Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN PEMBELELAJARAN ACTIVE LEARNING DI SEKOLAH

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Pembelajaran

Disusun Oleh :

JAGAT SATRIA : 2130202264

AQIFAH : 2130202237

DOSEN PENGAMPUH : Dr. ,Khoirawati, M.Ag

UNIVERSITAS UIN RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami ucapkan atas rahmat Allah SWT dan berkat karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Active Learning Di
Sekolah” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Sejarah Kebudayaan Islam dari Ibu Dr. ,Khoirawati, M.Ag. Makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang “Penerapan Pembelajaran Active
Learning Di Sekolah ”, sehingga pembaca menambah wawasan mengenai materi
tersebut.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu khoirawati selaku dosen
pengampu mata kuliah Metodologi pembelajaran. Berkat tugas yang diberikan ini
membuat wawasan kami menjadi bertambah dan kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, seperti manusia
yang pada hakikatnya tidak luput dari kesalahan. Kami memohon maaf atas kesalahan
dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Oleh karena itu, diharapkan saran dan
kritik untuk kami dalam memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Palembang, Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Pengertian Pembelajaran Aktif & Prinsip Pembelajaran Aktif ................................ 6
B. Konsep Pembelajaran “Active Learning”................................................................. 7
C. Fungsi Strategi Metode Pembelajaran Aktif untuk Siswa ........................................ 9
D. Kelebihan & Kekurangan Pembelajaran Aktif ....................................................... 10
E. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Aktif ........................................................ 12
F. Contoh Penerapan & Pengembangan Pembelajaran Aktif di Kelas ....................... 13
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 15
B. SARAN ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap
manusia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan dan berharap
untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia terus diupayakan agar masyarakat di Indonesia memiliki kompetensi
yang baik dalam hal pendidikan.Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas
tersebut yaitu melalui pendidikan.Ujung tombak dalam pengembangan sumber
daya manusia adalah pendidikan.
Harapannya pendidikan bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Agar anak didik dapat menerimapelajaran dengan baik upaya
pengembangan pendidikan harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat.
Proses pengajaran agar lebih menarik dan ada kerjasama dengan siswa, maka
perlu merubah pembelajaran paradigma lama dengan paradigma baru sehingga
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, keaktifan dan antusiasme
siswa dalam belajar. Proses pembelajaran yang satu arah di rubah menjadi dua
arah atau banyak arah sehingga siswa dapat terlibat secara langsung.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian active learning ?
2. Sebutkan Konsep Pembelajaran active learning ?
3. Apa saja fungsi dan strategi dari metode active learning untuk Siswa ?
4. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari active learning ?
5. Bagaimana peran guru dalam proses active learning ?
6. Berikan contoh penerapan dan pengembangan pembelajaran aktif di kelas?

4
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian active learning
2. Untuk mengetahui konsep pembelajaran active learning
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari metode active learning
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari active learning
5. Untuk mengetahui peran guru dalam proses active learning
6. Untuk mengetahui contoh penerapan dan pengembangan pembelajaran aktif
di kelas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Aktif & Prinsip Pembelajaran Aktif

Active learning adalah strategi belajar-mengajar yang menuntut peserta didik agar
terlibat secara aktif. Tujuannya agar siswa dapat memahami pokok-pokok materi
pelajaran dan bisa mengaplikasikannya untuk memecahkan persoalan yang ada di
kehidupan nyata.
Melalui pembelajaran aktif, Bapak/Ibu guru dapat membantu peserta didik
dalam mendapatkan pengalaman pembelajaran secara nyata, alih-alih sekadar teori
belaka. Bukan hanya itu, pada model belajar ini Bapak/Ibu guru atau pendidik tidak
begitu dominan melainkan bertugas sebagai fasilitator agar peserta didik dapat
merangsang keaktifannya, baik dari segi fisik, mental, emosional, dan sosial.Dalam
menerapkan metode belajar ini, ada beberapa prinsip active learning yang perlu
diperhatikan oleh para pendidik. Di antaranya adalah:
1. Prinsip Motivasi
Pada prinsip ini pendidik memiliki peran sebagai motivator atau
pendorong yang mampu menghadirkan motif-motif positif agar peserta didik
lebih semangat dalam belajar.
2. Prinsip Konteks/Latar
Prinsip konteks atau latar merupakan upaya mencari tahu latar belakang
peserta didik, baik dari segi perasaan, pengetahuan, keterampilan, sikap, hingga
pengalaman
3. Prinsip Keterarahan Pada Fokus Tertentu

Sebelum proses belajar-mengajar dimulai, guru sebaiknya merumuskan pola


pelajaran dan tujuan belajar secara jelas agar murid bisa memusatkan perhatiannya

6
pada masalah yang ingin dipecahkan. Inilah yang dinamakan dengan prinsip
keterarahan pada fokus tertentu.

4. Prinsip Sosialisasi

Prinsip sosialisasi melatih peserta didik untuk belajar tentang kerja sama
dengan teman sebayanya.
5. Prinsip Belajar Sambil Bekerja

Pada konteks ini bekerja diartikan sebagai kegiatan nyata yang melibatkan
otot serta pikiran. Jadi, prinsip ini pendidik diharapkan mampu menghadirkan
kegiatan yang interaktif selama proses belajar-mengajar.

6. Prinsip Individualisasi

Setiap individu adalah pribadi yang unik. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk mempelajari perbedaan setiap siswanya supaya bisa memberikan perlakuan
yang tepat dan menghasilkan proses belajar yang optimal.
7. Prinsip Menemukan

Selama kegiatan belajar, pendidik sebaiknya memberi peluang kepada semua


muridnya untuk menemukan dan mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya.
8. Prinsip Pemecahan Masalah

Para guru sebaiknya mendorong siswanya untuk berlatih melihat masalah


dan mengarahkannya untuk memecahkan persoalan yang ada sesuai taraf
kemampuan siswa1
B. Konsep Pembelajaran “Active Learning”
pada dasarnya bukan sebuah ide yang baru sama sekali. Gagasan pembelajaran
“active learning” telah ada sejak masa Socrates 6 dan merupakan salah satu penekanan
utama di antara para pendidik progresif seperti John Dewey yang memandang bahwa

1
Sadullah, Uyoh, Pengantar Filsafat pendidikan. (Jakarta: Rineke Cipta, 2009), hlm. 55

7
secara alami belajar merupakan proses yang aktif ). Secara pedagogis pembelajaran
belajar aktif (active learning) adalah proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan
pada proses mendengarkan dan mencatat.
Menurut Bonwell dan Eison pembelajaran “belajar aktif” adalah aktivitas
intruksional yang melibatkan mahasiswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang
apa yang mereka/mahasiswa lakukan. dapat dikatakan bahwa pembelajaran aktif pada
prinsipnya merupakan model pembelajaran yang sangat menekankan aktifitas dan
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peran pendidik
dalam model pembelajaran ini tidak dominan menguasai proses pembelajaran,
melainkan lebih berperan untuk memberikan kemudahan (fasilitator) dengan
merangsang peserta didik untuk selalu aktif dalam segi fisik, mental, emosional, sosial,
dan sebagainya. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya.
Pendidikan bukan menyampaikan materi pembelajaran, tetapi bagaimana
menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada peserta didik sehingga dapat
mempelajari materi memecahkan masalah, diskusi, dan menarik kesimpulan.2 Karena
manusia itu aktif, maka pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk aktif melakukan kegiatan sendiri. Peserta didik diberi
kesempatan untuk menentukan apa yang akan dipelajari dan mengembangkan
kemampuan yang sudah dimilikinya.
Materi pembelajaran yang harus dipelajari peserta didik, tidak harus selalu
ditentukan terlebih dahulu oleh pendidik. Materi pembelajaran ditentukan bersama-
sama dengan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, peserta
didik akan belajar secara aktif, karena merasa membutuhkannya.
mengelompokan keaktifan peserta didik ini menjadi beberapa aspek, antara lain
yaitu:
1. aktif secara jasmani seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat, mencium,
merasa, dan meraba atau melakukan ketrampilan jasmaniah

2
Suparman, M. Atwi, Desain Instruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 165

8
2. aktif berpikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide, berpikir
logis, sistematis, dan sebagainya dan
3. aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.
Menurut teori pembelajaran belajar aktif, pengetahuan peserta didik terbentuk
melalui proses persepsi dan tanggapan terhadap informasi yang diterimanya
melalui penginderaan.

Oleh karena itu, pembelajaran dengan melibatkan penginderaan yang lebih banyak
akan memungkinkan tingkat keberhasilan belajar peserta didik pada level yang lebih
tinggi.pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran aktif
peserta didik menjadi lebih aktif, karena peserta didik berperan sebagai subyek belajar
di kelas, yang aktif mempelajari materi pembelajaran, aktif mengemukakan pendapat,
tanya jawab, mengembangkan pengetahuannya, 3
C. Fungsi Strategi Metode Pembelajaran Aktif untuk Siswa
Fungsi strategi pembelajaran jigsaw mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Saling Ketergantungan Positif Siswa harus merasa bahwa mereka saling
tergantung secara positif dan saling terikat antar sesama anggota kelompok.
Mereka merasa tidak akan sukses bila siswa lainnya juga tidak sukses. Dengan
demikian, materi tugas haruslah mencerminkan aspek saling ketergantungan
seperti dalam hal tujuan belajar, sumber belajar,peran kelompok dan
penghargaan.
2. Interaksi tatap muka prestasi belajar yang terbaik dapat diperoleh dengan cara
adanya komunikasiverbal antar siswa yang didukung oleh saling ketergantungan
positif. Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan
yang lainnyadan berinteraksi secara langsung.Siswa harus saling berhadapan dan
saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar, dan sumbangan pemikiran
dalam pemecahan masalah.Selain itu siswa juga harus mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi secara efektif.

3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.1

9
3. Pertanggung jawaban individu agar siswa dapat menyumbang, membantu satu
sama lain, setiap siswaharus menguasai materi ajar. Dengan demikian setiap
angota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi dan bertanggung
jawab pula terhadap hasil belajar kelompok. Dengan cara ini prestasi setiap
siswa dapat dimaksimalkan. Karena belajar kooperatif mirip dengan belajar
tuntas, maka guru perlu mengetahui kemampuan setiap siswa secara individu.4
4. Keterampilan berinteraksi antar individu dan kelompok Ketrampilan sosial
sangat penting dalam pembelajaran kooperatif danharus diajarkan kepada siswa.
Selain itu siswa harus dimotivasi untuk menggunakan ketrampilan berinteraksi
(keterampilan berkomunikasi) yang benar sebagai bagian dari proses belajar,
baik secara individu maupun dalam kelompok. Sehingga siswa perlu dibekali
dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan
ketidaksetujuan, cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak
memojokkan, dan cara menyampaikan ide/gagasan.
5. Keefektifan proses kelompok siswa memproses kefektifan kelompk belajar
mereka dengan caramenjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar
dan mana yangtidak, dan membuat keputusan terhadap tindakan yan bisa
dianjutkan atau yang perlu diubah. Proses kelompok terjadi baik dalam
kelompok kecil maupundiseluruh kelas. Fase-fase dalam proses ini meliputi
umpan balik, refleksi dan peningkatan kualitas kerja.5

D. Kelebihan & Kekurangan Pembelajaran Aktif


Setiap metode belajar pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Begitu pula dengan active learning yang juga memiliki plus dan minus seperti berikut.
a. Kelebihan
1. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Metode active learning memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar yang


menyenangkan. Dengan demikian motivasi belajar peserta didik pun bisa ikut

4
Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm. 110
5
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2011), hlm. 19

10
meningkat. Selain itu active learning juga memungkinkan peserta didik untuk lebih
mudah memahami materi belajar yang disampaikan pendidik.
2. Mengajak Peserta Didik untuk Berpartisipasi

Umumnya guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi,


sementara peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi materi yang
telah disampaikan.Hal ini berbeda dengan strategi pembelajaran aktif yang menuntut
peserta didik agar berpartisipasi penuh selama proses belajar-mengajar. Jadi, selain
mendengarkan penjelasan guru, beberapa kegiatan active learning membutuhkan
kekuatan, kecerdasan, bahkan kekompakan para peserta belajar.
3. Mengasah Proses Berpikir

Karena active learning melibatkan partisipasi murid selama kegiatan belajar-


mengajar, maka bukan tidak mungkin hal tersebut dapat mengasah proses berpikir
mereka.
b. Kekurangan
1. Guru Dituntut Lebih Kreatif

Pembelajaran aktif menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan


materi. Tantangan lainnya adalah guru perlu memahami karakter masing-masing
siswanya untuk memberikan perlakukan yang tepat.
2. Membutuhkan Alat Bantu Belajar yang Memadai

Selain buku, tentunya pendidik memerlukan alat bantu belajar yang lebih
memadai demi menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Perlu Pengawasan yang Lebih Intensif Selama Proses Belajar

Terakhir, guru diharapkan memberikan pengawasan intensif selama kegiatan belajar-


mengajar. Tidak hanya mendengarkan, pendidik juga perlu memancing diskusi untuk
mengasah kualitas berpikir siswanya

11
E. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Aktif
Meski pembelajaran aktif melibatkan siswa secara penuh, tetapi Bapak/Ibu
guru tetap mendapatkan porsi untuk melakukan 5 peran di bawah ini.
1. Membantu Siswa agar Memahami dan Mengerti Pelajaran yang
DisampaikanMembuat siswa memahami dan mengerti sesuatu
merupakan pekerjaan yang sulit. Oleh karena itu, dalam active learning
para pendidik harus menghadirkan pengalaman belajar yang bervariasi
demi membangkitkan minat belajar siswa.Selain itu, proses belajar juga
perlu diisi oleh kegiatan yang fleksibel serta menekankan pada aspek
kreativitas, rasa ingin tahu, dan bimbingan yang mengajarkan ke arah
kedewasaan.
2. Mengembangkan Kreativitas Mengajar
Seperti penjelasan pada poin pertama, kreativitas adalah modal utama
bagi guru yang menerapkan metode pembelajaran aktif. Dengan merancang
kegiatan belajar yang kreatif, siswa tidak akan merasa bosan dengan suasana
kelas.Selain itu, siswa bisa belajar untuk berekspresi dan mengaktualisasikan
dirinya sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.
3. Mendisiplinkan Siswa
Meski siswa bebas berkreasi selama proses pembelajaran aktif,
tetapi peserta didik perlu menjaga ketertiban agar tujuan pembelajaran
tercapai.Di sinilah peran guru untuk mendisiplinkan murid dengan kasih
sayang. Ya, menertibkan siswa tidak perlu menggunakan kekerasan
karena hal tersebut dapat mengurangi minat belajar siswa.
4. Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa

Ada kalanya siswa merasa kurang bersemangat dalam menempuh


pendidikan, utamanya jika mereka menghadapi materi belajar tergolong
sulit. Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi belajar untuk
membangkitkan gairah belajar, mendorong rasa ingin tahu, dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.

12
5. Memaksimalkan Sumber Belajar
Peran guru yang terakhir adalah mendayagunakan sumber belajar
yang ada di sekolah maupun di luar sekolah supaya proses belajar-mengajar
jadi lebih optimal. Sebagai contoh guru bisa memanfaatkan teknologi untuk
menghadirkan suasana belajar yang lebih atraktif.6

F. Contoh Penerapan & Pengembangan Pembelajaran Aktif di Kelas


Untuk menerapkan dan mengembangkan pembelajaran aktif di kelas, ini dia
metode-metode yang bisa Anda praktekkan di kelas.
1. Everyone is a Teacher Here
Memberi kesempatan bagi siswa untuk menjadi narasumber bagi teman-
temannya. Dengan cara ini harapannya siswa yang pasif dapat lebih aktif
selama proses belajar-mengajar.
2. Role Play
Belajar bermain peran sebagai bentuk simulasi atas peristiwa atau
kejadian aktual.
3. Team Quiz
Mengajak siswa untuk berkelompok dan membuat pertanyaan sekaligus
jawaban sesuai dengan tujuan belajar yang diharapkan.
4. Jigsaw
Jigsaw adalah metode belajar secara kelompok untuk melatih tanggung
jawab dan kerja sama antar siswa.
5. Card Sort
Mengajak peserta didik untuk melakukan klasifikasi materi yang telah
dipelajari untuk menemukan konsep dan fakta-fakta yang dibutuhkan.
6. Reading Guide

6
Sundayani, Wahyu, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 3

13
Merupakan metode belajar yang memandu siswa untuk mempelajari
sesuatu melalui bacaan, baik majalah, buku, media online, maupun
koran.
7. Active Debate
peserta didik untuk belajar mempertahankan pendapat berdasarkan
keyakinan mereka sendiri. Selain itu, lewat kegiatan ini siswa bisa
belajar berkomunikasi dengan mengkomunikasikan gagasannya ke orang
lain.
8. Demonstration
Kegiatan presentasi yang memadukan penjelasan lisan dan peragaan alat.
Pada metode ini, siswa juga belajar untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa lainnya. 7

7
Sundayani, Wahyu, Pembelajaran Berbasis Tema, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 3

14
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Gagasan pembelajaran “active learning” telah ada sejak masa Socrates


dan merupakan salah satu penekanan utama di antara para pendidik progresif
seperti John Dewey yang memandang bahwa secara alami belajar merupakan
proses yang aktif.
Peran pendidik dalam model pembelajaran “active learning” tidak
dominan menguasai proses pembelajaran, melainkan lebih berperan untuk
memberikan kemudahan (fasilitator) dengan merangsang peserta didik untuk
selalu aktif dalam segi fisik, mental, emosional, sosial, dan sebagainya. Pendidik
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan materi
pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Pendidik bukan menyampaikan materi
pembelajaran, tetapi bagaimana menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar
pada peserta didik sehingga dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai
tujuan yang telah ditetapkan.
Implementasi pembelajaran “active learning” dapat difokuskan pada
sebuah alternatif prosedur pembelajaran yang mendorong agar setiap mahasiswa
secara aktif terlibat dalam setiap penyelesaian tugas kelompok dan selalu aktif
untuk mendengarkan, mencatat inti materi perkuliahan, menyimak dan
mengkonsep ulang atau merefleksikan setiap materi yang sedang disajikan dan
dibahas dalam proses pembelajaran di kelas, dan mengkondisikan agar setiap
mahasiswa selalu siap setiap saat untuk mempresentasikan ulang dengan kata-
kata sendiri materi

15
B. SARAN

Pada penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, baik berupa bahasa maupun
cara penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna
menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi

16
DAFTAR PUSTAKA

Bonwell, C.C. dan Eison, J.A. (1991) Active Learning: Creating Excitement in
the Classroom. ERIC Digest.

Dee Fink, L. (1999). Active Learning, reprinted with permission of the Oklahoma
Instructional Development Program.

Dimyati, M. (2001). Dilema Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Cet.1. Malang: Ikatan


Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia Cabang Malang bekerjasama dengan Prodi tep
PPS Universitas Negeri Malang.

Meyers, C. & Jones, T.M. (1993). Promoting Active Learning Strategies for The
College Classroom. John wiley & Sons, Inc.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:


Alfabeta

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Semiawan, C. (1999). Pendidikan Tinggi, Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang


Hayat Seoptimal Mungkin. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Sukmadinata, N.S. (2005). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai