Anda di halaman 1dari 12

TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019

Nama : Gustin Mustika Krista /23019018


Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

BAB 4. Bakteri Heterotrof dan Autotrof.

Apa Itu Bakteri Heterotrof dan Bakteri Autotrof ?

Organisme dapat dikelompokan berdasarkan penggunaan karbon dan energi


dari lingkungan, Bakteri autotroph dan bankteri heterotroph. Bakteri autotroph
menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya,
sedangkan bakteri heterotroph adalah seluruh bakteri yang menggunakan senyawa
organik sebagai sumber karbonnya.

Berdasarkan sumber energi, tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri yang
mendapat energi dari fotosintesis disebut phototroph. Organisme yang
mendapatkan energi berasal dari oksidasi senyawa organik disebut chemotroph.
Hasmpi sebagian besar bakteri heterotroph adalah jenis chemotroph.

Bakteri yang memperoleh sumber energi dari proses oksidasi senyawa


anorganik disebut chemilithotroph. Bakteri chemilithotroph yang mendapatkan
sumber karbon berasal dari karbondioksida disebut chemoautotroph. Bakteri
nitrifikasi adalah jenis dari chemoautotroph. Chemoautotroph berperan penting
dalam suatu siklus senyawa seperti nitrogen dan sulfur. Tanpa mereka, senyawa ini
akan terkurung dalam sel dan tidak dapat dimanfaatkan sebagai nutrien.

Sebagian besar chemoheterotop adalah jenis chemoorganotroph yang


memegang peranan penting dalam dalam proses pengolahan limbah cair seperti
lumpur aktif, tricking filter, rotating biological contactor, dan kolam anerobik dengan
berkembang dan menghilangkan senyawa organik dalam air.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

Metabolisme Bakteri Heterotrop dan Autotrop.

Metabolisme mengacu pada reaksi biokimia yang terjadi pada sel. Reaksi
metabolis akan mendapatkan energi dan mengkonversi nutrien menjadi biomassa.
Terdapat tiga kesamaan pada metebolisme, (1) seluruh organism harus
mengkonversi sumber karbon menjadi sel, (2) harus memiliki sumber dari
pengurangan tenaga, (3) harus menggunakan ATP untuk digunakan sebagai sumber
energi bagi reaksi biologis dalam sel. Reducing power adalah sumber kebutuhan
hidrogen untuk mengubah sumber karbon menjadi sel.

AEROBIC RESPIRATION. Chemoheterotoph mengoksidasi senyawa organik


dan menghasilkan energi melalui serangkaian reaksi. Pada proses pemecahan
nutrien organik, hidrogen dihilangkan dan di pindahkan oleh elektron pembawa co-
enzim yang disebut Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD). Kemudian disusun
kembali menjadi NADH2. Proton dari hidrogen tersebut akan dibawa keluar membran
sel dan elektron akan ditransfer menuju bagian layer antara ikatan membran-
protein dan koenzime yang disebut sistem transport elektron. Elektron akan
berpindah sampai menemukan terminal penerima elektron, yaitu oksigen. Energi
terbentuk dari pemisahanantara proton dibagian luar dan elektron dibagian dalam
yang melibatkan enzim ATPase.

ANAEROBIC RESPIRATION. Pada respirasi anaerob nitrit dan sulfat


merupakan terminal penerima elektron. Contoh nya adalah proses denitrifikasi.
Proses ini dilakukan oleh bakteri heterotroph. Sulfat juga merupaka terminal
penerima elektron.

FERMENTASI. Beberapa chemoheterotop yang anaerob tidak bisa


menggunakan oksigen atau senyawa organiknya sebagai terminal penerima
elektron. Organisme ini harus menggunakan produk yang rusak dari substrat yang
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

akan digunakan sebagai terminal penerima elektron, proses ini disebut fermentasi.
Dibandingkan dengan proses aerob, ketika proses fermentasi berjalan energi yang
dihasilkan hanyalah sedikit, sebagian besar energi dijadikan produk akhir.

CEMOLITHOTROPY. Memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa


anorganik. Pada proses nitrifikasi, bateri membutuhkan oksigen sebagai terminal
penerima elektron. Cemolithotroph membutuhkan lebih sedikit energi dari oksidasi
senyawa anorganik dibandingkan heterotop yang sumbernya dari oksidasi senyawa
organik.

GABUNGAN KARBON DIOKSIDA. Autotrop harus mereduksi karbon dioksida


ke sel. Gabungan karbon dioksida dilakukan dengan serangkian proses reaksi
biokimia. Karena sifat sell yang lebih reduktif ketimbang karbon dioksida, organisme
ini harus memiliki sumber external sebagai reducing power yang obtain hidrogen
atau elektron. Pada tumbuhan, alga dan cyanobacteria, reducting power dibentuk
dari air pada saat proses fotosintesis, sedangkan untuk chemoautotroph dan
phototroph, reducing power berasal dari oksidasi senyawa organik.

HUBUNGAN ANTARA BAKTERI HETEROTOP-AUTOTROP DENGAN


OKSIGEN.

Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dibagi kedalam lima kategori. Strict


aerob membutuhkan oksigen sebagai terminal penerima elektron, hamper semua
mikroba pengolahan limbah cair dengan sistem aerob adalah strict aerob. Fakultatif
aerob dapat tumbuh ditempat yang mengandung ataupun tidak mengandung
oksigen. Untuk berkembang bakteri membutuhkan fermentasi substrat ataupun
senyawa anorganik yang bisa berfungsi sebagai terminal penerima elektron. Oksigen
dapat menjadi berbahaya bagi organisme, karena adanya hiroperoksida dan
senyawa beracun lainnya, maka dari itu organisme yang hidup dengan keberadaan
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

oksigen harus memiliki enzim yuang melindungi mereka dari efek sampinng bahaya
oksigen.

PERAN BAKTRI HETEROTOF DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


SECARA AEROB.

DEGREDASI SENYAWA ORGANIK. Lumpur aktif mengandun 107-108 bakteri


heterotoph per milliliter. Jumlah total tergantung pada tipe limbah cair, waktu
tinggal dan kondisi fisik lainnya pada proses pengolahan limbah. Kehadiran
mikroorganisme dalam proses pengolahan limbah tergantung pada komposisi
limbah cair tersebut.

MAKROMOLEKUL. Protein, lemak, polisakaridan dan asam nukleat tidak


dapat langsung dipindahkan kedalam sel heterotoph, namun harus dipecah terlebih
dahulu oleh enzim.

SENYAWA BERAT PADAMOLEKUL RENDAH. Sub-unit berasal dari


pemecahan makromolekul yang disajikan sebagian nutrien. Sebagai contoh asam
amino yang berasal dari protein dengan eznim protase. Pertumbuhan dari
organisme heterotoph pada senyawa organik tergantung pada sifat fisika dan
ketersediaan dari trace elements. Kondisi dan sifat fisik diatas tadi meliputi densitas
biomassa, konsentrasi nutrien, aaerasi, pH, dan suhu.

Ketika komposisi limbah berubah, akan ada beberapa mikroba yang akan
menyediakan nutrisi baru. Organisme yang biasanya ditemukan dalam pengolahan
limbah cair dengan sistem aerasi :

Achromobacter, Acinetobacter, Aerobacter, Arthobacter,Azoctobater, Bacillus,


Beggiatoa, Comamonas, Flavobacterium, Microbacterium, Micrococcus,
Pseudomonas, sphaerotilus, Zooglea.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

XENOBIOTICS. Merupakan senyawa sintesis kimia yang sering digunakan di industri


yang struktur molekulnya berbeda dengan senyawa yang ada di alam.

KEMAMPUAN BERADAPTASI BIOMASSA MIKROBA. Biomassa aktif dari pengolahan


limbah cair terdiri dari banyak jenis bakteri yang berbeda. Keberagaman ini bisa
diakibatkan karena keanekaragaman substrat sehingga menghadirkan biomassa
yang berbeda.

FLOC FORMATION, SLUDGE BULKING, AND FOAMING. Floc formation sangat


penting. Masalah hadir ketika floc formation tidak terbentuk secara baik,
penyebaran tidak merata, pin-point floc, munculnya lumpur, dan slime bulking.
Bulking sludge banyak dihasilkan oleh bakteri berfilamen. Dominasi organisme
berfilamen dalam proses poengolahan limbah diperkirakan berasan dari kondisi
lingkungan, kandungan seyawa organik, nutrien, dan kondisi operasi proses
pengolahan limbah seperti, umut lumpur, nilai DO, atau senyawa kimia beracun.
Pengendalian organisme berfilamen bergantung pada penyebab kehadiran
organisme tersebut dan perubahan nutrien, aerasi atauumur lumpur.

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP BAKTERI


HETEROTROPIK.

pH. Bakteri heterotropik hidup optimum di pH 7 dengan rentan pH 5,5-8,5.

Suhu. Bakteri hidup pada suhu spesifik tergantung dengan jenis bakteri itu.
Mesophile dapat hidup pada suhu 10 o - 45o C, dengan suhu optimum 30 oC -35o C.
Thermofilik hidup pada 40-75oC dengan suhu optimum 55 oC - 65o C. Extrim .
thermofilik dapat hidup lebih dari 100o C.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

PERANAN BAKTERI HETEROTOP PADA PROSES PROSES PENGOLAHAN


LIMBAH SECARA ANAEROB.

Chemoheterotop akan mendegradasi limbah dalam kondisi anaerob. Proses


ini melibatkan strict anaerob dan facultative anaerob. Densitas bakteri heterotop
pada proses anaerob sangatlah tinggi, mencapai 109-1010 sel/mL. Pada proses
anaerob organik kompleks makromolekul akan di depolimerisasi kemudian
menghasilkan asam lemak,karbon dioksida dan gas hidrogen.

KONTROL PROSES-FAKTOR YANG MEMPERCEPAT OPTIMASI


PERTUMBUHAN DAN STABILISASI LIMBAH CAIR.

Proses anaerob memerlukan control pH, suhu, alkalinity, nutrien, waktu


tinggal dan kandungan organik. Reactor anaerob pada umumnya dioperasikan pada
suhu 35-37oC dengan pH 7. Waktu tinggal untuk proses fermentasi 10-15 hari, dngan
kandungan organik 1,6-2,24 kg volatile solid/m 3.

PERANAN BAKTERI AUTOTROF DALAM PROSES PENGOLAHAN


LIMBAH CAIR.

Organisme ini mendapatkan carbon dari karbon dioksida, namun tidak secara
langsung berperan pada pengurangan BOD. Mereka memperoleh energi dari
senyawa anorganikyang ada pada air atau mengenerasi dari proses dekomposisis
nutrien. Karena energi yang diperoleh dari oksidasi anorganik lebih kecil ketimbang
organik, autotroph berkembang lebih lambat ketimbang heterotoph, juga yield yang
dihasilkan lebih sedikit.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

NITRIFIKASI.

Pada proses anaerob, penghilangan ammonia secara biologi terdapa 2


tahapan proses.

Ammonia dioksidasi menjadi nitrat : NH3 + 3/2 O2  NO2- + H+ + H2O

Nitrat dioksidasi menjadi nitrit : NO2- + ½ O2  NO3-

Reaksi total : NH3 + 2 O2  NO3- + H+ + H2O

Bakteri nitrifikasi menggunakan karbondioksida dan asam bikarbonat sebagai


sumber karbon. Dapat dilihat hasil dari reaksi akan menghasilkan asam, sehingga
kondisi pada proses nitrifikasi akan menghasilkan suasana asam. Pada proses
nitrifikasi organisme nitrifikasi dapat tumbuh pada media anorganik.

KONTROL DALAM PROSES NITRIFIKASI.

Suhu. Suhu optimal pertumbuhan adalah 25-30oC. Temperatur berpengaruh pada


proses pertumbuhan bakteri juga konversi amona manjadi nitrit dan nitrat. Suhu
optimal proses nitrifikasi adalah kurang dari 18oC. Peningkatan konsentrasi nitrit
dapat menajadi racun bagi bakteri lainnya.

pH. pH optimum proses nitrifikasi adalah 7.5-8. pH yang tinggi cenderung


memnjadikan ammonia tdak terionisasi.

Oksigen. Nitrifikasi memerlukan nilai DO yang tinggi untuk proses lumpur aktif.
Untuk mengkonversi ammonia dibutuhkan 4 kg oksigen per kg ammonia.
Peningkatan nilai DOakan mempercepat proses nitrifikasi.

SENSITIVITAS TERHADAP LOGAM BERAT DAN SENYAWA RACUN. Bakteri nitrifikasi


sangatlah sensitive terhadap logam berat, walaupun hanya dalam konsentrasi yang
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

sangat kecil. Bakteri nitrifikasipun sangat sensitive jika jumlha ammonia dan
nitratnya sangat tinggi.

FAKTOR OPERASIONAL. Efisiensi proses dapat terjadi dengan mengatur pH, suhu,
aerasi, peningkatan waktu kontak, peningkatan waktu tinggal sel rata-rata.

NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI DALAM FLOC YANG SAMA. Denitrifikasi bisa


dilakukan bersamaan jika kontrasi oksigen rendah (kurang dari 1 ppm).

OKSIDASI SENYAWA SULFUR DAN BESI.

BAKTERI SULFUR TAK BERWARNA. Merupakan jenis bakteri aerob yang


mendapatkansumber energi dari oksidai senyawa sulfur. Bakteri yang berperan
dalam pengolahan limbah cair antara lain Thiobacillus, Thiotrix, dan Beggiatoa.
Merupak jenis bakteri mixtrop, yang dapat berkembang sebagai autotroh dan
heterotroph.

BAKTERIA BESI. Sering ditemukan pada air yang mengandung besi. Pertumbuhan
organisme ini ditandai dengan bertumpuknya oksidasi besi atau mangan yang timbul
dipermukaan sel. Organisme ini muncul untuk menggunakan besi sebagai sumber
energi, menghasilkan ion besi dalam bentuk besi hidroksida.

INTERAKSI ANTARA AUTOTROF DAN HETEROTOF.

Di alam ataupun pada pengolahan limbah cair, bakteri tidak bekerja sendiri,
melaikan bekerja sama dalam mengolah limbah. Keberhasilan dalam mengolah
limbah ini dikarenakan adanya kondisi-kondisi yang mendukung sehingga bakteri
autotroph dan heterotof dapat bekerja besamaan.

SIKLUS KARBON. Siklus karbon merupakan siklus yang terjadi diantara


karbondioksida dan senyawa organik. Sesuai dengan gambar dibawah ini :
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

SIKLUS NITROGEN. Secara tidak langsung amonia dibutuhkan untuk pertumbuhan


organisme. Saat proses aerob, ammonia dapat dioksidasi menjadi nitrit, kemudia
akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi. Pada saat kondisi anaerob
ammonia tidak bisa dioksidasi. Nitrat pada kondisi anaerob dapat berubah menjadi
gas nitrogen yang kemudian akan dilepas ke lingkungan.

NITROGEN FIXATION. Merupakan proses pengambilan gas nitrogen dari lingkungan untuk
kebutuhan biologi.

N22NH3

Proses ini bantuan oleh enzim nitrogenase. Nitrogen fixation dilakukan oleh bakteri
yang terdapat dialam seperti Azotobacter, dan Rhizobium.

SIKLUS SULFUR. Siklus sulfur merupakan siklu minoritas yang jumlahnya sangat kecil
ketimbang siklus nitrogen, namun siklus ini merupaka salah satu sumber nutrien
yang esensial. Pada kondisi aerobik, komponen organik akan dioksidasidan sulfat
akan tereduksi menjadi hidrogen sulfat oleh desulfovibrio. Hidrogen sulfat tidak bisa
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

dicerna pada kondisi anaerob kecuali oleh bakteri photoautotropik yang


menggunakan hidrogen sulfat sebagai pendonor elektron.

KOROSI. Korosi secara biologi melibatkan gabungan organisme an aerobik sulfat,


reducing chemoheterotof, dan aerobik sulfat-oksidasi kemoautotrof. Ketika limbah
cair mengandung snyawa organik dan sulfat, thiobacillus akan mengoksidasi sulfat
dan menghasilkan korosi. Mengetahui karakteristik mikroorganisme dapat
mencegah korosi muncul pada proses pengolahan limbah cair dengan cara
mengatur kondisi operasi proses pengolahan.

ORGANISME FOTOTROPIK.

Organisme yang melakukan fotosintesis akan menggunakan air sebagai


pendonor elektron dan menghasilkan oksigen. Seluruh organisme yang mempunyai
klorofil. Bakteri ungu dan hijau merupakan jenis bakteri anoksigen fotosistesi (foto
sintesis yang tidak menghasilkan oksigen, karena adanya hidrogen sulfan yang
digunakan sebagai donor elektron). Proses fotosintesis sangat penting dalam proses
pengolahan limbah cair, karena dapat menumbuhkan biomassa dari alga dan bakteri
pengolah limbah cair dengan menyediakan nutrisi dari hasil metabolik fotosintesis.
Energi dari cahaya ada ditangkap oleh klorofil dan akan dikonversi menjadi energi
(ATP)

KELOMPOK UTAMA ORGANISME FOTOSINTESIS.

BAKTERI SULFUR UNGU. Hidup pada kondisi anaerob dengan lingkungan


yang mengandung sulfur tinggi. Mempunyai keterbatasan dalam menjadikan
senyawa organik menjadi sumber karbon nya. Organisme ini mengandung klorofil
yang dapat menangkap cahaya dengan gelombang yang cukup panjang, sehingga
mereka dapat hidup dasr perairan yang jauh dari cahaya langsung.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

SELAIN BAKTERI SULFUR UNGU. Disebut seperti itu karena jenis bakteri ini tidak
dapat menggunakan sulfur sebagai pendonor elektron. Sulfat dengan konsentrasi
tinggi dapat meracuni organisme ini, namun pada konsentrasi rendah mereka dapat
memanfaatkannya. Jenis ini kebanyakan adalah bakteri fakultatif phototrop.

BAKTERI HIJAU. Merupakan jenis strict anaerob dan obligate fototrop. Bakteri ini
membutuhkan sulfur untuk bisa berkembang.

BAKTERI CYANOBA. Dikenal juga sebagai alga biru-hijau. Banyak tersebar di tanah
dan lingkungan aquatic. Mereka melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen.

ALGA. Alga berperan sebagai penyediaan oksigen dalam air dengan menghasilkan
oksigen selama proses fotosintesis. Terdapat beberapa jenis alga berdasarkan
pigmen.

PERAN DARI ORGANISME FOTOSINTESIS.

Ketika area yang luas tersedia, hal ini bisa digunakan sebagai treatment
dalam pengolahan limbah cair.

KOLAM AEROBIK ALGA. Alga dan cyanobakteria menyediakan oksigen untuk proses
BOD pada kolam anaerobik. Kandungan senyawa organik haruslah rendah.
Kedalaman kola ini adalah 0,5 m, hal ini agar cahaya dapat menembus masuk ke
dasar kolam. Alga sangat sensitive terhadap bahan kimia, sehingga treatmen yang
dilakukan harus treatmen nontoxic. Suhu optimum kolam alga ini adalah 35oC.

KOLAM FAKULTATIF. Kedalaman kolam fakultatif ini adalah 1-2,5 m. kolam fakultatif
ini tebagi menjadi 2 bagian, bagian atas bersifat aerob sedangkan bagian dasar
bersifat anaerob. Waktu proses adalah 7-50 hari dan dapat menghilangkan 70-90
BOD dalam kolam.
TOPIK PENGOLAHAN LIMBAH/TK5043 26 September 2019
Nama : Gustin Mustika Krista /23019018
Dosen: Prof. Tjandra Setiado, Ph.D.

KOLAM ANAEROBIK. Kolam anerob digunakan sebagai primary treatment dan


treatmen awal, cocok pengolahan limbah cair dengan suhu tinggi. Kedalaman kolam
anaerob adalah 1-8 m. kedalaman ini difungsikan untuk bakteri anaerob itu sendiri
dan penampungan lumpur yang dihasilkan. Pada kolam anerobik, metabolism
organisme anaerobaik akan memecah senyawa organik menjadi lebih sederhana,
seperti memecah asam lemak dan alcohol dengan proses fermentasi yang akan
menghasilkan gas metan (bakteri methanogenesis). Suhu kolam yang berubah
merupakan tanda adanya gas metan. Permasalahan yang timbul dari kolam
anaerobik ini adalah munculnya bau yang tidak enak.

Anda mungkin juga menyukai