Polbasnas - Uas I (Fendy Nur Gumala - Pbsi - B - 2022) - 122204
Polbasnas - Uas I (Fendy Nur Gumala - Pbsi - B - 2022) - 122204
Adat-istiadat yang ada dilingkungan masyarakat dari dulu hingga sekarang masih
terus dilaksanakan dan dilakukan, masyarakat mempercayai kalau apa yang sudah
diwariskan oleh leluhurnya. Misalkan, setiap bulan dimalam Jum’at manis banyak orang
dan tokoh masyarakat yang ber-ziarah ke makam leluhur yang babat alas atau orang-
orang zaman dulu yang pertama kali mendirikan dukuh mendek.
Masyarakat mempercayai bahwa leluhur dukuh mendek berasal dari para pasukan
kemerdekaan Malang saat perang melawan pasukan kolonial Belanda, masa perang
kemerdekaan pasukan tanah air menyebabkan beberapa pasukan dari Malang untuk
berpencar menyesuaikan rencana dan strategi yang diterapkan untuk melawan pasukan
Belanda.
Selain itu, masyarakat dukuh Mendek mayoritas pekerjaannya adalah sebagai tani
dan buruh, mengingat lokasinya berada diatas perbukitan hampir disetiap rumah pasti
ada hewan ternak sapi sebagai pemeliharaan. Setiap pagi dimulai pukul 6 pagi terkadang
ada petani yang baru selesai berkerja hingga pukul 4 sore bahkan sampai maghrib.
Sedangkan sebagai buruh sering kali berkerja ikut orang untuk penebangan pohon yang
dilakukan tidak hanya di dukuh Mendek sendiri, namun banyak daerah yang cukup jauh
untuk dijangkau, ada yang ke pasuruan hingga ke probolinggo.
Adapun pekerjaan minoritas bahkan kurang dari 40% masyarakat di dukuh Mendek
adalah sebagai karyawan diperusahaan dan sebagai wirausahawan, lokasi ke pusat kota
yang jauh menjadikan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
dan pekerjaan tetap, rata-rata memakai sistem kontrak yang disepakati.
Masyarakat dukuh Mendek sangat memegang budaya gotong royong, ramah dan
saling membantu satu sama lain, terbukti adanya banyak kegiatan sosial yang selalu
dihadiri oleh sebagian besar masyarakat, yaitu rutinan hadrah yang terbagi menjadi 5
grub, adanya organisasi masyarakat hingga 2 kelompok yang saling berkerjasama. Ketika
ada tetangga yang mempunyai hajat, pasti banyak yang membantu meskipun tidak ada
pemberitahuan ataupun ajakan.
Dalam lingkungan masyarakat terdapat kesenian lokal yang dari dulu ada beberapa
masih berjalan hingga sekarang, pada tahun 1996 terbentuk kesenian Ludruk yang sudah
malang melintang diberbagai daerah, antara lain Pasuruan dan area Malang sendiri.
Namun sekitar 5 tahun kemudian kesenian tersebut mengalami vakum atau bubar
dikarenakan konflik manajemen yang tidak dapat diselesaikan. Pada tahun 2012, muncul
kembali kesenian lain ditengah masyarakat yang sebenarnya sudah ada sejak lama yaitu
kesenian Jaran Kepang dan Pencak Silat. Yang mana untuk kesenian ini masih terus
berkembang dari tahun ke tahun hingga banyak daerah yang pernah mengundang untuk
berbagai acara hingga saat ini.