Anda di halaman 1dari 5

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

UJIAN AKHIR SEMESTER 117

Nama : Yovanka Dwi Nathania

NIM : 1518621020

PROGRAM STUDI REKAYASA KESELAMATAN KEBAKARAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
1. Untuk gas bertekanan tinggi, jelaskan bagaimana cara menditribusikan
(pengangkutan), penimbunan/penyimpanan dan syarat apa saja yang harus
dipenuhi?
Jawab :
Diatur dalam PERMENDAG NO. 44/M DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan,
Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya.
Syaratnya adalah: harus memiliki surat izin dari pemerintah setempat dan tidak
mencemari lingkungan.

2. Bahan beracun memiliki Kekuatan racun (toksisitas) yang beda-beda,


bagaimana penggolongannya dan cara pengujiannya kekuatan racun tersebut?
Jawab :
Penggolongan limbah beracun K3 diuji karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah
sebagai:
a. Limbah B3 kategori 1;
a. Untuk karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang
diuji memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari konsentrasi zat
pencemar pada kolom TCLP-A
b. karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan
Limbah yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih kecil dari atau
sama dengan 50 mg/kg (lima puluh miligram per kilogram) berat badan hewan
uji.
b. Limbah B3 kategori 2; atau
a. karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan Limbah yang diuji
memiliki konsentrasi zat pencemar lebih kecil dari atau sama dengan
konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A dan memiliki konsentrasi zat
pencemar lebih besar dari konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-B
b. karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk menentukan Limbah
yang diuji memiliki nilai Uji Toksikologi LD50 lebih besar dari 50 mg/kg (lima
puluh miligram per kilogram) berat badan hewan uji dan lebih kecil dari atau
sama dengan 5000 mg/kg (lima ribu miligram per kilogram) berat badan hewan
uji;
c. karakteristik beracun melalui uji toksikologi sub-kronis sesuai dengan
parameter uji
c. Limbah nonB3.

3. Berkaitan dengan bahan b3 bebentuk cair, mudah terbakar, dan sangat korosif,
jika terjadi kecelakaan (tumpah) langkah apa yang harus dilakukan?
Jawab :
Langkah kedaruratan kecelakaan B3 antara lain:
1. Identifikasi keadaan darurat dalam PLB3
2. Penanggulangan pencemaran lingkungan hidup dan atau kerusakan lingkungan
hidup.
a. Bisa saja penghentian proses produksi, penghentian kegiatan pada fasilitas
produksi, tindakan tertentu, atau penyusunan dan penyampaian laporan.
b. Dapat juga mengevakuasi sumber daya untuk menjauhi sumber pencemaran,
identifikasi dan penetapan daerah berbahaya, dan penggunaan alat
pengendalian.
3. Pemulihan fungsi LH
4. Sebutkan dan jelaskan alat pelindung pernapasan?
Jawab :

a. Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)

a. Particulate Respirator

Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan
tingkat rendah (seperti debu, kabut, dan asap).

b. Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator

Respirator ini menggunakan cartridge atau canister untuk menyerap gas dan
uap di udara. Catridge dan canister memiliki kemampuan serap yang tinggi pada
awal penggunaan dan akan mengalami penurunan hingga akhir masa pakai (masa
jenuh).

b. Air-Supplied Respirator (Respirator dengan pemasok udara)


Air-supplied respirator menyimpan pasokan udara/ oksigen di dalam tabung
sehingga alat ini tidak memerlukan pasokan udara dari luar. Alat ini biasanya
digunakan pada area yang kontaminasi udaranya sangat tinggi atau rendah oksigen.

5. Jelaskan tentang konsep tanggap darurat dan prosedur tanggap darurat untuk
menangani tumpahan B3?
Jawab :
Dalam konteks kesadaran dan tanggap darurat, harus dipusatkan pada kecelakaan
utama, yaitu kecelakaan yang menghasilkan efek-efek hingga di luar batas-batas
wilayah perusahaan.
1. Sense of Awareness, yaitu meningkatkan kesadaran, kepedulian dari masyarakat,
industri dan usahawan, serta pemerintah dalam hal ini Badan Lembaga Otoritas
pemerintah daerah suatu industri maupun pusat;
2. Sense of Preparedness, yaitu kesiapan sistem dan rancangan penanggulangan
keadan darurat dengan melibatkan seluruh masyarakat, bersama industri dan
pemerintah apabila keadaan darurat akibat kecelakaan atau bencana industri yang
mengancam keselamatan lingkungan berdasarkan sistem informasi data base yang
ada.

Mekanisme ini sudah diakomodir oleh PP 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3 pasal
24-27 serta PP 101/2014 tentang pengelolaan Limbah B3 pasal 217 – pasal 236.

Prosedur tanggap darurat :

terdiri dari kegiatan-kegiatan pengendalian yang bertujuan untuk mencegah,


mengendalikan, menanggulangi kecelakaan, dan memulihkan kualitas lingkungan
hidup akibat kecelakaan dari pengelolaan limbah B3.

1. Pembentukan Unit Tanggap Darurat dengan pembagian tugas dan tanggung jawab
2. Pembentukan mekanisme penanggulangan darurat secara mandiri, gabungan, dan
nasional
3. Melakukan identifikasi potensi keadaan darurat yang memungkinan terjadi selama
proses pengelolaan limbah B3 seperti kebakaran dan tumpahan limbah B3
4. Melakukan identifikasi terkait jalur rawan keadaan darurat, pos polisi, regu
pemadaman kebakaran, dan fasilitas layanan kesehatan terdekat
5. Membuat prosedur pengumuman atau tanda saat keadaan darurat terjadi
6. Menentukan jalur, lokasi, dan jarak aman pada saat proses evakuasi
7. Membuat prosedur pangamanan lokasi dan pembersihan area terkontaminasi limbah
B3 sesuai karakteristiknya serta pertolongan pertama
8. Standar sarana dan prasarana, kompetensi serta pelatihan personil

Anda mungkin juga menyukai