantai diserahkan kepada
Dinasti Sayid (Syiah)
- Perlak Tunong dengan wilayah di pedalaman diserahkan kepada
Dinasti Johan Berdaulat (Sunni)

Pada akhirnya, Islam Syiah tidak berkembang karena Perlak Baroh dihancurkan
Sriwijaya.

 Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II Johan Berdaulat (1230–


1267 M) Kesultanan Perlak mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II. Di bawah
kekuasaannya, Kesultanan Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam
bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah. Sultan Makhdum Alaiddin Malik
Muhammad Amin II kemudian digantikan Sultan Makhdum Alaiddin Malik
Abdul Aziz, sultan terakhir Perlak. Sebab setelah Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Abdul Aziz wafat, Kesultanan Perlak disatukan dengan Kesultanan
Samudera Pasai.

C. Puncak Kejayaan Kesultanan Perlak


Dalam Ensiklopedia Kesultanan Islam di Indonesia, puncak kejayaan Kesultanan
Perlak salah satunya berkat keberhasilan mereka di bidang niaga. Kesultanan Perlak
terkenal sebagai penghasil kayu kualitas terbaik. Jenis kayu-kayu bagus yang berasal dari
perlak ini seringkali dijadikan bahan untuk pembuatan kapal. Kesultanan perlak pun
berkembang pesat menjadi Pelabuhan niaga di abad ke-8 dan disinggahi kapal-kapal
besar dari Arab serta Persia. Tak hanya dari sisi perniagaan, perkembangan agama islam
di Kesultanan Perlak pun juga menjadi pusat penyebaran muslim dan banyak pula yang
melakukan perkawinan campur dengan para saudagar muslim.

D. Kemunduran Kesultanan Perlak


Penyebab kemunduran Kesultanan Perlak ini saat dikuasai oleh Sultan Mahmud
Alaidin Malik Muhammad Amin Shah II Johan yang menjalani politik persahabatan.
Sultan Mahmud Alauddin menikahkan kedua putrinya dengan raja-raja dari Kesultanan
tetangga Perlak. Putri Ratna Kemala dinikahkan dengan Raja Malaka yaitu Prameswara
dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Al-Malik Al-Saleh dari Pasai. Usai Sultan
Mahmud Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan wafat, kondisi Kesultanan
Perlak mulai tidak stabil dan mengalami kemunduran. Para saudagar meninggalkan
Kesultanan Perlak secara perlahan. Kemudian Kesultanan Perlak diambil alih oleh Raja
Pasai dan bergabung dengan Kesultanan Samudera Pasai.
BAB III
Kesimpulan
Sejarah berdirinya Kesultanan Perlak berawal dari munculnya dua dinasti besar di Arab
yang pada waktu bersamaan muncul pula banyak aliran pemahaman Islam seperti Sunni, Syiah,
Khawarij, dan masih banyak lainnya. Masuknya Islam di Perlak tak lepas dari pengaruh Sayid
Maulana Ali Al-Muktabar yang melakukan dakwah dengan cara yang menarik. Perkembangan
islam di Perlak pun menjadi tambah pesat karena adanya pernikahan campuran dengan penduduk
lokal termasuk pernikahan Sayid Ali Al-Muktabar dengan Putri Tansyir Dewi dan dianugerahi
seorang putra bernama Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Alaiddin Sayid Maulana
Abdul Azis Syah inilah yang kemudian dinobatkan sebagai raja Kesultanan Perlak yang pertama.
Puncak kejayaan Kesultanan terjadi pada abad ke-8 Perlak Kesultanan perlak pun
berkembang pesat menjadi Pelabuhan niaga dan disinggahi kapal-kapal besar dari Arab serta
Persia. Dan kemunduran Kesultanan Perlak terjadi karena adanya politik persahabatan dan
ketidakstabilan yang mengakibatkan adanya pemersatuan dengan Kesultanan Samudera Pasai.

Saran
Dalam mempelajari sejarah khususnya sejarah Islam sebaiknya kita sebagai pelajar lebih
cermat dan teliti karena masih banyak hal menarik dan dianggap baru. Seperti halnya
mempelajari Kesultanan Perlak ini yang ternyata merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang
ada sebelum Kesultanan Samudera Pasai.

Anda mungkin juga menyukai