Anda di halaman 1dari 6

Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

LEMBARAN KERJA MAHASISWA (LKM 11)

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan


Waktu Pertemuan : 150 menit
Kode : KPE2226

Pokok Bahasan : Pengembangan Komoditi Unggulan Di Wilayah Pesisir

Sub Pokok Bahasan :


1. Kendala dalam Pembangunan dan Pemasaran Pertanian
2. Kebijakan Pembangunan di Pedesaan
3. Perkembangan Komoditi Unggulan Perkebunan Berbasis Agribisnis di
Wilayah Pesisir
4. Sektor Basis Komoditi Unggulan

Tujuan:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis komoditi unggulan di wilayah pesisir
2. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk kebijakan pembangunan di
pedesaan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kendala pembangunan pertanian di
pedesaan
4. Mahasiswa dapat menjelaskan kendala dalam pemasaran produk
pertanian

Kegiatan:
1. Bacalah Buku Pembangunan Ekonomi, Bab XIII: Pengembangan
Komoditi Unggulan Di Wilayah Pesisir.
2. Diskusikan dengan teman sekelompok, kerjakan tugas yang disajikan
berikut ini.

Tugas Kelompok:
1. Dari buku ajar yang Anda pelajari, jelaskan bentuk kebijakan pembangunan di
pedesaan baik secara regional maupun dari sudut pandang

Bentuk kebijakan pembangunan di pedesaan dapat beragam, baik dari sudut


pandang regional maupun nasional. Tujuan kebijakan pembangunan pedesaan
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan, mengurangi
kesenjangan antara pedesaan dan perkotaan, serta mempercepat pertumbuhan
ekonomi di wilayah pedesaan. Berikut ini beberapa contoh bentuk kebijakan
pembangunan di pedesaan:
1. Infrastruktur Pedesaan:
Pembangunan infrastruktur yang memadai merupakan langkah awal penting
dalam meningkatkan pembangunan di pedesaan. Kebijakan ini mencakup
pembangunan jaringan jalan, listrik, air bersih, sanitasi, telekomunikasi, dan
transportasi pedesaan. Infrastruktur yang baik akan memfasilitasi aksesibilitas,
mobilitas, dan konektivitas antara pedesaan dan daerah lainnya, serta mendorong
investasi dan pengembangan usaha di pedesaan.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 1


Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

2. Peningkatan Sumber Daya Manusia:


Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan
pengetahuan masyarakat pedesaan. Peningkatan akses pendidikan yang
berkualitas di pedesaan dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan
antara pedesaan dan perkotaan.
3. Pembangunan Ekonomi Pedesaan:
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan
dan menciptakan lapangan kerja. Pemerintah dapat memberikan insentif dan
dukungan bagi sektor pertanian, perikanan, peternakan, serta industri kecil dan
menengah di pedesaan. Pengembangan agrowisata, pengolahan hasil pertanian,
dan pengembangan kawasan industri pedesaan juga merupakan langkah yang
dapat diambil.
4. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan:
Kebijakan ini fokus pada pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui partisipasi
aktif dalam proses pembangunan. Program-program pemberdayaan masyarakat
pedesaan dapat meliputi pengembangan koperasi, pelatihan kewirausahaan,
penyediaan akses ke modal usaha, dan penguatan organisasi masyarakat
pedesaan. Dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat, kebijakan ini
diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan implementasi program pembangunan di pedesaan.
5. Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri:
Kebijakan ini bertujuan untuk mengembangkan sektor agribisnis dan
agroindustri di pedesaan. Dengan mengoptimalkan potensi pertanian dan sumber
daya alam di pedesaan, pemerintah dapat mendorong nilai tambah dan
diversifikasi produk pertanian. Pengembangan agribisnis dan agroindustri di
pedesaan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.

Bentuk kebijakan pembangunan di pedesaan dapat dilihat baik dari sudut


pandang regional maupun nasional. Berikut ini penjelasan mengenai
kedua sudut pandang tersebut:
1. Kebijakan Pembangunan Pedesaan Secara Regional:
a. Pengembangan Wilayah: Kebijakan ini berfokus pada pengembangan dan
pemberdayaan wilayah pedesaan tertentu. Pemerintah daerah dapat menetapkan
wilayah prioritas untuk pembangunan pedesaan dan mengalokasikan sumber
daya yang cukup guna mendorong pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan
pelayanan sosial di wilayah tersebut.
dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan khusus masyarakat setempat.
2. Kebijakan Pembangunan Pedesaan dari Sudut Pandang Nasional:
a. Kebijakan Pertanian dan Ketahanan Pangan: Kebijakan ini ditujukan untuk
meningkatkan sektor pertanian di pedesaan. Hal ini dapat mencakup pemberian
insentif kepada petani, pengembangan teknologi pertanian, akses ke pasar,
pembiayaan, dan pendampingan teknis. Tujuan akhirnya adalah mencapai
ketahanan pangan nasional dan meningkatkan pendapatan petani.
b. Infrastruktur dan Aksesibilitas: Kebijakan ini melibatkan pengembangan
infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi di pedesaan, seperti jalan,
jembatan, irigasi, listrik, dan telekomunikasi. Pemerintah dapat mendorong
investasi swasta dalam infrastruktur pedesaan dan memastikan aksesibilitas yang
baik antara pedesaan dan perkotaan serta antara pedesaan dengan pasar.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 2


Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

c. Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan: Kebijakan ini bertujuan


untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan di pedesaan.
Ini dapat dilakukan melalui program-program pelatihan keterampilan,
pendampingan usaha, dan penyediaan akses ke modal usaha. Pemberdayaan
ekonomi di pedesaan juga dapat melibatkan pengembangan sektor pariwisata,
kerajinan, dan industri kecil dan menengah.
d. Pendidikan dan Kesehatan: Kebijakan ini berfokus pada peningkatan akses
dan kualitas pendidikan serta pelayanan kesehatan di pedesaan. Hal ini
mencakup pembangunan sekolah, pengadaan tenaga pendidik yang berkualitas,
penyediaan fasilitas kesehatan, dan peningkatan kesadaran akan kesehatan dan
sanitasi di pedesaan.

Pada tingkat nasional, kebijakan pembangunan pedesaan akan melibatkan


berbagai kementerian dan lembaga pemerintah yang terkait, serta
koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.
Tujuannya adalah mencapai kesetaraan pembangunan antara pedesaan
dan perkotaan, mengurangi kesenjangan regional, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan secara menyeluruh.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 3


Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

2. Diskusikan dengan teman Anda tentang komoditi apa saja yang diunggulan di
daerah Riau, berikan alasan Anda.

Di provinsi Riau, terdapat beberapa komoditi unggulan yang menjadi sumber


keunggulan ekonomi daerah tersebut. Berikut adalah beberapa komoditi yang
diunggulkan di daerah Riau beserta alasan mengapa dianggap penting:

1.. Kelapa Sawit: Riau adalah salah satu produsen utama kelapa sawit di
Indonesia. Keberadaan lahan yang luas dan iklim yang cocok membuat Riau
menjadi pusat produksi kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan komoditi yang
penting dalam industri minyak kelapa sawit, minyak goreng, produk perawatan
kulit, dan biodiesel. Tingginya permintaan global terhadap kelapa sawit
membuatnya menjadi sumber utama pendapatan dan lapangan kerja di Riau.

2. Karet: Riau juga terkenal dengan produksi karet yang tinggi. Iklim tropis dan kondisi
tanah yang subur menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan pohon karet.
Karet merupakan bahan baku penting dalam industri ban, karet sintetis, dan berbagai
produk karet lainnya. Permintaan yang kuat dari industri otomotif dan manufaktur
menjadikan karet sebagai komoditi yang berharga di pasar global

3. Minyak dan Gas Bumi: Riau memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang
signifikan di lepas pantai. Kehadiran industri migas menjadi sektor penting dalam
perekonomian Riau. Penambangan minyak dan gas bumi memberikan pendapatan
yang besar bagi daerah ini serta kontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi
nasional. 

4. Kayu: Riau memiliki hutan yang kaya dengan berbagai jenis kayu seperti
meranti, merbau, dan ramin. Kayu dari Riau digunakan dalam industri konstruksi,
furnitur, dan bahan baku lainnya. Potensi kayu di Riau tidak hanya memberikan
pendapatan, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan ekosistem
hutan. 

5. Ikan dan hasil perikanan: Riau memiliki potensi perikanan yang besar karena
wilayahnya yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Daerah
ini memiliki sumber daya laut yang melimpah seperti ikan, udang, kepiting, dan
kerang. Hasil perikanan Riau memberikan kontribusi penting dalam memenuhi
kebutuhan protein masyarakat lokal dan juga menjadi sumber pendapatan melalui
ekspor.
Keunggulan komoditi-komoditi ini di Riau tidak hanya memberikan
manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi daerah,
peningkatan lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun,
perlu diingat bahwa sumber daya alam tersebut juga perlu dikelola secara
berkelanjutan untuk menjaga lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 4


Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

3. Silakan berikan pendapat Anda, apa saja bentuk kendala pembangunan


pertanian di pedesaan

Pembangunan pertanian di pedesaan Indonesia, termasuk Riau, menghadapi


beberapa kendala yang dapat mempengaruhi keberlanjutannya. Berikut adalah
beberapa bentuk kendala yang mungkin dihadapi dalam pembangunan pertanian
di pedesaan Indonesia, termasuk Riau:
1. Keterbatasan infrastruktur: Salah satu kendala utama adalah kurangnya
infrastruktur yang memadai di pedesaan. Infrastruktur jalan yang buruk
membuat sulitnya transportasi hasil pertanian dari ladang ke pasar,
menyebabkan kerugian dan penurunan kualitas produk. Keterbatasan akses ke
sumber daya air, listrik, dan telekomunikasi juga dapat menghambat
pertumbuhan pertanian yang berkelanjutan.
2. Keterbatasan akses ke modal dan kredit: Petani di pedesaan seringkali
menghadapi kesulitan dalam mengakses modal dan kredit untuk meningkatkan
produktivitas dan diversifikasi usaha pertanian mereka. Keterbatasan ini dapat
menjadi hambatan serius dalam mengembangkan pertanian modern yang
berkelanjutan dan mengadopsi teknologi baru.
3. Kurangnya diversifikasi usaha: Mayoritas petani di pedesaan Indonesia, termasuk
Riau, masih bergantung pada usaha pertanian tunggal, seperti tanaman pangan atau
perkebunan monokultur. Kurangnya diversifikasi usaha dapat meningkatkan risiko
kerugian ekonomi jika ada gangguan atau bencana yang mempengaruhi satu jenis
tanaman atau usaha pertanian.
4. Konflik lahan dan sumber daya: Perselisihan dan konflik terkait dengan
kepemilikan lahan, penggunaan sumber daya air, dan hak penggarap sering terjadi di
pedesaan. Konflik ini dapat menghambat pembangunan pertanian dan mengganggu
stabilitas lingkungan sosial di pedesaan.

Untuk mengatasi kendala-kendala ini, perlu dilakukan upaya kolaboratif antara


pemerintah, petani, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan terkait. Upaya
untuk meningkatkan infrastruktur, akses ke modal dan kredit, pendidikan
pertanian, serta diversifikasi usaha pertanian harus menjadi prioritas dalam
pembangunan pertanian di pedesaan Indonesia, termasuk Riau.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 5


Matakuliah: Ekonomi Pembangunan

4. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencarian utama bagi masyarakat


pedesaan. Silakan ungkapkan pendapat Anda, Apa saja yang menjadi
kendala dalam pengembangan pertanian tersebut, khususnya bagi petani
scala kecil.

.
Beberapa kendala umum yang sering dihadapi oleh petani skala kecil dalam
pengembangan pertanian:
1. Keterbatasan Akses ke Sumber Daya: Petani skala kecil seringkali menghadapi
keterbatasan akses terhadap sumber daya penting seperti lahan yang subur, air
irigasi yang cukup, benih berkualitas, dan pupuk.
2. Teknologi dan Inovasi Terbatas: Petani skala kecil seringkali tidak memiliki
akses yang memadai ke teknologi pertanian terkini dan inovasi terbaru.
3. Perubahan Iklim: Perubahan iklim telah menjadi kendala serius dalam
pengembangan pertanian.
4. Ketergantungan pada Pasar yang Tidak Stabil: Petani skala kecil sering
menghadapi tantangan dalam menjual hasil panen mereka karena mereka
bergantung pada pasar lokal yang tidak stabil.

Kurangnya dukungan teknis, program subsidi, akses ke pasar, dan


kebijakan agraria yang menguntungkan dapat menghambat pertumbuhan dan
keberlanjutan sektor pertanian.
Peningkatan pengembangan pertanian untuk petani skala kecil
memerlukan solusi yang holistik, termasuk akses yang lebih baik ke sumber
daya, teknologi, pelatihan, pasar yang stabil, pendidikan pertanian, kebijakan
yang mendukung, dan investasi yang tepat dalam infrastruktur pertanian.

Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP 6

Anda mungkin juga menyukai