Spo Peri
Spo Peri
1/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
3/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/5
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dengan berat
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang masa gestasi
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 24
jam setelah lahir
Pemeriksaan fisik
Berat lahir kurang dari 2500 gram
a. Untuk BBLR kurang bulan
Tanda prematuritas :
- Tulang rawan telinga belum terbentuk
- Masih terdapat lanugo
- Reflek-reflek masih lemah
- Alat kelamin pada perempuan labia mayora belum
menutup labia minora, pada laki-laki belum
terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae
testis belum terbentuk)
b. Untuk BBLR kecil masa kehamilan
Tanda janin tumbuh lambat :
- Tidak dijumpai tanda prematuritas
- Kulit keriput
- Kuku lebih panjang
MANAJEMEN BBLR
2/5
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
3/5
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur
- Tidak untuk ibu yang menderita peanyakit
berat yang tidak dapat merawat bayinya
Infant warmer - Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat
1500g atau lebih
- Untuk pemeriksaan awal bayi, selama
dilakukan tindakan, atau menghangatkan
kembali bayi hipotermi
Incubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan
berat <1500g yang tidak dapat dilakukan
KMC
Keat Shield Plastik yang digunakan untuk menyelimuti
tubuh bayi prematur dengan berat <1000g,
selama dilakukan tindakan untuk mengurangi
evaporasi
Head Digunakan pada mayoritas bayi karena kepala
Converings bayi merupakan permukaan tubuh yang
(topi) paling luas kehilangan panas
Ruangan hangat - Untuk merawat bayi dengan berat >2500g
yang tidak memerlukan tindakan
diagnostik atau prosedur pengobatan
- Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis,
gangguan nafas berat)
4/5
5/5
1/4
2/4
3/4
4/4
1/2
2/2
1/2
Kebijakan Dilakukan pada semua bayi baru lahir yang ibu menderita DM
Prosedur 1. Pada bayi berumur kurang dari 3 hari, amati tanda-tanda
hipoglikemia sampai umur 3 hari.
2. Periksa kadar glukose darah pada umur 3 jam untuk bayi
lahir dalam.
3. Periksa kadar glukose darah pada saat masuk kamar bayi
untuk bayi lahir luar.
4. Periksa kadar glukose darah lagi 3 jam setelah
pemeriksaan pertama.
5. Pemeriksaan kadar glukose darah selanjutnya setiap 6 jam
selama 24 jam atau sampai kadar glukose dalam batas
normal dalam 2x pemeriksaan berturut-turut.
6. Bila kadar glukose ≤45 mg/dL atau bayi menunjukkan
tanda hipoglikemi (tremor atau letargi), tangani untuk
hipoglikemi.
7. Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemi atau
masalah lain, bayi dapat minum dengan baik, pulangkan
bayi pada hari ke-3.
BAYI IBU DIABETES MELITUS
2/2
Prosedur 8. Bila bayi berumur 3 hari atau lebih dan tidak menunjukkan
tanda-tanda penyakit, bayi tidak perlu pengamatan.
9. Bila bayi dapat minum dengan baik dan tidak ada masalah
lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi
dapat dipulangkan.
10. Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan lebih sering
paling tidak 8x sehari, siang dan malam.
Unit Terkait 1. Ruang Perinatologi
2. Ruang IGD
3. Ruang Perawatan
BAYI IBU HBsAG
1/1
1/1
1/2
2/2
1/3
2/3
Prosedur
Pucat dengan riwayat perdarahan atau tanpa perdarahan
1. Bila ada pucat disertai syok, naikkan tetesan infuse
menjadi 20 ml/kgbb dalam 1 jam
2. Periksa tanda sepsis. Bila ada tanda sepsis, berikan
antibiotik
3. Periksa kadar glukose darah. Bila kadar gula darah <45
mg/dL tangani untuk hipoglikemia
4. Ambil sampel darah dan periksa haemoglobin. Bila
haemoglobin <12 g/dL beri transfusi darah
Manajemen Spesifik
Kondisi perdarahan pada bayi baru lahir
1. Bila perdarahan tidak berhenti dalam 3 jam, tangani
sebagai kasus Sepsis neonatorum
2. Ambil sampel darah dan periksa haemoglobin dan
hematokrit setiap hari
3. Bila haemoglobin <10 g/dL beri transfusi darah.
Kongulopati
1. Tangani sebagai kasus sepsis
2. Bila haemoglobin <10 g/dL beri transfusi darah.
3/3
1/3
POTENSIAL TERINFEKSI
POTENSIAL TERINFEKSI
3/3
1/2
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur
7. Gunakan kain dan boks bayi, atau incubator dan letakkan
tirai putih mengelilingi area sekeliling unit tersebut untuk
memantulkan kembali sinar sebanyak mungkin ke arah
bayi.
Cara melakukan foto terapi
1. Letakkan bayi di bawah lampu terapi sinar
a. Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan
bayi dalam keadaan telanjang di boks bayi. Letakkan
bayi yang lebih kecil di incubator.
b. Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup
mata tidak menutupi lubang hidung. Jangan gunakan
plester untuk fiksasi.
2. Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai
dengan petunjuk atau manual dari pabrik pembuat unit
(lampu sinar)
3. Diusahakan permukaan tubuh seluas-luasnya terpapar
sinar.
4. Ubah posisi bayi tiap 3 jam
5. Pastikan bayi diberi minum :
a. Anjurkan ibu untuk memberi minum setiap diperlukan,
paling tidak setiap 3 jam
b. Pindahkan bayi dari unit fototerapi selama diberi minum
dan lepaskan penutup mata
c. Tidak diperlukan untuk menambah atau mengganti ASI
dengan air, dekstrosa atau PASI
d. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras
dengan menggunakan salah satu cara slternatif
pemberian minum. Naikkan volume pemberian ASI
Prosedur
peras dalam sehari (10-15% dari kebutuhan rumatan
sehari, mungkin sampai 25%) atau dengan menambah
25 ml/kg susu selama bayi di bawah lampu terapi sinar.
Jika masukan cairan tidak mencukupi, diberikan cairan
perinfus.
6. Bila bayi menerima cairan IV, naikkan jumlah volume
cairan 10% selama bayi dibawah lampu terapi sinar
7. Bila bayi menerima cairan IV atau diberi minum melalui
pipa lambung, tidak perlu dipindahkan dari lampu terapi
sinar
8. Timbang bayi setiap hari dan awasi penurunan BB akibat
kehilangan air secara evaporasi atau diare, terutama pada
bayi premature.
9. Feses bayi mungkin akan keluar dan berwarna kuning saat
bayi menerima terapi sinar. Kondisi ini tidak memerlukan
terapi khusus.
10. Hentikan fototerapi saat orang tua mengunjungi bayinya
dan membuka pelindung mata untuk memudahkan
interaksi alami antara orang tua dan bayi.
11. Lanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lain :
a. Bayi dipindahkan dari unit terapi sinar hanya untuk
prosedur yang tidak dapat dilakukan selama di bawah
lampu terapi sinar.
b. Bila bayi menerima oksigen, matikan lampu saat
memeriksa bayi untuk mengetahui sianosis sentral.
12. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu udara sekitar bayi setiap
3 jam. Untuk bayi dalam inkubator, thermistor probe harus
dilindungi dari sinar.
Prosedur
13. Periksa kadar bilirubin serum tiap 12 jam ;
- Hentikan fototerapi ketika kadar bilirubin turun
dibawah kadar indikasi dilakukan fototerapi atau 15
mg/dl
14. Bila kadar bilirubin serum mendekati nilai untuk dilakukan
transfusi tukar, segera rujuk bayi ke rumah sakit dengan
fasilitas lebih lengkap (untuk melakukan transfusi tukar)
15. Bila bayi kecil (berat lahir <2500g dan umur kehamilan
<37mgg) atau sepsis, hentikan fototerapi setelah 3 hari
16. Bila ada kecurigaan ikterus hemolitik atau ikterus
ditemukan pada hari pertama, hentikan fototerapi setelah 4
hari.
Unit Terkait 1. Ruang Perinatologi
2. Ruang Poli Anak
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
1/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
2/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
3/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
4/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
5/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
6/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
7/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
8/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
9/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
RESUSITASI NEONATUS
10/10
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur hisap baik, bila reflek hisap kurang bagus maka ASI
diperas dan diberikan dengan salah satu alternatif cara
pemberian minum
Tabel 2. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit
berat 1750-2500g
Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan
IV (tetes 5 4 3 2 1 0 0
mikro/menit)
Jumlah ASI tiap 3
0 6 14 22 30 35 38
jam (ml/kali)
Cara pemberian minum dengan ASI peras melalui pipa
lambung. Apabila sudah stabil dan reflek hisap sudah
kuat maka bayi bisa langsung menyusu
Tabel 3. Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1500-1749g
Pemberia Umur (hari)
n 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
ASI tiap 3
12 18 22 26 30 33 35
jam
(ml/kali)
Cara pemberian minum : ASI bisa diperas dan
diberikan dengan cara cangkir/sendok. Bila resiko
terjadi aspirasi ke dalam paru (tersedak atau batuk),
berikan minum dengan pipa lambung.
Bila bayi telah dapat minum dengan baik maka bisa
langsung menyusu.
Tabel 4. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit
berat 1500-1749g
Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan
IV (tetes 4 4 3 2 2 0 0
mikro/menit)
Jumlah ASI tiap 3
0 6 13 20 24 33 35
jam (ml/kali)
Cara pemberian minum : gunakan pipa lambung
3/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
MEMERAS ASI
1/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
MEMERAS ASI
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
MEMERAS ASI
3/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
MENYIAPKAN ASI
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
MENYIAPKAN ASI
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
TERAPI OKSIGEN
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
TERAPI OKSIGEN
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
IKTERUS NEONATORUM
1/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
IKTERUS NEONATORUM
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur 4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai suhu dalam batas normal
5. Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan
sesuaikan pengatur suhu
Bila bukan karena paparan panas yang berlebihan :
1. Terapi untuk kemungkinan besar sepsis
2. Letakkan bayi di lingkungan suhu normal (25-280C)
3. Lepaskan pakaian bayi sebagian atau seluruhnya bila perlu
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai dicapai suhu tubuh dalam
batas normal
5. Bila suhu sangat tinggi (>390C), bayi dikompres atau
dimandikan selama 10-15 menit dalam air yang suhunya 40C
lebih rendah dari suhu bayi. Jangan menggunakan air dingin
atau air yang suhunya lebih rendah dari 40C dibawah suhu
bayi.
Manajemen lanjutan suhu lebih dari 375 0C
1. Yakinkan bayi mendapat cukup cairan atau minuman :
- Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak
dapat disusui, beri ASI perah dan gunakan cara alternatif
pemberian minum.
- Bila terdapat tanda dehidrasi (mata atau ubun-ubun besar
cekung, elastisitas kulit berkurang, lidah dan membrane
mukosa kering), tangani untuk dehidrasi
2. Periksa kadar glukose darah, bila <45 mg/dl (2.6 mmol/l),
tangani untuk hipoglikemia
3. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi lagi bila suhu telah
mencapai batas normal
4. Setelah suhu bayi normal :
- Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
- Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu
setiap 3 jam
Prosedur 5. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum
dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasehati
ibu cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari
pemanasan yang berlebihan.
Unit Terkait 1. Ruang IGD
2. Ruang Perinatologi
3. Ruang Poli Anak
4. Ruang Perawatan
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur lebih
- Bila kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau
lebih dalam 2x pemeriksaan berturut-turut, ikuti petunjuk
tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah
setelah kadar glukosa darah kembali normal
5. Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu
berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative
cara pemberian minum
6. Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian
cairan infuse setiap hari secara bertahap. Jangan
menghentikan infuse glukose dengan tiba-tiba.
Manajemen glukosa darah antara 25-45 mg/dl tanpa tanda
hipoglikemia
1. Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu
berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative
cara pemberian minum
2. Pantau tandan hipoglikemia, biladijumpai tanda tersebut,
tangani seperti tahapan diatas
3. Periksa kadar glukosa darah dalam 3 jam atau sebelum
pemberian minuman berikutnya :
a. Jika kadar glukosa darah kurang 25 mg/dl, atau terdapat
tanda hipoglikemia, tangani seperti tersebut di atas
b. Jika kadar glukosa darah masih antara 25-45 mg/dl,
naikkan frekuensi pemberian minum ASI atau naikkan
volume pemberian minum dengan menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum
c. Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl atau lebih, lihat tentang
frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah
3/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
Prosedur
Frekuensi pemeriksaan glukosa darah setelah glukosa darah
kembali normal
- Jika bayi mendapat cairan IV, dengan alasan apapun
lanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 12 jam
selama bayi masih memerlukan infuse. Jika kapan saja
kadar glukosa darahturun, tangani seperti tersebut diatas
- Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infuse cairan IV,
periksa kadar glukosa darah setiap setiap 12 jam selama
2x pemeriksaan
- Jika kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti
tersebut diatas
- Jika kadar glukosa darah tetap normal selama waktu
tersebut, maka pengukuran dihentikan.
Unit Terkait Ruang Perinatologi
2/2
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/1
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
1/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
2/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA
3/3
RSU SATITI PRIMA
HUSADA