Anda di halaman 1dari 135

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan


Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada
Unit Usaha Syariah Di Indonesia Periode 2016-2019

SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E )

Oleh :

MUHAMMAD AMRI AL HUSAENI

NIM : 1607025055

NIMKO : 3954020216055

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

TAHUN 2020 M / 1442 H


ii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
iii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
iv
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, tiada kata yang pantas terucap, tiada rasa yang

pantas tertanam selain puji dan syukur kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam

Semesta dan seluruh isinya. Hanya kepada Nya lah kita menyembah dan hanya

kepada Nya lah kita memohon pertolongan. Berkat kasih sayang Allah SWT kepada

umat manusia yang telah membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya

dengan ilmu yang luas dan hati yang jernih. Sehingga hamba Mu yang tak berdaya

dan lemah ini mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good

Corporate Governance (GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA)

Pada Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2016-2019”

Sholawat dan salam tak lupa kita curahkan dan transferkan kepada kekasih

Allah SWT, Sang Revolusioner sejati, Sang Penolong di yaumil akhir, Idola ummat

nya yang taqwa, yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan

kita ketauladanan pemimpin sejati, yang telah membawa kita dari zamannya

dakwah sembunyi-sembunyi hingga tugas akhir skripsi dan yang telah

membimbing kita hingga saat ini yang penuh dengan pengetahuan dan keteladanan.

Dan tak lupa teruntuk kedua orang tua penulis yang tercinta dan yang paling

penulis cintai, yaitu Bapak Asmad dan ibunda Mimi Maryami beserta adik-adik

penulis tersayang, Agnia Mutmainah, Rahayu Nurfadhilah, Azkiya Faturrahmah,

dan Akmal AlGhifary. Yang selama ini telah banyak memberikan dukungan baik

secara materil maupun non-materil, Selalu mendo’akan di setiap kesempatan, kasih

v
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
sayang dan dorongan tekad begitu melimpah diberikan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi program Strata Satu (S1), Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan pada tepat waktu.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada Bapak/Ibu dan berbagai pihak yang telah men-support dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Ibu Dr. Gusniarti, MA., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

mendorong kami dan membulatkan tekad untuk terus belajar dan bekerja keras

atas apa yang sedang kami kerjakan dan cita-citakan, berkat bimbingan dan

keihklasan beliau-lah dalam memberikan ilmu dan meluangkan waktu nya

kepada kami sehingga skripsi ini bisa selesai

2. Ibu Fitri Liza, S.Ag., M.A selaku dekan Fakultas Agama Islam UHAMKA.

3. Ibu Ai Fatimah Nur Fuad, Lc., MA., PhD selaku Wakil Dekan I Fakultas

Agama Islam UHAMKA.

4. Bapak Rahmat Dahlan, S.E.I, M.Si selaku wakil dekan II dan III Fakultas

Agama Islam UHAMKA.

5. Ibu Nur Melinda Lestari, S.E.I., M.H selaku ketua Program Studi Perbankan

Syariah

6. Ibu Miatin Rachmawati, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing Akademik

Perbankan Syariah kelas B yang selalu memberikan motivasi serta dukungan.

vi
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
7. Seluruh dosen Fakultas Agama Islam UHAMKA yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan wawasan, serta seluruh staf yang telah membantu secara

teknis selama menempuh perkuliahan.

8. Teman-teman Pesantren Modern Daarul Uluum Lido yang tetap mendukung

dan mendo’akan penulis walau sudah terpisah dengan jarak dan waktu.

9. Teman-teman lingkungan rumah dan Pengurus Mushola An-Nur yang tak

bosan mendorong dan mendo’akan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Segenap kawan kawan seperjuangan serta guru-guru Pesantren Unggul

Salsabiila Zainia, Cianjur Selatan yang tetap mendoakan dari kejauhan.

11. Siti nabyla sahabat penulis yang selalu meluangkan waktu untuk berbagi ilmu,

memberikan tenaga pikiran dan tubuh, memberikan saran dan mendo’akan

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan dan sepergerakan Ihsanul Fikri, Nida, Aida Nurul,

Uut tri Cahyani, Ahmad Farhan, Hilmi Nur Hidayah, Rangga Pranata, Ronaldo

Zulfikar dan Imam Pratama yang terus memberikan dukungan, semangat dan

doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman bimbingan skripsi, Fildza, Wasis, Fatimah, Titis, Erlinda dan

Erlin.

14. Teman – teman FAI UHAMKA angkatan 2016 yang selama empat tahun ini

telah berjuang bersama susah maupun senang di UHAMKA.

15. Teman – teman kelasan B perbankan syariah 2016, canda-tawa, susah-senang,

pahit-manis kita rasakan bersama.

vii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
16. Teman-teman komunitas Sayap Moeda Depok yang tetap memberikan

semangat dan motivasi dalam perjuangan menyusun skripsi ini.

17. Seluruh warga dusun baros, ciamis yang tetap memberikan semangat,

dukungan dan do’a walau jarak memisahkan pertemuan dan tatap muka.

Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

yang terdalam untuk segala bantuan, serta doanya. Semoga kebaikan yang telah

diberikan dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan, kritik, dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan perbaikan.

Jakarta, 07 Oktober 2020

(Muhammad Amri Al Husaeni)

viii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
ABSTRAK

Muhammad Amri Al Husaeni, Pengaruh Good Corporate Governance


(GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Unit Usaha Syariah
di Indonesia periode 2016-2019, Skripsi, Program Studi Perbankan Syariah,
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate


Governance (GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) secara parsial
dan simultan. Objek penelitian yang digunakan adalah purposive sampling dari Unit
Usaha Syariah di Indonesia. Variabel independen Good Corporate Governance
(GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) dan variabel dependen Return On Asset (ROA). Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda data panel dengan
menggunakan eviews versi 9.0.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh


yang signifikan pada variabel Good Corporate Governance (GCG), Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini juga menunjukkan hanya
variabel Good Corporate Governance (GCG) secara parsial tidak memiliki
pengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Untuk hasil R-square ditemukan bahwa
pengaruh variabel Good Corporate Governance (GCG), Financing to Deposit
Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan sebesar 70.7%, sedangkan sisanya 29.3%
dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis penelitian ini.

Kata kunci : Good Corporate Governance (GCG), Financing to Deposit Ratio


(FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Return On Asset
(ROA)

ix
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………….i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................. Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 13
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 14
E. Tujuan dan Manfaat Peneltian ................................................................... 14
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................... 15
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 20
BAB II .................................................................................................................. 22
LANDASAN TEORI........................................................................................... 22
A. Teori Signal ................................................................................................ 22
B. Teori Agency .............................................................................................. 24
C. Mengenal Perbankan Syariah Di Indonesia ............................................... 26
D. Return On Asset (ROA) ............................................................................. 29
E. Good Corporate Governance (GCG) ........................................................ 31
F. Financing To Deposit Ratio (FDR) ........................................................... 48
G. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ............................... 49
H. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 51
I. Hipotesis..................................................................................................... 52

x
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
BAB III ................................................................................................................. 54
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 54
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 54
B. Definisi Operasional Variabel penelitian ................................................... 56
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 58
D. Metode Pengolahan Data ........................................................................... 62
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 62
BAB IV ................................................................................................................. 70
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 70
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 70
B. Hasil Uji Analisis dan Pembahasan ........................................................... 94
1. Uji Statistik Deskriptif............................................................................ 95
2. Pemilihan Model Data Panel .................................................................. 96
C. Interpretasi................................................................................................ 104
1. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return On Asset
(ROA) pada Unit Usaha Syariah ................................................................. 104
2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset
(ROA) pada Unit Usaha Syariah ................................................................. 105
3. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA) pada Unit Usaha Syariah ...................................... 106
4. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Financing to Deposit
Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA) pada Unit Usaha Syariah ...................................... 107
D. Hasil Analisis Penelitian .......................................................................... 108
BAB V................................................................................................................. 111
PENUTUP .......................................................................................................... 111
A. Kesimpulan .............................................................................................. 111
B. Saran ......................................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 113

xi
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah 2016 – 2019 ………………….. 2

Tabel 1.2 Daftar Unit usaha Syariah (UUS) di Indonesia Tahun 2019 ……... 4

Tabel 1.3 Rasio Keuangan ROA, FDR dan BOPO Pada Unit Usaha Syariah

di Indonesia Periode 2016 – 2019 …………………………………6

Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ………………………………15

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian ROA …………………………………………... 31

Tabel 2.2 Nilai Komposit Hasil Pelaksanaan Self Assessment GCG …...…… 45

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian FDR……………………………………………. 49

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian BOPO …………………………………………. 51

Tabel 3.1 Operasional Variabel ………………………………………………56

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel ……………………………………………..71

Tabel 4.2 Daftar Nama Unit Usaha Syariah ………………………………….72

Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif ……………………………………………..95

Tabel 4.4 Uji Chow …………………………………………………………...97

Tabel 4.5 Uji Hausman ……………………………………………………….98

Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda Dengan Fixed Effect Model ………………..99

Tabel 4.7 Nilai Koefisien Determinasi (R2) ………………………………….103

xii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……………………………………………… 52

xiii
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan Indonesia memiliki sistem yang berfungsi

mengontrol orientasi keuangan di zaman modern saat ini. Lembaga

perbankan memiliki kedudukan dan arah gerak yang sangat besar dalam

memajukan perekonomian suatu Negara. Dengan kedudukan dan arah gerak

yang begitu besar dan penting maka bank dianggap sebagai nyawa dalam

menggerakkan roda perekonomian Negara (Kasmir, 2009). Dalam

menghadapi persaingan yang begitu cepat, maka diperlukan fungsi

perbankan dalam menghasilkan sebuah kinerja yang optimal.

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah, perbankan syariah adalah “Segala sesuatu yang menyangkut

tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya.” Dalam al-qur’an surat Ali-Imran ayat 130 yang memiliki arti

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan”. Oleh karena itu, perbankan syariah hadir untuk mencegah

adanya praktek riba yang berlipat ganda agar memperoleh keberuntungan

yang substansif. Masyarakat Indonesia dengan mayoritas muslim

merupakan peluang besar bagi perkembangan perbankan syariah di

Indonesia.

1
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
2

Table 1.1

Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia 2016-2019

Indikator
2016 2017 2018 2019
BUS

Total asset (dalam miliar Rupiah) 254.184 288.027 316.691 350.364

Jumlah bank 13 13 14 14

UUS

Total asset (dalam miliar Rupiah) 102.320 136.154 160.636 174.200

Jumlah bank 21 21 20 20

Sumber : (OJK, 2019)

Perkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun tergolong pesat,

khususnya pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

yang mendominasi aset perbankan syariah. Pada tabel 1.1 tercatat aset

kedua-nya terus meningkat dari tahun 2016 hingga tahun 2019 yaitu, RP.

350,364 miliar untuk Bank Umum Syariah (BUS) dan RP. 174.200 miliar

untuk Unit Usaha Syariah (UUS) pada tahun 2019. Bila di total aset kedua-

nya pada tahun 2019 ialah RP.524.564 miliar. Dan ini adalah sebuah

kemajuan yang baik untuk perkembangan perbankan syariah di Indonesia,

khususnya Unit Usaha Syariah (UUS). Pada tahun 2018 Unit Usaha Syariah

(UUS) mengalami sebuah kemajuan besar dimana, tercatat sejak 24

September 2018 BPD NTB resmi beroperasi menjadi Bank Umum Syariah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


3

yaitu, mengkonversi dirinya dari Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum

Syariah (Nasrul, 2020). Dan ini sesuai dengan pernyataan Otoritas Jasa

Keuangan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Unit Usaha

Syariah (UUS) untuk segera bertransformasi menjadi Bank Umum Syariah

(BUS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah (Saeno, 2016).

Pernyataan ini didukung oleh Kebijakan yang terdapat pada PBI Nomor

11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah. Pada pasal 40 yang berbunyi:

1. BUK yang memiliki UUS wajib memisahkan UUS menjadi BUS

apabila:

a. Nilai aset UUS telah mencapai 50% (lima puluh persen) dari total nilai

aset BUK induknya; atau

b. Paling lambat 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang PerbankanSyariah.

Maka dari itu, ini adalah tantangan untuk dunia perbankan syariah di

Indonesia, khususnya Unit Usaha Syariah di Indonesia. Terhitung pada

tahun 2023 Unit Usaha Syariah harus sudah mengkonversi dirinya menjadi

Bank Umum Syariah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Masih ada waktu kurang-lebih 3

tahun untuk Unit Usaha Syariah mempersiapkan diri dan membenahi

kinerja sebagai lembaga keuangan syariah di Indonesia. Dibawah ini daftar

Unit Usaha Syariah di Indonesia :

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


4

Tabel 1.2

Daftar Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia Tahun 2019

No. Nama Unit Usaha Syariah No. Nama Unit Usaha Syariah
1. PT. Bank Danamon Indonesia, 11. PT. BPD Jawa Timur
Tbk
2. PT. Bank Permata, Tbk 12. PT. BPD Sumatera Utara
3. PT. Bank Maybank Indonesia, 13. PT. BPD Jambi
Tbk
4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk 14. PT. BPD Sumatera Barat
5. PT. Bank Sinarmas 15. PT. BPD Riau dan Kepulauan
Riau
PT. BPD Sumatera Selatan dan
6. PT. Bank BTN (persero), Tbk 16.
Bangka Belitung
7. PT. BPD DKI 17. PT. BPD Kalimantan Selatan
8. PT. BPD Daerah Istimewa 18. PT. BPD Kalimantan Barat
Yogyakarta
9. PT. Bank OCBC NISP, Tbk 19. PT. BPD Kalimantan Timur
10. PT. BPD Jawa Tengah 20. PT. BPD Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat
Sumber : (OJK, 2019)

Unit Usaha Syariah dituntut untuk membenahi pengelolaan dan

meningkatkan kinerjanya guna memenuhi amanat di tahun 2023. Bank

yang memiliki keunggulan dalam pengelolaan dapat memberikan

keuntungan guna meningkatkan profitabilitas. Salah satu dari beberapa

indikator untuk mengetahui suatu kinerja bank adalah profitabilitas. Bank

yang memiliki kemampuan dalam meningkatkan profitabilitas dapat

menunjukan kinerja keuangan yang baik. Apabila pencapaian

profitabilitas menurun, maka kinerja bank tersebut kurang maksimal

dalam meraih keuntungan. Kategoris indikator dalam mengukur kinerja

suatu bank adalah profitabilitas. (Suryani, 2011). Melalui pengetahuan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


5

masyarakat terhadap baik atau buruknya suatu kinerja bank dapat

menunjukan eskalasi atau depresiasi tingkat kepercayaan masyarakat

kepada bank.

Peneliti memanfaatkan Return On Asset (ROA) dalam penelitian ini

selaku perwakilan profitabilitas dan sebagai ukuran kinerja bank.

Manajemen bank memanfaatkan Return On Asset (ROA) sebagai

pengukur kemampuan dalam mendapatkan keuntungan secara

keseluruhan. Bank Indonesia memiliki ketentuan tingkat kesehatan bank

yaitu, Bank Indonesia mengutamakan besarnya nilai Return On Asset),

karena Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina perbankan lebih

mendahulukan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset

dimana sebagian besar dananya dari dana simpanan masyarakat.

(Dendawijaya, 2009). Peneliti menetapkan Return On Asset (ROA)

sebagai ukuran kinerja keuangan karena Return On Asset (ROA) di

manfaatkan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Nilai Return On Asset

(ROA) yang semakin besar akan mempengaruhi pencapaian tingkat

keuntungan dan posisi dalam penggunaan aset.

5
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
6

Table 1.3

Rasio Keuangan ROA, FDR dan BOPO pada Unit Usaha Syariah di
Indonesia periode 2016-2019
No. Indikator 2016 2017 2018 2019

1. ROA 1,77 2,47 2,24 2,04

2. FDR 96,70 99,39 103,22 101,93

3. BOPO 82,85 74,15 75,38 78,01

Sumber : (OJK, 2019)

Penilaian terhadap performa keuangan bank dapat diamati dengan

indikator-indikator. Laporan keuangan bank menjadi kategoris indikator

dasar penilaian (Herdinigtyas, 2005). Dalam penguraian lebih lanjut,

laporan keuangan bank dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak yang

berkepentingan. Alat yang digunakan dalam penguraian laporan keuangan

perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio yang dijadikan dasar penilaian

tingkat performa bank, akan muncul berdasarkan laporan keuangan. Metode

CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity

to Market Risk) merupakan metode yang sering digunakan dalam penilaian

kesehatan dan kinerja bank dengan berlandaskan Peraturan Bank Indonesia

No. 6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Namun

seiring berkembangnya pikiran dan zaman pada bulan Januari 2012 seluruh

Bank Umum di Indonesia sudah harus menggunakan pedoman penilaian

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


7

tingkat kesehatan bank yang terbaru berlandaskan Peraturan Bank Indonesia

(PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Perbedaan peraturan lama dengan peraturan yang baru memiliki

perbedaan yang signifikan pada indikator yang digunakan. Penilaian

Management dalam CAMELS menggunakan indikator good corporate

government dan rasio NPM, sedangkan dalam metode RGEC tidak ada

penilaian management. Tetapi untuk indikator good corporate government

dalam RGEC masuk dalam penilaian tersendiri Pada metode CAMELS

indikator yang sama dipakai pada metode RGEC adalah indikator Capital

yaitu CAR dan indikator Earning yaitu ROA.

Faktor permodalan, faktor likuiditas, faktor kualitas aktiva, faktor

efisiensi operasional serta faktor tata kelola perusahaan merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank. Adapun alat pengukur dari

faktor-faktor tersebut antara lain: Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Good corporate

Governance (GCG).

Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan ROA , yaitu dari

2,47 persen (2017) menjadi 2,24 persen (2018) dan 2,04 persen (2019). Hal

ini sangat perlu diperhatikan oleh Unit Usaha Syariah Di Indonesia dan

perlu diberikan perhatian lebih. Karena Return On Asset (ROA) digunakan

untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk

menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain rasio tersebut digunakan untuk

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


8

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara

keseluruhan. Semakin besar laba bank atas aset, semakin banyak

keuntungan yang akan diperoleh bank, dan semakin baik posisi bank dalam

penggunaan aset (Veithzal Rivai, 2010a).

Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Unit Usaha

Syariah yang dilihat pada tabel 1.2 mengalami peningkatan dan penurunan.

Meningkat dari 96,70 persen (2016) menjadi 99,39 persen (2017) dan

103,22 persen (2018), Namun menurun sebesar 1,29 persen pada tahun 2019

menjadi 101,93 persen. Financing to Deposit Ratio (FDR), yaitu berapa

banyak dana yang dikeluarkan untuk pembiayaan. Rasio likuiditas

menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan

deposan untuk mengontrol tingkat kredit / pembiayaan yang disediakan oleh

sumber likuiditas (Muhammad, 2005). Jika nilai FDR tidak valid untuk bank

channel financing, dan nilai FDR menunjukkan persentasenya terlalu tinggi

atau terlalu rendah, bank dianggap tidak valid untuk dana yang diperoleh

sehingga mempengaruhi keuntungan. Dengan asumsi bank menggunakan

dananya untuk pembiayaan yang efektif, semakin rendah FDR, semakin

rendah laba bank (Veithzal Rivai, 2010b).

Berdasarkan tabel 1.2 diatas BOPO mengalami kenaikan dari 74,15

persen (2017) menjadi 75,38 persen (2018) dan 78,01 persen (2019). BOPO

merupakan proksi dari tingkat efisiensi. Rasio BOPO dirancang untuk

mengukur efisiensi dan kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


9

usahanya. Jika rasio tersebut rendah maka kinerja bank yang bersangkutan

akan menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi (Riyadi, 2016).

Indonesia mengalami krisis keuangan yang parah pada tahun 1997 yang

menghancurkan struktur dan prinsip perekonomian Indonesia, khususnya

industri perbankan. Hal ini menyebabkan krisis perbankan terparah dalam

sejarah Bank Nasional, yang mengakibatkan penurunan kinerja Bank

Nasional. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa krisis ekonomi besar

yang melanda Indonesia disebabkan oleh buruknya penerapan tata kelola

perusahaan yang baik di Indonesia. Seperti yang dikatakan Baird, di

Indonesia dan negara Asia lainnya, salah satu akar penyebab krisis ekonomi

adalah buruknya implementasi tata kelola perusahaan (Corporate

Governance) di hampir semua perusahaan yang ada (Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta) (Baird, 2000). Akibat

buruknya pelaksanaan tata kelola perusahaan, kepercayaan pemilik modal

akan berkurang karena investasinya tidak aman. Tentu saja, investasi yang

sudah diinvestasikan akan ditarik setelah ini, dan investor baru enggan

berinvestasi (Maksum, 2005). Melihat hal tersebut, mendorong Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral mulai berbenah diri karena tidak ingin

kejadian yang sama terulang kembali dikemudian hari. Oleh sebab itu, sejak

awal januari 2004 Bank Indonesia telah memiliki sebuah blueprint

mengenai tatanan industry perbankan kedepan yang dinamakan Arsitektur

Perbankan Indonesia (API). Sistem Perbankan Indonesia (API) merupakan

kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat komprehensif dan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


10

memberikan arahan, bentuk dan struktur bagi industri perbankan dalam lima

sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan perbankan ke

depan yang dirumuskan dalam API didasarkan pada visi untuk mewujudkan sistem

perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan stabilitas sistem

keuangan dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

Bukti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan tata kelola

perusahaan yang baik di industri perbankan, terbukti, melalui kebijakan

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Bank

Indonesia (PBI). 8/4 / PBI / 2006, dan Peraturan Perbankan Indonesia No.

14 Agustus 2006, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

pada Bank Umum. Sesuai dengan Undang-Undang Bank Syariah No. 21

tahun 2008, dalam menjalankan bisnis, Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah harus memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik, prinsip

kehati-hatian dan prinsip manajemen risiko. Selain itu, Bank Syariah dan

Unit Usaha Syariah wajib menerapkan prinsip memahami dan melindungi

nasabah, termasuk kewajiban menjelaskan kepada nasabah mengenai risiko

kerugian terkait transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank syariah.

Tata kelola perusahaan yang baik dalam industri perbankan syariah

diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku

kepentingan (stakeholders). Karena GCG pada dasarnya adalah perwujudan

dari visi dan misi Bank Islam. Karena pada dasarnya GCG adalah

implementasi visi dan misi perbankan syariah.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


11

IFSB (Islamic Financial Services Board), sebuah badan penentu

standar internasional yang berkantor pusat di Kuala Lumpur, menerbitkan

draf "Good Corporate Governance of Islamic Financial Institutions" pada

tahun 2009. Draf tersebut merupakan pedoman untuk melaksanakan tata

kelola perusahaan lembaga keuangan Islam di semua negara atau wilayah

yang biasa dikenal dengan istilah Sharia Governance. Konsep "Tata kelola

Perusahaan yang Baik" yang dikeluarkan oleh IFSB (Islamic Financial

Service Board) yang sering disebut dengan Sharia Governance sebagian

besar memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan Good Corporate

Governance konvensional. Perbedaan antara hukum Syariah dan tata kelola

perusahaan konvensional yang baik hanyalah ketaatan pada hukum Syariah,

yaitu ketaatan pada hukum Syariah. Sementara itu, prinsip transparansi,

kejujuran, kehati-hatian, dan disiplin merupakan prinsip universal dan juga

termasuk dalam aturan reguler tata kelola perusahaan yang baik (Maria

Wardayati, 2011). Dengan melaksanakan konsep GCG, diharapkan tercipta

citra lembaga yang dapat dipercaya. Artinya ada keyakinan bahwa bisnis

perbankan dikelola dengan baik sehingga dapat tumbuh secara sehat, kuat

dan efisien.

Tata kelola terhadap perusahaan menjadi salah satu faktor yang

berperan penting terhadap meningkatkan efisiensi bank syariah. Saya

mengambil beberapa berita yang berkaitan dengan penilitian ini.

Diantaranya: [Eko B Supriyanto] “Perkembangan perbankan syariah saat

ini memang masih jauh dari harapan. Pasar yang besar, jika melihat

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


12

penduduk muslim yang merupakan terbesar di dunia, tak menjamin laju

perkembangan perbankan syariah cepat. Bahkan, kinerja keuangan bank

syariah tak sekinclong bank konvensional. Jujur saja

masalah governance atau tata kelola di bank syariah masih harus terus

ditingkatkan, selain keandalan SDM syariah yang sering menjadi soal.”

(Vilana, 2018).

Sebagaimana penjelasan latar belakang masalah diatas dan referensi

yang penulis baca, maka penulis tertarik untuk menulis penelitian dengan

judul “ Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Unit Usaha Syariah

Di Indonesia Periode 2016-2019 ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :

1. Berkembangnya sistem perbankan syariah menjadi alternatif

masyarakat yang ingin menghindari bunga Bank yang diatur oleh

hukum syariah.

2. BUK yang memiliki UUS wajib memisahkan UUS menjadi BUS

apabila paling lambat 15 tahun sejak berlakunya Undang-Undang

Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


13

3. Melaporkan tata kelola bank syariah yang baik adalah dengan

memenuhi ketentuan PBI No.1. 11/33 / PBI2009. Keberadaannya dapat

dijadikan patokan untuk menilai kepatuhan terhadap hukum syariah.

4. Terdapat fluktuasi kinerja keuangan dalam perkembangan Unit Usaha

Syariah.

5. Pertumbuhan bisnis perbankan syariah terus berkembang setiap tahun,

melebihi pertumbuhan bisnis perbankan konvensional.

6. Asset perbankan syariah yang meningkat terus menerus dari tahun ke

tahun.

7. Berkembangnya Unit Usaha Syariah pada Bank Umum Konvensional

dari segi management dan asset.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak meluasnya pembahasan penelitian ini dan memiliki arah

yang jelas maka penulis melakukan pembatasan-pembatasan masalah

yang dikaji dalam penelitian ini. Masalah yang akan dikaji yaitu:

1. Peniliti menggunakan populasi dan sampel Unit Usaha Syariah di

Indonesia yang terdaftar pada OJK.

2. Periode pengamatan hanya 4 tahun yaitu 2016-2019.

3. Variabel independen yang diuji yaitu ROA dengan variabel

dependen GCG, FDR dan BOPO.

4. Data Good Corporate Governance (GCG) yang digunakan

merupakan data dari laporan Good Corporate Governance (GCG)

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


14

seluruh Unit Usaha Syariah. Yang mana indikatornya adalah hasil

self assessment GCG.

5. Data rasio FDR, BOPO, dan ROA yang digunakan merupakan data

laporan tahunan seluruh Unit Usaha Syariah di Indonesia.

D. Perumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh variabel GCG terhadap ROA pada Unit Usaha

Syariah di Indonesia

2. Apakah ada pengaruh variabel FDR terhadap ROA pada Unit Usaha

Syariah di Indonesia

3. Apakah ada pengaruh variabel BOPO terhadap ROA pada Unit

Usaha Syariah di Indonesia.

4. Apakah ada pengaruh variabel GCG, FDR dan BOPO terhadap ROA

pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

E. Tujuan dan Manfaat Peneltian

Adapun tujuan penelitian ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel GCG terhadap ROA pada Unit

Usaha Syariah di Indonesia

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel FDR terhadap ROA pada Unit

Usaha Syariah di Indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh variabel BOPO terhadap ROA pada

Unit Usaha Syariah di Indonesia

4. Untuk mengetahui pengaruh variabel GCG, FDR dan BOPO

terhadap ROA pada Unit Usaha Syariah di Indonesia

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


15

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain :

1. Bagi Penulis

Penelitian bermanfaat untuk memperluas wawasan serta

pengetahuan dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tentang

perkembangan perbankan syariah khususnya Unit Usaha Syariah

dalam tata kelola perusahaan dan tingkat kinerjanya sebagai lembaga

keuangan Syariah

2. Bagi Perbankan Syariah

Dapat menjadi bahan evaluasi, referensi serta sarana informasi bagi

Unit Usaha Syariah dalam usaha meningkatkan komitmen

penerapan tata kelola perusahaan sesuai aturan dan meningkatkan

kinerjanya sebagai lembaga keuangan syariah.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Sumber : Data diolah
No. Judul Nama Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh PRASOJO Good Membahas Variabel
Penerapan Good (2015) corporate tentang independen
Corporate governance pengaruh dan subjek
Governance berpengaruh GCG pada penelitian
terhadap Kinerja signifikan Kinerja
Keuangan Bank positif Keuangan
Syariah terhadap Bank Syariah
ROA.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


16

2. Pengaruh Good Lina, Good Membahas Penilaian


Corporate (2013) Corporate tentang terhadap
Governance Governance penerapan Penerapan
terhadap (GCG) GCG pada GCG dan
Tingkat berpengaruh Perbankan Tahun
Pengembalian negatif Syariah Pengamatan
dan Risiko signifikan
Pembiayaan terhadap
pada Bank ROA.
Umum Syariah
Indonesia
3. Pengaruh Ferly Ferdyant Uji T Membahas Variabel
Kulitas (2014) menyatakan tentang independen
Penerapan GCG Bahwa Pengaruh yang
dan Risiko kualitas penerapan digunakan
Pembiayaan penerapan GCG pada
Terhadap GCG dan Perbankan
Profitabilitas Risiko Syariah
Perbankan Pembiayaan
Syariah berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
perbankan
syariah,
Namun Uji F
menyatakan
bahwa
berpengaruh
positif

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


17

signifikan
terhadap
Profitabilitas
4. Faktor-faktor Muliawati dan FDR Membahas Subjek
Penentu Khoiruddin berpengaruh tentang penelitian dan
Profitabilitas (2015) negatif tidak kinerja tahun
Bank Syariah di signfikan perbankan pengamatan
Indonesia terhadap syariah
profitabilitas
(ROA)
5. Pengaruh BOPO Mukti (2016) FDR Menggunakan Menggunakan
dan FDR berpengaruh Rasio FDR hasil Self
Terhadap positif dan BOPO assessment
Profitabilitas signifikan Laporan GCG
BPR Syariah terhadap dan Subjek
Dengan Risiko Profitabilitas penelitian
Pembiayaan (ROA)
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Empiris
Pada Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
Provinsi DKI
Jakarta, Jawa
Barat dan
Banten yang
Terdaftar di
Bank Indonesia

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


18

Periode 2012-
2015)
6. Dampak Yusuf, (2017) FDR Menggunakan Subjek
Indikator Rasio berpengaruh rasio penelitian dan
Keuangan (signifikan) keuangan dan tahun
terhadap positif variabel pengamatan
Profitabilitas terhadap dependen
Bank Umum Profitabilitas ROA
Syariah di (ROA) pada
Indonesia Bank Umum
Syariah di
Indonesia
7. Pengaruh Kurniasih BOPO Menggunakan Menggunakan
Capital (2012) berpengaruh rasio FDR dan hasil self
Adequacy Ratio (signifikan) BOPO dan assessment
(CAR), Non negatif membahas laporan GCG
Performing terhadap kinerja dan subjek
Financing Profitabilitas perbankan penelitian
(NPF), (ROA) pada syariah
Financing To Bank Umum
Deposit Ratio Syariah di
(FDR), Biaya Indonesia.
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO), Suku
Bunga dan
Inflasi terhadap
Profitabilitas
(Perbandingan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


19

Bank Umum
Syariah dan
Bank Umum
Konvensional
periode 2007-
2011).
8. Analisis Faktor- Vita CAR Menggunakan Menggunakan
Faktor Yang Tristiningtyas menunjukkan rasio FDR, hasil self
Mempengaruhi dan Osmad positif BOPO dan assessment
Kinerja Mutaher. terhadap ROA GCG
Keuangan Pada (2013) ROA, BOPO
Bank Umum berpengaruh
Syariah Di terhadap
Indonesia ROA , dan
FDR
berpengaruh
negatif
terhadap
ROA
9. Analisis Rendiana BOPO Membahas Tahun
Pengaruh (2015) berpengaruh kinerja pengamatan
Efisiensi (signifikan) perbankan dan subjek
(BOPO) dan positif syariah penelitian
Capital terhadap
Adequency Profitabilitas
Ratio (CAR) (ROA) pada
terhadap Return Bank Umum
On Assets Syariah di
(ROA) (Study Indonesia.
Kasus pada

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


20

Perbankan
Syariah
Terdaftar di OJK
pada Tahun
2010- 2014)
G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah pemahaman dan pembahasan dalam isi

laporan ini secara keseluruhan, maka penulis membagi penyusunannya

agar lebih sistematika. Penulisan proposal ini dibagi dalam tiga bagian

diantaranya sebagai berikut: bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah

batasaan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Pada bab kedua ini, peneliti menguraikan tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitan terdahulu dan

juga sistematika penulisan.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ketiga ini, peneliti akan menguraikan tentang ruang

lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


21

pengumpulan data, dan juga metode analisis data yang

digunakan untuk memperoleh hasil penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian

Pada bab empat ini, peneliti akan menjelaskan gambaran umum

penelitian, analisis data dan pembahasan penelitian.

BAB V : Penutup

Dalam bab terakhir ini, terdiri dari kesimpulan atas hasil

pembahasan yang sudah dilakukan sebelumnya, menjawab

perumusan masalah, dan memberikan saran kepada pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


BAB II

LANDASAN TEORI
A. Teori Signal

Sinyal atau isyarat adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan

untuk memberikan panduan kepada investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan (Brigham, 2001). Bentuk sinyal

merupakan informasi yang telah dilakukan manajemen untuk mewujudkan

keinginan pemiliknya. Informasi yang dikeluarkan perusahaan menjadi

penting karena mempengaruhi keputusan investasi semua pihak di luar

perusahaan. Informasi ini sangat penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena pada hakikatnya informasi tersebut memberikan informasi, catatan

atau gambaran tentang kondisi masa lalu, sekarang dan masa yang akan

datang dari kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana pengaruhnya

terhadap perusahaan.

Informasi merupakan elemen penting bagi investor dan pelaku bisnis,

karena pada dasarnya memberikan informasi, catatan atau deskripsi tentang

kondisi kelangsungan hidup perusahaan masa lalu, sekarang dan masa

depan serta bagaimana pasar sekuritas berkembang. Investor di pasar modal

membutuhkan informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu

sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan investasi. Jika

pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar

akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar

(Hartono, 2000).

22
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
23

Teori sinyal adalah gagasan perusahaan tentang bagaimana manajer

dapat meningkatkan prospek perusahaan untuk menyampaikan informasi

tentang perusahaan kepada calon investor. Secara garis besar teori sinyal

sangat erat kaitannya dengan ketersediaan informasi. Laporan keuangan

dapat digunakan untuk mengambil keputusan bagi investor. Laporan

keuangan ini merupakan bagian terpenting dari analisis dasar perusahaan.

Teori sinyal menjadi dasar utama motivasi perusahaan dalam

memberikan informasi pelaporan keuangan dan non keuangan kepada pihak

eksternal, karena adanya asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak

eksternal atau investor dan kreditor (Fahmi, 2015). Perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi.

Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan

memberikan sinyal ke dunia luar (Z. Arifin, 2005).

Penggunaan teori sinyal memberikan informasi berupa ROA atau return

on asset dan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari aset yang

digunakan oleh perusahaan. Jika return on asset tinggi maka ini akan

menjadi sinyal yang baik bagi investor, karena dengan return on asset yang

tinggi maka nilai kinerja keuangan perusahaan sangat tinggi sehingga

investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham

perusahaannya dalam bentuk dana.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


24

B. Teori Agency

Konsep teori keagenan didasarkan pada masalah keagenan yang

muncul ketika manajemen dan kepemilikan perusahaan dipisahkan

(Nuswandari, 2009). Teori keagenan percaya bahwa manajemen

perusahaan, sebagai agen pemegang saham, harus mengambil tindakan

dengan pemahaman penuh tentang kepentingannya sendiri, daripada

menjadi pihak yang bijaksana dan adil bagi pemegang saham. Dengan kata

lain, teori keagenan meyakini bahwa manajemen tidak dapat dipercaya

untuk berperilaku sebaik mungkin untuk kepentingan publik, terutama bagi

pemegang saham (Meckling, 1976).

Teori keagenan didasarkan pada tiga asumsi yaitu (Eisenhardt, 1989):

(1) asumsi tentang sifat manusia (human assumption), (2) asumsi tentang

organisasi (organizational assumption), dan (3) asumsi tentang informasi

(information assumption). Asumsi tentang sifat manusia berarti manusia itu

egois, memiliki rasionalitas terbatas, dan tidak menyukai risiko. Asumsi

organisasi berarti terdapat konflik antar anggota organisasi, efisiensi

sebagai standar produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara

prinsipal dan agen.

Masalah keagenan dapat diatasi dengan menerapkan tata kelola

perusahaan. Tata kelola perusahaan didorong oleh teori keagenan, yang

menyatakan bahwa masalah keagenan akan muncul ketika manajemen dan

kepemilikan perusahaan dipisahkan. Komite dan dewan komisaris yang

bertindak sebagai agen perusahaan memiliki wewenang untuk mengelola

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


25

operasional perusahaan dan mengambil keputusan atas nama pemilik.

Dengan kewenangan yang dimilikinya, pengelola tidak mungkin dapat

bertindak untuk kepentingan terbaik pemiliknya karena adanya benturan

kepentingan. Dengan kata lain, kepentingan manajemen berbeda dengan

kepentingan pemilik (Riyanto, 2003).

Konsep Good Corporate Governance (GCG) terkait dengan teori

principal-agent, yaitu menghindari konflik antara principal dan agen.

Konflik muncul karena perbedaan kepentingan tersebut harus ditangani

dengan tepat agar tidak merugikan para pihak. Teori keagenan menekankan

pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) mengalihkan

manajemen perusahaan kepada para ahli (agen) yang dapat lebih memahami

manajemen perusahaan (Sutedi, 2011). Pemisahan manajemen perusahaan

dari pemiliknya adalah agar pemilik perusahaan memperoleh laba yang

sebesar-besarnya dengan biaya yang setinggi mungkin. Tugas agen adalah

melindungi kepentingan perusahaan dan mengelola perusahaan sesuai

fungsi yang ditugaskan. Dengan kata lain, agen adalah perantara bagi

pemegang saham untuk mengelola perusahaan, dan pemegang saham hanya

mengawasi kinerja agennya dan memastikan bahwa agen bekerja sesuai

dengan fungsi dan tanggung jawabnya serta menjaga kepentingan

perusahaan, sehingga mencapai tujuan perusahaan.

GCG berkomitmen untuk menjembatani konflik agar tidak berdampak

negatif bagi perusahaan dalam jangka pendek dan panjang. Agar GCG dapat

berjalan normal, harus ada empat tim yang saling bekerja sama, yaitu

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


26

apakah terdapat peraturan perundang-undangan yang kuat atau jaminan

hukum, berpegang pada sistem akuntabilitas, serta keberadaan direktur dan

manajer yang membantu direksi (Sutedi, 2011).

C. Mengenal Perbankan Syariah Di Indonesia

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolok ukur

keberhasilan pertumbuhan dan eksistensi ekonomi syariah. Perkembangan

bank syariah di Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat yang

menjadi pionir bagi bank syariah yang menerapkan system Islamic bank di

tengah tumbuh dan berkembangnya bank-bank konvensional. Krisis

moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menyebabkan bangkrutnya

bank-bank konvensional yang tidak sedikit. Sementara itu, perbankan yang

menerapkan system syariah tetap mampu bertahan. Kejadian tersebut tidak

hanya pada tahun 1998, di tengah-tengah krisis keuangan global dunia pada

pengujung tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan

daya tahannya dari terpaan krisis (Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan-

Ikatan Bankir Indonesia, 2015). Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap

stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan, dan keamanan bagi para

pemegang saham, pemegang surat berharga, peminjam, dan para

penyimpan dana di bank-bank syariah.

Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini

untuk menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar kebal krisis,

serta mampu tumbuh dengan signifikan. Langkah strategis pengembangan

perbankan syariah yang telah diupayakan oleh otoritas perbankan adalah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


27

dengan pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka

kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi sebuah bank

konvensional menjadi bank Syariah (Lembaga Sertifikasi Profesi

Perbankan- Ikatan Bankir Indonesia, 2015). Langkah strategis tersebut

merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang-Undang Perbankan

Nomor 10 Tahun 1998.

Prinsip hukum Syariah dalam kegiatan komersial Bank Syariah adalah

ketentuan kesepakatan antara bank dengan pihak lain berdasarkan hukum

Syariah untuk menyimpan dana dan / atau menyediakan dana untuk kegiatan

komersial atau kegiatan lain yang dinyatakan berdasarkan hukum Syariah

(S.P.Hasibuan, 2009).

Selain dapat melakukan transformasi kegiatan usahanya dari yang

konvensional menjadi syariah, bank umum juga dapat membuka cabang

khusus tersendiri yang kegiatan usahanya berlandaskan prinsip. Model ini

disebut sistem perbankan ganda, penerapan dua sistem perbankan

(koeksistensi konvensional dan syariah). Dengan model ini, operasional

bank syariah tidak mandiri (independent), tetapi masih berbasis bank

konvemsional. Oleh karena itu, perbankan syariah hanya sebagian dari

rencana pengembangan bank umum konvensional, dan model ini sering

disebut dengan Unit Usaha Syariah (UUS) (Djumhana, 2012).

Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank

umum tradisional. Fungsinya untuk menjalankan kegiatan usaha sesuai

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


28

dengan hukum Syariah atau kantor pusat suatu unit, atau unit kerja dari

cabang suatu bank yang menetap di luar negeri untuk bertindak sebagai

syariah. Kegiatan usaha rutin kantor cabang Syariah dan / atau kantor pusat

Unit Usaha Syariah.

Hingga tahun 2019 terdapat 20 Unit Usaha Syariah di Indonesia (OJK,

2019), yaitu:

1. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

2. PT. Bank Permata, Tbk

3. PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk

4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

5. PT. Bank OCBC NISP, Tbk

6. PT. Bank Sinarmas

7. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk

8. PT. BPD DKI

9. PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

10. PT. BPD Jawa Tengah

11. PT. BPD Jawa Timur, Tbk

12. PT. BPD Sumatera Utara

13. PT. BPD Jambi

14. PT. BPD Sumatera Barat

15. PT. BPD Riau dan Kepulauan Riau

16. PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

17. PT. BPD Kalimantan Selatan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


29

18. PT. BPD Kalimantan Barat

19. PD. BPD Kalimantan Timur

20. PT. BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

Dalam penelitian ini penulis menggunakan subjek penelitian kepada

seluruh Unit Usaha Syariah di Indonesia yang terdaftar Pada Otoritas Jasa

Keuangan Indonesia yaitu 20 Unit Usaha Syariah.

D. Return On Asset (ROA)

Mengenai kinerja, laporan keuangan sering kali digunakan sebagai

dasar untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Sebagai institusi penting

dalam perekonomian, bank syariah membutuhkan pengawasan yang tepat

atas kinerja keuangannya oleh pengawas perbankan. Indikator untuk

menilai kinerja keuangan suatu bank adalah dengan memeriksa tingkat

profitabilitasnya (Dendawijaya, 2009).

Saat menganalisis laporan keuangan dari laporan kinerja keuangan

suatu perusahaan, Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari

profitabilitas. ROA digunakan untuk mengukur keefektifan suatu

perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba, dengan

kata lain rasio digunakan untuk mengukur profitabilitas (laba) manajemen

bank secara keseluruhan. ROA juga melihat sejauh mana investasi yang

diinvestasikan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan, dan

investasi tersebut sebenarnya sama dengan yang diinvestasikan atau

ditempatkan perusahaan (Fahmi, 2012).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


30

Dalam menentukan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih

memperhatikan penilaian besarnya ROA, karena Bank Indonesia sebagai

pengawas dan pengawas bank akan mengutamakan nilai profitabilitas bank,

dan nilai profitabilitas aset terutama berasal dari tabungan masyarakat

(Dendawijaya, 2009).

Dalam penelitian ini, pengukuran Return On Asset (ROA)

digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan. Return on Assets

(ROA) adalah tingkat keuntungan yang menunjukkan perbandingan antara

laba sebelum pajak dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat

efisiensi bank yang bersangkutan dalam melakukan pengelolaan aset

(Hasibuan, 2001). Rumus ROA adalah sebagai berikut (Dendawijaya,

2009):

ROA = Laba Sebelum Pajak/Total Aktiva x 100%

Rasio ROA yang terus meningkat dapat menunjukkan bahwa

peningkatan penggunaan aset diimbangi dengan peningkatan keuntungan

bank, sehingga laba dapat terus meningkat (Kasmir, 2012). Nilai ROA yang

mendekati 1 berarti profitabilitas perusahaan semakin baik, karena aset itu

dapat menghasilkan keuntungan. Berikut adalah tabel kriteria penilaian

ROA:

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


31

Tabel 2.1

Kriteria Penilaian ROA

Kriteria Keterangan
Peringkat 1: ROA > 1,5%
Sangat Baik

Peringkat 2: 1,25% < ROA ≤ 1,5%


Baik

Peringkat 3: 0,5% < ROA ≤ 1,25%


Cukup Baik

Peringkat 4: 0% < ROA ≤ 0,5%


Kurang Baik

Peringkat 5: ROA ≤ 0%
Lemah

Sumber: (Lampiran SE BI Nomor 13/24/DNDP, 2011)

E. Good Corporate Governance (GCG)

1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Komite Cadbury pertama kali memperkenalkan istilah "Corporate

Governance" dalam laporan tahun 1992 yang disebut "Cadbury Report".

Laporan tersebut juga menandai titik balik yang menentukan dalam praktik

tata kelola perusahaan global. Dalam Laporan Cadbury, tata kelola

perusahaan berarti sistem untuk memandu dan mengontrol organisasi. Tata

kelola perusahaan adalah seperangkat aturan yang menetapkan hubungan

internal dan eksternal antara pemegang saham, manajer, kreditor,

pemerintah, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya mengenai hak

dan tanggung jawab mereka (Sudarmayanti, 2007).

Di Indonesia, pemerintah membentuk Komite Kebijakan Tata Kelola

Nasional (KNKG) dan memperkenalkan konsep tata kelola perusahaan yang

baik pada tahun 1999. KNKG menerbitkan “Pedoman Umum Tata Kelola

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


32

Perusahaan yang Baik di Indonesia” pada tahun 2000, yang kemudian

direvisi pada tahun 2006. Isi dari pedoman tersebut adalah bahwa setiap

perusahaan harus membuat pernyataan tentang kesesuaian penerapan tata

kelola perusahaan yang baik sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh

KNKG dalam laporan tahunannya. Artinya setiap perusahaan telah

menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Menurut definisi FCGI, tata kelola perusahaan adalah seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemilik perusahaan, pengelola

(manajer), kreditur, pemerintah, karyawan, dan pemangku kepentingan

internal dan eksternal terkait hak lainnya. Dan kewajibannya, atau dengan

kata lain, mengontrol sistem perusahaan. Tujuan tata kelola perusahaan

adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan

(stakeholders) (Devano, 2006).

Sementara itu, menurut Organisation for Economic Cooperation and

Development (OECD), tata kelola perusahaan adalah struktur yang

mengawasi pemegang saham, komisaris, dan manajer dalam mengatur

tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan memantau

kinerja. Tata kelola perusahaan yang baik adalah sistem tata kelola

perusahaan yang berisi sekumpulan aturan yang mengatur hubungan antara

pemegang saham, pengelola perusahaan, kreditor, dan pemerintah. Hak dan

kewajiban karyawan serta pemangku kepentingan internal dan eksternal

lainnya, atau dengan kata lain, merupakan suatu sistem pengawasan dan

pengendalian perusahaan, dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


33

(value added) kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

Apabila penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat berjalan dengan

efektif, maka seluruh proses kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik,

dan hal-hal yang terkait dengan kinerja perusahaan (termasuk aspek

keuangan dan non keuangan) juga akan ditingkatkan.

Menurut definisi di atas, tata kelola perusahaan diartikan sebagai sistem

pengendalian internal perusahaan yang tujuan utamanya adalah mengelola

risiko-risiko utama untuk mencapai tujuan bisnisnya melalui pemeliharaan

jangka panjang aset perusahaan dan peningkatan investasi pemegang saham

(Effendi, 2009).

2. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Perihal pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank

Umum haruslah berlandaskan pada 5 prinsip dasar, atau yang biasa dikenal

dengan istilah “TARIF”, antara lain (SE BI No. 15/15/DPNP Perihal

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, 2013):

a. Transparansi (Transparency)

Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tahun 2002

mendefinisikan transparansi sebagai proses melakukan prosedur

pengambilan keputusan secara terbuka dan proses mempublikasikan

informasi penting dan relevan tentang perusahaan kepada publik.

Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip ini, pemegang saham harus

memiliki kesempatan untuk berperan dalam pengambilan keputusan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


34

atas perubahan fundamental perusahaan, serta memperoleh

informasi yang benar, akurat dan tepat waktu tentang perusahaan.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi internal perusahaan, struktur,

sistem dan tanggung jawabnya agar perusahaan dapat dikelola secara

efektif. Manajemen harus memberikan uraian tugas yang jelas

kepada semua karyawan dan menetapkan fungsi dasar setiap

departemen. Dari sini perusahaan akan mendapatkan kejelasan

tentang hak dan kewajibannya, fungsi dan tanggung jawabnya, serta

kewenangan dalam setiap kebijakan perusahaan. Tata kelola

perusahaan harus memastikan perlindungan pemegang saham,

terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing,

serta pembatasan yang jelas atas kekuasaan dewan direksi.

Jika sistem akuntabilitas diterapkan secara efektif maka fungsi, hak,

kewajiban, wewenang dan tanggung jawab antara pemegang saham,

dewan pengawas dan direksi akan diperjelas. Untuk lebih jelasnya,

perusahaan akan menghindari masalah keagenan (konflik peran

kepentingan) (Dariri, 2005).

c. Pertanggung jawaban (Responsibility)

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)

mengemukakan bahwa prinsip tanggung jawab ini menekankan

adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme akuntabilitas

perusahaan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


35

Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam

“Good Corporate Governance” yaitu menyesuaikan dengan

kepentingan semua pihak yang terkait dengan perusahaan, seperti

masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis, dll.

Prinsip tanggung jawab ini juga terkait dengan kewajiban

perusahaan untuk mematuhi semua peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Ini juga mencakup prinsip-prinsip yang mengatur

penyusunan dan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Setiap

aturan dan ketentuan hukum yang berlaku tentunya akan mengikuti

sanksi yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap

regulasi yang berlaku akan menghindarkan perusahaan dari sanksi

peraturan perundang-undangan terkait, serta akan mencegah sanksi

moral dari masyarakat (Maksum, 2005).

Dari beberapa penafsiran dapat dijelaskan bahwa prinsip

pengelolaan bank adalah konsistensi dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat.

d. Independensi (Independency)

Independen yakni manajemen yang profesional, bebas dari pengaruh

/ tekanan apapun dari pihak manapun. Definisikan prinsip ini sebagai

kondisi dimana perusahaan akan dikelola secara profesional tanpa

menimbulkan benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan antar

pihak yang berkepentingan, dan hal ini tidak melanggar peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan perusahaan yang sehat pada

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


36

prinsipnya (KEP. Mentri BUMN No. KEP-177/M-MBU/2002,

2002).

e. Kewajaran (Fairness)

Keadilan mengacu pada keadilan dan kesetaraan dalam mewujudkan

hak-hak pemangku kepentingan berdasarkan kesepakatan dan

hukum yang ada. Prinsip keadilan adalah kesetaraan, dan perlakuan

yang adil harus dipastikan untuk memenuhi hak dan kewajiban

pemangku kepentingan berdasarkan kesepakatan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pemegang saham menikmati

perlakuan yang sama, terutama pemegang saham (pemegang saham

minoritas) dan orang asing yang hanya memiliki sejumlah kecil

saham di perusahaan, yang secara otomatis menikmati hak dan

kekuasaan yang lebih rendah daripada kebanyakan grup. Kami

berharap melalui perlakuan yang adil ini, kami akan mematuhi

semua peraturan yang berlaku untuk melindungi semua pihak yang

berkepentingan dengan kelangsungan bisnis.

3. Corporate Governance pada Perbankan Syariah Indonesia

Telah disebutkan, keberadaan perbankan syariah di Indonesia kini telah

mendapat jaminan undang-undang tersendiri, yaitu Undang-undang Nomor

21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (selanjutnya ditulis UU

Perbankan Syariah atau UU). Dengan UU Perbankan Syariah kebutuhan

masyarakat Indonesia terhadap jasa-jasa Perbankan berlandas syari’ah, yang

semakin meningkat, mendapat pengaturan yang spesifik sehingga segi-segi

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


37

kekhususannya yang memerlukan dukungan regulasi yang lebih luas

menjadi terpenuhi.

Menurut UU, perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya

harus berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi prinsip kehati-hatian.

Kegiatan usaha berasaskan prinsip syariah dimaksudkan antara lain kegiatan

usaha yang di dalamnya ia mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram,

dan zalim. Kegiatan usaha berasaskan demokrasi ekonomi ialah kegiatan

ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan,

pemerataan, kemanfaatan. Sedangkan prinsip kehati-hatian ialah pedoman

pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang

sehat, baik dan efisien sesuai dengan ketentuan perundang undangan (Huda,

2009).

Seperti telah dikemukakan, UU Perbankan Syariah telah menetapkan

Good Corporate Governance (GCG) sebagai kewajiban bagi semua Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS). UU menyebut GCG sebagai tata

kelola yang baik yang mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran dalam menjalankan

kegiatan usaha, UU juga mewajibkan bank yang bersangkutan untuk

menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut.

UU Perbankan Syariah tidak menjelaskan definisi dari prinsip-prinsip

tata kelola ini satu per satu. Definisi ini tampaknya masuk dalam ketentuan

pembuat undang-undang untuk mengajukan regulasi lebih lanjut melalui

PRI. Karena itu., UU sebenarnya hanya mempertegas ketentuan yang sudah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


38

ada dalam PBI nomor 8/14/PBI/2006. Dengan kata lain, prinsip tata kelola

dalam UU Perbankan Syariah sama dengan prinsip tata kelola dalam PBI-

2006 (yaitu TARIF), dan prinsip tata kelola dalam undang-undang sama

dengan prinsip “independensi” dalam PBI-2006. Hal tersebut terlihat pada

penafsiran penerapan GCG oleh Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS

dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33 / PBI / 2009 (selanjutnya

disebut PBI-2009) yang memiliki arti sebagai berikut (Abdullah, 2010):

a. Transparansi (transparency) ialah keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan, serta

keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

b. Akuntabilitas (accountability) merupakan fungsi yang jelas dan

pelaksanaan tanggung jawab lembaga perbankan, sehingga

pengelolaannya efektif.

c. Pertanggungjawaban (responsibility) adalah bahwa manajemen

bank mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip pengelolaan bank yang sehat.

d. Profesional (professional) ialah memiliki kompetensi, mampu

bertindak obyektif, bebas dari pengaruh / tekanan pihak manapun

(independen), dan berkomitmen untuk mengembangkan bank

syariah.

e. Kewajaran ialah keadilan didasarkan pada keadilan dan kesetaraan

perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam

mewujudkan hak pemangku kepentingan.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


39

Dari uraian di atas, terlihat bahwa asas profesional dalam PBI-2009

memiliki esensi yang sama dengan asas mandiri dalam PBI-2006. Satu-

satunya hal yang bisa dianggap unik adalah elemen tambahan dari formulir

yang dijanjikan oleh pengembang Bank Syariah.

Ahli-ahli ekonomi lslam menarik kesimpulan bahwa kepatuhan syariah

(shariah compliance) merupakan prinsip utama dalam corporate

governance (CG) perbankan syariah, dan lembaga-lembaga keuangan

syariah lainya. Karena itu, PBI-2009 mewajibkan perbankan syariah di

Indoneia menjadikan prinsip syariah sebagai bagian dari prinsip governance

yang tidak terpisahkan dari TARIF. Maka semua BUS dan UUS yang ada

harus menyusun pedoman dan prosedur intern mengenai pelaksanaan GCG

berdasarkan prinsip-prinsip governance yang memadukan antara keduanya

secara baik, khususnya yang temasuk dalam ruang lingkup pelaksanaannya

yang musti.

Selama ini bank syariah telah memenuhi prinsip-prinsip tertentu, seperti

menetapkan aturan hukum dan kelembagaan khusus bagi bank syariah

untuk mengatur struktur dan organisasi bank syariah, persyaratan bagi

pemilik dan pengelola, serta aturan dan mekanisme yang berlaku. Pengujian

yang tepat, kewajiban bank untuk membentuk satuan kerja audit internal,

persyaratan pengungkapan, standar akuntansi dan penerapan manajemen

risiko yang kesemuanya telah tertuang dalam PBI No. 8/4 / PBI / 2006,

tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada bank umum, PBI

No. PBI / 33 November 2009, tentang Penerapan Good Corporate

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


40

Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syari'ah

(UUS). PBI No. 11/33 / PBI / 2009 mensyaratkan adanya penyusunan visi,

misi, rencana strategis, implementasi kebijakan dan langkah-langkah

pengendalian internal pada semua tingkatan atau jenjang organisasi

(Muhammad, 2016).

Ruang lingkup penerapan GCG BUS paling sedikit harus (Muhammad,

2016):

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan

Direksi;

2) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas-tugas komite-komite dan

satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern;

3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syari’ah;

4) Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;

5) Batas maksimum penyaluran data;

6) Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan BUS.

Lingkup kebutuhan penerapan GCG di UUS relatif terbatas yaitu:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur UUS;

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS;

3) Pelaksanaan psinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana

dan penyaluran dana serta pelayanan jasa;

4) Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh nasabah deposan inti; dan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


41

5) Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan UUS.

4. Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)

Bank Indonesia telah mengimplementasikan ketentuan baru bagi

Bank Umum Syariah (BUS) untuk menerapkan GCG. Bank Indonesia

telah menerbitkan ketentuan tanggal 11/33 / PBI / 2009 tanggal 7

Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.12 / 13 / DPbs

tanggal 30 April 2010 perihal Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

Latar belakang penyusunan PBI GCG untuk BUS dan UUS

didasarkan pada pertimbangan bahwa penerapan GCG di industri

perbankan syariah harus sesuai dengan hukum Syariah (sesuai dengan

ajaran Islam), yang tercermin dari Komite Pengawas Syariah (DPS)

dalam pengelolaan BUS dan Tugas dalam kegiatan bisnis UUS sedang

dijalankan. Itu juga disahkan oleh Pasal 34 UU No.3. Tentang bisnis

perbankan syariah nomor 21 tahun 2008 (Frequently Asked Question:

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit

Usaha Syariah, 2009).

Dengan berlakunya peraturan perbankan Indonesia maka PBI No.

8/4 / PBI / 2006 tentang Tata Kelola Perusahaan Bank Umum yang

diterbitkan pada tanggal 30 Januari 2006 tidak berlaku bagi BUS dan

UUS (Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 Tentang

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


42

Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah

Dan Unit Usaha Syariah, 2009).

Melalui skor komprehensif self assessment dalam laporan GCG, kita

dapat mengetahui kualitas penerapan GCG. Terdapat 11 faktor dalam

penerapan GCG pada bank umum syariah, dan bank wajib melakukan

self assessment penerapan GCG terhadap 11 faktor tersebut minimal

satu kali dalam setahun. (SE BI No. 12/13/DPbS - Pelaksanaan Good

Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha

Syariah, 2010):

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris,

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi,

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite,

d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Syariah,

e. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana

dan, penyaluran dana serta pelayanan jasa,

f. Penanganan benturan kepentingan,

g. Penerapan fungsi kepatuhan Bank,

h. Penerapan fungsi audit intern,

i. Penerapan fungsi audit ekstern,

j. Batas Maksimum Penyaluran Dana,

k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


43

Adapun penerapan GCG pada Unit Usaha Syariah

diimplementasikan kedalam lima faktor, lima faktor tersebut ialah:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab direktur Unit Usaha

Syariah (UUS). (bobot 35%)

b. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas Syariah

(DPS). (bobot 20%)

c. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana

dan penyaluran dana serta pelayanan jasa. (bobot 10%)

d. Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh deposan inti. (bobot 10%)

e. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan pelaporan internal. (bobot 25%).

Dalam pelaporan hasil penilaian mandiri GCG, hasil akhir penilaian

komprehensif harus melalui beberapa tahapan, dan bagaimana hasil

pelaksanaan penilaian mandiri GCG yang ditangani secara berbeda

dengan hasil pemeriksaan / pengawasan Bank Indonesia (Peraturan

Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha

Syariah, 2009):

a. Dengan membandingkan tujuan dan standar / indikator yang telah

ditetapkan dengan keadaan bank yang sebenarnya, maka

dilakukan analisis penilaian sendiri (self assessment) untuk

menentukan nilai peringkat masing-masing elemen.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


44

b. Dengan menimbang semua faktor, menjumlahkannya, dan

kemudian memberikan predikat majemuk, tentukan nilai

majemuk dari hasil penilaian diri.

c. Dalam penetapan Predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :

1) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor

dengan Nilai Peringkat 5, maka Predikat Komposit tertinggi

yang dapat dicapai Bank adalah ”Cukup Baik”;

2) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor

dengan Nilai Peringkat 4, maka Predikat Komposit tertinggi

yang dapat dicapai Bank adalah ”Baik”.

d. Apabila hasil pelaksanaan self assessment GCG bank

menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu untuk hasil

predikat komprehensif yang berbeda, maka bank wajib

menyampaikan revisi lengkap hasil pelaksanaan self assessment

GCG bank kepada Bank Indonesia.

e. Hasil revisi self assessment penerapan GCG bank wajib

dipublikasikan dalam laporan keuangan publikasi bank dalam

periode terkini, termasuk nilai komposit 5 dan predikatnya.

f. Hasil self assessment yang dilakukan oleh GCG merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan GCG.

Satuan ukur dalam self assesment GCG merupakan nilai absolut

yang telah ditentukan sebelumnya yang disebut nilai komposit.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


45

Oleh karena itu, mekanisme tata kelola perusahaan sebagai salah

satu indikator tata kelola perusahaan yang baik dalam penelitian ini

adalah nilai komprehensif self-assessment GCG.

Tabel 2.2

Nilai Komposit Hasil Pelaksanaan Self Assesment GCG


Nilai Komposit Predikat Komposit
Nilai komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 ≤ Nilai komposit ≤ 2,5 Baik
2,5 ≤ Nilai komposit ≤ 3,5 Cukup Baik
3,5 ≤ Nilai komposit ≤ 4,5 Kurang Baik
4,5 ≤ Nilai komposit ≤ 5 Tidak Baik
Sumber : (SE BI No. 12/13/DPbS - Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah, 2010)

5. Manfaat Good Corporate Governance (GCG)

Dengan penerapan tata kelola perusahaan, tidak hanya kepentingan

investor yang terlindungi, tetapi juga akan membawa banyak

keuntungan bagi perusahaan terkait dan pihak lain yang memiliki

hubungan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

Berbagai manfaat dapat diperoleh dengan menerapkan tata kelola

perusahaan (Maksum, 2005):

a. Dengan tata kelola perusahaan yang baik, proses pengambilan

keputusan akan berjalan lebih baik sehingga dapat mengambil

keputusan terbaik, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan

budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal tersebut tentunya akan

berdampak sangat positif terhadap kinerja perusahaan, yang akan

meningkatkan kinerja perusahaan.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


46

b. Tata kelola perusahaan yang baik akan menghindari atau

setidaknya meminimalkan penyalahgunaan kekuasaan oleh

dewan dalam mengelola perusahaan. Hal ini tentunya akan

mengurangi kemungkinan kerugian bagi perusahaan dan pihak

terkait lainnya akibat tindakan tersebut.

c. Kepercayaan investor semakin meningkat pada para manajer

perusahaan tempat mereka berinvestasi. Oleh karena itu, di mata

investor nilai perusahaan akan meningkat. Kepercayaan investor

terhadap perusahaan terus meningkat yang akan memudahkan

perusahaan memperoleh tambahan dana yang dibutuhkan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan (terutama untuk

keperluan ekspansi).

d. Bagi pemegang saham, peningkatan kinerja perusahaan otomatis

akan meningkatkan nilai sahamnya dan dividen yang akan

diterima. Bagi negara, hal ini juga akan meningkatkan jumlah

pajak yang harus dibayar perusahaan, yang berarti peningkatan

pendapatan negara dari departemen perpajakan.

e. Karena dalam praktik tata kelola perusahaan yang baik, karyawan

dianggap sebagai salah satu pemangku kepentingan yang harus

dikelola perusahaan dengan baik, sehingga diharapkan semangat

dan kepuasan kerja karyawan semakin meningkat. Peningkatan

pada tahap selanjutnya pasti akan meningkatkan produktivitas

dan sense of belonging (rasa memiliki) perusahaan.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


47

f. Penerapan tata kelola perusahaan juga akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen cenderung

tidak memanipulasi laporan keuangan karena kewajiban untuk

mematuhi aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku serta

penyajian informasi yang transparan.

Adapun lima manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang

menerapkan Good Corporate Governance (GCG), yaitu sebagai berikut

(Hery, 2013) :

a. Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) secara tidak langsung

akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan ke arah

yang lebih efektif dan efisien, yang pada akhirnya akan

membantu terciptanya pertumbuhan atau pembangunan ekonomi

nasional.

b. Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dapat membantu

perusahaan dan perekonomian nasional dalam menarik modal

investasi dengan biaya yang lebih rendah dengan meningkatkan

kepercayaan investor dan kreditor dalam dan luar negeri..

c. Membantu manajer perusahaan untuk memastikan / menjamin

bahwa perusahaan mematuhi aturan, hukum dan regulasi.

d. Membantu manajemen dan dewan direksi perusahaan untuk

mengawasi penggunaan aset perusahaan.

e. Mengurangi tindak pidana korupsi.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


48

F. Financing To Deposit Ratio (FDR)

Rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR) adalah rasio antara jumlah

pembiayaan yang dipandu dengan jumlah total dana pihak ketiga yang

diterima. Rasio FDR digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam

memenuhi persyaratan likuiditas dan kecukupan manajemen risiko

likuiditas. Bank dikatakan likuid jika aktiva lancar lebih besar dari

kewajibannya sehingga dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka

pendeknya atau yang harus segera dilunasi (Tangkilisan, 2003). Dalam

pengertian lain, rasio FDR mengacu pada bank yang membayar kembali

penarikan deposan dengan mengendalikan pembiayaan sebagai sumber

likuiditas (Dendawijaya, 2005).

Pada perbankan syariah, rasio FDR dapat digunakan untuk mengukur

efektifitas pembiayaan yang dibayarkan, oleh karena itu apabila rasio FDR

meningkat maka keuntungan bank akan meningkat dengan asumsi bank

dapat memandu pembiayaan secara efektif. Rasionya dapat dirumuskan

sebagai berikut (Perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Dan

Bulanan Bank Umum Serta Laporan Tertentu Yang Disampaikan Kepada

Bank Indonesia, 2011):

FDR = Jumlah Pembiayaan yang Diberikan / Dana Pihak Ketiga

x 100%

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


49

Bank yang tidak dapat menjaga tingkat likuiditasnya dapat

mengakibatkan krisis likuiditas yang tidak dapat dihindari oleh bank, yang

berarti kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut menurun (Hardanto,

2006).

Rasio FDR yang tinggi mengindikasikan bank yang bersangkutan

memiliki likuiditas yang rendah (Muhammad, 2005). Ini karena semakin

banyak dana yang dibutuhkan untuk menggalang dana. Semakin banyak

pembiayaan, semakin tinggi pula pendapatannya, karena otomatis

pendapatan akan bertambah dan keuntungan akan bertambah.

Tabel 2.3

Kriteria Penilaian FDR

Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : 50%< LDR≤ 75%
Sangat Rendah

Peringkat 2 : 75%< LDR≤ 85%


Cukup Rendah

Peringkat 3 : 85%< LDR≤ 100%


Rendah
atau LDR≤ 50%
Peringkat 4 : 100% LDR ≤ 120%
Cukup Tinggi

Peringkat 5 : LDR > 120%


Tinggi

Sumber : (Lampiran SE BI Nomor 13/24/DNDP, 2011)

G. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio BOPO sering disebut sebagai rasio efisiensi karena digunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya

operasi berdasarkan pendapatan operasi. Setiap kenaikan biaya operasional

akan mengakibatkan penurunan laba sebelum pajak dan pada akhirnya

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


50

menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan

(Dendawijaya, 2009).

Biaya Operasional Pendapatan Operasioanl atau BOPO merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Veitthzal Rivai, 2013). Rasio

ini digunakan untuk mengukur tingkat alokasi biaya bank dalam

menjalankan kegiatan usahanya, serta untuk mengukur efisiensi dan

kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. Semakin tinggi

rasionya, semakin rendah tingkat pendapatan yang diterima bank.

Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan

operasional dalam mengimbangi biaya operasional. Kenaikan rasio tersebut

mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya

operasional dan meningkatkan pendapatan operasional, yang dapat

menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola

usahanya (Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

(CAMELS Rating), 2004). Rumus rasio BOPO adalah : (Dendawijaya,

2009).

BOPO = Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional x 100%

Rasio BOPO adalah rasio antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Targetnya adalah rasio BOPO yang digunakan untuk

mengukur efisiensi kegiatan perbankan syariah. Semakin kecil rasio biaya

operasi semakin baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari

pendapatan yang diterima.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


51

Diantara standar rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, rasio

BOPO maksimum yang dapat ditolerir oleh Bank Indonesia adalah 96%

(Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS

Rating), 2004).

Tabel 2.4

Kriteria Penilaian BOPO

Kriteria Keterangan
Peringkat 1: BOPO ≤ 83%
Sangat Rendah

Peringkat 2: 83% < BOPO ≤ 85%


Cukup Rendah

Peringkat 3: 85% < BOPO ≤ 87%


Rendah

Peringkat 4: 87% < BOPO ≤ 89%


Cukup Tinggi

Peringkat 5: BOPO > 90%


Tinggi

Sumber : (Lampiran SE BI Nomor 13/24/DNDP, 2011).

H. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah sistes perihal hubungan antara variable yang

dirangkai dari berbagai teori yang sudah dideskripsikan. Berdasarkan teori-

teori yang sudah di deskripsikan tersebut dan penelitian terdahulu yang

relevan, selanjutnya dianalisa secara kritis dan sistematis yang

menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variable yang diteliti. Sintesi

tentang variabel tersebut, kemudian digunakan untuk merumuskan hipotesis

(Sugiyono, 2012).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


52

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

Good Corporate
Governance (GCG) (X1)

Financing to Deposit
Return On Asset
Ratio (FDR) (X2)
(ROA)
Biaya Operasional di (Y)
bagi Pendapatan
Operasional (BOPO) (X3)

KETERANGAN:
= Secara Parsial = Secara Simultan

I. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara atas rumusan pertanyaan

penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Untuk saat ini,

karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan,

belum disesuaikan dengan fakta bahwa hasil penelitian diperoleh melalui

pengumpulan data. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini

merupakan jawaban teoritis atas rumusan pertanyaan penelitian dan belum

memenuhi jawaban empiris (Sugiyono, 2014). Sesuai dengan tujuan

penelitian dan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis yang penulis ambil

sebagai berikut:

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


53

H1 : Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh secara parsial

terhadap Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah di Indonesia.

H2 : Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial

terhadap Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah di Indonesia.

H3 : Biaya Operasional Pendapatan Operasional berpengaruh secara

parsial terhadap Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah di

Indonesia.

H4 : GCG, FDR dan BOPO berpengaruh secara simultan terhadap

Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah di Indonesia.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian pada skripsi ini adalah menganalisis hubungan

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam

penelitian ini menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG),

Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Unit Usaha

Syariah di Indonesia Periode 2016-2019.

1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif atas data sekunder dengan menggunakan regresi

linier berganda. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

didasarkan pada filosofi positif yang digunakan untuk menguji populasi

atau sampel tertentu, menggunakan alat penelitian untuk

mengumpulkan data, menganalisis, dan bersifat kuantitatif atau statistik,

dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya

(Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan sumber data

pembantu, data pembantu merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung, tetapi diperoleh melalui orang lain atau pihak lain, seperti

buku teori, artikel, majalah, terbitan berkala, laporan keuangan yang

dikeluarkan oleh perusahaan, dan laporan pemerintah. Data diperoleh.

Begitu seterusnya (Sujarweni, 2015).

54
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
55

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dipahami sehingga

diperoleh informasi tentang hal yang diteliti tersebut, kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2012). Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu :

a. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan karakteristik atau kondisi-kondisi yang

oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menjelaskan

hubungan-hubungan dengan fenomena yang akan diteliti. Menurut

fungsinya, variabel bebas ini mempengaruhi variabel lain, jadi

secara bebas dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel bebas yaitu :

1) Good Corporate Governance (GCG)

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

3) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah karakteristik atau kondisi yang berubah atau

muncul saat penelitian mengintroduksi, pengganti atau pengubah

variabel bebas. Menurut fungsinya, variabel terikat ini dipengaruhi

oleh variabel lain, karena itu sering disebut variabel terpengaruhi

atau variabel dipengaruhi (Rianse dan Abdi, 2008:81). Dalam

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


56

penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA) pada Unit

Usaha Syariah di Indonesia sebagai variabel terikat.

B. Definisi Operasional Variabel penelitian

Table 3. 1

Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
ROA ROA merupakan ROA = Laba sebelum pajak Rasio
(Y) perbandingan antara / Total Aktiva x 100%
laba sebelum pajak
dengan total aktiva
bank.
GCG Nilai komposit dari Nilai
(X1) pelaksanaan prinsip Komposit
GCG yang meliputi: Peringkat x Bobot
1. Pelaksanaan
tugas dan
tanggung
jawab direktur Pesentase untuk bobot:
UUS 1. 35%
2. Pelaksanaan 2. 20%
tugas dan 3. 10%
tanggung 4. 10%
jawab DPS 5. 25%
3. Pelaksanaan
prinsip syariah
dalam kegiatan Nilai komposit < 1,5
penghimpunan Sangat Baik
dana &
penyaluran

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


57

dana serta 1,5 ≤ Nilai komposit ≤ 2,5


pelayanan jasa Baik
4. Penyaluran
dana kepada 2,5 ≤ Nilai komposit ≤ 3,5
nasabah Cukup Baik
pembiayaan
inti dan 3,5 ≤ Nilai komposit ≤ 4,5
penyimpanan Kurang Baik
dana oleh
deposan inti 4,5 ≤ Nilai komposit ≤ 5
5. Transparansi Tidak Baik
kondisi
keuangan &
non keuangan,
laporan
pelaksanaan
GCG dan
pelaporan
Internal.
FDR FDR merupakan rasio FDR = Jumlah Pembiayaan Rasio
(X2) perbandingan antara yang diberikan / Dana Pihak
Jumlah pembiayaan Ketiga x 100%
yang diberikan dengan
dana yang dihimpun
oleh bank dari
masyarakat.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


58

BOPO BOPO merupakan BOPO = Biaya Operasional Rasio


(X3) perbandingan antara / Pendapatan Operasional x
biaya operasional 100%
dengan pendapatan
operasional.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian Data

Tujuan pengumpulan data penelitian adalah untuk mencatat

peristiwa atau karakteristik dari beberapa atau semua elemen dalam

populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan

dengan beberapa cara (Iqbal, 2004). Metode yang digunakan dalam

rangka mengumpulkan data penyusunan skripsi ini adalah :

a. Penelusuran Literatur, adalah cara pengumpulan data dengan

menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan

data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga

pengamatan tidak langsung.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research), dalam melakukan studi

kepustakaan yakni mengacu pada teori-teori yang berlaku dan dapat

dicari atau ditemukan pada buku-buku teks ataupun hasil penelitian

orang lain, baik yang sudah dipublikasikan maupun belum. Acuan

teori ini merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi oleh

peneliti (Iqbal, 2004).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


59

c. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data pembantu. Data sekunder disebut juga data statistik,

dimana peneliti hanya menggunakan data yang matang yang dapat

diperoleh dari instansi atau lembaga tertentu (Martono, 2016).

Dengan menggunakan metode studi dokumenter dari laporan

tahunan (Annual Report) total ROA Unit Usaha Syariah, laporan

pelaksanaan GCG Unit Usaha Syariah, Rasio BOPO Unit Usaha

Syariah dan Rasio FDR Unit Usaha Syariah yang menjadi bagian

dari sampel penelitian. Data yang diperoleh melalui laporan tahunan

(Annual Report) yang berasal dari situs website masing-masing Unit

Usaha Syariah periode 2016 - 2019, web Otoritas Jasa Keuangan,

dan web Bank Indonesia.

2. Jenis dan Sumber Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode

kuantitatif dirancang untuk mendeskripsikan fenomena atau gejala

sosial secara kuantitatif, atau menganalisis bagaimana fenomena

atau gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat saling berkaitan

satu sama lain (Sudaryono, 2018). Dalam pendekatan kuantitatif

hakikat hubungan di antara variabel-variabel dianalisis dengan

menggunakan teori objektif (Sujarweni, 2015). Data kuantitatif

berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi

matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


60

b. Sumber Data

Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan data sekunder

dimana data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sumber sekunder (Bungin, 2016). Data sekunder ini diperoleh

dari laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,

artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Data

yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber

yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data

(Sujarweni, 2015).

c. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah yang luas, meliputi: objek / topik dengan

kualitas dan karakteristik tertentu, objek / topik ditentukan oleh

peneliti, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Sedangkan

sampel adalah sebagian dari seluruh obyek penelitian yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (J. Arifin, 2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah Unit Usaha Syariah (UUS) di

Indonesia. Tahap selanjutnya dilakukan dengan menggunakan

teknik penentuan sampel yaitu menggunakan purposive sampling

dengan kriteria sampel, antara lain :

1) Unit Usaha Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa

Keuangan Indonesia dan Bank Indonesia hingga tahun 2019.

2) Unit Usaha Syariah yang telah menerbitkan laporan tahunan

dari tahun 2016 dampai tahun 2019.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


61

3) Unit Usaha Syariah yang melampirkan laporan hasil self

assessment GCG dalam laporan tahunan (Annual Report)

mulai dari tahun 2016 hingga 2019.

Proses pemilihan sampel didasarkan pada kriteria yang ditetapkan

dalam laporan tahunan (Hendryadi, 2015). Purpose sampling merupakan

sampel yang diambil untuk maksud atau tujuan tertentu, karena peneliti

yakin bahwa seseorang atau sesuatu mempunyai informasi yang diperlukan.

Berikut adalah data dari Unit Usaha Syariah (UUS) yang dijadikan sebagai

sampel penelitian, yaitu:

1. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

2. PT. Bank Permata, Tbk

3. PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk

4. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

5. PT. Bank OCBC NISP, Tbk

6. PT. Bank Sinarmas

7. PT. Bank BTN (Persero), Tbk

8. PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

9. PT. BPD Jawa Tengah

10. PT. BPD Jambi

11. PT. BPD Sumatera Barat

12. PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

13. PT. BPD Kalimantan Selatan

14. PT. BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


62

D. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis

kuantitatif, dinyatakan dalam angka, dan menggunakan metode statistik

berbantuan teknologi komputer dalam perhitungannya, yaitu eviews versi 9

(Econometric Views) dan Microsoft Excel 2013.

E. Metode Analisis Data

Analisis data mengacu pada pengolahan data yang telah mengalami

pengolahan statistik, yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan

dalam penelitian (Sujarweni, 2015).

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis regresi data panel. Data panel merupakan gabungan dari data deret

waktu dan data cross-sectional (Basuki, 2017). Data yang dikumpulkan

secara cross section dan diikuti pada periode waktu tertentu dikenal dengan

data panel. Dengan demikian, analisa hasil estimasi akan lebih

komprehensif dan mencakup hal-hal yang lebih mendekati realita.

Menurut Wibisono, keunggulan data regresi data panel antara lain

(Ekananda, 2014) :

1. Panel dapat mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara

eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.

2. Kemampuan untuk mengontrol heterogenitas ini pada gilirannya

memungkinkan data panel digunakan untuk menguji dan membangun

model perilaku yang lebih kompleks.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


63

3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross-section yang

berulang-ulang (time series), sehingga metode data panel cocok

digunakan sebagai study of dynamic adjustment.

Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan kemungkinan

konsekuensi dari penggabungan data individu. Model regresi data panel

adalah sebagai berikut (Basuki, 2017):

Y = α + b1X1it + b2X2it + b3X3it + е

Keterangan :

Y = Variabel Dependen.

α = Konstanta.

X1 = Variabel Independen 1.

X2 = Variabel Independen 2.

X3 = Variabel Independen 3.

b (1..2)= Koefisien regresi masing-masing variabel Independen.

e = Error Term.

t = Waktu.

i = Perusahaan.

Model data panel untuk penelitian ini yaitu:

ROA = α + β1 GCG it + β2 FDR it + β3 BOPO it + e

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


64

Keterangan :

b (1..2) = Koefisien regresi masing-masing variabel Independen.

e = Error Term.

t = Waktu.

i = Perusahaan.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi variabel penelitian. Analisis deskriptif dapat

disajikan dalam bentuk skor minimum, skor maksimum, jangkauan

(range), mean, modus, standar deviasi dan variannya serta dilengkapi

dengan tabel distribusi frekuensi berikut histogramnya. Dari hasil

analisis deskriptif ini dapat diketahui kondisi variabel penelitian, apakah

dalam kondisi baik atau tinggi, cukup atau sedang, buruk atau rendah

(Widodo, 2017).

2. Pemilihan Model Data Panel

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data

panel, tiga metode berikut dapat digunakan untuk menyelesaikannya:

a. Common Effect Model

Metode model data panel merupakan metode yang paling

sederhana karena hanya menggabungkan data time series dan

cross-sectional. Dalam model ini, baik waktu maupun dimensi

tunggal tidak diperhitungkan, sehingga diasumsikan bahwa

perilaku data perusahaan pada periode waktu yang berbeda

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


65

adalah sama. Metode ini dapat menggunakan metode kuadrat

terkecil (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi

model data panel (Basuki, 2017).

Adapun persamaan regresi dalam model ini sebagai berikut:

Yit = α + Xit + εit

Dimana ( i ) menunjukkan cross section (individu) dan ( t )

menunjukkan periode waktunya. Dengan asumsi komponen error

dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, proses estimasi secara

terpisah untuk setiap unit cross section dapat dilakukan (Basuki,

2017).

b. Fixed Effect Model

Model tersebut mengasumsikan bahwa perbedaan antar

individu dapat disesuaikan dengan perbedaan intersep. Untuk

mengestimasi data panel, model menggunakan teknologi

variabel dummy untuk menangkap perbedaan intersepsi antar

perusahaan, yang mungkin terjadi karena perbedaan budaya

kerja, manajemen, dan insentif. Namun, perbedaan antar

perusahaan sama. Model estimasi ini biasa disebut dengan

teknik least squares dummy variable (LSDV) (Basuki, 2017).

c. Random Effect Model

Model tersebut akan memperkirakan data panel, di mana

variabel interferensi dapat berkorelasi satu sama lain dari waktu

ke waktu dan di antara individu. Dalam model ini, perbedaan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


66

intersep disediakan oleh klausa kesalahan masing-masing

perusahaan. Keuntungan menggunakan model efek acak adalah

menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut

teknik Error Component Model (ECM) atau Generalized Least

Squares (GLS) (Basuki, 2017).

3. Pemilihan Model Regresi Panel

Selain menggunakan asumsi di atas, dapat juga memilih model yang

paling sesuai untuk memproses data panel dengan melakukan pengujian

berikut:

a. Uji Chow

Uji Chow merupakan pengujian untuk menentukan model

fixed effect atau model efek umum yang lebih sesuai untuk

estimasi data panel. Hipotesis uji Chow adalah:

H0 : Common Effect atau Pooled OLS.


H1 : Fixed Effect Model.
Dasar untuk menolak hipotesis di atas adalah dengan

membandingkan statistik F dengan tabel F. Jika hasil Fhitung

lebih besar dari Ftabel (Fhitung > Ftabel), maka digunakan

perbandingan, kemudian H0 ditolak yang berarti model yang

lebih cocok digunakan adalah model fixed effect. Begitu pula

sebaliknya jika (Fhitung < Ftabel), maka H0 diterima, dan model

yang lebih sesuai adalah model efek umum.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


67

Nilai FStatistik untuk Uji Chow ditentukan oleh :

𝑺𝑺𝑬𝟏−𝑺𝑺𝑬𝟐
(𝒏−𝟏)
F n-1, n-k = 𝑺𝑺𝑬𝟐
𝒏𝒕−𝒏−𝒌

Keterangan :
SSE1 : Sum Square Error dari model common effect.
SSE2 : Sum Square Error dari model individual effect.
n : Jumlah individu (cross section).
t : Jumlah time series.
k : Jumlah variabel bebas.
Sedangkan Ftabel = |α : df (n-1, nt-n-k)
b. Uji Hausman

Melakukan uji Hausman untuk menentukan model data

panel mana yang lebih sesuai antara efek tetap dan efek acak

(Ekananda, 2014). Uji Hausman merupakan uji statistik yang

digunakan untuk memilih model fixed effect atau random effect

yang paling sesuai (Basuki, 2017). Dalam model fixed-effect,

hasil estimasi tidak valid atau valid, tetapi jika efek random

digunakan, hasil estimasi bisa dan valid. Uji Hausman dilakukan

dengan hipotesis :

H0 : Model Random Effect (REM).


H1 : Model Fixed Effect (FEM).
Jika nilai chi-square tabel uji Hausman lebih besar dari chi-

statistik maka nilai H0 ditolak, sebaliknya jika nilai chi-square

tabel uji Hausman lebih kecil dari chi-statistic maka H1

diterima.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


68

4. Uji Hipotesis

Hipotesa adalah dugaan yang bersifat sementara yang masih

memerlukan pembuktian (Widodo, 2017) Salah satu kegiatan statistik

induktif adalah menguji hipotesis (dugaan sementara). Dalam melakukan

pengujian hipotesis, banyak faktor yang dapat menentukan, misalnya

sampel yang dikumpulkan besar atau kecil. Apakah Anda mengetahui

standar deviasi populasi; apakah populasinya diketahui; metode

parameter apa yang digunakan, dll (Santoso, 2018).

a. Uji Simultan (F)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel

dengan kesalahan 5% (α = 0.005). Apabila nilai Fhitung ≥ dari

nilai Ftabel maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama

memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat

atau hipotesis pertama sehingga dapat diterima. Hipotesis

tersebut menunjukkan bahwa untuk hipotesis nol seluruh

variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan di dalam

model (Kurniawan, 2016).

b. Uji Parsial (t)

Uji ini untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


69

tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai

thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan

derajat kesalahan 5% dengan arti (α = 0.005). Apabila nilai thitung

≥ ttabel maka variabel bebasnya memberikan pengaruh bermakna

terhadap variabel terikat (Basuki, 2017).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk menilai

derajat penjelasan variabel independen terhadap variabel

dependen. Koefisien determinasi R2 sebesar 1 artinya fluktuasi

variabel dependen semua dijelaskan oleh variabel independen,

dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel

dependen. Jika koefisien R2 mendekati 1, berarti variabel

independen memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam

menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien R2

semakin mendekati angka 0, berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin

lemah. Saat mengukur derajat kesesuaian garis regresi dengan

data atau mengukur persentase perubahan total Y yang

dijelaskan oleh garis regresi, digunakan konsep koefisien

determinasi R2 (Basuki, 2017).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Unit Usaha

Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan Indonesia dan Bank

Indonesia dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti memilih sampel dengan

metode purposive sampling. Sampel peneliti yang dipilih yaitu

perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian,

antara lain Rasio ROA, Hasil Nilai Self Assesment GCG, Rasio FDR dan

Rasio BOPO pada Unit Usaha Syariah (UUS). Hal yang dipertimbangkan

oleh peneliti dalam menentukan sampel penelitian, yaitu:

a. Unit Usaha Syariah yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan

Indonesia dan Bank Indonesia hingga tahun 2019.

b. Unit Usaha Syariah yang telah menerbitkan laporan tahunan dari

tahun 2016 sampai tahun 2019.

c. Unit Usaha Syariah yang melampirkan Laporan hasil Self

Assesment GCG dalam Laporan Tahunan (Annual Report) mulai

dari tahun 2016 hingga 2019.

70
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
71

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel

No. Kriteria Tidak memenuhi Jumlah Bank


kriteria
1. UUS yang terdaftar - 20
pada OJK dan BI
hingga tahun 2019
2. UUS yang telah - 20
menerbitkan laporan
tahunan dari tahun
2016-2019
3. UUS yang 6 14
melampirakan laporan
hasil self assessment
dalam laporan tahunan
dari tahun 2016-2019
4. Jumlah sampel yang 14 14
memenuhi kriteria
5. Tahun pengamatan - 4
6. Jumlah total sampel - 56

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total Unit Usaha

Syariah yang terdaftar pada OJK dan BI dan yang telah menerbitkan

laporan tahunan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 sebanyak 20

bank. Namun, berdasarkan hasil seleksi yang telah peneliti lakukan,

jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 14 bank. Periode

pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 4 periode, dimulai dari tahun

2016 sampai dengan 2019. Jadi jumlah sampel yang diteliti sebanyak 56

data laporan tahunan Unit Usaha Syariah (UUS).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


72

Dari proses seleksi sampel yang telah dilakukan, makan bank yang

menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 4.2
Daftar Nama Unit Usaha Syariah

No. Nama Unit Usaha Syariah (UUS) Kode


1. PT. Bank Danamon Indoensia Tbk UDIS
2. PT. Bank Permata Tbk UPS
3. PT. Bank Maybank Indonesia Tbk UMIS
4. PT. Bank CIMB Niaga Tbk UCNS
5. PT. Bank OCBC NISP Tbk UONS
6. PT. Bank Sinarmas USS
7. PT. Bank BTN (Persero) UBS
8. PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta UYS
9. PT. BPD Jawa Tengah UJTS
10. PT. BPD Jambi UJS
11. PT. BPD Sumatera Barat USBS
12. PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka USSBBS
Belitung
13. PT. BPD Kalimantan Selatan UKSS
14. PT. BPD Sulawesi Selatan dan USSSBS
Sulawesi Barat

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


73

2. Profil Perusahaan

a. PT. Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang berdiri sejak 1956, per

30 Juni 2020 mengelola total aset konsolidasi sebesar Rp 194 triliun

bersama anak perusahaannya, yaitu PT Adira Dinamika Multi

Finance Tbk. (Adira Finance). Dalam hal kepemilikan saham,

92,47% saham Bank Danamon dimiliki oleh MUFG Bank, Ltd. dan

7,53% dimiliki oleh publik.

Adapun visi Bank Danamon adalah “Kita Peduli dan Membantu

Jutaan Orang untuk Mencapai Kesejahteraan. Danamon

berkeyakinan bahwa keberadaannya adalah untuk mewujudkan

kepeduliannya kepada nasabah, karyawan, serta masyarakat luas

dan membantu kesemuanya itu bertumbuh kembang mencapai

kesejahteraan yang lebih baik”

Sektor perbankan Syariah di Indonesia memiliki potensi

pertumbuhan yang luar biasa, mengingat bahwa sekitar 80% dari

populasi adalah Muslim, pangsa pasar perbankan Syariah masih

relatif kecil, yaitu sekitar 5%. Oleh karena itu, Danamon Syariah

berupaya untuk mengembangkan layanan perbankan Syariah yang

kuat dan berorientasi kepada nasabah sebagai solusi untuk segmen

usaha kecil dan menengah serta ritel, didukung oleh infrastruktur

dan teknologi yang handal. Perbankan Syariah. Dalam mencapai

pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Danamon Syariah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


74

mengembangkan produk-produk unik syariah yang ditawarkan

melalui jaringan bank konvensional dan kantor cabang syariah, serta

mempertahankan fokusnya pada pertumbuhan portofolio UKM.

Danamon Syariah memiliki visi “Membantu Jutaan Menjadi

Makmur dengan Adil berdasarkan Prinsip Syariah”.

( Sumber: Bank Danamon Indonesia, www.danamon.co.id )

b. PT. Bank Permata Tbk

PT Bank Permata Tbk (“PermataBank/Perseroan/Bank”)

didirikan dengan nama PT Bank Persatuan Dagang Indonesia di

Indonesia dengan Akta Pendirian nomor 228 tanggal 17 Desember

1954 yang dibuat di hadapan Eliza Pondaag, Notaris di Jakarta, serta

disahkan sebagai badan hukum oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) pada

tanggal 4 Januari 1955. Memperoleh izin usaha bank umum

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor

19371/U.M.II tanggal 19 Pebruari 1957 dan izin untuk menjalankan

aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Dewan

Moneter Bank Indonesia nomor Sekr/D.M./97 tanggal 8 Mei 1956.

Tahun 2002 merupakan tonggak penting dalam sejarah

PermataBank. Dengan pengawasan dari Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN), PT Bank Universal Tbk, PT Bank

Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot

menggabungkan diri ke dalam PT Bank Bali Tbk dan selanjutnya

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


75

berganti nama dari PT Bank Bali Tbk menjadi PT Bank Permata Tbk

berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa nomor 45 tanggal 27 September 2002, dibuat di hadapan

Amrul Partomuan Pohan, S.H., L.L.M., Notaris di Jakarta.

Visi PT.Bank Permata Tbk “Menjadi bank pilihan dengan

terus membina kemitraan dan menciptakan nilai bermakna bagi

stakeholder”.

Misi:

1) Berperan aktif sebagai mitra di bidang keuangan dan

agen pembangunan yang efisien bagi nasabah dan

masyarakat.

2) Memberikan layanan keuangan menyeluruh secara

sederhana, cepat, andal dan inovatif.

3) Berkomitmen untuk memberikan pengalaman unggul

bagi pemangku kepentingan dan membangun nilai

positif bagi pemegang saham

Sejalan dengan pertumbuhan industri, Unit Usaha Syariah

(UUS) Permata Bank juga turut tumbuh secara positif. Kendati

demikian, dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank tetap

mengutamakan prinsip kesyariahan yang diimbangi dengan prinsip

kehati-hatian untuk menumbuhkan pembiayaan yang sehat pada

semua segmen bisnis.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


76

UUS PermataBank mempunyai visi, misi serta nilai yang

sejalan dengan visi, misi dan nilai Bank Induknya, yaitu PT Bank

Permata Tbk.

( Sumber: PT. Bank Permata Tbk, www.permata.com )

c. PT. Maybank Indonesia Tbk

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia” atau

“Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia yang

merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad (Maybank),

salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di ASEAN.

Sebelumnya, Maybank Indonesia bernama PT Bank Internasional

Indonesia Tbk (BII) yang didirikan pada 15 Mei 1959, mendapatkan

ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan mencatatkan sahamnya

sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya

(sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) pada 1989.

Maybank Indonesia memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Menjadi penyedia layanan keuangan terkemuka di Indonesia,

yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkomitmen penuh

dan inovatif unuk menciptakan nilai dan melayani komunitas”

Misi: Humanising Financial Services

a. Menyediakan akses yang nyaman bagi masyarakat untuk

mendapatkan produk dan layanan perbankan

b. Memberikan persyaratan dan harga yang wajar

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


77

c. Memberikan advice kepada Nasabah berdasarkan

kebutuhan

d. Berada di tengah komunitas

( Sumber: Bank Maybank Indonesia, www.maybank.co.id )


d. PT. CIMB Niaga Tbk

CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan

nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah

pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang

perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai

penyedia produk dan layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun

1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di

pasar domestik dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan

nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia.

Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia

perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan

teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi

yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.

CIMB Niaga Syariah merupakan solusi CIMB Niaga untuk

perkembangan Syariah Banking Business di Indonesia dan

permintaan nasabah terhadap transaksi perbankan secara syariah

yang semakin besar. Dengan mengusung konsep modern, CIMB

Niaga Syariah memberikan layanan perbankan terbaik dengan

teknologi terbaru. Insya Allah layanan perbankan kami senantiasa

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


78

memberikan rasa aman, keadilan dan ketentraman bagi seluruh

pemangku kepentingan.

Adapun visi dan misi dari bank CIMB Niaga adalah :

Visi: “Menjadi perusahaan ASEAN yang terkemuka”

Misi: “Menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia

secara terpadu sabagai perusahaan dengan kinerja unggul di

kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta mendukung

percepatan integrasi ASEAN dan menghubungkannya dengan

kawasan lain.”

( Sumber: Bank CIMB Niaga, www.cimbniaga.co.id )

e. PT. Bank OCBC NISP Tbk

Bank NISP didirikan pertama kali pada tahun 1941 dengan

nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank oleh

beberapa orang Belanda namun belum beroperasi karena masa

perang. Berdiri pada tahun 1941, Bank OCBC NISP mulai

dikembangkan oleh keluarga Karmaka Surjaudaja dan Lelarati

Lukman, tumbuh dengan sangat sehat, bahkan di tengah kondisi

krisis nasional. Hal ini yang kemudian menarik perhatian OCBC

Bank Singapura untuk masuk sebagai pemegang saham pengendali

dan membawa peringkat Bank naik dari di atas 30 menjadi Top 10

bank terbesar di Indonesia.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


79

Pada tahun 2009 Menghadirkan layanan perbankan syariah

dengan membuka Unit Usaha Syariah. Adapun visi dan misi UUS

pada Bank OCBC NICP sebagai berikut:

Visi: “Bersama dalam harmoni menjadikan syariah lebih

mudah dan menguntungkan.”

Misi: “UUS Bank berkomitmen untuk menjadi rekan yang

dapat diandalkan dengan senantiasa terbuka dan tulus dalam

memberikan solusi yang tepat demi kemajuan nasabah. UUS Bank

menghadirkan kemudahaan mengakses produk dan layanan di

Kantor Cabang Syariah dan Kantor layaan syariah serta jaringan

modern lainnya.”

( Sumber: Bank OCBC NISP, www.ocbcnisp.com )

f. PT. Bank Sinarmas

PT Bank Sinarmas Tbk. didirikan pada 18 Agustus 1989

berdasarkan Akta No. 52 tanggal 18 Agustus 1989 dari Buniarti

Tjandra, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Bank Shinta

Indonesia dan telah diubah dengan Akta No. 91 tanggal 15

September 1989 dari notaris yang sama.

Pada tahun 2009, Bank Sinarmas memperoleh ijin untuk

pendirian Unit Usaha Syariah (UUS), berdasarkan Keputusan

Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 11/13/KEP. Dpg/2009

Tentang Pemberian Izin Usaha Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank

Sinarmas dan di tahun yang sama Bank memperoleh pengesahan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


80

dari Bapepam (sekarang OJK) untuk melakukan kegiatan usaha

Wali Amanat.

Bank Sinarmas Syariah didirikan pada tanggal 18 November

2009 dan dimulai beroperasi pada tanggal 18 November 2009.

Visi Bank Sinarmas Syariah:

“Menjadi Bank Syariah yang Sehat dan Terkemuka di Indonesia

dengan distribusi jaringan yang lengkap dan pelayanan prima

dalam menyediakan Solusi Keuangan Perbankan Syariah.”

Misi Bank Sinarmas Syariah:

1) Mempersiapkan proses pemisahan (Spin-Off) – (cetak

biru dan roadmap) menjadi Bank Umum Syariah secara

organik.

2) Memperluas basis nasabah, terutama dari nasabah usaha

mikro, dan kecil (UMK) hingga korporasi melalui

kerjasama strategis dengan lembaga keuangan maupun

mitra usaha lainnya dengan memanfaatkan teknologi

berbasis Digital Banking.

3) Memperluas jaringan kantor untuk penetrasi pasar pada

sentra-sentra UMK dan sektor bisnis korporasi.

4) Meningkatkan secara berkesinambungan kemampuan

teknologi dan sistem informasi bank serta Sumber Daya

Insani (SDI) dalam rangka memberikan layanan prima

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


81

dan menciptakan keunggulan kompetitif (Competitive

Advantage).

5) Menciptakan produk dan/atau aktifitas unggulan yang

berbasis Bisnis Model Digital Banking.

6) Membudayakan sistem manajemen risiko sesuai dengan

prinsip kehati-hatian (Prudent) dan prinsip Perbankan

Syariah (Islamic Banking Principle) dalam rangka

mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance -GCG).

( Sumber: Bank Sinarmas, www.banksinarmas.com )

g. PT. BTN (Persero)

Sejarah panjang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,

disebut sebagai “Bank” atau “Perseroan” atau “BTN”, diawali

dengan berdirinya Postspaarbank pada tahun 1897. Pada tahun 1942,

Postspaarbank diambil alih oleh Pemerintah Jepang dan berubah

nama menjadi Tyokin Kyoku atau Kantor Tabungan. Kemudian hal

ini berlanjut pada tahun 1945 Pemerintah Republik Indonesia

mengambil alih Tyokin Kyoku dan mendirikan Kantor Taboengan

Pos. Di era pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 1950 Pemerintah

Republik Indonesia mengubah nama Tyokin Kyoku menjadi Bank

Tabungan Pos, dan kemudian kembali berganti nama menjadi Bank

Tabungan Negara pada tahun 1963 hingga sekarang.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


82

Sebagai bank terbesar ke-5 di Indonesia yang membawa mandat

utama dalam pelaksanaan program Pemerintah terkait perumahan,

pada tahun 2019, Bank BTN terus bertransformasi untuk

memperkuat peran menjadi housing market maker yang diwujudkan

dengan berperan sebagai integrator sisi permintaan (demand side)

dan sisi penawaran (supply side). Untuk mewujudkan hal tersebut,

telah di bentuk unit Housing Finance Center (HFC), yaitu unit yang

berperan aktif sebagai think tank untuk mempercepat pembangunan

sejuta rumah.

Bank BTN memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Terdepan dan terpercaya dalam memfasilitasi sektor

perumahan dan jasa layanan keuangan keluarga”

Misi:

1) Berperan aktif dalam mendukung sektor perumahan,

baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan,

yang terintegrasi dalam sektor perumahan di Indonesia.

2) Memberikan layanan unggul dalam pembiayaan kepada

sektor perumahan dan kebutuhan keuangan keluarga.

3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

pengembangan produk, jasa dan jaringan

strategisberbasis digital.

4) Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang

berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


83

5) Meningkatkan shareholder value dengan fokus kepada

peningkatan pertumbuhan profitabilitas sesuai dengan

prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance.

6) Memedulikan kepentingan masyarakat sosial dan

lingkungan secara berkelanjutan.

( Sumber: Bank BTN (Persero), www.btn.co.id )

h. PT. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta

Bank BPD DIY didirikan pada tahun 1961, tanggal 15

Desember berdasarkan akta notaris Nomor 11, Notaris R.M.

Soerjanto Partaningrat. Sebagai suatu perusahaan daerah, pertama

kalinya Bank BPD DIY diatur melalui Peraturan Daerah Nomor 3

Tahun 1976. Dengan berjalannya waktu, dilakukan berbagai

penyesuaian.

Pada tahun 2007, dalam upaya mensikapi perubahan

sosiokultural masyarakat Indonesia, maka Bank BPD DIY

membentuk Unit Usaha Syariah dengan satu Kantor Cabang

Syariah. Pembukaan Unit Usaha Syariah ini makin memperluas

produk dan jasa Bank BPD DIY.

Bank BPD DIY memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Menjadi bank Terpercaya, Istimewa dan Pilihan

Masyarakat”

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


84

Misi:

1) Menyediakan solusi kebutuhan keuangan masyarakat

dengan memberikan pengalaman perbankan yang

berkesan.

2) Menjalankan prinsip kehati-hatian dan menerapkan

bisnis yang beretika untuk meningkatkan nilai

perusahaan.

3) Mencapai SDM yang unggul, berintegritas dan

professional.

4) Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan

layanan prima dan produk yang inovatif berbasis budaya

untuk menjadi Regional Champion yang berkelanjutan.

5) Menjalankan fungsi Agen Pembangunan yang fokus

mengembangkan sektor UMKM, mendorong

pertumbuhan perekonomian daerah dan menjaga

lingkungan.

( Sumber: BPD DIY, www.bpddiy.co.id )

i. PT. BPD Jawa Tengah

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali

didirikan di Semarang berdasarkan Surat Persetujuan Menteri

Pemerintah Umum & Otonomi Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13

Maret 1963 dan ijin usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral No.

4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


85

operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada

tanggal 6 April 1963 dengan menempati Gedung Bapindo, Jl.

Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor Pusat.

Bank Jateng Syariah merupakan Unit Bisnis yang dibentuk

oleh Bank Jateng guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan

produk dan jasa perbankan berbasis syariah. Unit Usaha Syariah

Bank Jateng resmi dibuka pada tanggal 26 April 2008, berkantor

pusat di Kota Semarang yaitu di Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda

No. 142 Semarang.

Bank Jateng memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Bank Terpercaya, menjadi kebanggaan masyarakat,

mampu menunjang pembangunan daerah”

Misi:

1) Memberikan layanan prima didukung oleh kehandalan

SDM dengan teknologi modern, serta jaringan yang luas.

2) Membangun budaya Bank dan mempertahankan Bank

sehat.

3) Mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan

mengutamakan kegiatan retail banking.

4) Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna

memperkokoh bank.

( Sumber: BPD Jawa Tengah, www.bankjateng.co.id )

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


86

j. PT. BPD Jambi

Bank Jambi adalah bank milik Pemerintah Daerah, Pemerintah

Kabupaten, dan Pemerintah Kota di Provinsi Jambi yang didirikan

berdasarkan Akte Notaris Adiputra Parlindungan No.6 tanggal 12

Februari 1959, dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Jambi,

dengan maksud untuk menunjang serta mendorong pembangunan

daerah dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi daerah dalam

rangka mempertinggi taraf hidup rakyat. Dalam rangka

penyempurnaan, diadakan perubahan penting melalui akta Notaris

Habro Poerwanto No.70 tanggal 12 Oktober 1959 dan mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman RI No. J.A/5/115/6 tanggal 6

November 1969 dan dimuat pada tambahan Berita Negara RI No.

110.104 tanggal 29 Desember 1959.

Adapun visi dan misi Unit Usaha Syariah pada Bank Jambi

adalah:

Visi: “Menjadi Bank Umum Syariah terkemuka di wilayah

Provinsi Jambi yang tumbuh secara sehat dan handal melayani

Mitra Usaha.”

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


87

Misi:

1) Mengembangkan pasar perbankan syariah di wilayah

Provinsi Jambi.

2) Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

perekonomian daerah khususnya Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM).

3) Memperkerjakan tenaga profesional yang disiplin, jujur,

ramah dan penuh tanggung jawab.

4) Mewujudkan komitmen terhadap standar kinerja

operasional perbankan syariah didukung dengan

teknologi yang memadai.

5) Menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking)

dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance).

6) Menjalankan fungsi sebagai pemegang kas Daerah,

melaksanakan penyimpanan uang daerah yang dikelola

berdasarkan prinsip syariah.

7) Mencapai pertumbuhan usaha dan keuntungan yang

memadai, berkesinambungan, dan memberikan nilai

tambah kepada stakeholder.

8) Melaksanakan pelayanan perjalanan haji kepada

masyarakat di wilayah Provinsi Jambi.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


88

9) Melaksanakan manajemen zakat, infaq, shodaqoh yang

tepat sasaran sebagai perwujudan kepedulian sosial.

10) Memperkuat permodalan secara berkesinambungan

yang bersumber dari laba usaha, tambahan modal dari

pemegang saham atau mengundang investor baru.

(Sumber: BPD Jambi, www.bankjambi.co.id )

k. PT. BPD Sumatera Barat

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat secara resmi

didirikan pada 12 Maret 1962 dengan nama "PT. BANK

PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT" yang

disahkan melalui akta notaris Hasan Qalbi di Padang. Pendirian ini

dipelopori oleh Pemerintah Daerah bersama dengan tokoh

masyarakat dan pemimpin bisnis swasta di Sumatera Barat

berdasarkan pemikiran perlunya lembaga keuangan dalam bentuk

Bank, yang secara khusus membantu pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan di daerah. Disahkan oleh Keputusan

Wakil Menteri Keuangan Pertama Republik Indonesia Nomor BUM

/ 9-44 / II tanggal 25 April 1962 tentang PT. Bank Pembangunan

Daerah Sumatera Barat, dan operasi PT. Bank Pembangunan Daerah

Sumatera Barat dengan posisinya di Jln. Batang Arau No 54 Padang,

dengan modal awal Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


89

Selama perjalanannya pada tahun 1996 melalui Peraturan

Daerah Nomor 2 pada tahun 1996 disebutkan bahwa nama (Nama

Panggilan) sebagai "Bank Nagari" dimaksudkan untuk lebih

dikenal, untuk membangun citra merek dan untuk mengesankan

sistem pemerintahan di Sumatera Barat. Dan pada tahun 1996 Bank

Nagari juga menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama yang

membuka Kantor Cabang di luar wilayah di Jakarta dan diikuti oleh

Cabang Pekanbaru.

Bank Nagari memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Untuk menjadi Bank Pembangunan Daerah Terkemuka

dan Tepercaya di Indonesia”.

Misi:

1) Berkontribusi dalam mempromosikan pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

2) Memenuhi dan menjaga kepentingan pemangku

kepentingan secara konsisten dan seimbang.

( Sumber: Bank Sumatera Barat, www.banknagari.co.id )

l. PT. BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka

Belitung didirikan pada tanggal 6 November 1957 dengan nama PT

Bank Pembangunan Sumatera Selatan yang didirikan berdasarkan:

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


90

1) Keputusan Panglima Ketua Penguasa Perang Daerah

Sriwijaya Tingkat I Sumatera Selatan Nomor

132/SPP/58 tanggal 10 April 1958 dengan berlaku surut.

mulai tanggal 6 Nopember 1957.

2) Akta Notaris Tan Thong Khe Nomor 54 tanggal 29

September 1958 dengan izin Menteri Kehakiman No.

J.A.5/44/16 tanggal 11 Mei 1959.

3) Izin Usaha Bank dari Menteri Keuangan Nomor

47692/UM II tanggal 18 April 1959.

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka

Belitung Unit Usaha Syariah didirikan dan mulai operasional pada

tanggal 2 Januari 2006 berdasarkan:

1) Surat Bank Indonesia No.7/110/DPIP/PRz/Pg tanggal 8

Agustus 2005 tentang Persetujuan Prinsip Pembukaan

Kantor Cabang Syariah Bank Saudara, yang menyatakan

hal-hal sebagai berikut :

a) Persetujuan prinsip pembukaan Kantor Cabang

Syariah Palembang

b) Pengangkatan :

i. Anggota Dewan Pengawas Syariah atas

nama Sdr. Drs. H. Abd Muhaimin, LC, Sdr.

Dr. H. Cholildi Zinuddin MA dan Sdr. Drs.

H. Romli SA, M.Ag

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


91

ii. Pemimpin Unit Usaha Syariah atas nama

Sdr. Oktiandi;

iii. Pemimpin Cabang Syariah Palembang atas

nama Sdr. H. Saekan Noer, SH, MM.

Bank BPD Sumsel Babel memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Menjadi bank Terkemuka dan Terpercaya dengan

Kinerja Unggul.”

Misi:

1) Membantu mengembangkan potensi daerah dan

meningkatkan pertumbukan perekonomian daerah.

2) Menumbuhkembangkan Retail Banking, Corporate

Banking, dan International Banking.

3) Mengembangkan Human Capital yang profesional dan

tata kelola perusahaan yang baik.

( Sumber: Bank Sumsel Babel, www.banksumselbabel.com )

m. PT. BPD Kalimantan Selatan

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan didirikan pada

tanggal 25 Maret 1964, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I

Kalimantan Selatan Nomor 4 tahun 1964 berdasarkan Undang‐

Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank

Pembangunan Daerah, dengan modal dasar sebesar Rp

100.000.000,‐ (Seratus Juta Rupiah).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


92

Seiring dengan diberlakukannya dual banking system oleh

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, maka

untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Pembangunan Daerah

Kalimantan Selatan telah melakukan perubahan dengan Perda

Nomor 16 Tahun 2003 yang memuat pembentukan operasional unit

usaha syariah.

Pada tanggal 13 Agustus 2004 Bank Kalsel Syariah hadir dalam

rangka memberikan alternatif pelayanan perbankan syariah kepada

masyarakat Kalimantan Selatan yang mayoritas beragama Islam.

Sejak saat itu Bank Kalsel mendirikan unit usaha Syariah sekaligus

Kantor Cabang Syariah Banjarmasin yang saat ini berkantor di Jalan

S. Parman RT. 03 Banjarmasin.

Adapun visi dan misi Bank Kalsel adalah sebagai berikut:

Visi: “Menjadi bank yang kuat, kompetitif dan berkontribusi

untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional”

Misi:

1) Membantu pemerintah dalam pembangunan ekonomi

baik di kawasan regional maupun nasional.

2) Memberikan layanan terpadu melalui produk dan

layanan inovatif berbasis digital.

3) Menempati proses strategis melalui program kemitraan

dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


93

4) Memberikan kontribusi positif kepada semua

stakeholder baik pemegang saham, nasabah, karyawan,

maupun masyarakat.

( Sumber: Bank Kalimantan Selatan, www.bankkalsel.co.id )

n. PT. BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di

Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan

Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari

1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67

tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara

circular resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui

secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB

tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica

Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para

Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang

Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10

Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham

memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


94

Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat

disingkat PT. Bank Sulselbar.

Bank Sulselbar memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi: “Menjadi Bank Kebanggaan dan Pilihan Utama

Membangun Kawasan Timur Indonesia”.

Misi:

1) Memberikan Pelayanan Prima yang berkualitas dan

terpercaya

2) Mitra Strategis PEMDA dalam menggerakkan sektor riil

3) Memberikan nilai tambah optimum bagi stakeholder

( Sumber: BPD Sulsel Sulbar, www.banksulselbar.co.id )

B. Hasil Uji Analisis dan Pembahasan

Pada hasil uji analisis peneliti akan menguraikan estimasi yang

digunakan dalam menentukan dampak pengaruh Variabel Independent

(GCG, FDR dan BOPO) terhadap perkembangan dari Variabel Dependent

(ROA) pada Unit Usaha Syariah (UUS) pada periode 2016 sampai dengan

2019. Pembahasan akan dimulai dengan pengujian yang digunakan untuk

menentukan model yang berkaitan dengan struktur data panel dan pengujian

ekonometrik. Selanjutnya, interpretasi dari hasil estimasi yang diperoleh

dibahas.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


95

1. Uji Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian mengenai pengaruh Good Corporate

Governance (GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset

(ROA) pada Unit Usaha Syariah (UUS), terlebih dahulu peneliti akan

meninjau tentang deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik

deskriptif. Berikut Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif :

Tabel 4.3
Uji Statistik Deskriptif

ROA GCG FDR BOPO


Mean 2.149464 1.679464 94.31411 81.85821
Median 1.975000 1.675000 95.07500 81.33500
Maximum 4.960000 3.000000 119.7600 150.8000
Minimum 0.130000 1.000000 71.36000 60.13000
Std. Dev. 1.010477 0.443930 10.61494 13.41051
Skewness 0.437235 0.181438 0.176126 2.747873
Kurtosis 3.578621 2.974309 3.202648 14.47363

Jarque-Bera 2.565497 0.308790 0.385346 377.6439


Probability 0.277274 0.856934 0.824752 0.000000

Sum 120.3700 94.05000 5281.590 4584.060


Sum Sq. Dev. 56.15848 10.83908 6197.236 9891.294

Observations 56 56 56 56

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


96

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel Return

On Asset (ROA) (variabel dependent) memiliki nilai rata-rata sebesar

2.149464, nilai minimum sebesar 0.130000 diperoleh dari Bank BTN

(Persero) pada tahun 2019, dan nilai maksimum sebesar 4.960000

diperoleh dari BPD Sulsel Sulbar pada tahun 2016.

Variabel Good Corporate Governance (GCG) (variabel

independent) mempunyai angka rata-rata 1.679464, angka minimum

sebesar 1.000000 diperoleh dari Bank OCBC NISP pada tahun 2016

sampai dengan 2019, BPD DIY pada tahun 2016 sampai dengan 2019,

dan BPD Sumsel Babel pada tahun 2019, dan nilai maksimum sebesar

3.000000 diperoleh dari BPD Sulsel Sulbar pada tahun 2016.

Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) (variabel independent)

mempunyai angka rata-rata 94.31411, angka minimum sebesar 71.36000

diperoleh dari BPD Sumsel Babel pada tahun 2018, dan nilai maksimum

sebesar 119.7600 diperoleh dari BPD Sulsel Sulbar pada tahun 2018.

Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

(variabel independent) mempunyai angka rata-rata 81.85821, angka

minimum 60.13000 diperoleh dari BPD Sulsel Sulbar pada tahun 2016,

dan nilai maksimum sebesar 150.8000 diperoleh dari Bank Permata pada

tahun 2016.

2. Pemilihan Model Data Panel

a. Uji Chow

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


97

Pengujian ini bertujuan untuk memilih model mana yang lebih baik

antara Fixed Effect dan Common Effect.

Hipotesis Uji Chow yaitu :

H0 : Common Effect atau Pooled OLS

H1 : Fixed Effect Model

Tabel 4.4
Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.699170 (13,39) 0.0000


Cross-section Chi-square 59.618461 13 0.0000

Dalam tabel 4.4 telah diperoleh FStatistik 5.699170 sedangkan angka

probabilitas FStatistik 0.000000 Artinya nilai probabilitas statistik F

lebih kecil dari α = 5% (0,0000 < 0,05). Kemudian tolak H0 dan terima

H1, sehingga uji chow model panel yang digunakan adalah model

fixed effect (FEM)..

b. Uji Hausman

Melakukan pengujian ini untuk menentukan model yang paling

sesuai untuk digunakan antara model efek tetap dan model efek acak.

Uji hausman menggunakan statistik chi-square dan nilai α = 5% untuk

evaluasi sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan dengan

tepat.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


98

Sebelum membandingkan Chi-Square Statistic, pertama-tama buat

asumsi yaitu :

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Tabel 4.5
Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 28.703219 3 0.0000

Pada tabel 4.5 diatas nilai yang didapat ialah probabilitas 0.0000,

berarti tingkat signifikansi α = 5% (0.0000 < 0.05). Maka menolak H0

dan menerima H1, Oleh karena itu pada pengujian Hausman model

panel yang akan digunakan adalah model fixed effect (FEM).

c. Fixed Effect Model (FEM)

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model fixed effect yang akan dijelaskan pada persamaan berikut:

ROA = 4.147295 + 0.191914 GCG + -0.046072 FDR +

0.024739 BOPO + ℮

Dimana :

GCG = Good Corporate Governance

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


99

FDR = Financing to Deposit Ratio

BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional

ROA = Return On Asset

Tabel 4.6

Uji Regresi Berganda dengan Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 10/14/20 Time: 23:40
Sample: 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.147295 2.426460 1.709196 0.0954


GCG 0.191914 0.437902 0.438258 0.6636
FDR -0.046072 0.021795 -2.113874 0.0410
BOPO 0.024739 0.010432 2.371529 0.0227

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.707466 Mean dependent var 2.149464


Adjusted R-squared 0.587452 S.D. dependent var 1.010477
S.E. of regression 0.649028 Akaike info criterion 2.218672
Sum squared resid 16.42828 Schwarz criterion 2.833511
Log likelihood -45.12282 Hannan-Quinn criter. 2.457044
F-statistic 5.894859 Durbin-Watson stat 1.712616
Prob(F-statistic) 0.000003

d. Hasil Uji Hipotesis

1) Uji-t

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


100

Dilakukan pengujian ini untuk menguji apakah variabel

independen (GCG, FDR dan BOPO) secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen (ROA) dan menentukan variabel

independen terpenting yang mempengaruhi variabel dependen

yaitu dengan membandingkan nilai tstatistik dan nilai regresi

masing-masing dengan ttabel untuk menolak atau menerima

asumsi tersebut. Pada kasus tingkat kepercayaan α = 5%, n = 56,

k = 4. α = 0,05 (df (n-k) 56-4 = 52), maka ttabel adalah 2,00665.

Berdasarkan pengujian yang telah diselesaikan, model

regresi linier berganda yang dipilih adalah model efek tetap.

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian regresi dengan

menggunakan model fixed effect. Langkah selanjutnya adalah

menguji pentingnya model yang dipilih.

Tabel 4.6 diatas merupakan hasil GCG, FDR dan BOPO uji

variabel independen parsial ROA. Kemudian menunjukkan

bahwa nilai konstanta koefisien model regresi adalah 4,147295,

nilai tstatistik 1,709196, dan nilai probabilitas 0,0954. Konstanta

tersebut adalah 4.147295 yang berarti jika variabel independen

adalah konstanta maka ROA rata-rata adalah 4.147295.

Hasil pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Good Corporate

Governance (GCG) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA). Karena nilai probabilitas GCG sebesar 0,6636, hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai probabilitas GCG sebesar >

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


101

5% error rate (0,6636 > 0,05). Kemudian nilai thitung lebih kecil

dari nilai ttabel 2.00665, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Nilai

koefisien GCG sebesar 0.191914.

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa FDR berdampak pada

Return On Asset (ROA). Karena nilai probabilitas FDR sebesar

0,0410 menunjukkan nilai probabilitas FDR berada pada tingkat

kesalahan < 5% (0,0410 <0,05).. Kemudian nilai thitung lebih besar

dari ttabel yaitu 2.00665, maka H0 ditolak dan H2 diterima. Nilai

koefisien FDR sebesar 0,046072.

Hasil pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa biaya

operasional dari pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh

terhadap Return On Asset (ROA). Karena nilai probabilitas

BOPO adalah 0,0227, hal ini menunjukkan bahwa nilai

probabilitas BOPO adalah tingkat kesalahan < 5% (0,0227

<0,05). Kemudian nilai thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2.00665,

Kemudian H0 ditolak dan H3 diterima. Nilai koefisien BOPO

sebesar 0,024739.

Dari ketiga Variabel Independent diatas, menjelaskan

bahwa Financing to Deposit Ratio dan Biaya Operasional

Pendapatan Operasional berpengaruh terhadap Return On Asset

(ROA). Sementara untuk Good Corporate Governance (GCG)

tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini dapat

dilihat dari uji-t di atas bahwa variabel independen yang memiliki

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


102

pengaruh terbesar terhadap Return On Asset (ROA) adalah

Financing To Deposit Ratio (FDR), karena nilai koefisiennya

sebesar 4.147295.

2) Uji-F

Uji variabel independen untuk mempengaruhi variabel

dependen secara bersama-sama, yaitu menggunakan uji F.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh hasil data panel

dengan menggunakan model fixed effect (FStatistik 5.894859) dan

angka probabilitasnya 0.000003, dalam level keyakinan α = 5%,

k = 3, n = 56. Nilai Ftabel = (k, n-k) = (3,53) = 2.78. maka dapat

dilihat bahwa FStatistik > Ftabel (5.894859 > 2.78) atau angka

probabilitas Fstatistik < tingkat signifikansi α = 5% (0.000003 <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa GCG, FDR dan BOPO secara

simultan berpengaruh terhadap ROA Unit Usaha Syariah (UUS).

3) Koefisien Determinasi (R2)

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


103

Berdasarkan analisis data yang menggunakan alat bantu

program eviews 9 diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.7
Nilai Koefisien Determinasi(R2)

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.707466 Mean dependent var 2.149464


Adjusted R-squared 0.587452 S.D. dependent var 1.010477
S.E. of regression 0.649028 Akaike info criterion 2.218672
Sum squared resid 16.42828 Schwarz criterion 2.833511
Log likelihood -45.12282 Hannan-Quinn criter. 2.457044
F-statistic 5.894859 Durbin-Watson stat 1.712616
Prob(F-statistic) 0.000003

Berdasarkan pada tabel diatas nilai koefisien determinasi

dilihat dari nilai R-squared sebesar 0.707466 atau 70.7%. Dapat

disimpulkan bahwa Good Corporate Governance (GCG),

Financing Deposit Ratio (FDR) dan biaya operasional pendapatan

operasional (BOPO) memiliki pengaruh sebesar 70,7% terhadap

Return On Asset (ROA) Unit Usaha Syariah (UUS). Sedangkan

sisanya sebesar 29.3% (100% - 70.7%) dipengaruhi oleh variabel-

variabel yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. Koefisien

determinasi menunjukkan nilai 0,707466 yang menunjukkan

bahwa variabel independen memiliki kemampuan menjelaskan

variabel dependen yang kuat karena nilainya lebih besar dari 0,5

(R> 0,5) atau (0,707466> 0,5).

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


104

C. Interpretasi

Adapun interpretasi peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Return

On Asset (ROA) pada Unit Usaha Syariah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa

H0 diterima dan H1 ditolak, artinya Good Corporate Governance (GCG)

tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini terbukti dari

hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas GCG lebih

besar dari pada tingkat kesalahan (0,6636> 0,05). Dan nilai thitung lebih kecil

dari nilai ttabel (0,438258 <2,00665).

Berdasarkan hasil penelitian ini variabel Good Corporate Governance

(GCG) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Jadi dapat

dikatakan bahwa baik buruknya tata kelola perusahaan tidak mempengaruhi

pengelolaan aset pada Unit Usaha Syariah. Dimana terbukti dalam

penelitian ini bahwa tidak semua Unit Usaha Syariah melaporkan hasil self

assessment dalam pelaksanaan Good Corporate Governance sehingga

masih minimnya pengindahan pada amanat Undang-Undang yang berlaku.

Dalam meneliti pengaruh Good Corporate Governance bukan hanya dari

hasil self assessment GCG namun masih banyak cara lain untuk

membuktikan hal ini, sebab pembahasan Good Corporate Governance

sangatlah luas.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


105

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lina (2013) dan Ferly Ferdyant (2014) yang menyatakan bahwa Good

Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Tetapi hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan Prasojo (2015). Dengan adanya hasil penelitian tersebut, Unit

Usaha Syariah diharapkan agar lebih meningkatkan penerapan Good

Corporate Governance dalam pelaksanaan kegiatan maupun

kepemimpinan.

2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On

Asset (ROA) pada Unit Usaha Syariah

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien variabel FDR adalah 0,046072

dan nilai probabilitasnya 0.0410 < 0.05. Maka variabel FDR memiliki

pengaruh signifikan terhadap ROA (H0 ditolak H2 diterima). Berdasarkan

uji-t, untuk variabel FDR diperoleh thitung > ttabel, yaitu (2.113874 > 2.00665)

dan nilai signifikan < α = 5% (0.0410 < 0.05).

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa jumlah pembiayaan

yang disalurkan dan jumlah dana pihak yang terkumpul dapat membantu

meningkatkan pengelolaan aset dan profitabilitas bank. FDR adalah rasio

antara jumlah pembiayaan yang dipandu dengan total dana yang diterima.

FDR dapat digunakan untuk mengukur efektifitas pembiayaan yang

dibayarkan, sehingga jika rasio FDR meningkat dengan asumsi bank dapat

secara efektif mengarahkan pembiayaan maka keuntungan bank juga akan

meningkat. Dalam arti lain, FDR mengacu pada bank yang membayar

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


106

penarikan deposan dengan mengendalikan pembiayaan sebagai sumber

likuiditas.

Penelitian ini seirama dengan penelitian yang ditempuh oleh Mukti

(2016) dan Yusuf (2017) yang menyatakan bahwa Financing to Deposit

Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Tetapi hasil

penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

Muliawati dan Khoirudin (2015).

3. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap Return On Asset (ROA) pada Unit Usaha Syariah

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien variabel BOPO adalah 0,024739,

dan nilai probabilitasnya 0,0227 < 0,05. Kemudian Biaya Operasional Dan

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap ROA (H0

= tolak, H3 = terima). Berdasarkan uji-t untuk variabel BOPO diperoleh

thitung > ttabel yaitu (2,371529 > 2,00665), nilai signifikan <α = 5% yaitu

(0,0227 < 0,05).

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa, Biaya Operasional

Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap pengembalian

aset. Naik turunnya BOPO sangat mempengaruhi tingkat ROA yaitu

pengelolaan aset dan mendapatkan keuntungan. Maka Bank diharapkan

agar melaksanakan kegiatan operasionalnya secara efisien guna

mengurangi risiko operasional. Kondisi yang baik dimana biaya operasional

meningkat pendapat operasional pun meningkat. Maka dapat dikatakan

bank tersebut efisien apabila rasio BOPOnya dibawah 90%.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


107

Penelitian tersebut seirama dengan penelitan yang ditempuh oleh Vita

dan Osmad (2013) dan Rendiana (2015). Tetapi hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2012).

4. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Unit

Usaha Syariah

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai statistik dengan

menggunakan data panel model fixed effect (FEM) sebesar 5.894859, nilai

probabilitas 0,000003, tingkat kepercayaan α = 5%, k = 3, n = 56. Ftabel = (k,

nk) = (3,53) = 2,78. Maka dapat dilihat bahwa nilai probabilitas FStatistik >

Ftabel (5,894859 > 2,78) atau FStatistik lebih kecil dari taraf signifikansi α = 5%

(0,000003 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa GCG, FDR dan BOPO juga

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA sektor Unit Usaha

Syariah.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tata kelola

perusahaan yang baik, penyaluran dana, penghimpunan dana, biaya

operasional dan pendapatan operasional yang efisien dan efektif dapat

mempengaruhi bank dalam mengelola aset dan memperoleh keuntungan.

Semakin baik dalam mengelola aset dan memperoleh keuntungan maka

tingkat kepercayaan pada Perbankan Syariah akan meningkat dan mampu

bersaing kedepannya.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


108

D. Hasil Analisis Penelitian

Variabel X1 menunjukkan bahwa variabel Good Corporate

Governance (GCG) dengan indikator hasil Self Assesment yang meliputi 5

prinsip GCG pada Unit Usaha Syariah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia N0.11/33/PBI/2009 tidak mampu mempengaruhi profitabilitas

bank dengan indikator Return On Asset (ROA). Hal ini dikarenakan dengan

amanah peraturan SE BI No. 12/13/DPbs/2009 bank wajib melakukan Self

Assessment penerapan GCG minimal sekali dalam setahun, namun terlihat

pada sampel penelitian ini bahwa dari 20 Unit Usaha Syariah yang

melakukan Self Assessment penerapan GCG hanya 14 Unit. Oleh karena itu,

masih ada beberapa bank yang belum mengindahkan amanat peraturan

tersebut. Dan ini menjadi evaluasi bagi Bank Indonesia dan OJK serta Unit

Usaha Syariah di Indonesia.

Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil Self Assesment GCG

pada Unit Usaha Syariah berupa nilai komposit yaitu angka nilai komposit

1.00 yang diperoleh Bank OCBC NISP (2016-2019). BPD DIY (2016-

2019) dan BPD Sumsel Babel (2019), angka nilai komposit 3.00 diperoleh

BPD Sulsel Sulbar (2016). Sedangkan rata-rata nilai komposit Unit Usaha

Syariah di Indonesia adalah 1.67 dimana masih dikatakan baik sebab standar

nilai komposit untuk mendapatkan predikat sangat baik adalah < 1,5.

Membahas Good Corporate Governance (GCG) memang sangatlah

luas, karena berbicara tentang tata kelola yang baik adalah berbicara

masalah kejujuran, transparan, dan lain sebagainya. Terlebih ini berkaitan

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


109

dengan pihak luar dan pihak dalam perusahaan. Sehingga indikator hasil

Self Assessment penerapan GCG pada bank masih kurang untuk dapat

mengungkapkan pengaruh variable GCG.

Variabel X2 menunjukkan bahwa variabel Financing to Deposit

Ratio (FDR) dengan perbandingan antara jumlah pembiayaan yang

disalurkan dengan total dana pihak ketiga yang terkumpul mampu

mempengaruhi profitabilitas bank dengan indikator Return On Asset

(ROA). Dalam perbankan syariah, rasio FDR dapat digunakan untuk

mengukur tingkat efektivitas pembiayaan yang disalurkan, sehingga apabila

rasio FDR meningkat maka laba bank juga akan meningkat dengan asumsi

bahwa bank dapat menyalurkan pembiayaan secara efektif.

Berdasarkan data penelitian saat ini, diperoleh angka minimum FDR

pada Unit Usaha Syariah yang dijadikan sampel yaitu 71% (BPD Sumsel

Babel 2018) dan angka maksimum 119% (BPD Sulsel Sulbar 2018).

Sedangkan nilai rata-rata nya 94% dimana mendapatkan peringkat 3

(rendah). Standar untuk mendapatkan peringkat 1 (tinggi) adalah > 20%.

Maka dari itu perlu ditingkatkan kembali terkait rasio FDR ini, guna

menjaga likuiditas bank dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

bank syariah.

Variabel X3 menunjukkan bahwa variabel Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) mampu mempengaruhi profitabilitas bank

dengan indikator Return On Asset (ROA). BOPO merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


110

melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini berfungsi untuk mengukur

tingkat distribusi biaya bank dalam melakukan kegiatan operasioanal serta

mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan

kegiatan operasionalnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bank yang

melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien maka mempengaruhi

tingkat efisiensi pengelolaan aset pada bank. Semakin kecil rasio biaya

operasionalnya akan lebih baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil

dibandingkan pendapatan yang diterima.

Berdasarkan data penelitian saat ini, diperoleh angka minimum

BOPO yaitu 60.13% (BPD Sulsel Babel 2016), angka maksimum yaitu

150.8% (Bank Permata 2016) dan angka rata-rata nya yaitu 81.85% dimana

menempati peringkat 1 (sangat rendah) dimana standarnya adalah < 83%.

Dalam artian BOPO Unit Usaha Syariah memasuki standar yang bagus,

dimana semakin kecil rasio ini maka semakin lebih baik.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut hasil penelitian mengenai pengaruh Good Corporate

Governance (GCG), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset

(ROA). Maka dapat peneliti simpulkan bahwa :

1. Variabel independen (GCG) tidak berpengaruh terhadap ROA pada

Unit Usaha Syariah di Indonesia (H0 = Terima, H1 = Tolak).

2. Variabel independen (FDR) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (ROA) sektor Unit Usaha Syariah (H0 = tolak, H2 = terima).

3. Variabel independen (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (ROA) sektor Unit Usaha Syariah (H0 = tolak, H3 = terima).

4. Variabel independen GCG, FDR dan BOPO berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen ROA sektor Unit Usaha Syariah (H0 =

Terima, H4 = Tolak).

111
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
112

B. Saran

Berkaitan dengan penelitian ini, adapun penelitian ini akan bermanfaat

bagi pihak-pihak tertentu yang dimanfaatkan dengan tujuan tertentu. Oleh

karena itu, berikut ini adalah saran yang akan diberikan oleh penulis

diantaranya yaitu:

1. Saran Bagi Akademisi

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan pengetahuan untuk

penelitian selanjutnya dengan menggunakan variabel yang sesuai dan

objek penelitian yang lebih banyak agar memperoleh data yang lebih

baik lagi.

2. Saran Bagi Perbankan Syariah di Indonesia

Bagi Bank syariah dalam mejalankan kegiatan operasionalnya harus

dapat menggunakan biaya operasional dengan efisien agar profitabilitas

yang dihasilkan menjadi meningkat, dan bank syariah juga harus

mampu menjaga penghimpunan dana dan penyaluran dana lancar serta

mampu menerapkan GCG pada pelaksanaan tata kola perusahaan yang

baik dan benar.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan infomasi dan pertimbangan untuk mengambil

keputusan terkait dengan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

perbankan syariah.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. A. (2010). Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.


Ar-Ruzz Media.
Arifin, J. (2017). SPSS 24 Penelitian. Alex Media Komputindo.
Arifin, Z. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Ekonosia.
Baird, M. (2000). The Proper Governance of Companies Will Become as Crucial
to the World Economy as the Proper Governing of Countries. Paper.
http://www.nfcg.in/UserFiles/cacg_guidlines.pdf
Basuki, A. T. dan N. P. (2017). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis. PT. RajaGrafindo Persada.
Brigham, dkk. (2001). Manajemen Keuangan. Erlangga.
KEP. Mentri BUMN No. KEP-177/M-MBU/2002, (2002).
http://jdih.bumn.go.id/lihat/KEP-117/M-MBU/2002
Bungin, B. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana.
Dariri, M. A. (2005). Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Ray Indonesia.
Dendawijaya, L. (2005). manajemen perbankan. Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia.
Devano, S. dan S. K. R. (2006). Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu (1st ed.).
Djumhana, M. (2012). Hukum Perbankan Di Indonesia. PT Citra Aditya Bakti.
Effendi, M. A. (2009). The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Salemba Empat.
Eisenhardt, M. K. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review.
Management, 14.
https://journals.aom.org/doi/abs/10.5465/amr.1989.4279003
Ekananda, M. (2014). Analisis Enonometrika Data Panel. Mitra Wacana Media.
Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan (Cetakan ke). Alfabeta.
Fahmi, I. (2015). Pengantar manajemen keuangan, teori dan soal. Alfabeta.
Hardanto, S. S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum: KisiKisi Ujian
Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan. Elex Media Komputindo.

113
Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.
114

Hartono, M. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPEE UGM.


Hasibuan, M. (2001). Dasar-dasar perbankan. Bumi Aksara.
Hendryadi, D. S. (2015). Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Prenadamedia Group.
Herdinigtyas, W. dan L. S. A. (2005). Analisa Rasio Camel terhadap Prediksi
Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan STIE Perbanas Surabaya, 7, 132.
http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/view/16448
Hery. (2013). Rahasia Pembagian Deviden Tata Kelola Perusahaan (1st ed.). PT.
Gava Media.
Huda, N. dan M. E. N. (2009). CURRENT ISSUES LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH. Kencana.
Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating),
(2004). https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/ketentuan
perbankan.aspx
Frequently Asked Question: Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, (2009).
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-bank-
indonesia/Pages/peraturan-bank-indonesia-nomor-11-33-pbi-2009.aspx
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
(2009). https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/PBI_71209.aspx
SE BI No. 12/13/DPbS - Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, (2010).
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_121310.aspx
Lampiran SE BI Nomor 13/24/DNDP, (2011).
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/SE
No.13_24_DPNP_2011.aspx
Perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta
Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, (2011).
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/pages/se no.13-30-dpnp.aspx
SE BI No. 15/15/DPNP Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum, (2013).
https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/SE_15_15DPNP.aspx
Iqbal, H. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT. Bumi Aksara.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


115

Kasmir. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana.


Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan.
Kurniawan, R. dan B. Y. (2016). Analisis Regresi Dasar dan Penerapannya dengan
R. PT Kharisma Putra Utama.
Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan- Ikatan Bankir Indonesia. (2015).
Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah. PT Gramedia Pustaka Utama.
Maksum, A. (2005). Tinjauan atas Good Corporate Governance di Indonesia.
Gelanggang Mahasiswa, Kampus Universitas Sumatra Utara.
Maria Wardayati, S. (2011). Implikasi Shariah Governanve terhadap Reputasi dan
Kepercayaan Bank Syariah. Jurnal Universitas Jember, Walisongo, 19, 4.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/210
Martono, N. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif; Analisis isi dan Analisis Data
Sekunder. Rajawali Pers.
Meckling, M. J. and W. (1976). Theory of the firm: managerial behavior, agency
costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3, 308.
https://econpapers.repec.org/article/eeejfinec/v_3a3_3ay_3a1976_3ai_3a4_3
ap_3a305-360.htm
Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Syariah. UPP AMP YKPN.
Muhammad. (2016). Manajemen Bank Syariah. UPP STIM YKPN.
Nasrul, E. (2020). Optimisme Menuju Konversi Bank Syariah. Republika.
https://www.republika.id/posts/5093/optimisme-menuju-konversi-bank-
syariah
Nuswandari, C. (2009). Pengaruh Corporate Governance Perception Index
Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 16, 72.
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/316
OJK. (2019). Statistik Perbankan Syariah 2019. Otoritas Jasa Keuangan.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
%0Asyariah/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Desember-
%0A2019/SPS Desember 2019.pdf
Rivai, Veithzal. (2010a). Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Bumi Aksara.
Rivai, Veithzal. (2010b). Islamic banking and finance. BPFEE.
Rivai, Veitthzal. (2013). Credit Management Handbook Manajemen Perkreditan
cara Cara Mudah Menganalisis kredit. Raja Grafindo Persada.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


116

Riyadi, S. (2016). Banking Assets and Liability Management (Cetakan ke).


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riyanto, B. (2003). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (Edisi 4). Yayasan
Penerbit FE UGM.
S.P.Hasibuan, H. M. (2009). Dasar-Dasar Perbankan. PT Bumi Aksara.
Saeno. (2016, November). OJK Dorong Unit Usaha Syariah Segera Jadi Bank
Umum Syariah. Finansial.
https://finansial.bisnis.com/read/20161113/232/601924/ojk-dorong-unit-
usaha-syariah-%0Asegera-jadi-bank-umum-syariah
Santoso, S. (2018). Menguasai Statistik dengan SPSS 25. PT Elex Media
Komputindo.
Sudarmayanti. (2007). Good Governance (Kepemerintahan yang baik) dan Good
Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) (3rd ed.). CV.
Mandar Maju.
Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. PT. RajaGravindo Persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Cara Mudah Menyusun : Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Pustaka Baru
Press.
Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Fianancing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Ekonomi Islam, 19, 48.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/212/193
Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governance. Sinar Grafika.
Tangkilisan, H. N. S. (2003). Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate
Governance. Balaiurang.
Vilana, R. (2018). Perbankan Syariah: Kinerja yang Buruk Karena Tata Kelola.
Infobanknews.Com. http://infobanknews.com/perbankan-syariah-kinerja-
yang-buruk-karena-tata-kelola/
Widodo. (2017). Metode Penelitian Populer dan Praktis. PT. RajaGrafindo.

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


Lampiran I: Data Penelitian

GCG Nilai
BANK TAHUN ROA BOPO FDR Komposit Self
Assesment

Danamon
2016 2,50 77,30 91,00 1,55
Indonesia

2017 3,10 72,10 93,30 1,55

2018 3,10 70,90 95,00 1,75

2019 3,00 82,70 98,90 1,75

Permata 2016 4,90 150,80 80,50 1,90

2017 0,60 94,80 87,50 1,80

2018 0,80 93,40 90,10 1,80

2019 1,30 87,00 86,30 1,80

Maybank
2016 1,60 86,02 88,92 1,51
Indonesia

2017 1,48 85,97 88,12 1,33

2018 1,74 83,47 96,46 1,28

2019 1,45 87,09 94,13 1,24

CIMB Niaga 2016 1,09 90,07 98,38 1,54

2017 1,70 83,48 96,24 1,52

2018 1,85 80,97 97,18 1,53

2019 1,99 82,44 97,75 1,59

OCBC NISP 2016 1,85 79,84 89,86 1,00

2017 1,96 77,07 93,42 1,00

2018 2,10 74,43 93,51 1,00

2019 2,22 74,77 94,08 1,00

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


Sinarmas 2016 1,72 86,23 72,47 1,55

2017 1,26 88,94 80,57 2,45

2018 0,25 97,62 84,24 2,00

2019 0,23 119,43 81,95 1,80

BTN (Persero) 2016 1,76 82,48 102,66 1,55

2017 1,71 82,06 103,13 1,55

2018 1,34 85,58 103,49 1,65

2019 0,13 98,12 113,50 2,00

BPD DIY 2016 3,05 70,15 80,84 1,00

2017 2,88 70,12 81,18 1,00

2018 2,84 73,35 83,94 1,00

2019 3,01 67,40 84,07 1,00

BPD JaTeng 2016 2,60 76,18 95,05 2,00

2017 2,69 74,60 95,10 1,92

2018 2,66 73,87 101,57 1,92

2019 1,88 74,51 99,29 1,92

BPD Jambi 2016 2,92 71,89 103,09 2,00

2017 3,65 66,48 100,75 2,00

2018 3,06 75,84 100,64 2,00

2019 2,72 74,74 101,37 2,00

BPD SumBar 2016 2,19 81,75 98,02 2,25

2017 1,86 83,39 99,24 2,25

2018 2,03 82,33 96,68 2,25

2019 2,06 82,66 97,19 2,10

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


BPD Sumsel
2016 2,23 80,97 88,92 1,25
Babel

2017 1,83 80,81 78,97 1,60

2018 1,93 78,80 71,36 1,60

2019 1,86 81,91 76,26 1,00

BPD KalSel 2016 2,60 79,91 106,53 1,55

2017 1,34 81,70 103,89 2,25

2018 0,78 90,11 89,73 1,70

2019 1,42 88,79 95,26 1,10

BPD Sulsel
2016 4,96 60,13 103,00 3,00
SulBar

2017 3,56 70,28 119,38 2,20

2018 3,67 67,61 119,76 2,00

2019 3,36 68,70 117,85 2,20

Lampiran II: Statistik Deskriptif

ROA GCG FDR BOPO


Mean 2.149464 1.679464 94.31411 81.85821
Median 1.975000 1.675000 95.07500 81.33500
Maximum 4.960000 3.000000 119.7600 150.8000
Minimum 0.130000 1.000000 71.36000 60.13000
Std. Dev. 1.010477 0.443930 10.61494 13.41051
Skewness 0.437235 0.181438 0.176126 2.747873
Kurtosis 3.578621 2.974309 3.202648 14.47363

Jarque-Bera 2.565497 0.308790 0.385346 377.6439


Probability 0.277274 0.856934 0.824752 0.000000

Sum 120.3700 94.05000 5281.590 4584.060


Sum Sq. Dev. 56.15848 10.83908 6197.236 9891.294

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


Observations 56 56 56 56
Lampiran III: Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.699170 (13,39) 0.0000

Cross-section Chi-square 59.618461 13 0.0000

Lampiran IV: Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 28.703219 3 0.0000

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.


Lampiran V: Regresi Berganda dengan Fixed Effect

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Sample: 2016 2019
Periods included: 4
Cross-sections included: 14
Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.147295 2.426460 1.709196 0.0954


GCG 0.191914 0.437902 0.438258 0.6636
FDR -0.046072 0.021795 -2.113874 0.0410
BOPO 0.024739 0.010432 2.371529 0.0227

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.707466 Mean dependent var 2.149464


Adjusted R-squared 0.587452 S.D. dependent var 1.010477
S.E. of regression 0.649028 Akaike info criterion 2.218672
Sum squared resid 16.42828 Schwarz criterion 2.833511
Log likelihood -45.12282 Hannan-Quinn criter. 2.457044
F-statistic 5.894859 Durbin-Watson stat 1.712616
Prob(F-statistic) 0.000003

Pengaruh Good Corporate..., Muhammad Amri Al Husaeni, FAI, 2020.

Anda mungkin juga menyukai