5.+firdausyi (1) Ada Sukmawati 2018
5.+firdausyi (1) Ada Sukmawati 2018
2, 157-161
DOI: 10.20473/jmv.vol5.iss2.2022.157-161 online pada https://e-journal.unair.ac.id/JMV
Abstrak
Keamanan pangan pada daging ayam broiler merupakan hal yang penting karena daging ayam adalah
bahan pangan yang mudah tercemar oleh bahaya biologis seperti bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui angka lempeng total daging ayam broiler di beberapa pasar di Kota Bekasi pada Maret 2021.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 sampel daging ayam dari 10 pasar, sampel
diambil secara purposive dan setiap sampel daging ayam diambil 25 gram dari Musculus pectoralis. Sampel
diuji dengan metode tuang dari total plate count. Hasil yang diperoleh sebanyak 80% (32 dari 40 sampel)
melebihi batas maksimal TPC. Hasil tertinggi TPC pada penelitian ini adalah 3,7 × 107 CFU/g dari pasar “H”.
Kata kunci: Kota Bekasi, daging ayam broiler, total plate count
Abstract
Food-safety of broiler meat is important because broiler meat is a foodstuff that can be easily
contaminated by biological hazard such as bacteria. This study aimed to determine the total plate count of
broiler meat at various market in Bekasi City in March 2021. Amount of samples in this study were 40 samples
of broiler meat from 10 markets, samples were taken purposively and each sample used 25 grams from
Musculus pectoralis of broiler meat. Samples were examined using pour plate method of total plate count. The
result showed that 80% (32 of 40 samples) were exceeded the TPC’s limit. The highest value of TPC result was
3,7 × 107 CFU/g from “H” market.
ayam broiler di Kota Bekasi tahun 2020 menjadi counter aCOLyte®, stomacher, vortex VWR®,
produksi daging yang terbesar dari seluruh jenis water bath Memmert®, biosafety cabinet,
daging, mencapai 3.894.648 kg (Badan Pusat inkubator Memmert®, dan autoclave Tomy®.
Statistik Kota Bekasi, 2021). Rata-rata konsumsi Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)
per kapita menurut jenis komoditi makanan di dengan sampel daging ayam diperlukan sampel
Kota Bekasi untuk daging ayam adalah yang 25 gram selanjutnya dimasukkan ke wadah
tertinggi dari seluruh jenis daging, mencapai plastik, ditambahkan 225 mL larutan Buffered
0.1972 dalam satuan kg per minggu (Badan Pusat Peptone Water (BPW) pada wadah berisi sampel
Statistik Provinsi Jawa Barat, 2021). dan dihomogenkan dengan stomacher selama 1-2
Tingginya angka konsumsi per kapita dan menit, hal tersebut sudah masuk ke pengenceran
jumlah produksi daging ayam di Kota Bekasi 10-1. Setelah itu, untuk mendapatkan pengenceran
harus diimbangi dengan kualitas daging ayam 10-2 suspensi pengenceran 10-1 pindahkan ke
yang baik untuk memastikan keamanan daging dalam larutan 9 mL BPW sebanyak 1 mL dengan
yang dikonsumsi masyarakat. Keamanan produk pipet. Tahap selanjutnya adalah membuat
pangan asal hewan seperti daging ayam perlu pengenceran 10-3 dan seterusnya dengan
diperhatikan karena daging ayam mudah tercemar mengikuti cara yang sama. Suspensi pengenceran
oleh bahaya biologis, maka kualitas daging ayam yang telah dibuat, diambil masing-masing
yang dijual di pasar tradisional maupun pasar sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam cawan
modern harus sesuai dengan visi Direktorat petri secara duplo. Cawan Petri yang telah berisi
Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) suspensi sampel dituangkan Plate Count Agar
yaitu Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), serta (PCA) suhu 45°C sebanyak 15-20 mL.
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Selanjutnya dilakukan pemutaran pada cawan
Standar Nasional Indonesia (SNI) (Aerita et al., membentuk angka delapan agar media dan
2014). Menurut Sarudji et al. (2018), perhitungan suspensi tercampur dengan baik, lalu diamkan
jumlah bakteri secara kuantitatif, seperti ALT, cawan hingga media memadat, cawan dalam
biasanya dilakukan untuk menguji bahan pangan keadaan terbalik diinkubasi selama 24-48 jam
atau bahan baku untuk dikonsumsi. Metode ini pada suhu 37°C (SNI, 2008).
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat Pertumbuhan koloni pada media yang telah
cemaran bakteri pada bahan pangan dan berkaitan diinkubasi, selanjutnya akan dilakukan
dengan tingkat keamanan bahan pangan untuk perhitungan dengan colony counter dan software
dikonsumsi. aCOLyte. Data yang diperoleh dari hasil
Berdasarkan uraian di atas, penulis pengujian ALT sampel daging ayam broiler
bermaksud meneliti mengenai angka lempeng sebanyak 40 sampel akan dibandingkan dengan
total daging ayam broiler di beberapa pasar di ketentuan dari SNI 7388:2009 dan dihitung
Kota Bekasi pada Maret 2021 sebagai upaya dengan metode Stamdard Plate Count.
menjaga syarat ASUH dan SNI yang telah
ditetapkan untuk produk pangan asal hewan, HASIL DAN PEMBAHASAN
salah satunya adalah daging ayam.
Berdasarkan hasil pengujian ALT terhadap
METODE PENELITIAN 40 sampel pada Tabel 1 jika dibandingkan dengan
batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan
Alat dan bahan yang digunakan dalam (SNI 7388:2009), terdapat 8 sampel dari Pasar A
penelitian ini adalah daging ayam broiler sebanyak 1 sampel, Pasar B sebanyak 2 sampel,
sebanyak 40 sampel, Plate Count Agar (PCA) Pasar C sebanyak 1 sampel, Pasar E sebanyak 1
GranuCult®, BPW Oxoid®, kantong plastik sampel, pasar G sebanyak 2 sampel, Pasar I
ziplock, cool bag, ice pack, timbangan analitik sebanyak 1 sampel, yang memenuhi syarat SNI
Fujitsu®, bunsen, gunting, pinset, pipet untuk batas maksimum ALT, yaitu 1,0 × 106
Eppendorf®, cawan petri Normax®, colony CFU/g. Sebanyak 20% daging ayam sesuai SNI,
Tabel 1. Hasil ALT daging ayam broiler di beberapa pasar di Kota Bekasi pada Maret 2021
Sampel (CFU/g)
Pasar
1 2 3 4
A (Wisma Asri) 1,7 × 107 1,6 × 105 1,6 × 107 2,0 × 107
B (Pasar Baru) 1,6 × 105 5,8 × 105 2,1 × 106 2,9 × 106
C (Rama) 2,6 × 106 2,7 × 105 2,6 × 107 9,5 × 106
D (Harapan Jaya) 2,4 × 107 2,8 × 10 6
2,8 × 106 1,0 × 107
E (Kranji Baru) 2,8 × 106 2,5 × 10 6
1,3 × 105 2,4 × 106
F (Bintara) 2,1 × 107 1,5 × 10 7
2,7 × 106 1,4 × 106
G (Swalayan B) 5,7 × 106 2,8 × 10 6
6,0 × 105 6,7 × 105
H (Swalayan C) 2,0 × 107 1,8 × 10 7
3,7 × 107 2,6 × 107
I (Swalayan K) 2,0 × 107 2,5 × 107 7,0 × 105 4,1 × 106
J (Swalayan S) 1,2 × 107 1,6 × 10 6
1,7 × 107 1,2 × 106
sementara 80% sampel daging ayam dari pasar dari pasar “H” dengan ALT 3,7 × 107 CFU/g.
tradisional maupun pasar modern belum Penyebab tingginya ALT dari pasar tersebut dapat
memenuhi SNI. disebabkan karena tidak stabilnya suhu showcase,
Hasil penelitian yang diperoleh dari 40 karena saat pengambilan sampel didapatkan
sampel daging ayam yang diambil dari pasar showcase dalam keadaan tidak dingin.
tradisional maupun modern, lalu diuji dengan Berdasarkan penelitian Suprayogo et al. (2014),
metode perhitungan ALT, didapatkan 32 sampel peningkatan bakteri Coliform pada daging ayam
belum memenuhi syarat dengan jumlah koloni yang disimpan dalam showcase dapat disebabkan
yang berbeda-beda. Jumlah koloni yang berbeda karena suhu showcase yang tidak stabil. Menurut
pada tiap sampel dapat menunjukkan bahwa Bakara et al. (2014), bahwa daging ayam yang
kondisi tempat dan kebersihan tidak sama dijual di pasar modern tidak menutup
(Apriyanti et al., 2020). kemungkinan untuk terbebas dari kontaminasi
Pasar tradisional dan pasar modern memiliki bakteri, meskipun keadaan higiene sanitasi di
kondisi lingkungan yang berbeda, selain itu pasar modern lebih baik dari pasar tradisional.
penanganan dalam mengolah daging ayam pun Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Prianti
berbeda. Penjualan daging ayam pada pasar et al. (2018), hasil pengamatan ALT daging ayam
tradisional dibiarkan dalam keadaan terbuka di broiler yang diambil dari pasar modern di Kota
atas meja. Penjualan daging ayam pada pasar Pontianak melebihi ambang batas SNI dengan
modern menggunakan kemasan berupa alas jumlah rata-rata 4,6 × 106 CFU/mL. Menurut
styrofoam serta plastik pembungkus dan penelitian yang dilakukan Syahruddin et al.
diletakkan pada showcase (Permana, 2019). (2014), dilaporkan bahwa ALT daging ayam
Berdasarkan keadaan penjualan daging ayam di broiler yang dijual di pasar swalayan Denpasar
Kota Bekasi, beberapa pedagang di pasar dan Kabupaten Badung melebihi batas SNI
tradisional menjual ayam yang berasal dari dengan rata-rata dari swalayan S1, S2 dan S3
tempat penyembelihan di lingkungan pasar. adalah 6,90 x 106 CFU/g, 5,33 x 106 CFU/g dan
Sementara pada pasar modern, daging ayam 7,50 x 106 CFU/g.
berasal dari distributor dilakukan pengemasan Tingginya jumlah cemaran bakteri pada
ulang dengan styrofoam dilapisi plastik. daging ayam broiler dari pasar tradisional
Berdasarkan perbedaan cara penjualan dari maupun modern hingga melampaui batas SNI
pasar tradisional maupun pasar modern, 7388:2009 dapat disebabkan karena higiene
meskipun dari cara pengemasan pasar modern individu, seperti kebersihan tangan, kebersihan
lebih baik, namun hasil yang didapatkan pada pakaian, praktek pengolahan yang kurang baik
penelitian ini, dari daging ayam yang dijual dari dalam menangani daging (Palupi et al., 2010;
pasar modern maupun tradisional masih banyak Aerita et al., 2014; Permana dan Bambang W.,
yang melebihi ambang batas SNI. Pada penelitian 2019). Setiowati dan Mardiastuti (dalam Zuanita
ini, jumlah ALT paling tinggi berada pada sampel et al., 2014) menyatakan bahwa daging ayam
dapat terpapar mikroba saat proses pengolahan, penelitian, serta Laboratorium Kesehatan
pengemasan, transportasi, penyimpanan dan Masyarakat Veteriner Jakarta yang telah
penyajian. Kontaminasi dapat terjadi akibat mengizinkan untuk melakukan pengujian sampel.
sanitasi yang buruk dari peternakan, tempat
pemotongan maupun tempat pengolahan daging DAFTAR PUSTAKA
ayam, karena pemakaian air dari sanitasi yang
kurang baik dalam proses pemotongan serta Aerita, A. N., Pawenang, E. T., & Mardiana.
pengolahan dapat meningkatkan jumlah cemaran (2014). Hubungan Higiene Pedagang dan
bakteri pada daging ayam. Pada penelitian Sanitasi dengan Kontaminasi Salmonella
Maulita et al. (2017), peralatan seperti alat pada Daging Ayam Potong. Unnes Journal
pencabutan bulu, bak pencucian, meja dan talenan of Public Health, 3(4), 9-16.
ditemukan kontaminasi Salmonella sp.
Penyimpanan daging pada suhu ruang juga dapat Apriyanti, A. A. D., Sudiarta, I W., &
menyebabkan tingginya jumlah bakteri, bakteri Singapurwa, N. M. A. S. (2020). Analisis
berkembang biak dengan membelah diri menjadi Cemaran Mikrobiologi pada Daging Ayam
dua kali lipat dalam waktu 30 menit (Suradi, Broiler yang Beredar di Pasar Tradisional
2012; Ristanti et al., 2017). Kecamatan Denpasar Barat. Gema Agro,
Hasil ALT melebihi standar menandakan 25(2), 115-127.
bahwa tingkat higenitas pengolahan daging
rendah, karena menurut Sukmawati (2018), ALT Badan Pusat Statistik Kota Bekasi. (2021). Kota
atau TPC merupakan metode pengujian untuk Bekasi Dalam Angka 2021. BPS Kota
menghitung jumlah mikroba yang tumbuh pada Bekasi. Bekasi.
media agar, mempunyai manfaat untuk
mengetahui tingkat higenitas dari suatu Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
pengolahan daging dengan indikator bahwa telah (2021). Pola Konsumsi Penduduk Jawa
terjadi pencemaran pada daging. Jumlah mikroba Barat 2020. BPS Jawa Barat. Bandung.
yang tinggi pada daging akan menyebabkan
daging lebih cepat mengalami proses Bakara, V. F. S., Tafsun, M., & Hasnudi. (2014).
pembusukan, dengan penyimpanan pada lemari Analisis Bakteri Salmonella sp. pada Daging
pendingin akan mencegah pertumbuhan bakteri Ayam Potong yang Dipasarkan pada Pasar
pembusuk pada daging (Risnajati, 2010; Tradisional dan Pasar Modern di Kota
Suprayogo et al., 2014; Hernando et al., 2018). Medan. Jurnal Peternakan Integratif, 3(1),
71-83.
KESIMPULAN
Hidayati, Y. A., Hellia, E., Marlina, E. T., Juanda,
Dapat disimpulkan bahwa daging ayam W., & Badzurama, D. Z. (2019). Pengolahan
broiler sebanyak 32 sampel dari total 40 sampel Hasil Ternak Untuk Memenuhi Kebutuhan
belum memenuhi batas ALT dari SNI 7388:2009 Protein Hewani di Kelompok PKK
dengan batas jumlah cemaran mikroba 1 × 106 Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi. Media
CFU/g, dengan hasil ALT tertinggi ada pada Kontak Tani Ternak, 1(2), 7-11.
sampel dari pasar “H” dengan nilai 3,7 × 107
CFU/g. Hernando, D., Septinova, D., & Adhianto, K.
(2015). Kadar Air dan Total Mikroba pada
UCAPAN TERIMA KASIH Daging Sapi di Tempat Pemotongan Hewan
(TPH) Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Peternakan Terpadu, 3(1), 61-67.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Perikanan Kota Bekasi yang telah mengizinkan