Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERSENTASI

Hak Kekayaan Intelektual

MATA KULIAH : HUKUM DAGANG 2.4


DOSEN PENGAMPU : NENENG OKTARINA, SH,MH

DISUSUN OLEH:
- Futih Nur Abiyah (2110113164)
- Nurhijriaty Putri Alifiah (2110112225)
- Teguh Aulia Prinaldi (2110113055)

Universitas Andalas
Fakultas Hukum

Ilmu Hukum

2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah mengenai Hak Kekayaan Intelektual

Makalah mengenai Hak Kekayaan Intelektual, ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Hukum Dagang Universitas Andalas. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca terhadap ilmu yang dibawakan oleh penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Neneng Oktarina,SH.,MH


selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Dagang. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Saya juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 6 Juni 2022


Penulis

Futih Nur Abiyah

2
Daftar Isi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................4
1.3 Tujuan Masalah............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual...............................5
2.2 Macam-Macam HAKI..................................................................5
2.3 Pendaftaran Hak Cipta................................................................6
2.4 Prosedur Mengajukan Permohonan Hak Paten HAKI............7

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan....................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Kata Pengantar

Hak Atas Kekayaan Intelektual atau sering disingkat HAKI adalah hak yang diberikan
kepada orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka. Biasanya hak eksklusif tersebut
diberikan atas penggunaan dari hasil buah pikiran pencipta dalam kurun waktu tertentu. Buah
pikiran tersebut dapat terwujud dalam tulisan, kreasi artistik, simbol-simbol, penamaan, citra,
dan desain yang digunakan dalam kegiatan komersil. Salah satu produk HAKI yaitu Hak
Cipta. Adapun pengertian dari Hak Cipta, yaitu hak khusus bagi pencipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Mungkin banyak diantara kita yang tidak
sadar bahwa yang kita lakukan dalam kegiatan sehari – hari telah melanggar hak cipta orang
lain. Tidak lain dari pelanggaran tersebut adalah kegiatan membajak. Kegiatan bajak-
membajak telah diterima dan menjadi suatu kegiatan yang dianggap halal oleh masyarakat
kita.
Praktek pembajakan hak cipta di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat drastis
dan sudah sangat memprihatinkan. Salah satu fakta yang ada di lapangan misalnya terjadi
pada industri musik. Menurut catatan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI),
pembajakan industri musik di Indonesia menunjukkan angka yang paling signifikan. Pihak
yang paling dirugikan yaitu datang dari pihak musisi atau pencipta lagu yang hasil 2 karyanya
dibajak. Usaha mereka dalam mencari inspirasi lagu serta pengeluaran biaya yang tidak
sedikit dalam proses produksi ternyata tidak dihargai dan dilindungi oleh negara. Hasil karya
cipta mereka dengan mudahnya dibajak dan disebarluaskan oleh orang lain untuk
kepentingan pribadi mereka. Tidak sedikit dari para artis atau musisi yang hasil karyanya
diminati oleh masyarakat ternyata tidak dapat melanjutkan karirnya karena produk mereka
yang dijual secara resmi di pasaran dianggap tidak laku.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual


2. Macam-Macam HAKI
3. Pendaftaran Hak Cipta
4. Prosedur mengajukan permohonan hak paten haki

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual


2. Mengetahui macam-macam Hak Atas Kekayaan Intelektual
3. Mengetahui cara Pendaftaran Hak Cipta
4. Mengetahui cara mengajukan permohonan Hak Paten Hak Atas Kekayaan
Intelektual

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual (intellectual property rights) sebagai bentuk


perlindungan hukum dari kekayaan intelektual baik yang wajib didaftarkan (hak
kekayaan industri) maupun yang tidak wajib didaftarkan (hak cipta dan hak-hak
terkait). Dengan demikian, hak kekayaan intelektual dapat dipahami sebagai suatu hak
yang dapat diperoleh atas karya-karya intelektual seseorang baik pribadi maupun
kelompok. Sebagai penyeimbang dari hak adalah kewajiban. Hak akan diperoleh
apabila kewajiban telah dijalankan/dilaksanakan. Secara umum hak dari pemegang
HKI adalah melarang pihak lain untuk mengeksploitasi/mengkomersialkan dalam
skala ekonomi tanpa izin dari pemiliki/pemegang HKI dimaksud. Komersialisasi
dimaksud dapat mencakup membuat, memperbanyak, dan lain sebagainya.

2.2 Macam- Macam Hak Atas Kekayaan Intelektual

1. Hak Cipta
a. Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002: Hak
cipta adalah “Hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku” (Pasal 1 butir 1)
b. Pengertian hak cipta menurut pasal 2 UUHC: Hak cipta adalah “Hak khusus
bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaanya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Selanjutnya, terdapat beberapa pengertian istilah yang berkaitan dengan hak cipta
antara lain: 
a. Pencipta adalah seseorang atau beberapa orang secara bersama-sam yang atas
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,

5
imajinasi, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan kedalam bentuk yang
khas dan bersifat pribadi.
b. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya
dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
c. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak
yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima hak
tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebuh lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut.
d. Pengumuman adalah pembacaan, penyiaraan, pameran, penjualan,
pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun,
termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu
ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.
e. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemgang Hak Cipta atau Pemegang
Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak
ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

2.3 Pendaftaran Hak Cipta

Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah,


kendaraan bermotor, kapal, merk, yang memerlukan pendaftaran. Perlindungan
suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk
nyata. Maksud dari pendaftaran itu sendiri adalah hanya semata-mata mengejar
kebenaran prosedur formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pengukuhan hak ciota dan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul
sengketa dikemudian hari terhadap ciptaan tersebut. Pendaftaran hak cipta yaitu di
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia.

Sifat Pendaftaran ciptaaan adalah bersifat kebolehan (Fakulatip). Artinya


orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada
sanksi hukumnya. Dengan sifat demikian, memang UUHC memberikan
kebebasan masyarakat untuk melakukan pendaftaran.

2. Hak Paten

6
Paten merupakan perlindungan hukum terhadap karya intelektual di bidang
teknologi yang telah dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik dalam bentuk proses atau produk atau penyempurnaan dan
pengembangan atas proses atau produk yang telah ada. Oleh karena itu, Paten
harus dipahami sebagai hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor
atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya pada
pihak lain untuk melaksanakannya.

Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan paten adalah sebagai berikut:
a. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa
produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan atas suatu proses
atau produk dimaksud.
b. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan invensi.
c. Pemegang Paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak tersebut.
d. Paten Sederhana adalah invensi yang memiliki nilai kegunaan lebih praktis
daripada invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud.
e. Paten Biasa adalah invensi yang sifatnya katas mata atau tidak kasat mata baik
produk, proses, atau metode, termasuk penggunaan, komposisi dan produk
yang merupakan product by process.

2.4 Prosedur Mengajukan Permohonan Hak Paten Hak Atas Kekayaan Intelektual

Syarat mengajukan permohonan hak paten HaKI karya intelektual benar-benar


terbarukan. Belum ada yang pernah mengajukan sebelumnya. Adapun cara
pengecekan apakah karya kita terbarukan atau tidak. kita dapat melakukan
pengecekan dokumen paten di database DJHKI dan kantor paten di luar negeri.
Misalnya, pengecekan terhadap jurnal ilmiah dan sejenisnya.

7
Jika karya kita belum bersifat terbarukan, proses selanjutnya adalah membuat
proposal pengajuan paten. Proposal pengajuan paten meliputi judul invensi, latar
belakang invensi, deskripsi singkat karya intelektual yang ditemukan dan gambar
teknik. Gambar teknik yang disertai dengan uraian singkat. Kemudian dilengkapi
dengan abstrak dan klaim. Rangkaian inilah yang kemudian disebut dengan
penyusunan spesifikasi paten.

Spesifikasi paten sebagai syarat minimum yang harus disertakan. Adapun tiga
syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh filing date, diantarannya memenuhi
Spesifikasi paten, formulir permohonan dan biaya pendaftaran. Adapun
persyaratan lain sebagai formalitas, dimana syarat ini dapat dilengkapi selama tiga
bulan setelah menerima tanggal penerimaan. Berikut syarat permohonan yang
perlu dipersiapkan:
1. Surat pernyataan hak
2. Surat perngalihan hak
3. Surat kuasa
4. Fotocopi KTP/identigas pemohon
5. Fotokopi Akta pendirian badan hukum yang dilegaliris
6. Fotokopi NPWP badan hukum
7. Fotokopi KTP atas nama pemohon badan hukum untuk ditandatangai surat
pernyataan dan surat kuasa.

Apabila syarat poin di atas sudah lengkap, inventor tinggal menunggu hasil
dari DJHKI. Pengumuman akan dipublikasikan secara umum setelah 18 bulan dari
hasil pengajuan. Pemohon paten selama menunggu pengumuman dimuat di berita
resmi paten dan media resmi. Tujuannya untuk mengetahui hak kekayaan
intelektual yang dipatenkan. Apabila masyarakat atau inventor luar merasa
keberatan karena dianggap tidak memenuhi syarat untuk dipatenkan, dapat
mengajukan secara tertulis kepada DJHKI.

Khusus inventor yang ditolak, diperbolehkan mengajukan banding ke Komisi


Banding Paten. Nantinya, akan berlanjut ke Pengadilan Niaga dan kasasi
Mahkamah Agung. Apabila inventor pengajuan hak paten tetap ditolak, maka

8
hasil hak kekayaan intelektual akan menjadi public domain. Sedangkan untuk
yang memperoleh hak paten, akan meperoleh sertifikat hak paten dari DJHKI.

3. Merk Dagang 
Menurut UU No. 20 Tahun 2016 (UU Merek dan Indikasi Geografis), merek
dagang diartikan sebagai tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi
dan/ atau 3 dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang yang diproduksi oleh orang atau badan hukum
dalam kegiatan perdagangan barang.

Dengan kata lain, merek dagang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang sejenis lainnya. Merek dagang juga digunakan
dengan tujuan agar konsumen tidak bingung, salah dalam memilih, serta lebih
mudah mengenali produk/barang yang akan dibeli. Sebagai contoh, di Indonesia
ada banyak jenis air mineral yang dijual, untuk membedakan air-air mineral
tersebut maka digunakan merek yang berbeda, seperti Aqua, Nestle, Le Mineral,
Vit, dsb.

Selain itu, Merk memiliki fungsi untuk membedakan suatu produk dengan
produk lain dengan memberikan tanda, dimana tanda tersebut harus memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam perdagangan barang atau jasa. Pada praktiknya
merek digunakan untuk membangun loyalitas konsumen. Untuk Indonesia merek
lebih dikenal dan lebih “strategis” dalam bisnis dibandingkan paten, yang masa
perlindungannya terbatas dan tak dapat diperpanjang.

Oleh karena itu, merek dipahami sebagai tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa.Beberapa istilah yang terkait dengan merek adalah:
1. Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
9
2. Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3.  Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang
atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan/atau jasa sejenis lainnya.
4. Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan cirri, dan
kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.

Lalu, bagaimana cara memperoleh hak merek dagang? Untuk memperoleh hak
atas merek dagang maka merek tersebut harus didaftarkan terlebih dahulu.
Sebelum melakukan pendaftaran merek, Sobat KH harus melakukan Pengecekan
Merek (Brand Checking) terlebih dahulu. Proses cek merek dilakukan untuk
mengetahui apakah merek dagang dapat didaftarkan atau tidak. Pengecekan juga
dilakukan dengan tujuan menghindari penolakan saat melakukan permohonan
pendaftaran serta gugatan yang diajukan pihak lain karena adanya kemiripan atas
merek dagang yang telah didaftarkan.

Setelah melakukan pengecekan merek, Sobat KH dapat melakukan


permohonan pendaftaran merek melalui laman
https://merek.dgip.go.id/ .Permohonan ini dapat diajukan oleh pemohon atau
kuasanya. Permohonan dilakukan dengan mengisi formulir yang berisi tanggal
permohonan, identitas pemohon/kuasa, warna, nama negara serta tanggal
permintaan merek yang pertama kali didaftarkan dalam hal permohonan diajukan
dengan hak prioritas, serta kelas barang dan uraian jenis barang. Pemohon juga
harus melampirkan label merek, bukti pembayaran, termasuk surat kuasa jika
permohonan diwakilkan.

Setelah permohonan diterima, maka Dirjen HKI akan melakukan pemeriksaan


formalitas. Apabila semua persyaratan administrasi dianggap lengkap,
pengumuman permohonan dalam berita resmi merek akan dilakukan selama 2
10
bulan. Selama jangka waktu tersebut, setiap pihak dapat mengajukan keberatan
jika terdapat alasan yang cukup disertai bukti bahwa merek dagang yang
dimohonkan pendaftarannya adalah merek yang berdasarkan peraturan tidak dapat
didaftar atau harus ditolak. Kriteria merek dagang yang tidak dapat didaftar
tercantum dalam Pasal 108 angka 1 UU Cipta Kerja, diantaranya :
a. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundangan-undang,
moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang yang
dimohonkan pendaftarannya;
c. Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas,
jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang dilindungi untuk
barang yang sejenis;
d. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat
dari barang yang diproduksi;
e. Tidak memiliki daya pembeda
f. Merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum; dan/atau
g. Mengandung bentuk yang bersifat fungsional.

Sedangkan kriteria merek yang harus ditolak menurut Pasal 21 UU Merek, yaitu:
a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain untuk
barang sejenis, merek terkenal milik pihak lain untuk barang sejenis atau tidak
sejenis yang memenuhi persyaratan tertentu.
b. Merupakan atau menyerupai nama atau singkatan nama orang terkenal, foto,
atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan
tertulis dari yang berhak.
c. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera,
lambang atau simbol atau emblem suatu negara, atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
d. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.
11
e. Jika diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik.

Apabila dalam jangka waktu 2 bulan pengumuman tersebut tidak ada pihak
yang mengajukan keberatan maka permohonan pendaftaran merek akan masuk ke
tahap selanjutnya, yaitu pemeriksaan substantif.

Pemeriksaan substantif dapat berlangsung paling lama 30 hari. Apabila dalam


pemeriksaan substantif diputuskan permohonan dapat didaftar maka DJKI akan
mendaftarkan merek dagang tersebut dan memberitahukan pendaftaran merek
kepada pemohon atau kuasanya. Setelah didaftarkan, sertifikat merek akan
diterbitkan dan diberikan kepada pemohon atau kuasanya. DJKI juga akan
melakukan pengumuman pendaftaran merek dalam berita resmi merek.

Merek dagang yang telah terdaftar akan mendapat perlindungan hukum untuk
jangka waktu 10 tahun dan  dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
Permohonan perpanjangan akan disetujui jika pemohon melampirkan surat
pernyataan tentang merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang
sebagaimana dicantumkan dalam sertifikat merek tersebut dan barang tersebut
masih diproduksi dan/atau diperdagangkan.

4. Desain Industri
Desain industri adalah adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan
dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan. Istilah lain yang turut serta dalam memberikan sumbahan terhadap
pemahaman desain industri adalah sebagai berikut:
a. Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain
industri
b. Hak Desain Indsutri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hal tersebut.
12
5. Rahasia Dagang
Rahasia dagang sebagai bentuk perlindungan atas informasi yang masih dijaga
dan dipertahankan kerahasiaannya oleh karena informasi tersebut sangat bernilai
dalam menentukan penghasilan material dan nonmaterial baik untuk masa saat ini
maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang telah didefinisikan sebagai
berikut:  
a. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
b. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

Kemudian, untuk memperoleh perlindungan Rahasia Dagang (trade secret)


tidak perlu mengajukan pendaftaran. Hal ini karena undang-undang secara
langsung melindungi trade secret tersebut jika informasi tersebut bersifat rahasia,
bernilai ekonomis, dan dijaga kerahasiaannya, kecuali lisensi trade secret yang
diberikan. Lisensi trade secret ini dicatatkan ke Ditjen HKI Kemenkumham.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagaimana diketahui bahwa di era sekarang ini, industri kreatif tumbuh dimanamana tidak
terkecuali produk desain, yang sesungguhnya menuntut perlindungan akan kepemilikan hasil
karya secara formal. Pada titik inilah perlunya pemahaman mengenai HAKI sebagai
antisipasi dari kemungkinan penyalahgunaan atau pemanfaatan yang tidak berhak dari ide-ide
kreatif yang dihasilkan, meskipun hasil karya tersebut belum pada posisi yang bernilai saat
itu. Memasuki millennium baru, HAKI menjadi isu penting dalam berbagai forum, baik
dalam forum nasional, regional maupun internasional. Hal ini terkait dengan munculnya
berbagai pelanggaran yang merugikan secara ide maupun materi terhadap pemilik hak dan
wewenang pencipta maupun pemegang hak cipta. Jika dikaitkan dengan produk Desain,
maka hal ini akan jauh lebih rumit dan variatif karena konsep dan nilai karya desain tidak
hanya berfokus pada produk akhirnya, tetapi mulai dari perencanaan, proses, bahan, ukuran,
warna, produk bahkan kegunaannya menjadi bagian yang rentan terhadap pencurian ide,
sehingga secara konseptual, sesungguhnya sudah berada pada tahap awal potensi
penyalahgunaan. 

3.2 Saran

Kami menyadari makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dan demi
penyempurnaan makalah ini, kami meminta saran dan kritik kepada para pembaca yang
bersifat positif dan membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://majoo.id/solusi/detail/haki-adalah
https://www.ekrut.com/media/haki-adalah
https://www.academia.edu/24346637/
Makalah_Hak_Atas_Kekayaan_Intelektual_HaKI_

15

Anda mungkin juga menyukai