Anda di halaman 1dari 27

ARDA & PARTNER

Jl. Jember IV, No.12 Mataram


Telp : (0370) 623400 Fax : (0370) 623400
ardalawoffice@yahoo.com

NOTA PEMBELAAN
Atas diri Para Terdakwa
Aldhi, Andika Febrian, Anisa Welas Asih, Surya dan Arsy Saefatullah

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami Hormati
Para Hadirin di Persidangan yang Kami Hormati

Pertama-tama kami menyampaikan terima kasih atas kesempatan untuk


menyampaikan pembelaan (Pledoi) ini. Sebagaimana sudah diketahui, Surat
tuntutan menyatakan Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana
“pembunuhan berencana”. Apakah pernyatan “terbukti” dalam surat tuntutan
ini adalah benar secara faktual dan hukum, itulah pertanyaannya. Secara singkat
disampaikan langsung disini bahwa Surat Tuntutan yang dibacakan dan
disampaikan pada persidangan yang lalu itu sungguh bukanlah tuntutan
berdasarkan pada fakta hukum yang ditemukan selama persidangan. Sebab,
sekalipun disebut Penuntut Umum bahwa surat tuntutannya adalah atas “fakta
persidangan dan atau fakta hukum” namun sesungguhnya tidaklah demikian
adanya bila dicermati lagi surat tuntutan tersebut.
Suatu alat bukti dianggap sah apabila proses pengambilan dan
pemeriksaannya didasarkan pada metodologi ilmu pengetahuan yang paling sahih,
terbaru, dan diakui oleh para ahli dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Prinsip ini
dikenal pula dengan istilah “In Dubio Pro Natura”. Sebab, misalnya, dari
Keterangan Saksi dan Keterangan Ahli serta alat bukti surat yang diperiksa selama
persidangan ini, Surat Tuntutan dalam analisa fakta dan analisa yuridisnya
Penuntut Umum hanya mempertimbangkan keterangan dari salah satu saksi, ahli
dan beberapa alat bukti surat saja. Tidak ada penjelasan mengapa saksi, ahli dan
alat-alat bukti surat lainnya tidak dipertimbangkan dalam analisa fakta dan analisa
yuridis Surat Tuntutan. Padahal suatu surat tuntutan dalam peradilan pidana
bukanlah merupakan alat pembenaran untuk bagaimanapun harus menyalahkan
dan menghukum seseorang yang terlanjur telah dijadikan sebagai terdakwa.
Bahkan bila dianalisa lebih jauh uraian pertimbangan Surat Tuntutan itu maka
nampak jelas ada kecenderungan pertimbangan Penuntut Umum untuk hanya
merujuk pada keterangan para saksi serta surat hasil visum saja.
Dengan begitu, persidangan ini pastilah sependapat bahwa Surat Tuntutan
yang demikian secara materil bukanlah dasar yang benar dan dapat dijadikan
sebagai titik tolak untuk mengadili perkara ini. Sebab asas peradilan kita adalah
harus jujur, obyektif dan tidak memihak. Sekalipun demikian, dengan sudah
adanya Surat Tuntutan ini sekalipun keliru memahami fungsinya, setelah beberapa
kali ditunda maka setidak-tidaknya secara formil harus disampaikan terima kasih
pada Penuntut Umum yang nampaknya dengan cara bagaimanapun tuntutan
hukuman harus diajukan pada Terdakwa. Sebab tanpa Surat Tuntutan itu,
pemeriksaan perkara ini secara formil memang tidak dapat dilanjutkan.
Waktu yang lama dalam pemeriksaan ini secara obyektif kami lihat adalah
sesuatu yang dibutuhkan karena hakekat dari materi perkara ini. Sebab, dakwaan
secara formal dan sekarang telah menjadi tuntutan dinyatakan Penuntut Umum
bahwa telah terjadi “pembunuhan berencana” yang dimana digunakan pasal 340
KUHP Tentang Pembunuhan Berencana Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo.pasal
65 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

II. RINGKASAN SURAT DAKWAAN DAN TUNTUTAN JAKSA


PENUNTUT UMUM
Saudara Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya, telah mencoba
menggambarkan suatu peristiwa pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Aldhi,
Arsy Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih, jalinan peristiwa
tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Dakwaan, dilakukan pada hari
dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi dalam kurun waktu antara 20
desember 2018 atau setidak-tidaknya pada waktu lain pada akhir tahun 2018
bertempat di Jalan Hibrida Jaya Perumahan Villa Citra, Antasari, Mataram atau
setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Mataram, maka sesuai Pasal 84 ayat (4) KUHAP Pengadilan
Negeri Denpasar berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini.

Selanjutnya, surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum dengan Nomor : DAK-
123/20/II/2019 Tanggal 10 Februari 2019, menyebutkan :

- Bahwa pada hari rabu tanggal 19 Desember 2018 sekitar pukul 14.00
WIB diadakan pertemuan antara Terdakwa IV Surya dengan
Terdakwa lainnya berturut-turut Aldhi, Arsy Saefatullah, Andika
Febrian, dan Anisa Welas Asih bertempat dikediaman korban Farid
Amir.
- Bahwa dalam pertemuan tersebut untuk memebicarakan rencana yang
akan dilaksanakan keesokan harinya guna melancarkan rencana
perampokan di rumah korban Farid Amir.
- Bahwa pada tanggal 20 Desember 2018 sekitar pukul 14.00 WIB
terlihat dalam CCTV Halaman depan rumah korban, terlihat anak
korban Farid Amir yaitu Aliffira Sekarningrum sedang menyiram
tanaman di teras depan, lalu datanglah Terdakwa Anisa Welas Asih
menghampiri korban Aliffia Sekarningrum dan berbicara dengannya
lalu pergi beberapa menit setelahnya.
- Bahwa sekitar pukul 14.20 WIB, Terdakwa Surya yang bekerja
sebagai supir dirumah korban Farid Amir datang dengan mobil merk
Toyota Alphard nomor plat DR 7777 CG yang didalamnya terdapat
korban Farid Amir beserta istrinya Rosalinda kemudian memasukkan
mobil ke dalam garasi.
- Bahwa setelah korban memasuki rumah, terlihat dalam CCTV depan
rumah korban, terdakwa Surya menuju keluar gerbang dan berbicara
dengan seseorang yang berada di dalam mobil Avanza nomor polisi
DR 1215 BF sekitar 10 menit.
- Bahwa sekitar 14.40 WIB, Para Terdakwa yaitu Aldhi, Arsy
Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih memasuki
rumah korban yang tidak terkunci dan terdakwa Aldhi sebagai
ketuanya melakukan pembagian tugas guna perampokan dirumah
korban Farid Amir.
- Bahwa terdakwa Aldhi, Arsy Saefatullah, Andika Febrian dan Anisa
Welas Asih mulai memasuki rumah korban sementara terdakwa Surya
bertugas mengawasi kondiri lingkungan di luar rumah.
- Bahwa Terdakwa Aldhi bertugas memimpin kelompok dan juga
bertugas mengamankan orang seisi rumah bersama dengan terdakwa
Andika Febrian, diketahui terdapat 11 orang di dalam rumah
diantaranya Farid Amir, Rosalinda, 3 orang anak dari korban Farid
Amir yaitu Mutia Kartika, Aliffira Sekarningrum dan Sheila Adelia,
Kamila Sari, 4 orang asisten rumah tangga diantaranya Eka Dahlia,
Aufa Rishanda, Kamila Sari dan Zahra Hanafi, 1 orang tukang kebun
yakni Binsar Panjaitan dan 1 orang supir yaitu Reviza Pratama.
- Bahwa terdakwa Arsy Saefatullah bertugas untuk menjarah barang
berharga yang terdapat pada lantai 1, yang dimana dalam lantai 1
bagian depan tersebut terdapat 6 ruangan yaitu kamar Farid Amir ,
ruang tamu, ruang keluarga dan Kamar salah satu anak korban yaitu
Sheila Adelia, Kamar mandi tamu dan juga dapur. Di lantai 1 bagian
belakang rumah terdapat 3 Ruangan yaitu 2 Kamar untuk ART dan 1
Kamar mandi untuk ART.
- Bahwa terdakwa Arsy Saefatullah menodong korban dengan air
sofgun dan golok yang kemudian dikumpulkan di ruang keluarga
dengan tangan dan kaki terikat yang dibantu oleh terdakwa Andika
Febrian sementara terdakwa Arsy Saefatullah menjarah barang
berharga di lantai 1 diantaranya Uang Tunai sejumlah Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah), 2 Unit televisi merk LG
98”inch, 3 buah emas batangan seberat masing-masing 1kg, 3 Jam
merk Rolex berwarna silver, 1 buah lukisan karya Affandi , 2 Unit
Ponsel merk Iphone 11 Pro, dan 4 Unit Ponsel Merk Samsung.
- Bahwa terdakwa Anisa Welas Asih bertugas menjarah barang dilantai
2 dengan membawa senjata tajam berupa celurit yang dibantu oleh
Aldhi yang mengamankan orang-orang yang berada di lantai 2 yang
kemudian dikumpulkan di ruang keluarga dengan tangan terikat,
sementara terdakwa Anisa Welas Asih menjarah barang-barang
berharga seperti 2 Unit tas branded dengan merk Gucci dan Hermes, 3
Unit Iphone 11 pro, 1 Unit brankas berukuran sedang dengan
berisikan pehiasan kalung, cincin dan gelang 24 karat dengan total
berat 100 gram, dan 3 unit Laptop merk Apple (Macbook Air).
- Bahwa setelah semua orang terkumpul di ruang keluarga, kemudian
terdakwa Aldhi bersama terdakwa Andika Febrian memasukkan satu
persatu orang ke dalam Kamar mandi belakang yaitu kamar mandi
khusus untuk ART dengan luas sekitar 1 meter x 1,5 meter persegi
dengan posisi seluruh orang tangannya terikat dan pintu dikunci oleh
terdakwa Aldhi.
- Bahwa setelah selesai memasukkan seluruh anggota rumah ke dalam
kamar mandi ART sejumlah 10 orang, para terdakwa kemudian
menjarah kembali barang-barang berharga yang ada di dalam rumah
diantaranya membawa 1 Unit motor Honda CBR yang dikendarai
Arsy Saefatullah, 1 Unit Mobil Toyota Camry yang dikendarai oleh
terdakwa Andika Febrian, dan 1 Unit Mobil Alphard yang dikendarai
oleh Surya sementara terdakwa Aldhi bersama terdakwa Anisa Welas
Asih pergi meninggalkan rumah korban dengan mobil rental merk
Avanza setelah para terdakwa lainnya keluar dari rumah korban.
- Bahwa sehari setelah hari perampokan yang dilakukan oleh para
terdakwa, rumah korban tampak sepi sampai ketika salah satu
tetangga korban yang bernama Adam Ferdinand berkunjung kerumah
korban namun terdapat kecurigaan terkait gerbang dan pintu depan
rumah yang tidak terkunci dan tampak sepi.
- Bahwa Adam Ferdinand memasuki rumah korban dan terlihat kondisi
rumah yang berantakan dan berserakan serta saksi Adam Ferdinand
mendengan suara pukulan pintu dan rintihan suara dari kamar mandi
belakang.
- Bahwa saksi Adam Ferdinand menghampiri kamar mandi belakang
dan menelfon polisi untuk memeriksa ruangan/ kamar mandi tersebut.
- Bahwa polisi membobol pintu kamar mandi dan menemukan 10
orang di dalamnya dengan kondisi 7 orang meninggal dunia dan 3
orang lainnya dalam keadaan kritis.
- Bahwa polisi menemukan salah satu anak korban yaitu Sheila Adelia
di dalam kamarnya dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta
diperoleh informasi bahwa korban adalah salah satu pasien
tunawicara.
- Bahwa setelah dibawa kerumah sakit umum kota mataram, dilakukan
visum Et Repertum terhadap 7 orang yang meninggal dunia dan 4
korban dalam kondisi kritis segera mendapatkan perawatan intensif
termasuk anak korban yakni Sheila Adelia.
- Bahwa berdasarkan hasil visum Et Repertum dari kepolisian Negara
RI Daerah NTB bidang kedokteran dan kesehatan nomor:
T/47/XII/2018 Bid.Dokkes tanggal 24 Desember 2018 yang ditangani
oleh Dr.Yura,Sp.F.DF menyimpulkan bahwa dari hasil pemeriksaan
luar dan dalam ditemukan tanda-tanda luka memar dan
kehabisan/kesulitan bernafas menjadi penyebab kematian dari para
korban.
- -------Perbuatan terdakwa diatur dan diancam Pidana dalam pasal 340
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentang Pembunuhan
Berencana Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana tentang
Penyertaan-------------------------------------------------------------------
----------------------------------ATAU SUBSIDAIR-------------------------
------------------Bahwa ia Terdakwa Aldhi, Andika Febrian, Anisa Welas
Asih, Surya, dan Arsy Saefatullah bertindak atas nama dirinya sendiri atau
bersama-sama pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi dalam
kurun waktu antara 20 Desember 2019 atau setidak-tidaknya pada waktu lain
pada tahun bulan desember tahun 2019, telah melakukan beberapa
perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri
yang diancam dengan pidana pokok sejenis, bertempat di Rumah Korban
(Farid Amir) yang beralamat di Jalan Hibrida Jaya Nomor 18 Perumahan
Villa Citra, Antasari, Mataram atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain
yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Mataram, telah
melakukan,menyuruh melakukan atau turut serta melakukan pencurian yang
didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
terhadap orang, dengan maksud menyiapkan atau memudahkan pencurian
itu atau jika tertangkap tangan supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiri
atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri
atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri yang perbuatan tersebut
mengakibatkan luka berat atau kematian yang dilakukan para terdakwa
dengan cara-cara sebagai berikut : Mohon dianggap telah dibacakan (sesuai
dengan dakwaan primair)

-------Perbuatan terdakwa diatur dan diancam Pidana dalam pasal 365 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana tentang Penyertaan-------------------------

III. RESUME KETERANGAN SAKSI-SAKSI DAN TERDAKWA


SEBAGAI FAKTA DI PERSIDANGAN
Majelis hakim yang kami hormati,
Rekan Jaksa Penuntut Umum yang semoga selalu berbahagia,

Sebelum kami, Tim Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok


dari Pembelaan, ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi
selama proses persidangan berlangsung. Hal ini menjadi penting karena
terdapat perbedaan yang signifikan antara keterangan saksi dipersidangan
dengan risalah surat tuntutan dari penuntut umum. Selain itu, keterangan saksi
dimuka persidangan merupakan alat bukti yang sah, dan keterangan saksi yang
mempunyai nilai pembuktian adalah keterangan yang sesuai dengan apa yang
dijelaskan pada Pasal 1 Angka 27 KUHAP, yaitu :

1. Yang saksi lihat sendiri


2. Saksi dengar sendiri
3. Saksi alami sendiri
4. Menyebut alasan dari pengetahuannya.
Pada proses pemeriksaan saksi dan terdakwa dalam persidangan yang
terhormat ini, rekan jaksa penuntut umum telah menghadirkan sebanyak 3
(Tiga ) orang saksi dan 1 (Satu) orang ahli. Adapun pokok keterangan saksi
dan ahli tersebut adalah sebagai berikut :
1. Saksi A Charge (Memberatkan) telah didengar keterangannya sebanyak
4 (Tiga) orang, yaitu masing-masing sebagai berikut :
- Pemeriksaan saksi Adam Ferdinand
 Saksi dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani Serta
bersedia di periksa dimintai keterangan dan akan memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya. Saksi mengerti diperiksa
sehubungan dengan masalah saudara terdakwa Aldhi, Arsy
Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih
dalam dugaan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana.
 Bahwa benar saksi adalah tetangga dari bapak alm. Farid Amir,
yang menelfon polisi saat itu karena kondisi rumah yang
mencurigakan dan berantakan.
 Bahwa benar saksi menerangkan kronologinya pada hari
ditemukannya para korban adalah pada awalny saksi sekitar jam
3 siang pergi kerumah pak Farid Amir karena tidak biasanya
korban tidak pergi sholat jumat di masjid komplek yang
biasanya selalu bertemu dengan saksi disana. Sekalian ingin
bertamu saksi kerumah pak farid amir, tapi saat saksi sampai di
depan gerbang dan menekan tombol bel rumah tetapi tidak ada
yang membukakan, pikiran saya apa semua orang sedang pergi
tapi saksi mencoba memegang pintu gerbangnya ternyata tidak
terkunci yang tidak biasanya seperti itu asisten rumah tangga
pak farid membiarkan gerbang tidak terkunci. Saat itu saksi
sudah merasa ada yang aneh, karena karena saksi lihat garasi
yang tidak tertutup dan pintu depan teras yang terbuka tetapi
tidak ada sahutan dari satu orang pun saat saksi mengucapkan
salam.
 Bahwa saksi menemukan para Korban di kamar mandi
belakang rumah korban
 Bahwa benar saksi menjelaskan alasannya langsung memasuki
area belakang rumah korban adalah selama saksi masuk ke
rumah pak Farid Amir yang tidak terkunci, saksi sudah melihat
barang-barang yang berserakan dan berantakan, kemudian
banyak vas-vas bunga yang pecah juga, pintu kamar rumah pak
yazid yang dilantai 1 terbuka semua tetapi tidak ada orang, dan
setelah saksi berniat ingin melaporkan ke satpam, kemudian
saksi mendengar suara ketukan pintu yang sangat jauh jaraknya
dan suara minta tolong yang suaranya sendiri terdengar kecil
dan sangat lemah. Sehingga saksi mencari di setiap ruangannya.
 Bahwa benar saksi menjelaskan setelah mendengarkan suara
minta tolong dari salah satu korban, saksi menelfon satpam
komplek dan juga polisi setempat untuk membantunya
membuka pintu kamar mandi tersebut
 Bahwa saksi menerangkan menemukan 10 orang korban yang
semuanya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
 Bahwa saksi menjelaskan saksi berada di TKP sampai selesai
tetapi dievakuasi keluar oleh polisi agar tidak merusak TKP
yang selanjutnya polisi yang melakukan pemeriksaan lebih
lanjut
 Bahwa saksi menyatakan hanya melihat kondisi kamar mandi
yang penuh saat pintu terbuka, kamar mandi tersebut berukuran
kecil, untuk lebih detailnya saksi tidak memperhatikannya.
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa.

- Pemeriksaan saksi Eka Dahlia


 Saksi dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani Serta
bersedia di periksa dimintai keterangan dan akan memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya. Saksi mengerti diperiksa
sehubungan dengan masalah saudara terdakwa Aldhi, Arsy
Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih
dalam dugaan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana
 Bahwa saksi adalah salah satu asisten rumah tangga yang
bekerja di keluarga bapak alm. Farid Amir selama 7 tahun
 Bahwa saksi menyatakan terdapat 4 orang ART yang bekerja
dengan korban yang memiliki tugas masing-masing yang telah
diatur oleh istri dari korban farid amir
 Bahwa saksi menyatakan tugasnya adalah sebagai teman
sekaligus pengasuh anak alm pak farid yang paling bungsu
yaitu Sheila sejak dia berumur 4 tahun pak, kalau bu Zahra
Hanafi selaku ART yang memasak pak, dan mbak Karmila dan
Aufa sebagai ART yang bersih-bersih rumah.
 Bahwa saksi menyatakan kejadian pada tanggal 20 september
tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WITA yang pada saat itu
saksi sedang berada di kamar Sheila, bermain dengannya
berdua setelah dia saksi temani makan siang, kemudian saksi
mendengar suara teriakan dari lantai bawah dan juga suara
pecahan kaca, saksi tidak berani keluar karena takut
 Bahwa saksi menyatakan yang mengejarnya di lantai 2 adalah
terdakwa Anisa Welas Asih dan TERDAKWA Aldhi
 Bahwa saksi menyatakan melihat terdakwa membawa pistol
dan golok yang membuatnya berlari seketika dan mengunci diri
dengan Sheila di dalam kamar
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Aldhi menembak pintu dan
merusaknya, sehingga pintunya terbuka, yang perempuan
tersebut kemudian menodongkan pistolnya kepada saksi dan
Sheila, sehingga saksi dan korban lainnya pasrah tidak dapat
bertindak apa-apa, berteriak pun saksi tidak berani karena
diancam akan di tembak jika teriak, Sheila juga karena tuna
wicara tidak bisa berbicara sehingga dia hanya bersembunyi di
belakang saksi dan menangis ketakutan.
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Anisa Welas Asih ingin
mengikat tangannya namun saksi melakukan perlawanan
dengan menjambaknya, terdakwa Anisa Welas Asih dibantu
dengan terdakwa Aldhi sehingga saksi dijambak keluar oleh
terdakwa sementara korban Sheila masih dikamar, saksi melihat
tangan dan kaki sheilla diikat oleh terdakwa Aldhi pada saat itu.
 Bahwa saksi menyatakan dibawa dan dikumpulkan di ruang
tengah lantai 1 bersama dengan korban lainnya dengan kaki dan
tangan terikat, mulutnya di tutup lakban sebelum dibawa ke
kamar mandi area belakang rumah
 Bahwa saksi menyatakan tidak melihat terdakwa Surya berada
di dalam rumah, hanya ke-4 terdakwa lainnya.
 Bahwa saksi menyatakan dimasukkan secara bergiliran oleh
terdakwa ke dalam kamar mandi yang setelah itu pintu dikunci
dengan 10 orang yang ada didalam kamar mandi tersebut
 Bahwa saksi menyatakan kamar mandi area belakang tersebut
adalah kamar mandi khusus untuk ART bu, yang dimana
ukurannya sekitar 1 meter x 1,5 meter persegi bu, hanya
terdapat 1 kloset, 1 bak mandi dan tanpa adanya ventilasi di
dalamnya.
 Bahwa saksi menyatakan keesokan harinya, sekitar siang hari,
semua korban telah pingsan kecuali saksi, saksi tidak tahu
posisinya 7 orang sudah meninggal karena memang semua
korban tidak bersuara dan tidak bisa melakukan apa-apa, hanya
berharap ada orang yang membukakan pintu kamar mandi, lalu
sehari setelahnya ada yang datang kerumah mengucapkan
salam, sontak saksi mencoba sekuat tenaga memukul” pintu
kamar mandi agar kedengaran dan berteriak walaupun susah.
Benar saja, saksi merasa ada seseorang yang datang dan di
depan kamar mandi, dia berusaha membuka pintu kamar mandi
beberapa kali namun tidak bisa, karena mau di dobrak pun,
pintu tidak bisa karena yang didalam kamar mandi sangat
penuh, sampai tiba polisi barulah para korban berhasil keluar
 Bahwa saksi menyatakan saat polisi berhasil membuka pintu
kamar mandi, datang ambulance yang membawa para korban
kerumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan insentif
dan setelah kondisi saksi mulai membaik, barulah saksi
mengetahui bahwa 7 orang telah meninggal dan 3 orang lainnya
termasuk saksi berada dalam kondisi kritis, dan Sheila yang ada
di lantai 2 juga sudah dibawa ke rumah sakit yang sama dengan
para korban
 Bahwa saksi menyatakan saksi hanya melihat para terdakwa
membawa pistol dan senjata tajam lainnya, tapi setelah di
dalam kamar mandi, saksi melihat semua orang yang ada disana
terdapat luka-luka memar bahkan berdarah di badannya pak.
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa
- Pemeriksaan saksi Reviza Pratama

 Saksi dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani Serta


bersedia di periksa dimintai keterangan dan akan memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya. Saksi mengerti diperiksa
sehubungan dengan masalah saudara terdakwa Aldhi, Arsy
Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih
dalam dugaan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana
 Saksi menyatakan adalah salah satu supir pribadi yang bekerja
di keluarga bapak alm. Farid Amir selama 5 tahun yang dimana
terdapat satu supir lagi yaitu tterdakwa Surya, saksi
menjelaskan mempunyai tugas masing-masing supir yaitu saksi
ditugaskan mengantar anak-anak farid saja, sedangkan
terdakwa Surya bertugas mengantarkan korban farid dan
Rosalinda.
 Bahwa saksi menerangkan kejadian pada hari tersebut terjadi
sekitar pukul 3 siang yang pada saat itu saksi sedang berada di
rumah saja dengan yang lainnya, karena baru saja selesai
mengantar alifia les piano, dirumah saat itu ada saksi, ke 4
ART, 3 anaknya pak farid, pak farid, bu Rosalinda, pak binsar
dan pak Surya, semuanya ada dirumah
 Bahwa saksi menjelaskan kurang tahu cara para terdakwa
memasuki rumah korban tetapi setahu saksi yang terakhir kali
sampai dirumah yaitu pak farid, bu Rosalinda dan juga
terdakwa Surya, sehingga seharusnya pintu gerbang dikunci
oleh terdakwa Surya, karena memang gerbang maupun pintu
depan rumah tidak pernah terbuka, selesai pergi pasti selalu
dikunci
 Bahwa saksi menyatakan saat terdakwa memasuki rumah
korban saksi bersama dengan anak korban yaitu mutia, mbak
karmila, mba aufa dan mbok Zahra ada di ruang keluarga, ibu
dan bapak ada di kamar karena baru pulang kantor, non Sheila
dan mbak eka ada di lantai 2 dikamarnya non sheilla sementara
pak binsar ada di teras dengan non alif sepertinya pak binsar
sedang memotong rumput dan non alif sedang menyiram
tanaman. Setibanya para terdakwa masuk sudah dalam posisi
pak binsar dan non alif yang tangannya terikat, serta para
terdakwa berpencar untuk menangkap kami dengan membawa
pistol, sabit, dan senjata tajam lainnya. Semua ketakutan dan
tidak berani melawan sampai semuanya dikumpulkan di ruang
tengah/ ruang keluarga itu, saat para korban mencoba melawan,
tetapi dipukul oleh para terdakwa.
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Andika Febrian yang
mengamankan seluruh orang di lantai 1 bersama dengan
terdakwa Arsy Saefatullah, sedangkan dilantai 2 yang bertugas
terdakwa Anisa Welas Asih dan terdakwa Aldhi dan saksi tidak
melihat terdakwa Surya ada diantara yang lainnya
 Bahwa saksi menyatakan semua orang dikumpulkan di ruang
tengah lantai 1 kecuali salah satu anak korban yaitu sheilla yang
masih ada di lantai 2.
 Bahwa saksi menyatakan sebanyak 10 orang dimasukkan ke
dalam kamar mandi belakang rumah
 Bahwa saksi menjelaskan kondisi kamar mandi yang sangat
sempit tidak ada udara yang masuk, sangat pengap dan para
korban secara perlahan-lahan mulai kesulitan bernapas dan
pingsan termasuk saksi.
 Bahwa saksi menjelaskan tidak tahu bahwa banyak korban
yang meninggal karena tidak dapat memperhatikan satu sama
lain dikarenakan kondisi tubuh para korban yang lemas selama
20 jam berada di dalam kamar mandi
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa

- Pemeriksaan saksi Aliffia Sekarningrum

 Saksi dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani Serta


bersedia di periksa dimintai keterangan dan akan memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya. Saksi mengerti diperiksa
sehubungan dengan masalah saudara terdakwa Aldhi, Arsy
Saefatullah, Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih
dalam dugaan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana
 Bahwa saksi adalah salah satu anak dari korban farid amir
 Bahwa saksi menyatakan ada dirumah saat kejadian
berlangsung namun berada di teras halaman rumah dengan pak
binsar selaku tukang kebun di rumahnya.
 Bahwa saksi menyatakan hanya melihat 2 orang saja yaitu
terdakwa Surya dan terdakwa Anisa Welas Asih karena pada
hari kejadian, terdakwa Anisa Welas Asih masuk ke rumah dan
bertanya mengenai alamat rumah, saksi mengatakan terdakwa
Anisa Welas Asih sudah mutar-mutar komplek tetapi tidak
sampai di alamat yang dituju, sehingga saksi menjelaskan
sedikit tentang alamat yang dicari.
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Anisa Welas Asih adalah
temannya pak Surya selaku supirnya dan sedang mencari
lowongan pekerjaan, dan bertanya apakah dirumah saksi
menerima ART, lalu saksi jawab bahwa dirumah sedang tidak
membutuhkan ART tambahan karena sudah ada 4 orang ART
dirumah, dan menanyakan saksi sedang dengan siapa saja
dirumah, lalu saja saksi jawab, “banyak mba, ibu dan bapak
saya tidak ada dirumah, nanti saja kalau ada loker saya kabari
lewat pak Surya”. Saksi mengatakan hal itu karena terdakwa
mengaku adalah teman pak Surya
 Bahwa saksi menyatakan melihat terdakwa Anisa Welas Asih
masuk ke dalam mobil avanza yang parker tepat di seberang
rumah saksi
 Bahwa saksi menyatakan setelah terdakwa Anisa Welas Asih
pergi, ibu dan bapaknya datang dari kantor dijemput pak Surya
supirnya (terdakwa), sontak setelah pak Surya keluar, saksi
menyampaikan bahwa tadi temannya ada yang mencari, setelah
itu saksi melihat terdakwa Surya keluar rumah dan
menghampiri mobil yang parker tersebut.
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Surya sekitar 15 menit
masuk ke dalam mobil dan pak binsar tidak mengunci gerbang
karena terdakwa Surya masih diluar rumah
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa masuk secara bersama-sama
dan saksi ditodong pistol begitupula dengan tukang kebunnya
binsar, terdakwa Aldhi mengambil sabit yang ada ditangan pak
binsar.
 Bahwa saksi menyatakan terdakwa Aldhi yang mengamankan
semua orang lalu dikumpulkan di ruang tengah sebelum dibawa
ke kamar mandi belakang.
 Bahwa saksi mengatakan melihat terdakwa Surya yang berdiri
di depan gerbang dan tidak membantu para korban seolah-olah
sedang berjaga.
 Bahwa saksi menyatakan setelah dikumpullkan diruang tengah ,
tangan dan kaki para korban diikat dan mulut para korban
dilakban selanjutnya dibawa satu persatu ke belakang rumah
untuk dimasukkan ke kamar mandi, sebanyak 10 orang, tanpa
adiknya sheilla.
 Bahwa saksi menyatakan upayanya untuk bertahan hidupo
adalah pertama-tama para korban saling membantu melepaskan
lakban yang digunakan menutup mulut kami, serta melepaskan
ikatan di tangan setelah itu saksi dan korban lainnya juga
menyemprotkan air keran di dalam kamar mandi dan meminum
air keran tersebut tetapi tidak semuanya karena sangat
berdesakan sehingga susah untuk bergerak
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa.
2. Ahli telah didengar keterangannya sebanyak 2 (dua) orang, yaitu masing-
masing sebagai berikut :
- Ahli forensic
 Bahwa ahli menyatakan telah menjadi ahli dalam persidangan
sebanyak 5 kali dalam kurun waktu 5 tahun
 Bahwa ahli menjelaskan perlu dilakukannya autopsy adalah
Perlu diketahui ada beberapa penyebab sehingga dokter
melakukan autopsi terhadap jenazah yaitu adanya kematian
yang mencurigakan atau tidak terduga Undang-undang
kesehatan setiap Negara berbeda hampir semua Negara bagian
melakukan autopsy ketika seseorang meninggal dengan cara
yang mencurigakan, tak terduga, atau tak wajar. Adanya
ancaman kesehatan publik hampir dua puluh tujuh Negara
bagian mewajibkan untuk melakukan autopsi jika kematian
jenazah tersebut diduga akan memberikan ancaman kesehatan
terhadap masyarakat, seperti wabah penyakit yang menular
dengan cepat. Tidak ada dokter yang mengatahui penyebab
kematian jenazah dengan baik dan keinginan keluarga bisaanya
keluarga menginginkan jenazah untuk diautopsi karna masih
ragu dengan penyebab kematiannya serta untuk mengetahui
lebih jelasnya lagi.
 Bahwa ahli menjelaskan bahwa di Indonesia peraturan tidak
ada, namun secara ilmiah bahwa untuk memperoleh sebab
kematian yang paling mantap adalah kita harus melakukan
autopsi. Namun yang harus dipahami terlebih dahulu adalah
untuk memperoleh sebab kematian yang mantap adalah ada dua
hal yang harus kita perhatikan pada orang yang informasi
medisnya sudah cukup , maka tidak perlu dilakukan autopsi
misalnya adalah orang yang sakit dan dirawat dirumah sakit
atau orang yang kena kecelakaan dan trauma kemudian dirawat
di rumah sakit maka selama perawatan itu sudah sempat
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sehingga dokter sudah bisa
melihat informasi medis itu apa saja sehingga dia sudah bisa
menentukan sebab kematiannya lalu kemudian pasien itu
meninggal. Sedangkan pada mayat yang kita temukan sudah
meninggal yang datang kerumah sakit itu sulit buat dokter
untuk membuat kesimpulan sebab kematian, karena apapun
yang diceritakan orang itu belum tentu benar jadi harus kita
lakukan pemeriksaan terlebih dahulu jadi beberapa pemeriksaan
harus dilakukan termasuk didalamnya adalah autopsi kalau di
daerah yang tidak menginginkan ini tidak urusan pidana untuk
memperoleh sebab kematian pada suatu penyakit tertentu maka
dilakuakan satu semacam studi epidebilogi sehingga dia juga
bisa kita tetapkan sebab kematiannya tetapi tidak untuk
kepentingan hukum jadi untuk kepentingan hukum harus kita
yakin harus seyakin-yakinnya sebab kematiannya jadi harus
melakukan pemeriksaan yang bisa merepresentasikan
pemeriksaan seluruh tubuh itu.
 Bahwa benar ahli adalah dokter forensic pada kepolisian RI
daerah NB bidang kedokteran dan kesehatan yang melakukan
autopsy terhadap seluruh korban pada kasus ini.
 Bahwa ahli menyatakan benar korban yang diautopsi sebanyak
7 orang
 Bahwa ahli menjelaskan hasil visum et repertum pada seluruh
hasil autopsy terhadap Farid Amir, Rosalinda, Mutia Kartika,
Karmila Sari, Aufa Rishanda, Zahra Hanafi dan Binsar
Panjaitan rata-rata ialah sama adalah meinggal karena
kehabisan nafas atau kegagalan bernafas yang dalam ilmu
kedokteran disebut asfiksia. Lebih lengkapnya, asfiksia adalah
keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran
udara pernapasan, mengakibatkan oksigen dalam darah
berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan
karbondioksida (hiperkapnea). Sehingga organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dalam
darah dan terjadi kematian
 Bahwa ahli menjelaskanj ada tiga sebab seseorang bisa
mengalami asfiksia yaitu diantaranya sebab alamiah, trauma
mekanik dan keracunan
 Bahwa ahli menjelaskan penyebab yang pertama yaitu sebab
alamiah contohnya karena penyakit penyumbatan saluran
pernafasan seperti laryngitis difteri (terdapat pada faring, laring,
dan hidung), atau fibrosis paru atau gangguan pergerakan paru.
Trauma mekanik misalnya dicekik, tenggelam, digantung,
terjerat, dan terperangkap di lingkungan yang kurang oksigen,
sehingga di dalam kasus ini, penyebab asfiksia adalah trauma
mekanik karena korban terperangkap pada ruangan yang kurang
oksigen
 Bahwa ahli menjelaskan ada 4 tahap seseorang dalam keadaan
terperangkap seperti ini, fase pertama disebut dispena yang
dimana fase ini seseorang mengalami sesak nafas karena
penurunan kadar oksigen di dalam sel darah merah dan terjadi
penimbunan karbondioksida dalam plasma. Kondisi ini akan
merangsang amplitude dan frekuensi pernafasan akan
meningkat, nadi berdenyut cepat, tekanan darah meninggi dan
mulai Nampak tanda-tanda sianosis (kebiruan) pada muka dan
tangan. Kemudian terjadi fase konvulasi, pada fase ini tubuh
akan mengalami kejang, kadar karbondioksida naik sehingga
menimbulkan rangsangan terhadap susunan saraf pusat. Mula-
mulanya kejang ringan kemudian Nampak pupil mengalami
dilatasi atau pembesaran, denyut jantung menurun dan tekanan
darah menurun, efek ini diakibatkan karena otak yang
kekurangan oksigen. Kemudian fase ketiga disebut fase apnea
atau terjadinya depresi pada pusat pernafasan sehingga
pernafasan melemah, kesadaran menurun, dan terjadi
pengeluaran cairan sperma, urine, dan tinja diluar kesadaran
karena terjadi relaksasi sfingter atau organ otot yang bekerja
untuk menutup jalur atau pembukaan alamiah pada tubuh,
sampai akhirnya mengalami fase terakhir yakni pernafasan
terhenti
 Bahwa ahli menjelaskan proses inii tergantung dari tingkat
penghalang oksigen bu. Bila tidak 100 persen terhalangi, maka
waktu kematian akan lebih lama. Kematian farid amir dengan
yang lainnya dalam tragedy ini adalah salah satu kasus
penghalang asupan oksigennya cukup tinggi sebab ada 10 orang
di dalam ruangan yang super sempit sehingga sudah pasti ke-10
orang itu akan berebut oksigen, ditambah lagi mereka
terperangkap dalam waktu lebih dari 10 jam
 Bahwa ahli menjelaskan secara fisik, jenazah yang mengalami
kematian karena kekurangan oksigen akan berwarna kebiruan
terutama pada bibir, gusi, bawah kuku atau ujung jari jenazah.
 Bahwa ahli menjelaskan darah yang keluar dari hidung terjadi
karena pembuluh darah kecil di dalam tubuh pecah sehingga
keluar melalui lubang-lubang dalam tubuh.
 Bahwa ahli menjelaskan untuk kettiga korban yang selamat
namun kritis adalah seseorang bisa selamat dari keadaan
terperangkap di ruang minim oksigen jika kondisi tubuhnya
sehat dan tidak mudah panik sehingga dapat bertahan lebih
lama, karena kepanikan dapat menimbulkan sesak napas lebih
cepat, karena tekanan psikologis ini menyebabkan saraf-saraf
semakin cepat bekerja. Dan juga karena ada kelembaban
sehingga meringankan kerja saraf.
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa

- Ahli pidana

 Bahwa ahli menyatakan telah menjadi ahli dalam persidangan


sebanyak 7 kali dalam kurun waktu 5 tahun
 Bahwa ahli menjelaskan sesuai dengn penjelasan pasal 340
KUHP yang pada intinya yaitu pembunuhan yang dilakukan
dengan rencana terlebih dahulu
 Bahwa ahli menjelaskan pembunuhan biasa dengan
pembunuhan berencana dengan contoh, misalkan saya berniat
membunuh A, niat itu saya lakukan seketika itu juga maka itu
di maksud dengan pembunuhan biasa, sedangkan apabila niat
itu saya lakukan besok atau lusa dan sudah ada rencana terkait
cara melaksanakan pembunuhan tersebut maka itulah yang
disebut dengan pembunuhan berencana, jadi perbedaannya
terletak pada tenggang waktu
 Bahwa ahli menjelaskan terkait dengan subyek tindak pidana
perlu dijelaskan pertanggungjawaban pidana bersifat pribadi
artinya barang siapa melakukan tindak pidana maka ia harus
bertanggung jawab sepanjang pada diri orang tersebut tidak
ditemukan dasar penghapus pidana
 Bahwa ahli menjelaskan tentang tindakan dilakukan bersama-
sama dapat mengacu pada pasal 55 KUHP tentang penyertaan
 Bahwa ahli menjelaskan sesuai dengan pasal 340 , suatu
pembunuhan berencana dapat dikatakan apabila telah ada
rencana terlebih dahulu sebelum melakukannya, sementara
perampokan/ pencurian yang berakibat kematian atau tewasnya
korban adalah suatu perbuatan yang disertai, diikuti, dan
didahului dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
berakibat kematian. Mengenai niat yang bapak tanyakan, bisa
kita lihat dari h- sebelum perbuatan/tindak pidana tersebut
dilakukan guna mencapai tujuannya atau dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya tersebut.
- Tidak ada tanggapan dari terdakwa.

IV. ANALISIS YURIDIS ATAS UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA

Setelah mengurai sedemikian banyak fakta yang terungkap di persidangan


maka tibalah saatnya kami menanggapi risalah tuntutan yang disampaikan oleh
penuntut umum, dalam risalah tuntutannya kami banyak melihat hal-hal atau fakta-
fakta yang terungkap dipersidangan diabaikan oleh penuntut umum. Dalam
tuntutanya penuntut umum sangat berkeyakinan bahwa terdakwa telah terbukti
melanggar pasal 340 tentang pembunuhan berencana.

Berdasarkan uraian diatas kami selaku penasihat hukum terdakwa berkesimpulan :


1. Bahwa dari peristiwa pidana yang tercatat dalam surat dakwaan, bila
dihadapkan dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan maka terdapat
sedemikian banyak kontradiksi perihal alat bukti dan keterangan para saksi
yang saling bertentangan, sehingga kesimpulan penuntut umum yang
menyatakan terdapat kesesuaian antara keterangan saksi dan alat bukti
lainnya merupkan simpulan yang rumit dan sangat subyektif.
2. Bahwa dalam penguraiannya tentang pembuktian terhadap dakwaan,
ternyata penuntut umum menghindari untuk memperadukan langsung antara
fakta hukum yang diperoleh dari persidangan dengan peristiwa pidana yang
diuraikan dalam surat dakwaan, padahal lazimnya menurut hukum
pembuktian, peristiwa pidana dalam surat dakwaan harus lebih dahulu dan
diutamakan.
3. Bahwa dari kutipan dakwaan penuntut umum terdapat beberapa peristiwa
yang diabaikan atau disamar-samarkan antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya karena tanpa dijelaskan atau dibuktikan setiap unsur
peristiwa maka niscaya apa yang dibuktikan didalam persidangan bukanlah
didasarkan kepada kebenaran yang hakiki tetapi menjadi hal yang bersifat
imajinatif dan spekulatif sehingga dirasa sebagai suatu hal yang sangat
dipaksakan demi membuktikan suatu dakwaan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka kami memohon kepada majelis


hakim pengadilan negeri praya yang memeriksa dan mengadili perkara ini ;

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan terdakwa Para terdakwa diantaranya Aldhi, Arsy Saefatullah,


Andika Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih TIDAK terbukti secara sah
dan meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan berencana
melainkan memenuhi unsul pada Pasal 365 KUHP tentang perampokan
berakibat kematian sebagaimana yang dimaksudkan dalam dakwaan Primair
berikut dengan ancaman pidana disesuaikan dengan pasal 365 KUHP;
2. Membebaskan Para Terdakwa diantaranya Aldhi, Arsy Saefatullah, Andika
Febrian, Surya dan Anisa Welas Asih dari seluruh dakwaan primair sesuai
dengan Pasal 191 ayat (1) KUHAP, atau setidak-tidaknya melepaskan
Terdakwa dari Tuntutan Hukum sesuai dengan pasal 191 ayat (2) KUHAP ;
3. Menetapkan biaya perkara ditanggung oleh Negara.

Apabila majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.

Mataram, 9 Maret 2019

Hormat Kami,

Penasihat Hukum Terdakwa

1. Arda Yomi, S.H.,L.LM. (........................................)

2. Annisa Latifah, S.H. (.......................................)

3. Athaya Salsabila, S.H. (…………………………)

Anda mungkin juga menyukai