Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Klasifikasi Cabai Paprika (Capsicum annuum L. Var Grossum)

Sejarah Tanaman Cabai Merah Tanaman cabai berasal dari dunia tropika dan

subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus

menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan

dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000

tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh dunia

termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh pedagang

Spanyol dan Portugis (Dermawan, 2010). Cabai merupakan tanaman perdu dari

famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal

dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua

Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.

Paprika (Capsicum annum L. var Grossum) adalah sejenis cabai yang berasa

manis sedikit pedas. Paprika berasal dari keluarga terong-terongan (Solanaceae).

Tanaman ini termasuk tanaman semusim atau tanaman brumur pendek. Tanaman

paprika tumbuh sebagai tanaman perdu atau semak dengan ketinggian mencapai 4

m. Paprika ini sering digunakan sebagai bumbu masakan atau bahan sayuran.

Berbeda dengan cabai biasa, biji paprika biasanya tidak dimakan (Nurcahya,

2013).

5
Klasifikasi paprika adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanoles

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum

Varietas : Grossum

Gambar 1 Cabai paprika

(Dokumen Pribadi)

Dibandingkan dengan cabai lain, paprika termasuk istimewa karena

mengandung gizi yang sangat tinggi terutama vitamin C. Kandungan vitamin C

pada paprika jauh lebih tinggi daripada jeruk yang selama ini dikenal sebagi

sumber vitamin C (Nurcahya, 2013).

6
2. Morfologi Cabai Paprika (Capsicum annuum L. Var Grossum)

Secara morfologi, bagian penting tanaman cabai paprika yaitu :

a. Batang

Tanaman cabai paprika memiliki batang yang keras dan berkayu,

berbentuk bulat, halus, berwarna hijau gelap, dan memiliki percabangan yang

beruas-ruas setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas. Percabangan pad tanaman

paprika lebih rimbun dibandingkan percabangan pada cabai rawit atau cabai

jenis lain.

b. Daun

Daun cabai paprika berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi

daun rata (tidak bergerigi/berlekuk). Daun merupakan daun tunggal dan

memiliki tulang daun menyirip. Daun memiliki tangkai tunggal yang melekat

pada batang atau cabang. Daun tanaman cabai paprika memiliki ukuran yang

lebih besar dibandingkan daun tanaman cabai rawit.

Gambar 2 Tanaman Paprika

7
c. Bunga

Bunga cabai paprika merupakan bunga tunggal dan berbentuk bintang,

dengan mahkota bunga berwarna putih. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak

daun. Penyerbukan bunga terjadi melalui penyerbukan sendiri namun dapat

juga terjadi penyerbukan silang dengan silang, dengan tingkat keberhasilan

56 %.

d. Buah

Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Buah cabai paprika memiliki

keanekaragaman bentuk, warna, ukuran, dan rasa. Pada umumnya, buah cabai

paprika berbentuk seperti tomat tetapi lebih bulat dan pendek atau berbentuk

seperti bel dengan permukaan bergelombang. Buah paprika bergelombang

pada bagian dalamnnya. Ukuran buah bervariasi, ada yang ukuran panjang,

atau pendek. Buah berdaging tebal, agak manis dan tidak pedas walaupun

memiliki aroma pedas.

e. Biji

Biji cabai paprika terdapat dalam jumlah yang sedikit, berbentuk bulat,

pipih, dan berwarna putih kekuningan. Ukuran biji cabai paprika lebih besar

dibandingkan dengan biji cabai rawit. Biji-biji ini dapat digunakan sebagai

bibit dalam perbanyakan tanaman.

f. Akar

Tanaman cabai paprika memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke

pusat bumi dan serabut akar yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran

8
tanaman tidak di dalam, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada

tanah yang gembur, porous, dan subur (Nurcahya, 2013).

3. Manfaat Cabai Paprika

Banyak manfaat yang terdapat pada cabai paprika, paprika mempunyai efek

melindungi mata dari timbulnya katarak. Hal ini mungkin disebabkan karena

adanya kandungan vitamin C, betakaroten, dan zat aktif lainnya yang bersifat

antioksidan. Kandungan capsaisin, flanovoid, dan vitamin C dapat meningkatkan

aliran darah, mencegah pembentukan thrombus, mengurangi resiko serangan

jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer (PAD).

Paprika juga bermanfaat untuk mengatasi kadar kolesterol yang tinggi,

membantu metabolisasi alkohol, peluruh dahak (ekspektoran) untuk meringankan

bronchitis dan emphysema, merangsang keluarnya endorfin sehingga dapat

meredakan nyeri dan menimbulkan persaan sehat. Paprika juga bermanfaat

mencegah penyakit jantung koroner (PJK), mencegah keriput, nyeri otot, dan

rematik (Nurcahya, 2013).

4. Vitamin C

a. Karakteristik Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning tidak

berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair suhu 190-192ºC dan

merupakan suatu asam organik. Rumus molekul vitamin C adalah (C 6H8O6) berat

molekulnya adalah 176,13. Vitamin C mempunyai dua bentuk molekul aktif

yaitu bentuk tereduksi (asam askorbat) dan bentuk teroksidasi (asam dehidro

9
askorbat). Bila asam dehidroaskorbat teroksidasi lebih lanjut akan berubah

menjadi asam diketoglukonat yang tidak aktif secara biologis. Manusia tidak

dapat mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karena tidak mempunyai enzim

untuk mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus

disuplai dari makanan (Praetyawati, 2010).

Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam

3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolut

atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform, minyak dan

sejenisnya. Sifat yang paling utama dari vitamin C adalah kemampuan

mereduksinya yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa

logam, terutam Cu dan Ag (Wiratno,2010).

b. Sumber dan Fungsi Vitamin C

Sumber vitamin C terdapat di dalam bahan makanan terutama buah-buahan

segar misalnya jeruk, strowbery, nanas, tomat dan mangga, Sedangkan kadar

vitamin C yang lebih rendah terdapat di dalam sayuran segar. Di dalam buah-

buahan vitamin C hanya terdapat konsentrasi tinggi dibagian kulit buah, dan

vitamin C dengan kadar rendah yaitu pada daging buah dan bijinya

(Praetyawati,2010).

Vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Salah satu fungsi

utama dari vitamin C adalah berperan dalam pembentukan kolagen dalam

jaringan ikat, pembentukan gigi, metabolisme tirosin, sintesis neurotransmitters,

penggunaan Fe, Ca, dan Folasin (Muchtadi, Deddy, dalam Praetyawati, 2010).

10
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler.

Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan,

kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat

sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan

lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Vitamin C juga memiliki peran

dalam berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim yang

mekanismenya belum sepenuhnya diketahui, peran-peran itu adalah oksidasi

fenilanin menjadi tirosin, reduksi ion ferri menjadi ferro dalam saluran pencernaan

sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam plasma

agar dapat bergabung ke dalam feritin jaringan, serta pengubah asam folat

menjadi bentuk yang aktif asam folinat. Diperkirakan vitamin C juga berperan

dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol (Wiratno, 2010).

Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilin dua asam

amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Kedua senyawa

ini merupakan komponen kolagen yang penting. Penjagaan agar fungsi itu tetap

banyak dipengaruhi oleh cukup tidaknya kandungan vitamin C dalam tubuh.

Fungsinya adalah dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh

melawan infeksi, penyakit dan stress, mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin,

reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih

mudah terserap, melepaskan besi dari tranferin dalam plasma agar dapat

bergabung ke dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi

bentuk aktif asam folinat(Praetyawati , 2010).

11
5. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya

oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Dalam analisis

spektrofotometri digunakan suatu sember radiasi yang menjorok kedalam daerah

ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang

tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.

Sebuah spektrofotometri optis adalah sebuah instrument yang mempunyai

sistem optis yang dapat menghasilkan sebaran (disperse) radiasi elektromagnet

yang masuk dan dengan mana dapat dilakukan pengukuran kuantitas radiasi.yang

diteruskan pada panjang gelombang terpilih dari jangka spektral itu. Sebuah

fotometer adalah untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan atau suatu

fungsi intensitas ini.

Gambar 3 Spektrofotometri UV-Visible

(Dokumen Pribadi)

12
Hukum lambert menyatakan bahwa bila cahaya monokromatik melewati

medium tembus cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya

ketebalan,berbanding lurus dengan intensitas cahaya. Serta dengan menyatakan

bahwa intensitas cahaya yang dipancarkan berkurang secara eksponensial dengan

bertambahnya ketebalan medium yang menyerap. Atau dengan menyatakan

bahwa lapisan manapun dari medium itu yang tebalnya sama akan menyerap

cahaya masuk kepadanya dengan fraksi yang sama.

Hukum Beer sejauh ini telah dibahas absorpsi cahaya dan transmisi cahaya

untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan penyerap saja.

Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan.

Terhadap transmisi maupun absorpsi cahaya, dijumpainya hubungan yang sama

antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan lambert antara transmisi

dan ketebalan lapisan yakni, intensitas berkas cahaya (Hadyana dkk, 1994).

Prinsip metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini memberikan cara

sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil yang

diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detector

dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan.

Secara sederhana instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer

terdiri dari : Sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detector - read out.

13
B. Kerangka Pemikiran

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam kradaan

kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak

karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkerna panas (Wilbraham dkk,

1992). Vitamin C berperan didalam tubuh dan berguna untuk kesehatan seperti

mengurangi sariawan atau stomatitis.

Cabai paprika salah satu jenis cabai yang banyak kandungan gizinya yang

tentunya bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu kandungan vitamin yang tinggi

pada cabai paprika ini adalah vitamin C. Kebanyakan orang suka dengan rasa

pedas akan tetapi bila terjadi sariawan atau stomatitis pada mulut rasa pedas pada

cabai bisa menjadikan mulut pedih dan tidak kuat untuk mengkonsumsi cabai.

Rasa cabai paprika yang manis dan sedikit pedas bisa dijadikan konsumsi

alternative untuk menggantikan cabai merah atau jenis cabai lainnya.

Untuk mengetahui nilai kadar vitamin C pada cabai paprika perlu dilakukan

penelitian dengan menggunakan metode spektrofotometri agar hasilnya lebih

spesifik.

14
C. Kerangka Konsep

Berdasarkan prosedur kerja yang akan dikerjakan, maka kerangka konsep

yang akan digunakan yaitu :

Tabel 1 Kerangka Konsep

Cabai Paprika hijau

Cabai Paprika kuning Kadar Vitamin C

Cabai Paprika merah

Variabel bebas Variabel terikat

D. Hipotesis

1. H0: Tidak ada perbedaan kadar vitamin C pada paprika hijau, paprika

kuning, dan paprika merah.

2. H1: Ada perbedaan kadar vitamin C pada paprika hijau, paprika kuning,

dan paprika merah.

15
E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan pengertian variabel dalam

penelitian ini, peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut :

Tabel 2 Definisi Operasional

Metode Skala
No. Definisi Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur

1 Variabel Bebas:

Cabai paprika merupakan cabai

yang termasuk istimewa karena

mengandung gizi yang sangat

tinggi terutama vitamin C.

Kandungan vitamin C pada

paprika jauh lebih tinggi daripada

jeruk yang selama ini dikenal

sebagai sumber vitamin C

2 Variabel Terikat : Spektrof Sfektrofoto Didapatkan Rasio

Vitamin C adalah vitamin yang otometri meter UV- kadar

berbentuk kristal putih agak Visible vitamin C.

kuning tidak berbau, mudah

larut dalam air, terasa asam,

mencair suhu 190-192ºC dan

merupakan suatu asam organik.

Rumus molekul vitamin C adalah

16
Metode Skala
No. Definisi Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur Ukur

(C6H8O6) berat molekulnya

adalah 176,13. Vitamin C

mempunyai dua bentuk molekul

aktif yaitu bentuk tereduksi

(asam askorbat) dan bentuk

teroksidasi (asam dehidro

askorbat)

17

Anda mungkin juga menyukai