Anda di halaman 1dari 21

BAB XIII

FORMAT DAN PENJELASAN LAPORAN PTK

A. PENDAHULUAN
Istilah penelitian Tindakan kelas (PTK) tentu sudah pernah didengar. Paling
tidak, istilah ini tidak terlalu asing. Agar istilah ini dapat di pahami secara benar,
BAB I ini menyajikan berbagai informasi tentang PTK, yang dikemas dengan
nama Hakikat Penelitian Tindakan Kelas. Sesuai dengan makna kata hakikat,
kajian dalam BAB I ini meliputi pengertian PTK, manfaat PTK, ciri – ciri dan
prinsip PTK, karakteristik PTK, jenis – jenis dan model PTK. Setelah membaca
BAB I ini, diharapkan mampu menjelaskan hakikat penelitian tindakan kelas
secara komprehensif.

B. MATERI
1. Pengertian penelitian Tindakan kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah Bahasa Inggris Classroom
Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian
yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan
pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan
sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang
pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling,
dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian
adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala
sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat
lain seperti para peneliti konvensional
pada umumnya.
Berdasarkan pada uraian di atas, PTK merupakan penelitian pula yang
memiliki aturan dan prosedur sendiri. Penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan Classroom Action Research. Menurut Carr & Kemmis (Mc Niff
1991:2) “action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by
participant (teacher, student or principals, for exemple) in social (including
educational) situations in order to improve the rationality and justice of (1)
their own social or educationa practice, (2) their understanding of these
practices, and (3) the situations (and institutional) in which the practice are
carried out.
Dari pandangan di atas dapat dipaparkan beberapa kata kunci berkenaan
dengan penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1) Penelitian tindakan adalah suatu bentuk inkuiri (penyelidikan) yang
dilakukan melalui refleksi diri.
2) Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam
situasi yang terjadi yaitu guru, murid, atau kepala sekolah.
3) Dilakukan pada latar pendidikan untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik pendidikan.

Sedangkan menurut Mill (2000) penelitian tindakan kelas sebagai


penyelidikan yang sistematis (sistematic inquiry) yang dilakukan oleh guru,
kepala sekolah untuk mengetahui praktik pembelajaranya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang


berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian
dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang
secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
tersebut.

2. Manfaat PTK
Penelitian tindakan kelas merupakan kebutuhan bagi seorang guru,
dimana PTK berguna untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru.
Manfaat PTK bagi guru sebagaimana berikut :
a) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap
terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan
kritis terhadap apa yang dia dan muridnya lakukan.
b) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional.
c) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang dalam, terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
d) Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena
dia tidak perlu meninggalkan kelasnya.
e) Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-
upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan
teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

3. Ciri – ciri PTK


Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas yang berbeda dengan
penelitian pada umumnya. Adapun ciri khas penelitian tindakan kelas
adalah :
a) Munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik pembelajaran yang
dilakukan selama ini terjadi masalah dan perlu diselesaikan.
b) Dilakukan melalui refleksi diri. Dimana guru melakukan refleksi
terhadap proses belajar mengajarnya sendiri.
c) Penelitian dilakukan di dalam kelas, sehingga penelitian fokus pada
kegiatan pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa dalam
melakukan interaksi.
d) Memiliki tujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang diprakarsai
untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di kelas
secara langsung.
Dalam penyusunan PTK syarat yang harus dilakukan adalah:
a) Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus
menerus, ohjektif, dan sistematis. Hasil pencermatan ini digunakan
sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil
segera oleh peneliti.
b) Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang
berurutan.
c) Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan,
dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
d) Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga
pihakpihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa
yang dilakukan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat
sebelumnya.
e) Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh
sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.

Tabel 1.1
Perbandingan PTK dan Penelitian Kelas Non-PTK

No Aspek Penelitian Tindakan kelas Penelitian kelas


. Non-PTK
1 Peneliti Guru Orang luar
Rencana Oleh guru (mungkin Oleh peneliti
Penelitian dibantu orang luar)
Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang
2 Munculnya (mungkin dengan luar
masalah dorongan orang luar)
Ada tindakan untuk Belum tentu ada
3 perbaikan yang berulang tindakan perbaikan
Ciri utama Sebagai guru dan peneliti Sebagai guru (objek
4 penelitian)
Peran guru Kelas Kelas
5 Oleh guru sendiri atau Oleh peneliti
6 Tempat penelitian bantuan orang lain
7 Proses Langsung dimanfaatkan Menjadi milik peneliti,
8 pengumpulan oleh guru, dan dirasakan belum tentu
data oleh kelas dimanfaatkan oleh guru
Hasil penelitian

4. Prinsip – prinsip PTK


Penyusunan PTK harus mengacu pada prinsip-prinsip PTK. Hopkins
mengemukakan ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam PTK,
yaitu:
a) Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu
komitmen sebagai pengajar.
b) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran.
c) Metodologi yang digunakan harus reliable.
d) Masalah program yang diusahakan adalah masalah yang
merisaukankan, dan didasarkan pada tanggung jawab professional.
e) Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten
dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang
berkaitan dengan pekerjaannya
f) PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran
tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara
keseluruhan.

Menurut Suharsimi (2008:6-12) prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas


sebagai berikut :

a) Kegiatan nyata dalam situasi rutin PTK dilakukan oleh peneliti tanpa
mengubah situasi rutin dengan harapan bahwa peneliti akan
mendapatkan data dalam situasi wajar sehingga hasil PTK dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
b) Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja.
c) SWOT (strength: kekuatan, weakness: kelamahan, opportunity:
kesempatan, threat :ancaman) sebagai dasar berpijak.
d) Upaya empiris dan sistematis.
e) Prinsip SMART yaitu : spesifik : khusus tidak terlalu umum, managable
: dapat dikelola, dapat dilaksanakan, acceptable : dapat diterima
lingkungan atau achievable : dapat dicapai, realistic : operasional,
tidak diluar jangkauan, Time bond: diikat oleh waktu, terencana.

Sedangkan menurut Sudikin, dkk (2002:19-21) prinsip dari penelitian


tindakan kelas adalah :

a) Metode PTK yang akan diterapkan tidak akan mengganggu komitmen


sebagai pengajar
b) Metode pengumpulan data yang akan digunakan tidak menunutut
waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu
proses pembelajaran.
c) Metodologi yang digunakan harus reliable
d) Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang cukup merisaukan
e) Dalam melaksanakan PTK, guru harus bersikap konsisten menaruh
kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan
pekerjaanya
f) Permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks dikelas atau
matapelajaran tertentu, melainkan dalam prespektif misi sekolah
secara keseluruhan.

5. Karakteristik PTK
Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara
lain:
a) Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
b) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
c) Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
d) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek
instruksional
e) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Menurut Richart Winter (1996) ada enam karekteristik PTK, yaitu :

a) kritik reflektif
b) kritik dialektis
c) kolaboratif
d) Resiko
e) susunan jamak
f) internalisasi teori dan praktek.
karakteristik PTK menurut Sukardi (2008 :211-212) yaitu :
a) Problem yang dipecahkan merupakan persoalan parktis yang dihadapi
peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari.
b) Peneliti memberikan perlakuan atau treatment berupa tindakan yang
terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek
peneliti.
c) Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk
siklus, tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja
kelompok maupun kerja mandiri secara intensif
d) Adanya langkah berfikir reflektif atau reflective thingking dari peneliti
baik sesudah maupun sebelum tindakan.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar


berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang
menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kuantitatif. Oleh
karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama
sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.

6. Jenis – jenis PTK


Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3)
PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas,
berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK
tersebut.
a) PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah
penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu
tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi
yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah
apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran,
konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau
kelas.
b) PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan
ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat
langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan
panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya.
c) PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila
peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan
membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi
berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan
penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam
pekerjaan sehari-hari.
d) PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental
ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan
berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu
kegiatam belajarmengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-
mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik
yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara
mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan
pengajaran.

7. Model - model PTK


Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam
dunia pendidikan, di antaranya:
a) Model Kurt Lewin
PTK Model Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai
suatu proses spiral yang meliputi perencanaa, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah, yaitu:
 Perencanaan (planning),
 Aksi atau tindakan (acting),
 Observasi (observing),
 Refleksi (reflecting).
b) Model Kemmis dan Mc Taggart
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart tampak
masih begitu dekat dengan model Lewin. Karena didalam satu siklus
atau putara terdiri dari empat komponen seperti yang hanya
dilaksanakan oleh Lewin yaitu meliputi :
 Perencanaan
 Tindakan
 Observasi
 Refleksi.
c) Model John Elliot
Model John Elliot bila dibandingkan dengan dua model yang sudah
diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart,
PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan
demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap
aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi
dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara
terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran
yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau
proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa
terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa
langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok
bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di
lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam
beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model
PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya.
d) Model Dave Ebbutt
Menurut Dave model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan
oleh Elliot, Kemmis dan Taggart dipandang sudah cukup bagus. Akan
tetapi didalam model-model tersebut masih ada beberapa hal atau
bagian yang belum tepat dan perlu adanya pembenahan. Pada
dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan yang diutarakan
Kemmis dan Elliot tetapi tidak sependapat mengenai beberapa
interpretasi Elliot mengenai karya Kemmis. Ebbutt mengatakan bahwa
bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan
merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-
aksi (action-reflection).
Berdasarkan beberapa model PTK di atas yang paling sering
dipakai dalam dunia pendidikan adalah model PTK yang dikemukakan
oleh John Elliot. PTK model Elliot lebih mudah dipahami dalam
pelaksanaanya dengan menekankan pada model spiral yang diawali
dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahapan
yang dilakukan oleh PTK adalah terdiri dari empat tahap yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan
merupakan bagian yang tidak bisa dihilangkan dalam PTK.
8. Substansi Komponen Laporan PTK
Substansi Komponen Laporan PTK, meliputi (Wardhani, dkk., 2007):
a) Judul
Judul harus mencerminkan apa yang akan disajikan, sehingga dengan
membaca judul, orang akan mengetahui apa yang ditemuinya dalam
laporan tersebut. Dalam mencari judul laporan PTK yang tepat, kita
perlu memperhatikan rambu-rambu, yang antara lain: (1) singkat dan
padat, (2) menggambarkan upaya untuk perbaikan pembelajaran, dan
(3) merupakan tindakan yang paling penting dalam upaya ersebut.
b) Abstrak
Abstrak menyajikan saripati dari unsur-unsur penelitian, mulai dari
permasalahan, tujuan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil dan
pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran. Melalui abstrak,
pembaca dalam waktu yang cepat akan mendapat gambaran umum
dan menyeluruh tentang penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik
tidak lebih dari setengah sampai satu halaman.
c) Pendahuluan
Dalam pendahuluan dimuat: (1) latar belakang, yang mencakup
identifikasi masalah dan analisis masalah, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan perbaikan (penelitian), dan (4) manfaat penelitian. Dari keempat
butir tersebut, tiga butir (identifikasi, analisis, & rumusan masalah, dan
tujuan penelitian).
d) Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka, deskripsikan teori relevan, pengalaman nyata,
hasil penelitian, atau pendapat para pakar yang relevan dengan
analisis dan rencana tindakan/perbaikan. Hal-hal yang dikaji adalah
yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian kita.
e) Pelaksanaan Penelitian
Bagian ini dimulai dengan subyek penelitian yang mencantumkan
tempat: (dimana penelitian ini diadakan: sekolah, kelas), waktu
(cantumkan jadwal perbaikan per siklus), mata pelajaran dan
karakteristik siswa (jumlah, usia, jenis kelamin, kemampuan, latar
belakang dan lain sebagainya).
f) Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan tujuan
perbaikan/ tujuan penelitian. Untuk setiap tujuan penelitian dipaparkan
hasil (keberhasilan dan kegagalan/kelemahan) untuk setiap siklus
penelitian, disertai dengan sajian data, baik dalam bentuk table, grafik,
maupun paparan.
g) Kesimpulan dan Saran
Saran haruslah merujuk kepada kesimpulan. Tidak ada saran yang
lepas atau yang berdiri sendiri. Kesimpulan dan saran disajikan sesuai
dengan urutan tujuan penelitian.
h) Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber yang digunakan dalam
menyusun laporan, termasuk surat keputusan atau undang-undang,
jika memang dijadikan rujukan. Cara penulisan daftar pustaka
mengikuti salah satu gaya penulisan, yang lazim digunakan adalah
gaya penulisan American Psychology Association (APA).
i) Lampiran
Lampiran berisi berbagai hal yang terkait dengan laporan, seperti
lembar observasi, data lengkap catatan guru, gambar-gambar atau
dokumen yang dianggap perlu. Data ini dicantumkan dalam lampiran
karena merupakan data penunjang yang penting, namun jika
dicantumkan dalam narasi akan mengganggu alur piker atau alur
penyajian.

9. Berbagai Ketentuan dalam Penulisan Laporan PTK


Untuk menulis laporan penelitian, kita harus mengikuti berbagai ketentuan
dalam penulisan karya ilmiah, karena laporan penelitian merupakan salah
satu contoh karya ilmiah. Dalam menulis laporan penelitian, harus
diperhatikan ketentuan yaitu (1) etika penulisan, (2) penggunaan bahasa
tulis, dan (3) ketentuan teknis, seperti uraian berikut (Wardhani, dkk.,
2007):
a) Etika Penulisan Laporan penelitian
Dalam etika penulisan karya ilmiah/laporan penelitian ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, yang semuanya berkaitan dengan
hak, kewajiban, dan tanggung jawab, serta merupakan aturan yang
harus diikuti oleh para penulis karya ilmiah/laporan penelitian. Keetiga
komponen tersebut adalah: kejujuran, objectivitas, dan pengutipan.
 Kejujuran
Informasi atau data yang disampaikan dalam laporan haruslah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jangan sengaja
memanipulasi informasi atau data, sehingga informasi atau data
yang terkomunikasikan lewat laporan berbeda dari data
sebenarnya.
 Objectivitas
Data yang dikumpulkan harus ditafsirkan secara objectif tanpa
mempertimbangkan tingkat keberhasilan penelitian.
 Pengutipan
Pengutipan pendapat orang lain, baik dalam bentuk kutipan
langsung atau hanya mengambil inti sari dari pendapat yang
disajikan, maka sumber kutipan tersebut harus dicantumkan secara
jelas.
b) Penggunaan Bahasa Tulis
Kaidah-kaidah bahasa tulis harus diperhatikan dalam penulisan
laporan penelitian, meliputi: pilihan kata, struktur kalimat,
pengembangan paragraph, dan ejaan.
c) Ketentuan Teknis
Ketentuan teknis yang penting untuk diperhatikan adalah: penomoran,
cara mengutip, huruf, margin, dan spasi.
 Sistem penomoran
Agar penomoran mudah dipahami, biasanya disusun dalam bentuk
sistem, disebut sebagai sistematika penomoran. Beberapa cara
penomoran yang digunakan oleh penulis untuk menunjukkan
hubungan bagian-bagian tertentu tulisannya, yaitu: penomoran
menggunakan angka, abjad, atau campuran dari keduanya, dan
ada pula menggunakan system digit.
(1) Menggunakan Angka (Arab) dan Titik (Sistem Digit). Cara
penomoran ini menggunakan angka Arab untuk memberi nomor,
baik untuk bagian-bagian yang setara maupun untuk subbagian.

JUDUL
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3
(2) Cakupan
Campuran Angka dan Huruf Cara penomoran ini menggunakan
2. Kajian Pustaka
angka Motivasi
2.1 Hakikat Romawi Belajar
sebagai nomor bab, Huruf capital sebagai
2.1.1nomor
Hakikat Belajar Angka Arab sebagai nomor anak subbab, dan
subbab,
2.1.2 Motivasi Belajar
seterusnya.
2.1.2.1 Motivasi Intrinsik
2.1.2.2 Motivasi Ekstrinsik

JUDUL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Cakupan
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Efektif
1. Hakikat Belajar
 Teknik pengutipan
Jika mencantumkan pendapat orang dalam laporan, maka sumber
kutipan haruslah dicantumkan secara jelas dengan cara yang tepat.
Teknik penulisan sumber kutipan disesuaikan dengan jenis kutipan
C. KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adalah
sebagai berikut.
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan
guru akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat
agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya: memperbaiki pembelajaran.

D. TINDAK LANJUT HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saran memiliki makna


yaitu pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk
dipertimbangkan. Berdasarkan pada pengertian ini maka, saran merupakan
sebuag anjuran dan bukan merupakan tugas atau perintah yang harus
dilaksanakan, tetapi merupakan anjuran yang perlu dipertimbangkan. Tentu
pembuat atau pemberi saran menginginkan agar saran bisa ditindak lanjuti. Oleh
karena itu saran harus dibuat dengann dengan landasan yang pokok, penuh
pertimbangan, dan mungkin dilaksanakan. Saran harus dibuat secara jelas dan
operasional agar benar-benar dapat dilaksanakan.

Adapun langkah-langkah pembuatan saran sebagaimana disarankan


Igak (2008) setidaknya mengikuti rambu-rambu sebagai berikut :

1) Saran harus sesuai dengan kesimpulan dan hakikat penelitian yang akan
kita lakukan. Saran harus lahir dari kesimpulan tentang hasil penelitian.
Contoh
Kesimpulan :
Kerja kelompok belum mampu mengaktifkan semua siswa, hanya sekitar
60% siswa yang aktif. Penyebabnya antara lain tindakan guru yang belum
mendorong siswa untuk aktif. Saran :
Dalam mengelola kegiatan kelompok, guru hendaknya memamntau
setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif agar ikut
berpartisipasi. Di samping itu, ketua kelompok harus dilatih melibatkan
semua anggota kelompok.
2) Saran harus mempunyai sasaran yang jelas. Artinya pembaca harus tahu
kepada siapa saran ini ditujukan. Dalam penelitian non PTK, saran dapat
ditujukan kepada berbagai pihak, seperti; guru, sekolah, LPTK, orang tua
siswa dll. Namun dalam PTK saran biasanya ditujukan kepada guru,
seperti pada contoh di atas
3) Saran untuk menindak lanjuti hasil PTK sebaiknya bersifat kongkret dan
operasional, sehingga mudah dilaksanakan atau diterapkan. Saran yang
ngawang dan terlalu umum, lebih-lebih yang hanya mengutip teori-teori
tanpa menjabarkanya, tidak akan menarik bagi guru untuk
melaksanakanya.
4) Saran juga harus mempertimbangkan metodologi atau prosedur penelitian
yang dilaksanakan, serta bidang studi yang diajarkan. Saran seperti ini
biasanya ditujukan kepada guru sebagai peneliti agar melakukan replikasi
(pengulangan penelitian yang sama) dengan bidang studi atau kelas yang
berbeda.
5) Saran yang dibuat haruslah pemikiran cukup penting untuk memperbaiki
pembelajaran. saran yang dibuat secara asal-asalan, selain tidak
bermakna, juga tidak penting karena tidak diyakini akan membawa
dampak pada perbaikan pembelajaran.
Saran harus merujuk pada manfaat penelitian. Manfaat penelitian
merupakan acuan yang digunakan dalam membuat saran.
E. RANGKUMAN
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dibandingkan ciri-ciri PTK
dengan penelitian kelas dan penelitian formal. Guru dianggap paling tepat
melakukan PTK karena: (1) guru mempunyai otonomi untuk menilai
kinerjanya, (2) temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk
memperbaiki pembelajaran, (3) guru merupakan orang yang paling akrab
dengan kelasnya, (4) interaksi guru-siswa berlangsung secara unik, dan (5)
keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di
kelasnya.

Substansi Komponen Laporan PTK, meliputi (Wardhani, dkk., 2007):

a) Judul
b) Abstrak
c) Pendahuluan
d) Kajian pustaka
e) Pelaksanaan penelitian
f) Hasil penelitian dan pembahasan
g) Kesimpulan dan saran
h) Daftar Pustaka
i) Lampiran

Berbagai Ketentuan dalam Penulisan Laporan PTK


Untuk menulis laporan penelitian, kita harus mengikuti berbagai
ketentuan dalam penulisan karya ilmiah, karena laporan penelitian
merupakan salah satu contoh karya ilmiah. Dalam menulis laporan
penelitian, harus diperhatikan ketentuan yaitu (1) etika penulisan, (2)
penggunaan bahasa tulis, dan (3) ketentuan teknis, seperti uraian
berikut (Wardhani, dkk., 2007):
a) Etika Penulisan Laporan penelitian
b) Penggunaan Bahasa tulis
c) Ketentuan teknis
PENUTUP

F. LATIHAN

1. Jelaskan mengapa anda perlu menulis laporan PTK, selain untuk


memenuhi persyaratan dalam mata kuliah tertentu!
2. Bagian pendahuluan laporan PTK biasanya mengungkapkan tentang latar
belakang diperlukannya PTK tersebut!
3. Jika masalah yang ada hadapi dalam pembelajaran berkaitan dengan
termotivasinya siswa dalam belajar sehingga prestasinya menurun tajam,
kajian tentang teori apa yang akan anda gali untuk mendukung PTK yang
anda lakukan!
4. Pembahasan terhadap hasil PTK dapat bersumber pada berbagai hal.
Darimana sumber pembahasan tersebut berasal!
DAFTAR PUSTAKA

Mualimin.2014.Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.Pasuruan:Ganding Pustaka

Wardhani igak dan kuswaya wihardit.2011.Penelitian Tindakan


Kelas.jakarta:Universitas Terbuka
GLOSARIUM

1. Komprehensif : bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik.


2. Konvensional : kesepakatan umum terkait hal-hal yang lampau, seperti
adat, kebiasaan, dan kelaziman.
3. Sistematis : teratur menurut system.
4. Kondusif : Tenang.
5. Dinamika : perubahan yang selalu bergerak secara dinamis karena
ada dorongan dari tenaga yang dimiliki.
6. Empiris : suatu ilmu pengetahuan yang didasarkan oleh akal.
7. Metodologi : ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata
cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung
dari realitas yang sedang dikaji.
8. Kolaboratif : proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide
dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama
menuju visi bersama.
9. Siklus : putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian
kejadian yg berulang-ulang secara tetap dan teratur.
10. Refleksi : gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai
jawaban atas suatu hal atau kegiatan yang datang
dari luar.
11. Hakikat : Keberadaan atau eksistensi.

Anda mungkin juga menyukai