Makalah Kelompok 1 Filsafat Ilmu PI-4B
Makalah Kelompok 1 Filsafat Ilmu PI-4B
A. Latar Belakang
B. Pembahasan
1. Pengertian Filsafat Ilmu
Menurut para ahli ada lima pengertian filsafat ilmu yaitu sebagai berikut:
a. Plato
Suatu pengetahuan atau ilmu yang berupaya untu menjadikan pengetahuan sebagai
kebenaran yang asli karena kebenaran itu ada ditangan Tuhan atau milik Tuhan.
b. Aristoteles
Suatu ilmu yang menganut kebenaran, yang didalamnya tercantum ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, dan estetika.
c. Prof.Dr.Fuad hasan
Suatu usaha untuk berfikir yang bersifat radikal, maksutnya mulai dari radiksnya
(sumber atau dasar) suatu penyebab atau gejala, dari akarnya suatu perihal yang
hendak dipermasalahkan.
d. Immanuel kant
Suatu ilmu pokok serta pangkal seluruh ilmu pengetahuan yang mencakup untuk
persoalan yaitu:
1. Metafisika: tentang apa yang bisa kita tahu
2. Etika: tentang apa yang boleh kita kerjakan
3. Antropologi: tentang apa yang dinamakan manusia
4. Agama: tentang harapan kita sampai dimana
e. Rene descartes
Suatu ilmu alam tentang bagaimana alam bener-bener ada
f. Al-kindi
Pengetahuan tentang dasar atau intisari dari suatu hal dalam batas kemampuan
manusia, karena tujuan filsuf dalam berteori adalah pencarian kebenaran
g. Asmoro achmadi (2005:15)
Suatu ilmu yang ada pada manusia dan dibekali suatu kebijaksanaan yang memuat
nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia.
Ringkasan dari beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat
ilmu mengandung pengertian yaitu gabungan dari beberapa pengetahuan yang
diperlukan dalam memahami suatu ilmu yang lain secara baik dan proposional
(seimbang).
b. Objek formal
Pada objek formal yang menjadi objek kajian adalah pengetahuan itu
sendiri, sedangkan pada objek formal yang menjadi fokus kajian adalah bagaimana
subjek mengkaji objek materialnya (pengetahuan). Objek formal filsafat ilmu ini
lebih kearah hakikat dari ilmu, yang lebih memperhatikan kepada problematika
dasar dalam suatu ilmu pengetahuan. Misalnya seperti apasih hakikat dari ilmu
pengetahuan itu ?, darimana sumber pengetahuan itu berasal?, serta apa kegunaan
ilmu pengetahuan itu di dalam kehidupan kita sehari-hari. Objek formal ini
dikatakan sebagai cabang filsafat yang sifatnya khusus, karena pembahasan yang
dikaji lebih spesisfik karena didalamnya membahas terkait landasan
pengembangan ilmu pengetahuan (ontologi, epistimologi, serta aksiologi). 1
Pengkajian yang dilakukan tentunya juga menggunakan pendekatan dan
metode yang sudah tersusun secara sistematis. Pendekatan dan metode tersebut
dapat kita bagi menjadi 3 kelompok, yakni:
1
Ahmad Taufik, Nasution, Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan, ed. 1. (Yogyakarta: Penerbit
Deepublish, 2016), hlm .34.
2
Rohana, Filsafat Ilmu dan Kajiannya (Jakarta: Samudra Alif-Mim, 2021), hlm. 3.
dunia. Dengan kata lain, mampu mendeteksi berbagai masalah dalam lingkup
kehidupan.
c. Sebagai dasar yang paling luas untuk turut berpartisipasi secara kritis dalam
kehidupan berbasis intelektual pada umumnya dan terkhususnya di lingkungan
akademis.
d. Merupakan dasar metodis dan berwawasan secara mendalam dan kritis, agar
saat menghadapi kita lebih bisa berfikir secara rasional dan bersikap lebih
netral.
e. Memberikan wawasan yang lebih luas dan mampu memberikan kemampuan
analitis serta kritis tajam untuk bergaulat dengan berbagai masalah intelektual,
spiritual dan ideologis.
f. Memberikan sebuah pengertian tentang bagaimana cara hidup, pandangan hidup
dan pandangan dunia.
g. Memberikan ajaran terbaik tentang bagaimana bermoral dan beretika yang
berguna dalam kehidupan.
h. Menurut Agraha Suhandi (1989) Menjadikan filsafat sebagai sember dari
inspirasi dan pedoman untuk kehidupannya sendiri, yang mencangkup ekonomi,
politik, hukum dan lain sebagainya.
i. Sedangkan Ismaun (2001) menjelaskan bahwa fungsi dari filsafat ilmu adalah
untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagai konsep serta
teori sesuatu kedisiplinan ilmu dan dapat membekali kemampuan yang
bertujuan untuk membangun teori ilmiah.
Fungsi filsafat yaitu sebagai pemberi nilai terhadap perkembangan ilmu. Hal
ini tentu pernah dijelaskan oleh seorang aksiologi ilmu yang menitik tolakkan pada
pengembangan ilmu yang bersikap etis serta harus dikembangkan oleh seorang
ilmuwan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini dengan
kebenarannya, sehingga suatu saat aktivitas ilmiah senantiasa dikaitkan dengan
berbagai ideologi, kepercayaan yang dianut oleh masyarakat atau bangsa tempat ilmu
itu ditumbuh kembangkan.
Filsafat ilmu sebagai sarana untuk menguji penalaran ilmiah, sehingga orang
akan memiliki pikiran yang kritis terhadap kegiatan ilmiah. Yang artinya, seorang
ilmuwan muslim dituntun harus mempunyai sikap kritis terhadap bidang ilmunya,
sehingga dapat menjauhkan diri dari sikap arogansi yaitu, menganggap bahwa hanya
pendapatnya saja yang benar menurutnya.
3
Rohana, Op.Cit., h.27.
4
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press, 2016), hlm. 6.
perkembangannya, masing-masing ilmu pengetahuan memisahkan diri dari filsafat.
Sebagai induknya ilmu pengetahuan maka filsafat menjadi dasar, perangkai serta
pemersatu, dikarenakan setiap cabang ilmu pengetahuan apabila sampai menemukan
masalah yang fundamental maka akan kembali kepada filsafat.
Setiap ilmu memiliki konsep dan asumsi yang bagi ilmu sendiri tidak perlu
dipersoalkan. Konsep dan ilmu diterima begitu saja tanpa adanya dinilai dan dikritik.
Terhadap ilmu-ilmu khusus, filsafat ilmu secara kritis menganalisa konsep daran dan
memerikasa asumsi dari ilmu yang berguna memperoleh arti dan validitasnya. Jika
konsep ilmu tidak dikuatkan, maka hasil yang dicapai oleh ilmu tidak memiliki
landasan yang kuat.
Didalam perjalanannya, filsafat telah berkembang sedemikian rupa, sehingga
saat ini banyak bermunculan cabang baru dari filsafat yang merupakan mendalami
lebih lanjut dari ilmu pengetahuan, semisal: filsafat arsitektur,filsafat matematik, dll.
Kondisi inilah yang mengakibatkan posisi filsafat yang semula sebagai induk ilmu
pengetahuan berubah menjadi penghubung di antara segala ilmu pengetahuan.
Dengan demikian,sesungguhnya filsafat adalah sebagai system inter-disipliner, atau
penghubung antar ilmu-ilmu yang lain dan menjadi tempat bertemunya bagi cabang-
cabang ilmu pengetahuan.
Interaksi antara ilmu dan filsafat juga mengaitkan suatu tujuan yang lebih jauh
dan terarah. Filsfat juga berusah untuk mengatur hasil dari berbagai ilmu khusus ke
dalam suatu sudut pandang hidup dan sudut pandang yang terintegrasi, menyeluruh
dan konsisten. Secara menyeluruh yang berarti tidak ada satu bidang yang berada
diluar jangkauan filsafat. Secara konsisten berarti uraian kefilsafatan tidak Menyusun
pendapat yang kondradiktif, dan filsafat berusaha untuk Menyusun sudut pandang yan
terintegrasi dalam menjelaskan suatu hal.
a. Filsafat memiliki tujuan untuk memahami hakikat dari suatu objek yang menjadi
kajiannya tetap dipertahankan, tetepai juga informasi atau pengetahuan yang
menunjangnya harus bisa dipertanggung jawabkan tidak hanyak secara logis,
akan tetapi juga secara factual (dialami langsung dalam kehidupan). Oleh karena
itu, filsafat harus mengadakan hubungan dengan ilmu pengetahuan, mengambil
banyak informasi atau teori-teori terbaru dari ilmu pengetahuan dan
mengembangkannya secara filsafati.
b. Filsafat juga bertujuan untuk mempertanyakan nilai dari suatu objek (aksiologi)
tetap dipertahankan. Hal ini dilakukan filsafat terhadap ilmu pengetahuan.
Akibatnya, temuan ilmua yang dinilai tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan (dan
juga ketuhanan), diberi kritik atau dikoreksi, seperti masalah kloning dan
euthanasia. Filsafat memberikan evaluasi dan kritik terhadap dampak moral dan
kemanusiaan kedua masalah tersebut bagi hidup manusia.
c. Filsafat juga melakukan kajian dan kritikan terhadap persoalan-persoalan
metodologi ilmu pengetahuan. Kritik filsafat atas kinerja dan metodologi ilmu
pengetahuan pada prinsipnya juga menguntukan ilmu pengetahuan, dikarenakan
dapat menjernihkan dan membuat ilmu pengetahuan lebih sempurna.
C. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Filsafat ilmu mengandung pengertian yaitu gabungan dari beberapa pengetahuan
yang diperlukan dalam memahami suatu ilmu yang lain secara baik dan
proposional (seimbang). Selain itu filsafat ilmu merupakan Suatu ilmu yang ada
pada manusia dan dibekali suatu kebijaksanaan yang memuat nilai kehidupan
yang sangat diperlukan oleh umat manusia.
2. Objek kajian filsafat ilmu ini dibagi menjadi 2, yaitu objek material dan objek
formal. Pada kedua objek ini memiliki perbedaan, namun tidak terlalu signifikan
karena ilmu itulah sebenarnya kajian yang dikaji oleh filsafat ilmu. Objek
material filsafat ilmu itu adalah pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan tersebut
telah diuji dan disusun secara teratur (sistematis) menggunakan metode ilmiah
yang telah ditetapkan dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan di kemudian hari.
Pada objek material ini ada 3 gejala yang menonjol, yakni manusia, dunia, dan
akhirat. Sedangkan yang menjadi objek kajian adalah pengetahuan itu sendiri,
sedangkan pada objek formal yang menjadi fokus kajian adalah bagaimana
subjek mengkaji objek materialnya (pengetahuan). Objek formal filsafat ilmu ini
lebih kearah hakikat dari ilmu, yang lebih memperhatikan kepada problematika
dasar dalam suatu ilmu pengetahuan. Pengkajian yang dilakukan tentunya juga
menggunakan pendekatan dan metode yang sudah tersusun secara sistematis.
Pendekatan dan metode tersebut dapat kita bagi menjadi 3 kelompok, yakni:
pendekatan deduktif, induktif dan Penggabungan antara pendekatan deduktif dan
induktif (mix method), pendekatan ini biasanya digunakan untuk melakukan
penelitian Tindakan.
3. Mempelajari filsafat ilmu ini memiliki banyak fungsi yang bisa didapatkan yaitu:
Untuk membantu mendalami pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu atau asasi
manusia, Sebagai kritik ideologi, yang artinya memiliki kemampuan
menganalisis secara terbuka dan kritis, Memberikan wawasan yang lebih luas dan
mampu memberikan kemampuan analitis serta kritis tajam untuk bergaulat
dengan berbagai masalah intelektual, spiritual dan ideologis, serta Memberikan
ajaran terbaik tentang bagaimana bermoral dan beretika yang berguna dalam
kehidupan.
4. Berfilsafat mendorong kita untuk mengetahui apa yang sudah kita ketahui dan
apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat yakni sikap kita rendah hati dengan
menyadari bahwa semuanya yang kita ketahui masihlah sangat jauh yang seolah
tidak terbatas. Demikian juga berfilsafat yang berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian untuk berkata jujur apa adanya, seberapa jauh kebenaran yang telah
kita jangkau. Didalam perjalanannya, filsafat telah berkembang sedemikian rupa,
sehingga saat ini banyak bermunculan cabang baru dari filsafat yang merupakan
mendalami lebih lanjut dari ilmu pengetahuan, semisal: filsafat arsitektur,filsafat
matematik, dll. Interaksi antara ilmu dan filsafat juga mengaitkan suatu tujuan
yang lebih jauh dan terarah. Ada empat macam pembagian pengetahuan manusia
menurut tingkatnya sebagai berikut: Pengetahuan biasa atau pengetahuan pra-
ilmiah, Pengetahuan ilmiah atau ilmu (scince), Pengetahuan kefilsafatan atau
berfilsafat, dan Pengetahuan keagamaan.
D. Daftar Pustaka
Achmadi, Asmoro. (2005). Filsafat umum, Depok : Raja Grafindo Persada
Rehayati, Rina. (2017). Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan. Riau: CV Asa Riau.
Suaedi. (2016). Pegantar ilmu filsafat. Kampus IPB Press Taman Kencana. Bogor:
Indonesia.