Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ulunnuha

P-ISSN : 2086-3721 E-ISSN: 2865-6050


Vol. 11 No.2 /Desember 2022

AL-QUR’AN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL:


STUDI LIVING QUR’AN PADA MASYARAKAT
PROBOLINGGO JAWA TIMUR

Abd. Basid
Universitas Nurul Jadid Probolinggo
E-mail: abd.basid@unuja.ac.id

Lailatul Fitriyah Hadi


Universitas Nurul Jadid Probolinggo
E-mail: lfitriyah885@gmail.com

Abstract
The Qur’an plays an important role in the life of Muslims. In daily life, Muslims
cannot be separated from interaction with the Qur’an. Therefore, the interaction
was well received by the community, not least in Sentulan Village, Banyuanyar
District, Probolinggo Regency, East Java. The acceptance of the Sentulan Village
community towards the Qur’an is manifested in a tradition, which is what Ustadz Ali
Fiqri did by using the verses of the Qur’an as a medium of treatment, which later
became the focus of this research. This research uses qualitative methods and is
included in field research. The approach used is a phenemological approach, which
aims to reveal the meaning inherent in the reception of the Qur’an by the community
in Sentulan Village. Collecting data through literature and interviews with Ustadz
Ali Fiqri and patients. The final results of this study indicate that the traditional
treatment carried out by Ustadz Ali Fiqri in Sentulan Village, both medical and non-
medical diseases, using the media of bidara leaves, coconut, turmeric, garlic, water
and eggs and reading the verses of the Qur’an that then termed the verses of syifa’.
The syifa’ verses in question are (Q.S. Al-Fatihah (1): 1-7, Q.S. Al-Baqarah (2):
102, Q.S. Yunus (10) 81, Q.S. Jin (72): 3, Q.S. Al-Hasyar (59): 21, Q.S. Al-Syu’ara’
(26): 51, and Q.S. Yasin (36)).

Keywords: Living Qur’an; syifa’ verse; Sentulan

Abstrak
Al-Qur‘an berperan penting bagi kehidupan umat Islam. Dalam keseharian, umat
Islam tidak lepas dari interaksi dengan Al-Qur‘an. Karenanya, interaksi tersebut
diterima dengan baik oleh masyarakat, tidak terkecuali di Desa Sentulan Kecamatan
Banyuanyar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Penerimaan masyarakat Desa
Sentulan terhadap Al-Qur‘an terwujud dalam sebuah tradisi yaitu seperti yang
dilakukan oleh ustaz Ali Fiqri dengan menggunakan ayat Al-Qur‘an sebagai media
pengobatan, yang kemudiana menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan termasuk dalam penelitian lapangan.
Pendekatan yang digunakan berupa pendekatan fenemologi, yang bertujuan untuk
mengungkap makna yang melekat dalam resepsi Al-Qur‘an oleh masyarakat di Desa
Sentulan. Pengumpulan datanya melalui pustaka dan wawancara dengan ustaz Ali
Fiqri dan para pasien. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa pengobatan

95
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

tradisional yang dilakukan ustaz Ali Fiqri di Desa Sentulan, baik penyakit medis dan
non medis, menggunakan media daun bidara, kelapa, kunyit, bawang putih, air dan
telur dan pembacaan ayat-ayat Al-Qur‘an yang kemudian diistilah dengan ayat-ayat
syifa’. Ayat-ayat syifa‘ yang dimaksud adalah (Q.S. Al-Fatihah (1): 1-7, Q.S. Al-
Baqarah (2): 102, Q.S. Yunus (10) 81, Q.S. Jin (72): 3, Q.S. Al-Hasyar (59): 21,
Q.S. Al-Syu‘ara‘ (26): 51, dan Q.S. Yasin (36)).

Kata Kunci: Living Qur’an; Ayat Syifa’; Sentulan

PENDAHULUAN Agar menjadi pedoman dan


Al-Qur‘an merupakan wahyu petunjuk, Al-Qur‘an tidak cukup
yang diterima oleh Nabi Muhammad dengan dibaca, tapi juga harus
saw. yang datangnya dari Allah swt. dipahami maknanya dan
dan menjadi petunjuk serta pedoman mengaplikasikannya ke dalam
bagi umat manusia dalam kehidupan kehidupan kita sehari-hari, karena pada
sehari-hari.1 Menurut Abdullah Darraz, dasarnya Al-Qur‘an merupakan kitab
seperti yang dikutip Quraish Shihab, suci yang berisi ajaran-ajaran teologis
bahwa Al-Qur‘an ibarat permata yang dan sosial yang berfungsi untuk
pancaran cahayanya bisa berbeda menuntun manusia ke jalan yang lurus.
hasilnya antara satu pembaca dengan Hanya saja, ketika Al-Qur‘an
pembaca lainnya. Antara satu pembaca dikonsumsi oleh publik, kitab tersebut
dengan pembaca lainnya bisa mengalami pergeseran paradigma
menghasilkan penafsiran berbeda sehingga diperlakukan, diimplementasi,
karena sudut pandang dan cara dan diekspresikan berbeda-beda sesuai
membacanya berbeda. Mengulang- dengan pengetahuan dan keyakinan
ulang membaca ayat Al-Qur‘an bisa masing-masing.3
menimbulkan penafsiran baru, Praktik dari interaksi
pengembangan gagasan, dan masyarakat dengan Al-Qur‘an tersebut
menambah kesucian jiwa serta menjadi pedoman dalam kehidupan
ketenangan batin. Al-Qur‘an dengan masyarakat Islam—tidak terkecuali di
kebenaran mutlaknya menjadi sumber Indonesia. Al-Qur‘an telah menjadi
ajaran Islam dan berfungsi untuk bagian dari aktivitas kehidupan sehari-
memberikan kesejahteraan dan hari. Ia bukan hanya sebatas bacaan
kebahagiaan bagi umat Islam, wajib bagi umat Islam, tetapi juga
kedudukannya sebagai kitab suci untuk memenuhi segala bentuk
memberikan sumber motivasi, inspirasi kebutuhan umat Islam dalam
dan sumber dari berbagai macam kehidupannya. Al-Qur‘an bukan hanya
sumber hukum yang ada.2 teks yang terbaca, namun juga teks
yang dijadikan sebagai medium
1 (wasilah) untuk menuju sesuatu yang
Thoriqotul Faizah, ―Interacting With
The Qur‘an In Pandemic Times: The Study Of
3
Living The Qur‘an At Pondok Pesantren,‖ Destira Anggi Zahrofani and Moh
Mushaf: Jurnal Tafsir Berwawasan Alwy Amru Ghozali, ―Kajian Living Qur‘an:
Keindonesiaan 2, no. 1 (2021): 74–102, Tradisi Pembacaan Surah Al-Kahfi Di Pondok
https://doi.org/10.33650/mushaf.v2i1.3335. Pesantren Putri Al-Ibanah,‖ in Proceeding of
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al- The 2ndConference on Strengthening Islamic
Qur’an: Tafsir Mawdhu’i Atas Berbagai Studies in the Digital Era (Ponorogo: Fakultas
Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 2000). Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, 2022), 74–89.

96
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

dinginkan, termasuk dalam ranah maupun tidak langsung bersumber dari


pengobatan, penenang jiwa, penangkal spirit Al-Qur‘an. Hal itu ditunjukkan
sihir, dan lain sebagainya. Bagi dengan adanya salah satu praktik yang
masyarakat Islam, Al-Qur‘an mendarah daging di tengah masyarakat
memberikan keberkahan bagi sejak masa awal Islam. Sejak saat itu
kehidupan mereka. Dalam konteks ini, Al-Qur‘an digunakan sebagai media
Farid Esack berpendapat bahwa untuk mengobati penyakit, mengusir
komunitas muslim tidak bisa lepas dari setan dan jin, tolak bala juga
Al-Qur‘an karena Al-Qur‘an kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seperti
menempati fungsi yang penting dalam pembacaan ayat-ayat tertentu yakni
kehidupan mereka.4 pembacaan Al-Fātiḥah, Ayat Kursi,
Al-Qur‘an dapat hidup dan Yāsin, al-Wāqi‘ah, dan lain sebagainya
menjadi dasar praktik kegiatan yang yang betujuan untuk kepentingan dan
dibutuhkan serta tetap hidup dalam tujuan tertentu.7
aspek-aspek kebutuhan hidup Allah swt. memberikan cobaan
masyarakat atau dikenal sebagai living kepada makhluknya dengan tujuan
qur’an.5 Artinya, keberadaan living supaya kita lebih mendekatkan diri
qur’an akan mendorong kepada kepadanya, salah satunya diberikan
masyarakat dalam menghidupkan ayat- rasa sakit agar kita bisa mengetahui
ayat Al-Qur‘an terhadap unsur konteks nikmat dan manisnya sehat dan supaya
kebudayaan di masyarakat agar bisa kita bisa lebih bersyukur. Banyak
diamalkan sesuai kebutuhan.6 masyarakat muslim ketika mendapat
Selain itu, umat Islam juga ujian berupa sakit yang tidak kunjung
memiliki kepercayaan bahwasanya Al- sembuh, sekalipun sudah
Qur‘an merupakan kitab suci yang mengkonsumsi berbagai obat, namun
memiliki fungsi sebagai informatif setelah melakukan praktik
maupun performatif sehingga melalui menggunakan wasilah Al-Qur‘an
elaborasi keduanya melahirkan praktik- sebagai media penyembuhan, banyak
praktik keagamaan yang secara dari mereka yang mendapatkan
langsung bersumber dari Al-Qur‘an kesembuhan dan mengaku mendapat
keberkahan Al-Qur‘an, rahmat, dan
4 ampunan dari Allah swt. yang maha
Farid Esack, The Qur’an: A Short
Introduction (London: Oneworld Publication, mengetahui semua keadaan
2002). makhluknya.8
5
Masuphi Cheteh, ―Penggunaan Ayat
7
Al-Qur‘an Sebagai Media Pengobatan (Studi Luthviyah Romziana et al., ―Santri
Living Qur‘an Pada Praktik Pengobatan Ustadz Reception Against Samadiyah Recitation To
Ismail Di Kampung Meanea Provinsi Free The Corpse From The Torment Of The
Narathiwat Thailand)‖ (Institut Agama Islam Grave,‖ Mushaf: Jurnal Tafsir Berwawasan
Negeri Jember, 2020). Keindonesiaan 2, no. 2 (2022): 1–19,
6
Rifqatul Husna, Alnafa Dita Setiarni, https://doi.org/http://doi.org/10.33650/mushaf.
and Anna Wasilatul Bariroh, ―Program v2i2.3306.
8
Majelisan Dalam Meningkatkan Kualitas Najiburrohman and Fitriyatul Hasanah,
Hafalan (Studi Living Qur‘an Di Pusat ―Student Reception On The Implementation Of
Pendidikan Ilmu Al-Qur‘an Pondok Pesantren One Day One Page: Study Living Qur‘an At
Nurul Jadid Paiton Probolinggo),‖ Hamalatul Pondok Pesantren,‖ Murhaf: Jurnal Tafsir
Qur’an: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Qur’an 2, no. 2 Berwawasan Keindonesiaan 2, no. 2 (2022):
(2021): 37–45, 43–59,
https://doi.org/10.37985/hq.v2i2.19. https://doi.org/10.33650/mushaf.v2i2.3351.

97
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

Ketika seperti itu, Al-Qur‘an ustaz Ali Fiqri dengan segala hal yang
menjadi salah satu media untuk berhubungan dengan pengobatannya
menyembuhkan segala penyakit baik menggunakan ayat Al-Qur‘an terbukti
jasmani maupun rohani. Dengan sangat bermanfaat bagi kaum muslimin
menggunakan Al-Qur‘an sebagai obat khususnya di Desa Sentulan sendiri.
merupakan sesuatu yang telah Berdasarkan latar belakang di
dianjurkan oleh syari‘at.9 atas, peneliti tertarik untuk meneliti
Hal di atas, selaras dengan Q.S. pengobatan yang dilakukan oleh ustaz
Al-Isra‘ (17): 82: Ali Fiqri. Penelitian ini hendak
ٌ‫ؤََُٕصِّيُ َِٓ اٌْ ُم ِسٰاِْ َِب ُ٘ىَ شِفَبۤءٌ وَّزَحَِّت‬ menganalisa masyarakat di Desa
Sentulan Kecamatan Banyuaayar
‫ٌٍُِِّّْؤِ َُِِِٕٓۙ وٌََب َصَِِ ُد اٌظٍُِِِّٰ َٓ اٌَِّب خَعَبزّا‬ Kabupaten Probolinggo, bagaimana
ustaz Ali Fiqri menggunakan ayat Al-
―Dan Kami turunkan dari Al-Qur‘an Qur‘an sebagai media penyembuhan
(sesuatu) yang menjadi penawar dan dan efek penggunaannya di Desa
rahmat bagi orang yang beriman, Sentulan Kecamatan Banyuanyar
sedangkan bagi orang yang zalim (Al- Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa
Qur'an itu) hanya akan menambah Timur?
kerugian‖. Dalam lingkup kajian living
Ayat di atas, menjadi dasar qur’an, penelitian ini sebetulnya
pengetahuan bahwa Al-Qur‘an benar- bukanlah penelitian yang sama sekali
benar berfungsi sebagai rahmat dan baru. Beberapa penelitian sebelumnya
penawar (obat). Fenomena yang terjadi perihal living qur’an telah dibahas oleh
di masyarakat baik yang bersumber beberapa peneliti sebelumnya, baik
dari mitos maupun data, membuktikan secara teoritis maupun secara praksis,
kemanjuran Al-Qur‘an sebagai obat namun dari segi objek dan materi
telah dibuktikan oleh banyak orang, pengobatannya bisa dipastikan belum
salah satunya seperti yang dilakukan ada yang membahasnya.
praktisi pengobatan tradisional di Desa Penelitian yang terkait dengan
Sentulan Kecamatan Banyuanyar penelitian ini, beberapa diantaranya
Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, seperti penelitian tugas akhir kampus di
yaitu ustaz Ali Fiqri dengan IAIN Tulungagung yang dilakukan
menggunakan media pembacaan ayat- oleh Ainiyah, Luthfiatul dengan judul
ayat Al-Qur‘an ketika mengobati ―Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur‘an
pasien yang datang kepadanya. Ustaz Sebagai Pengobatan (Studi Living
Ali Fiqri dalam mengobati pasien tidak Qur‘an Praktik Ruqyah Oleh Jam‘iyyah
hanya mengobati sakit fisik saja, tetapi Ruqyah Aswaja Tulungagung. Dalam
juga penyakit rohani, dengan mengajak penelitian tersebut, Luthviyatul
pasien untuk mebaca Al-Qur‘an, meneliti praktik pengobatan di
berzikir, dan praktik-praktik lainnya. Jam‘iyah Ruqyah Aswaja (JRA) yang
Proses dan praktik yang dilakukan ada di Tulungagung.
Penelitian sejenis juga
9
Cheteh, ―Penggunaan Ayat Al-Qur‘an dilakukan oleh Umar Latif dengan
Sebagai Media Pengobatan (Studi Living judul penelitian; ―Al-Qur‘an Sebagai
Qur‘an Pada Praktik Pengobatan Ustadz Ismail Sumber Rahmat dan Obat Penawar
Di Kampung Meanea Provinsi Narathiwat (Syifa’) bagi Manusia‖. Penelitian ini
Thailand).‖

98
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

Umar Latif mengungkapkan bahwa Al- merupakan karunia yang selayaknya


Qur‘an sebagai rahmat dan obat dipelajari dan dipahami oleh kita
penawar bagi manusia terletak pada sebagai umat muslim agar benar-benar
pemahaman manusia terhadap memiliki fungsi bukan hanya sebagai
kandungan ayat-ayatnya. Kesiapan bahan bacaan belaka.
manusia atas kebenaran ayat Al-Qur‘an Dari beberapa penelitian di atas,
dan penolakannya. Hal itu dianggap belum ada yang fokus penelitiannya
sebagai bentuk rahmat dan obat sama seperti yang akan dibahas di sini.
penawar. Umar Latif hanya membahas Jika Lutfiatul fokus pada praktik
mengenai kandungan makna Al-Qur‘an pengobatan di Tulugangung dan
tanpa menyinggung praktik yang lokusnya di JRA Tulungangung, maka
dilakukan masyarakat yang menjadikan penelitian ini lokusnya di Probolinggo
Al-Qur‘an sebagai obat dalam wilayah dan bentuk praktiknya bukan di sebuah
praksis. lembaga dan isi praktiknya tidak sama
Tradisi living qur’an yang dengan JRA. Jika Latif lebih fokus
menjadikan ayat Al-Qur‘an sebagai pada korelasi Al-Qur‘an sebagai
alternatif juga dibahas oleh Ahmad rahmat dan syifa’ secara umum, tanpa
Farhan dalam jurnal penelitiannya batas pada surah atau ayat tertentu,
dengan judul peneltian; ―Living Al- maka penelitian ini fokus pada ayat-
Qura‘an sebagai Metode Altrnatif ayat syifa‘ dan objeknya jelas, yaitu di
dalam Studi Al-Qur‘an‖. Dalam Sentulan Probolinggo. Jika Farhan
penelitian tersebut Ahmad Farhan lebih fokus pada teori dan penggunaan
menjelaskan bahwa kajian Al-Qur‘an dari metode living qur’an, maka
tidak selalu fokus pada teks Al-Qur‘an, penelitian ini merupakan praktik dari
namun bisa meluas sampai pada teori living qur’an yang ada di Sentulan
fenomena sosial yang terkait dengan Probolinggo. Selanjutnya, jika Cheteh
keberadaan Al-Qur‘an di tengah fokus pada Al-Qur‘an sebagai syifa’
masyarakat yang sering disebut dengan tanpa fokus pada ayat tertentu, maka
living qur’an, yaitu menghidupkan Al- penelitian ini fokus pada ayat tertentu
Qur‘an di kehidupan sehari-hari. yang oleh ustaz Ali Fiqri diistilah
Singkatnya, penelitian tesebut hanya sebagai ayat syifa’.
meneliti metodologi penelitian dengan Dengan demikian, menjadi
living qur’an. sangat jelas, bahwa penelitian ini
Selain itu, penelitian sejenis memiliki perbedaan dari sisi atau objek
juga dibahas di dalam skripsi yang dan materi, sehingga dapat disimpulkan
ditulis oleh Masuphi Cheteh dengan bahwa penelitian ini dapat dijadikan
judul skripsi; ―Penggunaan Ayat Al- pembahasan yang relevan, acuan untuk
Qur‘an Sebagai Media Pengobatan‖. penelitian selanjutnya.
Dalam skripsi tersebut dijelaskan
bahwa Al-Qur‘an mempunyai banyak METODE PENELITIAN
manfaat selain pengobatan, juga Metode penelitian yang
sebagai motivasi kepada masyarakat digunakan dalam penelitian ini adalah
Islam pada khususnya untuk menyadari metode kualitatif dan termasuk dalam
sebenar-benarnya bahwa kebaikan penelitian lapangan (field reseacrh)
yang Allah swt. berikan lewat degan menggunakan beberapa teknik
petunjuknya, yaitu Al-Qur‘an pengumpulan data diantaranya;

99
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

wawancara (interview) dan Al-Qur‘an di sebuah kelompok muslim


dokumentasi. Sedangkan pendekatan tertentu, menunjukkan bahwasanya Al-
yang digunakan dalam penelitian ini Qur‘an tetap hidup di tengah-tengah
adalah pendekatan fenemologi, yang masyarakat. Hal itulah yang kemudian
bertujuan untuk mengungkap makna biasa dikenal dengan sebutan dan
yang melekat dalam resepsi Al- istilah living qur’an.
Qur‘an10 oleh masyarakat di Desa Istilah living Qur’an sering kali
Sentulan Kecamatan Banyuanyar diartikan sebagai ―Al-Qur‘an yang
Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa hidup‖ dan kata living sendiri diambil
Timur. Penelitian ini dilakukan pada dari bahasa Inggris yang dapat
tanggal 2 Mei sampai 16 Juli 2022. memiliki arti ganda. Arti pertama yaitu
―yang hidup‖ dan arti kedua yaitu
PEMBAHASAN DAN HASIL ―menghidupkan‖ atau yang dalam
bahasa Arab biasa disebut dengan
Terminologi Living Qur’an istilah al-hay dan ihya’. Dengan
Al-Qur‘an merupakan kitab demikian, secara bahasa living Qur’an
suci umat Islam yang dijadikan merupakan penggabungan dari dua kata
tuntunan dalam mengarungi kehidupan yang berbeda yaitu living yang berarti
di muka bumi. Mereka meyakini Al- hidup dan Qur’an yang merupakan
Qur‘an merupakan firman Allah swt. kitab suci bagi umat Islam yang secara
yang diwahyukan kepada Nabi istilah dapat dikatakan bahwa living
Muḥammad saw. dan membacanya Qur’an merupakan teks Al-Qur‘an
merupakan ibadah yang dijanjikan yang hidup dalam masyarakat. Dengan
pahala. Membaca Al-Qur‘an kata lain, living Qur’an adalah studi
merupakan cara umat Islam untuk tentang Al-Qur‘an tetapi tidak berfokus
berkomunikasi dengan Tuhannya. Oleh pada eksistensi tekstual. Melainkan
karena itu, Islam sangat menganjurkan studi tentang fenomena sosial yang
umat Islam agar selalu membaca, muncul dari kehadiran dalam wilayah
menelaah, mempelajarinya, dan juga dan masa tertenu.12
mengamalkannya.11 Dalam sejarahnya istilah living
Dari berbagai macam peristiwa Qur’an berawal dari fenomena qur’an
sosial yang berkaitan dengan kitab suci in everyday life yang dipahami sebagai
Al-Qur‘an yang rill dialami dan
10
Musolli, Ach. Zayyad, and Ika dipahami umat muslim, seperti praktik
Maziyah, ―Living Qurán Tradisi Islam memfungsikan Al-Qur‘an di luar
Nusantara: Kajian Terhadap Pelet Betteng Pada teksnya, dengan kata lain memahami
Masyarakat Probolinggo,‖ Jurnal Islam Al-Qur‘an yang tidak hanya fokus pada
Nusantara 05, no. 01 (2021): 37–51,
https://doi.org/10.33852/jurnalin.v5i2.287; Sri teks an sih, tetapi lebih dari itu juga
Chalida, ―Tradisi Pembacaan Surat Al-Waqi‘ah karena beranggapan adanya keutamaan
Dan Surat Al-Mulk Di Pondok Pesantren
Mambaul Hikam Ii Karanggayam Blitar Jawa
Timur,‖ Jurnal Ulunnuha 7, no. 1 (2018): 105–
15, https://doi.org/10.15548/ju.v7i1.242.
11
Ahmad Fawaid, ―Filologi Naskah
Tafsîr Bi Al-Imlâ‘ Surat Al-Baqarah Karya
12
Kyai Zaini Mun‘Im,‖ Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Romziana et al., ―Santri Reception
Al-Qur’an Dan Hadis 20, no. 2 (2019): 143– Against Samadiyah Recitation To Free The
62, https://doi.org/10.14421/qh.2019.2002-02. Corpse From The Torment Of The Grave.‖

100
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

(fadhilah) pada ayat-ayat Al-Qur‘an Al-Qur‘an difungsikan sebagai


tertentu.13 bagian dari tindakan sehari-hari lebih
disebabkan karena adanya praktik
Tradisi Living Qur’an di Sentulan: pemaknaan Al-Qur‘an yang tidak
Al-Qur’an Sebagai Media mengacu pada pemahaman atas pesan
Pengobataan tekstualnya, tetapi berlandaskan
Dalam sejarah Islam, anggapan adanya fadilah (keutamaan)
pengobatan menggunakan media ayat- dari unit-unit tertentu dan teks Al-
ayat Al-Qur‘an sebagai ruqyah Qur‘an bagi kepentingan praksis
sekaligus doa telah ada sejak zaman kehidupan keseharian umat. Al-Qur‘an
para sahabat dan Nabi Muhammad memenuhi banyak fungsi dalam
saw. Dalam kitab hadis tercatat bahwa kehidupan muslim, sebagai pembela
para sahabat Nabi Muhammad saw. kaum tertindas, pengontrol tindakan
pernah menggunakan surah Al-Fatihah zalim, penyemangat perubahan,
dan Al-Ikhlas sebagai ruqyah untuk penentereman hati, obat (syifa’) dan
mengobati penyakit yang disebabkan lainnya.15
sengatan hewan berbisa hingga Dalam pandangan Islah
sembuh, bahkan mereka meminta Gusmian, seperti yang dikutip oleh M
bayaran dari ruqyah tersebut dan Cheteh, living qur’an jika ditinjau dari
membaginya juga kepada Nabi sisi sosial budaya masuk dalam salah
Muhammad saw. Demikian pula Nabi satu wilayah kajian tekstualitas Al-
Muhammad saw. juga me-ruqyah Qur‘an. Al-qur‘an diyakini sebagai
dirinya sendiri ketika sakit demam mantra dan wirid yang bisa menjadi
dengan bacaan surah-surah sarana pengobatan penyakit atau
almuawwidhatain (Al-Falaq dan Al- membentuk kekuatan magic.16
Nas). Dari para sahabat hingga tabi’in Desa Sentulan, sebagai desa di
dan tabi’it tabi’in, ruqyah pelosok gunung yang mayoritas
menggunakan ayat-ayat Al-Qur‘an penduduknya muslim mempunyai
telah digunakan dan dipraktikkan interaksi yang sangat bagus dengan Al-
sedemikian rupa serta berkembang pula Qur‘an, dibuktikan dengan sikap dan
dalam berbagai macam ayat yang persepsi yang semuanya harus
digunakan sebagai media pengobatan bersandar kepada Al-Qur‘an. Dengan
penyakit seiring dengan perkembangan kata lain, apa pun masalah yang
zaman dan penyakit-penyakit baru mereka hadapai, solusinya ada pada Al-
yang terdeteksi. Ruqyah adalah metode
penyebuhan dengan cara membacakan The Study Of Living Qur‘an,‖ Mushaf: Jurnal
sesuatu pada orang yang sakit akibat Tafsir Berwawasan Keindonesiaan 2, no. 1
(2021): 163–87,
dari ain, sengatan hewan berbisa, sihir, https://doi.org/10.33650/mushaf.v2i1.3344.
rasa sakit, gila, kerasukan dan 15
Abd Basid, ―Peningkatan Tarif Hidup
gangguan jin.14 Layak Melalui Produktivitas Bekerja Perspektif
Al-Qur‘an,‖ Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an
Dan Hadis 12, no. 21 (2020): 174–92,
13
M. Mansyur et al., Metodologi https://doi.org/10.14421/qh.2020.2101-09.
16
Penelitian Living Qur’an Dan Hadis, I Cheteh, ―Penggunaan Ayat Al-Qur‘an
(Yogyakarta: Teras, 2007). Sebagai Media Pengobatan (Studi Living
14
Muhammad Ardianto, ―The Concept Qur‘an Pada Praktik Pengobatan Ustadz Ismail
Of Jin And Ruqyah According To The Di Kampung Meanea Provinsi Narathiwat
Komunitas Keluarga Besar Ruqyah Aswaja: Thailand).‖

101
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

Qur‘an. Rata-rata penduduknya lancar Ustaz Ali Fiqri lahir di


membaca Al-Qur‘an, sekalipun cara Probolinggo pada tanggal 17 Januari
belajarnya dan mengajarnya dengan 1981, tepatnya di Desa Sentulan Dusun
fasilitas seadanya dan sesederhana Pelle. Ia dikenal sebagai ustaz
mungkin. sekaligus juru kunci. Ia mempunyai
Al-Qur‘an diterima oleh ilmu pengobatan dari genetik keturunan
masyarakat di Desa Sentulan sebagai dari kakeknya. Namun setelah
sarana dalam pengobatan. Terminologi kakeknya meninggal, sejak 50 tahun
ini secara jelas menggambarkan bahwa yang lalu, ia mengembangkan ilmunya
masayarakat di Desa Sentulan dengan cara mengikuti organisasi
meresepsi Al-Qur‘an melalui ruqyah Aswaja. Menurutnya, siapapun
tindakannya. Tindakan ini masuk bisa menggunakan ilmu tersebut
dalam kategori resepsi Al-Qur‘an, dengan syarat memiliki niat yang baik,
yakni sikap dari satu komunitas untuk bersungguh-sungguh dan bisa
memberikan makna terhadap apa yang membaca Al-Qur‘an. Kemudian beliau
ia pahami terhadap Al-Qur‘an, secara perseorangan membuka diri
sehingga mereka dapat memberikan untuk mengamalkan sedikit ilmu yang
reaksi dan tanggapan atas pemahaman sudah beliau miliki untuk membantu
tersebut. Meskipun pada dasarnya atau mengobati khalayak masyarakat
resepsi adalah satu respon yang terutama di Desa Sentulan hingga
dihasilkan seseorang dalam memahami masyarakat luas sampai saat ini.
sastra, akan tetapi respon ini juga Praktik pengobatan ustaz Ali Fiqri ini
dihasilkan pada saat seseorang murni menggunakan ayat-ayat Al-
memahami Al-Qur‘an. Hal ini Qur‘an pilihan serta ditambah dengan
disebabkan karena teks sastra (Al- menggunakan selawat syifa’. Pada
Qur‘an) tidak dapat ditemukan praktiknya jika pengobatan dilakukan
signifikansi maknanya kecuali ia telah kepada pasien yang sakit perut, beliau
dipahami (dibaca).17 membacakan surah Al-Fatihah dengan
Tradisi living Qur’an yang percaya kepada Allah swt. bahwa surah
terjadi di Desa Sentulan salah satunya tersebut sebagai penawar rasa sakitnya.
yaitu penggunaan ayat Al-Qur‘an Selain itu, ia juga menggunakan media
sebagai pengobatan, yang masyarakat lain seperti daun bidara, kelapa, kunyit,
fahami sebagai pengobatan tradisional. bawang putih, air dan telur. Apa yang
Dalam pengobatan tradisional tersebut dilakukan oleh ustaz Ali Fiqri ini sesuai
menggunakan bahan-bahan alami dan dengan perintah Allah swt. dalam
dilakukan oleh ustaz Ali Fiqri, lelaki firmannya, Q.S. Al-Isra‘ (17): 82:
asli kelahiran Desa Sentulan.
ٌ‫ؤََُٕصِّيُ َِٓ اٌْ ُم ِسٰاِْ َِب ُ٘ىَ شِفَبۤءٌ وَّزَحَِّت‬
Prosesi dan Langkah Pengobatan
Ustaz Ali Fiqri
‫ٌٍُِِّّْؤِ َُِِِٕٓۙ وٌََب َصَِِ ُد اٌظٍُِِِّٰ َٓ اٌَِّب خَعَبزّا‬
‖Dan Kami turunkan dari Al-Qur‘an
sesuatu yang menjadi penawar dan
17 rahmat bagi orang-orang yang beriman
Luthfiatul Ainiyah, ―Penggunaan
Ayat-Ayat Al-Qur‘an Sebagai Pengobatan dan Al-Quran itu tidaklah menambah
(Studi Living Qur‘an Praktik Ruqyah Oleh kepada orang-orang yang zalim selain
Jam‘iyyah Ruqyah Aswaja Tulungagung)‖ kerugian‖.
(IAIN Tulungagung, 2019).

102
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

sihir dan santet, tapi penyakit medis


Allah swt. sudah menganjurkan pun bisa juga disembuhkan dengan
kita sebagai umat Islam untuk ruqyah—dengan izin Allah swt.
menyelesaikan setiap penyakit itu Rasulullah saw. pun pernah
dengan Al-Qur‘an. Jika setelah berobat melakukannya. Apapun jenis
dengan Al-Qur‘an ternyata masih penyakitnya, baik medis, non medis,
belum sembuh, maka salah satu bentuk ataupun psikis, semuanya bisa
ikhtiar lainnya dengan pergi ke dokter disembuhkan, yang penting yakin
atau lainnya. bahwa Allah swt. yang menyembuhkan
Menyikapi praktik pengobatan dengan Al-Qur‘an sebagai obatnya‖.
dengan menggunakan ayat Al-Qur‘an, Ustaz Ali Fiqri menyampaikan
ustaz Ali Fiqri, ketika diwawancarai, bahwa pintu masuk penyakit itu adalah
berpendapat dan berkeyakinan bahwa berasal dari pikiran. Ketika diobati
ia meletakkan Al-Qur‘an di atas segala- ustaz Ali Fiqri banyak pasien yang
galanya, baik ketika mengobati dirinya mengalami banyak perubahan yang
sendiri maupun ketika mengobati orang drastis. Banyak dari pasien yang yang
lain. Akan hal ini, secara pribadi ustaz merasa lega ketika selesai diruqyah.
Ali Fiqri bercerita bahwa sekalipun Pikirannya menjadi plong. Jika
menderita sakit, sampai saat ketika penyakit medis, ustaz Ali Fiqri
penelitian ini dilakukan, ia belum menggunakan ayat-ayat syifa’ dan
pernah merasakan obat dari dokter. Hal selawat syifa’.
itu karena ia meletakkan Al-Qur‘an di Ayat-ayat yang sering dipakai
atas segala-galanya. Hematnya, ilmu ustaz Ali Fiqri, yang kemudian
yang ia dapat berasal dari genetik dari diistilahkan dengan ayat-ayat syifa’,
kakeknya, kemudian ia kembangkan jika pasien terkena gangguan jin
sendiri untuk memberikan manfaat bagi memakai surah Al-Baqarah (2): 102:
orang lain dengan mengikuti organisasi
ruqyah JRA (Jam‘iyyah Ruqyah
ِ ٍُِْ ًٍَٰ‫وَاحَّبَعُىِا َِب حَخٍُِىا اٌشَُّٰطُُِِٓ ع‬
‫ه‬
Aswaja).
Lebih jauh tentang praktik
َِّٓ‫ظٍََُُِّٰٓ ۙ وََِب وَ َفسَ ظٍَُُُِّٰٓ وَ ٌٰى‬
pengobatan yang dilakukan ustaz Ali
Fiqri, ketia ia sedang mengobati pasien,
َ‫اٌعحِس‬ ِّ َ‫اٌشَُّٰطَُِِٓ وَ َفسُوِا َُعٍَُِّّ ِىَْ إٌَّبض‬
maka ia akan merasakan bermacam- َ‫وََِبۙ أُِصِيَ عًٍََ اٌٍََّْىَُِِٓ بِبَببًَِ َ٘بزُوِث‬
macam reaksi. Ketika mengobati orang
sakit karena ia akan mengalami vibrasi. ًٰ‫وََِبزُوِثَ ۙ وََِب َُعٍَِِّّٰٓ ِِٓ اَحَدٍ حَخ‬
Ketika pasiennya sesak, maka ustaz Ali
Fiqri ikut mengalami sesak dan hal itu, ۙ ِ‫َمُىٌَِبۙ أََِّّب َٔحُِٓ فِخَِٕتٌ فٍََب َحىْ ُفس‬
menurut penuturannya, merupakan
suatu hal yang biasa ketika ia ِ‫فََُخَعٍََُّّ ِىَْ ِِٕهَُّب َِب َُفَسِّلُ ِىَْ بِٗ بََُِٓ اٌْ َّسِء‬
membantu pasien. Resiko paling besar
ketika ia mengobati atau meruqyah ٍ‫وَشَوِجِٗ ۙ وََِب ُُِ٘ بِضَبۤزََِِّٓ بِٗ ِِٓ اَحَد‬
seseorang ketika orang tersebut terkena
sihir bisa jadi sihir pasiennya akan ‫ُسُُِ٘ وٌََب‬
ُّ ‫اٌَِّب بِِب ْذِْ اٌٍِٰٗ ۙ وََخَعٍََُّّىَِْ َِب َض‬
menyerang balik kepadanya.
Ilmu ruqyah Al-Qur‘an penting ٌَٗ ‫َِٕفَعُهُُِ ۙ وٌََمَدِ عٍَُِّىِا ٌََِّٓ اشَِخسٰىُٗ َِب‬
sekali, tidak hanya untuk mengobati

103
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

‫فًِ اٌْبٰ ِخ َسةِ ِِٓ خٍََبقٍ ۙ وٌََبِئْطَ َِب َشسَوِا‬ Pertama, orang yang datang meminta
ruqyah karena mereka sedang ada
َْ‫بِٗ أَِفُعَهُُِ ۙ ٌَىِ وَبُٔىِا َعٍَُِّ ِى‬ gangguan atau penyakit. Tentunya kita
sandingkan atau koneksikan dengan
Surah al-Syu‘ara‘ (26): 51: kasus yg dialami pasien. Karena pasien
ْْ‫أَِّب َٔطَّْعُ َاْْ ََّغِ ِف َس ٌََٕب زَبَُّٕب خَطَُٰٰٕبۙ َا‬ itu kasus sakit. maka kita bacakan ayat
ayat syifa‘. Kedua: memang Allah swt.
َُِِِٕٓ ِ‫وَُّٕبۙ اَوَّ َي اٌُّْؤ‬ memerintahkan kepada orang mukmin
yang sakit untuk berobat dengan Al-
Surah Al-Fatihah (1): 1-7: Qur‘an sebagaiman firmannya:
ِّ‫ اٌَْحَِّدُ ٌٍِِٰٗ زَة‬.ُُِِِ‫ؤََُٕصِّيُ َِٓ اٌْ ُمسِآِْ َِب ُ٘ىَ شِفَبءٌ وَزَحَِّ ٌت بِعُِِ اٌٍِٰٗ اٌسَّحِِّٰٓ اٌسَّح‬
َِِ‫ ٍِِٰهِ َى‬.ُُِِِۙ‫ اٌسَّحِِّٰٓ اٌسَّح‬. ٍََُِِّٰۙٓ‫اٌْع‬ َ‫ٌٍُِّْؤِ ِِٕني‬
.ُُِِۙٓ‫ اََِّبنَ َٔعِبُدُ َواََِّبنَ َٔعِخَع‬.َِِِّۙٓ‫ اٌد‬Ketiga, dalam organisasi Ruqyah
Aswaja (JRA) yang diikuti ada ayat-
ََِِٓ‫صسَاطَ اٌَّر‬ِ .َُُِِۙ‫اٌصسَاطَ اٌُّْعِخَم‬ ِّ ‫ ِاِ٘دَِٔب‬ayat khusus atau pilihan dan sudah
direkomendasikan melalui Buku
‫أَِعَ ِّجَ عٍََُِهُِِ غَُِسِ اٌَّْغِضُىِةِ عٍََُِهُِِ وٌََب‬ Panduan yang wajib dimiliki oleh
praktisi JRA.
.ٌَُِِّٓۤ‫اٌضَّب‬ Al-Qur‘an adalah obat
penyembuh yang mencakup penyakit
hati dan jiwa, seperti keraguan,
Surah Yunus (10): 81: kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa
ُِ ُ‫فٍَََّّبۙ اٌَْمَىِا لَبيَ ُِ ِىظًٰ َِب جِئْخ‬ juga menjadi obat bagi jasmani jika
dilakukan ruqyah kepada orang yang
‫حسُۙ اَِّْ اٌٍَٰٗ ظَُبِطٍُِٗ اَِّْ اٌٍَٰٗ ٌَب‬ ِ ِّ‫بِِٗ ۙاٌع‬ sakit. Ini seperti yang dilakukan
sahabat yang membacakan surah Al-
.ََِِٓ‫َُصٍِِ ُح عََّ ًَ اٌُّْفْعِد‬ Fatihah kepada seorang pemimpin
kampung yang tersengat kalajengking.
Nabi Muhammad saw. kerap
Surah Jin (72): 3
kali berpesan, Bagi kalian ada obat
‫َّوأََّٗ حَعًٍٰٰ جَدُّ زَبَِّٕب َِب َّاحخَرَ صَبحِبَتً وٌََّب‬ penyembuh, yakni madu dan Al-
Qur‘an. Sebagai al-syifa‘, Al-Qur‘an
ۙ‫وٌََدّا‬ dihimbau untuk banyak membacanya,
karena itu adalah obat penyembuh.
Surah al-Hasyar (59): 21: Dalam sebuah hadis yang
datangnya dari Aisyah disebutkan:18
َٗ‫عٓ اٌعُدة اجلٍٍُت عبئشت زضٍ اهلل عٕهب ٌَىِ أَِصٌََْٕب ٰ٘رَا اٌْ ُم ِسٰاَْ عًٍَٰ جَبًٍَ ٌَّ َساََِخ‬
َ‫َدعّب ِِِّٓ خَشَُِتِ اٌٍِٰٗ ۙوَحٍِْه‬ ِّ ‫أْ إٌيب صًٍ اهلل عٍُٗ وظٍُ وبْ إذا خَبشِعّب ُِّخَص‬
َِْ‫َىسُو‬
َّ ‫ضسِبُهَب ٌٍَِّٕبضِ ٌَعٍََّهُُِ َخَف‬
ِ َٔ ُ‫ َمسأ عًٍ ٔفعٗ اٌْبَِِثَبي‬-‫أٌ ِسض‬- ً‫اشخى‬
Alasan ustaz Ali Fiqri
menggunakan ayat-ayat di atas 18
dikarenakan beberapa konteks. Muḥammad ibn Ismā‗īl Al-Bukhārī,
Sahih Bukhari (Lebanon: Dar al-Fikr, 2006).

104
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

ً‫املعىذاث أٌ )لً ٘ى اهلل أحد( و )ل‬ cocok. Sejauh yang peneliti jumpai
berbagai testimoni positif dilontarkan,
‫أعىذ بسة اٌفٍك( و)لً أعىذ بسة‬ seperti testimoni yang diungkapkan
oleh beberapa pasien berikut:
ٗ‫أٌ َٕفخ ٔفخّب ٌُط ِع‬- ‫ وَٕفث‬،(‫إٌبض‬ 1. Bapak Holis, lelaki berusia 41 tahun
asal Kampung Sentulan itu berobat
ٖ‫ يف َدَٗ مث ميعح بُدَٗ جعد‬-‫زَك‬ karena dirinya mengalami sakit
batuk berdarah. Ketika pengobatan
‫اٌشسَف‬ dilakukan ternyata ada sosok
makhluk halus yang dikirim oleh
salah satu orang yang tidak suka
―Dari Aisyah r.a. dikisahkan
dengan Bapak Holis kemudian ustaz
bahwa Nabi Muhammad saw. ketika
Ali Fiqri mencoba berinteraksi
mengeluhkan sakit, beliau membaca
dengan menyuruh makhluk halus itu
surah-surah perlindungan yaitu Al-
keluar dari badan Bapak Holis
Ikhlas, Al-Falaq, dan Al-Nas, lalu beliu
sembari mengancam apabila
meniupkan tiupan tanpa ludah ke
makhluk halus tersebut tidak keluar
telapak tangannya dan kemudian
maka akan dihancurkan atau
mengusapkan ke sekujur badan‖.
dibinasakan. Setelah itu, ternyata
Penyakit yang diobati dengan
makhluk halus tersebut keluar
pembacaan ayat-ayat Al-Qur‘an dan
melalui kentut Bapak Holis sambil
obat-obatan herbal adalah sakit yang
lalu dibacakannya ayat-ayat syifa’.
disebabkan terkena sihir, kerasukan jin,
Setelah pengobatan selesai, Bapak
sakit gigi, sakit perut. Penyakit yang
Holis diberikan air putih yang
diobati memang disebutkan secara
dibacakan surah Al-Fatihah hingga
universal, karena dalam pengobatan
Bapak Holis mendapatkan
bermedia Al-Qur‘an tidaklah
kesembuhan.
memerlukan pemeriksaan secara
2. Bapak Yudi berusia 32 tahun dirinya
mendalam, hanya memerlukan
mengalami seperti gangguan jiwa,
beberapa informasi yang bertaut pada
takut kepada orang sekitar. Ketika
tempat bagian yang sakit, penyebab
pengobatan dilakukan, ustaz Ali
dahulu hingga pertama kali merasakan
Fiqri meruqyahnya dengan
sakit. Dengan cara tersebut, ayat-ayat
dibacakan ayat-ayat Al-Qur‘an
yang dibaca tidak hanya berlaku untuk
hingga kemudian Bapak Yudi
satu jenis penyakit saja, akan tetapi
kembali normal dan tenang.
penyakit yang lain pun juga dibacakan
3. Bapak Ilyas, berusia 47 tahun asal
ayat yang berbeda. Sesuai dengan
Kampung Tanjung adalah pasien
penyebab dan jenis rasa sakit yang
yang mengalami sakit perut hingga
dirasakannya.
kembung, Bapak ilyas berobat
kepada ustaz Ali Fiqri ketika
Testimoni Pasien Ustaz Ali Fiqri
pengobatan dilakukan ternyata
Testimoni ini sebagai langkah
terdapat tiga sosok makhluk halus
keberlanjutan living bahwa Al-Qur‘an
yang dikirim sengaja dari orang
itu hidup dan terus berinterasi dengan
yang iri kepada kehidupan Bapak
masyakarat. Terhadap praktik
Ilyas. Kemudian ustaz Ali Fiqri
pengobatan yang dilakukan oleh ustaz
mencoba mengobatinya dengan
Ali Fiqri banyak pasien yang merasa

105
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

membaca surah Yasin dan tahlil dan badannya dan meniup kepalanya
di sisi lain ustaz Ali Fiqri sembari dibacakan surah Al-Fatihah
menguburkan kendi yang berisikan dan selawat kepada Nabi
jarum sesuai apa yang ustaz Ali Muhammad saw.
Fiqri liat (terawang) di dalam perut 8. Ibu Juma‘ati berusia 41 tahun yang
Bapak Ilyas. Setelah pengobatan merupakan tetangga dari Ustadz Ali
selesai, Bapak Ilyas diberikan air Fiqri menanggapi tradisi tersebut
kelapa hijau untuk diminum hingga sangatlah bermanfaat bagi orang-
sakitnya pun berkurang. orang yang ada di kampungnya, dan
4. Ibu Salamah berumur 38 tahun. juga menimbulkan pengaruh baik
Dirinya mengalami sakit gigi lalu untuk sekitar salah satunya bisa
berobat kepada ustaz Ali Fiqri meminta amalan ayat-ayat untuk
ketika pengobatan dilakukan ustaz menjaga dirinya beserta
Ali Fiqri memberikan bawang putih keluarganya.
lalu menyuruh Ibu Salamah 9. Bapak Wahab berusia 80 tahun,
menggosok ke bagian yang sakit yang merupakan orang tua dari
sembari berzikir kepada Allah saw. Ustadz Ali mengaku bahwa sangat
dan berselawat kepada Nabi bersyukur karena ilmu dari kakek
Muhammad saw. kemudian tidak moyang menjadi turunan sekalipun
sampai 5 menit sakitnya pun hilang. bukan kepada dirinya melainkan
5. Bapak Sukur berusia 53 tahun asal kepada anaknya sendiri, setidaknya
Kampung Asembagus Kraksaan bermanfaat bagi orang lain.
Probolinggo yang mengalami sakit Dikaitkan dengan penjelasan
bengkak di bagian dada hingga yang diberikan oleh ustaz Ali Fiqri,
perut. Ketika pengobatan dilakukan dapat dianalisa bahwa Al-Qur‘an
ternyata terdapat ilmu sihir yang merupakan obat penawar atau dalam
sudah lama di dalam tubuh Bapak bahasa Arab disebut dengan syifa’,
Sukur. Dengan begitu ustaz Ali seperti halnya disebutkan dalam Q.S.
Fiqri meruqyah dengan dibacakan Yunus (10): 57 berikut :

6.
surah Al-Jin.
Ibu Sei berusia 40 tahun asal
ِٓ ِِّ ٌ‫ٌۙاََُّهَب إٌَّبضُ لَدِ جَبۤءَِحىُُِ َِّ ِىعِظَت‬ ٰ
Kampung Gudang Garam Paiton
Probolinggo. Dirinya mengalami
‫زَِّّبىُُِ َوشِفَبۤءٌ ٌَِِّّب فًِ اٌصُّدُوِزِۙ َوُ٘دّي‬
sakit benjolan di bawah ulu hati
ketika pengobatan dilakukan, ustaz
َُِِِٕٓ ِ‫وَّزَحَِّتٌ ٌٍُِِّّْؤ‬
Ali Fiqri memegang tubuh yang ―Wahai manusia! Sungguh, telah
terdapat benjolan dengan membaca datang kepadamu pelajaran (Al-
ayat-ayat syifa’ hingga Ibu Sei Qur‘an) dari Tuhanmu, penyembuh
mendapatkan kesembuhan. bagi penyakit yang ada dalam dada,
7. Azril berusia 3 tahun asal Kampung dan petunjuk serta rahmat bagi orang
Sebaung Probolinggo dengan yang beriman.‖
keluhan sering nangis. Ketika Di dalam ayat ini disebutkan
pengobatan dilakukan, ustaz Ali pedoman-pedoman hidup itu sebagai
Fiqri memberikan air putih yang jawaban atas keingkaran mereka
berisikan do‘a lalu menyuruh terhadap ayat-ayat Allah swt. dan
menggosokkan air itu kepada ancaman-ancaman-Nya. Ayat di atas

106
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

juga menyimpulkan fungsi Al-Qur‘an membudaya di masyarakat dan sangat


dalam memperbaiki jiwa manusia.19 Di bermanfaat bagi orang sekitar termasuk
antaranya, pertama, mauidhah, yaitu yang peneliti kaji di sini, yaitu di Desa
pelajaran dari Allah swt. kepada Sentulan Kecamatan Banyu Anyar
seluruh manusia agar mereka mencintai Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa
yang hak dan benar, serta menjauhi Timur, baik keluhan pasien yang
perbuatan yang batil dan jahat. berbau medis maupun non medis,
Pelajaran ini harus betul-betul dapat dengan cara meruqyah sembari
terwujud dalam perbuatan mereka. membaca ayat-ayat Al-Qur‘an.
Kedua, syifa’, yaitu penyembuh bagi Hal itu menunjukkan bahwa Al-
penyakit yang bersarang di dada Qur‘an terus hidup dan menjadi
manusia, seperti penyakit syirik, kufur pedoman masyarakat dalam segala hal,
dan munafik. Termasuk pula semua tidak terkecuali dalam dunia
penyakit jiwa yang mengganggu pengobatan tradisional, sepeti yang
ketenteraman jiwa manusia, seperti dipraktikkan oleh ustaz Ali Fiqri di
putus harapan, lemah pendirian, Desa Sentulan Kecamatan Banyuanyar
menuruti hawa nafsu, Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa
menyembunyikan rasa hasad dan Timur, dengan memilih ayat-ayat
dengki terhadap manusia, perasaan khusus untuk media dan ‖mantra‖
takut dan pengecut, mencintai kebatilan pengobatannya, yang ia istilah dengan
dan kejahatan, serta membenci ayat-ayat syifa‘. Ayat-ayat syifa‘
kebenaran dan keadilan. Ketiga, huda, dimaksd ustaz Ali Fiqri untuk
yaitu petunjuk ke jalan yang lurus yang mengobati pasien diantaranya; (Q.S.
menyelamatkan manusia dari Al-Fatihah (1): 1-7, Q.S. Al-Baqarah
keyakinan yang sesat dengan jalan (2): 102, Q.S. Yunus (10) 81, Q.S. Jin
membimbing akal dan perasaannya (72): 3, Q.S. Al-Hasyar (59): 21, Q.S.
agar berkeyakinan yang benar dengan Al-Syu‘ara‘ (26): 51, dan Q.S. Yasin
memperhatikan bukti-bukti kebenaran (36)).
Allah swt. serta membimbing mereka Beragam efek yang dirasakan
agar giat beramal, dengan jalan para pasien setelah berobat dengan Al-
mengutamakan kemaslahatan yang Qur‘an, kebanyakan mereka merasakan
akan mereka dapati dari amal yang efek lebih baik sekalipun tidak
ikhlas, dan menjalankan aturan hukum langsung sembuh total; lebih tenang
yang berlaku, mana perbuatan yang dan banyak bersyukur kepada Allah
boleh dilakukan dan mana perbuatan swt.
yang harus dijauhi.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Menggunakan ayat Al-Qur‘an Ainiyah, Luthfiatul. ―Penggunaan
sebagai sarana pengobatan merupakan Ayat-Ayat Al-Qur‘an Sebagai
salah satu tradisi yang terus Pengobatan (Studi Living Qur‘an
Praktik Ruqyah Oleh Jam‘iyyah
19
Ruqyah Aswaja Tulungagung).‖
Z Rajab, H Rajab, and N Rustina,
IAIN Tulungagung, 2019.
―Telaah Kritis Kehadisan Teks ‗Menuntut Ilmu
Di Waktu Kecil Laksana Mengukir Di Atas Al-Bukhārī, Muḥammad ibn Ismā‗īl.
Batu,‘‖ Jurnal Ulunnuha 9, no. 2 (2020): 136– Sahih Bukhari. Lebanon: Dar al-
54.

107
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

Fikr, 2006. 74–102.


https://doi.org/10.33650/mushaf.v
Ardianto, Muhammad. ―The Concept
2i1.3335.
Of Jin And Ruqyah According To
The Komunitas Keluarga Besar Fawaid, Ahmad. ―Filologi Naskah
Ruqyah Aswaja: The Study Of Tafsîr Bi Al-Imlâ‘ Surat Al-
Living Qur‘an.‖ Mushaf: Jurnal Baqarah Karya Kyai Zaini
Tafsir Berwawasan Mun‘Im.‖ Jurnal Studi Ilmu-Ilmu
Keindonesiaan 2, no. 1 (2021): Al-Qur’an Dan Hadis 20, no. 2
163–87. (2019): 143–62.
https://doi.org/10.33650/mushaf.v https://doi.org/10.14421/qh.2019.2
2i1.3344. 002-02.
Basid, Abd. ―Peningkatan Tarif Hidup Husna, Rifqatul, Alnafa Dita Setiarni,
Layak Melalui Produktivitas and Anna Wasilatul Bariroh.
Bekerja Perspektif Al-Qur‘an.‖ ―Program Majelisan Dalam
Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Meningkatkan Kualitas Hafalan
Dan Hadis 12, no. 21 (2020): (Studi Living Qur‘an Di Pusat
174–92. Pendidikan Ilmu Al-Qur‘an
https://doi.org/10.14421/qh.2020.2 Pondok Pesantren Nurul Jadid
101-09. Paiton Probolinggo).‖ Hamalatul
Qur’an: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-
Chalida, Sri. ―Tradisi Pembacaan Surat
Qur’an 2, no. 2 (2021): 37–45.
Al-Waqi‘ah Dan Surat Al-Mulk
https://doi.org/10.37985/hq.v2i2.1
Di Pondok Pesantren Mambaul
9.
Hikam Ii Karanggayam Blitar
Jawa Timur.‖ Jurnal Ulunnuha 7, Mansyur, M., Muhammad Chirzin,
no. 1 (2018): 105–15. Muhammad Yusuf, Abdul
https://doi.org/10.15548/ju.v7i1.2 Mustaqim, Suryadi, M. Alfatih
42. Suryadilaga, and Nurun Najwah.
Metodologi Penelitian Living
Cheteh, Masuphi. ―Penggunaan Ayat
Qur’an Dan Hadis. I. Yogyakarta:
Al-Qur‘an Sebagai Media
Teras, 2007.
Pengobatan (Studi Living Qur‘an
Pada Praktik Pengobatan Ustadz Musolli, Ach. Zayyad, and Ika
Ismail Di Kampung Meanea Maziyah. ―Living Qurán Tradisi
Provinsi Narathiwat Thailand).‖ Islam Nusantara: Kajian Terhadap
Institut Agama Islam Negeri Pelet Betteng Pada Masyarakat
Jember, 2020. Probolinggo.‖ Jurnal Islam
Nusantara 05, no. 01 (2021): 37–
Esack, Farid. The Qur’an: A Short
51.
Introduction. London: Oneworld
https://doi.org/10.33852/jurnalin.v
Publication, 2002.
5i2.287.
Faizah, Thoriqotul. ―Interacting With
Najiburrohman, and Fitriyatul
The Qur‘an In Pandemic Times:
Hasanah. ―Student Reception On
The Study Of Living The Qur‘an
The Implementation Of One Day
At Pondok Pesantren.‖ Mushaf:
One Page: Study Living Qur‘an
Jurnal Tafsir Berwawasan
At Pondok Pesantren.‖ Murhaf:
Keindonesiaan 2, no. 1 (2021):

108
Jurnal Ulunnuha Vol. 11 No.2/Desember 2022

Jurnal Tafsir Berwawasan


Keindonesiaan 2, no. 2 (2022):
43–59.
https://doi.org/10.33650/mushaf.v
2i2.3351.
Rajab, Z, H Rajab, and N Rustina.
―Telaah Kritis Kehadisan Teks
‗Menuntut Ilmu Di Waktu Kecil
Laksana Mengukir Di Atas
Batu.‘‖ Jurnal Ulunnuha 9, no. 2
(2020): 136–54.
Romziana, Luthviyah, Fatimah, Amelia
Putri, and Linda Fajarwati. ―Santri
Reception Against Samadiyah
Recitation To Free The Corpse
From The Torment Of The
Grave.‖ Mushaf: Jurnal Tafsir
Berwawasan Keindonesiaan 2, no.
2 (2022): 1–19.
https://doi.org/http://doi.org/10.33
650/mushaf.v2i2.3306.
Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-
Qur’an: Tafsir Mawdhu’i Atas
Berbagai Persoalan Umat.
Bandung: Mizan, 2000.
Zahrofani, Destira Anggi, and Moh
Alwy Amru Ghozali. ―Kajian
Living Qur‘an: Tradisi Pembacaan
Surah Al-Kahfi Di Pondok
Pesantren Putri Al-Ibanah.‖ In
Proceeding of The 2ndConference
on Strengthening Islamic Studies
in the Digital Era, 74–89.
Ponorogo: Fakultas Ushuluddin,
Adab, dan Dakwah, 2022.

109

Anda mungkin juga menyukai