Anda di halaman 1dari 9

e-J.

Agrotekbis 4 (1) :34-42 , Februari 2016 ISSN : 2338-3011

KADAR N, P, K TANAH, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


TANAMAN TERUNG UNGU AKIBAT PEMBERIAN
PUPUK KANDANG AYAM DAN MULSA PADA
TANAH ENTISOL TONDO
Soil N, P, and K, Growth and Production of Purple Eggplant as Affected by Applying
Manure Chicken and Mulch in Entisol Tondo
Kahar1), Abdul Kadir Paloloang 2), Ulfiyah A Rajamuddin2)
1)
Mahasiswa Program Studi Agoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail : kahar_agrotek@yahoo.com
E-mail : ak_paloloang@yahoo.co.id
E-mail : Ulfiyah_rajamuddin@yahoo.com

ABSTRACT

The objective of the research was to analyze concentration of N, P, and K in soil, growth and yield
of purple eggplant (Solanum Melongena L) applied with chicken manure and mulch in Entisol
Tondo. This Research was conducted inTondo of Palu, Central Sulawesi from February - May
2015. This research used a Randomized Block Design with two factors i.e. chicken manure and
mulch. The chiken manure treatments consisted of with no manure added (control ± K0), 10 t ha-1
(K1 ), 20 t ha-1 (K2), and 30 t ha-1(K3). The mulch treatmenst were with no mulch added (M0) and
mulch (M1). The mulch was applied at 10 t ha-1 covering the whole experimental plot. There were
eight combined treatments replicates three times, thus in total there were 24 experimental plots.
The results of research indicated that the chicken manure combined with the mulch can improve the
concentration of N, P, and K in soil, as well as increase the growth (plant height and leaf number).
The plant production (fruit number, fruit lenght, and fruit diameter). At the rate of 30 t ha-1, the
mulch produced the best results on all observed plant variables.
Key Words: Soil N, P, K, purple eggplant, chicken manure, mulch

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar N, P, K tanah, pertumbuhan dan produksi terung
ungu (Solanum Melongena L) yang diberikan pupuk kandang ayam dan mulsa pada tanah Entisol
Tondo. Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Perumahan Untad, Kelurahan Tondo, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Februari - Mei 2015. Penelitian ini disusun dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu
faktor pertama pemberian pupuk kandang terdiri dari 4 taraf yaitu perlakuan tanpa pupuk kandang
(kontrol) K0= 0 ton ha-1, K1= 10 ton ha-1, K2= 20 ton ha-1, K3= 30 ton ha-1, faktor kedua pemberian
mulsa terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa mulsa (M0) dan mulsa (M1) semua permukaan tanah tertutup
oleh mulsa atau setara 10 ton ha-1 sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan
diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 24 petak percobaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi (interaksi) mulsa dengan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan kadar N, P, K
tanah, memperbaiki pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun) dan produksi (jumlah buah,
panjang buah, diameter buah). Dosis pupuk kandang ayam sebanyak 30 ton ha-1 dan pemberian
mulsa memberikan pengaruh yang terbaik terhadap variabel amatan dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Kata Kunci : Kadar N, P, K ; pertumbuhan & produksi terung ungu, pupuk kandang ayam, mulsa

34
PENDAHULUAN kesuburan tanah juga rendah. Kondisi
Entisol Tondo cukup sesuai dijadikan lahan
Terung (Solanum melongena L) untuk budidaya tanaman terung. Tanaman
merupakan tanaman sayur-sayuran yang terung dapat tumbuh dengan baik di dataran
termasuk famili Solanaceae. Buah terung rendah sampai ketinggian 1-1200 m dpl,
dan Suhu udara 22 ± 30o C, tekstur lempung
disenangi setiap orang baik sebagai lalapan
berpasir dan pH antara 6,8-7,3, Sinar
segar maupun diolah menjadi berbagai jenis matahari harus cukup serta kondisi curah
masakan. Menurut Sunarjono et al. (2003) hujan rendah.
bahwa setiap 100 g bahan mentah terung Hasil analisis awal terhadap sifat
mengandung 26 kalori, 1 g protein, 0,2 g fisik dan kimia Entisol Tondo menunjukkan
hidrat arang, 25 IU vitamin A, 0,04 g bahwa ciri fisik Entisol Tondo adalah
vitamin B dan 5 g vitamin C.1 Selain itu, bertekstur lempung berpasir dengan sebaran
fraksi masing-masing pasir yaitu 65,4 %,
terung juga mempunyai khasiat sebagai
debu 28,9 %, dan liat 5,7 %. Dari segi sifat
obat karena mengandung alkaloid solanin, kimia, Entisol Tondo menunjukkan bahwa
dan solasodin yang berfungsi sebagai tanah ini memiliki kandungan Nitrogen
bahan baku kontrasepsi oral. 0,21%, Fosfor 32,17 mg/100g dan Kalium
Di Indonesia hasil terung rata-rata 24,02 mg/100g yang tergolong sedang.
yaitu 32,64 ± 34,11 kuintal/hektar padahal Pemberian pupuk kandang ayam dapat
untuk luasan satu hektar dapat dihasilkan 30 meningkatkan ketersedian unsur hara dalam
ton terung (Rukmana, 2006). Berdasarkan tanah, terutama unsur N, P dan K, karena
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi hasil analisis pupuk kandang ayam
Tengah tahun 2010 luas areal tanaman menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam
terung 1.425 /ha dengan produksi 8,365 ton, yang digunakan dalam penelitian ini
dengan hasil per hektar 58,62 mempunyai komposisi kimia Nitrogen 1.31
kuintal/hektar. Data Statistik Hortikultura %, Posfor 0,10 mg/100g dan Kalium 13,71
Kalimantan Tengah tahun 2010, luas areal mg/100 g.
tanaman terung di Kalimantan Tengah Untuk memperoleh pertumbuhan
adalah 1.359 /ha dengan produktivitas 29,94 terung yang optimal dan memberi produksi
kuintal/hektar. Melihat fakta tersebut dapat yang tinggi maka perlu diupayakan
diambil kesimpulan bahwa terung pemberian pupuk kandang ayam dan mulsa
merupakan sayuran yang cukup serbuk gergaji. Pupuk kandang ayam dan
menjanjikan untuk diusahakan tetapi saat mulsa mampu meningkatkan ketersediaan
ini produktivitas terung masih sangat unsur hara/bahan organik tanah dan mampu
rendah. meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman terung. Mulsa serbuk gergaji dapat
Entisol Tondo terbentuk dibawah
membantu mencegah kehilangan air pada
pengaruh iklim kering dengan bahan induk
musim kemarau dan mencegah
yang didominasi mineral kuarsa yang terakumulasinya air pada zona perakaran
sangat resisten terhadap pelapukan. pada saat air berlebih atau musim hujan. Air
Menyebabkan reaksi-reaksi kimia dalam yang terinfiltrasi ke dalam tanah dapat
tanah berlangsung sangat lambat dan dipergunakan tanaman untuk meningkatkan
cenderung miskin hara. Menurut Thaha, produktivitas tanaman. Selain itu juga,
Widjajanto dan Wardah (1996) kendala mulsa serbuk gergaji dapat menghalangi
utama pada Entisol Tondo adalah radiasi matahari mencapai tanah sehingga
keterbatasan air. Hal ini berkaitan dengan dapat mengurangi evaporasi tanah. Infiltrasi
tekstur tanah dan rendahnya bahan organik dan evaporasi tanah ini merupakan proses
tanah yang mengakibatkan daya simpan yang menentukan ketersediaan air tanah
tanah terhadap air rendah sehingga pada pertanian lahan kering.
35
Hasil penelitian Irianto (1994) Kelurahan Tondo, Kota Palu, Provinsi
menunjukkan bahwa penggunaan mulsa Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan
dapat memberikan pertumbuhan dan hasil pada bulan Februari - Mei 2015.
tanaman terung lebih tinggi dibandingkan Alat yang digunakan dalam
dengan perlakuan tanpa mulsa. Hasil penelitian ini adalah cangkul, parang,
penelitian yang dilakukan oleh Halim, dkk. timbangan analitik, camera, meteran, ring
(2004), menunjukkan bahwa interaksi sampel serta alat tulis menulis. Bahan yang
pemberian pupuk kandang ayam dan mulsa di gunakan dalam penelitian ini adalah
pada tanaman terung, ternyata menghasilkan benih terung ungu hibrida, pupuk kandang
berat kering brangkasan dan berat kering biji ayam dan mulsa serbuk gergaji.
cenderung lebih tinggi dibandingkan Penelitian ini disusun dengan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok
disebabkan karena pupuk kandang ayam (RAK) pola faktorial yang terdiri dua faktor
dan mulsa berpotensi sebagai penyedia yaitu faktor pertama adalah pupuk kandang
unsur hara makro dan mikro. Pupuk ayam (K) terdiri atas empat level yaitu :
kandang ayam mengandung unsur N yang Tanpa pupuk kandang (Kontrol) K0 = 0 ton
cukup tinggi yaitu sebanyak 1,80 % ha-1, K1 = 10 ton ha-1, K2= 20 ton ha-1, K3
(Sutedjo, 2002). Selain itu, pupuk kandang = 30 ton ha-1. Faktor kedua pemberian
ayam lebih mudah terdekomposisi dan mulsa serbuk gergaji (M) yang terdiri atas
mempunyai kualitas yang tinggi karena dua level yaitu : Tanpa Mulsa (M0) dan
nisbah & 1 ” Penggunaan mulsa dalam Mulsa (M1) setara 10 ton ha-1. Sehingga
budidaya tanaman dapat berfungsi menekan diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Setiap
pertumbuhan gulma, memperbaiki struktur perlakuan sebanyak 3 kali ulangan sehingga
tanah, meningkatkan kapasitas tanah terdapat 24 petak percobaan.
menahan air, pori aerasi, dan infiltrasi, serta
Penyemaian
mempertahankan kandungan bahan organik
Benih terung ungu disemaikan pada
sehingga produktivitas tanahnya terpelihara
tanah yang telah diolah dan dibuat
(Kadarso, 2008; Arsyad, 2006).
bedengan setinggi 15 cm. Benih
Berdasarkan uraian diatas, maka
dibenamkan dalam tanah lalu ditutupi daun
dipandang perlu melakukan penelitian
pisang selama 7 hari. Setelah berumur 35
pemberian pupuk kandang ayam dan mulsa
hari dipindahkan ke petak penanaman.
pada tanah Entisol Tondo agar pertumbuhan
dan produksi tanaman Terung Ungu Persiapan Lahan
(Solanum melongena L) dapat ditingkatkan. Lahan pertanaman digemburkan dan
Penelitian ini dilakukan dengan dibersihkan dari gulma. Kemudian
tujuan untuk menganalisis kadar N, P, K membuat petak percobaan sebanyak 24
tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman petak percobaan dengan ukuran 1 m x 1 m
terung ungu akibat pemberian pupuk dengan tinggi plot 30 cm dan jarak antar
kandang ayam dan mulsa pada tanah tiap plot 25 cm.
Entisol Tondo. Kegunaan penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan informasi Pemupukan
tentang budidaya terung ungu dan Pemupukan dilakukan saat pengolahan
penggunaan pupuk kandang ayam dan tanah yaitu tiga hari sebelum tanam. Pupuk
mulsa pada tanah Entisol Tondo sebagai diberikan pada setiap plot kecuali tiga
pembanding dalam penelitian berikutnya. bedengan lainnya merupakan kontrol (tanpa
pupuk). Pupuk kandang dengan dosis 10 ton
BAHAN DAN METODE ha-1 (K1), 20 ton ha-1 (K2), 30 ton ha-1 (K3),
diberikan pada bedeng yang telah diberi
label sesuai perlakuan dengan cara
Lokasi pelaksanaan penelitian mencampurkannya dengan tanah pada saat
bertempat di Kompleks Perumahan Untad, pengolahan tanah dilakukan.
36
d) panjang buah dihitung pada umur 70
Penanaman
HST
Penanaman dilakukan setelah bibit
e) Diameter buah dihitung pada umur 70
berumur 35 hari yang memiliki 3-4 helai
HST
daun. Lubang tanam dengan jarak 75 x 50
f) Analisis kadar N, P dan K tanah
cm. Kemudian setiap lubang ditanami 1
bibit terung, dalam satu bedeng terdapat 96
Analisis Data
tanaman.
Data pengamatan dianalisis dengan
Pemeliharaan menggunakan analisis varian dan jika
Tahap pemeliharaan ini antara lain perlakuan nyata maka dilakukan uji lanjut
yaitu penyiraman, pengendalian gulma dan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur
hama. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (BNJ) pada tarDI .
yaitu pada waktu pagi dan sore hari.
Pengendalian gulma dilakukan secara HASIL DAN PEMBAHASAN
manual dengan cara mencabut gulma yang
baru tumbuh. Kandungan N-Total
Data analisis ragam menunjukkan
Panen
bahwa pemberian mulsa dan pupuk
Panen dilakukan pada umur 70 hari
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan
setelah tanam (HST) dengan ciri berwarna
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata
kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila
terhadap N- Total tanah. Nilai rata-rata
dipotong belum tampak biji yang berwarna
pengamatan N- Total tanah disajikan pada
kuning keemasan dan warna daging masih
Tabel 1.
putih bersih.
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Pupuk
Analisis Laboratorium Kandang ayam dan Mulsa
Sebelum di analisis tanahnya terlebih Terhadap N-Total Tanah
dahulu dikering anginkan, Setelah tanahnya Perlakuan N- Total (%) Notasi
kering angin, lalu tanah dihaluskan dengan
M0K0 0,14 d
cara ditumbuk dengan menggunakan alu M0K1 0,26 c
dan lumpang. Kemudian tanah tersebut M0K2 0,26 c
diayak dengan ayakan 0,5 mm. Setelah itu, M0K3 0,31 bc
analisis tanah tersebut baru bisa dilakukan. M1K0 0,29 bc
Adapun analisis kimia yang dianalisis yaitu M1K1 0,32 bc
: M1K2 0,36 ab
a) N- Total dengan mengunakan Metode M1K3 0,40 a
Kjeldhal. Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka
menunjukkan tidak berbeda nyata
b) P-Total menggunakan ekstraksi HCL
pada taraf uji BNJ 5% = 0,07
25% Hasil uji BNJ pada taraf 5%
c) K-Total menggunakan ekstraksi HCL menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
25% kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30
Variabel Amatan ton ha-1 (M1K3) secara statistik tidak
a) Tinggi tanaman (cm), diukur mulai dari berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi
pangkal batang sampai ujung daun mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1
tertinggi, di ukur pada umur 49HST (M1K2), tetapi berbeda nyata dengan
b) Jumlah daun (helai), dihitung pada perlakuan lainnya. Nilai N- Total tanah
umur 49HST tinggi terdapat pada perlakuan kombinasi
c) Jumlah buah dihitung pada umur 70 mulsa dengan pupuk kandang 30 ton ha-1
HST (M1K3) yaitu 0,40%, sedangkan yang

37
terendah terdapat perlakuan tanpa mulsa Tabel 2. Pengaruh Pemberian Pupuk
dengan pupuk kandang 0 ton ha-1 (M0K0) Kandang ayam dan Mulsa
yaitu 0,14%. Terhadap P Total Tanah
Tingginya N Total tanah setelah Perlakuan P- Total (mg/100g) Notasi
penelitian karena pada perlakuan pemberian M0K0 32,06 c
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30 M0K1 32,98 c
ton ha-1 (M1K3) disebabkan oleh M0K2 36,10 ab
konstribusi dari tingginya dosis pupuk M0K3 36,80 ab
kandang yang diberikan. Hal ini disebabkan M1K0 33,11 bc
karena pupuk kandang mengandung M1K1 34,55 abc
sejumlah unsur hara dan bahan organik M1K2 36,78 ab
yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, M1K3 37,84 a
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka
dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam menunjukkan tidak berbeda nyata
tanah, struktur tanah dan tata udara tanah pada taraf uji BNJ 5% = 3,74
yang baik sangat mempengaruhi Tingginya kandungan P- Total tanah
pertumbuhan dan perkembangan akar serta setelah penelitian, dengan kenaikan
kemampuan akar tanaman dalam menyerap tertinggi terdapat pada pemberian mulsa
unsur hara. Perkembangan sistem perakaran dengan pupuk kandang 30 ton ha-1 (M1K3)
yang baik sangat menentukan pertumbuhan yaitu 37,84 mg/100g. Sedangkan untuk P-
vegetatif tanaman yang pada akhirnya Total tanah yang terendah terdapat pada
menentukan pula fase reproduktif dan hasil perlakuan pemberian tanpa mulsa dengan
tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik pupuk kandang 0 ton ha-1 (M0K0) yaitu
akan menunjang fase generatif yang baik 32,06 mg/100g. Hal ini mengindikasikan
pula. Menurut Buckman dan Brady (1982), pemberian kombinasi mulsa dengan pupuk
pori tanah yang lebih besar akan kandang 30 ton ha-1 (M1K3) lebih optimum
meningkatkan perkembangan akar dan untuk menaikan kandungan P- Total tanah
kemampuan akar menyerap air dan unsur Entisol Tondo dibandingkan dengan
hara yang pada akhirnya dapat perlakuan lainnya.
mempengaruhi pertumbuhan serta hasil Peningkatan jumlah P dalam tanah ini
tanaman. sangat ditentukan oleh komposisi dari
Kandungan P-Total pupuk kandang ayam yang dapat
memberikan sumbangan langsung dalam
Data analisis ragam menunjukkan
peningkatan jumlah unsur hara dalam tanah
bahwa pemberian mulsa dan pupuk sehingga dengan adanya tambahan tersebut
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan maka konsentrasi P dalam tanah meningkat
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata dan menjadi lebih tersedia bagi tanaman. P
terhadap P Total tanah. Nilai rata-rata organik berasal dari humus atau bahan
pengamatan P Total tanah disajikan pada organik lain, yang mengalami dekomposisi
Tabel 2. dan melepaskan P kedalam larutan tanah. P
Hasil uji BNJ pada taraf 5% tersebut dengan mudah diubah atau di
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dekomposisi oleh mikrobia, P banyak
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30 terdapat pada jaringan organ floem
ton ha-1 (M1K3) mendapatkan nilai sehingga P mempunyai fungsi translokasi
unsur hara tanaman (Rosmarkam dan
tertinggi sebesar 37,84 mg/100g, namun
Yuwono, 2002). Tanaman memanfaatkan P
secara statistik tidak berbeda nyata dengan
hanya sebesar 10-30% dari pupuk P yang
perlakuan pemberian kombinasi mulsa
diberikan, berarti 70-90% pupuk P tetap
dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 (M1K2),
berada dalam tanah.
(M1k1), (M0K3) dan (M0K2), tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kandungan K-Total
38
Data analisis ragam menunjukkan terbatas. Kadar K-tertukar tanah biasanya
bahwa pemberian mulsa dan pupuk sekitar 0,5-0,6 % dari total K tanah. K-
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan larutan tanah + K- tertukar merupakan K-
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata tersedia tanah. Ketersediaan K dengan
terhadap kalium. Nilai rata-rata pengamatan reaksi tanah dan status kejenuhan basa
kalium disajikan pada Tabel 3. (KB), pada pH dan KB rendah berarti juga
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk ketersediaan K rendah. Jika dikaitkan
Kandang ayam dan Mulsa dengan mobilitas hara dalam tanah, maka
Terhadap Kalium Tanah
unsur K berada diantara N dan P.
K-Total
Perlakuan Notasi
(mg/100g) Tinggi Tanaman
M0K0 23,19 D Data analisis ragam menunjukkan
M0K1 51,46 bc bahwa pemberian mulsa dan pupuk
M0K2 51,17 bcd kandang, serta kombinasi antara mulsa dan
M0K3 51,85 B
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata
M1K0 50,31 cd
M1K1 50,80 cd
terhadap tinggi tanaman terung ungu. Nilai
M1K2 53,07 A rata-rata pengamatan tinggi terung ungu
M1K3 53,47 A disajikan pada Tabel 4.
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman (cm)
menunjukkan tidak berbeda nyata Terung Ungu pada umur 49 HST
pada taraf uji BNJ 5% = 0,86 pada Pemberian Mulsa dan
Hasil uji BNJ pada taraf 5% Pupuk Kandang
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian Tinggi
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30 Perlakuan Notasi
Tanaman
ton ha-1 (M1K3) secara statistik tidak M0K0 22.67 d
berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi M0K1 23.33 cd
mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 M0K2 33.79 bc
(M1K2), tetapi berbeda nyata dengan M0K3 28.50 bcd
perlakuan lainnya. Nilai K- Total tanah M1K0 32.92 bcd
tinggi terdapat pada perlakuan kombinasi M1K1 48,78 a
mulsa dengan pupuk kandang 30 ton ha-1 M1K2 50.10 a
(M1K3) yaitu 53,47 mg/100g, sedangkan M1K3 36.45 b
yang terendah terdapat perlakuan pemberian Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka
tanpa mulsa dengan pupuk kandang 0 ton menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf uji BNJ 5% = 10,48
ha-1 (M0K0) yaitu 23,19 mg/100g. Kalium
(K) merupakan hara utama ketiga setelah N Hasil uji BNJ pada taraf 5%
dan P, tetapi untuk tembakau, jerami padi menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
dan jagung, buah apel, jeruk dan tomat, kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 20
umbi lobak dan kentang serta tebu ton ha-1 (M1K2) secara statistik tidak
merupakan unsur hara terbanyak. Kalium berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi
tergolong unsur yang mobil dalam tanaman mulsa dengan pupuk kandang 10 ton ha-1
baik dalam sel, jaringan tanaman maupun (M1K1), tetapi berbeda nyata dengan
dalam xilem dan floem. perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi
Foth (1994), menambahkan bahwa mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1
selain diserap tanaman, kalium tercuci dari (M1K2) menghasilkan tinggi tanaman
permukaan tanah, dan pada waktu yang dengan nilai tertinggi sebesar 50,10 cm,
lama akan menurunkan kalium tanah secara sedangkan yang terendah terdapat perlakuan
bertahap dan perkembangan tanah dengan pemberian tanpa mulsa dengan pupuk
penyedia kalium tersedia untuk tanaman kandang 0 ton ha-1 (M0K0) yaitu 22,67 cm.
39
Hal ini diduga pada perlakuan ton ha-1 (M1K2) berbeda nyata dengan
pemberian kombinasi mulsa dengan pupuk perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi
kandang 20 ton ha-1 (M1K2), merupakan mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1
dosis optimal untuk menghasilkan tinggi (M1K2) menghasilkan jumlah daun
tanaman dibandingkan dengan perlakuan terbanyak yaitu 15,92 helai, sedangkan
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30 jumlah daun yang terendah terdapat
ton ha-1 (M1K3). Perlakuan kombinasi perlakuan pemberian tanpa mulsa dengan
mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 pupuk kandang 0 ton ha-1 (M0K0) yaitu
(M1K2) kebutuhan unsur hara sudah 8,83 helai. Pada perlakuan pemberian
terpenuhi dalam jumlah yang cukup. kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30
Sedangkan pada perlakuan kombinasi mulsa ton ha-1 (M1K3) menunjukkan penurunan.
dengan pupuk kandang 30 ton ha-1 (M1K3)
Hal ini diduga perlakuan pemberian
menunjukkan pertambahan tinggi tanaman
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30
justru semakin rendah. Hal ini sesuai yang
ton ha-1 (M1K3) yang diberikan melebihi
di nyatakan Soepardi, (1983) dosis pupuk
yang diberikan lebih dari cukup sehingga dosis maksimal sehingga unsur hara yang
menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit disediakan lebih dari cukup. Hal ini sesuai
terganggu. Bila tanaman diberikan dalam dengan yang dikemukakan Foth (1994),
dosis pupuk yang terlalu tinggi akan terjadi penetapan dosis dalam pemupukan sangat
kelebihan unsur hara sehingga dapat penting dilakukan karena akan berpangaruh
menyebabkan fisiologis tanaman terganggu. tidak baik pada pertumbuhan jika tidak
sesuai kebutuhan tanaman.
Jumlah Daun
Data analisis ragam menunjukkan Jumlah Buah
bahwa pemberian mulsa dan pupuk Data analisis ragam menunjukkan
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan bahwa pemberian mulsa dan pupuk
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata kandang, serta kombinasi antara mulsa dan
terhadap jumlah daun tanaman terung ungu. pupuk kandang berpengaruh sangat nyata
Nilai rata-rata pengamatan jumlah daun terhadap jumlah buah tanaman terung ungu.
terung ungu disajikan pada Tabel 5. Nilai rata-rata pengamatan jumlah buah
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Daun (Helai) terung ungu disajikan pada Tabel 6.
Terung Ungu pada umur 49 HST Tabel 6. Rata-rata Jumlah Buah Terung
pada Pemberian Mulsa dan Ungu pada Pemberian Mulsa dan
Pupuk Kandang Pupuk Kandang
Perlakuan Jumlah Daun Notasi Perlakuan Jumlah Buah Notasi
M0K0 8,83 d M0K0 2,47 e
M0K1 9,00 cd M0K1 2,67 de
M0K2 10,83 bcd M0K2 2,99 bcd
M0K3 10,00 bcd M0K3 3,02 bc
M1K0 12,83 b M1K0 2,44 e
M1K1 12,08 bc M1K1 2,71 cde
M1K2 15,92 a M1K2 3,27 ab
M1K3 11,67 bc M1K3 3,37 a
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka
menunjukkan tidak berbeda nyata menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf uji BNJ 5% = 2,38 pada taraf uji BNJ 5% = 0,32
Hasil uji BNJ pada taraf 5% Hasil uji BNJ pada taraf 5%
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 20 kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30

40
ton ha-1 (M1K3) secara statistik tidak
berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi Tabel 7. Rata-rata Diameter Buah (cm)
mulsa dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 Terung Ungu pada Pemberian
(M1K2), tetapi berbeda nyata dengan Mulsa dan Pupuk Kandang
perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi Perlakuan Diameter Buah Notasi
mulsa dengan pupuk kandang 30 ton ha-1
(M1K3) menghasilkan jumlah buah M0K0 11,71 b
sebanyak 3,37 buah, sedangkan yang M0K1 12,22 ab
terendah terdapat perlakuan pemberian M0K2 11,88 b
M0K3 12,32 ab
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 0
M1K0 11,58 b
ton ha-1 (M1K0) sebanyak 2,44 buah.
M1K1 12,33 ab
Makin tinggi dosis pupuk kandang
M1K2 12,71 ab
ayam yang diberikan akan dapat M1K3 13,25 a
meningkatkan jumlah buah terung. Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka
Pertumbuhan tanaman yang baik menunjukkan tidak berbeda nyata
membutuhkan hara yang lengkap, pada taraf uji BNJ 5% = 1,20
penggunaan hara yang tidak lengkap Hasil uji BNJ pada taraf 5%
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian
mempengaruhi keseimbangan hara yang
kombinasi mulsa dengan pupuk kandang 30
dapat diserap dan mengurangi efektivitas
ton ha-1 (M1K3), berbeda nyata dengan
serapan hara. Pupuk kandang dapat perlakuan pemberian kombinasi mulsa
meningkatkan proses fisiologi berakibat dengan pupuk kandang 0 ton ha-1 (M1K0),
pada peningkatan produk yang dihasilkan namun secara statistik tidak berbeda nyata
yang pada tanaman terung diekspresikan perlakuan pemberian kombinasi mulsa
pada bagian generatif, yaitu buah, baik pada dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 (M1K2)
jumlah buah yang dapat terbentuk maupun dengan perlakuan pemberian kombinasi
ukurannya. Hal ini sesuai dengan yang mulsa dengan pupuk kandang 10 ton ha-1
dikemukakan Foth (1994), penetapan dosis (M1K1). Diameter buah terung tertinggi
dalam pemupukan sangat penting dilakukan yaitu pada perlakuan pemberian kombinasi
karena akan berpangaruh tidak baik pada mulsa dengan pupuk kandang 30 ton ha-1
pertumbuhan jika tidak sesuai kebutuhan (M1K3) yaitu 13,25 cm. Sedangkan
tanaman. terendah terdapat pada perlakuan kombinasi
mulsa dengan pupuk kandang 0 ton ha-1
Panjang Buah (M1K0) yaitu 11,58 cm.
Data analisis ragam menunjukkan Hal ini diduga pertumbuhan
bahwa pemberian mulsa dan pupuk tanaman yang baik akan membutuhkan hara
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan yang lengkap,penggunaan hara yang tidak
pupuk kandang tidak berpengaruh nyata lengkap mempengaruhi keseimbangan hara
terhadap panjang buah tanaman terung. yangdapat diserap dan mengurangi
efektivitas serapan hara. Hal ini sesuai
Diameter Buah
dengan pendapat Hardjowigeno (1992)
Data analisis ragam menunjukkan
bahwa dengan ketersediaan unsur hara
bahwa pemberian mulsa dan pupuk
dalam jumlah cukup dapat memacu
kandang, serta kombinasi antara mulsa dan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
pupuk kandang berpengaruh sangat nyata Ditambahkan Sarief (1989), bahwa dengan
terhadap diameter buah tanaman terung tersediannya unsur hara dalam jumlah
ungu. Nilai rata-rata pengamatan diameter cukup memadai maka proses fisiologis di
buah terung ungu disajikan pada Tabel 7. dalam tanaman akan berjalan dengan baik.
41
Hal ini ditunjukkan dengan semakin Produktivitas dan Produksi Sayuran dan
meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman, Buah-buahan Semusim. Kalimantan Tengah.
jumlah daun, jumlah buah maupun panjang Basir-Chyio, M., 1994. Pengaruh Pemberian Fosfor
dan Nitrogen Terhadap Perubahan dan Hasil
buah.
Tanaman Jagung (Zea Mays L). Varietas
Lokal di Tanah Aluvial Lembah Palu.
KESIMPULAN DAN SARAN Laporan Penelitian Universitas Tadulako,
Palu.
Berdasarkan hasil penelitian Buckman, H.O. dan Brady, N.O., 1989. Ilmu Tanah
mengenai kadar N, P, K tanah, petumbuhan (Terjemahan Sugiman). Bharata Karya
dan produksi terung ungu akibat pemberian Aksara. Jakarta
pupuk kandang ayam dan mulsa pada tanah Foth, H. D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Edisi ke-
Entisol Tondo, maka dapat disimpulkan hal- enam. Diterjemahkan oleh Soenartono
Adisoemarto.Erlangga. Jakarta.
hal sebagai berikut:
1. Pupuk kandang ayam memberikan Halim, A., Solo S.R. Samosir, Sikstus, G., dan
Ambo Ala, 2004.Pengelolaan Mulsa Jerami
berpengaruh sangat nyata terhadap Padi dan Pemupukan Lewat daun dan
peningkatkan kadar N, P, K tanah, Pengaruhnya terhadap Produksi Kedelai di
pertumbuhan dan produksi tanaman Lahan Sawah. J. sains dan Teknologi, April
Terung Ungu (Solanum melongena L). 2004, Vol. 4 No. 1:9- 19,
2. Mulsa serbuk gergaji memberikan Hardjowigeno,S., 1992. Ilmu Tanah. PT. Madiatama
pengaruh yang sangat nyata terhadap Sarana Perkasa. Jakarta
kadar N, P, K tanah, pertumbuhan dan Irianto. 1994. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
produksi tanaman Terung Ungu Bawang Merah pada Tanah Vertisol dengan
(Solanum melongena L). Pemberian Mulsa dan Diairi Secara Berkala.
Tesis. Program Pascasarjana. Universitas
3. Interaksi mulsa serbuk gergaji dengan Padjadjaran. Bandung.
pupuk kandang ayam berpengaruh
Kadarso. 2008. Kajian penggunaan jenis mulsa
sangat nyata terhadap kadar N, P, K terhadap hasil tanaman cabai merah varietas
tanah, petumbuhan dan produksi terung Red Charm. Agros 10:134-139.
ungu (Solanum melongena L). Dosis
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W., 2002. Ilmu
pupuk kandang ayam sebanyak 30 ton Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta
ha-1 dan pemberian mulsa serbuk
Rukmana. 2006. Bertanam Terung. Penerbit
gergaji memberikan pengaruh yang Kanisius. Yogyakarta.
terbaik terhadap variabel amatan
Sarief, S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah
dibandingkan dengan perlakuan Pertanian. Bandung : Pustaka Buana
lainnya.
Soepardi, G., 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut
Saran Pertanian Bogor, Bogor.
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
Sunarjono, H. A., A. Soetasad dan S. Muryanti.
mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan 2003. Budidaya Terung Lokal dan Terung
pupuk kandang ayam dalam meningkatkan Jepang. Penebar Swadaya, Jakarta. 96 hlm.
pertumbuhan dan produksi terung ungu Sutedjo, M., 2002, Pupuk dan Cara Pemupukan.
dengan dosis lebih besar dari 30 ton ha-1 Rhineka Cipta, Jakarta.
sehingga dapat diperoleh dosis yang Thaha, A.R., Widjayanto dan wardah., 1996.
optimum. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kebun
Percontohan Sibalaya Untuk Penggunaan
Lahan Berkelanjutan. Lembaga Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Universitas Tadulako.
Umboh, H. A. 2002. Petunjuk Penggunaan Mulsa.
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Press Bogor.
Badan Pusat Statistik Hortikultura Propinsi
Kalimantan Tengah.2010. Luas Panen,

42

Anda mungkin juga menyukai