Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) atau

tujuan Pembangunan Millenium adalah menurunkan angka kematian dan

kesakitan anak. Salah satu upaya menurunkan angka kematian dan

kesakitan pada anak yaitu dengan pemberian ASI eksklusif. Sekarang ini

telah banyak dilakukan promosi pemberian ASI secara eksklusif yang

merupakan awal terbaik untuk kehidupan anak (Fikawati, 2010).

ASI eksklusif memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan bayi

dan juga bagi ibu, karena ASI adalah makanan yang mengandung lebih dari

60% kebutuhan bayi. Selain itu pemberian ASI eksklusif pada bayi akan

meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit,

dari pada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif (Fitramaya, 2010).

Manfaat ASI eksklusif bagi ibu yaitu dapat mengurangi pendarahan

dan mempercepat involusi uteri serta menurunkan resiko terkena kanker

payudara dan kanker rahim. Dengan adanya pemberian ASI eksklusif, akan

meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi ( Fitramaya, 2010 ).

Pemberian ASI belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan terjadinya

gangguan pertumbuhan mulai usia 3-4 bulan. Diperkirakan lebih dari satu juta

1
anak meninggal tiap tahun akibat diare, penyakit saluran nafas dan infeksi

lainnya karena tidak disusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi anak

yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika disusui ( Ramaiah,

2009 ).

Pada sidang kesehatan dunia ke-65 yang diadakan pada bulan Mei

tahun 2012, negara-negara anggota World Health Organization (WHO)

memperkuat strategi global lebih jauh dengan mengesahkan rencana

komprehensif implementasi gizi bagi ibu, bayi dan anak. Rencana tersebut

menetapkan enam target, dimana satu diantaranya adalah mencapai target di

tahun 2025 bahwa sekurang-kurangnya 30% dari jumlah bayi dibawah usia

enam bulan diberi ASI eksklusif. Saat ini persentasi global ASI eksklusif

adalah 37%. Merujuk World Breastfeeding Trends Initiative 2012, Indonesia

berada diperingkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI

eksklusif (Ririn Indriani, 2012).

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan di Indonesia

menunjukan peningkatan dari 61,3% tahun 2009 menjadi 65,1% pada tahun

2010. Data SDKI ( Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ) tahun 2012

menyebutkan bahwa bayi usia 0 – 1 bulan yang mendapat ASI eksklusif

hanya 50,8% dan 31,5% bayi usia 0 - 1 bulan mendapat ASI dan susu cair.

Sedangkan bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia 6 bulan hanya

27,1%. Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) sendiri telah menetapkan

2
target cakupan pemberian ASI eksklusif per 2014 sebesar 80%. Berdasarkan

hasil yang diperoleh, hal ini masih jauh dari target pencapaian pemerintah

yaitu sebesar 80% ( Susenas, 2007-2009).

World Vision Indonesia ( WVI ) dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia

( AIMI ) bekerja sama melakukan penelitian untuk mencari solusi pemberian

ASI. Hasil penelitian tersebut dipaparkan kamis ( 13/6 ) di Cheesecake

Factory, Cikini Jakarta ( Ririn Indriani, 2012 ).

Asteria Aristonang dalam Ririn Andriani menyatakan bahwa, Undang-

undang yang mendukung pemberian ASI dan kesehatan ibu anak di

Indonesia sudah baik, tapi pengaduan masyarakat mengenai pelanggaran

hak bayi untuk mendapat ASI tetap marak (Compaign Director Wolrld ision

Indonesia ).

Pencapaian pemberian ASI eksklusif di kota Payakumbuh tahun 2011

yaitu 75 % , pada tahun 2012 mengalami penurunan 68,9% dan pada tahun

2013 persentase ASI eksklusif kembali meningkat yaitu 75% sedangkan pada

tahun 2014 bulan Februari persentase ASI eksklusif yang ada di kota

Payakumbuh yaitu 73,6%. Di kecamatan Payakumbuh Barat persentase

pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2014 adalah 71%, di kecamatan

Payakumbuh Timur 77,7%, Payakumbuh Utara 73% dan Payakumbuh

Selatan sebanyak 73,3% ( Dinas Kesehatan Kota, 2011-2014 ).

3
Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam

terlaksananya PP No 33 tahun 2014 adalah Bidan. Di kota Payakumbuh

Bidan Praktek Mandiri banyak berdomisili di kecamatan Payakumbuh barat,

yaitu sebanyak 27 Bidan Praktek Mandiri sedangkan di kecamatan

Payakumbuh Timur 17 Bidan Praktek Mandiri, utara 15 Bidan Praktek

Mandiri, di Payakumbuh Selatan 7 Bidan Praktek Mandiri serta di Lampasi

Tigo Nagari sebanyak 4 Bidan Praktek Mandiri. Bidan Praktek Mandiri yang

melayani persalinan di kota Payakumbuh yaitu sebanyak 35. (Dinas

Kesehatan Kota, 2007).

Sosialisasi terhadap Peraturan Pemerintah no 33 tentang ASI

eksklusif di kota Payakumbuh sudah terlaksana pada tanggal 10 s/d 13 Juni

2013 yang diadakan di Hotel Bundo Kanduang Payakumbuh. Pertemuan ini

diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas

kesehatan dalam melaksanakan konseling ASI. Sosialisasi telah dilakukan

dan dihadiri oleh petugas kesehatan sebanyak 30 orang ( Dinas Kesehatan

Kota, 2014).

Kementerian kesehatan telah menerbitkan surat keputusan Menteri

Kesehatan nomor : 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara

eksklusif pada bayi di Indonesia. Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan

Pemerintah ( PP ) nomor 33 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan akan

diikuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur

4
tentang donor ASI, penyediaan ruang ASI di tempat kerja dan tempat sarana

umum, tata cara penggunaan susu formula dan tata cara pengenaan sanksi

administratif bagi tenaga kesehatan dan penyelanggara fasilitas pelayanan

kesehatan ( Dinas Kesehatan Kota , 2014 ).

Pada kenyataannya tidak semua bayi mendapatkan ASI secara

eksklusif. Tempat bersalin sebagai sarana kesehatan merupakan salah satu

sarana penunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif, karena disana bayi

mendapatkan asupan pertama diawal kelahirannya. Permasalahan yang

sering ditemui terkait pemberian ASI eksklusif, bantuan dari petugas

kesehatan sangat penting, tidak hanya sebelum persalinan dan selama

persalinan melainkan juga sepanjang tahun pertama dan kedua kehidupan

anak.

Pelaksana kesehatan, baik itu Dokter, Bidan maupun Perawat adalah

tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan dan melakukan kontak

pertama pada bayi baru lahir. Oleh sebab itu, pelaksana kesehatan menjadi

kunci utama dalam pemberian asupan bayi baru lahir ditempat bersalin.

Berdasarkan data diatas Bidan Praktek Mandiri yang melayani

persalinan di Kota Payakumbuh yaitu sebanyak 35 dan persentase cakupan

ASI Eksklusif tahun 2013 dan bulan Februari tahun 2014 di kota

Payakumbuh adalah dari 75% menjadi 73,6%. Dari persentase tersebut

5
terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif mengalami penurunan sebanyak 1,4% .

Maka dilakukan penelitian di kota Payakumbuh tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan Praktek Mandiri

terhadap Peraturan Pemerintah ( PP ) nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI

Eksklusif di kota Payakumbuh tahun 2014 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Diketahuinya Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan Praktek

Mandiri terhadap Peraturan Pemerintah ( PP ) nomor 33 Tahun 2012 tentang

ASI Eksklusif di kota Payakumbuh tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Dapat menambah wawasan responden terhadap Peraturan

Pemerintah nomor 33 tahun 2012 yang berisi tentang ASI eksklusif.

1.4.2 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terhadap

Peraturan Pemerintah tentang ASI eksklusif.

6
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

menambah pengetahuan Mahasiswa Akademi Kebidanan Widya Husada

Payakumbuh khususnya tentang ASI eksklusif.

1.4.4 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Bidan Praktek Mandiri

untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan tentang ASI eksklusif, karena

pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang harus dilaksanakan oleh para

pemberi layanan kesehatan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga ( Notoatmojo, 2012 ).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Didalam Kognitif

1. Tahu / Pengetahuan ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Aspek ini mengacu pada kemampuan materi yang sudah

dipelajari dari yang sederhana sampai pada tanda-tanda yang sukar. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebut, menguraikan,mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

8
2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang dilakukan dan dapat menginterpensikan

materi tersebut secara benar. Aspek ini mengacu pada kemampuan

memahami makna materi yang dipelajari ditandai antara lain dengan

kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kat-kata sendiri.

3. Penerapan ( Aplication )

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi dan kondisi atau sebenarnya. Aspek ini mengacu pada

kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan yang telah

dimiliki. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

rumusan, metode dan prinsip.

4. Analisa

Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan

sesuatu kedalam komponen-komponen yang lebih spesifik serta mampu

memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya, tetapi

masih didalam struktur organisasi.

5. Sistensis ( systhesis )

Aspek ini mengacu pada kemampuan meletakkan atau

menghubungkan konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola

struktur atau bentuk baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

9
kemmapuan untuk menyesuaikan formasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

6. Evaluasi

Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan

antara lain penilaian terhadap suatu materi atau objek dan gejala atau

peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-patokan tertentu. Penilaian

ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria yang telah ada ( Notoatmojo, 2012 ).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor Internal

1. Umur

Menyatakan bahwa umur sangat erat hubungannya dengan

pengetahuan seseorang, karena dengan bertambahnya usia maka semakin

banyak pengetahuannya.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan meningkatkan pola fikir dan wawasan

seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan

pengetahuannya semakin meningkatkan. Pengetahuan memiliki peranan

yang penting dalam menentukan kualitas, lewat pendidikan manusia

dianggap memperoleh ilmu pengetahuan.

10
3. Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga ( Notoatmojo, 2011 ).

b. Faktor Eksternal

1. Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam mnerima.

2.2 Sikap ( Attitude )

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek ( Notoatmojo, 2011 ).

2.2.2 Tingkat Sikap

1. Penerimaan

Kesediaan menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu,

penerimaan merupakan tingkat belajar domain

11
2. Pemberian Respon

Aspek ini mengacu pada kecenderungan memperlihatkan sangsi

terhadap norma tertentu menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk

merespon.

3. Penghargaan

Aspek ini mengacu pada kecenderungan menerima suatu norma

tertentu, menghargai suatu norma-norma tertentu, menghargai suatu norma

mengikat diri pada suatu norma.

4. Pengorganisasian

Proses membentuk suatu sikap tentang nilai serta menysusun suatu

norma sistem nial-nilai dalam diri.

5. Karakteristik

Aspek ini mengacu pada proses mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi,

sehingga merupakan watak diamana norma itu tercermin dalam pribadinya

(Notoatmojo, 2011).

2.3 Peraturan Pemerintah no 33 tentang Asi Eksklusif

ASI Eksklusif sangat banyak manfaatnya,namun masih banyak yang

belum memberikan perhatian yang serius terhadap manfaat tersebut. Banyak

iklan yang menawarkan susu formula dan  ironisnya banyak pula tenaga

kesehatan yang juga tidak memperhatikan tersebut bahkan malah

12
mendorong penggunaan susu formula baik secara langsung menawarkan

ataupun memisahkan perawatan ibu dan anak.  Sampai sekarangpun hal

tersebut masih menjadi isu terkini. Hakekatnya penurunan AKB yang masih

tinggi juga dapat diturunkan dengan ASI Eksklusif dimana akan semakin

banyak bayi yang sehat dan otomatis akan mengurangi kejadian kesakitan

dan menurunkan AKB.

Namun sekarang para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada

anaknya bisa lebih tenang dan nyaman karena pemerintah telah menetapkan

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI

Eksklusif pada 01 Maret 2012. 

PP itu menjamin pemenuhan hak bayi dan perlindungan ibu menyusui

serta meningkatkan peran keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam

pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Tenaga kesehatan dan

fasilitas kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusui dini, menempatkan ibu

dan bayi dalam satu ruang rawat. Selain itu, ada juga keharusan penyediaan

ruang menyusui di tempat kerja dan fasilitas umum serta pembatasan

promosi susu formula.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012

tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Presiden Republik Indonesia

13
Menimbang :

Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 129 ayat (2)  Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan

Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( lembaran

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan lemabran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063 ).

Memutuskan:

Menetapkan : Peraturan Pemerintah Tentang Pemberian ASI Eksklusif.

Bab I ketentuan umum

A. Pasal 1

1. Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi

kelenjar payudara ibu.

2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah

ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)

bulan,tanpa menambah dan/atau mengganti dengan makanan atau

minuman lain.

14
3. Bayi adalah anak dari baru lahir sampai berusia 12 (dua belas) bulan.

4. Keluarga adalah suami, anak, atau keluarga sedarah dalam garis lurus

ke atas dan ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

5. Susu Formula Bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan

sebagai pengganti ASI untuk Bayi sampai berusia 6 (enam) bulan.

6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau masyarakat.

7. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

8. Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering

dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana

terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan

15
perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah.

11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kesehatan.

B. Pasal 2

Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:

a. Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif

sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.

b. Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif

pada bayinya.

c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah

Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Bab II tanggung jawab

A. Bagian kesatu

Tanggung Jawab Pemerintah

I. Pasal 3

Tanggung jawab pemerintah dalam program pemberian ASI eksklusif

meliputi :

a.Menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian ASI

eksklusif

16
b.Melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI

ekslusif

c.Memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI Eksklusif dan

penyediaan tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan

dan tempat sarana umum lainnya.

d.Mengintegrasikan materi mengenai ASI Eksklusif pada kurikulum

pendidikan formal dan bagi Tenaga Kesehatan

e.Membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan

pencapaian program pemberian ASI eksklusif di fasilitas pelayanan

kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana

umum dan kegiatan di masyarakat.

f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan

dengan ASI Eksklusif

g. Mengembangkan kerja sama mengenai program ASI Eksklusif dengan

pihak lain di dalam dan/atau luar negeri; dan

h. Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas

penyelenggaraan program pemberian ASI Eksklusif.

B. Bagian Kedua

Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Provinsi

I.Pasal 4

17
Tanggung jawab pemerintah daerah provinsi alam program pemberian

ASI eksklusif :

a.Melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI

eksklusif

b.Melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI

eksklusif dalam skala provinsi

c.Memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala provinsi;

d.Menyediakan tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan

dan tempat sarana umum lainnya dalam skala provinsi

e.Membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan

pencapaian program pemberian ASI eksklusif di fasilitan pelayanan

kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempest sarana

umum dan kegiatan di masyarakat dalam skala provinsi.

f.Menyelenggarakan, memanfaatkan, dan memantau penelitian dan

pengembangan program pemberianASI Eksklusif yang mendukung

perumusan kebijakan provinsi

g.Mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

h.Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas

penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala provinsi.

A. Bagian Ketiga

18
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 5

Tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam

pemberian ASI Eksklusif meliputi:

a.Melaksanakan kebijakan nasional dalam rangka program pemberian ASI

eksklusif

b.Melaksanakan advokasi dan sosialisasi program pemberian ASI

eksklusif dalam skala kabupaten/kota

c.Memberikan pelatihan teknis konseling menyusui dalam skala

kabupaten/kota

d.Menyediakan tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan

kesehatan dan tempest sarana umum lainnya dalam skala

kabupaten/kota

e.Membina, monitoring, mengevaluasi, dan mengawasi pelaksanaan dan

pencapaian program pemberian ASI ekslusif di fasilitas pelayanan

kesehatan, satuan pendidikan, tempat kerja, tempat sarana umum dan

kegiatan di masyarakat dalam skala kabupaten/kota.

f.Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan program pemberian

ASI eksklusif yang mendukung perumusan kebijakan kabupaten/kota.

g.Mengembangkan kerja sama dengan pihak lain sesuai dengan

19
ketentuan peraturan perundang-undangan

h.Menyediakan ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas

penyelenggaraan pemberian ASI Eksklusif dalam skala kabupaten/kota.

Bab III ASI eksklusif

A. Bagian kesatu

Umum

Pasal 6

Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada

bayi yang dilahirkannya.

Pasal 7

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam

hal terdapat:

a. Indikasi medis

b. Ibu tidak ada

c. Ibu terpisah dari Bayi.

Pasal 8

(1) Penentuan indikasi medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf

a dilakukan oleh dokter.

(2) Dokter dalam menentukan indikasi medis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan

dan standar prosedur operasional.

(3) Dalam hal di daerah tertentu tidak terdapat dokter, penentuan ada atau

20
tidaknya indikasi medis dapat dilakukan oleh bidan atau perawat sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Bagian Kedua

Inisiasi Menyusu Dini

Pasal 9

(1) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan

wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir

kepada ibunya paling singkat selama 1 ( satu ) jam.

(2) Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan cara meletakkan Bayi secara tengkurap di dada

atau perut ibu sehingga kulit Bayi melekat pada kulit ibu.

Pasal 10

(1) Tenaga Kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan

wajib menempatkan ibu dan bayi salam satu ruangan kecuali atas

indikasi medis yang ditetapkan dokter.

(2) Penempatan dalam 1 (satu) ruangan atau rawat gabung sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memudahkan ibu setiap

saat memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi.

21
Bagian Ketiga

Pendonor Air Susu Ibu

Pasal 11

(1) Dalam hal ibu kandung tidak dapat memberikan ASI Eksklusif bagi

bayinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, pemberian ASI

Eksklusif dapat dilakukan oleh pendonor ASI.

(2) Pemberian ASI Eksklusif oleh pendonor ASI sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan persyaratan:

a.Permintaan ibu kandung atau Keluarga Bayi yang

bersangkutan

b.Identitas, agama, dan alamat pendonor ASI diketahui dengan

jelas oleh ibu atau keluarga dari bayi penerima ASI

c.Persetujuan pendonor ASI setelah mengetahui identitas bayi

yang diberi ASI

d.Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak

mempunyai indikasi medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal

(7)

e. ASI tidak diperjualbelikan.

(3) Pemberian ASI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

22
wajib dilaksanakan berdasarkan norma agama dan

mempertimbangkan aspek sosial budaya, mutu, dan keamanan ASI.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian ASI Eksklusif dari

(2) Dalam hal ibu yang melahirkan Bayi meninggal dunia atau oleh sebab lain

sehingga tidak dapat melakukan penolakan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), penolakan dapat dilakukan oleh Keluarga.

Bagian Keempat

Informasi dan Edukasi

Pasal 13

(1) Untuk mencapai pemanfaatan pemberian ASI Eksklusif secara

optimal, Tenaga Kesehatan dan penyelenggara

(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan informasi dan

edukasi ASI Eksklusif kepada ibu dan atau anggota keluarga dari bayi

yang bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan

periode pemberian ASI Eksklusif selesai..

(3) Informasi dan edukasi ASI Eksklusif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling sedikit mengenai

a. Keuntungan dan keunggulan pemberian ASI

b. Gizi ibu, persiapan dan mempertahankan menyusui;

c. Akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial

terhadap pemberian ASI

23
d. Kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan

ASI.

(4) Pemberian informasi dan edukasi ASI Ekslusif sebagaimana

dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan melalui penyuluhan,

konseling dan pendampingan

(5) Pemberian informasi dan edukasi ASI Eksklusif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh tenaga terlatih

Bagian Kelima

Sanksi Administratif

Pasal 14

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1),

atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat

yang berwenang berupa:

a. teguran lisan

b. teguran tertulis

c. pencabutan izin.

(2) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(1), Pasal 10 ayat (1), atau Pasal 13 ayat (1) dikenakan sanksi

24
administratif oleh pejabat yang berwenang berupa:

a. teguran lisan dan atau

b. teguran tertulis.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan

Peraturan Menteri.

Bab IX Ketentuan Peralihan

Pasal 41

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Pengurus Tempat

Kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana umum, wajib menyesuaikan

dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun.

Bab X Ketentuan Penutup

Pasal 42

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua ketentuan

yang mengatur tentang pemberian ASI Eksklusif dinyatakan masih berlaku

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan

Pemerintah ini.

Pasal 43

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar

setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

25
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2012.

2.4 Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI

a) Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama

beberapa jam pertama

Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya dan

menempel pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. Lakukan paling

sedikit 30 menit, karena saat itu kebanyakan bayi siap menyusu.

b) Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah

masalah umum yang timbul

Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih

untuk mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ibu

juga harus membersihkan payudara dengan air bersih satu kali sehari.

Tidak boleh mengoleskan krim, minyak, alcohol atau sabun pada

putting susu.

c) Bantu ibu pada waktu pertama kali member ASI

Beritahu ibu cara menyusui yang benar agar bayi bisa menyusu

dengan baik.

2.5 Pengertian ASI

26
Menurut Ir. Deddy Muchtadi MS, pemberian ASI akan berhasil dengan

baik jika bayi dibiarkan menyusui sesering mungkin dan ibu bersedia

menyusui bayinya. Bila ibu merasa bimbang dan ragu, maka hal ini akan

menghambat keluarnya air susu. Hal ini dapat berdampak negative terhadap

pertumbuhan bayi pada tahun pertama kehidupannya. ASI adalah makanan

yang sangat sempurna, bersih serta mengandung zat kekebalan yang sangat

dibutuhkan bayi.

ASI ekslusif atau lebih tepat dikatakan sebagai pemberian ASI secara

eksklusif saja atau tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,

air the, air putih dan tanpa tambahan makananan padat seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit bubur nasi dan tim ( Utami,2005).

2.6 Jenis-jenis ASI

1. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjer

mamae yang mengandung tissue debris dan redual material, yang terdapat

dalam alveoli dan ductus dari kelenjer mamae sebelum dan sesudah

melahirkan, pada hari pertama hingga ketiga atau keempat sejak masa

laktasi ( Anton Baskoro , 10 )

27
Menurut Anton Baskoro, beberapa ciri penting yang

menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut :

a) Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-

angsur setelah bayi lahir.

b) Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan dan lenih

kuning dari ASI matur.

c) Kolostrum sebagai laksatif yang berfungsi membersihkan dan

melapisi mekonium usus bayi yang baru lahir serta

mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima

makanan selanjutnya.

d) Mengandung protein lebih banyak dari ASI matur.

e) Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni IgA, laktoferin

dan sel-sel darah putih.

f) Total energy ( lemak dan laktosa ) berjumlah sekitar 58

kalori/100 ml kolostrum

g) Kolostrum mengandung lebih banyak vitamin A, mineral natrium

( Na ) dan seng ( Zn ).

h) Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolosterol

dan lecithin disbanding ASI matur.

i) Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.

2. Foremilk

28
Foremilk adalah air susu yang keluar pertama kali. Air susu ini hanya

mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer serta tersimpan dalam

saluran penyimpanan.

3. Hindmilk

Hindmilk keluar setelah firemilk habis, yakni saat menyusui hampir

selesai. Hindmilk sangat kental dan penuh lemak bervitamin.

2.7 Pengertian ASI Eksklusif

Pada saat sekarang ini, kebanyakan wanita di Indonesia, khususnya

para ibu muda,gencar menggalakan ASI eksklusif. Hal ini merupakan

kecenderungan yang sangat positif, Karena kebutuhan bayi pada 6 bulan

pertama setelah kelahiran memang diperoleh dari ASI. Tetapi pada

kenyataannya bahwa pemberian ASI eksklusif masih belum maksimal.

ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa

tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih

serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit,

bubur nasi dan nasi tim kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu,

pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI

kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain

29
kecuali sirup obat. Setelah 6 bulan, bayi boleh diberi makanan pendamping

ASI (MPASI) dan ASI masih diberikan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.

ASI mengandung semua nutrisi yang penting yang diperlukan bayi untuk

tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu bayi membangun

sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Lebih dari 100 jenis

zat gizi terdapat dalam ASI diantaranya AA, DHA, taurin dan spingomyelin

yang tidak terkandung dalam susu sapi. Jika penambahan zat-zat gizi ini

tidak dilakukan dalam jumlah dan komposisi yang seimbang, maka akan

menimbulkan terbentuknya zat yang berbahaya bagi bayi.

Pemberian Asi eksklusif adalah suatu pemberian ASI dari ibunya

terhadap bayinya, yang mana bayi hanya diberikan ASi saja tanpa minuman

atau makanan lainnya termasuk air putih, maupun vitamin lainnya ( kecuali

vitamin maupun supplement yang dari ASI perahan ibunya).

2.8 Manfaat ASI Eksklusif

Menyusui bayi dapat memberikan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,

masyarakat dan Negara. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,

ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI

juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat

penangkal penyakit, yakni immunoglobulin.

30
ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah serta bersih.

ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu dalam suhu yang tepat,

tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan

perkembangan bayi serta meningkatkan jalinan psikologis antara ibu dan

bayi.

Bagi ibu, menyusui dapat memberikan keuntungan yaitu mencegah

pendarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda

masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker

payudara serta sebagai metode keluarga berencana sementara.

Dari tinjauan psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan

bayi untuk membentuk tali kasih. Kontak batin akan terjalin antara ibu dan

bayi setelah persalinan saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali.

Dengan pemberian ASI eksklusif, ibu bisa menghemat pengeluaran untuk

membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik adri pada ASI.

Kesehatan bayi meningkat dengan pemberian ASI eksklusif, sehingga

keluarga dapat memiliki cukup waktu untuk mengurus masalah keluarga yang

lain. Selain itu, ASI berdampak pada lingkungan sekitar, yaitu penurunan

pembuangan sampah botol dan kaleng bekas jika ibu menggunakan susu

formula.

31
2.8.1 Manfaat ASI Bagi Bayi

1) Ketika bayi berusia 6 – 12 bulan, ASI sebagai makanan utama bayi,

karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Untuk memenuhi

semua kebutuhan bayi, maka ASI perlu ditambah dengan Makanan

Pendamping ASI ( MP-ASI ). Setelah berumur 1 tahun, meskipun ASI

hanya bias memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, pemberian ASI tetap

dianjurkan karena masih memberikan manfaat bagi bayi.

2) ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi.

3) Para dokter sepakat bahwa pemberian ASI dapat mengurangi risiko

infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi.

4) Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang

tidak memperoleh ASI. Ketika ibu tertular penyakit melalui makanan,

seperti gastroenteritis atau polio, maka antibody ibu terhadap penyakit

akan diberikan kepada bayi melalui ASI.

5) Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek dari penyakit

ikterik. Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring

diberikannya kolustrum yang dapat mengatasi kekuningan dengan

tetap diberikan ASI kepada bayi sesering mungkin dan tidak diberi

pengganti ASI.

6) ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkandan selalu dalam

keadaan steril dan suhu yang baik.

32
7) Dengan adanya kontak mata dan kulit, pemberian ASI semakin

mendekatkan hubungan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman,

nyaman dan terlindungi. Hal ini mempengaruhi kemapanan emosinya

di masa depan.

8) Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik yang diberikan

kepada bayi, karena ASI sangat mudah dicerna. Dengan

mengonsumsi ASI, bayi semakin cepat sembuh.

9) Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI. Komposisi

ASI akan teradaptasi sesuai kebutuhan bayi. ASI bermanfaat untuk

menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi

prematur.

10)Beberapa penyakit yang jarang menyerang bayi yang diberi ASI antara

lain kolik, kematian bayi secara mendadak atau SIDS ( Sudden Infant

Death Syndrome ).

11)IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7 – 9 poin dari pada

bayi yang tidak diberi ASI. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun

1997, kepandaian anak yang diberi ASI pada usia 9,5 tahun mencapai

12,9 poin lenbih tinggi dari pada anak yang minum susu formula.

12)Menyusui bukan sekedar memberi makan, tetapi juga mendidik anak.

Saat ibu menyusui, ibu mengelus dan mendekap bayi dengan hangat.

Tindakan ini memunculkan rasa aman pada bayi, sehingga bayi akan

33
memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Hal itu menjadi dasar

bagi pembentukan sumber daya manusia yang lebih baik.

2.8.2 Manfaat ASI Bagi Ibu

1) Hisapan bayi dapat mengurangi risiko pendarahan dan mempercepat

involusi uteri serta mempercepat kondisi ibu sebelum hamil.

2) Risiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang

menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui bayi.

3) Menyusui lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan

dan mensterilkan botol susu, dot dan lain sebaginya.

4) ASI lebih praktis. Ibu bias keluar rumah bersama bayi tanpa hatus

membawa banyak perelngakapn, sperti botol, kaleng susu formula,

dan air panas.

5) ASI lebih murah, karena ibu tidak perlu membeli susu formula serta

perlengkapannya.

6) ASI selalu bebas kuman, sedangkan campuran susu formula belum

tentu steril.

7) Ibu yang menyusui bayi memperoleh manfaat fisik dan emosional.

8) ASI tidak akan basi, bila gudang ASI telah kosong, ASI yang tidak

dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Sehingga, ASI dalam

34
payudara tidak pernah basi serta ibu tidak perlu memerah dan

membuang ASI sebelum menyusui.

2.8.3 Manfaat ASI Bagi Keluarga

1) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula.

2) Jika bayi sehat, keluarga akan lebih sedikit mengeluarkan biaya untuk

perawatan kesehatan.

3) Dapat menjarakkan kehamilan, karena menyusui dapat memberikan

efek kontrasepsi alami.

4) Jika bayi sehat dapat menghemat waktu keluarga.

5) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.

6) Keluarga tidak perlu repot ketika bepergian keluar rumah.

2.8.4 Manfaat ASI Bagi Masyarakat dan Negara

1) Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor susu

formula dan peralatan lainnya.

2) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat.

3) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit

hanya sedikit.

35
4) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka

kematian.

5) ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus diproduksi.

2.9 Faktor-faktor yang Terkait Pemberian ASI Eksklusif

1. Aspek Pemahaman dan Pola Pikir

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa

ASI eksklusif memang lebih unggul dibandingkan susu formula. Sebab, ASI

mengandung zat-zat kekbalan yang tidak dimiliki oleh susu formula. Zat

kekebalan ini sangat dibutuhkan oleh bayi pada bulan-bulan pertama setelah

kelahirannya.

Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan

pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan

yang dimiliki oleh para ibu mngenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang

terkandung dalam ASI.

1. Aspek Gizi

ASI yang pertama diberikan kepada bayi, yang sering disebut

kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA yang

berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare.

36
Pada bayi baru lahir, ususnya masih tipis dan belum rapat, sehingga

rentan terhadap serangan kuman penyakit.

Zat IgA bertugas menambal usus yang berlubang dengan

membentuk lapisan . Walaupun jumlah kolostrum yang diproduksi

bervariasi tergantung dari isapan bayi bayi pada hari-hari pertama

kelahirannya, namun kolostrum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Kolostrum mengandung protein, zat besi, kalsium, vitamin ( A, B6,

B12, C, D dan K ) karbohidrat dan lemak rendah. Sehingga, sesuai

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Kolostrum akan membantu mengeluarkan mekonium. Bersamaan

dengan keluarnya mekonium, dikeluarkan pula kelebihan bilirubin,

sehingga akan mencegah terjadinya kuning (ikterik) pada bayi baru

lahir. Kadar protein yang dikandung dalam kolostrum lebih tinggi dari

ASI matur. Adapun kandungan lemak dan laktosanya ( gula darah )

lebih rendah dari ASI matur.

2. Aspek Pendidikan

Kunci keberhasilan menyusui yang utama adalah kemauan yang

kuat pada diri ibu untuk menyusui anaknya. Kebanyakan ibu kurang

menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi melainkan

menganggap bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa

memperhatikan aspek lain.

3. Aspek Imunologik

37
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti-infeksi

yang bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A dalam

kolostrum cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap oleh

tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri pathogen

E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

4. Aspek Psikologis

Aktivitas menyusui bayi dapat membentuk ikatan batin yang kuat

antara ibu dan bayi, menghadirkan perasaan aman dan tenang,

merangsang produksi ASI serta memperlancar ASI, sehingga bayi bisa

lebih terpuaskan.

5. Aspek Kecerdasan

Asupan gizi yang optimal dari ASI dapat membantu perkembangan

sistem saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi.

Berdasarkan hasil penelitian di Denmark, diketahui bahwa bayi yang

diberi ASI hinnga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas.

6. Aspek Neurologis

Dengan meminum ASI, koordinasi asaraf pada bayi yang terkait

aktivitas menelan, mengisap dan bernapas semakin sempurna. Hal ini

akan mengurangi risiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru

lahir atau asma pada anak prasekolah.

7. Aspek biaya

38
Menyusui secara eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan

yang diperlukan untuk membeli susu formula dan peralatannya.

8. Aspek Penundaan Kehamilan

Menyusui secara eksklusif dapat menunda kehamilan. Sehingga

dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi dengan metose amenore

laktasi (MAL).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan jusitifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai

dengan identifikasi masalahnya ( Aziz alimul hidayat, 2007).

Pada penelitian ini, judul yang diambil yaitu Gambaran Pengetahuan

dan Sikap Bidan Praktek Mandiri Terhadap Peraturan Pemerintah No 33

Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif.

3.2 Defenisi Operasional

N Variabel Defenisi Alat Cara Hasil Skala


o Operasional ukur ukur ukur ukur

1 a.Penge- Hasil tahu Bidan Kuesi -Jika Baik Ordi-


tahuan Praktek Mandiri -oner responden

39
Bidan terhadap PP no 33 dapat nal
Praktek tahun 2012 tentang menjawab
Mandiri Asi eksklusif 16-20 soal
dengan hasil
76-100%
-jika Cukup
responden
dapat
menjawab
pertanyaan
12-15 dari
20 item soal
dengan hasil
56-75% Kurang
-jika
responden
dapat
menjawab
pertanyaan
<12 dari 20
item soal
dengan hasil
< 56%.

b. Sikap Reaksi Bidan Kuesi -Jika Positif Ordi-


Praktek Swasta -oner responden
terhadap PP no 33 menjawab nal
tahun 2012 tentang ≥ 50%
Asi eksklusif -Jika Negatif
responden
menjawab
< 50%

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Gambaran pengetahuan dan sikap Bidan Praktek Mandiri terhadap Peraturan

40
Pemerintah no 13 tahun 2012 tentang ASI eksklusif di Kota Payakumbuh

tahun 2014.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Bidan Praktek Mandiri di wilayah kota

Payakumbuh .

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan April-Agustus 2014.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo,2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan

Praktek Mandiri di kota Payakumbuh tahun 2014. Pada saat survei awal

populasi yang didapat yaitu sebanyak 70. Setelah dilakukan penelitian

populasi menjadi 35, pengurangan populasi terjadi karena sebagaian dari

populasi awal tidak masuk dalam kriteria penelitian,seperti tidak Bidan

41
Praktek Mandiri, tidak melayani persalinan, tidak ada palang dan pendidikan

terakhir belum DIII . pada penelitian ini keseluruhan populasi dijadikan

sampel.

3.6 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan wawancara

menggunakan instrument peneliti kuesioner.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk

mendapatkan data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian.

Dalam melakukan pengisian kuesioner oleh responden, dimulai dari

penelitian memperkenalkan diri kepada responden, menjelaskan maksud dan

42
tujuan peneliti, memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner,

kemudian kuesioner dibagikan apabila ada responden yang tidak mengerti

tentang kuesioner maka ditanyakan langsung kepada penelitian, setelah

selesai jawaban dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data.

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner pengetahuan dan

sikap sebagai alat pengumpulan data di kota Payakumbuh.

3.8 Aspek Pengukuran

3.8.1Pengukuran Pengetahuan

Sebelum menentukan kategori baik, cukup, terlebih dahulu menentukan

kriteria ( tolak ukur ) yang akan dijadikan penentu pengukuran pengetahuan.

Kemudian masing-masing pertanyaan diberi skor atau bila jawaban masing-

masing sesuai dengan system penilaian.

1) Skor jawaban yang salah adalah 0

2) Skor jawaban yang benar adalah 1

Menurut Arikunto (2010) penilaian terhadap responden dikategorikan :

43
a) Nilai baik : ( 76%-100%) apabila mampu menjawab benar soal 16-20

pertanyaan dari 20 item soal.

b) Nilai cukup : (56%-75% ) apabila mampu menjawab benar soal 12-15

pertanyaan dari 20 item soal.

c) Nilai kurang : ( <56% ) apabila mampu menjawab soal benar < 12

pertanyaan dari 20 item soal.

Rumus

S= X/R x 100%

Keterangan:

S = skor

X = jumlah jawaban benar

R = jumlah soal

3.8.2 Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ini, peneliti mengambil satuan skala likert

karena lebih mudah. Skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap,

44
pendapat, persepsi seorang tentang gejala atau masalah yang ada di

masyarakat atau dialaminya. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau

pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert, salah satu adalah

sebagai berikut:

a. Pernyataan Positif

Sangat Setuju (SS) : nilainya 4

Setuju (S) : nilainya 3

Tidak Setuju (TS) : nilainya 2

Sangat Tidak Setuju : nilainya 1

b. Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) : nilainya 1

Setuju (S) : nilainya 2

Tidak Setuju (TS) : nilainya 3

Sangat Tidak Setuju : nilainya 4

Skor maksimal dari pernyataan sikap adalah 40

Skor minimal dari pernyataan sikap adalah 10

Rumus S=X/Y x 100%

Keterangan :

45
S = Skor

X = Nilai yang didapat

Y = Jumlah skor maksimal

Penilaian terhadap responden dikategorikan ( aziz,2007 ) :

a. 0 - 25 % : Sangat tidak setuju

b. 26 – 50 % : Tidak setuju

c. 51 – 75 % : Setuju

d. 76 – 100% : Sangat setuju

3.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.9.1Pengolahan Data

Secara umum data yang terkumpul diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah

a) Mengedit Data ( editing )

Editing adalah apakah kuesioner telah diisi dengan benar dan semua

item soal sudah dijawab oleh responden.

b) Pemberian kode ( coding )

Memberikan scoring terhadap item-item yang ada dalam kuesioner

1. Untuk menjawab benar diberi skor : 1

2. Untuk jawaban salah diberi skor : 0

46
c) Tabulasi ( tabulating )

Data yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok, kemudian

dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi ( Alimul Hidayat, 2007 ).

3.9.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu analisis yang digunakan untuk melihat

gambaran distribusi frekuensi dan variable-variabel yang diteliti baik varibel

independent maupun variable dependent ( Notoatmodjo, 2010 ).

Dengan menggunakan rumus :

F
P= x 100 %
N

Keterangan :

P = Nilai persentase responden

F = Jumlah frekuensi sampel yang diambil

N = Jumlah keseluruhan populasi

Analisa data dilakukan dengan melihat persentasi data yang terkumpul

dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Kemudian dilanjutkan

dengan pembahasan menggunakan teori dari kepustakaan yang ada.

47
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Secara geografis Kota Payakumbuh terletak pada posisi 000 - 100

sampai dengan 0 0- 170 LS dan 1000 - 350 sampai dengan 1000 - 48 0BT. Luas

wilayah ± 80,43 Km2 atau setara dengan 0,19 persen dari luas propinsi

Sumatera Barat dan berbatasan langsung dengan lima Kecamatan Lima

Puluh Kota.

48
Keadaan topografi Kota Payakumbuh bervariasi antara daratan dan

berbukit dengan ketinggian 514 meter diatas permukaan laut. Suhu udara

rata-rata 26 0 Celcius dengan kelembaban udara berkisar antara 45 persen

sampai 50 persen.

Batas daerah

a) Sebelah Utara : Dengan kecamatan Harau dan kecamatan

Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota.

b) Sebelah Sealatan : Dengan kecamatan Luhak dan kecamatan

Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puloh Kota.

c) Sebelah Barat : Dengan kecamatan Payakumbuh dan kecamatan

Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota.

d) Sebelah Barat : Dengan kecamatan Luhak dan kecamatan Lima

Puluh Kota.

4.2 Gambaran Karakteristik Bidan Praktek Mandiri

Tabel 4.2.1
Gambaran karakteristik umur Bidan Praktek Mandiri Terhadap PP No 33
Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif

Usia Responden Jumlah %


≤25 2 5,71 %
26-35 13 37,14 %
36-45 13 37,14 %
46-50 7 20%
Jumlah 35 100 %

49
Berdasarkan tabel 4.2.1 dapat diketahui bahwa dari 35 Bidan Praktek

Mandiri mayoritas berumur antara 26-35 dan 36-45 tahun yaitu 13 orang

Bidan ,rentang umur 46-50 berjumlah 7 orang Bidan serta umur yang paling

minimal yaitu ≤ 25 sebanyak 2 orang Bidan.

Tabel 4.2.2
Tabel karakteristik masa dinas Bidan Praktek Mandiri Terhadap PP No
33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif

Lama dinas F %
≤5 Tahun 4 11,43%
5 – 10 Tahun 16 42,71 %
11 – 15 Tahun 3 8,57 %
16 – 20 Tahun 1 2,9 %
>20 Tahun 11 31,43%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat diketahui bahwa dari 35 Bidan Praktek

Mandiri, masa dinas yang paling banyak yaitu 5-10 tahun yaitu sebanyak 16

Bidan Praktek Mandiri, dan dengan rentang waktu >20 tahun sebanyak

11Bidan Praktek mandiri, ≤ 5 tahun sebanyak 4 Bidan Praktek Mandiri, dari

11-15 tahun sebanyak 3 Bidan Praktek Mandiri serta dari 16-20 tahun

sebanyak 1 Bidan Praktek Mandiri.

Tabel 4.2.3

50
Tabel karakterikstik pelatihan yang pernah diikuti Bidan Praktek Mandiri
yang berhubungan dengan PP No 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif

Pelatihan F %
Pernah 27 77,14 %
Tidak Pernah 8 22,87 %
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan tabel 4.2.3 dapat diketahui bahwa dari 35 Bidan Praktek

Mandiri yang pernah mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan ASI

yaitu sebanyak 27 Bidan dan yang tidak pernah 8 Bidan.

Tabel 4.2.4
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan Praktek Mandiri Terhadap PP
No 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif Di Kota Payakumbuh Tahun
2014

Kategori Jumlah %
Pengetahua Baik 15 42,9
n Cukup 18 51,4
Kurang 2 5,7
Jumlah 35 100%
Sikap Positif 35 100%
Negatif 0 0
Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.2.4 dapat diketahui bahwa pengetahuan Bidan

Praktek Mandiri yang ada di Kota Payakumbuh baik sebanyak 14 Bidan

(53,9%), yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 11 Bidan (42,3%) dan

yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak (3,8%). Sikap Bidan dikota

Payakumbuh tentang PP No 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif baik yaitu

>50%.

51
4.3 Pembahasan

4.3.1. Pengetahuan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dari 35

Bidan Praktek Mandiri sebanyak 18 orang Bidan memiliki pengetahuan

cukup, 15 orang Bidan memiliki pengetahuan baik dan 2 orang Bidan

memiliki pengetahun kurang.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga ( Notoatmodjo, 2012 ).

Pengetahuan di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya umur

dan pengalaman. Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan

seseorang, karena dengan bertambahnya usia maka semakin banyak

pengetahuan yang dimiliki serta lamanya dinas yang memberikan

pengalaman-pengalaman yang dapat menambah pengetahuan Bidan .

52
Dari tabel 4.2.1 diketahui bahwa umur Bidan yaitu 26-35 dan36-45

tahun sebanyak 13 Bidan (37,14%), 46-50 tahun sebanyak 7 Bidan (20%)

serta umur ≤ 25 sebanyak 2 orang Bidan (5,71%).

Dari tabel 4.2.2 dapat dilihat bahwa masa dinas Bidan Praktek Mandiri

yaitu 5-10 tahun sebanyak 16 orang Bidan (42,71%), >20 tahun sebanyak 11

orang Bidan (31,43%) , 11-15 tahun sebanyak 3 orang Bidan (8,57%), serta

16-20 tahun sebanyak 1 orang Bidan (2,9%).

Dari tabel 4.2.3 terlihat bahwa Bidan Praktek Mandiri yang pernah

mengikuti pelatihan tentang ASI sebanyak 27 orang Bidan (77,14%) dan

yang tidak pernah sebanyak 8 orang Bidan (22,87%).

4.3.1 Sikap

Dari tabel diatas juga tergambar sikap dari Bidan Praktek Mandiri

terhadap PP No 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif di kota Payakumbuh

adalah baik yaitu >50%.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek ( Notoatmodjo, 2011 ).

Semakin banyak pelatihan yang diikuiti semakin baik sikap dari Bidan

Praktek Mandiri dalam meningkatkan program yang telah dibuat oleh

pemerintah mengenai ASI eksklusif.

53
54

Anda mungkin juga menyukai