SPM Revisi Ke 3 Akreditasi 2011
SPM Revisi Ke 3 Akreditasi 2011
MENTAL SIMPTOMATIK
1
Gangguan Anxietas Organik
Gangguan Disossiatif Organik
Gangguan Astenik Organik
Gangguan Kognitif Ringan
Gangguan Mental Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik lain YDT
Gangguan Mental Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik lain YTT
2
6 Terapi Terapi simptomatik dan kausal :
Diberi obat seperti analgesik dan antipiretik
seperti asam mefenamat
Terapi kausal / etiologi diusahakan untuk
menghilangkan penyebab, kalau perlu di konsulkan
ke Bagian Saraf dan Bedah Saraf, kalau ada
tanda-tanda infeksi diberi antibiotik yang sesuai
baik oral maupun injeksi
Bila gaduh gelisah dapat diberikan Neuroleptika
( Haloperidol, Trifluperazine ) dalam dosis kecil
Bila kesadaran masih baik dapat diberikan
psikoterapi suportif , Insight Therapy
3
GANGGUAN MENTAL DAN PRILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
1.Intoksikasi akut
a. Tanpa komplikasi
b. Dengan trauma atau cedera tubuh lainnya
c. Dengan komplikasi medis lainnya
d. Dengan delirium
e. Dengan distorsi persepsi
f. Dengan koma
g. Dengan konvulsi
h. Intoksikasi patologis
2.Penggunaan yang merugikan ( harmful use )
3.Sindrom ketergantungan
a. Kini abstinen
b. Kini abstinen tetapi dalam lingkungan terlindung
c. Kini dalam pengawasan klinis dengan terapi pemeliharaan atau
pengobatan zat pengganti
d. Kini abstinen, tetapi sedang dalam terapi dengan obat aversif atau
penyekat ( misalnya : Naltrexone atau Disulfiram )
4
e. Kini sedang menggunakan zat ( ketergantungan aktif )
f. Penggunaan berkelanjutan
g. Penggunaan episodik ( dipsomania )
4.Keadaan putus zat
a. Tanpa konvulsi
b. Dengan konvulsi
5.Keadaan putus zat dengan delirium
a. Tanpa konvulsi
b. Dengan konvulsi
6.Gangguan psikotik
a. Lir – Skizofrenia ( Schizophrenia – Like )
b. Predominan waham
c. Predominan halusinasi
d. Predominan polimorfik
e. Predominan gejala depresi
f. Predominan gejala manik
g. Campuran
7.Sindrom Amnestik
8.Gangguan psikotik residual atau onset lambat
a. Kilas balik ( Flashbacks )
b. Gangguan kepribadian atau perilaku
c. Gangguan afektif residual
d. Demensia
e. Hendaya kognitif menetap lainnya
f. Gangguan psikotik onset lambat
9.Gangguan mental dan perilaku lainnya
10.Gangguan mental dan perilaku YTT
5
Penggunaan yang merugikan
Adanya pola penggunaan zat psikoaktif yang
merusak kesehatan, yang dapat berupa fisik (seperti
pada kasus hepatitis karena menggunakan obat
suntikan diri) atau mental ( misalnya episode
gangguan depresi sekunder karena kondisi berat
alkohol )
Pola penggunaan yang merugikan sering dikecam
oleh pihak lain dan seringkali disertai berbagai
konsekwensi sosial yang tidak diinginkan.
Tidak ada sindrom ketergantungan gangguan
psikotik atau bentuk spesifik lain dari gangguan yang
berkaitan dengan penggunaan obat atau alkohol.
Sindrom ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika
ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini dialami
dalam masa 1 tahun sebelumnya :
Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang
memaksa (kompulsi) untuk menggunakan psikoaktif.
Keadaan dalam mengendalikan perilaku
menggunakan zat termasuk sejak dimulainya, usaha
penghentian, atau pada tingkat yang sedang
menggunakan.
Keadaan putus zat secara fisiologis ketika
penghentian penggunaan zat atau pengurangan,
terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas,
atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan
zat yang sejenisnya dengan tujuan untuk
menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala
putus zat.
Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan
dosis psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh
efek yang sama biasanya diperoleh dengan dosis lebih
rendah (contoh yang jelas dapat ditemukan pada
individu dengan ketergantungan alkohol dan opiat
yang dosis hariannya dapat mencapai taraf yang
dapat membuat tidak berdaya atau mematikan bagi
pengguna pemula).
Secara progresif mengabaikan, menikmati
kesenangan atau minat lain disebabkan penggunaan
zat psioaktif, meningkatkan jumlah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat
untuk pulih.
Tetap menggunakan zat meskipun menyadari
adanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti
gangguan fungsi hati karena minum alkohol
berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu
6
periode penggunaan zat yang berat, atau hendaknya
fungsi kognitif berkaitan dengan penggunaan zat,
upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa
penggunaan zat sungguh-sungguh atau dapat
diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya.
Sindrom Amnestik
Sindrom amnestik yang disebabkan oleh zat
psikoaktif harus memenuhi kriteria umum untuk
sindrom amnestik gejala psikotik. Syarat utama untuk
menentukan diagnosis adalah :
o Gangguan daya ingat jangka pendek ( “ recent
memory “ , dalam mempelajari hal baru ) gangguan
sensasi waktu ( “time sense “ , menyusun
kembali urutan kronologis, meninjau kejadian yang
berulang menjadi satu peristiwa, dll )
o Tidak ada gangguan daya ingat segera
( immediate recall )., tidak ada gangguan kesadaran
dan tidak ada gangguan kognitif secara umum.
o Adanya riwayat atau bukti yang tidak objektif
dari gangguan alkohol atau zat yang kronis
( terutama dengan dosis tinggi ).
8
Gangguan mental dan perilaku lainnya
Kategori untuk semua gangguan sebagai akibat
penggunaan zat psikoaktif yang dapat diidentifikasi
berperan langsung pada gangguan tersebut, tetapi
yang tidak memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam
salah satu gangguan yang telah disebutkan di atas
1. Skizofrenia.
a. Skizofrenia Paranoid
b. Skizofrenia Hebefrenik
c. Skizofrenia Katatonik
d. Skizofrenia tak terinci
e. Depresi pasca Skizofrenia
f. Skizofrenia Residual
g. Skizofrenia Simpleks
h. Skizofrenia Lainnya
i. Skizofrenia YTT
Karakter kelima dapat digunakan untuk mengklasifikasi pengalaman penyakit
1) Berkelanjutan
2) Episodik dengan kemunduran progresif
3) Episodik dengan kemunduran stabil
4) Episodik berulang
5) Remisi tak sempurna
6) Lainnya
7) Periode pengamatan kurang dari 1 tahun
2. Gangguan skizotipal
3. Gangguan Waham Menetap
a. Gangguan waham
b. Gangguan waham menetap lainnya
c. Gangguan waham menetap YTT
4. Gangguan Psikotik Akut Sementara
a. Gangguan Psikotik Polimorfik akut tanpa gejala Skizofrenia
b. Gangguan Psikotik Polimorfik akut
c. Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia akut
d. Gangguan Psikotik akut lainnya dengan gejala Skizofrenia
e. Gangguan Psikotik Akut dan sementara lainnya
f. Gangguan Psikotik dan sementara YTT
Karakter kelima digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya stress akut
terkait
1) Tanpa stres akut yang terkait
2) Dengan stres akut yang terkait
5. Gangguan Waham terinduksi
6. Gangguan Skizoafektif
a. Gangguan Skizoafektif tipe manic
b. Gangguan Skizoafektif depresi
c. Gangguan Skizoafektif tipe campuran
d. Gangguan Skizoafektif lainnya
e. Gangguan Skizoafektif YTT
7. Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya
8. Psikosis Non Organik YTT
10
1 Kriteria Diagnosis Skizofrenia
Gangguan Skizofrenia umumnya ditandai oleh
distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan
khas, afek yang tidak wajar, (inappropriate) dan
tumpul, waham sering tidak masuk akal(bizarre).
Arus pikiran yang terputus yang berakibat
inkhoherensi atau pembicaraan tak relevan.Gejala-
gejala negatif seperti masa bodoh ( apatis ),respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar.
Gangguan Skizopital
Gangguan ini ditandai oleh perilaku eksentrik dan
anomali dalam pikiran, dalam afek yang menyerupai
yang terdapat dalam Skizofrenia. Waktu penyakit
sedikitnya untuk 2 tahun lamanya. Individu tak
pernah memenuhi kriteria skizofrenia.
Gangguan Waham menetap
Kelompok ini meliputi suatu variasi gangguan waham
yang berlangsung lama, sebagai satu-satunya gejala
kronis yang khas dan menyolok, lamanya paling
sedikit 3 bulan
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Ciri-ciri gangguan ini :
Onset ajut ( dalam masa 2 minggu ), sindroma yang
khas, keadaan yang beraneka ragam dan berubah
cepat disebut polimorfik. Stres yang akut dan
terkait seperti kesedihan mitra atau pekerjaan yang
tak terduga, perceraian, peperangan, terorisme dan
penyiksaan.
Gangguan Gangguan Waham Terinduksi
Gangguan waham yang dialami dua orang atau lebih
yang mempunyai hubungan emosional yang erat
Gangguan Skizoafektif
Ada gangguan Episodik dengan gejala afektif dan
skizofrenia yang sama menonjol atau setidaknya
dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Gangguan Psikotik Non Organik lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
skizofrenia, gangguan afektif, dan psikotik dengan
gangguan waham menetap
Psikotik Non Organik YTT
Termasuk Psikotis YTT
Tidak termasuk psikotis organik atau simptomatik
YTT.
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Evaluasi kepribadian /stressor psikososial
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater
11
5 Perawatan RS Rawat inap, bila membahayakan diri sendiri atau
lingkungan
6 Terapi Terapi simptomatik dan kausal :
a.Neuroleptika:
1.Pengobatan Injeksi
Pada keadaan akut dapat diberikan Chlorpromazine
25 – 75 mg (im) dengan syarat tekanan darah ≥ 100
mmHg atau injeksi Serenace 5 mg (im).
2.Pengobatan oral yang dapat diberikan adalah :
Regimen I :Chlorpromazine tablet : 2 x 100 mg/
hari. Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 –
4 hari sampai dosis optimal 400 – 800 mg/ hari
Regimen II : Haloperidol : 2 x 1,5 – 2 mg/ hari.Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
sampai dosis optimal 5 – 15 mg/hari
Regimen III: Trifluoperazine : 2 x 5 mg/ hari. Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
Regimen IV: Gol. Flufenazine
Regimen V :Gol. Risperidone, Golongan Clozapin
3.Diberikan Sulfas Atropin kapsul 0,25 mg/ hari, atau
Trihexypenidyl HCl : 2 – 6 mg/ hari. Dosis
Neuroleptik jangan dinaikkan bila timbul efek
samping, dan digabung/ditambah dengan Neuroleptik
dari golongan yang berbeda. Bila efek samping
sangat berat, Neuroleptik dihentikan dan diganti
dari golongan Neuroleptik lain.
b.Elektro Consulsive Therapy ( Terapi Kejang Listrik )
pada pasien yang tidak mau / menolak makan,sangat
gelisah dan membahayakan lingkungan serta dirinya
sendiri,ada ide / pikiran bunuh diri atau membunuh
orang lain,tidak menunjukkan kemajuan setelah 10
hari pengobatan dengan Neuroleptika atau timbul
efek samping setiap menaikkan dosis Neuroleptika.
c.Psikoterapi: Psikoterapi kelompok, Psikoterapi
keluarga, Psikoterapi individual
7 Penyulit Penyakit jadi kronis, efek samping Neuroleptika
8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT
9 Lama perawatan Minimal 1 kira-kira 20-30 hari
10 Masa pemulihan Minimal 2 minggu
11 Output Sembuh parsial/perbaikan
12 PA -
13 Autopsi/Risalah rapat Bila kasus kematian dan atas permintaan keluarga
12
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD / AFEKTIF )
1. Episode Manik
a. Hipomania
b. Mania tanpa gejala psikotik
c. Mania dengan gejala psikotik
d. Episode manik lainnya
e. Episode manik YTT
2. Gangguan Afektif Bipolar
a. Gangguan Afektif Bipolar episode kini hiponamik
b. Gangguan Afektif Bipolar episode kini manik
c. Gangguan Afektif, episode kini depresif ringan atau sedang
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
d. Gangguan Afektif Bipolar, episode kini depresif berat tanpa
gejala psikotik
e. Gangguan Afektif Bipolar, episode kini depresif berat dengan
gejala psikotik
f. Gangguan Afektif Bipolar, kini campuran
g. Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam resimi
h. Gangguan Afektif Bipolar lainnya
i. Gangguan Afektif Bipolar YTT
3. Episode Depresif
a. Episode depresif ringan
1) Tanpa gajala somatik
2) Dengan gejala somatik
b. Episode Depresif sedang
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
c. Episode Depresif berat tanpa gejala somatik
d. Episode Depresif dengan gejala somatik
e. Episode Depresif lainnya
f. Episode Depresif YTT
4. Gangguan Episode Depresif berulang
a. Gangguan depresif berulang, episode kini ringan.
1) Tanpa gejala somatic
2) Dengan gejala somatik
b. Gangguan depresif berulang, episode kini sedang.
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
c. Gangguan depresif berulang, episode kini berat
1) Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala
somatik
2) Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
3) Gangguan depresif berulang lainnya
4) Gangguan depresif berulang YTT
13
5. Gangguan Suasana perasaan ( Mood { Afektif } ) Menetap
a. Siklotima
b. Distimia
c. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) Menetap lainnya
d. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) Menetap YTT.
Episode Depresif
Individu biasanya menderita suasana perasaan
( mood ) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, mudah lelah dan berkurangnya aktifitas,
tidur terganggu, nafsu makan kurang. Lamanya
episode ini berlangsung sekitar 2 minggu
16
GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM
DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRESS
17
7. Gangguan Neurotik lainnya
Neuroastenia yaitu kelelahan setelah satu kegiatan mental yang
seringkali disertai menurunnya prestasi kerja.
Episode Depresif
Individu biasanya menderita suasana perasaan
( mood ) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, mudah lelah dan berkurangnya
aktifitas, tidur terganggu, nafsu makan kurang.
Lamanya episode ini berlangsung sekitar 2 minggu
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Test Psikologik
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater
7 Penyulit --
8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT
(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output --
12 PA -
13 Autopsi/Risalah rapat --
19
RETARDASI MENTAL
Adalah suatu perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang
terutama ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada semua tingkah intelegensia yaitu kemampuan kognitif,
bahasa motorik dan sosial. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Penilaian tingkat kecerdasan harus
berdasarkan informasi yang tersedia, termasuk penemuan klinis, perilaku adaptif(
yang dinilai berdasarkan latar belakang budaya orang tersebut ) dan hasil test
psikometrik.
Untuk diagnosa pasti, harus ada penurunan tingkat fungsi intelektual yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari
lingkungan sosial normal sehari-hari.
20
hanya sedikit sekali kemampuan untuk mengurus sendiri
kebutuhan dasar mereka sendiri, dan senantiasa
memerlukan bantuan dan pengawasan.
Retardasi Mental Lainnya
Retardasi Mental YTT
2 Diagnosis Banding --
3 Pemeriksaan Test Psikometrik, CT Scanning
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater
.
.
21
SINDROM STEVENS JOHNSON (SSJ)
22
rapat
DERMATITIS EKSFOLIATIVA ( ERITRODERMA )
23
DERMATITIS ATOPIK
24
13 Autopsi / Risalah Tidak perlu
PSORIASIS
6 Terapi Nonmedikamentosa:
Penjelasan penyakit dan perjalanan kronik
residif serta kemungkinan kuku dan sendi dapat
terkena.
Dianjurkan tidak menggaruk dan mengelupas
kulit untuk mencegah fenomena Koebner
Menghindari faktor pencetus: stress psikis,
trauma,alkohol,merokok.
Medikamentosa:
Topikal:Psoriasis ringan dengan emolien,salap
campuran asidum salisikum dan tar,krim/salap
antralin0,2-0,8%,kemudian kortikosteroid
topical yang poten/superpoten,salap kalsipotriol.
Sistemik:Psoriasis pustulosa generalisata dengan
25
retinoid,metotreksat,sikslosporin. Bila ASTO (+)
diberi penisilin V oral 4x250mg/hari selama 1
bulan.
Fototerapi/fotokemoterapi,pada psoriasis yang
resisten terhadap pengobatan topical.
Terapi rotasi
Psikoterapi, pada pasien yang jelas faktor stress
psikis
7 Penyulit Pustular psoriasis yang mengenai kaki dan
telapak tangan
Psoriasis yang tidak responsif kortikosteroid
10 Masa pemulihan --
11 Output Sembuh, dapat berulang tergantung kausa
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --
26
PIODERMA
27
KONYUNGTIVITIS
28
KONYUNGTIVITIS PURULENTA
29
KATARAK SENILIS
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi Spesialis Mata, bila visus mengganggu pekerjaan
7 Penyulit Perdarahan
Infeksi intraokuler
Glaukoma
30
BRONKITIS AKUT
Ialah proses radang akut pada saluran nafas bawah. Tidak dijumpai kelainan
radiologik. Penyebab tersering ialah virus. Bila berlangsung lebih dari 5 – 7 hari dan
perubahan warna sputum perlu dipikirkan infeksi bakteri.
31
TUBERKULOSIS PARU
Ialah penyakit infeksi di paru yang bersifat kronik dan menular, disebabkan
oleh Mycobakterium Tuberculosis
2 Diagnosis Broncopneumonia
Difrensial Bronkiektasis
Keganasan paru
32
Dosis obat berdasarkan berat badan :
________________________________________
_
Jenis <30 kg Berat badan 30-60 kg >60 kg
R 300 mg 300 – 450 mg 600 mg
H 300 mg 300 - 400 mg 400 mg
Z 750 mg 2 x 500 mg 3 x 500 mg
E 500 mg 1 x 750 mg 2 x 500 mg
S 500 mg 750 mg 100 mg
Keterangan : R = Rifamfisin
H = INH
E = Etambutol
S = Streptomisin
Bedah: BTA persisten positif, dengan/tanpa
resisten,batuk darah masif atau berulang, kavitas
sklerotik atau ”destroyed long” (lobe) dengan
hemoptisis atau infeksi berulang
33
ASMA BONKIAL
Ialah penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan
reaktivitas trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan sehingga terjadi
penyempitan umum saluran nafas, yang dapat hilang oleh pengaruh obat-obatan
maupun secara spontan.
34
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
Ialah kelompok penyakit paru kronik yang tidak diketahui etiologinya, yang
mengakibatkan obstruksi jalan nafas yang irreversibel dan ditandai dengan
peningkatan tahanan aliran udara di jalan nafas. Penyakit paru kronik yang termasuk
PPOK ialah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit jalan nafas perifer.
35
DIABETES MELLITUS
8 Inform concent -
(tertulis)
9 Standard tenaga Spesialis Penyakit Dalam
36
DEMAM TIFOID
1 Kriteria Diagnosis Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala:
Kesadaran menurun
Lidah kotor,hepatosplenomegali,dsb
Gejala G.I Tract Obstipasi
Bradikardia relatif
7 Penyulit Toksis
Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
Perdarahan dari usus
37
HEPATITIS VIRUS
38
DEMAM
39
DEHIDRASI
6 Terapi 1. Hehidrasi
2. Kausal
Standard Tetracyclin 4x500 mg
Oralit
8 Inform concent -
(tertulis)
10 Lama perawatan 1 minggu
11 Masa pemulihan 1 minggu
12 Output Sembuh sempurna
13 PA --
14 Autopsi / risalah --
rapat
40
HIPERTENSI
41
- Penyekat Alfa:Prazosin 2 x 1 -8 mg,Doxazosin1 x
1–5mg
- Penyekat Beta:Metaprolol 1 x 50 -200
mg,Atenolol 1 x 25 – 150 mg,Propanolol 2 x 40 –
160 mg,Oxprenolol 2 x 80 -160 mg,Nadolol 1 x 40
– 320 mg
- Vasodilor: Hydralazine 2 x 50 – 150 mg
- Penghambat ACE:Captopril 1 -3 x 25 – 50 mg,
Lisinopril 1 x 5 - 20 mg
- Penghambat kalsium:Diltiazem 2 -3 x 60 -120 mg,
Nifedipine 3 x 10 -20 mg
42
ULKUS DECUBITUS
5 Perawatan RS --
6 Terapi Umum:
kewaspadaan mencegah terjadinya dekubitus
dengan mengenal faktor resiko serta
eliminasi faktor resiko
Perhatikan status nutrisi pada semua stadium
ulkus dekubitus. Pemberian asam askorbat
500mg 2kali sehari.
Antibiotik sistemikbila terdapat bukti
selulitis, sepsis,atau osteomielitis.
Debridement
Tempat tidur khusus:penggunaan kasur
dekubitus yang berisi udara serta reposisi 4
43
kali sehari
Perawatan Luka: Debridement secara
pembedahan atau kompres kasa dengan NaCl
dua hingga tiga kali sehari.
Bila luka sudah bersih, pelihara suasana luka
yang lembab dibasahi utntuk meransang
penyembuhan
Tindakan medis berdasar derajat
ulkus:derajat 1: kulit dibersihkan dengan air
hangat dan sabun, diberi lotion dan dimasase
2-3kali/hari,derajat 2:diberi salep topikal,
derajat 3:usahakan luka bersih dan eksudat
mengalir keluar
7 Penyulit Sepsis
8 Inform concent Tidak diperlukan
(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan Dalam waktu 2 hingga 3 minggu harus menunjukkan
perbaikan
11 Output
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --
44
KONSTIPASI
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Pemeriksaan Lab: analisis feses,
Penunjang elektrolit(kalium, kalsium), gula darah, tes fungsi
tiroid, CEA
Non lab:pemeriksaan anatomi usus(barium enema,
kolonoskopi), pemeriksaan waktu transit
kolon,pemeriksaan motilitas kolon
5 Perawatan RS --
6 Terapi Aktivitas cukup, cairan cukup, konsumsi serat 25
gr/hari, pelunak feses(laktulosa), manual, klisma
rendah/tinggi(laksan kalau perlu)
7 Penyulit Fecolit
Inkontinensia alvi
Obstipasi
Inkontinensia urin
45
OSTEOARTRITIS (OA)
3 Pemeriksaan LED
Penunjang Analisis cairan sendi
Ro
Artroskopi
4 Konsultasi Spesialis penyakit dalam
5 Perawatan RS --
6 Terapi Penyuluhan
Proteksi sendi
Obat antiinflamasi non steroid: sodium
diklofenak 50mg t.i.d, piroksikam 20 mg o.d,
meloksikam 7,5mg o.d
Steroid intrartikular
Fisioterapi, terapi okupasi,bila perlu ortosis
Operasi untuk perbaikan deformitas
7 Penyulit Deformitas sendi
8 Inform concent --
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output Dubia
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --
46
DISPEPSI FUNGSIONAL
5 Perawatan RS ---
6 Terapi Simptomatik diberikan antasida, obat-obatan H2
antagonis, penghambat pompa proton dan obat-
obat prokinetik
Bila jelas terdapat ansietas atau depresi
diberikan ansiolitik anti depresan sesuai
Psikoterapi suportif dan psikoterapi perilaku
47
NYERI KEPALA
1. TEGANG OTOT
2. VASCULER-NO ICD 346 : MIGRAINE
3. POST TRAUMA
4. NEURALGIATRIGEMINAL-NO ICD350 : TRIGEMINAL NERVE DISORDER
49
EPILEPSI
51
GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK (STROKE)
53
TRAUMA SUSUNAN SARAF
55
10 Lama perawatan Untuk yang ringan 3 hari
Untuk yang berat : tergantung keadaan
11 Output Komosio ringan : sembuh total
Yang lainnya sering ada keluhan/gejala sisa
12 PA Bila ada tindakan operatif
13 Autopsi Sering diperlukan, karena kausanya suatu
kekerasan sering
Digunakan untuk kepentingan hukum
56
NEUROPATI ( Gangguan Neurogen Perifer )
57
Sindroma Guilain Barre / Landry dan variennya (
AIDP = Acute Inflamatory Demyelinating
Poliradiculoneuropathy dan chronic Inflamatori
Demyelinating Poliradiculoneuropathy ).
Pada yang akut :
Korticosteroid : ACTH, Kostison, Preduison
( masih banyak perbedaan pendapat tentang
ini )
Obat-obatan Imunozupresif lain : Azathioprine
Plasma Faresis
Anti Viral : Boleh dicoba
Anti Inflamasi : Boleh coba
Fisioterapi
Pada Klinik: Perawatan, Fisioterapi, Prednison
58
OTITIS MEDIA SUPURATIVE KRONIK
7 Penyulit Mastoiditis
Abses Retroaurikuler
Parese / Parilise
Labirinitas/ Petrositis
Komplikasi Intrakranial
Sepsis
59
TONSILITIS KHRONIKA
60
SERUMEN SUMBAT (CERUMEN PLUG)
3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan
8 Informed consent --
(tertulis)
9 Lama perawatan Rawat jalan
61
EPISTAKSIS
7 Penyulit Renjatan
Anemia
Sinusitis
Otitis media
Hemoptimum
Bloody tears
62
HEMORHOID
3 Pemeriksaan Anuskopi/proktoskopi
Penunjang
4 Konsultasi Dirujuk bila hemorhoid derjat III/IV
63
ASMA
64
TUBERKULOSIS
7 Penyulit --
8 Inform concent Perlu
(tertulis)
9 Lama perawatan 3 bulan untuk meningitis
10 Masa pemulihan --
11 Output Sembuh,kronik
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --
65
DIARE AKUT
66
DIARE KRONIK
67
IRRITATIO PULPA
3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan
6 Terapi Penambalan
7 Penyulit --
8 Inform concent Tidak perlu
(tertulis)
9 Lama perawatan 1x kunjungan
68
HIPEREMIA PULPA
69
PULPITIS
1 Kriteria Diagnosis Caries profunda,, Rasa nyeri yang hebta, Rasa sakit
terus menerus, bila pada gigi atas rasa sakit
menjalar sampai ke pelipis, bila pada gigi bawah rasa
sakit menjalar sampai ke telinga.
70
GINGIVITIS
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Rontgen foto
Penunjang
4 Konsultasi Penyakit Dalam
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan Tergantung penyebabnya, bila penyebab karang-
karang gigi,scaling 2x kunjungan
71
PERIODONTITIS
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 4x kunjungan dengan jarak 3 hari
72
GANGREN PULPA
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1 jam
73
GIGI IMPACTED
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Rontgen foto
Penunjang
4 Konsultasi Penyakit dalam, Jantung, Saraf
74
DRY SOCKET
1 Kriteria Diagnosis Rasa sakit sekali setelah 2-5 hari pencabutan, ada
bau, socket kosong/kering, tidak ada bekuan darah,
Gingiva berwarna merah keabu-abuan
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan
7 Penyulit --
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1-3x kunjungan
75
EXOSTOSIS TULANG
7 Penyulit --
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1-4x kunjungan tergantung pada banyak region
rahang yang kena
76