Anda di halaman 1dari 2

Kelompok V: Ensefalopati bilirubin Manifestasi klinik 4 3 Chairun nisah, 06060102184 Jaundis Uji diagnostik 1 Dx Dx Dx Penyakit transferase Faktor Enzim

glukoronil hemolisis Dedi 2 Irawan, 06060102202 Pucat Visual, serum bilirubin, Bilirubinometer Transkutan (TcB) Jaundis fisiologis Terapi: ASI ubin Faktor Hikmah Permata Sari, 06060102322 24 jam. P: 72 90 jam. D: Menurun pada hari ke 5 Urine pekat akibat menyusu sel darah merah. O: Setelah 7 Dita hemolisi n berhubungan dengan sedikitnya kaloriO: Hari ke 5 Kerusakan integritasHari keD: 4. P: Hari ke bilirubinD:Bervariasi jaundis pada cegah pemberian 12 atau lebih Letargi Kekurangan volume cairan b.d. ketidakadekuatan intake cairan n pada ASI yang menyebabkan jaundis. yang diterima oleh bayi. O: kulit b.d.2 MungkinTingkatkan 5. tanda-tanda makanan dan minggu ke 3 suplemen Hari ke 10 15. banyaknya sekresi 3 ada dalampemberian masih frekuensi urin Meta Agil Ciptaan,antigen darah karena hemolisis sel darah 7. P:dalam jumlah besar.Hepar tidak mampu untuk mengkonjugasikan bilirubin. O: Awal 24 jam. P: Bervariasi. D: Tergantung pa 0606031723 4E: Inkompatibilitas merah HypotoniaIntervensi: Faktoribu untuk memelihara persediaan ASI Bantu Risiko Intervensi: Reflek menghisap menurun Monitor turgor kulit dan membran mukus bayi Faktor Maternal Catat warna dan kondisi kulit bayi Evaluasi 8 jam dan jika diperlukan setiap BAB IritabilitasMonitor Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani), Komplikasi kehamilan (DM, intake dan output cairan total bilirubin serum (TSB) oksitosin dala inkompatibilitas ABO dan Rh). Penggunaan infus atau Pantau kadar bilirubin direct Tremorindirect,bilirubin transkutaneus (TcB) mungkin setelah lahir sesuai permintaan dan Monitor sampaikan hasilnya pada dokter Urus penyusuan bayi secepat Faktor Perinatal Lakukan fototerapi apabila level bilirubin meningkat secara signifikan dan apabila terjadi High pitch cry Posisikan bayi terlentang atau miring, tukar Ibu untuk menyusui pantau kondisi kulit dan masasejangandae posisi setiap 2 jam, bayi pada waktu yang spesifik, pada sa Meminta Suhu tak Cegah sensitivitas (Rh incompability) dari Rh negatif ibu dengan Rh (D) Immunoglobulin stabil Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis) dan Infeksi (bakteri, virus, protozoa) Jaga bayi dalam keadaan bersih dan kering Faktor Neonatus Prematuritas, Faktor genetik, Polisitemia, Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol), Rendahnya asupan ASI, Hipoglikemia, Hipoalbumin

Komplikasi:

Risiko injuri b.d. efek fototerapi Gangguan parenting b.d. pemisahan Intervensi: Intervensi: normal (suhu lingkungan yang bayi kurang lebih menjaga kestabilan suhu tubuh bayi) Tempatkan akan membantu 18 inci dari sumber cahaya Orangtua akan datang ke ruang perawatan atau mengambil bayi keruangan ibu untuk menyusui o an 36.5-37 C untuk menghindari stres karena dinginmata untuk melindungi mata bayi dari sumber cahaya Tutup mata bayi dengan penutup atau panas Pastikan bayi disusui dengan cara yang tepat ap diperlukan Pastikan penutup mata tersebut tidak menutupi hidung bayi Motivasi orangtua untuk berbicara pada bayinya, gunakan posisi wajah Matikan lampu dan buka penutup mata bayi untuk menginspeksi warna skleratreatment yang dilakukan serta progresnya untuk menghilan Tetap informasikan orangtua tentang setiap 8 jam Lepaskan penutup mata untuk menyusui bayi atau kapanpun saat bayi diistirahatkan dari fototerapi bayinya Izinkan orangtua untuk mengekspresikan perasaannya pada Beri sentuhan tegas dan berbicaralah pada bayi selama melakukan perawatan Motivasi keluarga untuk mengunjungi bayi dan terlibat aktif dalam perwatan rensi enito, L. J. . Handbook of Nursing Diagnosis.Philadelpia:Lippincot

nberg, C. S. 1988. Nursing care planning guides for children. Baltimore: William & Wlkins.

kenberry, M. J. dan Wilson David.2009. Wongs Essensials of Pediatric Nursing 8 th edition. St. Louis, Missouri: Mosby

Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI

gan, M. 2003. Asuhan Keperawatan dan Aplikasi Discharge Planning Pada Klien Dengan Klien Hiperbilirubinemia. (10 Februari 2010)

th Technology Assessment (HTA) Indonesia. 2004. Tata Laksana Ikterus Neonatorum.. (10 Februari 2010)

Anda mungkin juga menyukai