Makalah Aqifah Metodologi Kel 8
Makalah Aqifah Metodologi Kel 8
Disusun Oleh :
AQIFAH : 2130202237
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap
manusia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan berharap
untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia terus diupayakan agar masyarakat di Indonesia memiliki kompetensi
yang baik dalam hal pendidikan.Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas
tersebut yaitu melalui pendidikan.Ujung tombak dalam pengembangan sumber
daya manusia adalah pendidikan.
Harapannya pendidikan bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Agar anak didik dapat menerimapelajaran dengan baik upaya
pengembangan pendidikan harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat.
Proses pengajaran agar lebih menarik dan ada kerjasama dengan siswa, maka
perlu merubah pembelajaran paradigma lama dengan paradigma baru sehingga
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, keaktifan dan antusiasme
siswa dalam belajar. Proses pembelajaran yang satu arah di rubah menjadi dua
arah atau banyak arah sehingga siswa dapat terlibat secara langsung.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian active learning ?
2. Sebutkan Konsep Pembelajaran active learning ?
3. Apa saja fungsi dan strategi dari metode active learning untuk Siswa ?
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari active learning ?
5. Bagaimana peran guru dalam proses active learning ?
6. Berikan contoh penerapan dan pengembangan pembelajaran aktif di kelas?
4
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian active learning
2. Untuk mengetahui konsep pembelajaran active learning
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari metode active learning
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari active learning
5. Untuk mengetahui peran guru dalam proses active learning
6. Untuk mengetahui contoh penerapan dan pengembangan pembelajaran aktif
di kelas
5
BAB II
PEMBAHASAN
Active learning adalah strategi belajar-mengajar yang menuntut peserta didik agar
terlibat secara aktif. Tujuannya agar siswa dapat memahami pokok-pokok materi
pelajaran dan bisa mengaplikasikannya untuk memecahkan persoalan yang ada di
kehidupan nyata.
Melalui pembelajaran aktif, Bapak/Ibu guru dapat membantu peserta didik
dalam mendapatkan pengalaman pembelajaran secara nyata, alih-alih sekadar teori
belaka. Bukan hanya itu, pada model belajar ini Bapak/Ibu guru atau pendidik tidak
begitu dominan melainkan bertugas sebagai fasilitator agar peserta didik dapat
merangsang keaktifannya, baik dari segi fisik, mental, emosional, dan sosial.Dalam
menerapkan metode belajar ini, ada beberapa prinsip active learning yang perlu
diperhatikan oleh para pendidik. Di antaranya adalah:
1. Prinsip Motivasi
Pada prinsip ini pendidik memiliki peran sebagai motivator atau
pendorong yang mampu menghadirkan motif-motif positif agar peserta didik
lebih semangat dalam belajar.
2. Prinsip Konteks/Latar
Prinsip konteks atau latar merupakan upaya mencari tahu latar belakang
peserta didik, baik dari segi perasaan, pengetahuan, keterampilan, sikap, hingga
pengalaman
3. Prinsip Keterarahan Pada Fokus Tertentu
6
pada masalah yang ingin dipecahkan. Inilah yang dinamakan dengan prinsip
keterarahan pada fokus tertentu.
4. Prinsip Sosialisasi
Prinsip sosialisasi melatih peserta didik untuk belajar tentang kerja sama
dengan teman sebayanya.
5. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Pada konteks ini bekerja diartikan sebagai kegiatan nyata yang melibatkan
otot serta pikiran. Jadi, prinsip ini pendidik diharapkan mampu menghadirkan
kegiatan yang interaktif selama proses belajar-mengajar.
6. Prinsip Individualisasi
Setiap individu adalah pribadi yang unik. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk mempelajari perbedaan setiap siswanya supaya bisa memberikan perlakuan
yang tepat dan menghasilkan proses belajar yang optimal.
7. Prinsip Menemukan
1
Sadullah, Uyoh, Pengantar Filsafat pendidikan. (Jakarta: Rineke Cipta, 2009), hlm. 55
7
secara alami belajar merupakan proses yang aktif ). Secara pedagogis pembelajaran
belajar aktif (active learning) adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan
pada proses mendengarkan dan mencatat.
Menurut Bonwell dan Eison pembelajaran “belajar aktif” adalah aktivitas
intruksional yang melibatkan mahasiswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang
apa yang mereka/mahasiswa lakukan. dapat dikatakan bahwa pembelajaran aktif pada
prinsipnya merupakan model pembelajaran yang sangat menekankan aktifitas dan
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peran pendidik
dalam model pembelajaran ini tidak dominan menguasai proses pembelajaran,
melainkan lebih berperan untuk memberikan kemudahan (fasilitator) dengan
merangsang peserta didik untuk selalu aktif dalam segi fisik, mental, emosional, sosial,
dan sebagainya. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya.
Pendidikan bukan menyampaikan materi pembelajaran, tetapi bagaimana
menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada peserta didik sehingga dapat
mempelajari materi memecahkan masalah, diskusi, dan menarik kesimpulan.2 Karena
manusia itu aktif, maka pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk aktif melakukan kegiatan sendiri. Peserta didik diberi
kesempatan untuk menentukan apa yang akan dipelajari dan mengembangkan
kemampuan yang sudah dimilikinya.
Materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik, tidak harus selalu
ditentukan terlebih dahulu oleh pendidik. Materi pembelajaran ditentukan bersama-
sama dengan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, peserta
didik akan belajar secara aktif, karena merasa membutuhkannya.
mengelompokan keaktifan peserta didik ini menjadi beberapa aspek, antara lain
yaitu:
1. aktif secara jasmani seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat, mencium,
merasa, dan meraba atau melakukan ketrampilan jasmaniah
2
Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 165
8
2. aktif berpikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide, berpikir
logis, sistematis, dan sebagainya dan
3. aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.
Menurut teori pembelajaran belajar aktif, pengetahuan peserta didik terbentuk
melalui proses persepsi dan tanggapan terhadap informasi yang diterimanya
melalui penginderaan.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan melibatkan penginderaan yang lebih banyak
akan memungkinkan tingkat keberhasilan belajar peserta didik pada level yang lebih
tinggi.pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran aktif
peserta didik menjadi lebih aktif, karena peserta didik berperan sebagai subyek belajar
di kelas, yang aktif mempelajari materi pembelajaran, aktif mengemukakan pendapat,
tanya jawab, mengembangkan pengetahuannya, 3
C. Fungsi Strategi Metode Pembelajaran Aktif untuk Siswa
Fungsi strategi pembelajaran jigsaw mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Saling Ketergantungan Positif Siswa harus merasa bahwa mereka saling
tergantung secara positif dan saling terikat antar sesama anggota kelompok.
Mereka merasa tidak akan sukses bila siswa lainnya juga tidak sukses. Dengan
demikian, materi tugas haruslah mencerminkan aspek saling ketergantungan
seperti dalam hal tujuan belajar, sumber belajar,peran kelompok dan
penghargaan.
2. Interaksi tatap muka prestasi belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara
adanya komunikasiverbal antar siswa yang didukung oleh saling ketergantungan
positif. Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan
yang lainnyadan berinteraksi secara langsung.Siswa harus saling berhadapan dan
saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar, dan sumbangan pemikiran
dalam pemecahan masalah.Selain itu siswa juga harus mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi secara efektif.
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.1
9
3. Pertanggung jawaban individu agar siswa dapat menyumbang, membantu satu
sama lain, setiap siswaharus menguasai materi ajar. Dengan demikian setiap
angota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi dan bertanggung
jawab pula terhadap hasil belajar kelompok. Dengan cara ini prestasi setiap
siswa dapat dimaksimalkan. Karena belajar kooperatif mirip dengan belajar
tuntas, maka guru perlu mengetahui kemampuan setiap siswa secara individu.4
4. Keterampilan berinteraksi antar individu dan kelompok Ketrampilan sosial
sangat penting dalam pembelajaran kooperatif danharus diajarkan kepada siswa.
Selain itu siswa harus dimotivasi untuk menggunakan ketrampilan berinteraksi
(keterampilan berkomunikasi) yang benar sebagai bagian dari proses belajar,
baik secara individu maupun dalam kelompok. Sehingga siswa perlu dibekali
dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan
ketidaksetujuan, cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak
memojokkan, dan cara menyampaikan ide/gagasan.
5. Keefektifan proses kelompok siswa memproses kefektifan kelompk belajar
mereka dengan caramenjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar
dan mana yangtidak, dan membuat keputusan terhadap tindakan yan bisa
dianjutkan atau yang perlu diubah. Proses kelompok terjadi baik dalam
kelompok kecil maupundiseluruh kelas. Fase-fase dalam proses ini meliputi
umpan balik, refleksi dan peningkatan kualitas kerja.5
4
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm. 110
5
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2011), hlm. 19
10
meningkat. Selain itu active learning juga memungkinkan peserta didik untuk lebih
mudah memahami materi belajar yang disampaikan pendidik.
2. Mengajak Peserta Didik untuk Berpartisipasi
Selain buku, tentunya pendidik memerlukan alat bantu belajar yang lebih
memadai demi menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Perlu Pengawasan yang Lebih Intensif Selama Proses Belajar
11
E. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Aktif
Meski pembelajaran aktif melibatkan siswa secara penuh, tetapi Bapak/Ibu
guru tetap mendapatkan porsi untuk melakukan 5 peran di bawah ini.
1. Membantu Siswa agar Memahami dan Mengerti Pelajaran yang
DisampaikanMembuat siswa memahami dan mengerti sesuatu
merupakan pekerjaan yang sulit. Oleh karena itu, dalam active learning
para pendidik harus menghadirkan pengalaman belajar yang bervariasi
demi membangkitkan minat belajar siswa.Selain itu, proses belajar juga
perlu diisi oleh kegiatan yang fleksibel serta menekankan pada aspek
kreativitas, rasa ingin tahu, dan bimbingan yang mengajarkan ke arah
kedewasaan.
2. Mengembangkan Kreativitas Mengajar
Seperti penjelasan pada poin pertama, kreativitas adalah modal utama
bagi guru yang menerapkan metode pembelajaran aktif. Dengan merancang
kegiatan belajar yang kreatif, siswa tidak akan merasa bosan dengan suasana
kelas.Selain itu, siswa bisa belajar untuk berekspresi dan mengaktualisasikan
dirinya sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.
3. Mendisiplinkan Siswa
Meski siswa bebas berkreasi selama proses pembelajaran aktif,
tetapi peserta didik perlu menjaga ketertiban agar tujuan pembelajaran
tercapai.Di sinilah peran guru untuk mendisiplinkan murid dengan kasih
sayang. Ya, menertibkan siswa tidak perlu menggunakan kekerasan
karena hal tersebut dapat mengurangi minat belajar siswa.
4. Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
12
5. Memaksimalkan Sumber Belajar
Peran guru yang terakhir adalah mendayagunakan sumber belajar
yang ada di sekolah maupun di luar sekolah supaya proses belajar-mengajar
jadi lebih optimal. Sebagai contoh guru bisa memanfaatkan teknologi untuk
menghadirkan suasana belajar yang lebih atraktif.6
6
Sundayani, Wahyu, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 3
13
Merupakan metode belajar yang memandu siswa untuk mempelajari
sesuatu melalui bacaan, baik majalah, buku, media online, maupun
koran.
7. Active Debate
peserta didik untuk belajar mempertahankan pendapat berdasarkan
keyakinan mereka sendiri. Selain itu, lewat kegiatan ini siswa bisa
belajar berkomunikasi dengan mengkomunikasikan gagasannya ke orang
lain.
8. Demonstration
Kegiatan presentasi yang memadukan penjelasan lisan dan peragaan alat.
Pada metode ini, siswa juga belajar untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa lainnya. 7
7
Sundayani, Wahyu, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 3
14
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
15
B. SARAN
Pada penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, baik berupa bahasa maupun
cara penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi
16
DAFTAR PUSTAKA
Bonwell, C.C. dan Eison, J.A. (1991) Active Learning: Creating Excitement in
the Classroom. ERIC Digest.
Dee Fink, L. (1999). Active Learning, reprinted with permission of the Oklahoma
Instructional Development Program.
Meyers, C. & Jones, T.M. (1993). Promoting Active Learning Strategies for The
College Classroom. John wiley & Sons, Inc.
17