Falsafah Pengembangan Masyarakat: A. Pendahuluan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 99

Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 1

FALSAFAH PENGEMBANGAN MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang


merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi
masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam
memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan
menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok –
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah
menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan.
Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan
masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat
semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak
berujung.

Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat


secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong
lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan
keadaan masyarakat secara menyeluruh.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui pengertian dan konsep pengembangan masyarakat
2. Mengetahui langkah-langkah pengembangan masyarakat
3. Mengetahui hakikat dan tujuan pengembangan masyarakat
4. Mengetahui unsur-unsur dan bentuk pengembangan masyarakat

1
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI FALSAFAH PENGEMBANGAN


MASYARAKAT

1. Definisi dan Konsep Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep,


yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat, pengembangan
merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari komunitas adalah
sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu, pengembangan
masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan aksi bersama
daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi menyebutnya
dengan ‘lembaga kolektif’ (Flora dan Flora 1993). Bidang-bidang pembangunan
biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu:
a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah
geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di
daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.
b. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan
berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan
bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama
berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para
orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat phisik)
atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental (Mayo, 1998).

Pengembangan sendiri menurut United Nation adalah Pengembangan adalah


suatu proses yang didesain untuk menciptakan kondisi ekonomi dan kemajuan
sosial untuk komunitas yang berhubungan dengan partisipasi aktif dan untuk
memenuhi kemungkinan kepercayaan atas inisiatif komunitas. Komunitas sendiri
ada dua, yaitu rural community dan urban community. Pengembangan adalah
proses meningkatkan pilihan, dalam arti pilihan baru, diversifikasi, berpikir
tentang isu secara berbeda dan mengantisipasi perubahan (Christenson et al.,
1989). Ada banyak definisi pengembangan masyarakat menurut pada ahli,
antara lain:
a. Bhattacarya
Pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yg tujuannya
adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat adalah usaha untuk
membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu
menumbuhkan kemampuan berorganisasi, berkomunikasi, dan menguasai
lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan,
mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
b. Yayasan Indonesia Sejahtera
Pengembangan masyarakat adalah usaha-usaha yang menyadarkan dan
menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan
dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun

2
Modul Pembelajaran

tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan


kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Pengembangan masyarakat adalah metoda yang memungkinkan orang dapat


meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya
terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. (AMA, (1993).
Pengembangan masyarakat adalah proses membantu masyarakat menganalisa
masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran besar otonomi yang
mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan identifikasi yang lebih besar dari
warga negara individu dan individu organisasi dengan masyarakat secara
keseluruhan (Warren, 1978).

Nies dan McEwan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan


masyarakat(community health development) sebagai pendekatan dalam
pengorganisasian masyarakat yang mengombinasikan konsep, tujuan, serta
proses kesehatan masyarakat dan pembangunan masyarakat. Dalam
pengembangan kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian
mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan
kesehatan melalui kemitraan dengan profesi lain yang terkait (CHNAC, 2003;
Diem dan Moyer, 2004).

2. Langkah-langkah pengembangan masyarakat


Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya
menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
a. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan.
Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena
itu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk
selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang
sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar
dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga
pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
pendidikan yang bersifat non formal.
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada
bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak
berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya
cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl :
1) Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan
daya cipta dari seluruh komponen masyarakat,
2) Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, harus ada
latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha
meningkatkan keterampilan.

3
Modul Pembelajaran

d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan


Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses
pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan Masyarakat seperti


yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan subyek dari
kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah
sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan
demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara :
1) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah
kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat.
2) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan
kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
3) Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk
melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
4) Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada
dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan
bantuan dari luar.

3. Hakikat dan Tujuan Pengembangan Masyarakat


a. Hakikat
Hakikat pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia atau masyarakat (Effendy, 1998).
Selain itu, hakikat dari pengembangan masyarakat adalah apa yang dirasakan
oleh masyarakat itu sendiri, bukan apa yang dituliskan dalam angka atau
teori. Dalam hal ini, ketika ditemukan data dalam bentuk angka tentang
keadaan suatu masyarakat atau sebuah teori maka harus dikompromikan atau
dicocokkan dengan kondisi riil masyarakat karena sering kali yang terjadi
adalah Theory is not a reality.
Sanders (1958) melihat pengembangan masyarakat sebagai suatu proses
bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain, sebuah metode untuk mencapai
tujuan, sebuah prosedur program dan sebagai sebuah gerakan menyapu
orang dalam emosi dan keyakinan.

b. Tujuan
1) Menimbulkan percaya kepada diri sendiri
2) Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja
3) Meningkatkan dinamika untuk membangun
4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Dalam mencapai tujuannya, pengembangan masyarakat harus dilakukan secara


holistik atau dengan multidisipliner untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Selain itu, yang perlu diingat adalah bahwa manusia bersifat dinamis
sehingga dapat dilakukan intervensi untuk mengembangkan masyarakat. Dinamis
berarti manusia tetap menuju kebenaran dan tidak berhenti. Manusia tidak
pernah tamat dan tidak pernah sampai pada titik selesai. Sifat dinamis ini juga
menyentuh masalah evolusi dan sejarah. Pengetahuan manusia dipengaruhi oleh
sejarah, lingkungan sosial, kebudayaan, dan faktor-faktor individual (Snijders,

4
Modul Pembelajaran

2006). Maka dari itu, ketika manusia diberikan intervensi dan diberdayakan maka
besar kemungkinannya akan dapat berubah, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mau menjadi mau, dan dari tidak mampu menjadi mampu.
Secara umum, beberapa bidang yang harus dikuasai dalam pengembangan
masyarakat agar tujuan dapat tercapai adalah:
a. Engagement (dengan beragam individu, kelompok, dan organisasi).
b. Assessment (termasuk need assessment atau jajak kebutuhan dan profil
wilayah).
c. Penelitian (termasuk penelitian aksi-partisipatif dengan masyarakat).
d. Groupwork (termasuk bekerja dengan kelompok pemecah masalah maupun
kelompok-kelompok kepentingan).
e. Negosiasi (termasuk bernegosiasi secara konstruktif dalam situasi-situasi
konflik).
f. Komunikasi (dengan berbagai pihak dan lembaga).
g. Konseling (termasuk bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat
dengan beragam latar kebudayaan).
h. Manajemen sumber (termasuk manajemen waktu dan aplikasi-aplikasi untuk
memperoleh bantuan).
i. Pencatatan dan pelaporan
j. Monitoring dan evaluasi.

4. Unsur-unsur dan Bentuk-bentuk Pengembangan Masyarakat


Unsur – unsur pengembangan masyarakat antara lain:
a. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan
menyeluruh(total needs) dari masyarakat yang bersangkutan (Holistik).
b. Mendorong swadaya masyarakat (empowerment).
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau
organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan,
bahan ataupun dana (kemitraan).
d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,
kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan,
kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat (Efendi, 2009).

Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha


pengembangan masyarakat, yaitu:
a. Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-
dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan finansial secara besar-besaran
dan melibatkan pejabat-pejabat tiap tingkatan pemerintah (pusat-desa).
Misalnya adalah program ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) yang dibuat oleh
kementerian kesehatan untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS yang
makin banyak terjadi pada remaja.
b. Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada
salah satu kementerian.
c. Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu
dan program disesuaikan khusus pada daerah yang bersangkutan. Misalnya:
kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah endemis malaria,
maka dalam rangka mencegah semakin meluasnya endemis dan mengurangi
penderita malaria pemerintah atau dinas kesehatan setempat membuat
sebuah program pemberantasan malaria khusus untuk wilayah endemis
malaria di Banjarnegara.

5
Modul Pembelajaran

Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika


masyarakat sebagai berikut :
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan.
b. Pertinggi mutu potensi yang ada.
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan (Effendy, 1998).

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat


ini sebagai berikut :
a. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah
kesehatan, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis dan
kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
c. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk
melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
d. Dalam prosesnya sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada
dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan
bantuan dari luar.

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini :


1. Apakah yang dimaksud dengan pengembangan masyarakat menurut
bhattacarya?
2. Apa langkah-langkah pengembangan masyarakat ?
3. Apakah yang dimaksud hakikat pengembangan masyarakat
4. Sebutkan tujuan pengembangan masyarakat!
5. Sebutkan unsur-unsur pengembangan masyarakat !

Jawaban Soal

1. Yang dimaksud pengembangan masyarakat menurut bhattacarya


Pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yg tujuannya
adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat adalah usaha
untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan berorganisasi, berkomunikasi, dan
menguasai lingkungan fisiknya
2. Langkah-langkah pengembangan masyarakat
a. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan.
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

6
Modul Pembelajaran

3. Hakikat pengembangan masyarakat


Hakikat pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia atau masyarakat
4. Tujuan pengembangan masyarakat
a. Menimbulkan percaya kepada diri sendiri
b. Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja
c. Meningkatkan dinamika untuk membangun
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5. Unsur-unsur pengembangan masyarakat
a. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan
menyeluruh(total needs) dari masyarakat yang bersangkutan (Holistik).
b. Mendorong swadaya masyarakat (empowerment).
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta
atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil,
peralatan, bahan ataupun dana (kemitraan).
d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,
kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan,
kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.

E. RANGKUMAN

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena


Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan
Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam
bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self
Care ). Pengembangan masyarakat adalah metoda yang memungkinkan orang
dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya
terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. Adapun langkah
– langkah dalam pengembangan masyarakat yaitu menciptakan kondisi agar
potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan,
Tingkatkan mutu potensi yang ada, Usahakan kelangsungan kegiatan yang
sudah ada, Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan pengembangan masyarakat adalah Menimbulkan percaya kepada diri


sendiri, Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, Meningkatkan
dinamika untuk membangun dan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Unsur – unsur pengembangan masyarakat adalah yaitu Mendorong swadaya


masyarakat (empowerment), Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun
badan-badan swasta atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga
personil, peralatan, bahan ataupun dana (kemitraan) dan Mempersatukan
berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat,
pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk
membantu masyarakat.

7
Modul Pembelajaran

F. TES FORMATIF

1. Sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan
merupakan arti masyarakat dalam konsep ....
a. Tempat Bersama
b. Kepentingan bersama
c. Konsep masyarakat
d. Konsep adat istiadat
2. Pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yg tujuannya
adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat adalah usaha untuk
membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu
menumbuhkan kemampuan berorganisasi, berkomunikasi, dan menguasai
lingkungan fisiknya merupakan pengertian pengembangan masyarakat
menurut .....
a. Aristoteles
b. Bhattacarya
c. Yayasan Indonesia
d. Adam Malik
3. Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena itu
diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya
bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup merupakan cara
pengembangan masyarakat.....
a. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
b. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
c. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
d. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan
4. Apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, bukan apa yang dituliskan
dalam angka atau teori. Dalam hal ini, ketika ditemukan data dalam bentuk
angka tentang keadaan suatu masyarakat atau sebuah teori maka harus
dikompromikan atau dicocokkan dengan kondisi riil masyarakat karena sering
kali yang terjadi adalah Theory is not a reality merupakan ....
a. Hakikat
b. Tujuan
c. Pengertian
d. Prinsip
5. Hal dibawah ini yang merupakan tujuan dari pengembangan masyarakat,
kecuali...

a. Menimbulkan percaya kepada diri sendiri


b. Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja
c. Meningkatkan dinamika untuk membangun
d. Tidak Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

8
Modul Pembelajaran

G. DAFTAR PUSTAKA

AMA. 1993. Local Authorities and Community Development: A Strategic


Opportunity for the 1990s. London: Association of Metropolitan
Authorities

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori


dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat .


Edisi 2. Jakarta:EGC.

Nasdian FT. 2006. Pengembangan masyarakat. Bagian Sosiologi Pedesaan


dan Pengembangan Masyarakat. Departemen Komunikasi dan
Pengembangn Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut
Pertanian Bogor (Tidak diterbitkan).2

https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-
community-development/ [Dikutip tgl 12 Oktober 2016]

9
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 2

P E N G E M B A N G A N MA S Y A R A K A T S E B A G A I
P R O S E S P E R U B A H A N S OS I A L

A. PENDAHULUAN

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-


perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok.Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun
yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada
juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat
menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya akan
berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja
kurang mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang
berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah
mengenal perdagangan, alat transportasi modern, bahkan dapat mengikuti
berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan sebagainya yang
kesemuanya belum dikenal sebelumnya.

Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-


norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial
dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia
dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan
cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-
penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat dengan cepat
dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.

Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun,
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan
konstan.Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat.Akan tetapi, karena
sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi
keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur
masyarakat yang terkena perubahan.

10
Modul Pembelajaran

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


5. Mengetahui pengertian perubahan sosial dan pengembangan sosial
6. Mengetahui konsep pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan
sosial
7. Mengetahui prinsip pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan
sosial
8. Mengetahui kegiatan pokok dan peranan pengembakan masyarakat
sebagai proses perubahan social
9. Mengetahui proses pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan
social
10. Mengetahui generalisasi dan stabilitas perubahan
11. Mengetahui terminasi perubahan

C. URAIAN MATERI PENGEMBANGAN MASYARAKAT


SEBAGAI PROSES PERUBAHAN

1. Pengertian Perubahan Sosial dan Pengembangan Sosial

Banyak pengertian yang menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial


tersebut terjadi dalam masyarakat.Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap
masyarakat mempunyai kondisi lingkungan sosial budaya dan alam yang
berbeda.Beberapa ahli sosiologi pun mengartikan perubahan sosial berbeda-
beda menurut pandangannya masing-masing. Berikut adalah beberapa
pengertian dari perubahan sosial menurut para ahli.

a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin


Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari
cara cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology,
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
b. Max Weber
Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi
dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
(dalam buku Sociological Writings)
c. W. Kornblum
Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu
budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku
Sociology in Changing World).
d. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial adalah segala
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya.Termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat tersebut.

11
Modul Pembelajaran

e. Robert H. Leuser
Robert mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam segi
fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat
individu orang-perorangan sampai tingkat dunia.
f. Kingsley Davis
Davis mengartikan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
g. Robert Mac Iver
Dalam bukunya “A Textbook of Society” ia mengatakan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan-hubungan sosial (social
relationship) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
h. William F. Ogburn
William menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik material atau non material.

Dari beberapa pengertian diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa


perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan.

Pengembangan merupakan upaya untuk mendorong terjadinya perubahan social


yang sistematik, terencana dan terkontrol. Perencanaan dan pengawasan yang
teratur menjadi cara pendekatan untuk menggerakkan masyarakat agar terjadi
perubahan ke arah perbaikan taraf hidupnya. Perubahan sosial (perbaikan)
tersebut mencakup segi kehidupan bersifat intrinsik dan ekstrinsik.Nilai sosial
budaya sebagai yang intrinsik benar-benar dijunjung tinggi dan dihormati,
sedangkan hal-hal baru (dari luar) sebagai hal yang bersifat ekstrinsik perlu
disaring dan diserap untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan. Hal-hal
tersebut berguna atau bermanfaat bagi kehidupan yang menjunjung tinggi
harkat sosial dan kemanusiaan.

Persoalan lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa setiap masyarakat
memiliki sifat dinamis yang tidak sama, karena masing-masing memiliki
perbedaan kondisi dan sifat internal maupun eksternal. Setiap masyarakat
memiliki ciri-ciri kekal (permanen) yang dalam hubungannya dengan upaya
pemberdayaan bisa membantu dalam mencermati sifat positif atau negative bagi
upaya untuk mengembangkan kehidupannya.Ciri-ciri tersebut harus ditemukan
(diidentifikasi) keberadaan dan fungsinya di masyarakat. Beberapa di antaranya
dapat ditemukan dalam ikatan nilai dasar (rootedness), kohesi sosial, kapital
sosial dan individu, serta rasa memiliki warga masyarakat

2. Latar Belakang Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses


Perubahan Sosial
Pengembangan masyarakat adalah proses dimana usaha masyarakat bertemu
dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kondisi, baik kondisi ekonomi,
sosial, dan budaya masyarakat (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Arthur Durkheim
juga menyatakan bahwa pengembangan masyarakat adalah suatu proses yang
bertujuan untuk meningkatkan keadaan ekonomi dan sosial seluruh masyarakat
dengan partisipasi aktif masyarakat. Irwin Sanders mengatakan bahwa

12
Modul Pembelajaran

pengembangan masyarakat merupakan program dan aktifitas atau kegiatan


community organizing, dan juga community development merupakan sebagian
dari pembangunan ekonomi masyarakat.Jadi menurut Irwin Sanders,
pengembangan masyarakat merupakan gabungan antara community organizing
dan economic development atau pembangunan ekonomi.Unsur-unsur
pengembangan masyarakat yang diambil dari community organizing merupakan
masalah-masalah mengenai kesejahteraan sosial dan pendidikan sosial bagi
orang-orang dewasa (adult education) yang diberikan dalam bentuk pendidikan
non-formal. Sedangkan unsur-unsur yang diambil dari economic development
merupakan perencanaan dibidang ekonomi dan juga aspek-aspek kolektivitas
untuk meningkatkan pengembangan tingkat pendapatan dimana tujuan akhirnya
adalah peningkatan kesejahteraan social.

Salah satu aspek penting dari proses pengembangan masyarakat adalah bahwa
proses tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses bejalan dengan baik,
diperlukan langkah yang natural untuk memulainya, dan untuk mendorong
proses tersebut menyelaraskan dengan langkah tersebut. Maka dari itu langkah
proses dari pengembangan masyarakat ialah bahwa proses merupakan milik
masyarakat, bukan milik pekerja sosial. Dengan demikian, proses harus berjalan
sesuai dengan langkah masyarakat yang tidak mungkin menjadi langkah yang
diinginkan oleh pekerja masyarakat. Hal ini merupakan hasil yang alamiah dari
gagasan penegmbangan organik, dimana pendekatan organis untuk melihat
perubahan terjadi pada beberapa dimensi, melalui proses pengembangan yang
bertahap bukan perubahan radikal yang dipaksakan.

Semua pengembangan masyarakat seharusnya bertujuan membangun


masyarakat. Pengembangan masyarakat melibatkan pengembangan modal
sosial, memperkuat interaksi sosial dalam masyarakat, menyatukan mereka, dan
membantu mereka untuk saling berkomunikasi dengan cara yang dapat
mengarah pada dialog yang sejati, pemahaman dan aksi sosial. Pengembangan
masyarakat sangat diperlukan jika pembentukan struktur dan proses level
masyarakat yang baik dan langgeng ingin dicapai. Dalam menjalankan metode
community development, komponen yang harus diingat adalah :
a. Adanya partisipasi masyarakat terhadap program yang diberikan.
b. Metode community development dapat dilengkapi dengan cara memberikan
keputusan-keputusan atau kepentingan-kepentingan yang tujuannya agar
masyarakat melalui keputusan ataupun kepentingan tersebut dapat
beradaptasi dengan perubahan sosial.
c. Metode community development dapat dijalankan dengan cara memberikan
pendidikan massa/sosial atau pendidikan non-formal bagi masyarakat.

Asal konsep Pengembangan Masyarakat (terjemahan dari Community


Development) sebenarnya adalah Pengorganisasian Masyarakat ( Community
Organization); yang bermakna mengorganisasi-kan masyarakat sebagai sebuah
sistem untuk melayani warganya dalam setting kondisi yang terus berubah.
Dengan demikian inti pengertiannya adalah mendorong warga masyarakat untuk
mengorganisasikan diri untuk melaksanakan kegiatan guna mencapai
kesejahteraan sendiri. Di tingkat nasional, aktor- aktor institusinya adalah
pemerintah, kalangan cendekiawan, kalangan bisnis, LSM , dan masyarakat

13
Modul Pembelajaran

biasa. Semuanya harus terorganisasi dalam sebuah kesatuan sistem untuk


membangun masyarakat secara sinergis.

McCowan (1996) menjelaskan bahwa proses-proses yang digunakan dalam


pengembangan masyarakat tidak perlu diimpor dari luar, karena mungkin
terdapat proses-proses masyarakat lokal yang dimengerti dan diterima dengan
baik oleh masyarakat lokal.Dimana penting bagi pekerja masyarakat untuk
berupaya memahami proses-proses masyarakat lokal walaupun terkadang tidak
sedikit proses-proses lokal mungkin bersifat konservatif atau
eksklusif.Sebagaimana dengan kebudayaan, memahami proses-proses lokal
tidak berarti bahwa seorang pekerja masyarakat harus menerima dan
mengesahkannya, karena yang terpenting ialah agar dapat untuk memahaminya
dan dapat mengetahui dimana titik yang harus dimulai.

Sebuah komponen kunci dari pengembangan masyarakat adalah gagasan


bekerja dalam solidaritas dengan warga masyarakat.Hal ini mengandung arti
bahwa, seorang pekerja pengembangan masyarakat bukanlah aktor bebas yang
mengikuti agendanya sendiri ketimbang menyediakan waktu dan menerima
kesulitan-kesulitan untuk memahami sifat dari masyarakat lokal, tujuan dan
aspirasi warga dan cara-cara berfungsinya masyarakat. Sebagai hasilnya,
seorang pekerja masyarakat mampu bergabung dengan warga masyarakat itu
dalam perjuangan mereka, dan bergerak dalam arah yang sama. Dimana
kemajuan juga bagian dari proses perubahan, untuk menjadikan apa yang telah
dicita-citakan oleh dan secara massa (masayarakat) itu sendiri dan memang
harus dibangaun dari, untuk, dan oleh masyarakat itu sendiri dengan berbagai
aspek dan landasan yang diantaranya berdasarkan keadilan sosial dan hak azasi
manusia.

3. Konsep Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan


Sosial

Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang


merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi
masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam
memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan
menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok –
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah
menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan.
Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan
masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat
semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak
berujung.

Ketidaktahuan & Ketidakmampuan Sosial Ekonomi Rendah Produktifitas Rendah


Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat
secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong
lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan

14
Modul Pembelajaran

keadaan masyarakat secara menyeluruh. Adam Curle (1970) ahli pengembangan


masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat
bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi,
tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi. Dalam
masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat
mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya
merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf
hidupnya.Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari
keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah
berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat
memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang
belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang
mereka miliki.

KETIDAKTAHUAN
SOSIAL &
EKONOMI KETIDAKMAMPUA
RENDAH N

PRODUKTIVITAS
RENDAH

4. Prinsip Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan Sosial

Prinsip- prisip umum pengembangan masyaraka menurut bambang shergi


lasmono (1989), adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan masyarakat merupakan proses perubahan yang disengaja
dan terarah. Perubahan tersebut secara garis besar meliputi dua aspek yaitu
perubahan fisik dan teknologi serta perubahan sistem nilai dan sikap.
b. Pengembangan masyarakat bertujuan meningkatakan taraf hidup warga
masyarakat,tidak saja aspek makro yaitu masyarakat secara keseluruhan,
melainkan juga unsur mikro yaitu dapt dinikmati oleh segenap warga
masyarakat atau paling tidak bagian terbesar warga masyarakat.
c. Mengutamakan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber setempat
meliputi faktorfisik, manusia dan sosial,. Warga masyarakat masih kurang
peka/ tanggap terhadap sumber dan potensial yang di sebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, ketwerampilan, model, teknologi atau sistem nilai
sosial budaya. Oleh karena itu pengembangan mkasyarakat merupakan
usaha untuk mendorong dan meningkatakan sikap tanggap masyarakat
terhadap potensi san sumber-sumber yang ada disekitarnya.
d. Mengutamakan kreativitas dan inisiatif masyarakat. Hal inj berarti dalam
kegiatan pengembangan masyarakat memperlakukan masyarakat tidak
sebagai objek melainkan jugha sebagai subjek pembanguyanan.
e. Mengutamakan partisipasi masyarakat. Dalam menggerakkan paqrtisiapasi
masyarakata adalah menanamkan pengertian secara luas dan merata makna
progran pemnbangunan, arti penting program dan materi program
pembanguan itu sendiri. Sehingga demikian partisipasi yang muncul adalah

15
Modul Pembelajaran

karena mengeti dan sadar bahwa partisipasi dalam pembangunan


merupakan kewajiban sekaligus haknya.

Kegiatan pengembangan masyarakat dilakukan dengan berpedoman pada


perencanaan, namuka pleksibel untuk memodifikasi sesuai dengan umpan balik
dan kebutuhan yang berkembang pada saat pelaksanaan, dengan sarat
dilakukan secara transparan dan berorientasi pada kelompok sasaran. setiap
pihak yang berkepentingan (yang dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan
berkenaan dengan program kegiatan yung sedang dijalankan) dapat
berpartisipasi secara luas untuk memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil yang dicapai.

Dalam pelaksanaanya, menurut Koentrojo Dan Bambang Budiono (2004)


pengembangan komunitas memiliki prinsip dasar sebagaiu berikut :
1. Pengembangan komunitas pada dasarnya adalah sebuah proses
pengorganisasian masyarakat yang harus dilaksanakan secara metodis,
sistematis dan propesional.
2. Pengorganisasian masyarakat hendaknya mempertimbangkan dan
diterjemahkan kedalam tindakan nyata, denghan memprhatikan hal-hal
(prinsip-prinsip) sbb:
a. Collectiv interest, artinya pengorganisasian masyarakat hanya dapt
dilakukan jika ada kepentingan bersanma yang ingin diperjuangkan
masyarakat.
b. Collectiv tergets, artinya kepentingan bersama seyogyanya dirumuskan
dalam bentuk tujuan bersma.
c. Collectiv action artinya tujuan bersama hanya biasa dapat dicapai
melalui kegiatan bersama.
d. Collection action plan artinya kagiatan bersama diatur dan distrukturkan
terlebih dahulu melalui perencanaan bersma.
e. Collective contributive artinya rencana aksi delakasanakan bersama
melalui contribusu collectiv dari setiap anggota komonitas Yang
bersangkutan.

Kegiatannya mengutaman partisipasi anggota masyarakat, dengan ciri-ciri sbb :


a. Citizensip control, artinya kontrol spenuhnya berasal dari masyarakat,
dimnana masyarakat secara ideal dapat berpartisipasi dalam mengendalikan
pelaksanaan pembangunan sejak awal proses.
b. Delegeated power, artinya terdapat pendellegasian wewewnang kepada
masyarakat sebagai penerima manfaat pembanguan sehingga dapat
berpartisipasi sepenuhnya dalam mengendalikan pelaksanaan
pembangunan.
c. Partnersip ( kemitraan )
d. Placation ( plakatif )
e. Consultatif (konsultatif )
f. Infotmative ( informativ )
g. Therapeutic acction ( tindakan terapiotik )
h. Manipulative (manipulatif)

16
Modul Pembelajaran

5. Peranan Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan


Sosial

Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha


pengembangan masyarakat, yaitu:
1. Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui koordinasi dinas-
dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan finansial secara besar-besaran
dan melibatkan pejabat-pejabat tiap tingkatan pemerintah (pusat-desa).
Misalnya adalah program ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) yang dibuat oleh
kementerian kesehatan untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS yang
makin banyak terjadi pada remaja.
2. Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada
salah satu kementerian.
3. Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu
dan program disesuaikan khusus pada daerah yang bersangkutan. Misalnya:
kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah endemis malaria,
maka dalam rangka mencegah semakin meluasnya endemis dan mengurangi
penderita malaria pemerintah atau dinas kesehatan setempat membuat
sebuah program pemberantasan malaria khusus untuk wilayah endemis
malaria di Banjarnegara.

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat


ini sebagai berikut :
a. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah
kesehatan, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis dan
kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
c. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk
melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
d. Dalam prosesnya sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada
dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan
bantuan dari luar.

6. Kegiatan Pokok Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses


Perubahan Sosial

Dalam pengembangan masyarakat kita telah mengetahui prinsip-prinsip


pengembangan masyarakat, namun dari sekian puluh prinsip yang ada, pokok
intinya adalah partisipasi, kemandirian dan keswadayaan.Partisipasi diartikan
bahwa setiap program melibatkan masyarakat, baik fisik, ide, dan
materi.Keterlibatan disini memiliki makna keikutsertaan masyarakat secara fisikal
dan mentalitas.Program selalu berasal dan untuk pemenuhan masyarakat,
sehingga yang merencanakan adalah agen bersama masyarakat.Kemandirian
artinya tujuan utama dari program untuk mengentaskan masyarakat dengan
dirinya sendiri, dan agen hanya sekedar memberi stimulasi
gagasan.Keswadayaan artinya bahwa setiap program harus dilakukan dengan
kemampuan diri sendiri, sehingga segala bentuk intervensi hanyalah sebagai
insentif saja.

17
Modul Pembelajaran

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa


langkah yang perlu diperhatikan, baik dalam lingkup umum maupun
khusus.Pertama, melakukan analisis kebutuhan. Seseorang agen harus dapat
mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan masyarakat. Ia harus
melakukan need assesment. Analisis kebutuhan dimaksudkan agar tidak terjadi
kekeliruan di dalam memetakan apa yang mestinya diperbuat untuk
pemberdayaan masyarakat.

Kedua, melakukan analisis situasi sosial atau social analysis, yaitu melakukan
kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik maupun non-fisik yang
mempengaruhi atas hidupnya masyarakat, dan kemudian menempatkan hasil
analisis kebutuhan tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang dimaksud.

Ketiga, menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai basis


pengembangan masyarkat, mungkin akan ditemui sekian banyak program yang
relevan dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi sosialnya.

Keempat, menentukan alternatif program yang diprioritaskan. Kelima, melakukan


aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program prioritaskan. Keenam,
melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan program dan
faktor-faktor penyebabnya. Melalui evaluasi ini akan ditindaklanjuti program
berikutnya.

Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan, oleh


karena itu kegiatan yang dilakukan tenaga pengembang masyarakat (pekerja
sosial) sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih
mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan,
melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya.

7. Proses Pengembangan Masyarakat Sebagai Proses Perubahan


Sosial

Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyrakat itu
sendiri.Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa partisipasi penuh. Proses
pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak dapat
ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen pemerintah.
Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang
dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri.

Setiap masyarakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial,
ekonomi, politik dan budaya.Segala sesuatu yangberjalan dalam satu
masyarakat, tidak akan mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena
perbedaan karakteristik tersebut. Atau melakukan penerapan kegiatan dan
caraintervensi yang sama. Proses dalam pengembangan masyarakat membuat
frustasi partisipannya.

8. Generalisasi dan Stabilisasi Perubahan

Perubahan sebagai akibat dari berbagai kegiatan dalam pelaksanaan program


sebagaimana ditetapkan, akan stabil kalau dampak perubahan itu akan diikuti

18
Modul Pembelajaran

kelompok-kelompok lain dalam masyarakat atau meluas pada daerah


desa/kelurahan. Tahap ini sering kali disebut sebagai proses institusional yaitu
proses melembagakan perubahan. Prasarat utama pada tahap ini adanya
dukungan dari masyarakat secara keseluruhan.Untuk mendapatkan dukungan
secara keseluruhan maka diperlukan evaluasi dari pelaksanaan program.

9. Terminasi Perubahan

Terminasi merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu relasi
perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau karena
masyarakat sudah mandiri untuk dapat terus mengembangkan kegiatan. Dalam
proses pengembangan masyarakat, terminasi yang diharapkan adalah siapnya
masyarakat untuk mandiri, sehingga tidak lagi diperlukan community worker di
daerah tersebut.. Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak jarang terminasi terjadi
karena adanya keterbatasan waktu dari community worker ataupun keterbatasan
dana dari lembaga yang memberi bantuan dan bukan karena masyarakat sudah
mandiri. (Ramli A Rahman, 2000)
Tahap-tahap tersebut dalam pelaksanaan sebenarnya bukanlah merupakan
penjenjangan yang ketat, dalam arti setiap tahap harus diselesaikan dahulu
sebelum memasuki tahap selanjutnya. Tetapi pelaksanaan tahap-tahap tersebut
berbentuk spiral, misalnya saja pada tahap pertama ketika community
development worker mencoba membentuk relasi perubahan, mungkin ia sudah
pula mencari data untuk melakukan prediksi program

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini :


6. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?
7. Apa saja prinsip pengembangan masyarakat ?
8. Apakah yang dimaksud dengan terminasi perubahan ?
9. Sebutkan tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat!
10. Pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa
langkah yang perlu diperhatikan, baik dalam lingkup umum maupun
khusus, jelaskan langkah tersebut!

Jawaban Soal

1. Yang dimaksud perubahan sosial adalah


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam
kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
2. Prinsip Pengembangan masyarakat
a. Pengembangan masyarakat merupakan proses perubahan yang
disengaja dan terarah. Perubahan tersebut secara garis besar meliputi
dua aspek yaitu perubahan fisik dan teknologi serta perubahan sistem
nilai dan sikap.

19
Modul Pembelajaran

b. Pengembangan masyarakat bertujuan meningkatakan taraf hidup


warga masyarakat,tidak saja aspek makro yaitu masyarakat secara
keseluruhan, melainkan juga unsur mikro yaitu dapt dinikmati oleh
segenap warga masyarakat atau paling tidak bagian terbesar warga
masyarakat.
c. Mengutamakan pendayagunaan potensi dan sumber-sumber setempat
meliputi faktorfisik, manusia dan sosial,. Warga masyarakat masih
kurang peka/ tanggap terhadap sumber dan potensial yang di
sebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketwerampilan, model,
teknologi atau sistem nilai sosial budaya. Oleh karena itu
pengembangan mkasyarakat merupakan usaha untuk mendorong dan
meningkatakan sikap tanggap masyarakat terhadap potensi san
sumber-sumber yang ada disekitarnya.
d. Mengutamakan kreativitas dan inisiatif masyarakat. Hal inj berarti
dalam kegiatan pengembangan masyarakat memperlakukan
masyarakat tidak sebagai objek melainkan jugha sebagai subjek
pembanguyanan.
e. Mengutamakan partisipasi masyarakat. Dalam menggerakkan
paqrtisiapasi masyarakata adalah menanamkan pengertian secara luas
dan merata makna progran pemnbangunan, arti penting program dan
materi program pembanguan itu sendiri. Sehingga demikian partisipasi
yang muncul adalah karena mengeti dan sadar bahwa partisipasi
dalam pembangunan merupakan kewajiban sekaligus haknya.

3. Terminasi Perubahan
Terminasi merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu
relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau
karena masyarakat sudah mandiri untuk dapat terus mengembangkan
kegiatan

4. Tiga jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat yaitu :


a. Program integratif
b. Program adaptif
c. Program proyek

5. Pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa


langkah yaitu :
a. Pertama, melakukan analisis kebutuhan. Seseorang agen harus dapat
mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan masyarakat. Ia
harus melakukan need assesment. Analisis kebutuhan dimaksudkan agar
tidak terjadi kekeliruan di dalam memetakan apa yang mestinya
diperbuat untuk pemberdayaan masyarakat.
b. Kedua, melakukan analisis situasi sosial atau social analysis, yaitu
melakukan kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik
maupun non-fisik yang mempengaruhi atas hidupnya masyarakat, dan
kemudian menempatkan hasil analisis kebutuhan tersebut di dalam peta
hambatan dan potensi yang dimaksud.
c. Ketiga, menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai
basis pengembangan masyarkat, mungkin akan ditemui sekian banyak

20
Modul Pembelajaran

program yang relevan dengan analisis kebutuhan dan analisis situasi


sosialnya.
d. Keempat, menentukan alternatif program yang diprioritaskan. Kelima,
melakukan aksi pemberdayaan masyarakat sesuai dengan program
prioritaskan.Keenam, melakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan atau kegagalan program dan faktor-faktor penyebabnya.
Melalui evaluasi ini akan ditindaklanjuti program berikutnya.

E. RANGKUMAN

Pengembangan masyarakat dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti luas
berarti perubahan sosial berencana, dimana sasaran pengembangan masyarakat
adlaha perbaiakan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi bahakan politik
dan sosial. Sedangkan dalam arti sempit, berarti perubahan sosiala berencana di
lokalitas tertentu,sepoerti kampung, desa, kota kecil atau kota besar. Pengertina
dalam arti sempit ini dikaitkan dengan berbagsi proyek atau program yang
langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan
kepentingan lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang mampu
dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Istilah pengembangan masyarakat dalam arti sempit dianggap lebih humanistik


karena lebih menitik beratkan pada kemampuan pengembangan kemampuan
dan prakarsa dari komuniti. Bantuan dan intervansi dari luar sekedar sebagai
stimula yang memacu tumbuh dan berkembangnya kemampuan dari dlam
komunitas itu sendiri, dengan perkataan lain bantuan dan intervensi dari luar
harus di dudukkan sebagai bagian dari proses membina kemampuan masyarakat.

F. TES FORMATIF

1. Suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat tersebut. Berikut ini merupakan pengertian perubahan
sosial menurut ....
a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin
b. Max Weber
c. W. Kornblum
d. Selo Soemardjan
e. Robert H. Leuser
2. Ada berapa peranan pengembangan masyarakat sebagai proses
perubahan ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

21
Modul Pembelajaran

3. Apakah tujuan dari pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan


sosial ?
a. Meningkatakan taraf hidup warga masyarakat
b. Menurunkan angka kematian ibu dan anak
c. Meningkatkan kesehatan masyarakat
d. Mempertinggi derajat sosial
e. Menerapkan fungsi perubahan sosial
4. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu
kementerian merupakan peranan pengembangan masyarakat terhadap
perubahan sosial dari program ....
a. Program adaptif
b. Program integratif.
c. Program proyek
d. Program pembangunan
e. Program pengembangan
5. Pengorganisasian masyarakat hendaknya mempertimbangkan dan
diterjemahkan kedalam tindakan nyata, denghan memprhatikan hal-hal
(prinsip-prinsip) yakni:
a. Collectiv interest, Collectiv tergets, Collectiv action, Collective
contributive, collection action
b. Collectiv interest, Collectiv tergets, Collectiv action
c. Collectiv tergets, Collectiv action, program pengembangan, program
mutu
d. Collectiv tergets, Collectiv action, Collective contributive, collection
action
e. program pengembangan, program mutu
f. Collectiv tergets, Collectiv action, Collective contributive, collection
action

G. DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Ed.2. Jakarta : EGC

Nasdian, Fredian Tonny. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta :


Yayasan Pustaka Obor Indonesia

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/
(3)%20soca-roosgandha-tk%20dlm%20proses
%20modernisasi(1).pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_masyarakat

https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-
masyarakat-community-development/

22
Modul Pembelajaran

23
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 3

LANGKAH PEMBERDAYAAN PADA INDIVIDU,


K E L U A R G A , M A S Y A R A K A T DA L A M P E L A Y A N A N
K I A S E R T A R E P R O D U K S I W A NI T A

A. PENDAHULUAN

Gerakan pemberdayaan (empowerment) adalah proses pemberian informasi


secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran,
serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice).

Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan


dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran
primer agar berperan serta secara aktif.

Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan


kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat
kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan
kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui pengertian pemberdayaan individu, keluarga, dan
masyarakat
2. Mengetahui langkah-langkah pemberdayaan individu, keluarga, dan
masyarakat dalam pelayanan kia dan kesehatan reproduksi
3. Mengetahui proses pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat
dalam pelayanan kia dan kesehatan reproduksi
4. Mengetahui indikator pemberdayaan individu, keluarga, dan
masyarakat dalam pelayanan kia dan kesehatan reproduksi

24
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI LANGKAHPEMBERDAYAAN PADA


INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT DALAM
PELAYANAN KIA SERTA REPRODUKSI WANITA

1. Pengertian Pemberdayaan Individu Keluarga Dan Masyarakat

Pemberdayaan mengandung makna mengembangkan, memandirikan,


menswadayakan dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah
terhadap kekuatan-kekuatan penekan disegala bidang dan sektor kehidupan
(Priyono,1996:97).
Definisi lain dikemukakan oelh Gajanayake (1993:6) yang menyebutkan bahwa
Pemberdayaan adalah suatu konsep yang mengarah pada partisipasi. Termasuk
didalamnya memungkinkan masyarakat memahami realita lingkungannya,
merefleksikan faktor-faktor yang membentuk lingkungan dan mengambil
langkah-langkah yang efektif untuk mengubah kearah lebih baik .

a. Pengertian pemberdayaan individu


Pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang
lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas
(tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).(Eko Sujatmiko,
2014:114).
Sehingga pemberdayaan individu adalah upaya untuk menjalankan peran
sesuai dengan potensinya sehingga terbentuk pribadi yang baik.
b. Pengertian pemberdayaan keluarga
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing -
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Definisi operasional dari pemberdayaan keluarga merupakaan upaya untuk
menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam keluarga, dan
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anggota keluarga secara
maksimal, sehingga terbentuk ketahanan keluarga.
c. Pengertian pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan,
2013).

25
Modul Pembelajaran

Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan pemberdayaan


masyarakat atau community development (CD) intinya adalah bagaimana
individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan
mereka. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai upaya yang disengaja
untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan
mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui collective action dan
networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan
kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial.

Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan


kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat
kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan
kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012).

Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk


menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya
ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif.

2. Langkah-Langkah Pemberdayaan Pada Individu, Keluarga Dan


Masyarakat Dalam Pelayanan KIA Dan Reproduksi Wanita

Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil, pemberdayaan
masyarakat adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik
yang dialami oleh individu dan masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam
waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun
(Raeburn,1993).
Sebagai suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994), dan Rissel (1994)
mengatakan, pemberdayaan melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu:
a. Pemberdayaan personal.
b. Pengembangan kelompok kecil.
c. Pengorganisasian masyarakat.
d. Kemitraan.
e. Aksi sosial dan politik.
Dengan demikian,pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang cukup
luas,meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan (level of objects), kegiatan
internal masyarakat/komunitas maupun eksternal berbentuk kemitraan
(partnership) dan jejaring (networking) serta dukungan dari atas berbentuk
kebijakan politik yang mendukung kelestarian pemberdayaan. Untuk itu maka
pemberdayaan masyarakat dapat dilakasanakan dengan mengikuti langkah-
langkah:
1) Merancang keseluruhan program KIA, termaksud didalamnya kerangka
waktu kegiatan dalam KIA,ukuran program KIA,serta memberikan perhatian
kepada kelompok masyarakat yang terpinggirkan yang termasuk dalam

26
Modul Pembelajaran

KIA.Perancangan program KIA dilakukan menggunakan pendekatan


partisipatoris(antara agen perubahan (pemerintah dan LSM) dan masyarakat
bersama-sama menyusun perencanaan) . Perencanaan partisipatoris
(participatory planning) ini dapat mengurangi terjadinya konflik yang muncul
antara dua pihak tersebut selama program berlangsung dan setelah program
dievaluasi.Sering terjadi apabila suatu kegiatan berhasil, banyak pihak
bahkan termaksud yang tidak berpartisipasi, berebut saling claim tentang
peran diri maupun kelompoknya. Sebaliknya jika program tidak berhasil,
individu maupun kelompok bahkan yang sebenarnya berkontribusi atas
kegagalan tersebut, saling menyalahkan.
2) Perencanaan program pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan
adanya kelompok masyarakat yang terpinggirkan (termarginalisasi).
Marginalisasi adalah sutu proses sejarah masyrakat yang kompleks,yang
membuat mereka tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya, tidak mempunyai akses yang memadai terhadap sumber
daya. Oleh karenanya, untuk menghindari agar ini tidak semakin
terpinggirkan, diperlukan perencanaan yang lebih komprehensif.
3) Menetapkan tujuan. Tujuan program KIA biasanya dikembangkan pada
tahap perencanaan dan bisanya berpusat pada kesehatan ibu dan anak.
4) Memilih strategi. Dalam smelakukan program KIA terdapat beberapa
pendekatan, yaitu: pemberdayaan, pengembangan kelompok kecil,
pengembangan dan penguatan pengorganisasian mayrakat, pengembangan
dan dan penguatan jaringan antarorganisasi. Strateginya meliputi:
pendidikan masyarakat, mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat
sebagai pra-syarat pokok tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat (community responsibility), fasilitasi upaya mengembangkan
jejaring antar masyarakat, serta advokasi kepada pengambil keputusan
(decision maker).
5) Implementasi strategi dan manajemen.Implementasi strategi serta
manajemen program pemberdayaan dilakukan dengan cara:
a) Meningkatkan peran serta pemercaya (stakeholder)
b) Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c) Mengembangkan kepemimpinan local
d) Membangun keberdayaan struktur organisasi
e) Meningkatkan mobilisasi sumber daya
f) Memperkuat kemampuan stakeholder untuk “bertanya mengapa?”
g) Meningkatkan control stakeholder atas manajemen program
h) Membuat hubungan yang sepadan dengan pihak luar.
6) Evaluasi program.Pemberdayaan masyarakat pada program KIA dapat
berlangsung lambat dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti
dengan sempurna. Sering terjadi, hal-hal tertentu yang menjadi bagian dari
pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai.Oleh
karenanya, akan lebih tepat jika dievaluasi diarahkan pada proses
pemberdayaannya daripada hasilnya. Dan evaluasi tingkat keberhasilannya

27
Modul Pembelajaran

dapat dilihat dari jumlah kader posyandu,kegiatan yang dilakukan dalam


posyandu, jumlah KIA dan juga menurunnya angka kesakitan dan kematian
ibu dan bayi.

3. Proses Pemberdayaan Pada Individu Keluarga Dan Masyarakat


Dalam Pelayanan KIA Dan Reproduksi Wanita

Pranarka & Vidhyandika (2009) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan


mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan,
kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer
dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong
atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat dilakukan


melalui tiga proses yaitu:
a. Pertama: Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Titik tolaknya adalah bahwa setiap
manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya tidak ada
sumberdaya manusia atau masyarakat tanpa daya. Dalam konteks ini,
pemberdayaan adalah membangun daya, kekuatan atau kemampuan,
dengan mendorong (encourage) dan membangkitkan kesadaran
(awareness) akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat ( empo-
wering), sehingga diperlukan langkah yang lebih positif, selain dari iklim atau
suasana.
c. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh
karena kekurang berdayaannya dalam menghadapi yang kuat.

Proses pemberdayaan warga masyarakat diharapkan dapat menjadikan


masyarakat menjadi lebih berdaya berkekuatan dan berkamampuan. Kaitannya
dengan indikator masyarakat berdaya, Nurbeti, M ( 2009) menyebutkan ciri-ciri
warga masyarakat berdaya yaitu:
a. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan
(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan),
b. Mampu mengarahkan dirinya sendiri,
c. Memiliki kekuatan untuk berunding,
d. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang
saling menguntungkan, dan
e. Bertanggungjawab atas tindakannya.

Notoadmojdo (2007) menyatakan bahwa meskipun proses pemberdayaan suatu


masyarakat merupakan suatu proses yang berkesinambungan, namun dalam
implementasinya tidak semua yang direncanakan dapat berjalan dengan mulus
dalam pelaksanaannya. Tak jarang ada kelompok-kelompok dalam komunitas

28
Modul Pembelajaran

yangmelakukan penolakan terhadap ”pembaharuan” ataupun inovasi yang


muncul. Watson (Adi, 2013) menyatakan beberapa kendala (hambatan) dalam
pembangunan masyarakat, baik yang berasal dari kepribadian individu maupun
berasal dari sistem sosial:

a. Berasal dari Kepribadian Individu; kestabilan (Homeostatis), kebiasaan


(Habit), seleksi Ingatan dan Persepsi (Selective Perception and Retention),
ketergantungan (Depedence), Super-ego, yang terlalu kuat, cenderung
membuat seseorang tidak mau menerima pembaharuan, dan rasa tak
percaya diri (self- Distrust)
b. Berasal dari Sistem Sosial; kesepakatan terhadap norma tertentu
(Conformity to Norms), yang”mengikat” sebagian anggota masyarakat pada
suatu komunitas tertentu, kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya
(Systemic and Cultural Coherence), kelompok kepentingan (vested Interest),
hal yang bersifat sacral ( The Sacrosanct), dan penolakan terhadap ”Orang
Luar” (Rejection of Outsiders)

4. Indikator Pemberdayaan Pada Individu, Keluarga Dan Masyarakat


Dalam Pelayanan KIA Dan Reproduksi Wanita

Menurut (Notoadmojdo, 2007) indikator pemberdayaan adalah ebagai berikut :


a. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dan contoh input pada indikator
pemberdayaan masyarakat dalam KIA adalah jumlah masyarakat yang
menjadi sasaran, dana awal yang dimiliki posyandu, dan obat-obatan.
b. Proses
Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan
yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, dana pertemuan-
pertemuan yang dilaksanakan. Contohnya : kegiatan penyuluhan ASI
eksklusif, jumlah kader yang selalu aktif dan pembukuan yang lengkap
tentang pengelolaan keungannya dalam pengeluaran dan pemasukan.
c. Output
Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dari
perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki
usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya fasilitas
umum di masyarakat. Contohnya : masyarakat mengetahui tentang
penggunaan KB, cara perawatan bayi, tentang pentingnya imunisasi dan
lain-lain.
d. Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta
meningkatkan status gizi kesehatan (Notoadmojdo, 2007). Contohnya :
jumlah angka kesakitan dan kematian didaerah tersebut menurun.

29
Modul Pembelajaran

Dan melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan


non teknis,yaitu :
a. Indikator Pemantauan Teknis :
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
1) Indikator Akses
2) Indikator Cakupan Ibu Hamil
3) Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
4) Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
5) Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
6) Indikator Neonatal.
b. Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun
masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah,
sehingga dimengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-
indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi, yaitu :
1) Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih indikator AKSES (jangkauan) dalam pemantauan secara
teknis memodifikasinya menjadi indikator pemerataan pelayanan yang
lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

2) Indikator efektivitas pelayanan KIA :


Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis
dengan memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih
dimengerti oleh para penguasa wilayah.

Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa
serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk
menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan. Pemantauan secara
lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari
para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.

5. Kegiatan pemberdayaan Pemberdayaan Pada Individu, Keluarga


Dan Masyarakat Dalam Pelayanan KIA Dan Reproduksi Wanita

a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)


Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.
Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak
tahun 1982. Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW diseluruh
Indonesia. Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, imunisasi,
dan pennaggulangan diare yang terbukti mempunyai daya ungkit besar
terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat
pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada
masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksi permasalahan gizi dan
kesehatan di berbagai daerah. Permasalahn gizi buruk anak balita,

30
Modul Pembelajaran

kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut


kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali
diprogramkan secara menyeluruh.

b. Pondok Bersalin Desa (Polindes)


Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta
masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan
dan kesehatan ibu serta kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin
desa antara lain melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,
bayi dan balita), memberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada
kader dan mayarakat.
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA,
yaitu kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi,
dan kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan
mampu mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat
dengan penduduk setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan
informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan
dukun bayi, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,
sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan melahirkan yang ditentukan
dalam musyawarah LKMD diharapkan mamou mengurangi kesenjangan
ekonomi.

c. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)


Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam
pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada
masyarakat setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik).
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari
UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana
bentuk pelayanan menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan
berbagai program kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat. Beberapa pengembangan POD antara lain :
1) POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
2) POD yang diintegrasikan dengan dana sehat
3) POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
4) POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
5) Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren.

d. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota.
Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara
lain sebagai berikut :
1) Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34
kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolah.
2) Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
dilaksanakan pada 96 kabupaten.
3) Dana sehat pola pondok pesantren, dilaksanakan pada 39
kabupaten/kota.

31
Modul Pembelajaran

4) Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari
23 kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
5) Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dilaksanakan pada 11 kabupaten/kota.
6) Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir
angkutan kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota

e. Lembaga Swadaya Masyarakat


Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM),
namun sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang
kesehatan hanya 105 organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini
dapat digolongkan menjadi LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan
LSM khusus antara kain organisasi profesi kesehatan, organisasi swadaya
internasional.
Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut
1) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua
tingkatan.
2) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap
organisasi kemasyarakatan.
3) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan
kesehatan dengan kemampuan sendiri.
4) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan
kesehatan.
5) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk
berkiprah dalam bidang kesehatan

f. Upaya Kesehatan Tradisional


Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman atau
ladang yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat.
Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi
mereka dalam bidnag peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana
dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi utama dari TOGA adalah
menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga
meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa
penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat
dipergunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarian alam dan
memperindah tanam dan pemandangan.

g. Pos Gizi (Pos Timbangan)


Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah
diberikan PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka,
makanan tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera
diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)

h. Pos KB Desa (RW)


Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang
secara rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin
kelancaran program berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor

32
Modul Pembelajaran

aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya
dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.

i. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)


Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat
Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat
disekitar pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan
perkotaan maupun pedesaan.

j. Saka Bhakti Husada (SBH)


SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna keterampilan
dibidnag kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka
untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Sasarannya adalah peserta didik antara lain : Pramuka penegak, penggalang
berusia 14-15 tahun dengan syarat khusus memiliki minat terhadap
kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta
Pemimpin Saka.

k. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)


Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan
pekerja yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis
kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Kegiatannya antara lain memberikan pelayanan kesehatan dasar, serta
menjalin kemitraan.

l. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)


Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan
lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah
dan limbah rumah tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan seluruh warga.

m. Karang Taruna Husada


Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat
RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam
menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Dimasyarakat karang taruna banyak
perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu mendorong dinamika
masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan masyarakatnya termasuk
pula dalam pembangunan kesehatan. Pada pelaksanaan kegiatan posyandu,
gerakan kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian sarang nyamuk
dan lain-lainnya potensi karang taruna ini snagat besar.

n. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu


Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan upaya
pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan sukar dijangkau
telah dikembangkan pelayanan puskesmas dna puskesmas pembantu dalam
kaitan ini dipandang selaku tempat rujukan bagi jenis pelayanan dibawahnya
yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana tertera di atas (Notoadmojdo, 2007)

33
Modul Pembelajaran

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini :


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemberdayaan keluarga ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat
3. Sebutkan macam-macam indikator pemberdayaan individu, keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan KIA dan Kesehatan Reproduksi ?
4. Sebutkan 5 kegiatan pemberdayaan pada individu, keluarga Dan masyarakat
dalam pelayanan KIA dan reproduksi wanita!
5. Apakah yang dimaksud Posyandu?

Jawaban Soal

6. Yang dimaksud pemberdayaan keluarga


Pemberdayaan keluarga merupakaan upaya untuk menjalankan peran
sesuai dengan fungsinya dalam keluarga, dan mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki anggota keluarga secara maksimal, sehingga
terbentuk ketahanan keluargaPrinsip Pengembangan masyarakat

7. Permberdayaan dimasyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

8. Macam-macam indikator pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat


dalam pelayanan KIA dan Kesehatan Reproduksi Program integratif
a. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dan contoh input pada indikator
pemberdayaan masyarakat dalam KIA adalah jumlah masyarakat yang
menjadi sasaran, dana awal yang dimiliki posyandu, dan obat-obatan.
b. Proses
Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat,
dana pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan. Contohnya : kegiatan
penyuluhan ASI eksklusif, jumlah kader yang selalu aktif dan
pembukuan yang lengkap tentang pengelolaan keungannya dalam
pengeluaran dan pemasukan.
c. Output
Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber
daya masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan
pengetahuan dari perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota
keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan
meningkatnya fasilitas umum di masyarakat. Contohnya : masyarakat
mengetahui tentang penggunaan KB, cara perawatan bayi, tentang
pentingnya imunisasi dan lain-lain.

34
Modul Pembelajaran

d. Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran
serta meningkatkan status gizi kesehatan (Notoadmojdo, 2007).
Contohnya : jumlah angka kesakitan dan kematian didaerah tersebut
menurun.
9. Sebutkan 5 kegiatan pemberdayaan pada individu, keluarga Dan
masyarakat dalam pelayanan KIA dan reproduksi wanita!

a. Posyandu
b. Polindes
c. POD
d. Lembaga Swadaya Masyarakat
e. Dana Sosial
10. Apakah yang dimaksud Posyandu?
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.

E. RANGKUMAN

Pemberdayaan mengandung makna mengembangkan, memandirikan,


menswadayakan dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah
terhadap kekuatan-kekuatan penekan disegala bidang dan sektor kehidupan.

Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu sebagai proses dan sebagai hasil.

Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses


pemberdayaan yang mene-kankan pada proses memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar
individu lebih berdaya.Indikator pemberdayaan adalah input,
proses,output,outcome.

F. TES FORMATIF

1. Berikut ini adalah beberapa komponen yang terlinat dalam


pemberdayaan antara lain, kecuali....
a. Pemberdayaan personal.
b. Pengembangan kelompok kecil.
c. Pengorganisasian masyarakat.
d. Kemitraan.
e. Kemandirian
2. Yang bukan merupakan ciri-ciri warga masyarakat berdaya menurut
Nurbeti, M ( 2009 ) adalah......

35
Modul Pembelajaran

a. mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan


(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan),
b. Mampu mengarahkan orang lain,
c. Memiliki kekuatan untuk berunding,
d. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, dan
e. Bertanggungjawab atas tindakannya.
3. Perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan sederhana
terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat
(penyakit rakyat/penyakit endemik) merupakan pengertian dari....
a. POD
b. POK
c. POU
d. POS
e. Polindes
4. Salah satu indikator pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat
yaitu meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber
daya masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan
pengetahuan dari perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota
keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga,
dan meningkatnya fasilitas umum di masyarakat merupakan….
a. Input
b. Proses
c. Outcome
d. Output
e. Evaluasi
5. Yang bukan merupakan indikator pemantauan teknis adalah...
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Kesehatan Keluarga
d. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
e. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

G. DAFTAR PUSTAKA

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,


Edisi 2. Jakarta: EGC

Nurbeti, M. 2009.Pemberdayaan masyarakat dalam konsep


“kepemimpinan yang mampu menjembatani ”. Rineka Cipta,
Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007, Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Rineka


Cipta, Jakarta.

Kartasasmita, 2011. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan.


Http:wpdprss.masyarakat.co.id. Diakses tanggal10 Oktober
2014.

36
Modul Pembelajaran

Pranarka & Vidhyandika, 2009. Proses Pemberdayaan Masyarakat dan


Pemecahan Masalah-Masalah Rendahnya Partisipasi
Masyarakart. Agung Sentosa, Jakarta.

Supardan,I., 2013 Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.


http://doktergigi-semarang.blogspot.com/2013/06/pemberda
yaan-masyarakat-bidang-kesehatan.html. Diakses tanggal 11
Oktober 2014.

Wahyudi, B. 2012. Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Sebuah


Tinjauan Konsep Dalam Upaya Menekan Penyalahgunaan
Narkoba (Pusat Promkes, 2005). Diakses tanggal 10 Oktober
2014.
http://kesmas-ode.blogspot.co.id/2012/10/makalah-
pemberdayaan-masyarakat.html

37
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 4

K O N S E P P E N G O R G A N I S A S I A N M A S YA R A K A T

A. PENDAHULUAN

Pengorganisasian komunitas sebenarnya pemikiran dan pola kerjanya telah ada


dan berlangsung sejak berabad-abad dahulu yaitu sebuah upaya membangun
masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan adil
dari sebelumnya. Hal ini mengacu pada harkat dan martabat kemanusian
seutuhnya. (Mubarak, dkk, 2006)

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan


antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial
dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Alan
Twevetrees, 1993)

Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan


sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh
masyarakat yang bersangkutan.

Aspek penting yang terkandung dalam pengorganisasian masyarakat yaituProses,


Masyarakat, Memfungsikan masyarakat.

Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat adalah pendekatan baik


perseorangan (promotor kesehatan desa), lembaga swadaya atau badan tertentu
yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat
akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu proposal atau program kepala
instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Untuk mengertahui definisi dari pengorganisasian masyarakat
2. Untuk mengetahui aspek pengorganisasian masyarakat
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengorganisasian masyarakat

38
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI KONSEP PENGORGANISASIAN


MASYARAKAT

1. Definisi Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat Menurut Notoatmodjo (1997, dalam Effendi, 2009)


adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-
kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan
mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber yang ada
di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara
gotong royong.

Pengorganisasian Masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat


mengidentifikasi kebutuhan–kebutuhan dan menentukan prioritas dari
kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan–kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas
sumber- sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari
luar dengan usaha secara gotong royong (Ross Murray,2000)

Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki


masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan
Twevetrees, 1993).

Tujuan pengorganisasian masyarakat adalah mewujudkan suatu perubahan


sosial yang transformatif dengan berangkat dari apa yang dimiliki oleh
masyarakat yang bersangkutan.

2. Aspek Pengorganisasian Masyarakat

Menurut Effendi (1998) dalam definisi tersebut ada 3 aspek penting yang
terkandung didalamnya yaitu :
a. Proses

Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyarakat
itu sendiri sebagai bagian dari sistem. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari
luar, dan tidak dapat ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau
departemen pemerintah.

Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang


dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri. Hal ini tidak selalu
mudah dicapai, karena orang-orang terbiasa dibebankan, dan menyesuaikan
dengan pedoman dasar. Namun tidak mungkin ada pengembangan masyarakat
dengan memberikan pembebanan.

Setiap masyarakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Segala sesuatu yang berjalan dalam satu

39
Modul Pembelajaran

masyarakat, tidak akan mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena
perbedaan karakteristik tersebut. Atau melakukan penerapan kegiatan dan cara
intervensi yang sama. Proses dalam pengembangan masyarakat membuat
frustasi partisipannya.
Terkadang individu atau masyarakat itu menjalani proses itu sendiri karena:
1) Terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak.
2) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul
karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif
atau prakarsa untuk mengatasinya.
3) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kelompok atau masyarakat.
4) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya
ditemukan pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.

b. Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai :

1) Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa, kelurahan,


kecamatan, dst
2) kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari
kelompok yang lebih besar.
3) Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan
kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhannya.

c. Memfungsikan Masyarakat
Langkah-langkah memfungsikan masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2) Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat.
3) Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk
mensukseskan rencana tersebut.

Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian masyarakat, yaitu:

1. Locality Development
Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri.
Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu
diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan
individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat
komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik
(guru).

2. Social Planning
Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan
birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta/data yang dikumpulkan,

40
Modul Pembelajaran

dibuat keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan


proses – pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan /
hasil. Model ini menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka
untuk megubah masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran
perawat dalam model ini adalah sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/data,
serta menganalisis dan melaksanakan program implementasi.

3. Social Action
Model ini lebih fokus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah
komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan
menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan fokus utamanya
mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis,
penggerak dan negosiator.

3. Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat

Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada


kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3
Pendekatan yang digunakan, yaitu :

a. Spesific Content Objective Approach


Adalah Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau
Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari
masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program
kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.

b. General Content Objective Approach


Adalah Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang
melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.

c. Process Objective Approach


Adalah Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan
oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan
kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana
masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki.

d. Langkah-langkah Pengorganisasian Kegiatan Masyarakat


Menurut “Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh dalam
Pengorganisasian Masyarakat adalah :

1) Persiapan social

41
Modul Pembelajaran

Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta


masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan
program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada


persiapan-persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif
dan program-program kesehatan yang akan dilakukan.
a) Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah-tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat
sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui
sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat
juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma,
seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dan lain-lain.

b) Tahap Pengenalan Masalah


Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah-
masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk
dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh
tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat
secara mendalam.

Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah-masalah


kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan
untuk menyusun prioritas masalah adalah:

1) Beratnya Masalah
Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah seberapa jauh masalah
tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2) Mudahnya Mengatasi
Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi
masalah tersebut.
3) Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan
sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat.
4) Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang
banyak balitanya.

c) Tahap Penyadaran Masyarakat


Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1) Menyadari masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi
2) Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah
kesehatan yang dihadapi,
3) Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.

42
Modul Pembelajaran

Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan


pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan
terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :
2) Lokakarya Mini Kesehatan,
a) Definisi
Lokakarya Mini adalah suatu bentuk forum pertemuan yang merupakan
penerapan dari manajemen penggerakan pelaksanaan di Puskesmas.
 
b) Tujuan
Umum : Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggalangan kerja
sama tim baik lintas program maupun lintas sektor serta terlaksananya
kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
Khusus :
1) Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas
sektor.
2) Terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
3) Teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatn
Puskesmas
4) Teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan
masalah.
5) Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya.

c) Ruang Lingkup
Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan keterpaduan baik
lintas  program maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program
kesehatan memerlukan dukungan lintas sektor terkait.
Oleh karenanya, Puskesmas harus melakukan kerjasama dengan lintas
sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai
kegiatannya. Salah satu bentuk upaya penggalangan dan pemantauan
berbagai kegiatan ini adalah melalui pertemuan, dalam hal ini adalah
melalui Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini
meliputi dua hal pokok, yaitu
(1) Lintas Program Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapai
seta tersusunnya rencana kerja baru.
(2) Pertemuan  yang bertujuan untuk: Meningkatkan kerjsama antar
petugas intern Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan
Desa

3) Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Adalah pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri
dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari
Survei Mawas Diri (Depkes RI, 2007). Tujuan dari MMD adalah sebagai berikut:
a) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
b) Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.

43
Modul Pembelajaran

c) Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah


kesehatan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai
berikut:
a) Musyawarah Masyarakat Desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa,
petugas puskesmas, dan sektor terkait kecamatan (seksi pemerintahan dan
pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dll).
b) Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan di balai desa atau tempat
pertemuan lain yang ada di desa.
c) Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan segera setelah SMD
dilaksanakan.
a. Cara pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:
d) Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh
kepala desa.
e) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dll dengan dipimpin
oleh ibu desa.
f) Penyajian hasil SMD.
g) Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi teknis
dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.
h) Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin
oleh kepala desa.
i) Penutup.

4) Rembuk Desa

Rembuk desa : warga desa yang memiliki hak suara secara langsung dimintai
pendapatnya mengenai sesuatu yang penting menyangkut kepentingan desanya,
dalam suatu musyawarah atau rapat desa yang dise-lenggarakan di balai desa
atau lapangan desa

a) Pelaksanaan

Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau


MMD, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan
masalah
c. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang
tersedia di masyarakat,
d. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah.

44
Modul Pembelajaran

b) Evaluasi

Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu


tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
a. Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung
(1) Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring
(2) Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan
sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.
(3) Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b. Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan
(1) Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program
(2) Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan.
(3) Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah
tercapai atau belum

c) Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Perluasan Kuantitatif
Yaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik
pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
b. Perluasan Kualitatif
Yaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan
yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari
masyarakat yang dilayani.

d) Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala
hirarkis, kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban,
pembagian kerja, rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas,
keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.

e) Struktur Organisasi sebagai suatu Proses


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-
beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).

Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi


pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Organisasi sebagai proses
yaitu organisasi sebagai suatu system proses interaksi antara orang-orang yang
bekerjasama baik formal maupun informal. Baik saat pembagian kerja maupun
cara bekerjasama. Organisasi dapat dikatakan juga suatu tempat dimana proses
kita mengembangkan, memperdalam kemampuan dan mendewasakan diri ke
arah yang lebih baik terjadi.

45
Modul Pembelajaran

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini :


1. Apakah yang dimaksud dengan pengorganisasian masyarakat?
2. Apa sajakah aspek pengorganisasian masyarakat?
3. Apakah yang dimaksud Spesific Content Objective Approarch ?
4. Apa sajakah macam pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat?
5. Apa sajakah langkah-langkah dari pengorganisasian masyarakat?

Jawaban Soal

11. Pengorganisasian Masyarakat adalah


Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan–
kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut,
dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan–
kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber- sumber
yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan
usaha secara gotong royongPrinsip Pengembangan masyarakat

12. Aspek pengorganisasian


a. Proses
b. Masyarakat
c. Memfungsikan Masyarakat

13. Spesific Content Objective Approach


Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau
Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan
dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal /
program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut

14. Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat


a. Spesific Content Objective Approach
b. General Content Objective Approach
c. Process Objective Approach

15. Langkah-langkah pengorganisasian kegiatan masyarakat


a. Persiapan sosial
b. Lokakarya mini kesehatan
c. Musyawarah masyarakat Desa
d. Rembuk desa

46
Modul Pembelajaran

E. RANGKUMAN

Sistem pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses ketika suatu


masayarakat berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-
tujuannya, mengatur atau menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat
untuk memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari dalam atau pun dari luar
masyarakat), mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yakni, dan dalam pelaksanaan
keseluruhannya, memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-
praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.

Ada 3 macam aspek dalam sistem pengorganisasian masyarakat yaitu sistem,


masyarakat dan memfungsikan masyarakat. Pendekatan dalam pengorganisasian
masyarakat yaitu Spesific content objective approach, General content objektive
approach, Process objektive approach.

Langkah-langkah dari pengorganisasian masyarakat yaitu Persiapan,


pelaksanaan, evaluasi, perluasan, prinsip-prinsip pengorganisasian, Struktur
Organisasi sebagai suatu Proses.

F. TES FORMATIF

1. Kesukarelaan merupakan keadaan yang timbul karena keinginan untuk


memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk
mengatasinya merup akan aspek penting dari pengorganisasian
merupakan bagian dari?
a. Proses
b. Masyarakat
c. Organisasi
d. Berfungsinya masyarakat
e. Inisiatif

2. Mengajak berpartisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan,


sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga
pengembangan program kesehatan masyarakat merupakan bagian dari?
a. Partisipasi sosial
b. Tujuan persiapan social
c. Kegiatan social
d. Program kesehatan
e. Program social

47
Modul Pembelajaran

3. Dalam pengorganisasian masyarakat tahapan yang dituntut suatu


kemampuan untuk dapat mengenal masalah-masalah yang memang
benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat merupakan tahapan?
a. Tahap pengenalan masyarakat
b. Tahap pengenalan masalah
c. Tahappanya dalam masyarakat
d. Tahap sosial
e. Tahap organisasi

G. DAFTAR PUSTAKA

Alan Twelvetrees. Kelly, A. (1993) 'Learning to Build Community', unpublished


draft, Brisbane. Kelly, A

Azwar, Arul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan.Edisi Ke-3.Jakarta:


Binarupa Aksara.

Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Jim Ife. 2006. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mubarak, dkk, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC

Isbandi Rukminto A. 2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat.


Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

http://documents.tips/documents/musyawarah-masyarakat-desa.html (diunduh
tanggal 13 Oktober 2016)

http://dokumen.tips/documents/pengertian-lokakarya-mini-puskesmas.html
(diunduh tanggal 13 Oktober 2016)

https://glosarid.com/index.php/term/pengetahuan,rembug+desa-adalah.xhtml
(diunduh tanggal 13 Oktober 2016)

48
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 5

K O N S E P M O B I L I S A S I , P A R T I S I P A S I DA N
K A D E R I S A S I D A L A M P E N G O R G A NI S A S I A N D A N
P E N G E M B A N G A N MA S Y A R A K A T

A. PENDAHULUAN

World Health Organization (1974) mendefinisikan komunitas atau masyarakat


sebagai suatu pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi
serta kesamaan nilai-nilai dan tujuan. Pada umumnya, anggota-anggotanya
saling mengenal dan berinteraksi baik dengan lingkungan internal maupun
eksternal. Komunitas berfungsi dalam struktur sosial tertentu serta menerapkan
dan membentuk norma-norma tertentu pula.

Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan


lokal untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat
tindakan untuk perubahan sosial. Sekarang ini menata diri dan memberdayakan
masyarakat nampaknya masih menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan
untuk terus kita lakukan. Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan
pemahaman kritis masyarakat tentang  berbagai aspek yang senantiasa
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-
kearifan budaya sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat
dan negara yang lebih demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Organisasi masyarakat merupakan kekuatan yang memperjuangkan kepentingan


masyarakat secara keseluruhan. Dalam melakukan perjuangan kepentingan
masyarakat, organisasi masyarakat tidak akan henti – hentinya sampai
kapanpun. Sebab, musuh – musuh masyarakat  juga tidak akan henti – hentinya
dalam melakukan penindasan terhadap masyarakat.

Landasan filosofis dari kebutuhan untuk melakukan pengorganisasian


masyarakat  adalah pemberdayaan. Karena pada dasarnya  masyarakat sendiri
yang seharusnya berdaya dan menjadi penentu dalam melakukan perubahan
sosial.  Perubahan sosial yang dimaksud adalah perubahan yang mendasar dari
kondisi ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam konteks masyarakat,
perubahan sosial juga menyangkut multidemensional. Dalam demensi ekonomi
seringkali ‘dimimpikan’  terbentuknya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi
seluruh warga masyarakat.

Model pemberdayaan masyarakat dikembangkan untuk memfasilitasi


terwujudnya kedaulatan rakyat yang mampu mengatasi permasalahan-
permasalahan masyarakat secara partisipatif, aspiratif dan berkelanjutan untuk
kepentingan masyarakat. Meskipun demikian, dalam kenyataannya upaya
tersebut belum begitu menggembirakan. Program pemberdayaan, belum
sepenuhnya diikuti dengan menguatkan kelompok atau institusi yang benar-

49
Modul Pembelajaran

benar dapat menyalurkan aspirasi dan mengembangkan inisiatif dan


keikutsertaan masyarakat dalam proses kebijakan masih belum jelas dan masih
ditempatkan sebagai sasaran program yang kadang-kadang tersisihkan oleh
desakan kepentingan kelompok tertentu yang berorientasi pada suatu tujuan.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui batasan mobilisasi dan partisipasi dalam pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat
2. Memahami langkah-langkah mobilisasi organisasi masyarakat
3. Memahami bentuk partisipasi dan peranan organisasi masyarakat setempat
dalam PPM
4. Memahami Pengertian kader kesehatan desa
5. Mengetahui teknik mengoptimalkan potensi kader kesehatan desa
6. Memahami keuntungan kader kesehatan desa

C. URAIAN MATERI KONSEP MOBILISASI,


PARTISIPASI DAN KADERISASI DALAM
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT

1. Batasan Mobilisasi dan Partisipasi dalam Pengorganisasian Dan


Pengembangan Masyarakat

a. Mobilisasi

Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber


daya nasional serta sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan
dipersiapkan sebagai komponen kekuatan pertahanankeamanan negara untuk
digunakan secara tepat, terpadu, dan terarah bagi penanggulangan setiap
ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri.Lawan kata dari mobilisasi
adalah demobilisasi(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan


kemandirian bagi seseorang (Ansari, 2011). Mobilisasi adalah kemampuan
seseorang untuk bergerak secara bebas,mudah dan teratur yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidupsehat. Mobilisasi diperlukan untuk
meninngkatkan kesehatan,memperlambat proses penyakit khususnya penyakit
degeneratif dan untukaktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi,
membuat napasdalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal
normal, doronguntuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin,
biasanyadalam waktu 12 jam (Mubarak, 2008

Dalam hal seluruh atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya,
Presiden dapat menyatakan mobilisasi. Mobilisasi dikenakan terhadap warga
negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana prasarana
nasional yang dimiliki negara, swasta, dan perseorangan termasuk personel yang
mengawakinya.

50
Modul Pembelajaran

a) Tingkat Mobilisasi

Mobilisasi dapat diselenggarakan sesuai kebutuhan keadaan bahaya dengan


tingkat-tingkat sebagai berikut :
1) Mobilisasi Umum;
2) Mobilisasi Terbatas; dan
3) Mobilisasi Khusus.

Penguasa penyelenggaraanmobilisasi adalah penguasa keadaan bahaya


berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b) Asas Penyelenggaraan Mobilisasi

Penyelenggaraan mobilisasi dilaksanakan dengan


1) asas kesemestaan, menjangkau seluruh masyarakat di segala aspek
kehidupan nasional secara adil dan merata;
2) asas manfaat, mengarah kepada peningkatan upaya mewujudkan
kepentingan keamanan nasional;
3) asas kebersamaan, setiap warga negara dalam lapisan masyarakat secara
bersama-sama harus memperoleh dan menggunakan kesempatan yang
sama dalam peran serta membela negara;
4) asas legalitas, upaya pertahanankeamanan negara dikembangkan
berdasarkan ketentuan hukum sehingga saat diperlukan dapat digerakkan
secara formal dan sah;
5) asas selektivitas, Potensi kekuatan pertahanankeamanan negara
dilaksanakan secara selektif dengan mendahulukan yang paling siap dan
paling tepat sebagai bagian kekuatan operasional pertahanankeamanan;
6) asas efektifitas, pengembangan kekuatan pertahanankeamanan negara
harus dijamin efektif dalam pelipatgandaan kekuatan melalui mekanisme
mobilisasi, baik ragam, jumlah maupun mutu;
7) asas efisiensi, pengembangan kekuatan pertahanankeamanan negara harus
dijamin efektif dalam pelipatgandaan kekuatan melalui mekanisme
mobilisasi, baik dalam waktu, proses maupun penyaluran kekuatan; dan
8) asas kejuangan, penyelenggara dan seluruh rakyat harus memiliki mental,
tekad, jiwa dan semangat pengabdian, kerelaan berkorban, dan disiplin yang
tinggi dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta
dilaksanakan dengan penuh kejujuran, kebenaran, dan keadilan.

c) Tujuan dari mobilisasi antara lain:


1) Memenuhi kebutuhan dasar manusia 
2) Mencegah terjadinya trauma
3)Mempertahankan tingkat kesehatan
4) Mempertahankan interakasi social dan peran sehari – hari
5)Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

b. Partisipasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Partisipasi berasal dari


bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau
pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan

51
Modul Pembelajaran

mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala
demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam
pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai
dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi
baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan
kebijaksanaan.Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasiadalah suatuketerlibatan mental dan emosi serta
fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan
dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan
dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Ada menurut beberapa ahli
mengenai definisi partisipasi, yaitu :

Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional


seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab di
dalamnya.

Menurut Newstrom (2004: ), Partisipasi adalah keterlibatan mental dan


emosional dari orang dalam situasi kelompok. Dan mendorong mereka untuk
berkontribusi pada tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam
mencapai tujuan.

Menurut Sajogyo (artikel :2002), Partisipasi adalah proses dimana sejumlah


pelaku telah bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif
“pembangunan”, termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.

Menurut Rauf, Nasution dalam Sri Yuliyati, Partisipasi koperasi adalah


manifestasi dari perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam sikap
pertunjukan dan mengakui peran koperasi dalam rangka meningkatkan
keamanan ekonomi.

Menurut (Sastropoetro:1995,11), Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi


atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.

Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :


a. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha
bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan
b. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta
benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas
c. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga
untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu
program
d. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan
yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya

52
Modul Pembelajaran

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide,


pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun
untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya
dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan
kegiatan yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam partisipasi terdapat
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan yang dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.
b. Kemauan peserta didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan


pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan
pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin.
Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar.
Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah
kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan
kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar
agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan
metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan
mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih
berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

a. Bentuk - Bentuk Partisipasi


Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan
partisipasi horizontal.
1) Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat
yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program
pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi
bawahan.
2) Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk
mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat
berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan
dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini
merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu
berkembang secara mandiri

b. Prinsip-prinsip partisipasi
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang
disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique
Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
1) Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
2) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya
setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam

53
Modul Pembelajaran

setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan


struktur masing-masing pihak.
3) Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi
dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
4) Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak
yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan
kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
5) Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya
kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses
pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
6) Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari
segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling
belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
7) Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat
untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang
ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
 
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam
suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan
program namun ada juga yang sifatnya dapat
menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta
benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. (Angell, Ross.1967) mengatakan
partisipasi yangtumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam
berpartisipasi, yaitu:
1) Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang
terhadapkegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Merekadari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral
kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih
banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia
lainnya.
2) Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti
bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah
mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan
tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan
perempuan yang semakin baik.
3) Pendidikan
Di katakan sebagai salah satu  syarat  mutlak untuk
berpartisipasi. Pendidikan  dianggap dapat memengaruhi sikap hidup
seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi
peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
4) Pekerjaan dan penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang
akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan

54
Modul Pembelajaran

dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat


mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu
kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.
5) Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi
seseorang. Semakin lama ia tinggal dalamlingkungan tertentu, maka rasa
memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya
yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.

2. Bentuk Partisipasi dan Peranan Organisasi Masyarakat Setempat


dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan


asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan
dan untuk apaikut dalam usaha bersama itu.Partisipasi akan dapat mencapai
hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa
yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut.Peranan yang diharapkan dari
organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah, yaitu :
a. Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi,
dan lain-lain.
b. Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan
moral, bantuan pikiran dan lain-lain.

Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga


masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.
Hal ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya
dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu
dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir
selalu dimulai oleh aparat pemerintah.

3. Pengertian Kader Desa Dan Kader Kesehatan

Kader desa adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa berkewajiban
untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat
dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan
tugas – tugas kemanusiaan.

Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat
yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan
melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa
akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma – norma baru yang
sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi – segi positif
yang ada pada norma – norma tradisional masyarakat mereka.

Kader kesehatan adalah warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang
langsung dipilih oleh dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam
pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga sebai

55
Modul Pembelajaran

promotor kesehatan desa atau disingkat prokes. Batasan pengertian kader


kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI di bidang Direktorat Bina Peran
Serta Masyarakat yaitu kader kesehatan adalah warga dari masyarakat
lingkungan setempat yang dipilih masyarakat dan juga ditinjau oleh masyarakat
serta dapat bekerja dengan sukarela.

4. Teknik Mengoptimalisasi Potensi Kader Kesehatan

Karena peran dan fungsi kader sangat berarti bagi tujuan pelaksanaan program,
terlebih pada aspek pemberdayaan masyarakat maka terdapat beberapa teknik
untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain :
1. Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan
2. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,
3. Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran
kader desa.
4. Apresiasi atas tindakan yang telah dilaksanakan
5. Tidak untuk diperintah tapi tapi penyadaran untuk pengembangan diri
6. Tidak dianjurkan untuk meraih nilai tapi penciptaan kesadaran untuk
kepentingan bersama
7. Berikan motivasi untuk berfikir, bertindak kreatif dengan tidak meninggalkan
landasan pokok.
8. Mengajak mereka untuk memberikan solusi dalam setiap menghadapi
masalah dan hindari prespektif yang hanya dapat menyalahkan seseorang.
9. Pendekatan hubungan familiar memudahkan utuk saling berkomunikasi.

5. Keuntungan Kader Desa Dan Kader Kesehatan

 Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya kader desa :


1. Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan
kepemimpinan baru dalam masyarakat.
2. Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan/fasilitas yang disediakan dengan
lebih optimal.
3. Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut
berperan secara aktif dalam menyusun tujuan yang ingin dicapai.
Keuntungan yang diperoleh lembaga yang mensponsori program dengan adanya
kader adalah
1. Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya.
2. Daya jangkau program menjadi lebih luas dengan tambahan tenaga kader.
3. Cara pelaksanaan kegiatan/program dapat disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat (karena kader bersal dari masyarakat setempat yang
telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat).

Keuntungan kader kesehatan :


Bagi masyarakat
a. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan secara optimal
b. Partisipasi masyarakat menjadi lebih besar

56
Modul Pembelajaran

Bagi lembaga kesehatan/puskesmas


a. Sebagian fungsi puskesmas dilaksanakan oleh kader secara sukarela
b. Daya jangkau program puskesmas menjadi lebih luas

Bagi kader sendiri


a. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru (competent credibility)
b. menumbuhkan kepemimpinan baru dalam masyarakat.

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini :


1. Apa yang dimaksud mobilisasi ?
2. Apakah tujuan mobilisasi ?
3. Sebutkan aktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang
dalam berpartisipasi !
4. Jelaskan secara singkat Pengertian kader kesehatan desa !
5. Sebutkan keuntungan kader kesehatan bagi masyarakat
Jawaban Soal

16. Yang dimaksud Mobilisasi


Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak
sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional yang telah
dibina dan dipersiapkan sebagai komponen kekuatan pertahanankeamanan
negara untuk digunakan secara tepat, terpadu, dan terarah bagi
penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam
negerPrinsip Pengembangan masyarakat

11. Tujuan dari mobilisasi antara lain:


a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Mempertahankan interakasi social dan peran sehari – hari
e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam


berpartisipasi
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pendidikan
d. Pekerjaan dan penghasilan
e. Lamanya tinggal

13. Kader desa adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa
berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina

57
Modul Pembelajaran

kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari


panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan.

14. Keuntungan kader kesehatan Bagi masyarakat

a. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan secara


optimal
b. Partisipasi masyarakat menjadi lebih besar

E. RANGKUMAN

Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial
yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri
(sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa
ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan
swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan
dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.

Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka


kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan
terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal
tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat
yang ada, dengan menggunakan Langkah – langkah sebagai berikut :

Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan


asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan
dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.Partisipasi akan dapat mencapai
hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa
yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut.

Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga


masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.
Hal ini mengakibatkan “terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya
dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu

58
Modul Pembelajaran

dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir
selalu dimulai oleh aparat pemerintah.

F. TES FORMATIF

1. Tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta
sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen
kekuatan pertahanankeamanan negara untuk digunakan secara tepat, terpadu, dan
terarah bagi penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam
negeri adalah pengertian dari ...
a. Mobilisasi
b. Partisipasi
c. Kaderisasi
d. Mobilitator

2. Suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau
mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan, merupakan bentuk penjabaran dalam ....
a. Partisipasi internal
b. Partisipasi eksternal
c. Partisipasi vertikal
d. Partisipasi horizontal

3. Di bawah ini yang mempengaruhi faktor-faktor dalam berpartisipasi, yaitu ....


a. Suku bangsa
b. Adat istiadat
c. Pendidikan
d. Warna kulit

4. Apa yang termasuk kedalam pemberian fasilitas fisik ....


a. Ruang untuk pertemuan
b. Wibawa
c. Mekanisme control
d. Dukungan moral

59
Modul Pembelajaran

5. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk kedalam beberapa teknik untuk
mengoptimalkan potensi kader desa ....
a. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader
desa.
c. Dianjurkan untuk meraih nilai dan penciptaan kesadaran untuk
kepentingan bersama
d. Berikan motivasi untuk berfikir, bertindak kreatif dengan tidak meninggalkan
landasan pokok.

G. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Arul.1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ke-3.Jakarta: Binarupa


Aksara

Hurairah, A. 2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan


Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora.

Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Suharto, E. 2009. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat. Makalah ini


disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS Bandung.

60
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 6

PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN


K A D E R K E S E H A T A N D A N D U K U N B A YI

A. PENDAHULUAN

Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di
tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih
memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap
memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan
memandikan bayi.

Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan


masyarakat itu sendiri,departemen kesehatan membuat program pelatihan untuk
kaderkesehatan agar kader- kader kesehatan didesa siaga nantinya mempunyai
pengetahuan.Dengan harapan kader dapat menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat agar terciptanya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
terutama pada kesehatan ibu dan anak.

Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan
tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan
bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun
merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan
(bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Untuk mengetahui apa sajakah batasan kader kesehatan dan dukun
bayi
2. Untuk mengetahui prinsip pemberdayaan kader kesehatan dan dukun
bayi
3. Memahami Langkah-langkah pemberdayaan kader kesehatan dan dukun
bayi
4. Mengetahui keuntungan pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi

61
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI PERENCANAAN DAN STRATEGI


PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DAN DUKUN BAYI

1. Batasan Kader Kesehatan dan dukun bayi


a. Pengertian

Kader adalah tenaga kerja dipilih masyarakat dan bertugas mengembangkan


masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promoter
kesehatan.
Sedangakan menurut WHO (1995), kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-
masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam
hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan
kesehatan.

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang


wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong
persalinan secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara
turun temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah
penigkatan ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1994 dukun bayi adalah


orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong
persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.

b. Batasan
1) Kader kesehatan
Direktorat Bina Serta Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(1992) memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat setempat
yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela,
kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan dan mengelola
kegiatan Keluarga Berencana di desa.

2) Dukun bayi
Sasaran pembinaan terhadap semua dukun bayi yang ada di wilayah kerja
puskesmas dalam unit wilayah pembinaan desa, baik yang sudah terlatih
maupun belum terlatih. Wadah pelaksanaan pembinaan dukun bayi adalah
posyandu, dan Paguyuban Dukun Bayi (PDB), dilaksanakan di puskesmas
atau sub-puskesmas atau tempat lain yang disepakati, terutama oleh bidan.

2. Prinsip Pemberdayaan Kader kesehatan dan Dukun Bayi


Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-
rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang
sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi:
a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatan
terhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan
dan lain lain.

62
Modul Pembelajaran

b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.


c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi,
pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya
menanamkan NKKBS.
d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya
menamakan NKKBS.
e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan,
pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana.
f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.

Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat
bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa
perinatal sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam
pengambilan keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan
atau persalinan, sehinngga angka kematian masih tinggi.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, yaitu untuk meningkatkan status dukun
dalam pengambilan keputusan, maka di lakukan upaya pelatihan dukun bayi agar
mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan di
terima oleh anggota masyarakat.

Beberapa program pelatihan dukun bayi memperbesar peran dukun bayi dalam
program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi
dan kesehatan anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti
memberikan saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman,
serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga
angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini mungkin.

3. Langkah – langkah pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi

a. Pembinaan kader kesehatan

Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam
deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
1) Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
2) Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertaikejang
3) Demam tinggi
4) Keluar air ketuban sebeleum waktunya
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6) Ibu muntah terus dan tidak mau makan

Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan keluarga
tentang timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam kehamilanAdanya
tanda-tanda bahayamengharuskan ibu, suami atau keluarga untuk
segeramembawah ibu kepelayanan kesehatan atau memanggil bidan.

63
Modul Pembelajaran

b. Pembinaan dukun bayi

Pembinaan dukun dilakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan


peraturan dari masing-masing daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah
mengajak seseorang dukun untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang
dapat dilakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut:
a. Fase I: pendaftaran Dukun
1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar
2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap
mereka dalam penanganan kehamilan danpersalinan

b. Fase II : Pelatihan
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assessment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan
kesehatan ibu
4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek

c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih


1) Persalinan hanya boleh dilakukan oleh tenaga trelatih
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak dan keluarga dukun

Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut di


hormati, memiliki peranan penting bagi ibu - ibu di desa. Oleh karena itu, di
butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun.

Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat - alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta
pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko tinggi
pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.

Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara


tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.

Tujuan supervisi / bimbingan dukun bayi :


a) Menjaga, menpertahankan, meningkatkan ketrampilan dukun bayi
b) Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan
dukun dalam merawat bumil, bulin dan bufas.
c) Sebagai kesempatan pemasukan bahan habis pakai
d) Sebagai bahan asupan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas
puskesmas.

64
Modul Pembelajaran

4. Bentuk pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi

a. Pemberdayaan kader kesehatan

Kader dilatih keterampilannya dalam pengukuran-pengukuran kesehatan


sederhana, misalnya pengukuran tekanan darah dan sebagainya.Motivasi
Awal, manfaat yang diperoleh dan harapan-harapan tersebut tentunya
hanyalah sebagian. Jika dikaji lebih jauh akan informasi yang lebih luas dan
lengkap tentang suatu kenyataan yang ada pada kader kesehatan. Hal yang
penting juga adalah seberapa jauh pemerintah telah memberikan perhatian
kepada kader kesehatan dan apa harapan pemerintah terhadap kader
kesehatan.

Peranan kader dalam upaya peningkatan Posyandu sangat besar meliputi :


1) Melaksanan pendaftaran.
2) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
3) Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
4) Memberikan penyuluhan.
5) Memberi dan membantu pelayanan.
6) Merujuk.

b. Pemberdayaan dukun bayi

1) Berikut adalah klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan


pembinaan dukun:

a) Promosi Bidan Siaga


Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan
melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk
bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan
imbalan jasa yang sasuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk
bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan
bayi baru lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka
dengan kesadaran, dukun akan memberitaukan ibu hamil untuk
melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu dan bayi selamat,
derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.

b) Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Rujukan


Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan
pada ibu hamil, sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil
yang beresiko tinggi, tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan
rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar dukun bayi dapat
melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.

65
Modul Pembelajaran

2) Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:


a) Pengenalan golongan resiko tinggi
Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur
terlalu muda (kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi
badan kurang dari 145 cm, jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang
dari 2 tahun) atau terlalu lama (lebih dari 10 tahun), ibu hamil dengan
anemia, dan ibu dengan riwayat persalinan buruk (perdarahan, operasi,
dan lain-lain)

b) Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan


Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan meliputi perdarahan
pada kehamilan sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada
kaki, tangan dan wajah; sakit kepala atau kejang; keluar air ketuban
sebelum waktunya; frekuensi gerakan bayi kurang atau bayi tidak
bergerak; serta ibu muntah terus menerus; dan tidak mau makan

c) Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan


Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam
sejak ibu merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau
tangan bayi keluar dari jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau
mengalami kejang, air ketuban keruh dan berbau, plasenta tidak keluar
setelah bayi lahir, dan ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.

d) Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas


Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir;
keluarnya cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari;
bengkak pada muka, kaki atau tangan; sakit kepala atau kejang-kejang;
payudara bengkak disertai rasa sakit; dan ibu mengalami gangguan jiwa.

5. Teknik perencanaan pemberdayaan kaderkesehatan dan dukun bayi


a. Peran kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1) Perilaku hidup bersih dan sehat
2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa
3) Upaya penyehatan dilingkungan
4) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
5) Masyarakatan keluarga sadar gizi
6) Penenganan penyakit menular.
7) Membantu kegiatan di klinik.
8) Merujuk penderita kepuskesmas atau ke RS
9) Membina kegiatan uks secara teratur
10) Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu
pencatatan dan pelaporan.

66
Modul Pembelajaran

b. Peran Dukun Bayi


Memberitahu ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan. Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya bersalin dengan bidan
karena bidan :

1) Bisa menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai dan dapat
memberikan pelayanan dan pemantauan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan
berlangsung.
2) Dapat melakukan pertolongan persalinan yang aman.
3) Bidan melakukan pengeluaran plasenta dengan peregangan tali pusat
dengan benar
4) Bidan mengenali secara tepat tanda – tanda gawat janin dan tanda
bahaya dalam persalinan sehingga dapat melakukan rujukan secara
tepat.
5) Mengenali tanda bahaya pada kehamilanpersalinannifas dan
rujukannya
6) Pengenalan dini tetanus neonatorum BBL dan rujukanya

6. Strategi perencanaan pemberdayaan kader kesehatan dan dukun


bayi
a. Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar
mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
b. Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan
oleh bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan
posyandu
c. Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan
pertemuan rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
d. Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan.
Dimana semua kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta
hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
e. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes
untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain
yang diberikan setiap tahun
f. Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan
atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah
yang dihadapinya.
g. Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu
atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya
menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan
kader.

7. Keuntungan pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi


1) Keuntungan pembedayaan kader kesehatan
a. Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa
binaan.

67
Modul Pembelajaran

b. Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu


(Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan).
c. Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi
Stiker, termasuk KB pascamelahirkan.
d. Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor
darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam
menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah
melahirkan.
e. Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan
kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan.
f. Menganjurkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan.

2) Keuntungan pembedayaan dukun bayi


a. Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Meningkatkan kerjasama antara dukun bayi dan bidan.
c. Meningkatkan cakupan persalinan dengan petugas kesehatan.

8. Upaya Pembinaan Dukun Bayi

Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang


patut di hormati, memiliki peranan penting bagi ibu – ibu di desa. Oleh
karena itu, di butuhkan upaya agar bidan dapat melakukan pembinaan
dukun. Beberapa upaya yang dapat di lakukan bidan di antaranya adalah :
a. Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
b. Melakukan pendekatan dengan para dukun.
c. Memberikan pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan
yang bersih dan aman.
d. Memberi pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi- komplikasi
kehamilan dan bahaya proses persalinan.
e. Membina kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling
menguntungkan.
f. Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko tinggi
kehamilan kepada tenaga kesehatan.
 

D. LATIHAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini !


1. Sebutkan apa sajakah batasan – batasan kader kesehatan?
2. Jelaskan dan sebutkan batasan batasan yang dilakukan dukun bayi?
3. Sebutkan peranan peranan kader kesehatan dan dukun bayi ?
4. Bagaimana upaya pembinaan dukun bayi?

68
Modul Pembelajaran

Jawaban Pertanyaan :
1. Direktorat Bina Serta Masyarakat Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (1992) memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja
secara sukarela, kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan
dan mengelola kegiatan Keluarga Berencana di desa.
2. Sasaran pembinaan terhadap semua dukun bayi yang ada di wilayah
kerja puskesmas dalam unit wilayah pembinaan desa, baik yang sudah
terlatih maupun belum terlatih. Wadah pelaksanaan pembinaan dukun
bayi adalah posyandu, dan Paguyuban Dukun Bayi (PDB), dilaksanakan di
puskesmas atau sub-puskesmas atau tempat lain yang disepakati,
terutama oleh bidan.

3. Peranan dukun bayi adalah memberitahu ibu hamil untuk bersalin di


tenaga kesehatan.
Peranan kader kesehatan adalah sebagai pelaku penggerakan
masyarakat:

a. Perilaku hidup bersih dan sehat


b. Pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa
c. Upaya penyehatan dilingkungan
d. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
e. Masyarakatan keluarga sadar gizi
f. Penenganan penyakit menular.
g. Membantu kegiatan di klinik.
h. Merujuk penderita kepuskesmas atau ke RS
i. Membina kegiatan uks secara teratur
j. Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu
pencatatan dan pelaporan.
4. Beberapa upaya yang dapat di lakukan bidan di antaranya adalah :
a. Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
b. Melakukan pendekatan dengan para dukun.
c. Memberikan pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya
persalinan yang bersih dan aman.
d. Memberi pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi-
komplikasi kehamilan dan bahaya proses persalinan.

69
Modul Pembelajaran

E. RANGKUMAN

Menurut WHO (1995), kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita
yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan
secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun
temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan
ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.

Batasan kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela, kader secara sukarela bersedia
berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan Keluarga Berencana di desa.
Strategi perencanaan pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi. Setelah
kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka dapat selalu
eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.

Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh
bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu.
Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin
tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
a. Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana
semua kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan
bisa juga diberikan rewards.
b. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes
untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang
diberikan setiap tahun
c. Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan
atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah
yang dihadapinya.
d. Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu
atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya
menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan
kader.

70
Modul Pembelajaran

F. TES FORMATIF

1. Apakah pengertian kader menurut WHO ?


a. kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang
dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-
masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat serta
untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
b. kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh pemerintah dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
c. kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh tokoh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
d. kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh tokoh agama dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
e. kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih
oleh gubernur dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat
dekat dengan pelayangan kesehatan.

2. Sebutkan 3 langkah yang dapat dilakukan bidan dalam pembinaan dukun


adalah ?
a. pendaftaran, pendataan penyeleksian,
b. pendaftaran,pelatihan,pelatihan oleh tenaga terlatih
c. pendaftaran,pendataan, pelatihan
d. pendaftaran,pelatihan,pendataan
e. pendaftaran,seleksi,pelatihan

3. Apakah batasan kader menurut direktorat bina serta


masyarakat departemen kesehatan republik indonesia
(1992)?
a. berperan mendata dan mengelola kegiatan keluarga berencana di desa
b. berperan mendata dan menyeleksi kegiatan keluarga berencana di
desa
c. berperan medata dan melatih kegiatan keluarga berencana di desa
d. berperan mendata dan melaksanakan kegiatan keluarga berencana di
desa

71
Modul Pembelajaran

G. DAFTAR PUSTAKA

Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Dep Kes RI.1994.”Pedoman Supervisi Dukun Bayi

Syafrudin, SKM, M. Kes, dkk. 2009. KebidananKomunitas. Jakarta : EGC

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan KebidananKomunitas. Jakarta : Salemba Medika

http://dinkeskulonprogo.org, Kader Kesehatan; Tantya Issumatri, SKM. 2007.

72
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 7

KONSEP POSKESDES

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka pengembangan peran serta masyarakat, pemerintah telah


mendorong pembentukan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/ Desa Siaga. Salah
satu dukungan pemerintah adalah memberikan Dana Bantuan Sosial Operasional
Poskesdes.

Suatu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang melaksanakan


kegiatan-kegiatan minimal pengamatan epidemiologis penyakit menular dan
yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya
penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar
biasa serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan
kompetensinya.

Pembangunan Poskesdes di maksudkan untuk lebih mendekatkan pelayanan


kesehatan pada masyarakat yang tinggal jauh dari jangkauan pelayanan
kesehatan. Poskesdes dibangun dalam rangka menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu dan sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di tingkat desa/Kecamatan.

Program Kesehatan yang diselenggarakan oleh Poskesdes merupakan program


Desa Siaga untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat sebagai upaya membangun masyarakat
mandiri.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui Pengertian dan Tujuan Pokesdes
2. Mengetahui Ruang Lingkup Poskesdes
3. Mengetahui Kegiatan dan Fungsi Poskesdes
4. Mengetahui Prioritas Pengembangan Poskesdes
5. Mengetahui Manfaat Poskesdes
6. Mengetahui Langkah Pengembangan Poskesdes
7. Mengetahui Pembiayaan Poskesdes
8. Mengetahui Pembinaan dan Peningkatan Poskesdes
9. Mengetahui Indikator Keberhasilan Poskesdes

73
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI KONSEP POSKESDES

1. Pengertian Poskesdes

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber daya


Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan


pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela lainnya.

Pembentukan POSKESDES didahulukan pada Desa yang tidak memiliki Rumah


Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (PUSTU), dan bukan ibu Kota
Kecamatan atau Ibu Kota Kabupaten. POSKESDES di harapkan sebagai pusat
pengembangan dan kordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat
Desa, misalnya POS Pelayanan Terpadu atau POSYANDU dan warung obat desa
(WOD).

2. Tujuan Poskesdes

Banyak yang menjadi tujuan dalam pembentukan pembinaan poskesdes di


desa-desa, antara lain :
a. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
b. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
d. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya
e. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
f. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa atau KLB serta faktor- faktor resikonya
g. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
h. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan

74
Modul Pembelajaran

i. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa

Pembangunan Poskesdes di maksudkan untuk lebih mendekatkan pelayanan


kesehatan pada masyarakat yang tinggal jauh dari jangkauan pelayanan
kesehatan, Poskesdes dibangun dalam rangka menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu dan sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan di tingkat desa/Kecamatan.

Program Kesehatan yang diselenggarakan oleh Poskesdes merupakan program


Desa Siaga untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat sebagai upaya membangun masyarakat
mandiri.

3. Ruang Lingkup Poskesdes

Ruang lingkup dari polindes sebagai berkut:

a. Meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan terutama bidan.
b. Kegiatan didasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan melalui
musyawarah mufakat, berupa :
1) Pengamatan dan kewaspadaan dini
2) Penanganan kegawatdaruratan kesehatan
3) Kesiap siagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
4) Promosi kesehatan
5) Sebagai bentuk pertanggung jawaban, kegiatan di Poskesdes didukung
dengan “Pencatatan & Pelaporan“.

4. Kegiatan dan Fungsi Poskesdes

a. Kegiatan

POSKESDES adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)


yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal pengamatan epidemiologis
penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta factor-faktor risikonya
penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta
kekurangan gizi kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan
kompetensinya. Kegiatan Rutin Poskesdes. Kegiatan rutin Poskesdes di
selenggarkan dan dimotori oleh tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dan
Kader.

Poskesdes dengan bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan


kesehatan yang di selenggarakan oleh poskesdes meliputi promotif, preventif dan
kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan kesehatan
tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan pengembangan.
Kegiatan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, adalah :

75
Modul Pembelajaran

1) Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit


menular dan penyakit yang  berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB), dan faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil
yang beresiko.
2) Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk kurang
gizi).
3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
4) Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan tersebut di
laksananakan baik di dalam poskesdes maupun di luar poskesdes (dalam
gedung maupun luar gedung). Adapun kegiatan pengembangan meliputi
promosi kesehatan untuk :
a) Peningkatan keluarga sadar gizi
b) Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS),
c) Penyehatan Lingkungan.

Poskesdes juga merupakan pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai


UKBM lain yang di butuhkan oleh masyarakat desa, antara lain Warung Obat
Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga. Dengan demikian
Poskesdes juga berperan sebagai koordinator dari berbagai UKBM yang ada di
wilayah desa. Waktu Penyelenggaraan Peyananan Poskesdes di laksanakan
secara rutin setiap hari. Tempat Penyelenggaraan Poskesdes perlu memiliki 
tempat pelayanan. Dalam pelaksanaan kesehatan di dalam Poskesdes, diperlukan
ruangan yang dapat berfungsi sebagai :
(1) Ruang pendaftaran.
(2) Ruang tunggu.
(3) Ruang pemeriksaan.
(4) Ruang tindakan (Persalinan).
(5) Ruang rawat inap persalinan.
(6) Ruang petugas
(7) Ruang konsultasi (gizi, sanitasi, dll).
(8) Ruang obat.
(9) Kamar mandi dan toilet

b. Fungsi Poskesdes

Begitu banyak fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan antara
lain adalah :
1) Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2) Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
3) Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan
4) Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa

76
Modul Pembelajaran

c. Prioritas Pengembangan Poskesdes


1) Desa/kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan (PKM dan RS).
Adapun desa yang terdapat Pustu masih memungkinkan untuk
dikembangkan Poskesdes
2) Desa di lokasi terisolir, terpencil, tertinggal, atau perbatasan Sabagai
langkah awal pengembangan dapat diutamakan pada desa yang sudah
terdapat POLINDES Sabagai langkah awal pengembangan dapat
diutamakan pada desa yg sudah terdapat Polindes

d. Manfaat Poskesdes

Begitu banyak manfaat dari adanya poskesdes, bukan hanya untuk perorangan
tapi juga untuk masyarakat luas antara lain adalah :
1) Bagi masyarakat
a) Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat
dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada
b) Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat
2) Bagi puskesmas
a) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan
sumber data secara efektif dan efisien
b) Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama
3) Bagi sektor lain
a) Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan
b) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan
efisien.

5. Langkah Pengembangan Poskesdes


a. Persiapan Internal Sosialisasi, pertemuan dan pelatihan yang bersifat
konsolidasi
b. Persiapan Eksternal Kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan
c. Survei Mawas Diri atau Telaah Mawas Diri
d. Musyawarah Masyarakat Desa
e. Pembentukan Poskesdes-Pemilihan Pengurus dan Kader Poskesdes
Orientasi/Pelatihan Kader Poskesdes-Pemenuhan/penempatan dan
Pelatihan teenaga kesehatan.

6. Pembiayaan Poskesdes
Pembiayaan poskesdes sebaiknya merupakan swadaya masyarakat desa
setempat. Pembentukan Poskesdes didahulukan pada desa yang tidak
memiliki rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), dan bukan
ibu kota kecamatan atau ibu kota kabupaten. Poskesdes diharapkan sebagai
pusat pengembangan dan koordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan 
masyarakat desa, misalnya pos pelayanan terpadu (posyandu) dan warung
obat desa (WOD).

77
Modul Pembelajaran

7. Pembinaan dan Peningkatan Poskesdes


Pembinaan dan Peningkatan Poskesdes Pembinaan Poskesdes secara teknis
medis dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan non teknis medis oleh
Pemerintah Desa dan lintas sektor di tingkat kecamatan. Pembinaan
Poskesdes secara teknis medis dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan teknis
non medis oleh Pemerintah Desa dan lintas sektor di tingkat kecamatan.
Peran Puskesmas :

a. Melaksanakan monitoring, pembinaan dan evaluasi


b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok potensial
potensial
c. Menggalang informasi ksehatan dari hasil pelaporan
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan
Peningkatan Peningkatan Peningkatan program pelayanan dan kualitas
pelayanan

8. Indikator Keberhasilan Poskesdes


Indikator Keberhasilan Poskesdes harus mempunyai daya ungkit terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan indikator harus
mempunyai daya ungkit terhadap pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya, dengan indikator:

a. Input
b. Jumlah kader
c. Jumlah tenaga kesehatan
d. Tersedianya sarana (alat dan obat)
e. Tersedianya tempat pelayanan
f. Tersedianya dana operasional Poskesdes
g. Tersedianya data/catatan (imunisasi&kematian)

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan di bawah ini !


1. Jelaskan pengertian Poskesdes secara umum!
2. Jelaskan tujuan dari Poskesdes!
3. Sebutkan manfaat dari Poskesdes!
4. Sebutkan langkah-langkah pengembangan Poskesdes!
5. sebutkan apa saja indikator keberhasilan pada Poskesdes!

Jawaban soal :
1. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

78
Modul Pembelajaran

2. Tujuan poskesdes antara lain :

a. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan


b. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
d. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya
e. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
f. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa atau KLB serta faktor- faktor resikonya
g. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
h. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan
i. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa

3. Manfaat adanya poskesdes antara lain adalah :


a. Bagi masyarakat
1) Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani
cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang
ada
2) Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat
b. Bagi puskesmas
1) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan
sumber data secara efektif dan efisien
2) Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama
c. Bagi sektor lain
1) Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan
2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan
efisien.

4. Langkah Pengembangan Poskesdes


a. Persiapan Internal Sosialisasi, pertemuan dan pelatihan yang bersifat
konsolidasi
b. Persiapan Eksternal Kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan
c. Survei Mawas Diri atau Telaah Mawas Diri
d. Musyawarah Masyarakat Desa

79
Modul Pembelajaran

e. Pembentukan Poskesdes-Pemilihan Pengurus dan Kader Poskesdes


Orientasi/Pelatihan Kader Poskesdes-Pemenuhan/penempatan dan
Pelatihan teenaga kesehatan.

5. Indikator Keberhasilan Poskesdes, antara lain:


a. Input
b. Jumlah kader
c. Jumlah tenaga kesehatan
d. Tersedianya sarana (alat dan obat)
e. Tersedianya tempat pelayanan
f. Tersedianya dana operasional Poskesdes
g. Tersedianya data/catatan (imunisasi & kematian)

E. RANGKUMAN

Pos Kesehatan Desa (PKD) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela Iainnya.

Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang
gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
e. Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga
sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS), penyehatan
Iingkungan, dan Iain-Iain, merupakan kegiatan  pengembangan.

Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi


berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain).

80
Modul Pembelajaran

Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator dan


UKBM-UKBM tersebut.

F. TES FORMATIF

1. Indikator Keberhasilan Poskesdes harus mempunyai daya ungkit terhadap


pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan indikator:
kecuali..
a. Tersedianya sarana (alat & obat)
b. Survei mawas diri
c. Tersedianya tempat pelayanan
d. Tersedianya dana operasional Poskesdes
e. Tersedianya data/catatan (imunisasi&kematian)

2. Tujuan dalam pembentukan pembinaan poskesdes di desa – desa, antara


lain kecuali..
a. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring & informasi kesehatan
b. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
c. Penanganan kegawatdaruratan kesehatan
d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas
e. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya

3. Teknis non medis oleh Pemerintah Desa dan lintas sektor di tingkat
kecamatan. Peran Puskesmas, kecuali...
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan & evaluasi
b. Melaksanakan advokasi kpd pejabat & kelompok potensial potensial
c. Menggalang informasi ksehatan dr hasil pelaporan
d. Melakukan persiapan eksternal kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan
e. Melakukan fasilitasi yankes apabila diperlukan Peningkatan Peningkatan
Peningkatan program pelayanan & kualitas pelayanan

4. Ruang lingkup dari polindes sebagai berikut, adalah..


a. Meliputi upaya promotif, preventif & kuratif yg dilaksanakan
oleh nakes terutama bidan.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit
c. Penanggulangan penyakit
d. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
e. Pelayanan medis dasar
5. Kegiatan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, adalah ..
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit
b. Melaksanakan monitoring, pembinaan & evaluasi
c. Melaksanakan advokasi kpd pejabat & kelompok potensial potensial

81
Modul Pembelajaran

d. Menggalang informasi ksehatan dr hasil pelaporan


e. Melakukan persiapan eksternal kegiatan advokasi kepada para penentu
kebijakan

6. Dalam pelaksanaan kesehatan di dalam Poskesdes, diperlukan ruangan yang


dapat berfungsi sebagai, kecuali..
a. Ruang pendaftaran
b. Ruang tunggu
c. Ruang pemeriksaan
d. Ruang tindakan
e. Ruang kantin

7. Kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan adalah..


a. Peningkatan keluarga sadar gizi
b. Pengamatan & kewaspadaan dini
c. Penanganan kegawatdaruratan kesehatan
d. Kesiap siagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
e. promosi kesehatan

8. Fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan antara lain


adalah :
a. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
b. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan
masalah kesehatan
c. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan
d. Sebagai wahana Kesiap siagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan dasar
e. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa

9. Kegiatan didasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan melalui


musyawarah mufakat, berupa :
a. Pengamatan dan kewaspadaan dini
b. Penanganan kegawatdaruratan kesehatan
c. Kesiap siagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
d. Pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
e. promosi kesehatan

10. Pembentukan Poskesdes didahulukan pada desa yang tidak memiliki,


kecuali..
a. Rumah sakit
b. Puskesmas
c. Puskesmas pembantu
d. Bukan ibu kota kecamatan
e. Ibu kota kabupaten

82
Modul Pembelajaran

G. DAFTAR PUSTAKA

Yulifah,Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medica.

Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu  dan Seni. Jakarta :


Rineka Cipta.

http://www.murahhati.co.vu/2012/05/poskesdes-pos-kesehatan-desa.html

http://dokumen.tips/documents/poskesdes.html

https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/program-desa-
siaga-poskesdes/langkah-langkah-pengembangan-desa-dan-kelurahan-
siaga-aktif/

http://slideplayer.info/slide/4872508/

http://apotekputer.com/ma/index.php?
option=com_content&task=view&id=152&Itemid=1

83
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 8

KONSEP DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN DALAM


PENGEMBANGAN MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai


rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, artinya
belum ada definisi yang tegas mengenai konsep tersebut. Namun demikian, bila
dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering disamakan dengan perolehan
daya, kemampuan dan akses terhadap sumber daya untuk memenuhi
kebutuhannya

Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang pengertian
pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan yang
memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat. Robinson (1994)
menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu
pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi
”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. 

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan


untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk
mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan
dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial
dalam melakukan tindakan.. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif
diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk
lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,
ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa
tergantung pada pertolongan dari hubungan

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
2. Mengetahui Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
3. Mengetahui Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
4. Mengetahui Ciri-Ciri Pemberdayaan Masyarakat
5. Mengetahui Strategi Pemberdayaan Masy

84
Modul Pembelajaran

C. URAIAN MATERI KONSEP DAN STRATEGI


PEMBERDAYAAN DALAM
PENGEMBANGASYARAKAT

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai


rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, hal
tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas mengenai konsep
pemberdayaan. Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam
tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat
para ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat. 

Pertama akan kita pahami pengertian tentang pemberdayaan. Menurut


Sulistiyani (2004 : 77) secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar
“daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju
berdaya atau proses pemberian daya (kekuatan/kemampuan) kepada pihak
yang belum berdaya. Kedua pengertian tentang masyarakat, menurut Soetomo
(2011 : 25) masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi
secara kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi.
Dari kedua definisi tersebut bila digabungkan dapat dipahami makna
pemberdayaan masyarakat. Namun sebelum kita tarik kesimpulan, terlebih
dahulu kita pahami makna pemberdayaan masyarakat menurut para ahli.
Menurut Moh. Ali Aziz, dkk (2005 : 136) : “Pemberdayaan masyarakat
merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang
memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan
kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka.
Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-menerus,
proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok
formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta
berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih
merupakan suatu proses”.

Selanjutnya pemaknaan pemberdayaan masyarakat menurut Madekhan Ali


(2007 : 86) yang mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai berikut
ini : “Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk
membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental maupun fisik.
Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam strategi
pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, dengan
alasan; pertama,partisipasi masyarakat merupakan satu perangkat ampuh
untuk memobilisasi sumber daya lokal, mengorganisir serta membuka tenaga,
kearifan, dan kreativitas masyarakat. Kedua, partisipasi masyarakat juga
membantu upaya identifikasi dini terhadap kebutuhan masyarakat”.Mengacu
pada pengertian dan teori para ahli di atas, dalam penelitian ini pemberdayaan
dapat diartikan sebagai upaya membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya sehingga masyarakat dapat
mencapai kemandirian. Kemudian dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan daya atau kekuatan pada
masyarakat dengan cara memberi dorongan, peluang, kesempatan, dan

85
Modul Pembelajaran

perlindungan dengan tidak mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat


yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat
tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan mengaktualisasikan diri atau
berpartisipasi melalui berbagai aktivitas.

2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan


kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri (Notoadmojdo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan
meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap
tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk lain:
a. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan
bagi individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran
tentang cara – cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal
dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan merupakan
tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan merupakan hasil
proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai
dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek
belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang
dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi
kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah
pengetahuan kesehatan.
b. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.
Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut sikap
atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Kemauan ini
kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak atau
berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan menjadi
tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling utama
yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana
untuk mendukung tindakan tersebut.
c. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti
masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan
atau perilaku sehat.

Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila :


a. Mereka mampu mengenali masalah  kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal
mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang
penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya
merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
b. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan
mengenali potensi-potensi masyarakat setempat.

86
Modul Pembelajaran

c. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman


kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus
melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga,
konsultasi dan sebagainya.

3. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat menurut Sulistiyani


(2004 : 80)adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai
kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka
secara bertahap masyarakat akan memperoleh kemampuan atau daya dari
waktu ke waktu.

Berikut tujuan pemberdayaan menurut Tjokowinoto dalam Christie S (2005: 16)


yang dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang yaitu ekonomi, politik, dan sosial
budaya ;“Kegiatan pemberdayaan harus dilaksanakan secara menyeluruh
mencakup segala aspek kehidupan masyarakat untuk membebaskan kelompok
masyarakat dari dominasi kekuasan yang meliputi bidang ekonomi, politik, dan
sosial budaya. Konsep pemberdayaan dibidang ekonomi adalah usaha
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, mandiri, dan berdaya saing tinggi dalam
mekanisme pasar yang besar dimana terdapat proses penguatan golongan
ekonomi lemah.

Sedang pemberdayaan dibidang politik merupakan upaya penguatan rakyat


kecil dalam proses pengambilankeputuan yang menyangkut kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya atau kehidupan mereka sendiri. Konsep
pemberdayaan masyarakat di bidang sosial budaya merupakan upaya
penguatan rakyat kecil melalui peningkatan, penguatan, dan penegakan nilai-
nilai, gagasan, dannorma-norma, serta mendorong terwujudnya organisasi
sosial yang mampu memberi kontrol terhadap perlakuan-perlakuan politik dan
ekonomi yang jauh dari moralitas”.

Dari paparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan pemberdayaan


adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan,
keterbelakangan, kesenjangan, dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat
dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak.
Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan,
pendidikan, dan transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya
produktivitas yang rendah, sumberdaya manusia yang lemah, kesempatan
pengambilan keputusan yang terbatas.
Kemudian ketidak berdayaan adalah melemahnya kapital sosial yang ada di
masyarakat (gotong royong, kepedulian, musyawarah, dan kswadayaan) yang
pada gilirannya dapat mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang
semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian untuk
mengatasi persoalannya secara bersama.

87
Modul Pembelajaran

4. Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat

Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan ke dalam pemberdayaan


masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif
serta dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi
masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Bentuk-bentuk
pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-macam, antara lain
sebagai berikut :
a. Tokoh atau pimpinan masyarakat (Communityleader)
Di sebuah mayarakatapapun baik pendesaan, perkotaan maupun
pemukiman elite atau pemukiman kumuh, secara alamiah aka terjadi
kristalisasi adanya pimpinan atau tokoh masyarakat. Pemimpin atau tokoh
masyarakat dapat bersifat format (camat, lurah, ketua RT/RW) maupun
bersifat informal (ustadz, pendeta, kepala adat). Pada tahap awal
pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider kesehatan terlebih
dahulu melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh masyarakat.
b. Organisasi masyarakat (communityorganization)
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi kemasyarakatan
baik formal maupun informal, misalnya PKK, karang taruna, majelis taklim,
koperasi-koperasi dan sebagainya.
c. Pendanaan masyarakat (CommunityFund)
Sebagaimana uraian pada pokok bahasan dana sehat, maka secara ringkas
dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut: “Bahwa dana sehat telah
berkembang di Indonesia sejak lama(tahun 1980-an) Pada masa
sesudahnya(1990-an) dana sehat ini semakin meluas perkembangannya dan
oleh Depkes diperluas dengan nama program JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat)
d. Material masyarakat (community material)
Seperti telah diuraikan disebelumnya sumber daya alam adalah merupakan
salah satu potensi msyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber
daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan.
e. Pengetahuan masyarakat (communityknowledge)
Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh pemberdayaan
masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat.
f. Teknologi masyarakat (communitytechnology)
Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan. Misalnya penyaring
air bersih menggunakan pasir atau arang, untuk pencahayaan rumah sehat
menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya ditaruh kaca. Untuk
pengawetan makanan dengan pengasapan dan sebagainya.

5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan pendapat Sunyoto Usman (2003 : 40-47 ) ada beberapa strategi


yang dapat menjadi pertimbangan untuk dipilih dan kemudian diterapkandalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu menciptakan iklim, memperkuat daya, dan
melindungi.Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihatdari tiga sisi,
yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkanpotensi
masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan

88
Modul Pembelajaran

bahwa setiap manusia memiliki potensi atau daya yang dapat


dikembangkan.Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering), upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan,
dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan
ekonomi seperti modal, lapangan kerja, dan pasar. Ketiga, memberdayakan
mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah
yang lemah menjadi bertambah lemah.

Berbicara tentang pendekatan, bila dilihat dari proses dan mekanisme


perumusan program pembangunan masyarakat, pendekatan pemberdayaan
cenderung mengutamakan alur dari bawah ke atas atau lebih dikenal
pendekatan bottom-up. Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua
pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan
adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen
sepenuhnya untuk melaksanakannya.

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan dan


penentuan kebijakan, atau dalam pengambilan keputusan. Model pendekatan
dari bawah mencoba melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Pendekatan yang dilakukan tidak berangkat dari luar melainkan dari dalam.
Seperangkat masalah dan kebutuhan dirumuskan bersama, sejumlah nilai dan
sistem dipahami bersama. Model bottom memulai dengan situasi dan kondisi
serta potensi lokal. Dengan kata lain model kedua ini menampatkan manusia
sebagai subyek. Pendekatan “bottomup” lebih memungkinkan penggalian dana
masyarakat untuk pembiayaan pembangunan. Hal ini disebabkan karena
masyarakat lebih merasa “memiliki”, dan merasa turut bertanggung jawab
terhadap keberhasilan pembangunan, yang nota bene memang untuk
kepentingan mereka sendiri. Betapa pun pendekatan bottom-up memberikan
kesan lebih manusiawi dan memberikan harapan yang lebih baik, namun tidak
lepas dari kekurangannya, model ini membutuhkan waktu yang lama dan belum
menemukan bentuknya yang mapan.

89
Modul Pembelajaran

D. D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan di bawah ini :


1. Jelaskan pengertian dari pemberdayaan masyaratakat !
2. Sebutkan bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat ?
3. Apa saja tujuan pemberdayaan masyarakat ?

Jawaban Soal
1. Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk
membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental maupun fisik.

2. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-


macam, antara lain sebagai berikut :
a. Tokoh atau pimpinan masyarakat (Communityleader)
b. Organisasi masyarakat (communityorganization)
c. Pendanaan masyarakat (CommunityFund)
d. Material masyarakat (community material)
e. Pengetahuan masyarakat (communityknowledge)
f. Teknologi masyarakat (communitytechnology)

3. Tujuannya adalah Tumbuhnya kesadaran, timbulnya kemauan atau


kehendak dan Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan

E. RANGKUMAN

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan


mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan
bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum ada definisi yang tegas
mengenai konsep pemberdayaan. Oleh karena itu, agar dapat memahami
secara mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji
beberapa pendapat para ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap
pemberdayaan masyarakat. 

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan


kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007).
Berdasar pendapat Sunyoto Usman (2003 : 40-47 ) ada beberapa strategi
yang dapat menjadi pertimbangan untuk dipilih dan kemudian
diterapkandalam pemberdayaan masyarakat, yaitu menciptakan iklim,
memperkuat daya, dan melindungi.Dalam upaya memberdayakan
masyarakat dapat dilihatdari tiga sisi, yaitu ; pertama, menciptakan suasana
atau iklim yang memungkinkanpotensi masyarakat berkembang ( enabling).
Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki

90
Modul Pembelajaran

potensi atau daya yang dapat dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi


atau daya yang dimiliki masyarakat ( empowering), upaya yang amat pokok
adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke
dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, lapangan kerja,
dan pasar. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi.
Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah
lemah.

F. TES FORMATIF

1. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat,


khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya
pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam
mengembangkan perikehidupan mereka. Merupakan pengertian
permberdayaan masyarakat menurut......
a. Sulistiyani
b. Moh. Ali Aziz
c. Madekhan Ali
d. Notoadmojdo
e. Prawirohardjo

2. Berikut merupakana ciri-ciri pemberdayaan masyarakat,yang bukan


merupakan ciri-ciri prmberdayaan msyarakat adalah.....
a. Tokoh atau pimpinan masyarakat (Communityleader)
b. Organisasi masyarakat (communityorganization)
c. Pendanaan masyarakat (CommunityFund)
d. Lembaga perlindungan masyarakat (communityprotection)
e. Material masyarakat (community material)

G. DAFTAR PUSTAKA

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-
pengertian.html

https://www.academia.edu/10232100/
MODUL_I_DAN_II_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_PENGERTIAN2
_DAN_KONSEP_PEMBANGUNAN
http://bpm.malangkab.go.id/index.php?kode=15

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-pemberdayaan
masyarakat-dan-contohnya/

http://www.bintan-s.web.id/2010/12/prinsip-prinsip-pemberdayaa
masyarakat.html

91
Modul Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran 9

M O N I T O R I N G D A N E V A L U A S I DA L A M P R O G R A M
P E M B E R D A Y A A N MA S Y A R A K A T

A. PENDAHULUAN
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian terpenting dalam suatu siklus
pengelolaan program. seperti planning, actuating, dan organizing. Tujuan monev
adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana
yang telah ditetapkan dalam perencaan program dengan hasil yang dicapai
melalui kegiatan dan/atau program secara berkala.. Apabila dalam pelaksanaan
Monev ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapat
dilakukan bimbingan, saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya
secara berkala kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

Hasil monitoring da evaluasi dapat digunakan sebagai bahan untuk


melaksanakan perbaikan program dimasa yang akan datang. Media untuk
pembelajaran dan pemikiran strategi bagi pemimpin dan staf serta stakeholder
yang terlibat dalam program. Membantu organisasi untuk membuat keputusan
sesuai dengan framework visi dan misi organisasi.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir Pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui Pengertian monitoring dan evaluasi
2. Mengetahui Prinsip monitoring dan evaluasi dlm PPM
3. Mengetahui Langkah-langkah monitoring dan evaluasi dlm PPM
4. Mengetahui Indikator PPM

C. URAIAN MATERI MONITORING DAN EVALUASI


DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Pengertian Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring

Monitoring (pemantauan) adalah suatu proses untuk mengetahui pelaksanaan


program yang sedang berjalan. Kegiatan monitoring dapat membantu
meningkatkan kualitas program dan mengidentifikasi masalah-masalah yang
harus diatasi guna mencapai tujuan program. Pada dasarnya monitoring
merupakan salah satu bentuk pemantauan terhadap proses pelaksanaan
program. Sehingga akan diketahui kelemahan dan keunggulan dalam proses
pelaksanaannya yang diperoleh didapatkan.

92
Modul Pembelajaran

Monitoring merupakan kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau


kondisi, termasuk juga prilaku atau kegiatan tertentu dengan tujuan agar semua
data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut
dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang
diperlukan. (PP No. 39 Tahun 2006)

Monitoring adalah proses kegiatan pengawasan terhadap implementasi kebijakan


yang meliputi keterkaitan antara implementasi dan hasil-hasilnya. (Hogwood and
Gunn, 1989)

b. Evaluasi

Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana


penilaian itu ditujukkan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu
kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang
yang lebih rendah keahliannya.

Evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan


informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilai dan
membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk
mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut. (Wirawan, 2012)

Menurut Hadi (2011) mendefinisikan evaluasi sebagai proses mengumpulkan


informasi mengenai suatu objek, menilai objek, dan membandingkannya dengan
kriteria, standar dan indikator.

Husni (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan


informasi mengenai hasil penelitian atas permasalahan yang ditemukan.
Sedangkan menurut Arikunto (2010) evaluasi adalah sebuah proses menentukan
hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan

2. Prinsip Monitoring dan Evaluasi dalam PPM

Pelaksanaan pemantauan, Pengawasan dan evaluasi perlu didasarkan pada


kejujuran, motivasi dan keinginan yang kuat dari para pelaku. Kegiatan ini harus
dianggap sebagai alat yang penting untuk memperbaiki program. Prinsip-prinsip
dalam pelaksanaan  pemantauan, pengawasan dan evaluasi sebagai berikut:

a. Obyektif dan professional


Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi dilakukan secara profesional
berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian
secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan. Pelaku
program wajib melaporkan informasi seakurat mungkin . Informasi harus
diuji silang dengan sumber lain untuk menjamin keakurasiannya. Informasi yang
akurat dan berdasarkan fakta dari sumber terpercaya yang dapat membantu
untuk memperbaiki program.

93
Modul Pembelajaran

b. Transparan
Pemantauan, pengawasan dan evaluasi harus dilakukan di suatu lingkungan yang
mendorong kebebasan berbicara yang bertanggung jawab. Hasil pemantauan
dan evaluasi harus  diketahui oleh banyak orang terutama pihak-pihak yang
terlibat dalam proses ini. 

c. Partisipatif
Semua pelaku program, terutama masyarakat, fasilitator dan konsultan harus
bebas untuk berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi
serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program.

d. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi harus dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.

e. Berorientasi Solusi
Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi serta pembahasanan hasil-
hasilnya diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan
karena itu dapat dimanfaatkan sebagai pijakan untuk peningkatan kinerja.

f. Terintegrasi
Kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Konsultan
maupun fasilitator harus menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling
melengkapi. Selain itu, kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi oleh
konsultan maupun fasilitator juga harus terintegrasi dengan kegiatan
pemantauan dan pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Konsultan
maupun fasilitator tidak mungkin melakukan pengawasan dan pemantauan 
kegiatan di lapangan setiap saat sehingga peran masyarakat untuk memantau
dan mengawasi program menjadi penting. Tim pemantau/pengawas dari
masyarakat adalah mitra dan kepanjangan tangan konsultan dan fasilitator dalam
melakukan monitoring dan evaluasi program di tingkatan desa maupun
kecamatan.

g. Berbasis indikator kinerja


Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi dilakukan berdasarkan
kriteria atau indikator kinerja, baik indikator masukan, proses, keluaran, manfaat
maupun dampak program.

3. Langkah-langkah Monitoring dan Evaluasi dalam PPM

Ada beberapa langkah dalam merencanakan monitoring dan evaluasi yaitu:


a. Tahap perencanaan
1) Membuat perincian tujuan monitoring dan evaluasi
2) Menentukan batas-batas obyek atau hal-hal apa saja yang dimonitoring
dan dievaluasi
3) Seleksi indikator dan standar yang akan digunakan
4) Pilih sumber informasi, susun prosedur, metode dan alat pengumpulan
datanya
5) Tentukan anggaran, tenaga, dan waktu

94
Modul Pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data dan informasi
2) Tabulasi dan analisa data
3) Presentasi dan laporkan temuan
4) Ambil tindakan yang tepat dari hasil temuan (rekomendasi temuan)

c. Tahap Penilaian
Putuskan apakah monitoring dan evaluasi akan dilanjutkan atau tidak untuk
proses berikutnya.
Cara yang dapat ditempuh melalui:
a. Partisipatif, artinya melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan
berkepentingan secara proaktif
b. Akuntabel, artinya pelaksanaannya harus dapat dipertanggungjawabkan
secara internal dan eksternal
c. komprehensif, yaitu mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan
secara utuh kondisi dan situasi sasaran
d. Tepat waktu, yaitu pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan
momentum yang sedang terjadi
e. berkesinambungan, yaitu dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan
f. berbasis indikator keberhasilan
g. efektif dan efisien, artinya target harus dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai dengan yang
direncanakan.

Beberapa hal penting yang harus dipersiapkan untuk monitoring dan evaluasi
berupa:
a. Menentukan tim monitoring dan evaluasi yang mewakili stakeholder program
terutama target group dari program atau proyek.
b. Menentukan hal-hal apa saja untuk dimonitor dan evaluasi (kegiatan,
wilayah, dll).
c. Menentukan indikator untuk monitoring dan evaluasi. Lembaga harus
mengacu pada indikator dan alat ukur indikator yang telah ditetapkan pada
tahap perencanaan program
d. Membuat sistem pengumpulan data
e. Tabulasi data
f. Analisa data
g. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi.

4. Indikator PPM

Indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur keberhasilan PPM


mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
d. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya

95
Modul Pembelajaran

permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta


makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam
masyarakat.
e. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang
ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

D. LATIHAN

Jawablah Pertanyaan dibawah ini


1. Jelaskan pengertian evaluasi menurut kamus besar bahasa indonesia!
2. Apakah salah satu prinsip monitoring dan evaluasi PPM?
3. Hal apa saja yang diperlukan dalam monitoring dan evaluasi?

Jawaban Soal
1. Evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukkan pada orang
yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik
itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya.

2. Prinsip Monitoring
a. Obyektif dan professional
b. Transparan
c. Partisipatif
d. Akuntabel
e. Berorientasi Solusi
f. Terintegrasi
g. Berbasis indikator kinerja

3. Yang dipersiapkan adalah :


a. Menentukan tim monitoring dan evaluasi yang mewakili stakeholder
program terutama target group dari program atau proyek.
b. Menentukan hal-hal apa saja untuk dimonitor dan evaluasi (kegiatan,
wilayah, dll).
c. Menentukan indikator untuk monitoring dan evaluasi. Lembaga harus
mengacu pada indikator dan alat ukur indikator yang telah ditetapkan
pada tahap perencanaan program
d. Membuat sistem pengumpulan data
e. Tabulasi data
f. Analisa data
g. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi.

96
Modul Pembelajaran

E. RANGKUMAN

Monitoring (pemantauan) adalah suatu proses untuk mengetahui pelaksanaan


program yang sedang berjalan. Kegiatan monitoring dapat membantu
meningkatkan kualitas program dan mengidentifikasii masalah-masalah yang
harus diatasi guna mencapai tujuan program. Pada dasarnya monitoring
merupakan salah satu bentuk pemantauan terhadap proses pelaksanaan
program. Sehingga akan diketahui kelemahan dan keunggulan dalam proses
pelaksanaannya yang diperoleh didapatkan.

Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian dimana


penilaian itu ditujukkan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu
kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang
yang lebih rendah keahliannya. Prinsip Monitoring dan Evaluasi dalam PPM:
1. Obyektif dan professional
2. Transparan
3. Partisipatif
4. Akuntabel
5. Berorientasi Solusi
6. Terintegrasi
7. Berbasis indikator kinerja

Ada beberapa langkah dalam merencanakan monitoring dan evaluasi yaitu:


1. Tahap perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penilaian

Indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur keberhasilan PPM


mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
3. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
4. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya
permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta
makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam
masyarakat.
5. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang
ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

97
Modul Pembelajaran

F. TES FORMATIF

1. Suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukkan pada orang yang lebih
tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari
jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya, Disebut...
a. Monitoring
b. Evaluasi
c. Prinsip
d. Norma
e. Nilai
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia,
termasuk dalam...
a. Prinsip PPM
b. Langkah-langkah PPM
c. Indikator PPM
d. Pengertian PPM
e. Monitoring

3. Membuat perincian tujuan monitoring dan evaluasi termasuk tahap


monitoring dan evaluasi pada...
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Penilaian
c. Tahap Pelaksanaan
d. Tahap Pengaplikasian
e. Tahap Pengecekan

4. Suatu proses untuk mengetahui pelaksanaan program yang sedang


berjalan. Kegiatan monitoring dapat membantu meningkatkan kualitas
program dan mengidentifikasii masalah-masalah yang harus diatasi guna
mencapai tujuan program adalah pengertian dari...
a. Monitoring
b. Evaluasi
c. Indikator
d. Tahap
e. Penilaian

5. Semua pelaku program, terutama masyarakat, fasilitator dan konsultan


harus bebas untuk berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang
dihadapi serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program,
termasuk dalam prinsip...
a. Partisipatif
b. Akuntabel
c. Transparan
d. Kontributif
e. Disiplin

98
Modul Pembelajaran

G. DAFTAR PUSTAKA

Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan
Penelitian. Denpasar : Salemba Empat

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik ed.


Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

PERATURAN PEMERINTAH No. 39 Tahun 2006

http://pkbmku.blogspot.co.id/2009/05/monitoring-dan-evaluasi.html

http://upk-pnpmsurade.org/profile/37-penjelasan-07-pemant-pengawasn-
eval-a-pelap/320

99

Anda mungkin juga menyukai