Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH 1

No. 021/Mdrbh/Kop-Syah/VIII/2023
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka
ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik.
PERJANJIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini
Jum’at 25 Mei 2024, kami yang bertandatangan dibawah ini :
1. Nama : salim riansah
Jabatan : Ketua
Nama : maripah sujono
Jabatan : Manajer
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Koperasi Syariah “ X ”, beralamat di
Jalan Begawan Solo V No. 5 Harapanjaya Bekasi.
2. Nama : Bapak martono
No. Anggota : 2006012334
Pekerjaan : Ketua Yayasan Sejahtera amil
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Yayasan Sejahtera amilt, beralamat di Jalan
Karimun Bekasi Barat, Kodya Bekasi.
Para pihak terlebih dulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahwa menjalankan program Mudik Lebaran Bersama Yayasan Sejahtera Umat.
Anggota memerlukan sejumlah dana, dan untuk memenuhi hal tersebut nasabah
mengajukan permohonan kepada Kopsyah untuk menyediakan pembiayaannya, yang
keuntungan program ini kelak akan dibagi antara anggota dankopsyah berdasarkan
prinsip bagi hasil (Syirkah)
b. Bahwa terhadap permohonan anggota tersebut Kopsyah telah menyatakan
persetujuannya, baik terhadap kegiatan usaha yang akan dijalankan anggota maupun
terhadap pembagian keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan perjanjian ini dalam perjanjian pembiayaan
Al Mudharabah (selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan syarat-syarat serta ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1

DEFINISI

Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :

a. “Mudharabah” adalah akad kerjasama antara Kopsyah selaku shahibul maal dengan
anggota selaku mudharib yang mempunyai keahlian/kemampuan untuk mengelola

1
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, (Sidoarjo: Mashun, 2009), Cet. I, Hal. 261 – 275.
1
program mudik lebaran bersama. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi
bersama nisbah yang disepakati.

b. “Bagi Hasil / syirkah” adalah pembagianatas pendapatan / keuntungan antara anggota


dengan Kopsyah yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

c. “Nisbah” adalah bagian dari hasil pendapatan / keuntungan yang menjadi hak anggota
dan Kopsyah yang ditetapkan berdsarkan kesepakatan antara anggota dengan Kopsyah.

d. “Masa (Jangka Waktu)” adalah masa berlakunya penjanjian sesuai dengan ditentukan
dalam Pasal 3 perjanjian ini.

e. “Pendapatan” adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha yang dijalan
oleh nasabah dengan menggunakan modal yang disediakan oleh Kopsyah sesuai dengan
perjanjian ini.

f. “Keuntungan” adalah pendapatan sebagaimana dimaksud dalam butir 5 Pasal 1 Perjanjian


ini dikurangi biaya-biaya sebelum dipotong pajak.

g. “Pembukuan Pembiayaan” adalah pembukuan atas nama anggota pada Kopsyah yang
khusus mencatat seluruh transaksi nasabah sehubungan dengan pembiayaan, yang
merupakan bukti sah dan mengikat nasabah atas segala kewajiban pembayaran sepanjang
tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara yang sah menurut hukum.

h. “Cidera Janji” adalah peristiwa-peristiwa sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 8


perjanjian ini yang menyebabkan Kopsyah dapat menghentikan seluruh atau sebagian
pembiayaan, dan menagih dengan sekecil dan sekaligus jumlah kewajiban anggota
kepada Kopsyah sebelum jangka waktu perjanjian ini.

Pasal 2

PEMBIAYAAN DAN JANGKA WAKTU PENGGUNAANNYA

1. Kopsyah berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas pembiayaan
kepada anggota sampai sejumlah Rp. 9.900.000,- (Sembilan Juta Sembilan Ratus Ribu
Rupiah) secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan permintaan nasabah yang semata-
mata akan dipergunakan untuk kerjasama “Program mudik bersama” sesuai dengan
rencana kerja yang disiapkan oleh anggota yang disetujui oleh bank, yang dilampirkan
pada dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Jangka (waktu) penggunaan modal tersebut oleh nasabah berlangsung selama 4 (empat)
bulan. Terhitung mulai tanggal 5 Mei 2023 yang dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua belah pihak.

Pasal 3

PENARIKAN PEMBIAYAAN

Dengan memperhatikan dan mentaati ketentuan-ketentuan tentang pembatasan


penyediaan dana yang ditetapkan oleh yang berwenang. Kopsyah berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk mengizinkan anggota menarik pembiayaan, setelah nasabah memenuhi
seluruh persyaratan sebagai berikut:

1. Menyerahkan kepada Kopsyah permohonan realisasi pembiayaan yang berisi rincian


penggunaan yang akan dibiayai dengan fasilitas pembiayaan, serta tanggal dan
kepada siapa pembiayaan tersebut harus dilakukan. Surat permohonan tersebut harus
sudah diterima oleh Kopsyah selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja dari saat
pencairan harus dilaksanakan.

2
2. Menyerahkan kepada Kopsyah seluruh dokumen anggota dan tidak terbatas pada
dokumen-dokumen penyelenggaraan mudik bersama.

3. Anggota berkewajiban membuat dan menandatangani tanda bukti penyerahan


uangnya, dan menyerahkan kepada Kopsyah.

Sebagai bukti telah diserahkannya setiap surat, dokumen lainnya. Kopsyah berkewajiban
untuk menerbitkan dan menyerahkan tanda bukti penerimaan kepada anggota.

Pasal 4

KESEPAKATAN BAGI HASIL

1. Anggota dan Kopsyah sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap satu sama
yang lain, bahwa nisbah masing-masing pihak adalah:

a. 60% (Enam Puluh Persen) dari pendapatan/keuntungan untuk anggota.

b. 40% (Empat Puluh Persen) dari pendapatan/keuntungan untuk Kopsyah.

2. Anggota dan Kopsyah juga sepakat, dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap
yang lain, bahwa pelaksanaan bagi hasil akan dilakukan sejak hari ini.

3. Kopsyah baru akan menerima dan mengakui terjadinya kerugian tersebut, apabila
kopsyah telah menerima dan menilai kembali segala perhitungan yang dibuat dan
disampaikan oleh anggota kepada kopsyah, dan kopsyah telah menyerahkan hasil
penilaiannya tersebut secara tertulis kepada anggota.

4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyerahkan perhitungan usaha
yang dibayai dengan fasilitas pembiayaan berdasarkan perjanjian ini, secara periodic
sampai batas waktu kerjasama selesai.

5. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan penilaian kembali
atas perhitungan usaha yang diajukan oleh anggota, selambat-lambatnya pada hari ke 5
sesudah kopsyah menerima perhitungan usaha tersebut yang disertai data dan bukti-bukti
lengkap dari anggota.

6. Apabila sampai sepekan kopsyah tidak menyerahkan kembali hasil penilaian tersebut
kepada anggota, maka kopsyah dianggap secara sah telah menerima dan mengakui
perhitungan yang dibat oleh anggota.

7. Anggota dan kopsyah berjanji dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang
lain, bahwa kopsyah hanya menanggung segala kerugian, maksimum sebesar pembiayaan
yang diberikan kepada anggota tersebut pada pasal 2.

Pasal 5

PEMBAYARAN KEMBALI

1. Anggota berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk mengembalikan kepada kopsyah,
seluruh jumlah pembiayaan pokok dan bagian pendapatan / keuntugan yang menjadi hak
kopsyah sesuai dengan nisbah sebagaimana ditetapkan pada pasal 4 perjanjian ini,
menurut jadwal pembayaran sebagaimana ditetapkan pada lampiran yang dilekatkan pada
dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

2. Setiap pembayaran kembali oleh anggota kepada kopsyah atas pembiayaan yang
diberikan oleh kopsyah dilakukan di kantor kopsyah atau di tempat lain yang ditunjuk
kopsyah, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas anggota kopsyah.

3
3. Dalam hal pembayaran ini dilakukan melalui rekening anggota di kopsyah, maka dengan
ini maka anggota member kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang
ditentukan dalam pasal 18 dan 13 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada
kopsyah, untuk mendebet rekening nasabah guna membayar / melunasi kewajiban
anggota kepada kopsyah.

4. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh
kopsyah lebih awal dari waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran
tersebut akan menghapuskan atau mengurangi bagian dari pendapatan / keuntungan yang
menjadi hak kopsyah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

5. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh
kopsyah melampaui batas waktu yang diperjanjikan dalam surat perjanjian ini, maka
terhadap anggota dikenakan denda sebesar 1% per bulan yang harus dibayar lunas oleh
anggota kepda kopsyah. Denda tersebut dimasukkan ke dalam penerimaan dan ZIS guna
kepentingan social.

6. Apabila anggota tidak dapat mengembalikan pokok pembiayaan dikarekan kesalahan


manajemen, dipotong gajinya setiap bulan sampai dengan pembiayaan dinyatakan lunas.

Pasal 6

BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK

1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian ini, termasuk jasa Notaris dan jasa
lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan kopsyah kepada anggota sebelum
ditandatanganinya perjanjian ini, dan anggota menyatakan persetujuannya.

2. Dalam hal ini anggota cedera janji tidak melakukan pembayaran kembali/melunasi
kewajibannya kepada kopsyah, sehingga kopsyah perlu menggunakan jasa penasehat
Hukum/Kuasa untuk menagihnya, maka anggota berjanji dengan ini mengikatkan diri
untuk membayar seluruh biaya jasa penasehat hukum, jasa penagihan, dan jasa-jasa
lainnya yang dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.

3. Setiap pembayaran kembali/pelunasan anggota sehubungan dengan perjanjian ini dan


perjanjian lainnya yang mengikat anggota dan kopsyah, dilakukan oleh anggota kepada
kopsyah tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan atau biaya-biaya lainnya, kecuali jika
potongan tersebut harus berdasarkan pertauran perundang-undangan yang berlaku.

4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap potongan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan dilakukan
pembayarannya oleh anggota melalui kopsyah.

Pasal 7

KEWAJIBAN NASABAH

Sehubungan dengan penyediaan pembiayaan oleh kopsyah berdasarkan perjanjian ini, anggota
berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk :

1. Mengembalikan seluruh jumlah pokok pembiayaan berikut bagian dari


pendapatan/keuntungan kopsyah, sesuai dengan nisbah pada saat jatuh tempo
sebagaimana ditetapkan pada lampiran yang diletakan pada dan karenanya menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

4
2. Memberitahukan secara tertulis kepada kopsyah dalam hal terjadinya perubahan yang
menyangkut nasabah maupun usahanya.

3. Melakukan pembayaran atau semua tagihan dari pihak ketiga dan setiap penerimaan
tagihan dari pihak ketiga disalurkan melalui rekening anggota dan kopsyah.

4. Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan pembiayaan secara jujur dan benar dengan
itikad baik dalam pembukuan tersendiri.

5. Menyerahkan kepada kopsyah perhitungan usahanya secara rutin yang difasilitasi


pembiyaannya berdasarkan perjanjian ini, selambatnya satu bulan setelah berakhirnya
program mudik.

6. Menyerahkan kepada kopsyah setiap dokumen, bahan-bahan dan atau keterangan-


keterangan yang diminta kopsyah kepada anggota.

7. Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan, atau tidak menyimpang atau


bertentengan dengan prinsip-prinsip syariah.

Pasal 8

PERNYATAAN PENGAKUAN ANGGOTA

Anggota dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar-benarnya, mmenjamin dan


karenanya mengikatkan diri pada kopsyah, bahwa:

1. Anggota adalah Ketua Yayasan Sejahtera Umat yang tunduk pada Hukum Negara
Republik Indonesia.

2. Pada saat ditandatanganinya perjanjian ini, anggota tidak dalam keadaan berselisih,
bersengketa, gugat mengugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau arbitrase,
berutang kepada pihak lain, diselidik dan dituntut oleh yang berwajib baik pada saat ini
atau pun dalam masa penundaan, yang dapat mempengaruhi asset, keadaan keuangan,
dan atau mengganggu jalannya usaha nasabah.

3. Anggota memiliki semua perizinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya.

4. Orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan atau yang diberi
kuasa oleh anggota adalah sah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau paksanaan
dari pihak manapun.

5. Anggota mengizinkan kopsyah pada saat ini dan untuk masa-masa selama
berlangsungnya perjanjian, untuk memasuki tempat tempat usaha dan tempat lainnya
yang berkaitan dengan usaha nasabah, mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan,
catatan-catatan, transaksi, dan atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha
berdasarkan perjanjian ini, baik langsung maupun tidak langsung.

Pasal 9

CIDERA JANJI

Menyimpang dari ketentuan dalam pasal 2 perjanjian ini, kopsyah berhak untuk
menuntut/menagih pembayaran dari nasabah dan atau siapa pun juga yang memperoleh hak
darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah kewajiban anggota kepada kopsyah berdasarkan
perjanjian ini, untuk dibayarkan dengan seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat
pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa
tersebut di bawah ini :

5
1. Anggota tidak melakukan pembayaran atas kewajiban kepada bank sesuai saat yang
ditetapkan dalam pasal 4 atau pasal 12 perjanjian ini.

2. Dokumen, surat-surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atau barang-barang yang
dijadikan jaminan, dan atau pernyataan pengakuan sebagaimana tersebut pada pasal 9
perjanjian ini ternyata palsu atau tidak benar isiinya, dan atau anggota melakukan
perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan salah satu hal yang ditentukan
dalam pasal 8 dan atau pasal 11 perjanjian ini.

3. Sebagian atau seluruh harta kekayaan anggota disita oleh pengadilan atau pihak yang
berwajib.

4. Nasabah berkelakuan sebagai pemboros, pemabuk, ditaruh di bawah pengampuan, dalam


keadaan insolvensi, dinyatakan pailit atau dilikuidasi.

Pasal 10

PELANGGARAN

Anggota dianggap telah melanggar syarat-syarat perjanjian ini bila terbukti nasabah melakukan
salah satu dari perbuatan-perbuatan atau lebih sebagai berikut :

1. Menggunakan pembiayaan yang diberikan kopsyah di luar tujuan atau rencana kerja yang
telah mendapatkan persetujuan tertulis dari kopsyah.

2. Melakukan pengalihan usahanya dengan cara apa pun, termasuk dan tidak terbatas pada
melakukan penggabungan, konsolidasi, dan atau akuisisi dengan pihak lain.

3. Menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang diharuskan oleh
kopsyah.

4. Lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain.

5. Menolak atau menghalang-halangi kopsyah dalam melakukan pengawasan dan atau


pemeriksaan sebagaimana di atur dalam pasal 11 perjanjian ini.

Pasal 11

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Kopsyah atau kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pembukuan
dan jalannya pengelolaan usaha yang mendapat fasilitas pembiayaan dari kopsyah berdasarkan
perjanjian ini, serta hal-hal lain yang berkaitan langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas
pada membuat fotokopinya.

Pasal 12

ASURANSI

Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup asuransi berdasarkan syariah
atas bebannya seluruh barang yang menjadi jaminan atas pembiayaan berdasarkan perjanjian ini,
pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh kopsyah, dengan menunjuk dan menetapkan
kopsyah sebagai pihak yang berhak menyimpan polis asuransinya, dan yang karena itu kopsyah
berhak menerima pembayaran klaim asuransi tersebut (banker’s clause).

Pasal 13
6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

a. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal-hal yang tercantum di dalam
surat perjanjian ini atau terjadi perselisihan atau sengketa dalam pelaksanaannya, maka para
pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

b. Apabila musyawarah untuk mufakat telah diupayakan namun perbedaan pendapat atau
penafsiran, perselisihan atau sengketa tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka
para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta mengikatkan diri untuk
menyelesaikannya melalui badan Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) atau
pengadilan negeri stempat menurut prosedur beracara yang berlaku.

c. Para pihak sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa
pendapat hukum (legal opinion) dan atau putusan yang ditetapkan oleh
BASYARNAS/Pengadilan Negeri tersebut bersifat final dan mengikat.

Pasal 14

DOMISILI DAN PEMBERITAHUAN

a. Alamat para pihak sebagaimana yang tercantum pada kalimat-kalimat awal surat perjanjian
ini merupakan alamat tetap dan tidak berubah bagi masing-masing pihak yang bersangkutan,
dan ke alamat-alamat itu pula secara sah segala surat menyurat atau komunikasi di antara
kedua pihak akan dilakukan.

b. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian terjadi perubahan alamat, maka pihak yang berubah
alamatnya tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya dengan surat tercatat atau
surat tertulis yang disertai tanda bukti penerimaan alamat barunya.

c. Selama tidak ada perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini, maka surat
menyurat atau komunikasi yang dilakukan ke alamat yang tercantum pada awal surat
perjanjian dianggap sah menurut hukum.

Pasal 15

PENUTUP

a. Sebelum surat perjanjian ini ditandatangani, anggota mengakui dengan sebenarnya, dan
tidak lain dari yang sebenarnya, bahwa anggota telah membaca dengan cermat atau
dibacakan kepadanya seluruh isi perjanjian ini berikut semua surat dan atau dokumen yang
menjadi lampiran surat perjanjian ini, sehingga oleh karena itu anggota memahami dengan
sepenuhnya segala yang akan menjadi akibat hukum setelah nasabah menandatangani surat
perjanjian ini.

b. Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini, maka
anggota dan kopsyah akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat dalam
suatu Addendum.

c. Tiap Addendum dari perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini.

Demikian surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh pihak kopsyah dan anggota
di atas kertas yang bermaterai cukup dalam dua rangkap, yang masing-masing disimpan oleh
kopsyah dan anggota, dan masing-masing berlaku sebagai aslinya.

KOPSYAH “X “ ANGGOTA

7
S riansah Maripah S Bapak martono Ibu efa
Ketua Manajer Suami Isteri

Saksi - saksi

Pihak Kopsyah Pihak Anggota

A. Pengertian Mudharabah

Mudaharabah, perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha.
Dalam perjanjian ini pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha
dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan
perjanjian.2

2
Muhammad, Kontruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syaria’ah: Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan
Praktik Ekonomi Modern, (Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Islam (PSEI), 2003), Cet. 1, Hal. 25.
8
Sebagai suatu bentuk kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik
dana/modal (pemodal), bisa disebut shahibul mal / rabbul mal, menyediakan modal (100%)
kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas
produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara mereka
menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga dipengaruhi
oleh kekuatan pasar).3

B. Rukun Mudharabah

Menurut Jumhur Ulama berpendapat bah wa rukun mudharabah, sebagaimana juga jenis
pengelolaan usaha lainnya, memiliki tiga rukun,yaitu:

1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib
(pengelola).
2. Objek transaksi kerjasama, yaitu modal, usaha dan keuntungan.
3. Pelafalan perjanjian (shighat). Shighat adalah, ungkapan yang berasal dari kedua belah
pihak pelaku transaksi yang menunjukkan keinginan melakukannya. Shighat ini terdiri
dari ijab qabul.

C. Syarat Mudharabah

1. Adanya Dua Pelaku Atau Lebih.

Kedua pelaku kerja sama ini adalah pemilik modal dan pengelola modal. Pada rukun
pertama ini, keduanya disyaratkan memiliki kompetensi (jaiz al-tasharruf), dalam pengertian,
mereka berdua baligh, berakal, rasyid (normal) dan tidak dilarang beraktivitas pada hartanya.
2. Modal
Ada tiga syarat modal yang harus dipenuhi.

a) Modal harus berupa alat tukar atau satuan mata uang (al-naqd).

b) Modal yang diserahkan harus jelas diketahui Modal diserahkan harus tertentu.

c) Modal diserahkan kepada pihak pengelola, dan pengelola menerimanya langsung, dan
dapat beraktivitas dengannya.

3. Jenis Usaha

4. Keuntungan

C. Asas-asas Dalam Berkontrak


1. Ikhtiyari/Sukarela, setiap akad dilakukan atas kehendak para pihak, terhindar dari
keterpaksaan karena salah satu pihak atau pihak lain.
2. Amanah/menepati janji,

3
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Hal, 60.
9
3. Ikhtiyati/kehati-hatian, setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan
dilaksanakan dengan cermat,
4. Luzum/tidak berubah, dilakukan dengan tujuan yang jelas dan perhitungan yang cermat
sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maisir,
5. Saling menguntungkan,
6. Taswiyah/kesetaraan, para pihak memiliki kedudukan yang setara, dan mempunyai hak
dan kewajiban yang seimbang,
7. Transparansi, semua dilakukan dengan pertaggungjawaban para pihak secara terbuka,
8. Kemampuan, setiap akad dilakukan sesuai dengan kemampuan para pihak, sehingga tidak
menjadi beban yang berlebihan bagi yang bersangkutan,
9. Taisir/kemudahan, setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi kemudahan antara
masing-masing pihak untuk melaksanakannya sesuai kesepakatan,
10. Itikad baik,
11. Sebab yang halal, tidak bertentangan dengan hukum dan tidak haram.

D. Telaah Akad/Kontrak
Berdasarkan akad/kontrak di atas, dengan disebutkan dengan jelas jenis akad/kontraknya,
yaitu kontrak akad Mudharabah, dan itu dijelaskan dalam Pasal 1 Definisi dalam perjanjian
tersebut.
1. Syarat dan Rukun Mudharabah telah terpenuhi dalam akad perjanjian tersebut :
a. Adanya pelaku akad, dua orang atau lebih, yakni dalam perjanjian tersebut yang
berlaku sebagai para pihak adalah Nur S Buchori yang mewakili Kopsyah selaku
pihak pertama dan Bapak “X” yang bertindak atas nama yayasan sejahtra umat selaku
pihak kedua.
b. Adanya objek transaksi, yaitu :
 Bentuk kerjasama antara pihak pertama dan pihak kedua dengan manggunakan
skim mudharabah,
 Pemberian modal uang senilai Rp. 9.900.000,- yang tertera pada Pasal 2
 Penggunaan dana yang diberikan untuk suatu usaha yang jelas, yaitu Program
Mudik Bersama, tertera pada Pasal 2
 Kesepakatan pembagian keuntungan, yaitu 60% (enam pulu persen) untuk
anggota (Bapak “X) dan 40% (empat puluh persen) untuk Kopsyah, ada pada
Pasal 4.
c. Shigat Akad (Ijab dan Kabul)
Shigat / bentuk akad sudah sangat jelas disebutkan dalam perjanjian tersebut yaitu,
akad mudharabah., dan bentuk Ijab Kabulnya adalah dengan Khitabah atau tulisan, itu
semua dapat tercermin dari persetujuan kedua belah pihak untuk menerima isi
perjanjian tersebut dengan memberikan tandatangannya di masing-masing tempat.

2. Pemenuhan Asas-asas dalam berakad/kontrak

10
a. Ikhtiyari/Sukarela,
Asas ini tercermin pada semua isi akad kontrak perjanjian di atas, dengan
menerimanya kedua belah pihak tanpa ada unsur paksaan dari mana pun.
b. Amanah/menepati janji,
Menepati janji adalah yang paling utama dalam setiap transaksi, karena itu adalah
suatu kewajiban untuk memenuhinya.
c. Ikhtiyati/kehati-hatian,
Sangat terlihat jelas asas kehati-hatian dalam perjanjian ini, terlihat pada :
 Pasal 3 dengan diperlukan adanya persyaratan dokumen-dokumen yang mesti
harus diserakan anggota untuk pencairan dana, sebagai bahan pertimbagan
kopsyah dalam pemberian pembiayaan,
 Pasal 5 Poin 2, untuk menjaga keamanan dana tersebut sehingga tempat
pembayarannya pun ditentukan oleh kopsyah, dan pada poin 6 disebutkan
pembayarannya dengan cara pemotongan gajih anggota apabila ada terjadi
kesalahan manajemen usahanya.
 Pada Pasal 8, dengan adanya Pernyataan Pengakuan Anggota untuk
memberikan kepastian kepada Kopsyah,
 Padal 14 dengan kejelasan domisili angggota pihak kopsyah akan merasa
aman dan memberikan kepastian tempat berada/tinggalnya anggota
d. Luzum/tidak berubah,
Akad perjanjian di atas dilakukan dengan tujuan mudharabah yang jelas dan
perhitungan yang cermat sehingga terhindar dari praktik spekulasi atau maisir.
e. Saling menguntungkan,
Dan tentunya pejanjian tersebut saling menguntungkan antara kedua belah pihak,
pihak pertama yang diuntungkan dengan keuntungan yang didapat melalui
penanaman modal pada pihak kedua, dan pihak kedua diuntungkan dengan pemberian
modal yang diberikan oleh pihak pertama untuk menjalankan usahanya.
f. Taswiyah/kesetaraan,
Memang diharuskan adanya kesetaraan dalam pelaksanaan perjanjian, namun dalam
perjanjian tersebut ada sedikit yang membuat kesetaraan itu agak timpang, yaitu pada
Pasal 6 Poin 2 yang mengharuskan anggota membayar jasa penasehat apabila anggota
cidera janji.
g. Transparansi
Tranparansi dalam perjanjian tersebut dapat dikatakan baik dan terpenuhi, itu
tercermin dalam:
 Pasal 4 Poin 3,4,5 dan 6
 Pasal 7 Poin 5 dan 6
 Pasal 8 Poin 5
h. Kemampuan,
Tentunya akad perjanjian ini dibuat sesuai dengan kemampuan para pihak, yaitu
kemampuan pihak pertama menyediakan dana sebesar Rp. 9.900.000,- yang diberikan
secara sekaligus kepada pihak kedua dan pengembalian dana tersebut oleh pihak
11
kedua dalam jangka waktu 4 bulan kepada pihak pertama ditambah dengan Nisbah
bagi hasil keuntungan dari usaha tersebut 60% untuk pihak kedua dan 40% untuk
pihak pertama.
i. Taisir/kemudahan,
Disana terlihat kalau masing-masing pihak saling memberikan kemudahan satu sama
lainnya.
j. Itikad baik.
Dan tentunya dengan beritikad baik, saling membantu dan memberikan keuntungan
serta tidak saling merugikan satu sama lainnya.
k. Sebab yang halal.
Dan tentunya sebab terlaksananya akad perjanjian tersebut bukan dikarenakan sebab
yang dilarang, baik menurut syariat maupun hukum positif. Semua itu terlihat dari
objek yang ada pada akad perjanjia tersebut, dari modal, jenis perjanjian dan usaha
yang akan dijalankan.

Komentar Umum :
Secara keseluruhan isi akad perjanjian tersebut di atas sudah bagus, memenuhi syarat
dan rukun mudharabahnya, bahkan asas-asas dalam akad pun sudah terpenuhi akan tetapi ada
sedikit keurangan dalam akad tersebut, yaitu pada asas kesetaraan atau taswiyah yang ada pasa
Pasal 6 Poin 2 yang mengharuskan anggota membayar biaya penasehat untuk menagih
kepadanya, bukankah itu tanggung jawab bersama, bahkan pada poin satu pun disebutkan bahwa
segala biaya yang timbul akibat perjanjian ini ditangguhkan kepada anggota, sepanjang hal ini
diberitahukan kepada anggota sebelum ditanda tangani dan anggota menyatakan persetujuannya.
Disini terlihat kurangnya kesetaraan antara kedua belah pihak, bukankah dalam mudharabah
keuntungan dibagi dan kerugian ditanggung bersama, namun penangguhan biaya disini menurut
saya berindikasi pada ketimpangan kesetaraan tersebut, karena posisi anggota disini adalah pihak
yang memerlukan dana, meskipun itu diberitahukan lebih dulu mungkin saja anggota tidak
menyetujuinya, namun kemungkinan besar amggota menyetujuinya karena keadaannya yang
memerlukan dana tersebut.
Penyebutan kata nasabah dan anggota serta bank dalam perjanjian tersebut
menyebabkan adanya kebingungan, dari mana timbul adanya kata nasabah dan bank apakah
yang menjadi nasabah itu Koperasi sebagai Nasabah Bank atau anggota sebagai nasabah bank
atau nasabah kopsyah?, bukankah perjanjian ini dilakukan oleh pihak Kopsyah dan
anggotanya ?. seharusnya untuk memperjelas hal ini, kata-kata ini disebutkan dalam Pasal 1
Definisi.
Dalam hal cidera janji, terlihat pihak pertama terlalu memaksakan untuk menuntut
haknya dengan tanpa memberikan peringatan dan surat teguran kepada anggota guna memenuhi
kewajibannya untuk mengembalikan sejumlah dana yang diberikan secara sekaligus.

Komentar Khusus :
 Dalam Pasal 1, ditambahkan beberapa Poin, yaitu :
a. Anggota, adalah anggota Kopsyah yang terdaftar dalam daftar buku anggota Kopsyah
b. Nasabah, adalah Anggota Koperasi yang menerima fasilitas pembiayaan dari Kopsyah

12
c. Bank, adalah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat
 Dalam Pasal 3, pada judul pasal tersebut disebutkan PENARIKAN PEMBIAYAAN, dengan
kata penarikan ditakutkan akan menimbulkan pengertian bahwa penarikan tersebut adalah
penarikan dana pembiayaan oleh kopsyah dari anggota, jadi alangkah lebih baik judul pasal
tersebut diganti menjadi REALISASI PEMBIAYAAN.
 Dalam pasal 3 juga tersebut kalimat. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
mengizinkan anggota menarik pembiayaan, kalimat menarik pembiayaan itu diganti denganti
dengan mencairkan dana pembiayaan.
 Pasal 5 Poin 6, dirubah dari kalimat dipotong gajinya setiap bulan sampai dengan pembiayaan
dinyatakan lunas, menjadi maka akan dilakukan pemotongan gajih yang bersangkutan setiap
bulanya sampai dengan pembiayaan pengembalian dana pembiayaan dianggap selesai.
 Pasal 6 Poin 1, diganti menjadi biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan
perjanjian ini, termasuk jasa notaries dan jasa lainnya, akan ditanggung bersama antara
Anggota dan Kopsyah.
 Pasal 6 Poin 4, diganti menjadi setiap potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, akan dibayarkan oleh anggota melalui kopsyah dengan menggunkan
dana pendapatan usaha.
 Pasal 7, Pada Judul KEWAJIBAN NASABAH, apabila pada Pasal 1 ditambahkan definisi
Nasabah, maka tidak ada perubahan pada judul Pasal ini, akan tetapi apabila tidak ada
penambahannya pada Pasal 1 mengenai Definisi Nasabah, maka judul Pasal ini dirubah
menjadi KEWAJIBAN ANGGOTA.
 Pasal 9 CIDERA JANJI, didalamnya ada kalimat untuk dibayarkan dengan seketika dan
sekaligus tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, teguran, atau surat lainya, dirubah
menjadi untuk dibayarkan dengan seketika dan sekaligus dengan adanya surat pemberitahuan,
teguran, atau surat lainya sebelumnya.
 Pasal 13, judulnya tertera PENYELESAIAN PERSELISIHAN itu dirubah menjadi
PENYELESAIAN SENGKETA.
 Pasal 13 Poin b dan c menyebutkan jalur penyelesainya melalui BASYARNAS dan
Pengadilan Negeri, disini dirubah menjadi melalui BASYARNAS dan Pengadilan Agama,
karena sesuai dengan kewenangan Pengadilan Agama sendiri salah satunya adala
menyelesaikan sengketa ekonomi syariah, meskipun dalam kasus sengketa ini bisa dimasukan
dalam kasus perdata dan diselesaikan pada pengadilan negeri.

13

Anda mungkin juga menyukai