Falsafah Pengembangan Masyarakat: A. Pendahuluan
Falsafah Pengembangan Masyarakat: A. Pendahuluan
Falsafah Pengembangan Masyarakat: A. Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran 1
A. PENDAHULUAN
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1
Modul Pembelajaran
2
Modul Pembelajaran
3
Modul Pembelajaran
b. Tujuan
1) Menimbulkan percaya kepada diri sendiri
2) Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja
3) Meningkatkan dinamika untuk membangun
4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4
Modul Pembelajaran
2006). Maka dari itu, ketika manusia diberikan intervensi dan diberdayakan maka
besar kemungkinannya akan dapat berubah, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mau menjadi mau, dan dari tidak mampu menjadi mampu.
Secara umum, beberapa bidang yang harus dikuasai dalam pengembangan
masyarakat agar tujuan dapat tercapai adalah:
a. Engagement (dengan beragam individu, kelompok, dan organisasi).
b. Assessment (termasuk need assessment atau jajak kebutuhan dan profil
wilayah).
c. Penelitian (termasuk penelitian aksi-partisipatif dengan masyarakat).
d. Groupwork (termasuk bekerja dengan kelompok pemecah masalah maupun
kelompok-kelompok kepentingan).
e. Negosiasi (termasuk bernegosiasi secara konstruktif dalam situasi-situasi
konflik).
f. Komunikasi (dengan berbagai pihak dan lembaga).
g. Konseling (termasuk bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat
dengan beragam latar kebudayaan).
h. Manajemen sumber (termasuk manajemen waktu dan aplikasi-aplikasi untuk
memperoleh bantuan).
i. Pencatatan dan pelaporan
j. Monitoring dan evaluasi.
5
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
Jawaban Soal
6
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
7
Modul Pembelajaran
F. TES FORMATIF
1. Sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga,
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan
merupakan arti masyarakat dalam konsep ....
a. Tempat Bersama
b. Kepentingan bersama
c. Konsep masyarakat
d. Konsep adat istiadat
2. Pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia yg tujuannya
adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat adalah usaha untuk
membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu
menumbuhkan kemampuan berorganisasi, berkomunikasi, dan menguasai
lingkungan fisiknya merupakan pengertian pengembangan masyarakat
menurut .....
a. Aristoteles
b. Bhattacarya
c. Yayasan Indonesia
d. Adam Malik
3. Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena itu
diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya
bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup merupakan cara
pengembangan masyarakat.....
a. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
b. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
c. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
d. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan
4. Apa yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, bukan apa yang dituliskan
dalam angka atau teori. Dalam hal ini, ketika ditemukan data dalam bentuk
angka tentang keadaan suatu masyarakat atau sebuah teori maka harus
dikompromikan atau dicocokkan dengan kondisi riil masyarakat karena sering
kali yang terjadi adalah Theory is not a reality merupakan ....
a. Hakikat
b. Tujuan
c. Pengertian
d. Prinsip
5. Hal dibawah ini yang merupakan tujuan dari pengembangan masyarakat,
kecuali...
8
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-masyarakat-
community-development/ [Dikutip tgl 12 Oktober 2016]
9
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 2
P E N G E M B A N G A N MA S Y A R A K A T S E B A G A I
P R O S E S P E R U B A H A N S OS I A L
A. PENDAHULUAN
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun,
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya, yang sering berjalan
konstan.Perubahan memang terikat oleh waktu dan tempat.Akan tetapi, karena
sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi
keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur
masyarakat yang terkena perubahan.
10
Modul Pembelajaran
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
11
Modul Pembelajaran
e. Robert H. Leuser
Robert mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam segi
fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat
individu orang-perorangan sampai tingkat dunia.
f. Kingsley Davis
Davis mengartikan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
g. Robert Mac Iver
Dalam bukunya “A Textbook of Society” ia mengatakan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan-hubungan sosial (social
relationship) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
h. William F. Ogburn
William menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik material atau non material.
Persoalan lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa setiap masyarakat
memiliki sifat dinamis yang tidak sama, karena masing-masing memiliki
perbedaan kondisi dan sifat internal maupun eksternal. Setiap masyarakat
memiliki ciri-ciri kekal (permanen) yang dalam hubungannya dengan upaya
pemberdayaan bisa membantu dalam mencermati sifat positif atau negative bagi
upaya untuk mengembangkan kehidupannya.Ciri-ciri tersebut harus ditemukan
(diidentifikasi) keberadaan dan fungsinya di masyarakat. Beberapa di antaranya
dapat ditemukan dalam ikatan nilai dasar (rootedness), kohesi sosial, kapital
sosial dan individu, serta rasa memiliki warga masyarakat
12
Modul Pembelajaran
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan masyarakat adalah bahwa
proses tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses bejalan dengan baik,
diperlukan langkah yang natural untuk memulainya, dan untuk mendorong
proses tersebut menyelaraskan dengan langkah tersebut. Maka dari itu langkah
proses dari pengembangan masyarakat ialah bahwa proses merupakan milik
masyarakat, bukan milik pekerja sosial. Dengan demikian, proses harus berjalan
sesuai dengan langkah masyarakat yang tidak mungkin menjadi langkah yang
diinginkan oleh pekerja masyarakat. Hal ini merupakan hasil yang alamiah dari
gagasan penegmbangan organik, dimana pendekatan organis untuk melihat
perubahan terjadi pada beberapa dimensi, melalui proses pengembangan yang
bertahap bukan perubahan radikal yang dipaksakan.
13
Modul Pembelajaran
14
Modul Pembelajaran
KETIDAKTAHUAN
SOSIAL &
EKONOMI KETIDAKMAMPUA
RENDAH N
PRODUKTIVITAS
RENDAH
15
Modul Pembelajaran
16
Modul Pembelajaran
17
Modul Pembelajaran
Kedua, melakukan analisis situasi sosial atau social analysis, yaitu melakukan
kajian terhadap berbagai hambatan dan potensi, baik fisik maupun non-fisik yang
mempengaruhi atas hidupnya masyarakat, dan kemudian menempatkan hasil
analisis kebutuhan tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang dimaksud.
Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyrakat itu
sendiri.Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa partisipasi penuh. Proses
pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak dapat
ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen pemerintah.
Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang
dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri.
Setiap masyarakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial,
ekonomi, politik dan budaya.Segala sesuatu yangberjalan dalam satu
masyarakat, tidak akan mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena
perbedaan karakteristik tersebut. Atau melakukan penerapan kegiatan dan
caraintervensi yang sama. Proses dalam pengembangan masyarakat membuat
frustasi partisipannya.
18
Modul Pembelajaran
9. Terminasi Perubahan
Terminasi merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu relasi
perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau karena
masyarakat sudah mandiri untuk dapat terus mengembangkan kegiatan. Dalam
proses pengembangan masyarakat, terminasi yang diharapkan adalah siapnya
masyarakat untuk mandiri, sehingga tidak lagi diperlukan community worker di
daerah tersebut.. Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak jarang terminasi terjadi
karena adanya keterbatasan waktu dari community worker ataupun keterbatasan
dana dari lembaga yang memberi bantuan dan bukan karena masyarakat sudah
mandiri. (Ramli A Rahman, 2000)
Tahap-tahap tersebut dalam pelaksanaan sebenarnya bukanlah merupakan
penjenjangan yang ketat, dalam arti setiap tahap harus diselesaikan dahulu
sebelum memasuki tahap selanjutnya. Tetapi pelaksanaan tahap-tahap tersebut
berbentuk spiral, misalnya saja pada tahap pertama ketika community
development worker mencoba membentuk relasi perubahan, mungkin ia sudah
pula mencari data untuk melakukan prediksi program
D. LATIHAN
Jawaban Soal
19
Modul Pembelajaran
3. Terminasi Perubahan
Terminasi merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu
relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau
karena masyarakat sudah mandiri untuk dapat terus mengembangkan
kegiatan
20
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
Pengembangan masyarakat dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti luas
berarti perubahan sosial berencana, dimana sasaran pengembangan masyarakat
adlaha perbaiakan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi bahakan politik
dan sosial. Sedangkan dalam arti sempit, berarti perubahan sosiala berencana di
lokalitas tertentu,sepoerti kampung, desa, kota kecil atau kota besar. Pengertina
dalam arti sempit ini dikaitkan dengan berbagsi proyek atau program yang
langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan
kepentingan lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang mampu
dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
F. TES FORMATIF
1. Suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat tersebut. Berikut ini merupakan pengertian perubahan
sosial menurut ....
a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin
b. Max Weber
c. W. Kornblum
d. Selo Soemardjan
e. Robert H. Leuser
2. Ada berapa peranan pengembangan masyarakat sebagai proses
perubahan ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
21
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/
(3)%20soca-roosgandha-tk%20dlm%20proses
%20modernisasi(1).pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_masyarakat
https://luluhatta.wordpress.com/2014/10/13/pengembangan-
masyarakat-community-development/
22
Modul Pembelajaran
23
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 3
A. PENDAHULUAN
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
24
Modul Pembelajaran
25
Modul Pembelajaran
Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu sebagai proses dan sebagai hasil. Sebagai hasil, pemberdayaan
masyarakat adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik
yang dialami oleh individu dan masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam
waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun
(Raeburn,1993).
Sebagai suatu proses, Jackson (1989), Labonte (1994), dan Rissel (1994)
mengatakan, pemberdayaan melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu:
a. Pemberdayaan personal.
b. Pengembangan kelompok kecil.
c. Pengorganisasian masyarakat.
d. Kemitraan.
e. Aksi sosial dan politik.
Dengan demikian,pemberdayaan masyarakat mempunyai spektrum yang cukup
luas,meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan (level of objects), kegiatan
internal masyarakat/komunitas maupun eksternal berbentuk kemitraan
(partnership) dan jejaring (networking) serta dukungan dari atas berbentuk
kebijakan politik yang mendukung kelestarian pemberdayaan. Untuk itu maka
pemberdayaan masyarakat dapat dilakasanakan dengan mengikuti langkah-
langkah:
1) Merancang keseluruhan program KIA, termaksud didalamnya kerangka
waktu kegiatan dalam KIA,ukuran program KIA,serta memberikan perhatian
kepada kelompok masyarakat yang terpinggirkan yang termasuk dalam
26
Modul Pembelajaran
27
Modul Pembelajaran
28
Modul Pembelajaran
29
Modul Pembelajaran
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa
serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk
menunjukkan desa-desa mana yang masih ketinggalan. Pemantauan secara
lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari
para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
30
Modul Pembelajaran
d. Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota.
Dalam implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara
lain sebagai berikut :
1) Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34
kabupaten dan telah mencakup 12.366 sekolah.
2) Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
dilaksanakan pada 96 kabupaten.
3) Dana sehat pola pondok pesantren, dilaksanakan pada 39
kabupaten/kota.
31
Modul Pembelajaran
4) Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari
23 kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
5) Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dilaksanakan pada 11 kabupaten/kota.
6) Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir
angkutan kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota
32
Modul Pembelajaran
aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya
dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.
33
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
Jawaban Soal
7. Permberdayaan dimasyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
34
Modul Pembelajaran
d. Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran
serta meningkatkan status gizi kesehatan (Notoadmojdo, 2007).
Contohnya : jumlah angka kesakitan dan kematian didaerah tersebut
menurun.
9. Sebutkan 5 kegiatan pemberdayaan pada individu, keluarga Dan
masyarakat dalam pelayanan KIA dan reproduksi wanita!
a. Posyandu
b. Polindes
c. POD
d. Lembaga Swadaya Masyarakat
e. Dana Sosial
10. Apakah yang dimaksud Posyandu?
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.
E. RANGKUMAN
Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu sebagai proses dan sebagai hasil.
F. TES FORMATIF
35
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
36
Modul Pembelajaran
37
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 4
K O N S E P P E N G O R G A N I S A S I A N M A S YA R A K A T
A. PENDAHULUAN
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
38
Modul Pembelajaran
Menurut Effendi (1998) dalam definisi tersebut ada 3 aspek penting yang
terkandung didalamnya yaitu :
a. Proses
Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyarakat
itu sendiri sebagai bagian dari sistem. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari
luar, dan tidak dapat ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau
departemen pemerintah.
Setiap masyarakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial,
ekonomi, politik dan budaya. Segala sesuatu yang berjalan dalam satu
39
Modul Pembelajaran
masyarakat, tidak akan mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena
perbedaan karakteristik tersebut. Atau melakukan penerapan kegiatan dan cara
intervensi yang sama. Proses dalam pengembangan masyarakat membuat
frustasi partisipannya.
Terkadang individu atau masyarakat itu menjalani proses itu sendiri karena:
1) Terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak.
2) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaa. Kesukarelaan timbul
karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif
atau prakarsa untuk mengatasinya.
3) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kelompok atau masyarakat.
4) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya
ditemukan pada segelintir orang yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
b. Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai :
c. Memfungsikan Masyarakat
Langkah-langkah memfungsikan masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2) Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat.
3) Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk
mensukseskan rencana tersebut.
1. Locality Development
Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri.
Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu
diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan
individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat
komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik
(guru).
2. Social Planning
Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan
birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta/data yang dikumpulkan,
40
Modul Pembelajaran
3. Social Action
Model ini lebih fokus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah
komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan
menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan fokus utamanya
mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis,
penggerak dan negosiator.
1) Persiapan social
41
Modul Pembelajaran
1) Beratnya Masalah
Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah seberapa jauh masalah
tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2) Mudahnya Mengatasi
Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi
masalah tersebut.
3) Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan
sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat.
4) Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang
banyak balitanya.
42
Modul Pembelajaran
c) Ruang Lingkup
Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan keterpaduan baik
lintas program maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program
kesehatan memerlukan dukungan lintas sektor terkait.
Oleh karenanya, Puskesmas harus melakukan kerjasama dengan lintas
sektor agar diperoleh dukungan dalam pelaksanaan berbagai
kegiatannya. Salah satu bentuk upaya penggalangan dan pemantauan
berbagai kegiatan ini adalah melalui pertemuan, dalam hal ini adalah
melalui Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini
meliputi dua hal pokok, yaitu
(1) Lintas Program Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapai
seta tersusunnya rencana kerja baru.
(2) Pertemuan yang bertujuan untuk: Meningkatkan kerjsama antar
petugas intern Puskesmas, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan
Desa
Adalah pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri
dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari
Survei Mawas Diri (Depkes RI, 2007). Tujuan dari MMD adalah sebagai berikut:
a) Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
b) Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
43
Modul Pembelajaran
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai
berikut:
a) Musyawarah Masyarakat Desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa,
petugas puskesmas, dan sektor terkait kecamatan (seksi pemerintahan dan
pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dll).
b) Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan di balai desa atau tempat
pertemuan lain yang ada di desa.
c) Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan segera setelah SMD
dilaksanakan.
a. Cara pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:
d) Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh
kepala desa.
e) Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah
pendapat dengan mempergunakan alat peraga, poster, dll dengan dipimpin
oleh ibu desa.
f) Penyajian hasil SMD.
g) Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar
pengenalan masalah dan hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi teknis
dari petugas kesehatan di desa atau perawat komunitas.
h) Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin
oleh kepala desa.
i) Penutup.
4) Rembuk Desa
Rembuk desa : warga desa yang memiliki hak suara secara langsung dimintai
pendapatnya mengenai sesuatu yang penting menyangkut kepentingan desanya,
dalam suatu musyawarah atau rapat desa yang dise-lenggarakan di balai desa
atau lapangan desa
a) Pelaksanaan
44
Modul Pembelajaran
b) Evaluasi
c) Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Perluasan Kuantitatif
Yaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik
pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
b. Perluasan Kualitatif
Yaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan
yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari
masyarakat yang dilayani.
d) Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Prinsip pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala
hirarkis, kesatuan perintah, pelimpahan wewenang, pertanggungjawaban,
pembagian kerja, rentang pengawasan, fungsional, pengelompokan tugas,
keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.
45
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
Jawaban Soal
46
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
F. TES FORMATIF
47
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
http://documents.tips/documents/musyawarah-masyarakat-desa.html (diunduh
tanggal 13 Oktober 2016)
http://dokumen.tips/documents/pengertian-lokakarya-mini-puskesmas.html
(diunduh tanggal 13 Oktober 2016)
https://glosarid.com/index.php/term/pengetahuan,rembug+desa-adalah.xhtml
(diunduh tanggal 13 Oktober 2016)
48
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 5
K O N S E P M O B I L I S A S I , P A R T I S I P A S I DA N
K A D E R I S A S I D A L A M P E N G O R G A NI S A S I A N D A N
P E N G E M B A N G A N MA S Y A R A K A T
A. PENDAHULUAN
49
Modul Pembelajaran
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
a. Mobilisasi
Dalam hal seluruh atau sebagian wilayah negara dalam keadaan bahaya,
Presiden dapat menyatakan mobilisasi. Mobilisasi dikenakan terhadap warga
negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana prasarana
nasional yang dimiliki negara, swasta, dan perseorangan termasuk personel yang
mengawakinya.
50
Modul Pembelajaran
a) Tingkat Mobilisasi
b. Partisipasi
51
Modul Pembelajaran
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala
demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam
pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai
dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi
baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan
kebijaksanaan.Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasiadalah suatuketerlibatan mental dan emosi serta
fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan
dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan
dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Ada menurut beberapa ahli
mengenai definisi partisipasi, yaitu :
52
Modul Pembelajaran
b. Prinsip-prinsip partisipasi
Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang
disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique
Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:
1) Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
2) Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya
setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta
mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam
53
Modul Pembelajaran
54
Modul Pembelajaran
Kader desa adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa berkewajiban
untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat
dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan
tugas – tugas kemanusiaan.
Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat
yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan
melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa
akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma – norma baru yang
sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi – segi positif
yang ada pada norma – norma tradisional masyarakat mereka.
Kader kesehatan adalah warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang
langsung dipilih oleh dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam
pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga sebai
55
Modul Pembelajaran
Karena peran dan fungsi kader sangat berarti bagi tujuan pelaksanaan program,
terlebih pada aspek pemberdayaan masyarakat maka terdapat beberapa teknik
untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain :
1. Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan
2. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,
3. Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran
kader desa.
4. Apresiasi atas tindakan yang telah dilaksanakan
5. Tidak untuk diperintah tapi tapi penyadaran untuk pengembangan diri
6. Tidak dianjurkan untuk meraih nilai tapi penciptaan kesadaran untuk
kepentingan bersama
7. Berikan motivasi untuk berfikir, bertindak kreatif dengan tidak meninggalkan
landasan pokok.
8. Mengajak mereka untuk memberikan solusi dalam setiap menghadapi
masalah dan hindari prespektif yang hanya dapat menyalahkan seseorang.
9. Pendekatan hubungan familiar memudahkan utuk saling berkomunikasi.
56
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
13. Kader desa adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa
berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina
57
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial
yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri
(sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa
ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan
swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan
dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.
58
Modul Pembelajaran
dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir
selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
F. TES FORMATIF
1. Tindakan pengerahan dan penggunaan secara serentak sumber daya nasional serta
sarana dan prasarana nasional yang telah dibina dan dipersiapkan sebagai komponen
kekuatan pertahanankeamanan negara untuk digunakan secara tepat, terpadu, dan
terarah bagi penanggulangan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam
negeri adalah pengertian dari ...
a. Mobilisasi
b. Partisipasi
c. Kaderisasi
d. Mobilitator
2. Suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau
mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan, merupakan bentuk penjabaran dalam ....
a. Partisipasi internal
b. Partisipasi eksternal
c. Partisipasi vertikal
d. Partisipasi horizontal
59
Modul Pembelajaran
5. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk kedalam beberapa teknik untuk
mengoptimalkan potensi kader desa ....
a. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan,
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader
desa.
c. Dianjurkan untuk meraih nilai dan penciptaan kesadaran untuk
kepentingan bersama
d. Berikan motivasi untuk berfikir, bertindak kreatif dengan tidak meninggalkan
landasan pokok.
G. DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
60
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 6
A. PENDAHULUAN
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di
tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih
memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap
memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan
memandikan bayi.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan
tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan
bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun
merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan
(bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
61
Modul Pembelajaran
b. Batasan
1) Kader kesehatan
Direktorat Bina Serta Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(1992) memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat setempat
yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela,
kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan dan mengelola
kegiatan Keluarga Berencana di desa.
2) Dukun bayi
Sasaran pembinaan terhadap semua dukun bayi yang ada di wilayah kerja
puskesmas dalam unit wilayah pembinaan desa, baik yang sudah terlatih
maupun belum terlatih. Wadah pelaksanaan pembinaan dukun bayi adalah
posyandu, dan Paguyuban Dukun Bayi (PDB), dilaksanakan di puskesmas
atau sub-puskesmas atau tempat lain yang disepakati, terutama oleh bidan.
62
Modul Pembelajaran
Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat
bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa
perinatal sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam
pengambilan keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan
atau persalinan, sehinngga angka kematian masih tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, yaitu untuk meningkatkan status dukun
dalam pengambilan keputusan, maka di lakukan upaya pelatihan dukun bayi agar
mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan di
terima oleh anggota masyarakat.
Beberapa program pelatihan dukun bayi memperbesar peran dukun bayi dalam
program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi
dan kesehatan anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti
memberikan saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman,
serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga
angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini mungkin.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam
deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
1) Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
2) Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertaikejang
3) Demam tinggi
4) Keluar air ketuban sebeleum waktunya
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6) Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan keluarga
tentang timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam kehamilanAdanya
tanda-tanda bahayamengharuskan ibu, suami atau keluarga untuk
segeramembawah ibu kepelayanan kesehatan atau memanggil bidan.
63
Modul Pembelajaran
b. Fase II : Pelatihan
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assessment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan
kesehatan ibu
4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan
dukun yang bersangkutan, terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat - alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta
pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko tinggi
pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.
64
Modul Pembelajaran
65
Modul Pembelajaran
66
Modul Pembelajaran
1) Bisa menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai dan dapat
memberikan pelayanan dan pemantauan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan
berlangsung.
2) Dapat melakukan pertolongan persalinan yang aman.
3) Bidan melakukan pengeluaran plasenta dengan peregangan tali pusat
dengan benar
4) Bidan mengenali secara tepat tanda – tanda gawat janin dan tanda
bahaya dalam persalinan sehingga dapat melakukan rujukan secara
tepat.
5) Mengenali tanda bahaya pada kehamilanpersalinannifas dan
rujukannya
6) Pengenalan dini tetanus neonatorum BBL dan rujukanya
67
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
68
Modul Pembelajaran
Jawaban Pertanyaan :
1. Direktorat Bina Serta Masyarakat Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (1992) memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja
secara sukarela, kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan
dan mengelola kegiatan Keluarga Berencana di desa.
2. Sasaran pembinaan terhadap semua dukun bayi yang ada di wilayah
kerja puskesmas dalam unit wilayah pembinaan desa, baik yang sudah
terlatih maupun belum terlatih. Wadah pelaksanaan pembinaan dukun
bayi adalah posyandu, dan Paguyuban Dukun Bayi (PDB), dilaksanakan di
puskesmas atau sub-puskesmas atau tempat lain yang disepakati,
terutama oleh bidan.
69
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
Menurut WHO (1995), kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita
yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan
secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun
temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan
ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.
Batasan kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela, kader secara sukarela bersedia
berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan Keluarga Berencana di desa.
Strategi perencanaan pemberdayaan kader kesehatan dan dukun bayi. Setelah
kader posyandu terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka dapat selalu
eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh
bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu.
Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin
tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
a. Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana
semua kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan
bisa juga diberikan rewards.
b. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes
untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang
diberikan setiap tahun
c. Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan
atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah
yang dihadapinya.
d. Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu
atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya
menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan
kader.
70
Modul Pembelajaran
F. TES FORMATIF
71
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
72
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 7
KONSEP POSKESDES
A. PENDAHULUAN
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
73
Modul Pembelajaran
1. Pengertian Poskesdes
2. Tujuan Poskesdes
74
Modul Pembelajaran
a. Meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan terutama bidan.
b. Kegiatan didasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan melalui
musyawarah mufakat, berupa :
1) Pengamatan dan kewaspadaan dini
2) Penanganan kegawatdaruratan kesehatan
3) Kesiap siagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
4) Promosi kesehatan
5) Sebagai bentuk pertanggung jawaban, kegiatan di Poskesdes didukung
dengan “Pencatatan & Pelaporan“.
a. Kegiatan
75
Modul Pembelajaran
b. Fungsi Poskesdes
Begitu banyak fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan antara
lain adalah :
1) Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2) Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
3) Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan
4) Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
76
Modul Pembelajaran
d. Manfaat Poskesdes
Begitu banyak manfaat dari adanya poskesdes, bukan hanya untuk perorangan
tapi juga untuk masyarakat luas antara lain adalah :
1) Bagi masyarakat
a) Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat
dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada
b) Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat
2) Bagi puskesmas
a) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan
sumber data secara efektif dan efisien
b) Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama
3) Bagi sektor lain
a) Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan
b) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan
efisien.
6. Pembiayaan Poskesdes
Pembiayaan poskesdes sebaiknya merupakan swadaya masyarakat desa
setempat. Pembentukan Poskesdes didahulukan pada desa yang tidak
memiliki rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), dan bukan
ibu kota kecamatan atau ibu kota kabupaten. Poskesdes diharapkan sebagai
pusat pengembangan dan koordinator berbagai UKBM yang dibutuhkan
masyarakat desa, misalnya pos pelayanan terpadu (posyandu) dan warung
obat desa (WOD).
77
Modul Pembelajaran
a. Input
b. Jumlah kader
c. Jumlah tenaga kesehatan
d. Tersedianya sarana (alat dan obat)
e. Tersedianya tempat pelayanan
f. Tersedianya dana operasional Poskesdes
g. Tersedianya data/catatan (imunisasi&kematian)
D. LATIHAN
Jawaban soal :
1. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
78
Modul Pembelajaran
79
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
80
Modul Pembelajaran
F. TES FORMATIF
3. Teknis non medis oleh Pemerintah Desa dan lintas sektor di tingkat
kecamatan. Peran Puskesmas, kecuali...
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan & evaluasi
b. Melaksanakan advokasi kpd pejabat & kelompok potensial potensial
c. Menggalang informasi ksehatan dr hasil pelaporan
d. Melakukan persiapan eksternal kegiatan advokasi kepada para
penentu kebijakan
e. Melakukan fasilitasi yankes apabila diperlukan Peningkatan Peningkatan
Peningkatan program pelayanan & kualitas pelayanan
81
Modul Pembelajaran
82
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
http://www.murahhati.co.vu/2012/05/poskesdes-pos-kesehatan-desa.html
http://dokumen.tips/documents/poskesdes.html
https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/program-desa-
siaga-poskesdes/langkah-langkah-pengembangan-desa-dan-kelurahan-
siaga-aktif/
http://slideplayer.info/slide/4872508/
http://apotekputer.com/ma/index.php?
option=com_content&task=view&id=152&Itemid=1
83
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 8
A. PENDAHULUAN
Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang pengertian
pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para ilmuwan yang
memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat. Robinson (1994)
menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu
pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan
mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi
”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
84
Modul Pembelajaran
85
Modul Pembelajaran
86
Modul Pembelajaran
87
Modul Pembelajaran
88
Modul Pembelajaran
89
Modul Pembelajaran
D. D. LATIHAN
Jawaban Soal
1. Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah bentuk partisipasi untuk
membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental maupun fisik.
E. RANGKUMAN
90
Modul Pembelajaran
F. TES FORMATIF
G. DAFTAR PUSTAKA
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-
pengertian.html
https://www.academia.edu/10232100/
MODUL_I_DAN_II_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT_PENGERTIAN2
_DAN_KONSEP_PEMBANGUNAN
http://bpm.malangkab.go.id/index.php?kode=15
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-pemberdayaan
masyarakat-dan-contohnya/
http://www.bintan-s.web.id/2010/12/prinsip-prinsip-pemberdayaa
masyarakat.html
91
Modul Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 9
M O N I T O R I N G D A N E V A L U A S I DA L A M P R O G R A M
P E M B E R D A Y A A N MA S Y A R A K A T
A. PENDAHULUAN
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian terpenting dalam suatu siklus
pengelolaan program. seperti planning, actuating, dan organizing. Tujuan monev
adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana
yang telah ditetapkan dalam perencaan program dengan hasil yang dicapai
melalui kegiatan dan/atau program secara berkala.. Apabila dalam pelaksanaan
Monev ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapat
dilakukan bimbingan, saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya
secara berkala kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
92
Modul Pembelajaran
b. Evaluasi
93
Modul Pembelajaran
b. Transparan
Pemantauan, pengawasan dan evaluasi harus dilakukan di suatu lingkungan yang
mendorong kebebasan berbicara yang bertanggung jawab. Hasil pemantauan
dan evaluasi harus diketahui oleh banyak orang terutama pihak-pihak yang
terlibat dalam proses ini.
c. Partisipatif
Semua pelaku program, terutama masyarakat, fasilitator dan konsultan harus
bebas untuk berpartisipasi dan melaporkan berbagai masalah yang dihadapi
serta memberikan kontribusinya untuk perbaikan program.
d. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi harus dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
e. Berorientasi Solusi
Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi serta pembahasanan hasil-
hasilnya diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan
karena itu dapat dimanfaatkan sebagai pijakan untuk peningkatan kinerja.
f. Terintegrasi
Kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Konsultan
maupun fasilitator harus menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling
melengkapi. Selain itu, kegiatan pemantauan, pengawasan dan evaluasi oleh
konsultan maupun fasilitator juga harus terintegrasi dengan kegiatan
pemantauan dan pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Konsultan
maupun fasilitator tidak mungkin melakukan pengawasan dan pemantauan
kegiatan di lapangan setiap saat sehingga peran masyarakat untuk memantau
dan mengawasi program menjadi penting. Tim pemantau/pengawas dari
masyarakat adalah mitra dan kepanjangan tangan konsultan dan fasilitator dalam
melakukan monitoring dan evaluasi program di tingkatan desa maupun
kecamatan.
94
Modul Pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data dan informasi
2) Tabulasi dan analisa data
3) Presentasi dan laporkan temuan
4) Ambil tindakan yang tepat dari hasil temuan (rekomendasi temuan)
c. Tahap Penilaian
Putuskan apakah monitoring dan evaluasi akan dilanjutkan atau tidak untuk
proses berikutnya.
Cara yang dapat ditempuh melalui:
a. Partisipatif, artinya melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan
berkepentingan secara proaktif
b. Akuntabel, artinya pelaksanaannya harus dapat dipertanggungjawabkan
secara internal dan eksternal
c. komprehensif, yaitu mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan
secara utuh kondisi dan situasi sasaran
d. Tepat waktu, yaitu pelaksanaannya harus dilakukan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan
momentum yang sedang terjadi
e. berkesinambungan, yaitu dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan
f. berbasis indikator keberhasilan
g. efektif dan efisien, artinya target harus dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai dengan yang
direncanakan.
Beberapa hal penting yang harus dipersiapkan untuk monitoring dan evaluasi
berupa:
a. Menentukan tim monitoring dan evaluasi yang mewakili stakeholder program
terutama target group dari program atau proyek.
b. Menentukan hal-hal apa saja untuk dimonitor dan evaluasi (kegiatan,
wilayah, dll).
c. Menentukan indikator untuk monitoring dan evaluasi. Lembaga harus
mengacu pada indikator dan alat ukur indikator yang telah ditetapkan pada
tahap perencanaan program
d. Membuat sistem pengumpulan data
e. Tabulasi data
f. Analisa data
g. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi.
4. Indikator PPM
95
Modul Pembelajaran
D. LATIHAN
Jawaban Soal
1. Evaluasi adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukkan pada orang
yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik
itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya.
2. Prinsip Monitoring
a. Obyektif dan professional
b. Transparan
c. Partisipatif
d. Akuntabel
e. Berorientasi Solusi
f. Terintegrasi
g. Berbasis indikator kinerja
96
Modul Pembelajaran
E. RANGKUMAN
97
Modul Pembelajaran
F. TES FORMATIF
1. Suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukkan pada orang yang lebih
tinggi atau yang lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari
jabatan strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya, Disebut...
a. Monitoring
b. Evaluasi
c. Prinsip
d. Norma
e. Nilai
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia,
termasuk dalam...
a. Prinsip PPM
b. Langkah-langkah PPM
c. Indikator PPM
d. Pengertian PPM
e. Monitoring
98
Modul Pembelajaran
G. DAFTAR PUSTAKA
Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan
Penelitian. Denpasar : Salemba Empat
http://pkbmku.blogspot.co.id/2009/05/monitoring-dan-evaluasi.html
http://upk-pnpmsurade.org/profile/37-penjelasan-07-pemant-pengawasn-
eval-a-pelap/320
99