Anda di halaman 1dari 2

KEJANG DEMAM ( R56.

01 )
No. Dokumen : UKP/VII/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2018
Halaman : 1/3
Disahkan oleh Kepala Puskesmas Kluwut
PUSKESMAS
KLUWUT dr. Sigit Arumtara, M.Kes
NIP.19690519 200312 1 002

1. Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses
ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.

2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tatacara melakukan


penanganan penderita kejang demam agar tidak terjadi kerusakan otak
lebih lanjut dan tidak terjadi kejang berulang

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kluwut Nomor : 010/SK/XII/2017 tentang Kebijakan


Pelayanan Klinis di Puskesmas Kluwut.

4. Referensi Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan


primer edisi revisi tahun 2014

5. Alat dan - Tempat tidur


bahan - Tensimeter,
- Stetoskop,
- timer,
- Timbang Badan,
- Stesolit,
- Tongspatell
6. Langkah – A. Penatalaksanaan
langkah a. Petugas memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai
kejang demam dan prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah
dengan:
a) Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg)
harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat
dibangun dengan mudah.
b) Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih
efektif daripada diazepam per rektal untuk anak.
c) Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam
intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk
depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik
akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah
pengobatan pilihan.
B. Konseling dan edukasi
Petugas memberikan Konseling dan edukasi dilakukan untuk
membantu pihak keluarga mengatasi pengalaman menegangkan
akibat kejang demam dengan memberikan informasi mengenai:
a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau
kesulitan intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.
C. Kriteria rujukan
a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsi.
b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.

7. Unit - UGD
terkait - Rawat Inap

8. Dokumen Rekam Medis


terkait

9. Rekaman Tanggal mulai


histori No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai