Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN ORGANISASI

“Intervensi Dalam Pengembangan Organisasi”

Oleh
Kelompok 8

Pertiwi Zulmarni (19042026)


Revani Agustia (19042030)

Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Lince Magriasti, S.IP., M.Si

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG
2022

1 0
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba- Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia
mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Intervensi Dalam
Pengembangan Organisasi yang penulis sajikan berdasarkan dari berbagai
sumber.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Organisasi, topiknya tentang “Intervensi Dalam Pengembangan Organisasi”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembacanya.

Padang, 6 Oktober 2022

Penulis

ii

1 0
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pendekatan Dasar Intervensi ...................................................................... 3


B. Intervensi Struktural ................................................................................... 7
C. Intervensi Kultural ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii

1 0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan organisasi merupakan sarana untuk mencapai
tujuan organisasi. Suatu organisasi juga biasa dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman. Sasaran pengembangan organisasi
mengarah pada hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan
karyawan di semua jenjang organisasi guna menghapus hamba tan-
hambatan komunikasi antarpribadi dan kelompok.
Pengembangan organisasi bertujuan untuk meningkatkan
keefektifan kerja organisasi. Dalam praktiknya pengembangan organisasi
menggunakan teknik intervensi berencana terhadap proses dalam
organisasi dengan memanfaatkan teori-teori perilaku organisasi. Intervensi
pengembangan organisasi dilakukan oleh manajer atau konsultan atau
anggota dengan sasaran individu, kelompok, dan organisasi.
Intervensi berarti keikutsertaan klien dan konsultan bersama-sama
merencanakan proses perbaikan berdasarkan atas masalah yang di jumpai
dalam proses diagnosa. Tahap perencanaan intervensi harus diikuti dengan
serangkaian konsep yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu terdiri
dari teori, model dan kerangka konsep referensinya. Intervensi merupakan
suatu kegiatan perbaikan yang terencana dalam proses pembinaan
organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pendekatan dasar intervensi dalam pengembangan
organisasi?
2. Jelaskan maksud dari intervensi struktural dalam pengembangan
organisasi?
3. Jelaskan maksud dari intervensi kultural dalam pengembangan
organisasi?

1 0
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pendekatan dasar intervensi dalam pengembangan
organisasi
2. Untuk menjelaskan maksud dari intervensi struktural dalam
pengembangan organisasi
4. Untuk menjelaskan maksud dari intervensi kultural dalam
pengembangan organisasi

1 0
BAB II
PEMBAHASAN
“Intervensi Dalam Pengembangan Organisasi”

A. Pendekatan Dasar Intervensi


a. Pengertian Intervensi Dalam Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi merupakan suatu proses perubahan atau
intervensi, dimulai dari perubahan struktur dan sistem di dalam
organisasi hingga penyuluhan psikoterapi yang diberikan kepada
individu dan kelompok yang ada di dalam organisasi, yang mengarah
kepada upaya perbaikan efektivitas organisasi guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Menurut Miftah Toha (2003) Intervensi dimaksudkan untuk
menetapkan cara-cara yang patut digunakan untuk merencanakan
perbaikan berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses
diagnosis dan pemberian umpan balik. Intervensi berarti keikutsertaan
klien dan konsultan bersama-sama merencanakan proses perbaikan
berdasarkan atas masalah yang dijumpai dalam proses diagnosis.
Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan dalam rangka menata dan
memperbaiki kembali fungsi organisasi dalam memberikan
kesempatan kepada anggota organisasi untuk bekerja dalam tim
ataupun mereka mengelola suatu tim serta memelihara (sustainable)
organisasi agar tetap dapat beralan dengan baik sesuai dengan tujuan
organisasi.
Menurut Arif (2011), intervensi pengembangan organisasi adalah
serangkaian kegiatan terstruktur yang di dalamnya terdapat unit-unit
organisasi terpilih (kelompok atau sasaran individu) melakukan tugas
yang secara langsung atau tidak langsung sasaran tugas dihubungan
dengan perbaikan organisasi. Suatu intervensi dikatakan efektif apabila
terdapat informasi yang benar dan bermanfaat, kebebasan memilih dan
keterikatan di dalam,
1. Informasi yang benar adalah informasi yang nyata terjadi dalam
organisasi.

1 0
2. Kebebasan memilih mempunyai kewenangan membuat keputusan
terletak di tangan klien.
3. Dan keterkaitan di dalam adalah bahwa klien mempunyai tanggung
jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan dari rencana atau
keputusan yang telah dibuat.

b. Pendekatan Dasar Intervensi Dalam Pengembangan Organisasi


1. Intervensi Structural (Berfokus Pada Tingkat Organisasinya)
Dengan menggunakan kegiatan intervensi struktural maka terdapat
3 hasil yang diharapkan dapat dipetik, yaitu :
a) Restrukturisasi/Reorganisasi
Seperti alasan ekonomi, proses, komunikasi lancar dan
pengawasan.
b) Sistem Imbalan Baru
Seperti perilaku fungsi dari konsekuensi, konvensional, dan
imbalan atas dasar jam kerja dirubah menjadi imbalan atas dasar
kinerja.
c) Perubahan Kultur Organisasi
Seperti tangguh, eksis, dan mampu menghadapi tantangan
jaman.
2. Intervensi Teknikal (Berfokus Pada Tingkat Pekerjaannya )
Penggunaan intervensi ini adalah perluasan pekerjaan secara
vertikal. Intervensi ini dilakukan dalam rangka melakukan
perubahan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh pegawai,
penggunaan sarana kerja dan teknologi untuk mendukung tugas dan
pekerjaan organisasi. Adapun teknik penerapannya yaitu:
a) Penggabungan tugas agar pelaksanaan yang tadinya terbagi-bagi
menyatu ditangan seseorang
b) Penciptaan satuan kerja yang sifatnya alamiah yang berarti
bahwa aneka ragam pekerjaan seseorang karyawan terwujud
menjadi sesuatu yang dapat diidentifikasikan serta merupakan
sesuatu yang bermakna

1 0
c) Penciptaan hubungan kerja dengan kliennya
d) Membuka saluran umpan balik, akan memungkinkan seorang
karyawan mengetahui bagaimana pendapat orang lain tentang
kinerjanya
e) Pengembangan pekerjaan secara vertikal. Berangkat dari
pandangan bahwa karyawan adalah orang yang sudah matang
dan dewasa baik dalam arti keterampilan, pengetahuan, sikap,
maupun motivasi mereka pada umumnya akan lebih bergairah
bekerja apabila mereka diberikan kebebasan untuk menentukan
sendiri cara-cara yang dianggap paling tepat untuk
menyelesaikan tugasnya dan tidak dikendalikan oleh atasannya.
f) Peningkatan mutu hidup Karyawan
Proses organisasi bersikap tanggap terhadap kebutuhan pegawai
melalui pengembangan mekanisme tertentu yang
memungkinkan mereka terlibat penuh dalam pengambilan
keputusan mengenai hidup mereka ditempat kerja. Pengakuan
dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia.
Timbulnya konsep pemberdayaan manusia di tempat kerja.
Bekerja tidak lagi mutlak dipandang sebagai “cari nafkah”
sehingga mandiri dan tidak tergantung pada orang lain dalam
pemenuhan kebutuhan.
3. Intervensi Perilaku (Berfokus Pada Manusia)
Intervensi ini dilakukan dalam rangka mengubah sikap, motivasi
dan perilaku anggota organisasi. Pendekatan pengembangan
organisasi menekan 5 bentuk spesifik interfensi yang berfokus pada
manusia, yaitu :
a) Pelatihan Kepekaan
Mengubah perilaku melaui interaksi kelompok yang tidak
tersetruktur (lingkungan penuh keterbukaan; diarahkan secara
longgar oleh para perilaku organisasi agar tercipta suasana tetap
hidup, dan tidak ada penonjolan peran kepemimpinan)
b) Umpan Balik melalui Survey

1 0
Digunakan untuk mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sikap
anggota organisasi, menemukan kesenjangan/beda presepsi,
serta menyelesaikan masalah.
c) Konsultan Proses
Organisasi masih tetap mungkin untuk disempurnakan dalam
semua aspek/seginya.
d) Pembinaan Tim
Peningkatan interaksi antara anggota tim/antar tim dalam rangka
peningkatan sikap saling percaya/keterbukaan.
e) Pembinaan kerja sama antar kelompok
Mengubah sikap, pendekatan stereotip dan presepsi yang
dimiliki oleh suatu kelompok tentang kelompok lain dalam
organisasi.
Intervensi pengembangan organisasi dilakukan setelah konsultan
melakukan diagnosa. Diagnosa itu sendiri merupakan suatu proses
menentukan penyebab pokok dari masalah organisasi. Sedangkan
menurut Sondang Siagian diagnosa merupakan sutau pendekatan yang
sistematik terhadap pemahaman dan uraian kondisi organisasi
sekarang. Adapun proses dari diagnosa meliputi:
1. Pengumpulan informasi/data
2. Menganalisa informasi
3. Membuat kesimpulan untuk melakukan perubahan/
penyempurnaan
Adapun kriteria dari suatu intervensi yang efektif yaitu:
1. Dengan informasi yang benar dan bermanfaat
Maksudnya bahwa segala bahan keterangan tentang masalah
organisasi diperoleh ketika proses diagnosa. Bahan keterangan
tersebut bukan karangan dari konsultan atau klien melainkan
benar-benar terjadi dan berlaku secara nyata dalam kegiatan
organisasi.
2. Dengan kebebasan memilih

1 0
Maksudnya bahwa tempat pembuatan suatu keputusan itu terletak
pada posisi klien. Klien sama sekali bebas memilih alternatif
dalam pembuatan keputusan. ia tidak tergantung kepada
konsultan.
3. Dengan keterikatan kedalam
Maksudnya untuk memberikan penekanan bahwa klien
mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan
dari rencana atau keputusan yang telah dibuat. Klien yang telah
dengan bebas membuat keputusan untuk perbaikan organisasi
dengan cara tertentu, maka dalam hal ini dia bertanggung jawab
untuk mau melaksanakannya.

B. Intervensi Struktural
Intervensi struktural adalah jenis intervensi yang fokus pada
perubahan struktur dan desain organisasi. Intervensi struktural melakukan
perubahan dengan menggunakan bentuk intervensi struktural yang
bertujuan agar perubahan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.
Adapun karakterisitk dari intervensi struktural adalah
1. Structural Design
Proses perubahan ini menyangkut pembagian tugas dalam organisasi
berwujud dalam bentuk reorganisasi atau restrukturisasi
2. Downsizing
Intervensi ini bertujuan menurunkan biaya dan birokrasi dengan cara
memangkas ukuran organisasi baik dari sisi jumlah posisi ataupun
jumlah pekerja
3. Reengineering
Intervensi ini mendesain ulang secara radikal proses pekerjaan inti
organisasi untuk menciptakan unjuk kerja yang lebih responsif
Intervensi structural merupakan sebuah strategi sebagai Teknik
perubahan pada organisasi yang befokus pada tingkat atau struktur
organisasi. dalam intervensi structural diharapkan terjadi perubahan pada,
restrukturiasi/ reorganisasi, sistem imbalan yang baru dan perubahan

1 0
kultur organisasi. Menurut Siagian (1995) terdapat 3 alasan mengapa
dilakukannya intevensi structural khususnya pada restrukturisasi, yaitu :
1. Bersifat ekonomi, bahwa jika struktur organisasi makin datar, rentang
kendali makin melebar, yang berarti bahwa jumlah bawahan yang
dapat diawasi oleh seorang atasan makin banyak, pada gilirannya
mengurangi beban biaya administratif yang harus dipikul karena
jumlah manajer yang harus digaji semakin berkurang.
2. Mengurangi tingkat hirarki kewenangan dalam organisasi, proses
komunikasi pada umumnya berjalan lancer.
3. Dengan rentang kendali yang melebar biasanya kelompok kerja
memiliki otonomi yang lebih besar karena tidak mungkin seorang
manajer mengendalikan semua bawahannya.
Dalam melakukan intervensi yang bersifat structural, biasanya
tercipta organisasi yang organic, artinya yang diciptakan adalah organisasi
yang tidak birokratik karena organisasi dituntut mampu memberikan
respon yang tepat dan tanggap terhadap berbagai perubahan , disertai
berbagai tuntutan, yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi tersebut.
Dapat dikatakan bahwa yang dilakukan berbagai organisai dalam
intervensi structural adalah terjadinya reorganisasi, mengganti dan
mengalih tugaskan orang-orang yang menduduki jabatan-jabatan penting
secara berkala akan tetapi, yang seharusnya terjadi yakni terprogram,
mengubah sistem imbalan, dalam arti meninggalkan pertimbangan jumlah
jam kerja dan senioritas dan mengaitkan jumlah imbalan yang diterima
dengan produktivitas dan kinerjanya, menciptakan cerita baru tentang
organisasi, menggunakan symbol baru, menetapkan ritual yang
sebelumnya tidak terjadi dan merubah proses seleksi pegawai baru.

C. Intervensi Kultural
Intervensi kultural adalah jenis intervensi yang berfokus pada
tindakan strategis untuk merubah bentuk dan kultur organisasi. Contoh
dari jenis intervensi ini adalah
1. Merger dan Akuisi

1 0
Intervensi ini merupakan proses yang sistematis untuk
mengintegrasikan dua atau lebih organisasi
2. Perubahan Kultur
Intervensi ini membantu organisasi mengembangkan kultur yang tepat
untuk strategi dan lingkungan mereka
3. Pembelajaran Organisasional
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi
untuk memperoleh dan menyebarkan pengetahuan baru
Intervensi kultural merupakan intervensi yang memperhatikan dari
segi budaya. Sebuah organisasi berusaha menciptakan perbedaan antara
satu organisasi dengan organisasi lainnya. Ciri khas tersebut
menjadikannya sebagai sebuah identitas dari organisasi atau perusahaan
itu sendiri. Budaya perusahaan sangat penting perannya dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Menurut
Robbins dan Judge (2008) kultur organisasi mengacu pada sebuah sistem
makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.
Dalam pengembangan organisasi harus mengetahui bahwa setiap
organisasi membutuhkan dan memelihara kultur organisasi tersebut,
meskipun kultur budaya dianut oleh masyarakat luas, bahkan pada tingkat
bangsa dan negara. Kultur organisasi adalah persepsi yang sama yang
dimiliki oleh para anggota organisasi tentang makna kehidupan bersama
dalam suatu sistem organisasi. kultur organisasi berfungsi untuk :
1. Menentukan batas-batas berperilaku bagi para anggota organisasi
2. Menumbuhkan perasaan terindifikasi dengan organisasi dikalangan
para anggotanya
3. Menumbuhkan komitmen bagi keberhasilan organisa si
4. Menjamin stabilitas organisasi
5. Berperan sebagai mekanisme pengendali dalam kehidupan bersama
karena kultur organisasi mengikat semua orang dalam organisasi yang
bersangkut

1 0
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan organisasi merupakan suatu proses perubahan atau
intervensi dimulai dari perubahan struktur dan sistem di dalam organisasi
hingga penyuluhan psikoterapi yang diberikan kepada individu dan
kelompok yang ada di dalam organisasi, yang mengarah kepada upaya
perbaikan efektivitas organisasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Intervensi berarti keikutsertaan klien dan konsultan bersama-
sama merencanakan proses perbaikan berdasarkan atas masalah yang
dijumpai dalam proses diagnosis. SedangkanIntervensi pengembangan
organisasi adalah serangkaian kegiatan terstruktur yang di dalamnya
terdapat unit-unit organisasi terpilih (kelompok atau sasaran individu)
melakukan tugas yang secara langsung atau tidak langsung sasaran tugas
dihubungan dengan perbaikan organisasi.
Jadi, Intervensi dalam pengembangan organisasi terdapat 3
pendekatan dasar yaitu intervensi structural (berfokus pada tingkat
organisasinya), intervensi teknikal (berfokus pada tingkat pekerjaannya)
dan intervensi perilaku (berfokus pada manusia). Yang mana ketiga
pendekatan tersebut memiliki perbedaan masing-masingnya didalam
pengembangan organisasi.

B. Saran
Dari makalah penulis yang dibuat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua umumnya dan juga untuk penulis pribadi. Dan
penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi diharapkan saran dan kritiknya yang
bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

10

1 0
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ramdhani. 2011. Penilaian Kinerja. PT. Sarana Panca Karya Nusa. Abdul
Kadir Dan Tera Ch.

Robbins, SP, dan Judge 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat: Jakarta.

Siagian, Sondang P. 1995. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi


Aksara.

Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar Dan Aplikasinya.


Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Yulianti, Devi dan Intan Fitri Meutia. 2020. Perilaku & Pengembangan
Organisasi. Bandar Lampung: Pusaka Media.

11

1 0

Anda mungkin juga menyukai