GOVMQZQFMUCL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA BERBASIS ELEKTRONIK

H. Irvansyah, SE., M.Si

Sesuai dengan amanat Pasal 23 E UUD 1945, BPK memiliki tugas dan fungsi memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan
kepada DPR, DPD, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sesuai dengan kewenangannya.
Selanjutnya, hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai
dengan undang-undang. Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, BPK didukung dengan seperangkat
undang-undang di bidang Keuangan Negara, yaitu: (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara; (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; (3) UU Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; dan (4) UU Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Selanjutnya, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara mengatur bahwa lingkup pemeriksaan oleh BPK
meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
Inisiatif Strategis merupakan kegiatan proyek yang sifatnya baru dan pelaksanaannya melibatkan beberapa
satuan kerja serta berpengaruh secara langsung terhadap capaian manfaat yang diukur melalui IKU BPK
Wide. BPK telah menetapkan 6 (enam) inisiatif strategis, yaitu: (1) pembentukan talent pool; (2)
pengembangan sistem TI untuk tata kelola BPK; (3) penerapan business continuity; (4) efisiensi sarana
prasarana melalui penerapan desk sharing; (5) pengembangan budaya berintegritas, independen, dan
profesional; dan (6) pengembangan strategi best practices sharing. Pembentukan talent pool bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dalam pembentukan kompetensi pegawai sehingga dapat memberikan kontribusi
kepada organisasi sesuai keahlian, potensi, dan talenta masing-masing.
Salah satu dari 6 (enam) inisiatif strategis adalah pengembangan sistem TI untuk tata kelola BPK bertujuan
untuk mengintegrasikan aplikasi dan database agar semakin mendukung keseluruhan proses bisnis BPK
yang digunakan pada setiap level organisasi. BPK telah mengimplementasikan kegiatan yang telah
direncanakan sehingga pengembangan TI akan dilanjutkan menjadi kegiatan rutin dalam periode Renstra
BPK 2020–2024.
A. Arah Kebijakan dan Strategi BPK
Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis dan tujuan BPK, diperlukan arah kebijakan dan
strategi. Dalam rangka mewujudkan visi menjadi lembaga negara yang ingin menjadi pemeran aktif
tepercaya dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang berkualitas untuk mencapai tujuan negara,
arah kebijakan BPK yang pertama ditekankan pada peningkatan sinergi dan kolaborasi dalam pemeriksaan
dan penyelesaian ganti kerugian negara secara berkelanjutan. Terdapat lima strategi yang akan dilaksanakan
untuk mendukung arah kebijakan ini, dengan rincian sebagai berikut.
Meningkatkan Kapabilitas Organisasi Pemeriksaan yang Modern dan Dinamis Strategi ini merupakan
strategi BPK dalam meningkatkan kapabilitas dan ketangkasan (agility) organisasi BPK selaku lembaga
pemeriksa eksternal pemerintah melalui perencanaan terintegrasi, penelitian dan pengembangan serta
evaluasi dan pelaporan, dengan tetap mempertimbangkan perkembangan teknologi serta perubahan yang
terjadi di lingkungan internal dan eksternal organisasi baik secara nasional maupun global.
Melalui implementasi strategi ini, BPK akan meningkatkan dan menyempurnakan kondisi organisasi saat
ini. Kondisi saat ini yang diidentifikasi pada strategi ini merupakan hasil dari penilaian mandiri dengan
menggunakan pendekatan SAI PMF self assessment yaitu pada Domain B (Tata Kelola Internal dan Etika)
dan Domain C (Kualitas Pemeriksaan dan Pelaporan) dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan tantangan. Indikator SAI PMF yang relevan dengan strategi ini mencakup SAI3 Siklus
Perencanaan Strategis, SAI-5 Audit yang dilakukan Pihak Eksternal, SAI-6 Kepemimpinan dan
Komunikasi Internal, SAI-7 Perencanaan Audit yang Menyeluruh, SAI-8 Cakupan Audit, SAI-12 Standar
Audit Kinerja dan Manajemen Mutu, SAI-13 Proses Audit Kinerja, dan SAI-14 Hasil Audit Kinerja. Untuk
mewujudkan kondisi yang diharapkan, BPK merencanakan beberapa aktivitas sebagai berikut.
1. Menyempurnakan dan mengoptimalkan mekanisme serta memanfaatkan sistem informasi dalam
penyusunan IHP. Pengelolaan evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan terus ditingkatkan dalam
mendukung peningkatan kualitas hasil evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan dengan menerapkan
mekanisme basis data tunggal (single database) di lingkungan BPK. Single database ini dapat didukung
dengan adanya pemanfaatan TI yang telah terintegrasi dan sesuai dengan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE);
2. Mempercepat proses perumusan bahan pertimbangan untuk setiap usulan penyempurnaan maupun
pengembangan SAP dan SPIP. BPK memberikan referensi penting melalui pengembangan kajian dan
penelitian yang berkualitas;
3. Membangun basis data pengetahuan terkait pemeriksaan, riset, pengalaman terbaik, dan kebijakan
publik yang lengkap dan mudah diakses. Budaya sharing yang telah mulai dilakukan pada renstra
sebelumnya akan terus dikembangkan dalam renstra periode ini. Kemudahan akses pengetahuan dan
berjalannya budaya sharing menunjukkan ditingkat mana kematangan manajemen pengetahuan dalam
mengidentifikasikan bagaimana data, informasi, dan pengetahuan dikelola di BPK. Menurut American
Productivity and Quality Center terdapat 5 (lima) tingkat kematangan manajemen pengetahuan, yaitu
initiate, develop, standardize, optimize, dan innovate.
4. Memutakhirkan pengetahuan atas perkembangan standar, perangkat lunak, dan best practices
internasional dalam rangka pengembangan perangkat lunak pemeriksaan untuk memenuhi kebutuhan
internal dan eksternal BPK agar lebih adaptif, agile, dan berbasis TI. Aktivitas ini akan didukung oleh
kegiatan kehumasan dan kerja sama internasional yang menghubungkan (channelling) BPK dengan
pemangku kepentingan terutama lembaga internasional;
5. Menyempurnakan dan mengembangkan metodologi dan kajian sesuai best practices yang mendukung
kebijakan pemeriksaan dan kelembagaan. Dalam aktivitas ini, BPK akan menginternalisasi (proses
mengadopsi perangkat lunak atau praktik-praktik terbaik internasional ke dalam organisasi BPK)
international best practices dan mengeksternalisasi (mempromosikan perangkat lunak dan praktik-
praktik terbaik BPK ke dalam lingkup internasional) praktikpraktik terbaik sesuai pengalaman internal
untuk menjadi referensi bagi lembaga lain. Internalisasi dilakukan melalui, antara lain, (1) pemutakhiran
pengetahuan tentang perangkat lunak internasional, seperti ISSAI, (2) identifikasi kebutuhan
pengembangan perangkat lunak BPK, (3) identifikasi perangkat lunak atau praktik internasional yang
sesuai dengan kebutuhan BPK, dan (4) proses adopsi ke dalam perangkat lunak BPK. Eksternalisasi
dapat dilakukan dengan, antara lain (1) pemutakhiran pengetahuan tentang perangkat lunak
internasional, seperti ISSAI, (2) identifikasi perangkat lunak atau praktik BPK yang dapat dilakukan di
negara lain dan belum termuat dalam perangkat lunak internasional, dan (3) promosi praktik dan
perangkat lunak BPK ke lingkup internasional;

Anda mungkin juga menyukai