Anda di halaman 1dari 18

A.

PETA KONSEP

Aspek Sosial Penggunaan


TIK

DAMPAK SOSIAL Etika Penggunaan


PENGGUNAAN TIK Internet

Perbuatan yang dilarang


Dalam UU ITE

B. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Umum
Dampak Sosial Informatika ini merupakan materi KD 3.10.1 dari mata pelajaran
Informatika. Dampak sosial informatika ini akan membahas tentang aspek sosial
penggunaan TIK, etika penggunaan internet, dan Perbuatan yang dilarang dalam UU
ITE.

2. Kompetensi Dasar
3.10.1. Mengenal Aspek sosial dari penggunaan komputer
4.10.1. Menunjukkan dan menjelaskan kasus-kasus sosial dari implementasi produk
TIK yang menimbulkan aspek positif dan/atau negatif
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10.1.1 Menyebutkan aspek sosial dari penggunaan komputer dan Etika penggunaan
internet
3.10.1.2 Mengidentifikasi aspek sosial dari penggunaan komputer dan etika penggunaan
internet
4.10.1.1 Menunjukkan kasus-kasus sosial dari implementasi produk TIK yang
menimbulkan aspek positif dan/atau negatif

4. Petunjuk Penggunaan Modul


Agar peserta didik dalam memiliki kemampuan sesuai kompetensi yang
disyaratkan, maka materi dalam modul ini akan mempelajari materi tenang Aspek
Sosial Penggunaan TIK
Peserta didik diwajibkan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang
berurutan. Peserta didik diharapkan tidak memaksakan diri untuk mempelajari kegiatan
1
belajar selanjutnya sebelum kegiatan belajar di atasnya telah benar-benar dikuasa
minimal 75%. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan, tugas dan evaluasi.
Apabila peserta didik masih mengalami kesulitan memahami materi yang terdapat
dalam modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau bertanya kepada guru

5. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu untuk memahami dampak
sosial informatika

6. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik mampu :
1. Menjelaskan perkembangan TIK di Indonesia
2. Menjelaskan aspek positif dan negatif penggunaan internet
3. Menjelaskan etika dalam bermedia sosial
4. Menyebutkan hal-hal yang dilarang terkait konten dalam UU ITE

C. MATERI
1. Aspek Sosial Penggunaan TIK
Perkembangan teknologi informasi di Indonesia meningkat pesat dari hari ke hari
dan dari tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor mulai dari
perluasan area cakupan internet, peningkatan bandwidth internet, penggunaan teknologi
internet dan komunikasi terbaru yang lebih cepat dan efisien, perkembangan ponsel
pintar, munculnya berbagai macam media sosial dan ecommerce, serta semakin
banyaknya masyarakat yang paham dan aktif menggunakan internet.
Dari survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis
tahun 2019, disebutkan bahwa pada tahun 2018 dari total populasi sebanyak 264 juta
jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang
sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat dari tahun 2017 saat angka penetrasi
internet di Indonesia tercatat sebanyak 54,86 persen. "Dari tahun ke tahun angka terus
naik
Sedangkan berdasarkan sumber data dan informasi lain untuk analisis diambil dari
situs https://wearesocial.com/. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia
meningkat pesat dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor mulai dari perluasan area cakupan internet, peningkatan
bandwidth internet, penggunaan teknologi internet dan komunikasi terbaru yang lebih

2
cepat dan efisien, perkembangan ponsel pintar, munculnya berbagai macam media
sosial dan ecommerce, serta semakin banyaknya masyarakat yang paham dan aktif
menggunakan internet.

Dari infografis diatas terlihat total penduduk Indonesia mencapai 268,2 juta jiwa,
sementara diketahui pengguna mobile (ponsel pintar dan tablet) mencapai 355,5 juta.
Artinya peredaran ponsel pintar dan tablet lebih banyak dari jumlah penduduk di
seluruh Indonesia. Bisa terjadi jika satu orang memiliki 2 atau lebih gawai (gadget).
Beralih ke pengguna internet, tercatat ada 150 juta pengguna internet aktif, ini
berarti 56% dari total jumlah penduduk Indonesia sudah menggunakan internet.
Demikian pula dengan media sosial, rata-rata 50% lebih penduduk Indonesia aktif
menggunakan media sosial.
Sekarang mari kita lihat berapa besar pertumbuhannya dari tahun 2018 ke tahun
2019.

Di Infografis berikut ini terlihat pertumbuhan penduduk dari 2018 ke 2019 sebesar
1%, tapi pertumbuhan internet tercatat 13%, media sosial 15% dan mobile media sosial
8,3%. Ini berarti pertumbuhan pengguna internet dan media sosial jauh lebih pesat
dibanding pertumbuhan penduduk, dan trend nya sejak tahun-tahun sebelumnya
memang menunjukkan peningkatan yang siginifikan.

3
Gawai apa yang sering digunakan orang Indonesia untuk berselancar di dunia maya
dan melakukan aktifitas media sosial serta e-commerce?
Cek di Infografis diatas ini. Terlihat paling besar adalah mobile phone mencapai
91%, laptop/PC hanya 22%. Televisi juga masih banyak ditonton oleh masyarakat.

Berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh orang Indonesia dalam mengakses
media?
Juaranya adalah Internet, rata-rata orang berselancar menghabiskan waktu 8 jam 36
menit per harinya. Disusul oleh media sosial dengan 3 jam 26 menit. Televisi, seperti
yang sudah ditulis diatas, masih jadi favorit pemirsa dengan lama nonton mencapai 2
jam 52 menit. Terakhir streaming musik dengan ‘hanya’ 1 jam 22 menit.
Perkembangan dunia digital di Indonesia sangat menjanjikan, dari sisi pengguna
internet, pengguna media sosial, bahkan pengguna ponsel-ponsel pintar. Ini tentunya
menawarkan peluang-peluang usaha serta kemana arah tujuan bisnis kedepan.
Perusahaan yang hanya mengandalkan cara-cara konvensional dan tradisional bakal
tergilas oleh perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan teknologi informasi dalam
operasional bisnisnya.

4
2. Etika dan Hukum dalam Penggunaan Internet
a. Etika Penggunaan Media Sosial
Seiring dengan berjalannya waktu maka teknologi juga semakin berkembang
pesat. Saat ini hampir sebagian besar orang bisa saling berbagi informasi serta
berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan media sosial sebab dengan
internet maka mereka lebih bisa menghemat waktu dan biaya.

Dalam penggunaannya, tentu kita diberikan kebebasan agar bisa berkomunikasi


dengan siapa saja. Namun yang sering disalah artikan disini adalah, bebas bukan
berarti tanpa etika. Alangkah baiknya apabila kita mengetahui etika apa saja yang
harus di perhatikan pada saat menggunakan jejaring sosial.
Dalam penggunaan internet memiliki beberapa aspek positif sebagai berikut :
1. Media Sumber Informasi. Adanya internet mempermudah masyarakat untuk
mencari informasi yang dibutuhkan dan mencakup segala bidang dalam
kehidupan. Kita dapat menggali informasi secara cepat dan akurat tanpa dibatasi
tempat dan waktu.
2. Media Komunikasi. aspek positif penggunaan internet yang satu ini, cukup
banyak dirasakan oleh kita sekarang ini. Pengguna dapat melakukan interaksi
dengan pengguna lain dengan cukup mudah dengan jangkauan yang cukup luas.
3. Media Pertukaran Data. Beberapa layanan internet dapat sobat gunakan untuk
melakukan pertukaran data dengan mudah dan cepat, seperti email, FTP,
Newsgroup, sosial media dan lain sebagainya.
4. Media Bisnis. Banyak sekali dari pembisnis yang sekarang memanfaatkan
internet untuk menunjang kelancaran bisnis mereka, karena internet
menawarkan kemudahan dalam mempromosikan serta melakukan transaksi
bisnis.
5. Media Pendidikan. Aspek positif internet juga dapat dirasakan dalam dunia
pendidikan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya situs - situs yang menyedikan
fitur pembelajaran secara online, sehingga kegiatan pendidikan dapat berjalan
tampa perlu melakukan tatap muka langsung.
5
Selain pengguanaan internet memiliki aspek positif, penggunan memiliki aspek
negatif sebagai berikut
1. Penipuan. Aspek negatif pengguna Internet yang satu ini cukup banyak terjadi,
hal ini dapat terjadi karena kemudahan dalam bertransaksi tanpa adanya tatap
muka antara kedua belah pihak. Kita perlu berhati - hati dalam melakukan
transaksi secara online. Alangkah baiknya untuk mempelajari lebih jeli situs-
situs yang menyebarkan informasi berkaitan dengan transaksi online. Pilihlah
situs-situs yang terpercaya apabila sobat ingin membeli produk-produk secara
online.
2. Pornografi. Dengan adanya kemudahan menyebarkan informasi melalui
internet, hal yang berbau pornografi juga mudah sekali untuk tersebar. Hal ini
sangat berbahaya sekali apabila anak-anak yang belum cukup umur juga dapat
mengaksesnya. Untuk itu perlu pendampingan khusus bagi anak-anak dalam
menggunakan internet.
3. Pencurian. Aspek negatif internet yang satu ini juga marak sekali terjadi,
dewasa ini pencurian tidak hanya bisa dilakukan di dunia nyata, di internet
pencurian juga banyak sekali terjadi. Biasanya pencurian di internet menyasar
pemilik kartu kredit dan pemilik data-data penting. Istilah untuk pencurian di
internet sendiri ada beberapa macam diantaranya Carding (usaha pencurian
dengan membobol kartu kredit orang lain), Cracking (usaha pencurian dengan
membobol sistem keamanan komputer milik orang lain), Hacking (usaha
pencurian dengan membobol sistem jaringan komputer milik orang lain ).
4. Perjudian. Aspek negatif penggunaan internet yang satu ini juga tidak bisa
dihindari, dengan kemudahan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, dunia
perjudian juga semakin meluas. Para penjudi tidak perlu pergi ke tempat-tempat
khusus untuk memenuhi keinginannya.
5. Berkurangnya Sifat Sosial. Dengan maraknya pengguna internet menimbulkan
aspek negatif penggunaan internet bagi masyarakat yang satu ini. Banyak dari
kita sekarang ini lebih suka berhubungan dengan menggunakan internet dari
pada bertemu secara langsung. Dari adanya perubahan sifat sosial tersebut
mengakibatkan berubahnya pola berinteraksi dikalangan masyarakat.
6. Kecanduan. Aspek negatif internet yang satu ini juga tidak bisa terelakan,
apalagi sekarang ini telah banyak sekali media sosial, game online serta media
hiburan yang tersedia di Internet. Seseorang bisa sampai lupa waktu menikmati
layanan internet utamanya yang berhubungan dengan hiburan dan game.

6
Tidak sedikit permasalahan sosial yang terjadi akibat kurangnya kesadaran
masyarakat dalam beretika dalam sosial media. Justru para pengguna terkadang
dibutakan oleh berita yang tidak benar akibat dari hasutan yang beredar pada media
sosial. Berikut beberapa hal penting mengenai etika dalam menggunakan media
sosial.
Dalam penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari kita perlu
memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
a) Etika dalam berkomunikasi
Hindari Kata-kata kotor, tuduhan dusta, opini negatif, debat kusir, dan hasutan,
Gunakanlah komunikasi yang santun sesuai kaidah yang benar
b) Hindari penyebaran SARA, pornografi dan aksi kekerasan
Jangan menyebarkan konten yang mengandung unsur pornografi dan sara
c) Kroscek kebenaran berita
Biasakan cek dan klarifikasi kebenaran informasi sebelum disebarluaskan berita
d) Menghargai hasil karya orang lain
Cantumkan sumber berita/ nama pemilik hak cipta untuk menjaga nilai
originalitasnya
e) Jangan terlalu mengumbar informasi pribadi, seperti Permasalahan Keluarga,
Foto-foto pribadi, Nomor rekening, alamat rumah, dan Nomor telepon
f) Pahamilah isi topik atau berita secara menyeluruh
g) Ketika beropini atau berpendapat haruslah berpijak pada fakta dan data yang
benar
h) Jangan gunakan media sosial ketika pikiran jenuh atau kejiwaan labil, seperti :
marah, sedih dan sakit
i) Jangan menggunakan nama atau akun samaran karena menjadi awal penipuan
dan melanggar undang-undang
j) Pandailah mengatur waktu dalam bersosial media, gunakanlah sosial media
untuk hal-hal positif, dan pilihlah konten untuk menunjang produktivitas, serta
jadikan sosial media sebagai sarana berbagi kebaikan, kebahagiaan, optimisme,
saling menolong, dan saling menghargai

7
Secara umum terdapat berbagai macam aplikasi media sosial di internet, aplikasi
media sosial bisa dikelompokkan sebagai berikut :
a) Jejaring sosial, contohnya : facebook, linkedin, dll
b) Aplikasi berbagi gambar, contohnya : instagram, flickr, pinterest, picassa, dll
c) Blogging, contoh : blogspot, wordpress, tumblr, dll
d) Micro-blogging, contohnya : twitter
e) Aplikasi berbagi video, contohnya : Youtube, metube, vimeo, dll
f) Kolaborasi, contohnya : wikipedia, googledrive, slideshare, dll
Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali bermunculan social media. Bukan
hanya orang dewasa saja yang menggunakan sosial media, bahkan pelajar sekolah
dan anak-anak yang belum cukup umur juga sudah akrab dengan social media yang
sekarang sedang berkembang. Berawal dari Friendster, kemudian Facebook, Twitter,
Skype, Foursquare, Line, WhatsApp, Path, Instagram, Snapchat dan masih banyak
lainnya. Banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari pemakaian social media,
berikut ini merupakan aspek positif dan negatif sosial media :
a) Aspek positif :
• Untuk menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar, dengan
jejaring sosial ini sangat bermanfaat dan berperan untuk mempertemukan
kembali keluarga atau kerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu,
kemudian lewat dunia maya hal itu bisa dilakukan.
• Sebagai media penyebaran informasi. Informasi yang up to date sangat
mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya dalam tempo beberapa
menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut.
• Memperluas jaringan pertemanan. Dengan menggunakan jejaring sosial,
kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang
belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia.

8
• Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,
perhatian, dan empati.
• Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial. Pengguna
daapat belajar bagaimana cara beradaptasi, bersosialisai dengan publik dan
mengelola jaringan pertemanan.
• Internet sebagai media komunikasi, setiap pengguna internet dapat
berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
• Media pertukaran data. Dengan menggunakan jaringan situs-situs web para
pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan
cepat dan murah.
• Sebagai media promosi dalam bisnis. Hal ini memungkinkan para
pengusaha kecil dapat mempromosikan produk dan jasanya tanpa
mengeluarkan banyak biaya.
b) Aspek negatif :
• Susah bersosialisasi dengan orang sekitar. Ini disebabkan karena pengguna
sosial media menjadi malas belajar berkomunikasi secara nyata. Hal ini
memang benar sekali, karena saya mempunyai teman yang sangat aktif di
sosial media, dia selalu memposting apa saja yang sedang dia kerjakan,
namun keadaan yang berbeda 180 derajat jika bertemu secara nyata. Orang
yang aktif di soaial media, jika bertemu langsung nyatanya adalah orang
yang pendiam dan tidak banyak bergaul.
• Situs sosial media akan membuat seseorang lebih mementingkan diri
sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Pernahkah kalian jalan-jalan
atau bepergian dengan seseorang, tetapi orang yang kalian ajak jalan malah
asik dengan ponsel dan sosial medianya sendiri?
• Tertinggal dan terlupakannya bahasa formal. Karena pengguna sosial media
lebih sering menggunakan bahasa informal dalam kesehariannya, sehingga
aturan bahasa formal mereka menjadi terlupakan.
• Mengurangi kinerja. Karyawan perusahaan, pelajar, mahasiswa yang
bermain media sosial pada saat sedang mengerjakan pekerjaannya akan
mengurangi waktu kerja dan waktu belajar mereka.
• Berkurangnya privasi pribadi. Dalam sosial media kita bebas menuliskan
dan men-share apa saja, Sering kali tanpa sadar kita mempublish hal yang
seharusnya tidak perlu disampaikan ke lingkup sosial.

9
• Kejahatan dunia maya. Kejahatan dikenal dengan nama cyber crime.
Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya : carding, hacking,
cracking, phising, dan spamming.
• Pornografi. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki
internet, pornografi pun merajalela. Terkadang seseorang memposting foto
yang seharusnya menjadi privasi dia sendiri di sosial media, hal ini sangat
berbahaya karena bisa jadi foto yang hanya di postingnya di sosial media
disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab

3. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

Pengaturan tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diatur


secara jelas paska diundangkannya Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, yang kemudian diubah menjadi Undang-undang
No. 19 Tahun 2016 (selanjutnya disingkat UU-ITE). Beberapa tahun sejak
diundangkannya UU-ITE, problematika pemanfaatan TIK tidak menjadi perbincangan.
Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaa Internet di masyarakat, khususnya
penggunaan media sosial, maka mulai marak juga kasus-kasus terkait informasi dan
transaksi elektronik.
Secara struktur undang-undang, perbuatan yang dilarang dalam UU-ITE diatur
dalam pasal 27 sampai dengan pasal 37 UU-ITE. Namun demikian secara lebih spesifik,
ketentuan tentang larangan hanya diatur dari pasal 27 sampai dengan pasal 35 UU-ITE.
Ada dua pasal yang berkedudukan sebagai operator norma, yaitu kondisi ketika suatu
tindak pidana dilakukan oleh orang asing terhadap sistem elektronik di wilayah
Republik Indonesia (pasal 37 UU-ITE) dan tindakan yang merugikan orang lain (pasal
36 UU-ITE). Adapun ketentuan norma primer (larangan) yang diatur dalam UU-ITE
bisa dijelaskan sebagai berikut:

10
No. Pasal Norma Primer
1. Pasal 27 Larangan mendistribusikan, mentransmisikan, membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
bermuatan :
• Asusila (ayat (1));
• Perjudian (ayat(2));
• Pencemaran nama baik (ayat(3));
• Pemerasan dan/atau pengancaman (ayat(4)).
2. Pasal 28 Berita Bohong :
• Kepada konsumen (ayat(1))
• Terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
(ayat(2))
3. Pasal 29 Ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
4. Pasal 30 Mengakses sistem elektronik milik orang lain :
• Dengan cara apapun (ayat (1));
• Mengakses dan mengambil (ayat (2));
• Menerobos (ayat (3)).
5. Pasal 31 Melakukan intersepsi atau penyadapan :
• Sistem elektronik milik orang lain (ayat (1));
• Dari publik ke privat dan/atau sebaliknya (termasuk
mengubah dan/atau tidak mengubah (ayat (2)).
6. Pasal 32 Larangan perubahan informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik :
• Pengubahan, pengrusakan, memindahkan, menyembunyikan
(ayat (1));
• Memindahkan ke tempat yang tidak berhak (ayat (2));
• Membuka dokumen atau informasi rahasia (ayat (3)).
7. Pasal 33 Mengganggu sistem elektronik
8. Pasal 34 Larangan atau memfasilitasi :
• Perangkat keras atau perangkat lunak untuk memfasilitasi
pelanggaran pasal 27 sampai dengan pasal 33
• Sandi lewat komputer, kode akses atau sejenisnya untuk
memfasilitasi pelanggaran pasal 27 sampai dengan pasal 33
9. Pasal 35 Pemalsuan dokumen elektronik dengan cara : manipulasi,

11
penciptaaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan.
Mengacu pada rumusan norma primer di atas, hal yang perlu diperhatikan adalah
kedudukan operator norma pada pasal 36 UU-ITE, yang mengatur bahwa apabila
tindakan pelanggaran terkait pasal 27 sampai dengan pasal 34 UU-ITE mengakibatkan
kerugian bagi orang lain, maka pasal 36 bisa digunakan. Dengan adanya ketentuan
kondisi atau syarat norma pada pasal 36 UU-ITE, maka larangan dalam UU-ITE bisa
dibaca dengan dua bentuk, yaitu: pertama: larangan perbuatan yang tidak mensyaratkan
akibat kerugian (formil), dan kedua: larangan perbuatan yang mensyaratkan akibat
kerugian (materil) sebagaimana diatur dalam pasal 36 UU-ITE.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa dalam penerapan UU-ITE memiliki
dua mekanisme dan bergantung pada peristiwa hukum yang terjadi. Hanya saja
perdebatan yang kerap kali terjadi adalah penentuan unsur kerugian, apakah bentuk
kerugian itu harus berupa materi atau bentuk kerugian bisa termasuk kerugian imateril.
Dalam hal ini saya berpendapat bahwa bentuk kerugian haruslah nyata, namun
demikian tidak harus material, bisa juga reputasi. Hal ini didasarkan pada argumentasi
bahwa aturan hukum bentuknya kongkret yang digunakan untuk menjawab
permasalahan kongkret. Oleh sebab itu ketika menentukan suatu jenis kerugian, maka
kerugian tersebut haruslah kongkret, bukan hanya berdasarkan pada apa yang dirasakan
olehnya secara subjektif.
Setiap orang yang melakukan perbuatan yang dilarang tersebut dapat dipidana
dengan pidana penjara maksimal 4-12 tahun dan denda paling banyak Rp. 750.000.000,-
sampai dengan Rp. 2.000.000.000,- (pasal 45). Oleh karena itu, perlu kehati-hatian para
pengguna internet untuk dapat melakukan aktfitasnya di intenet tanpa perlu melanggar
aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
Kasus-kasus sosial penggunaan TIK yang menimbulkan dampak postif dan
negatif sebagai berikut:
a. Hoaks/ Berita Palsu
1) Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah
berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi yang
sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya
Menurut Silverman (2015), hoax adalah sebagai rangkaian informasi yang
memang sengaja disesatkan, namun 'dijual sebagai kebenaran.
Menurut Werme (2016), hoax adalah berita palsu yang mengandung informasi
yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. Hoaks

12
bukan sekedar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga
tidak memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah sebagai
serangkaian fakta.
Media penyebaran hoax internet pertama yang diketahui adalah via email,
biasanya berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi, terutama pada smartphone dan media sosial, jenis
hoax di internet semakin banyak dan berbahaya.
Kalau tidak hati-hati, pengguna dunia maya atau netizen dapat dengan
mudah termakan tipuan hoax tersebut. Bahkan malah bisa ikut menyebarkan
hoax, yang tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah.
2) Jenis-Jenis Hoaks/ Berita Palsu
a) Hoax Virus Hoax
jenis ini biasanya dikembangkan oleh hacker dan melakukan penyebarannya
lewat email atau aplikasi chatting. Hoax jenis ini biasanya berisi tentang
adanya virus berbahaya di komputer atau smartphone Anda yang
sebenarnya tidak terinfeksi.
b) Hoax Kirim Pesan Berantai
Pengguna aktif aplikasi chatting WhatsApp atau BBM, pasti sering
mendapat pesan untuk melanjutkan pesan ke beberapa teman lain dengan
berbagai alasan. Biasanya, pesan tersebut tentang mendapat hadiah tertentu
atau mengalami hal buruk jika tidak mengirimkannya.
c) Hoax Urban Legend
Banyak orang yang suka membuat hoax soal cerita urban legend seram
tentang tempat, benda, atau kegiatan tertentu. Hoax jenis ini biasanya
menghimbau netizen untuk tidak mengunjungi, membeli, atau melakukan
hal yang telah disebutkan pembuat hoax tadi. Hoax jenis ini dapat berimbas
negatif pada si objek kabar hoax, seperti mulai dijauhi sampai nilai
ekonomisnya menurun. Sekilas hoax ini mirip dengan black campaign.
d) Hoax dapat Hadiah Gratis
Hoax satu ini modusnya mirip dengan penipuan online. Oknum akan
mengirimkan pesan boradcast atau pop-up message berisikan pengumuman
pemberian hadiah gratis. Di sini, memang korban jarang ada yang
mengalami kerugian uang, namun mereka tertipu dengan mengisi survei-
survei internet untuk iklan. Aspek negatif akan semakin besar apabila si
korban tidak sengaja menggunakan email kantor atau email utama untuk

13
mendaftarkan diri di survei tersebut. Jika terjadi, maka email-email iklan
dipastikan mengalir deras dan susah untuk dihentikan.
e) Hoax tentang Kisah Menyedihkan
Hoax satu ini berupa surat yang berisikan tentang kabar dari seseorang yang
tengah sakit dan membutuhkan dana guna operasi atau obat. Hoax jenis ini
biasanya menggunakan foto dari Google demi mendapatkan simpati.
Oknum dari penyebar hoax ini turut menyertakan nomor rekening agar
korban yang tertipu bisa mengirimkan beberapa jumlah uang.
f) Hoax Pencemaran Nama
Sifat hoax ini sangat berbahaya. Karena dari berita palsu bisa dengan mudah
tersebar di dunia maya dan mampu menghancurkan hidup seseorang dalam
sekejab.
b. Perundungan Siber
1) Pengertian
Bullying jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti
intimidasi, pelecehan, ancaman yang dilangsungkan baik secara verbal
maupun fisik. Cyberbullying diartikan sebagai pelecehan dan penghinaan
yang dilakukan pelaku (bully) kepada korban di dunia maya (internet) berikut
pirantinya. Berikut adalah definisi cyberbullying menurut para ahli :
a) Cyberbullying yaitu perlakuan kasar yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang, menggunakan bantuan alat elektronik yang
dilakukan berulang dan terus menerus pada seorang target yang
kesulitan membela diri (Smith dkk, 2008).
b) Cyberbullying is the use of technology to intimidate, victimize, or bully
an individual or group, cyberbullying adalah penggunaan teknologi
untuk mengintimidasi, menjadikan korban, atau mengganggu individu
atau sekelompok orang (Bhat, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cyberbullying adalah
intimidasi, pelecehan atau perlakuan kasar secara verbal secara terus menerus
yang dilakukan di dunia maya.
Cyberbully dapat merusak nama baik semua orang yang terlibat yang
tidak hanya korban, tetapi juga pelakunya atau yang berpartisipasi
didalamnya. Cyberbully memeliki karakteritik yang unik karena bersifat

14
a) Persistent
Perangkat digital menawarkan kemampuan untuk berkomunikasi secara
langsung dan terus menerus 24 jam sehari sehingga tekanan dapat
dilakukan terus menerus
b) Permanen
Sebagian besar informasi yang dikomunikasikan secara elektronik
bersifat permanen dan publik
c) Sulit Diketahui
Karena guru dan orang tua mungkin tidak mendengar atau melihat
cyberbully yang terjadi
c. Pelanggaran Privasi
UU ITE memang belum memuat aturan perlindungan data pribadi secara
khusus. Tetapi, secara implisit UU ini mengatur pemahaman baru mengenai
perlindungan terhadap keberadaan suatu data atau informasi elektronik baik yang
bersifat umum maupun pribadi.
Sedangkan, hal yang berkaitan dengan penjabaran tentang data elektronik
pribadi, UU ITE mengamanatkannya lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP
PSTE”).
Perlindungan data pribadi dalam sebuah sistem elektronik dalam UU ITE
meliputi perlindungan dari penggunaan tanpa izin, perlindungan oleh
penyelenggara sistem elektronik, dan perlindungan dari akses dan interferensi
ilegal.
Terkait perlindungan data pribadi dari penggunaan tanpa izin, Pasal 26 UU
ITE mensyaratkan bahwa penggunaan setiap data pribadi dalam sebuah media
elektronik harus mendapat persetujuan pemilik data bersangkutan. Setiap orang
yang melanggar ketentuan ini dapat digugat atas kerugian yang ditimbulkan.
Bunyi Pasal 26 UU ITE adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut
data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang
bersangkutan.
2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan
Undang-Undang ini

15
Dalam penjelasannya, Pasal 26 UU ITE menyatakan bahwa data pribadi
merupakan salah satu bagian dari hak pribadi seseorang. Sedangkan, definisi data
pribadi dapat dilihat dalam Pasal 1 PP PSTE yaitu data perorangan tertentu yang
disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaan.
Cracking sebagaimana pertanyaan Anda dimaknai sebagai peretasan dengan
cara merusak sebuah sistem elektronik. Akibat cracking terkait pertanyaan Anda
selain merusak, dapat juga berupa hilang, berubah, atau dibajaknya data pribadi
maupun account pribadi seseorang untuk kemudian digunakan tanpa persetujuan
pemilik data pribadi.
Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam UU ITE menurut kami tidak hanya
tentang pernyataan “yes” atau “no” dalam perintah (command) “single click”
maupun “double click”, melainkan harus juga didasari atas kesadaran seseorang
dalam memberikan persetujuan terhadap penggunaan atau pemanfaatan data
pribadi sesuai dengan tujuan atau kepentingan yang disampaikan pada saat
perolehan data. Dengan demikian, penggunaan data pribadi
oleh crakcer sebagaimana pertanyaan Anda dalam konteks perdata merupakan
bentuk pelanggaran Pasal 26 ayat (1) UU ITE.
Definisi data pribadi sebagaimana pasal 26 UU ITE menurut kami belum
cukup menjelaskan apa saja yang termasuk data perorangan. Oleh sebab itu, masih
diperlukan referensi yang dimaksud data pribadi dalam peraturan perundangan lain.
Sebagai contoh, Pasal 84 UU Adminduk menjelaskan data pribadi penduduk yang
harus dilindungi.
Terkait perlindungan data pribadi oleh PSE, Pasal 15 ayat (2) PP
PSTE mengatur bahwa dalam hal penyelenggara sistem elektronik mengalami
kegagalan dalam menjaga data pribadi yang dikelola, maka PSE diwajibkan untuk
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pemilik data pribadi.
Pasal ini tidak menjelaskan batasan kegagalan yang dimaksud. Secara umum,
kegagalan ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), Pertama, kegagalan prosedural
kerahasiaan dan keamanan dalam pengolahan data. Kedua, kegagalan sistem dari
aspek keandalan dan aspek keamanan terhadap Sistem yang dipakai, dan aspek
beroperasinya Sistem Elektronik sebagaimana mestinya (lihat Penjelasan Pasal 15
ayat [1] UU ITE).
Terjadinya kegagalan sistem bisa disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Salah satu faktor eksternal yang sering terjadi adalah adanya cybercrime.
Dilihat dari jenis aktivitasnya, cybercrime dapat berupa hacking, cracking, phising,

16
identity theft, dll. Dampak kerugian yang timbul antara lain kebocoran data pribadi,
manipulasi data, pelanggaran privasi, kerusakan sistem, dsb.

D. LATIHAN
1. Jelaskan perkembangan TIK di Indonesia !
2. Sebutkan ciri-ciri dan contoh media sosial!
3. Sebutkan etika dalam penggunaan media Sosial

E. TUGAS
Buatlah sebuah video kampanye kreatif dengan tema ”Bijak Bermedia Sosial” berdurasi
paling lama 2 menit. Video tersebut di unggah melalui youtube dan guru akan memberikan
penilaian berdasarkan : isi, kesesuaian tema, keaslian, kreativitas.

F. RANGKUMAN
1. Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam dunia TIK dan produknya dapat
dinikmati seluruh masyarakat
2. Kita harus waspada dengan aspek negatif yang timbul dari internet sehingga harus bijak
dalam menggunakannya.
3. Berikut lima panduan dasar dalam menggunakan media sosial :
a. Menjaga Privasi. Tidak dengam mudah memberikan informasi data diri di media
sosial
b. Jaga Keamanan Akun. Membuat kata kunci yang cukup sulit untuk ditebak dan
mengubahnya secara berkala.
c. Menghindari Hoaks. Tidak mudah percaya dengan berita yang diterima sebelum
melakukan klarifikasi.
d. Menyebarkan Hal yang positif. Tetaplah menyebarkan informasi-informasi positif
sekalipun di media sosial yang sifatnya ekslusif.
e. Gunakan seperlunya. Tetap gunakan media sosial untuk membantu meningkatkan
produktifitas diri dan sadari diri jika telah mengalami ketergantungan.
4. Setiap media sosial memiliki panduan dan penting bagi kita untuk mengetahui panduan
yang berlaku pada tiap platform tersebut.
5. Terdapat UU ITE yang menjadi dasar hukum terkait aktivitas kita di internet.
6. Pemanfaatan produk TIK yang perlu diketahui adalah menggunakannya sebagai media
belajar dan menjalankan bisnis yang lebih dikenal dengan e-commerce

17
G. EVALUASI
Lakukan diskusi dengan teman sebangku dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
di bawah ini :
1. Sebutkan jenis-jenis media sosial apa saja yang kamu miliki !
2. Menurut kamu, apa saja aspek positif dan negatif dari media sosial ?
3. Ceritakan pengalaman kamu tentang dampat positif dan negatif media sosial !
4. Hasil diskusi dicatat dan disampaikan di depan kelas

H. SENARAI/ GLOSARI
1. gawai = suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih
dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya.
2. cyber crime = Kejahatan dunia maya
3. carding = Berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang
lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data
di internet
4. hacking = kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain.
5. cracking = hacking untuk tujuan jahat
6. phising = suatu metode untuk melakukan penipuan dengan mengelabui
target dengan maksud untuk mencuri akun target
7. spamming = kegiatan mengirim email palsu
8. hoaks = Berita Bohong/ Palsu

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Peby Pebriadi. dkk. 2019. Buku Ajar Informatika. Jogjakarta: Andi Offset

18

Anda mungkin juga menyukai