Anda di halaman 1dari 5

1.apa kekuatan konteks sosio kultural didaerah anda yang sejalan dengan pemikiran khd.

Adat istiadat
yang sejalan dengan pemikiran KHD

Salah satu sosiokultural daerah Pidie adalah masyarakat Pidie memiliki karakter visioner, hal ini sejalan
dengan konsep Kihajra Dewantara tentan kodrat zaman, dalam pembahasan kodrat zaman dijabarkan
bahwa pendidikan anak harus sesuai dengan kebutuhan zaman nya si anak didik, dimana kemajuan
zaman perlu terus di imbangi dan di pelajari. Dalam pembahasan kodrat zaman ini menunjukkan bahwa
konsep pendidikan itu harus visioner.

Bukti mamiliki karakter visioner adalah masyarakat pidie memiliki visi yang kuat untuk mencapai
kemajuan, hal ini terbukti dari budaya masyarakat pidie sebagai perantau. Untuk mencapai kemajuan
masyarakat Pidie tidak pernah menyerah, bila dikampung halaman nya tidak berhasil mereka akan pergi
merantau untuk menggapai cita-citanya dan merantau menjadi sosio-kultural dalam sejarah masyarakat
Pidie

2. bagaimana pemikiran khd dapat dikontektualakan sesuaikan dengan nilai2 luhur kearifan budaya
daerah asal menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat
pada kontek local social budaya didaerah anda.

Pemikiran Kihajar Dewantara tentang pendidkan menghandaki terciptanya karakter siswa yang visoner
sejalan dengan masyarakat pidie yang memiliki sifat visoner dalam menggapai cita-cita terutama dalam
hal berdagang, sehingga masyarakat pidie dikenal dengan sebutan ‘cina hitam’ . Hal ini merupakan
sebauah kekuatan atau sebuah peluang bagi pendidik untuk mengarahkan dan membimbing masyarakat
pidie agar karakter visioner masyarakat pidie kea rah yang lebih baik dan menguntungkan.

3.sepakati satu kekuatan pemikiran khd yang menebalkan laku murid dikelas atau sekolah anda sesuai
dengan kontek local social budaya di daerah anda yang dapat diterapkan.

VISIONER

1.FILOSOFI PEMIKIRAN KIHAJAR DEWANTARA

2.NILAI LUHUR KHD

 RELIGIUS
 GOTONG ROYONG
 KEBERSAMAAN
 KEPEDULIAN
 MENGHARGAI
Dalam kultur masyarakat Pidie bahasa yang dianggap tabu di ganti dengan bahasa yang lebih
sopan , seperti sebutan A (kakak) diganti dengan sebutan ‘cupo’ atau cutkak untuk menghargai
seorang kakak. Sebutan untuk ibu tiri tidak disebut ibuk atau mak bila itu dihadapan ibuk
kandungnya, akan tetapi disebut dengan sebutan syuma(bibik) hal ini dilakukan untuk
menghargai ibu kandung.

3.MASYARAKAT PIDIE DIKENAL DENGAN BUDAYA YANG BERAGAM SEPERTI

 Geudeu-geudeu
Filosofi geudeu-geudeu asalah kekuatan , keseimbangandan kerja sama.

 MEMPERINGATI MAULID
 ONE DAY ONE AYAT
 KENDURI APAM
 KEURIJA UDEP DAN KEURIJA MATE
 BUDAYA SALAM
 SELAWAT

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD? 2.
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai
dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan. Implementasi Pembelajaran
Budaya Lokal sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sudah perlu diterapkan antara lain;
penanaman nilai karakter seperti pembiasaan salam ketika awal dan selesai pembelajaran sebagai
wujud nilai spiritual. (Kodrat Zaman) Implementasi pembelajaran pada konteks budaya lokal masyarakat
Kabupaten bengkulu Utara bahwa masyarakat bengkulu utara merupakan salah satu daerah sasaran
transmigrasi pemerintah dan sasaran para perantau dari daerah lain. Hal ini menyebabkan masyrakat
bengkulu utara dihuni oleh beragam suku. Setiap suku memiliki aturan dan hukum adat, tarian adat,
kerajinan, dan kebudayaan. Oleh karena itu pola masyarakat cenderung menghormati keanekaragaman
suku, berkomunikasi antar suku, dinamis, terbuka, dan menerima perubahan dengan cepat. Selain itu
kekuatan dari budaya ini adalah nilai kebersamaan yang diterapkan dalam musyawarah untuk
membahas suatu hal, dimana menghargai perbedaan pendapat maupun perbedaan suku adalah sesuatu
yang sangat disanjung (Kodrat Alam) Implementasi pembelajaran pada konteks budaya lokal masyarakat
Kabupaten bengkulu Utara bahwa kondisi tanah bengkulu utara yang subur serta memiliki wilayah
dataran rendah maupun tinggi,menyebabkan banyak yang berprofesi sebagai petani. Pola pikir
masnyrakat cenderung realistis, hal ini terlihat dari banyak yang beralih dari petani menanam padi
menjadi petani karet atau 1 sawit yang lebih menguntungkan yang otomatis akan mensejahterakan dan
mebahagiakan. Berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman tersebut maka pemikiran KHD dalam profil
pelajar pancasila yang sesuai untuk siswa didaerah bengkulu utara adalah gotong royong dan kreatif
dalam mencapai tujuan kehidupan yang selamat dan bahagia. Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD : Banyak terdapat kekuatan yang berakar dari sosio kurtural
yang ada dimasyarakat sekitar/daerah setempat seperti : Sikap gotong royong Budaya gotong royong
didaerah kita amat kental. Budaya ini memiliki kekuatan di nilai kebersamaan dan kegembiraan.
Misalnya ketika suasana duka seperti ada warga yang terkena musibah, maka warga akan bergotong
royong membantu hingga mengadakan sumbangan bersama. Begitu juga dengan situasi suka, Ketika ada
hajatan atau kegiatan pesta, mereka dengan gembira akan bergotong royong bersama dengan gembira.
Pembiasaan baik berupa 3s (senyum, salam, sapa), ramah tamah, tegur sapa, Masyarakat kita terkenal
ramah tamah, senyum ketika bertemu, bersalaman dan saling menyapa. Tegur sapa menjadi sesuatu
yang sangat kental bagi warga sekitar kita. Jika bertemu, mereka akan langsung bertegur sapa dengan
panggilan khas daerahnya. Misalnya Uni Untuk perempuan yang dituakan, dang untuk laki laki dan asek
untuk yang muda, upik untuk anak perempuan, sebe untuk nenek. Panggilan ini menunjukkan bahwa
ada nilai kesopanan didalamnya. Tarian daerah seperti tari kejei dan tari gandai Tarian Gandai
menggambarkan keceriaan dan kebersamaan saat kegiatan adat, sedangkan tari kejei memberikan
makna pentingnya rasa syukur karena rezeki yang telah diberikan Sang Pencipta.Tarian ini memiliki
kekuatan pada nilai keindahan gerak, Nilai estetika, keselarasan, rasa, dan karsa . Budaya makan gedang
Makan gedang merupakan suatu kebudayaan dimana orangtua duduk dan makan bersama untuk
membahas masalah yang ada. Kekuatan dari budaya ini adalah nilai kebersamaan yang diterapkan
dalam musyawarah untuk membahas suatu hal, dimana menghargai perbedaan pendapat adalah
sesuatu yang sangat disanjung. Budaya dilingkungan sekolah seperti budaya GLS, pembiasaan salam
diawal dan akhir pembelajaran, budaya lihat sampah ambil, pembelajaran bahasa daerah, pembiasaan
sholat berjamaah. Kebudayaan ini berada di lingkungan sekolah. Kekuatan dari budaya ini adalah
pembiasaan norma kesopanan, pengembangan sikap tenggang rasa dalam hal ibadah, nilai kepedulian
ketika melihat ada yang tidak sesuai norma. Kerajinan daerah Di Bengkulu utara banyak terdapat
kerajinan daerah. Misalnya saja anyaman dan batik khas Bengkulu Utara yaitu batik Kagango yang
melambangkan kebesaran budaya Rejang . Kerajinan ini menampilkan kuatnya nilai estetika, keindahan
dalam anyaman dan motif batiknya, keselarasan dan kecakapan hidup. Denda adat (de e noo sadei) 2 3
Kekuatan dari budaya ini adalah mengajarkan nilai luhur tentang norma hukum dan religi yang
terkandung didalamnya. Misalnya saja ketika ada yang melakukan pelanggaran adat masyarakat rejang
(Cepalo) , denda adat (iben de saghen) akan dilihat dari besar kecilnya pelanggaran , biasaya berupa
buah sirih, punjung mentah, kain putih dan membayar denda berdasarkan besar dan kecilnya
pelanggaran dengan ria (2 kaleng beras = 30 kilo gram) . Untuk contoh kesalahan besar seperti pelaku
Zinah maka akan dikenakan denda adat berupa potong kambing dan di arak keliling kampung.
Tujuannya bukan untuk mempermalukan pelakunya, namun untuk memberikan pesan moral tentang
perbuatan yang diperbolehkan dan perbuatan terlarang, sehingga pelaku yang melanggar atau
masyarakat lain tidak melakukan perbuatan yang terlarang lagi Bagaimana pemikiran KHD dapat
dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi
penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal
sosial budaya di daerah Anda? Jawab: Penyesuaian nilai luhur kearifan budaya daerah asal terhadap
pemikiran KHD yang menjadi penguatan karakter murid adalah dengan mengintegrasikan nilai sosio
kultural dalam kurikulum sekolah agar dapat diimplementasikan dalam kegiatan akademik dan non
akademik sekolah Sikap gotong royong, ramah tamah, tegyur sapa, 3S, GLS dan kegiatan keagamaan
dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar reguler Untuk kesenian daerah baik itu berupa tarian
daerah, bahasa daerah, kerajinan daerah maupun alat musik daerah dapat diimplementasikan dalam
kegiatan ekstra kulikuler dan nantinya akan ditampilkan dalam bentuk Pentas seni ataupun pameran
Sikap kemandirian : tercermin dari dimana lingkungan pedesaan di daerah kami orangtua yang
mayoritas berkebun, menginap di kebun, anak anak terbiasa kuat dan mandiri dalam mengurus dirinya
sendiri. Denda adat dapat dimasukkan dalam penugasan proyek, Satu kekuatan pemikiran KHD adalah
adanya pembelajaran yang membentuk sikap peserta didik. Sesuai dengan konteks lokal sosial budaya,
Denda adat adalah salah satu sosio-kultural yang dapat menebalkan laku peserta didik dalam kelas.
Melalui denda adat, peserta didik dapat belajar bagaimana mengontrol sikap dalam kehidupan mereka.
Mereka dapat belajar mengenal macam-macam norma kehidupan yang ada di daerah mereka.
Tantangan yang mungkin dihadapi dan solusi Murid belum terbiasa dengan aktivitas pembelajaran
konsep ‘merdeka belajar’ berbasis budaya lokal. Solusinya: membangun kesepakatan kelas dan
memberikan scaffolding oleh guru Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran merdeka belajar
berbasis budaya lokal. Solusinya dapat bekerjasama dengan pihak/mitra lain (masyarakat) Proses
pembelajaran merdeka belajar akan kompleks dan memerlukan waktu yang lama sehingga capaian
kurikulum tidak tercapai. Solusinya : kolaborasi antar guru mata pelajaran. Sesi Presentasi Pertanyaan :
Penanya : pak Hendri : Pertanyaan : Apa relevansi pemikiran pendidikan dan pembelajaran KHD dengan
hukum adat masyrakat yang secara kontekstual dipelajari oleh siswa ? Penanggap : Ibu Henny Herlina
Hasil Tanggapan : Dengan cara membiasakan menerapkan norma - norma kehidupan dengan cara
membuat kesepakatan terhadap siswa dalam kelas terlebih dahulu. Penanya : ibu Verawati Pertanyaan
dari : kodrat zaman dimana gotong royong semakin memudar. bagaimana tanggapan kita, dan apa
solusinya agar gotong royong bisa kembali kental.? Penanggap 1: Pak Damanhuri Dengan cara mengajak
dan membiasakan anak untuk melakukan gotong royong di sekolah supaya nilai gotong royong tidak
hilang Penanggap 2 :.Abdul Rouf : Cara menebalkan kembali nilai gotong royong - Membangun kembali
kesadaran manusia tidak bisa hdiup sendiri dan membutuhkan org lain serta saling ketergantungan -
Menggunakan komunikasi berbasis teknologi seperti WA grup, Poster, dan lain-lain - Koordinasi, Perlu
sesorang yang selalu mengkoordinir dalam suatu wadah atau organisasi. Sesorang tersebut harus yang
dituakan dan berwibawa serta selalu aktif mengajak gotong royong 3. Penanya : Ibu Ria Guspita Apakah
ada contoh konkret di sekolah jika sudah melaksanakan penugasan berbasis projek sesuai dengan
minat/bakat siswa? Penanggap : Pak Abdul Rouf Dengan cara membangkitkan semangat gotong royong
di sekolah, dengan cara memanfaatkan teknologi di sekolah Kesimpulan / Penutup Kesimpulan dari hasil
presentasi kelompok 1 adalah Setelah mempelajari, berdiskusi dan melakukan presentasi tentang
pengintegrasian nilai sosio kutural dengan kerangka pemikiran Ki hajar Dewantara maka kami
menyimpulkan bahwa pendidikan itu harus sejalan dengan nilai-nilai luhur budaya supaya bisa memberi
tuntunan kepada siswa untuk melakukan budi pekerti yang baik sehingga siswa menyadari pentingnya
memiliki sikap sopan santun, ramah tamah, gotong royong, dan mandiri. Apabila kita sebagai pendidik
sudah memberikan tuntunan yang baik maka siswa bisa belajar dengan merdeka, nyaman dan
menyenangkan. Bengkulu Utara, 24 Mei 2022 Notulis Asma Riani, S.Pd.Ing., Gr CALON GURU PENGG
KABUPATEN BEN TAHUN GERAK ANGKATAN 5 NGKULU UTARA N 2022 1. Abdul Rou 2. Asma Rian 3.
Daman Hu 4. Heni Herlin 5. Noviarita Zulia TU G AS KOLABORA (C G P) A N G K KABUPATE N BE N G uf ni
uri na ningsih ASI KE LAS A 1 ATA N 5 G KULU UTARA Mengintegr Sosio Kultu Kerangka Pe rasikan Nilai
ural Dengan emikiran KHD Waktu dan era Kekuatan Konteks Daerah Kabupaten B Sejalan dengan
KODRAT ZAMAN K A s Sosio Kultural Di Bengkulu Utara Yang Pemikiran KHD KODRAT ALAM p e m i k i r a
nKHDyangdsesuaikandengannilabudayadaerahasalypenguatankarakte
r m s e k a l i g u s s e b a g a i a n g g k o n t e k s l o k a l s o s i o b B e n g k u l Sikap Adat Istiadat a p a t d
i k o n t e k s t u a l k a n a i - n i l a i l u h u r k e a r if a n y a n g r e l e v a n m e n j a d i m u r i d s e b a g a
i i n d i v i d u g o t a m a s y a r a k a t p a d a b u d a y a d i K a b u p a t e n u U t a r a * Sopan Santun *
Ramah Tamah * Gotong Royong * Bahasa Daerah *Tarian Daerah *Lagu Daerah * Upacara Adat *
Hukum Adat * Pem K * Dend Penerapan Kesepakatan sat yang menebalkan laku murid sesuai dengan
konteks loka Kabupaten Be mbentukan Sikap / Karakter Baik da / Sanksi Adat tu kekuatan pemikiran
KHD d di kelas atau sekolah Anda al sosial budaya di daerah engkulu Utara Terima a kasih!

Sebelum menjawab pertanyan tersebut, terlebih dahulu memahami pengertian dari sosio-kultural
adalah gagasan atau sistem yang mengatur tingkah laku manusia.

Ki Hajar Dewantara (KHD) dalam pemikirannya menjelaskan bahwa pendidikan dan pengajaran
di Indonesia merupakan upaya yang dilakuakan sebagai usaha bersama dalam mempersiapkan
dan menyediakan kebutuhan hidup manusia baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun
berbudaya.

Dalam filosofi pendidikan KHD, Melakukan pembaharuan yang terpadu hendaknya selalu
mengingat bahwa kepentingan anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup
bermasyarakat jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan
kodrat keadaan maupun zaman.

Anda mungkin juga menyukai