Artikel Skripsi
Artikel Skripsi
e-ISSN: 2828-6499
tersedia pada http://ejournal.unisnu.ac.id/jra/
Vol. 1, nomor 1, hal. 1-15
Abstract
The level of understanding of accounting is something that needs to be considered for students
majoring in accounting because the level of understanding of accounting is related to journals,
ledgers, summarizing into a trial balance, making adjusting journal entries and preparing
financial statements. This study aims to examine the effect of Self Efficacy (X1), Learning
Motivation (X2), and Lecturer Competence (X3), on the Level of Accounting Understanding (Y).
This research is quantitative research. The data used in this study are primary data collected
through questionnaire surveys and secondary data from the Bureau 1 of Unisnu Jepara. The
population of this study was 54 active students of the 2018 Bachelor of Accounting study
program with the sampling method being saturated sampling which was selected and all
members of the population were used as samples. The analysis technique used in this research
is to use multiple regression analysis which is processed with SPSS software.
The results of this study indicate that simultaneously self-efficacy, learning motivation and
lecturer competence simultaneously affect the level of accounting understanding. Partial testing
shows that self-efficacy has an effect on the level of accounting understanding, while learning
motivation has no effect on the level of accounting understanding, and lecturer competence also
has no effect on the level of accounting understanding.
Keywords: Accounting Understanding Level, Self Efficacy, Learning Motivation, Lecturer
Competence.
Abstrak
Tingkat pemahaman akuntansi merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi mahasiswa jurusan
akuntansi dikarenakan tingkat pemahaman akuntansi berkaitan dengan jurnal, buku besar,
peringkasan ke dalam neraca saldo, pembuatan ayat-ayat jurnal penyesuaian dan pembuatan
laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Self Efficacy (X1), Motivasi
Belajar (X2), dan Kompetensi Dosen (X3), terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan
data primer yang dikumpulkan melalui survey kuisioner dan data sekunder dari Biro 1 Unisnu
Jepara. Populasi penelitian ini adalah 54 mahasiswa aktif program studi S1 Akuntansi Angkatan
2018 dengan metode pengambilan sampel adalah sampling jenuh yang dipilih dan semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan
software SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan self efficacy, motivasi belajar dan
kompetensi dosen secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap tingkat
Coresponding author:
Author name
2| Alwi Abdurrohman Salam, Jumaiyah
pemahaman akuntansi, sedangkan motivasi belajar tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi, dan kompetensi dosen juga tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
Kata Kunci : Tingkat Pemahaman Akuntansi, Self Efficacy, Motivasi Belajar, Kompetensi
Dosen..
ISSN: 2548-5644 (online) 1693-8275 (Print)
DOI: -
1. PENDAHULUAN
Perguruan tinggi menjadi institusi yang berperan aktif untuk menciptakan lulusan yang berkualitas
dan mampu berkontribusi bagi masyarakat di sekitarnya. Khususnya dalam bidang akuntansi,
perguruan tinggi dituntut untuk mencetak calon akuntan yang memiliki integritas dan mampu
bersaing pada kompetisi dunia kerja yang semakin ketat, untuk itulah proses belajar-mengajar di
perguruan tinggi menjadi sesuatu yang penting (Taufiq, 2015).
Akuntansi adalah mata pelajaran yang unik. Hal tersebut dikarenakan akuntansi termasuk dalam
kelompok ilmu sosial yang didalamnya terdapat seni menganalisis, mengelompokan, mencatat dan
melaporkan data akuntansi menjadi laporan keuangan (Merdekawaty & Fatmawati, 2019). Dengan
adanya perguruan tinggi ini supaya bisa membantu mahasiswa untuk mempunyai kompetensi yang
baik dan mampu untuk bersaing di dunia kerja.
Proses belajar mengajar pada perguruan tinggi mengharuskan mahasiswa supaya mencapai
pembelajaran yang optimal dengan melaksanakan penekanan pada akal dan pemahaman
pengetahuan antara teori dengan prakteknya. Oleh karena itu sangat penting bagi mahasiswa agar
terus memahami bidang akuntansi terlebih untuk mahasiswa lulusan akuntansi. Banyaknya lulusan
akuntansi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia menjadi acuan bagi perguruan tinggi dalam
menata sistem pendidikannya, dengan harapan lulusan dari masing-masing perguruan tinggi tersebut
mampu membawa nama baik perguruan tinggi masing-masing. Perguruan tinggi harus terus
meningkatkan kualitas sistem pendidikannya.
Pendidikan tinggi berasal dari latar belakang keterampilan siswa yang berbeda atau beraneka ragam.
Hal ini dapat dilihat dari banyak hal yang terjadi di lapangan. Misalnya, mahasiswa jurusan akuntansi
adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPA/IPS, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Madrasah Aliyah (MA) dan lulusan berbagai program lainnya. Di antara sekolah menengah
yang berbeda isi kurikulumnya, ada yang menawarkan mata pelajaran akuntansi dan ada juga yang
tidak sama sekali, sehingga pengalaman belajar akuntansi siswa di setiap jenis sekolah menengah
berbeda dan sering mengalami kesulitan dalam memahami akuntansi, padahal pada jenjang
pendidikan sebelumnya yaitu pendidikan menengah telah memperoleh pengetahuan akuntansi.
Tingkat pemahaman akuntansi yaitu ketika mahasiswa jurusan akuntansi dapat menguasai atau
memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperolehnya selama ini dapat dipraktekkan
didunia kerja (Wati, 2020).
Tingkat pemahaman akuntansi terlihat berdasarkan seberapa banyak teori dan praktik dalam ilmu
akuntansi yang dikuasai oleh mahasiswa. Nilai pada mata kuliah akuntansi menjadi indikator dalam
pemahaman akuntansi mahasiswa. Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan
berdasarkan seberapa paham mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari dan dalam konteks ini
mengacu pada mata kuliah akuntansi. Menurut Tambunan & Juliansyah (2021) seorang peserta didik
dikatakan memahami suatu mata pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci tentang hal yang telah dipelajari dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Tingkat pemahaman akuntansi menjadi sangat penting karena dapat diketahui seberapa cukuplah
ilmu akuntansi yang sudah dimiliki seorang akuntan agar bisa melaksanakan peran akuntan di dunia
bisnis (Haryati & Feranika, 2020).
Proses pembelajaran yang baik akan berkontribusi positif dalam kemampuan yang bersangkutan
dalam memahami mata kuliah (Self Efficacy). Ketika seseorang memiliki self efficacy yang tinggi,
mereka akan tahu bahwa mereka bisa mengerjakan suatu hal. Menurut Taufiq (2015) mengemukakan
bahwa self efficacy memiliki pengaruh yang baik dalam menentukan keberhasilan belajar yang akan
dicapai oleh peserta didik, karena dengan self efficacy yang tinggi akan memberikan inisiatif dan
ketekunan untuk meningkatkan usaha dan kemampuan seorang untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya. Bagi mahasiswa dengan jurusan akuntansi, sifat kepribadian ini diyakini bisa
membantu yang bersangkutan untuk mempunyai pemahaman akuntansi yang lebih baik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Merdekawaty & Fatmawati (2019) menyatakan bahwa self
efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi siswa SMA Negeri 1
Moyo Utara. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2021) yang
menyatakan bahwa self efficacy tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa perbankan syariah.
Mahasiswa yang mempunyai motivasi buat belajar juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi belajar dan pemahaman mahasiswa di kampus. Menurut Listya et al., (2017) motivasi adalah
kemampuan untuk menggunakan keinginan dengan semangat dan energi untuk mencapai keadaan
yang lebih baik, serta mampu berinisiatif dan bertindak efektif. Mahasiswa harus sadar bahwa
mereka harus mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan juga penuh tanggung jawab
sehingga mahasiswa bisa dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan dosennya yang
nantinya bisa meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leunupun et al., (2021) menyatakan bahwa motivasi belajar
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sedangkan menurut Sihombing &
Sitanggang (2020) menyatakan bahwa motivasi belajar tidak berpengaruh positif terhadap
pemahaman akuntansi.
Faktor eksternal yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa akuntansi yaitu kompetensi dosen.
Kompetensi dosen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam
memahami dan menguasai pelajaran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (2005) Nomor
14 Pasal 69 Ayat (2) menjelaskan bahwa kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik
yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan
kepribadian yang bagus, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Kompetensi sosial yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi & Rozak (2019) menyatakan bahwa kompetensi dosen
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh
Azis (2021) menyatakan bahwa kompetensi dosen tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
fenomena tingkat pemahaman akuntansi. Pemahaman akuntansi sangat penting bagi mahasiswa
jurusan akuntansi, karena mahasiswa lulusan jurusan akuntansi sudah siap menjadi akuntan
profesional. Tingkat pemahaman yang baik di bidang akuntansi, lulusan atau sumber daya manusia
akan berkualitas sehingga dapat menguasai suatu bidang keahlian di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, melakukan pekerjaan secara profesional dan menghasilkan kualitas kerja yang unggul
sehingga mampu bersaing di dunia kerja. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman mereka tentang akuntansi.
Permasalahan yang telah diuraikan diatas yang menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian
dengan objek Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
menggunakan variabel independen (variabel bebas) self efficacy, motivasi belajar dan kompetensi
dosen untuk mengetahui hubungan pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat) yaitu
Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan sampel dari populasi Mahasiswa Program Studi S1
Akuntansi yang berada di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Penelitian ini untuk
membuktikan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dilakukan. Berdasarkan uraian latar
belakang yang sudah dijelaskan, maka peneliti mengangkat tema “Pengaruh Self Efficacy, Motivasi
Belajar dan Kompetensi Dosen Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”.
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga semakin seorang dosen berkompeten di bidangnya maka semakin besar kemampuannya
untuk meningkatkan pemahaman akuntansi siswa.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun (2005) Nomor 14 mengenai dosen dan guru
menyebutkan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan yang memiliki tugas untuk
mentraformasi, menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan pada Undang-Undang Republik
Indonesia Tahun (2005) Nomor 14 Pasal 69 Ayat 2 menjelaskan bahwa kompetensi dosen meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik.
METODE
Rancangan penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini
dilakukan pada mahasiswa aktif program studi S1 akuntansi angkatan 2018 Universitas Islam
Nahdlatul Ulama Jepara. Alasan memilih obyek tersebut dikarenakan mahasiswa aktif program studi
S1 akuntansi angkatan 2018 telah mengambil semua mata kuliah yang ada dan sebagian besar belum
memaksimalkan pemahaman akuntansinya. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif
program studi S1 akuntansi angkatan 2018 di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara yang
berjumlah 54 mahasiswa (Data dari TU Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara pada bulan
Juli 2022).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Sampling Jenuh karena semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel dan objek yang akan diteliti memiliki kriteria yaitu mahasiswa aktif
program studi S1 akuntansi Angkatan 2018, dan objek yang akan diteliti sudah diketahui. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Reliabilitas Instrumen, 2. Validitas Instrumen,
3. Uji Asumsi Klasik, yang terdiri dari: Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas,
dan Uji Multikolinieritas, 4. Analisis Regresi Berganda, 5. Uji Hipotesis, yang terdiri dari: Uji
Signifikan Parsial (Uji t), Uji Signifikan Simultan (Uji f), dan Koefisien Determinasi. Penelitian ini
menggunakan aplikasi SPSS 20.0.
HASIL
Karakteristik Responden
Responden penelitian ini didominasi oleh mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 44
orang atau sebesar 81,5% dari pada berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang atau sebesar 18,5%.
Terdapat 5 karakteristik usia responden yaitu kategori usia 21 tahun sebanyak 6 responden (11,1%),
usia 22 tahun sebanyak 31 responden (57,4%), usia 23 tahun sebanyak 15 responden (27,8%), usia
24 tahun sebanyak 1 responden (1,9%) dan usia antara 25 tahun sebanyak 1 responden (1,9%). Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia 22 tahun dengan jumlah responden terbanyak yaitu
31 orang.
Karakteristik IPK responden yaitu kategori 3,50 s/d 4,00 sebanyak 31 responden (57,4%). Hal ini
dapat dilihat dari jumlah responden yang mendapatkan IPK antara 3,00 s/d 3,49 sebanyak 22 orang
(40,7%) dan responden yang mendapatkan IPK antara 2,50 s/d 2,99 sebanyak 1 orang (1,9%).
Uji Validitas
Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan metode Pearson Correlation dengan
membandingkan nilai dari rhitung dan rtabel serta melihat tingkat signifikansi 5% untuk uji dua arah,
sehingga jika r hitung > r tabel (0,2681) maka dikatakan valid.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal.
Tabel 3. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3,76596748
Absolute ,152
Most Extreme Differences Positive ,152
Negative -,133
Kolmogorov-Smirnov Z 1,114
Asymp. Sig. (2-tailed) ,167
N 54 54 54 54
Spearman's N 54 54 54 54
rho Correlation Coefficient ,374** ,407** 1,000 -,018
Kompetensi
Sig. (2-tailed) ,005 ,002 . ,897
Dosen
N 54 54 54 54
Unstandardized Residual
Test Valuea -1,25046
Cases < Test Value 27
Cases >= Test Value 27
Total Cases 54
Number of Runs 30
Z ,550
Asymp. Sig. (2-tailed) ,583
Sumber: Data primer diolah, 2022
a. Median
Berdasarkan tabel hasil uji run test diatas, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,583.
Dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,583 > 0,05 sehingga bisa dikatakan
tidak terdapat gejala atau masalah autokorelasi.
Total 880,981 53
Sumber: Data primer diolah, 2022
a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi
Dari hasil tabel diatas memperoleh nilai Fhitung dari pengolahan data menggunakan SPSS sebesar
b. Hal
2,867. Predictors: (Constant),
ini dapat memiliki Kompetensi
arti nilai FDosen, Self Efficacy, Motivasi Belajar
hitung (2,867) > Ftabel (2,79) dengan tingkat signifikan 0,046 <
0,05. Dengan hasil tersebut, maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yaitu self efficacy (X1), motivasi belajar (X2), dan kompetensi dosen
(X3) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu tingkat pemahaman
akuntansi (Y).
Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji pengaruh parsial atau disebut juga uji t dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk
mengetahui secara parsial atau masing-masing apakah semua variabel bebas (X) berpengaruh secara
parsial (sendiri-sendiri/masing-masing variabel) terhadap variabel terikat (Y).
PEMBAHASAN
Pengaruh Self Efficacy Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pengujian hipotesis menyatakan bahwa hipotesis (H1) diterima, berdasarkan pengujian
statistik t menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,882 > t tabel yaitu 2.00856 dan nilai sig. 0,006 < 0,025.
Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel self efficacy berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa aktif akuntansi Angkatan 2018 UNISNU Jepara.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merdekawaty & Fatmawati
(2019), Putra et al., (2019), menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pemahaman akuntansi. Artinya, semakin tinggi self efficacy yang dimiliki mahasiswa maka
akan semakin baik pula tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Begitupun juga sebaliknya, jika
semakin rendah self efficacy yang dimiliki oleh mahasiswa akan semakin rendah tingkat tingkat
pemahaman akuntansi.
Seseorang dengan self efficacy tinggi akan berusaha menyelesaikan tugas yang mereka yakini dapat
mereka lakukan, menghindari situasi atau perilaku yang membuat mereka merasa berada di luar batas
kemampuan, berusaha secara gigih untuk mencapai tujuan, dan fokus pada keterampilan mereka. Hal
ini akan berdampak positif pada pemahaman mahasiswa tentang akuntansi, khususnya akuntansi
keuangan. Akuntansi Keuangan membutuhkan ketelitian dan keuletan dalam menangani soal, dan
loyalitas siswa dalam belajar dan menghadapi masalah yang sulit.
Sebagian besar mahasiswa akuntansi angkatan 2018 memiliki self efficacy yang tinggi. Dengan kata
lain, mahasiswa akuntansi memiliki keyakinan yang kuat tetapi tidak mengejar keuletan dalam
usahanya untuk mencapai meskipun banyak kendala. Hal ini menunjukkan bahwa ketika tugas atau
ujian sulit diselesaikan, mahasiswa akuntansi mungkin memiliki niat dan optimisme bahwa mereka
mampu tetapi tidak diimbangi dengan ketekunan atau kesetiaan.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2021) yang menyatakan bahwa
self efficacy tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa perbankan syariah.
Berdasarkan hasil yang tidak mendukung ini juga dapat diambil penjelasan bahwa self efficacy
bukanlah salah satu atau satu-satunya kunci untuk meraih kesuksesan didalam pemahaman akuntansi
dikarenakan masih ada faktor lain yang juga tidak kalah penting.
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pengujian hipotesis menyatakan bahwa hipotesis (H2) ditolak, berdasarkan pengujian
statistik t menunjukkan bahwa t hitung sebesar -1,254 > t tabel yaitu -2.00856 dan nilai sig. 0,216 >
0,025. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar tidak
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa aktif akuntansi Angkatan 2018
UNISNU Jepara.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing & Sitanggang (2020)
menyatakan bahwa motivasi belajar tidak berpengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi.
Artinya, semakin besar motivasi belajar belum tentu membuat tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa semakin baik ataupun semakin buruk. Sedangkan menurut Leunupun et al., (2021)
menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Variabel motivasi belajar seharusnya mampu meningkatkan pemahaman akuntansi. Motivasi belajar
menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk
menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari. Pemahaman akuntansi mahasiswa tidak tentu akan meningkat seiring dengan
motivasi siswa.
Di dalam kasus, motivasi adalah jenis elemen psikologis yang akan mempengaruhi semua
kemampuan lainnya baik memperlancar maupun menghambat kemampuan tersebut. Namun tidak
jarang kita menemukan sikap yang mendorong hati untuk melakukan berbagai aktivitas melebihi
dirinya sendiri sangat khawatir dan memberikan hal negatif terutama untuk kuliahnya dalam
pemahaman akuntansinya. Hal ini mungkin disebabkan karena minat baca dan kunjungan ke
perpustakaan yang kurang sehingga menjadi salah satu faktor penghambat pengetahuan tentang
pemahaman akuntansi.
Pengaruh Kompetensi Dosen Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan pengujian hipotesis menyatakan bahwa hipotesis (H3) ditolak, berdasarkan pengujian
statistik t menunjukkan bahwa t hitung sebesar -0,112 > t tabel yaitu -2.00856 dan nilai sig. 0,912 >
0,025. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi dosen tidak
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa aktif akuntansi Angkatan 2018
UNISNU Jepara.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azis (2021), menyatakan bahwa
kompetensi dosen tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Artinya, semakin tinggi
kompetensi dosen belum tentu membuat tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa semakin baik
ataupun semakin buruk. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi & Rozak (2019)
menyatakan bahwa kompetensi dosen berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Hasil ini mendukung jawaban disertai informasi berdasarkan beberapa responden yang tingkat
pemahaman akuntansinya rendah, misalnya mahasiswa yang tidak mengikuti silabus perkuliahan
sebagai akibatnya muncul tidak pedulian terhadap mata kuliahnya padahal dosen telah menaruh
silabus atau SAP (Satuan Acara Perkuliahan) di awal perkuliahan, tentang nilai yang diberikan dosen
pada mahasiswa tentunya dosen menaruh nilai mata kuliah yang ditempuh mahasiswa sesuai dengan
hasil belajarnya namun tidak seluruh mahasiswa menjawab soal yang diberikan melalui hasilnya
sendiri melainkan hasil berdasarkan melihat jawaban teman.
Di samping itu pula mahasiswa masih mencari jati diri dibangku perkuliahan dengan perilaku yang
masih tidak stabil sebagai akibatnya substansi keilmuan yang dialirkan sang dosen ke peserta didik
tentunya mempunyai Feedback positif namun menjadikan tidak meratanya penyampaian substansi
keilmuan dosen pada proses belajar mengajar, dikarenakan terdapat beberapa tipe mahasiswa yang
beragam pada proses belajarnya misalnya saja mahasiswa yang lebih cocok menggunakan sistem
belajar secara ekspresi dan terdapat pula mahasiswa yang cocok menggunakan sistem belajar
menggunakan praktik.
Menyampaikan dan mengalirkan substansi keilmuan juga harus menggunakan kepribadian yang
diperlukan dosen dan dicontohkan ke mahasiswa, contohnya saja dosen harus mempunyai
kepribadian yang mantab, stabil, arif & berwibawa. Hal ini tentunya akan berimbas pada proses
belajar mengajar pemahaman akuntansi yang lebih baik lagi dengan artian dosen & mahasiswa saling
memahami di dalam proses belajar mengajar.
Dosen pula sering mengungkapkan materi melalui teknologi komunikasi atau website model bukti
dilingkungan kampus, memakai sistem E-learning namun masih ada beberapa mahasiswa yang tidak
tahu cara memakai teknologi komunikasi sesuai dengan yang diarahkan dosen. Proses belajar di
lapangan perlu dilakukan supaya menambah ilmu atau keahlian mahasiswa di dalam pemahaman
akuntansi misalnya dosen yang mengikutsertakan mahasiswa pada penelitian atau kajian dan
pengembangan atau rekayasa desain, namun tidak seluruh dosen bisa mengikutsertakan mahasiswa
pada hal itu dan masih banyak mahasiswa yang tidak tertarik dan ragu untuk mengikuti kesempatan
yang diberikan sang dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, S. N. (2021). Tingkat Kecerdasan, Perilaku Belajar, Dan Kompetensi Dosen Dalam
Peningkatan Pemahaman Akuntansi (Sarana Pendidikan Sebagai Pemoderasi). Jurnal
Akuntansi, Vol 8 No. 2, Juli 2021, 8(2).
Haryati, D., & Feranika, A. (2020). Pengaruh Pengendalian Diri , Motivasi , Perilaku Dan
Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Iai Nusantara Batanghari Dan Universitas Dinamika Bangsa Jambi).
Business Innovation & Entrepreneurship Journal E-Issn : 2684-8945, 2(4), 232–241.
Leunupun, E. G., Limba, F. B., Sapulette, S. G., Akuntansi, J., Ekonomi, F., & Pattimura,
U. (2021). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Psychological Well-Being Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Feb Unpatti. Kupna Jurnal, 1(36962), 81–96.
Listya, K., Bakar, E. A., & Yahya, I. (2017). The Factors Which Influence Accounting
Student’s Understanding With Spiritual Intelligence As Moderating Variable ( An
Empirical Study On The Student Of Usu , Unimed , And Uinsu ). Advances In
Economics, Business And Management Research (Aebmr), Volume 46 1st Economics
And Business International Conference 2017 (Ebic 2017), 46(Ebic 2017), 169–175.
Merdekawaty, A., & Fatmawati, F. (2019). Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Efikasi Diri
Terhadap Pemahaman Akuntansi Siswa. Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Vol. 7, No. 2, Tahun 2019.
Https://Doi.Org/10.33603/Ejpe.V7i2.1862
Mujilan, & Rustiyaningsih, S. (2018). Peran Kompetensi Dosen Dalam Pemahaman Kuliah
Akuntansi. Widya Warta No. 02 Tahun Xlii/Juli 2018, 273–283.
Mulyadi, A., & Rozak, M. A. (2019). Pengaruh Kompetensi Dan Profesionalisme Dosen
Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi. Journal Of
Accounting Science, 3(1), 1–17. Https://Doi.Org/10.21070/Jas.V3i1.2535
Primasari, D. (2016). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Tingkat Idealisme, Perilaku Belajar
Dan Locus Of Control Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Strata Satu
(S-1) Akuntansi Pada Perguruan Tinggi Di Kabupaten Banyumas. Jurnal
Maksipreneur, Vol. Vi, No. 1, Des 2016, Hal. 14 - 23, Vi(1), 14–23.
Puspito, A., Kusubagio, R., & Qomariah, N. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Motivasi Belajar, Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Mata Kuliah
Akuntansi Keperilakuan. Jsmbi (Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia), 7(1),
96–113.
Putra, I. G. B. N. P., Damayanti, N. N. S. R., Lestari, N. L. P. R. W., Pradnyanitasari, P. D.,
& Jayawarsa, A. A. K. (2019). Pengaruh Sifat Kepribadian Locus Of Control Dan Self-
Efficacy Pada Pemahaman Akuntansi. 3(2), 117–143.
Ri. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen. 12 Suppl 1(9), 1–29.
Http://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/810049%0ahttp://Doi.Wiley.Com/10.1002/
Anie.197505391%0ahttp://Www.Sciencedirect.Com/Science/Article/Pii/B978085709
0409500205%0ahttp://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/21918515%0ahttp://Www.C
abi.Org/Cabebooks/Ebook/20083217094
Sihombing, M. J. T., & Sitanggang, W. S. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Amik Imelda. Jurnal Mahajana Informasi.
Vol. 5, No. 2, Desember 2020 E-Issn : 2527-8290, 5(2).
Tambunan, D., & Juliansyah, R. (2021). Membangun Minat Membaca Melalui Perilaku
Belajar Dan Kompetensi Serta Dampaknya Terhadap Pemahaman Akuntansi. Ekonomi
Bisnis Volume 27, Nomor 1, Juni 2021 P-Issn: 1411 - 545x | E Issn: 2715-1662, 27.
Taufiq, M. (2015). Pengaruh Pengetahuan Awal Akuntansi Dan Efikasi Diri Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi Melalui Minat Belajar Pada Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas Pgri Adi Buana Surabaya. Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan
Kewirausahaan Vol. 3. No. 1, Tahun 2015, 3(1), 181–196.
Wati, E. L. (2020). Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep
Dasar Akuntansi Berdasarkan Asal Sekolah.