Anda di halaman 1dari 4

Kembali ke Agama, Kalian Akan Jaya

‫ض َّل لَهُ َو َم ْن‬ِ ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬


ِ ‫ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬,ُ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُه‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه‬َ ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ َ ‫ي لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬ َ ‫يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬
َ
َ‫ان ِإلى يَوْ ِم ال ِّد ْين‬ ْ ‫َأ‬
ٍ ‫َو صْ َحابِ ِه َو َمن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬

‫َأ َّما بَ ْع ُد‬

‫َأيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى‬

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah Ta’al dengan sebenar-benar takwa. Taatilah perintah-Nya dan
jauhilah seluruh larangan-Nya. Dengan takwa Allah beri jalan keluar dari masalah. Dengan
takwa Allah ampuni dosa-dosa. Dengan takwa, Allah beri jalan rezeki dari jalan yang tak
disangka-sangka. Dengan takwa, baiklah kehidupan dunia dan akhirat seseorang.

Ibadallah,

Luka lama belum sembuh, luka baru menganga. Tidak berlebihan rasanya, jika untaian kata
ini dipergunakan untuk menggambarkan perasaan hati sebagian Kaum Muslimin yang terus
tersakiti. Mereka terluka hatinya karena kaum Muslimin Palestina tak henti-hentinya
dizhalimi oleh kaum kuffar zionis. Belum sembuh luka itu, tersebar berita lain yang tidak
kalah menyakitkan ketika kaum Muslimin di Suriah dibantai. Fakta terbaru yang juga
menyayat hati yaitu fakta kaum Muslimin Rohingya yang mendapat perlakuan yang sangat
tidak manusiawi dari berbagai kalangan bahkan Negara. Ada apa dengan kaum Muslimin?
Umat yang dahulu jaya dan disegani, sekarang menjadi umat yang dihinakan dan dibawah
kendali orang-orang kafir.

Jauh hari, sebelum kejadian-kejadian itu terlihat nyata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda:

،ٌ‫ذ َكثِير‬,ٍ ‫ «بَلْ َأ ْنتُ ْم يَوْ َمِئ‬:‫ َو ِم ْن قِلَّ ٍة نَحْ نُ يَوْ َمِئ ٍذ؟ قَا َل‬:ٌ‫ فَقَا َل قَاِئل‬،»‫ك اُأْل َم ُم َأ ْن تَدَاعَى َعلَ ْي ُك ْم َك َما تَدَاعَى اَأْل َكلَةُ ِإلَى قَصْ َعتِهَا‬ ُ ‫ُوش‬
ِ ‫ي‬
‫ يَا‬:ٌ‫ال قَاِئل‬ ْ ‫هَّللا‬ ْ
َ َ‫ فَق‬،» َ‫ َولَيَ ْق ِذفَ َّن ُ فِي قُلُوبِ ُك ُم ال َو ْهن‬،‫ُور َع ُد ِّو ُك ُم ال َمهَابَةَ ِم ْن ُك ْم‬
ِ ‫د‬ ‫ص‬
ُ ‫ن‬ْ ‫م‬ِ ُ ‫هَّللا‬ َّ
‫َن‬ ‫ع‬ َ
‫ز‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ي‬َ ‫ل‬‫و‬َ ، ‫ل‬
ِ ْ
‫ي‬ َّ
‫س‬ ‫ال‬ ‫ء‬
ِ ‫ا‬َ ‫ث‬‫غ‬ُ َ
‫ك‬ ‫ء‬
ٌ ‫ا‬َ ‫ث‬‫غ‬ُ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َّ ‫ن‬‫ك‬ِ َ ‫ل‬‫و‬َ
ِ ْ‫ َو َك َرا ِهيَةُ ْال َمو‬،‫ «حُبُّ ال ُّد ْنيَا‬:‫ َو َما ْال َوهْنُ ؟ قَا َل‬،ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
‫ت‬

Hampir tiba waktu, kaum-kaum itu akan saling menyeru di atas kalian sebagaimana orang-
orang yang makan saling menyeru ke hidangan mereka” Ada yang bertanya, ‘Apakah karena
jumlah kami sedikit ketika itu?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bahkan
jumlah kalian banyak, akan tetapi kalian ibarat buih air bah. Allah Azza wa Jalla sungguh
telah mencabut rasa takut dari dada-dada musuh kalian terhadap kalian dan Allah Azza wa
Jalla akan mencampakkan al-wahn dalam hati-hati kalian.” Seseorang bertanya, ‘Wahai
Rasulullah! Apakah al-wahn itu?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Cinta
dunia dan benci kematian.” (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani
rahimahullah)

Saat menjelaskan hadits ini, penyusun kitab Aunul Ma’bud mengatakan bahwa orang-orang
kafir dan sesat itu saling mengajak untuk memerangi kaum Muslimin, mencabik-cabik
persatuan kaum Muslimin serta merampas harta benda mereka.
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas
kini telah nyata. Sebagian kaum Muslimin diberbagai tempat selalu menjadi pesakitan, meski
jumlah mereka tidak sedikit. Mereka tidak memiliki kekuatan, ibarat buih, terombang-ambing
dibawa arus air mengalir. Mereka seakan tidak memiliki pedoman. Al-Qur’an dan as-Sunnah
yang menjadi pedoman hidup telah mereka tinggalkan. Akibatnya, terjadilah apa yang telah
terjadi. Nas’alullah as-salamah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan kaum muslimin di akhir zaman


dengan buih banjir. Sebuah permisalan yang memiliki makna yang dalam. Setidaknya ada
empat hal yang kita dapat lihat pada buih banjir:

Pertama: buih banjir itu berjalan mengikuti arus.

Inilah keadaan kaum muslimin saat ini. Kaum muslimin hanya bisa mengikuti arus tanpa bisa
menolaknya. Datang budaya barat menggerus akidah dan akhlak kaum muslimin. Mereka
pun terpedaya dengan budaya tersebut. Datang kerancuan yang menyatakan semua agama
sama, sebagian kaum muslimin pun meng-iyakannya tanpa ada penolakan. Sebagaimana buih
banjir yang tak dapat menolak arus.

Dulu, kaum muslimin yang menyetir peradaban. Mereka menciptakan teknologi.


Mempengaruhi gaya hidup masyarakat Eropa. Sehingga Eropa mendapat sinar terang Islam.
Akhirnya, mereka pun bangkit dengan revolusi-revolusi mereka. Sekarang, keadaannya
berbeda bahkan berkebalikan.

Kedua: buih banjir tak tahu kemana tujuan.

Umat Islam tak tahu kemana tujuan hidup mereka. Mereka melupakan Allah, sehingga Allah
pun membuat mereka lupa dengan diri mereka sendiri.

ِ َ‫َواَل تَ ُكونُوا َكالَّ ِذينَ نَسُوا هَّللا َ فََأ ْن َساهُ ْم َأ ْنفُ َسهُ ْم ۚ ُأو ٰلَِئكَ هُ ُم ْالف‬
َ‫اسقُون‬

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS:Al-Hasyr |
Ayat: 19).

Ketiga: buih banjir itu membawa kotoran.

Lihatlah keadaan umat Islam saat ini. Marak terdapat praktik kesyirikan. Menyembelih
kurban kepada selain Allah. Meminta rezeki kepada selain Allah. ngalap berkah di kuburan.
Meminta hujan kepada makhluk dll. Di tengah-tengah mereka juga terdapat kebi’ahan.
Sehingga ranculah ajaran syariat ini. Sebagian orang mengganggap syariat adalah bid’ah dan
bid’ah adalah syariat. Kemudian berbagai macam kemaksiatan ada di tengah kaum muslimin.

Sehingga berbagai bentuk dosa pun berkumpul di masyarakat muslim. semua kotoran itu
ibarat kotoran-kotoran yang dibawa oleh buih banjir.

Keempat: buih banjir itu tidak memiliki nilai.

Tentu keadaan ini menyedihkan. Dan kita berdoa agar kaum muslimin kembali menemukan
kemuliaannya. Hampir setiap hari kita melihat pemandangan saudara-saudara kita sesama
muslim dibunuh secara keji. Di Palestina, Suriah, Irak, sampe Myanmar. Kaum muslimin
tidak lagi dihargai. Tidak lagi berwibawa. Tidak lagi ditakuti.

Nyawa-nyawa kaum muslimin dengan mudah dihilangkan. Kehormatan mereka dinista.


Harta mereka dicuri. Dll. Semoga Allah segera mengangkat musibah ini dari kita.

Dalam hadits ini juga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dengan
gamblang penyebab dari itu semua yaitu cinta dunia dan benci terhadap kematian. Artinya,
jika kita ingin lepas dari keadaan yang menyakitkan ini, kita harus meninggalkan dua
penyebab tersebut.

Mereka bekerja siang-malam mencari dunia dan melupakan akhirat. Keadaan ini bertambah
parah jika  mereka beramal ingin dipuji, ingin terkenal, dan ingin didengar. Ini semua bentuk
kecintaan terhadap dunia. Saking cintanya mereka, mereka pun takut akan kematian.

Ibadallah,

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َوتَ َر ْكتُ ُم ْال ِجهَا َد َسلَّطَ هَّللا ُ َج َّل َو َع َّز َعلَ ْي ُك ْم ُذاًّل اَل يَ ْن ِز ُعهُ َع ْن ُك ْم َحتَّى‬،‫ع‬ ِ ‫ َو َر‬،‫َاب ْالبَقَ ِر‬
ِ ْ‫ضيتُ ْم بِال َّزر‬ َ ‫خَذتُ ْم َأ ْذن‬
ْ ‫ َوَأ‬،‫ِإ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم بِ ْال ِعينَ ِة‬
‫تَرْ ِجعُوا ِإلَى ِدينِ ُك ْم‬

Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, dan kalian mengambil ekor-ekor sapi dan kalian
rela dengan bercocok tanam dan kalian tinggalkan jihad, Allah Azza wa Jalla akan
menimpakan kehinaan kepada kalian. Kehinaan itu tidak akan diangkat dari kalian sampai
kalian kembali ke agama kalian.

Kembali kepada agama yang pernah dipraktikkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum itulah solusinya. Jika agama seseorang baik,
maka yang lain ikut baik.

‫ ِإ َّن َربِّي لَ َس ِم ْي ُع ال ُّدعَا ِء‬،‫طرْ فَةَ َعي ٍْن‬ َ ‫نَ ْسَألُهُ َج َّل فِ ْي عُاَل هُ َأ ْن يُ َوفِّقَنَا َأجْ َم ِع ْينَ َوَأ ْن يُصْ لِ َح لَنَا َشْأنَنَا ُكلَّهُ َوَأ ْن اَل يَ ِك ْلنَا ِإلَى َأ ْنفُ ِسنَا‬
‫ َوهُ َو َأ ْه ُل ال َّر َجا ِء َوهُ َو َح ْسبُنَا َونِ ْع َم ال َو ِكي ِْل‬.

Khutbah Kedua:

ً‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدا‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه‬،‫ضى‬
َ ْ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمدًا َكثِ ْيرًا طَيِّبًا ُمبَا َر ًكا فِ ْي ِه َك َما يُ ِحبُّ َربُّنَا َويَر‬
‫َأ‬
َ‫صحْ بِ ِه جْ َم ِع ْين‬ َّ
َ ‫صلى هللاُ َو َسل َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َّ ُ
َ ‫ َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ؛‬.

‫َأ َّما بَ ْع ُد‬،

ُ‫ب َوال َّشهَا َد ِة ُم َراقَبَةً َم ْن يَ ْعلَ ُم َأ َّن َربَّهُ يَ ْس َم ُعهُ َويَ َراه‬
ِ ‫ اِتَّقُوْ ا هللاَ تَ َعالَى َو َراقِبُوْ هُ فِي السِّرِّ َوال َعاَل نِيَ ِة َوال َغ ْي‬:ِ‫َأيُّهَا ال ُمْؤ ِمنُوْ نَ ِعبَا َد هللا‬.

Ibadallah,

Keadaan lemahnya kaum muslimin ini, menuntut kita untuk tidak pernah berhenti menuntut
ilmu agama. Tanpa ilmu, tidak mungkin seseorang bisa kembali ke agamanya yang benar.
Belajar ilmu juga menjadi jalan agar seseorang dipermudah menuju surga, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
‫ط ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
‫َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ َ‬

‫‪Barangsiapa menempuh satu jalan untuk menempuh ilmu, maka Allah Azza wa Jalla akan‬‬
‫)‪mempermudah untuknya jalan menuju surga (HR. Muslim‬‬

‫‪Akhirnya, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk orang-orang yang‬‬
‫‪menyadari kesalahannya yang menyebabkan keterpurukan ini dan semoga Allah Azza wa‬‬
‫‪Jalla memberikan taufiq-Nya kepada kita untuk bergegas mengambil solusi yang‬‬
‫‪diberitahukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas.‬‬

‫ال‬‫صلُّوْ ا َو َسلِّ ُموْ ا َرعَا ُك ُم هللاُ َعلَى ُم َح َّم ِد اب ِْن َع ْب ِد هللاِ َك َما َأ َم َر ُك ُم هللاُ بِ َذلِكَ فِي ِكتَابِ ِه فَقَ َ‬
‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي ‪َ : ‬و َ‬ ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً‬ ‫َّ‬ ‫َأ‬
‫صلى ‪] ،‬األحزاب‪ [56:‬يَا يُّهَا ال ِذينَ آ َمنُوا َ‬ ‫َّ‬ ‫ي َوا ِح َدةً َ‬ ‫َّ‬
‫صلى َعلَ َّ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ‪َ (( :‬م ْن َ‬
‫َّ‬ ‫َوقَا َل َ‬
‫‪.‬هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا))‬

‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد ‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫صلَيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنَّ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫للَّهُ َّم َ‬
‫َأ‬ ‫َأل‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ض اللهُ َّم ع َِن الخلفا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ ا ِئ َّم ِة ال َم ْه ِديِي َ‪ْ,‬ن بِ ْي‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َركتَ َعلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل ِإب َْرا ِه ْي َم ِإنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وارْ َ‬
‫َّحابَ ِة َأجْ َم ِع ْينَ ‪َ ،‬وع َِن‬ ‫ض اللَّهُ َّم ع َِن الص َ‬ ‫الح َسنَ ْي ِن َعلِي‪َ ،‬وارْ َ‬ ‫ق ‪َ ،‬وع ُْث َمانَ ِذيْ النُوْ َر ْي ِن‪َ ،‬وَأبِي َ‬ ‫ْق ‪َ ،‬و ُع َم َر الفَارُوْ ِ‬ ‫بَ ْك ِر الصِّ ِّدي ِ‬
‫ْ‬ ‫َأل‬ ‫ْ‬ ‫َأ‬
‫ك َوِإحْ َسانِكَ يَا ك َر َم ا ك َر ِم ْينَ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫‪.‬التَابِ ِع ْينَ َو َمن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‪َ ،‬و َعنا َم َعهُ ْم بِ َمنكَ َوك َر ِم َ‬

‫ك َوال ُم ْش ِر ِك ْينَ ‪َ ،‬و َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْينَ َواحْ ِم َحوْ َزةَ ال ِّد ْينَ يَا َربَّ ال َعالَ ِم ْينَ ‪ .‬اَللَّهُ َّم آ ِمنَّا فِي َأوْ طَانِنَا َوَأصْ لِحْ َأِئ َّمتَنَا َو ُواَل ِة‬
‫َوَأ ِذ َّل ال ِشرْ َ‬
‫ضاكَ يَا َربَّ ال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫ك َواتَّقَاكَ َواتَّبَ َع ِر َ‬ ‫‪ُ .‬موْ ِرنَا َواجْ َعلْ ُواَل يَتَنَا فِ ْي َم ْن خَافَ َ‬ ‫ُأ‬

‫ت نُفُوْ َسنَا تَ ْق َواهَا زَ ِّكهَا َأ ْنتَ َخ ْي َر َم ْن زَ َّكاهَا َأ ْنتَ َولِيُّهَا َو َموْ اَل هَا‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ َلنَا ُذنُبَنَا ُكلَّهُ ؛ ِدقَّهُ َو ِجلَّهُ ‪َ ،‬أ َّولَهُ َوآ ِخ َرهُ ‪،‬‬ ‫اَللَّهُ َّم آ ِ‬
‫ظلَ ْمنَا‬‫ت‪َ .‬ربَّنَا ِإنَّا َ‬ ‫ت اََأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا ِ‬
‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ِس َّرهُ َو َعلَنَهُ‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َولِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫آخ ُر‬ ‫ار‪َ .‬و ِ‬ ‫َّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫َأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ال َخا ِس ِر ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّدنيَا َح َسنَة َوفِي ا ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا َع َذ َ‬
‫ً‬ ‫آْل‬ ‫ً‬ ‫ْ‬
‫‪َ .‬د ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ال َعالَ ِم ْينَ‬

Anda mungkin juga menyukai