Laporan Pengembangan Diri Semangat Guru
Laporan Pengembangan Diri Semangat Guru
1
IDENTITAS GURU
2
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
KEGIATAN PELATIHAN PROGRAM GURU BELAJAR DAN BERBAGI
SERI SEMANGAT GURU
KEMAMPUAN NONTEKNIS DALAM ADAPTASI TEKNOLOGI
TAHUN PELAJARAN 2021
Oleh:
3
KATA PENGANTAR
4
Mengingat begitu pentingnya peningkatan kompetensi guru demi peningkatan
profesionalitas guru maka kegiatan PKB khususnya kegiatan pengembangan diri,
menurut penulis sangat bermanfaat. Oleh karena itu penulis menganggap bahwa
kegiatan ini wajib untuk diikuti.
5
DAFTAR ISI
A. PENGEMBANGAN DIRI
1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
2. Jenis Kegiatan
3. Tujuan PD
4. Uraian Materi PD
5. Tindak Lanjut
6. Dampak PD
6
2. Guru berhasil melakukan proses adaptasi teknologi pendidikan yang terus
berjalan;
3. Guru mengintegrasikan teknologi dan kemampuan nonteknis ke dalam kelas;
4. Guru memanfaatkan kolaborasi, komunikasi, pemikiran kritis, dan kreativitas
sehingga hasil kegiatan belajar mengajar lebih jitu dan berdampak besar.
7
RESUME KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
TEMA KEGIATAN : Pelatihan Program Guru Belajar Seri Semangat Guru
“Kemampuan Nonteknis Dalam Adaptasi Teknologi”
I. WAKTU : Rabu, 27 Oktober 2021 s/d Selasa, 16 November 2021
II. JAM : Mandiri
III. TEMPAT : LMS (Learning Management System)
IV. PESERTA : 200.000 Orang Guru
V. NARASUMBER :
1. Iwan Syahril., Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2. Adi Respati, Konsultan adopsi teknologi dalam
pembelajaran di Websis for Edu
3. Edward Suhadi, Produser, Sutradara, dan Pakar
Storytelling
4. Vivit Kavi, Konsultan Komunikasi
5. Vena Annisa, Konsultan Komunikasi
6. Bukik Setiawan, Ketua Yayasan Guru Belajar
8
F. MATERI
Peserta yang akan mengikuti Pelatihan pada Program Guru Belajar dan Berbagi
Seri Semangat Guru “Kemampuan Nonteknis Dalam Adaptasi Teknologi” akan
menerima materi utama yang diberikan dalam pelatihan ini selama 32 jam
pelatihan dengan rincian sebagai berikut:
No Jumlah
Pokok Materi
. Jam
1. Resilience: Tangguh & Teknologi 6
2. Critical thinking: Berpikir Kritis & Teknologi 5
3. Creativity: Konten & Teknik Penceritaan 5
4. Communication: Komunikasi Efektif 5
5. Empowered Teacher: Penerapan Kelas Campuran 5
6. Collaboration: Kolaborasi & Dampak 6
Jumlah 32
G. PENUTUP (Kesimpulan)
Akselerasi teknologi di dunia pendidikan sedang berlangsung. Ini adalah
program pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pembekalan
kemampuan nonteknis bagi para guru dalam proses adaptasi teknologi
pendidikan yang terus berjalan. Mengintegrasikan teknologi dan kemampuan
nonteknis ke dalam kelas dapat menginspirasi kolaborasi, komunikasi,
pemikiran kritis, dan kreativitas sehingga hasil kegiatan belajar mengajar lebih
jitu dan berdampak besar. Guru menjadi terlatih dalam menyiapkan dan
melaksanakan pembelajaran yang mengadaptasi teknologi. Kemudian setelah itu
guru juga mendapatkan sertifikat diklat 32 JP yang bisa di unnduh melalui akun
Guru Belajar.
Denpasar, 18 November 2021
Penulis
9
NIP.19900310 202012 1 004
LAMPIRAN MATERI
1. Resiliensi
Resiliensi (resilience) oleh ilmuwan psikologi biasanya disepadankan dengan istilah
"lenting" yang berarti kemampuan seseorang untuk bangkit setiap kali mengalami
desakan mundur maupun kegagalan. Para konsultan teknologi melihat bagaiman
melimpahnya potensi teknologi yang dapat digunakan dalam meningkatkan
pembelajaran. Seperti halnya dalam lari marathon kita harus mengelola resilensi,
semakin kita mengetahui seberapa jauh atau semakin dekat dengan garis finish. Dalam
marahon e-learnini ini peta yang digunakan adalah kerangka SAMR.
2. Berpikir Kritis
Kata berpikir kritis sudah menjadi kosa kata dalam dunia pendidikan di mana guru
dituntut untuk menumbuhkan karakter berpikir kritis kepada peserta didik, bukan hanya
sebagai kemampuan namun juga sebagai keterampilan. Berpikir kritis merupakan proses
berpikir (observasi, refleksi dan menalar) yang disiplin, mahir, dan aktif dalam
membuat konsep dari menerapkan, menganalisis, mensintesis dan atau mengevaluasi
informasi, sebagaimana dilansir CriticalThinking.org.
Prof. Dr. Bagus Takwin mendefinisikan berfikir kritis sebagai ketrampilan seseorang
yang dengan akurat memutuskan sikapnya terhadap suatu informasi (setuju, tunda, atau
tidak setuju). Setiap orang mampu berpikir kritis, namun untuk menjadi keterampilan,
berfikir kritis harus selalu dipraktikkan setiap saat. Semakin sering dilatih, semakin
akurat yang hingga akhirnya akan semakin menjadi insting.
Teknologi merupakan mitra yang baik dan sesuai untuk mempraktikkan kemampuan
berpikir kritis. Langkah awalnya adalah dengan menperhatikan aplikasi yang digunakan
untuk mendemonstrasikan berpikir kritis. Para pendidik harus memastikan bahwa
10
peserta didik mempraktikkan "saya sadar, saya berpikir" pada setiap kesempatan peserta
didik menggunakan teknologi, misalnya saat tanya jawab pada video meeting,
menyusun materi presentasi, diskusi online di chat grup, memberikan komentar di LMS
dan lainnya.
3. Kemampuan Bercerita
Kemampuan bercerita adalah kesanggupan atau kekuatan yang dimiliki oleh setiap
individu untuk menyampaikan gagasan atau ide melalui lisan maupun tulisan yang
menceritakan tentang perbuatan, pengalaman atau kejadian. Kemajuan teknologi dapat
membantu kita mengolah kemampuan bercerita.
4. Konten
Konten merupakan segala bentuk komuniskasi terutama audio visual yang berisi
informasi, hiburan maupun ajakan. Tahapan membuat konten terdiri atas perencanaan,
mengeksekusi dan membuat rencana
5. Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif merupakan proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan
serta informasi yang disajikan dengan cara yang paling dipahami oleh penerima
sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik mungkin. Dalam keadaan
pandemi ini, sesama manusia mengalami keterbatasan dalam bertatap muka atau
bertemu sehingga dibutuhkan sebuah metode komunikasi yang efektif dan tepat
sehingga interaksi dan hubungan baik tetap apat terjalin dengan adanya komunikasi
yang efektif. Di sinilah teknologi berperan sebagai peangkat yang menghubungkan
interaksi sosial.
11
mengerti. Adapun faktor-faktor pendukung kegiatan itu adalah keadaan, perasaan /
emosi, kebutuhan dan permintaan berdasarkan perasaan dan kebutuhan.
12
langsung antara murid dengan murid bisa mengatur waktu,
guru, murid dengan murid atau tempat, alur dan tempo
murid dengan narasumber lain belajarnya. Pembelajaran
dipandu oleh guru. Meski sering asinkron bisa dilakukan secara
diasosiasikan dengan luring, luring maupun secara daring.
pembelajaran sinkron bisa
dilakukan secara daring.
13
guru. Ketergantungan pada belajar. Kualitas bahan ajar.
kehadiran dan kualitas guru. Ketergantungan pada
ketersediaan bahan ajar yang
berkualitas.
14