Anda di halaman 1dari 76

GANGGUAN MENTAL ORGANIK, TERMASUK GANGGUAN

MENTAL SIMPTOMATIK

1. Demensia Pada Penyakit Alzheimer


 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini
 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset lambat
 Demensia pada penyakit Alzheimer , tipe tidak khas atau tipe
campuran
 Demensia pada penyakit Alzheimer YTT
2. Demensia Vasuker
 Demensia Vaskuler Onset Akut
 Demensia Multi – Infark
 Demensia Vasuker Sub Kortikal
 Demensia Vasuker Campuran Kortikal dan Subkortikal
 Demensia Vasuker lainnya
 Demensia Vasuker YTT
3. Demensia pada penyakit YDK
 Demensia pada penyakit Pick
 Demensia pada penyakit Creutzfeld - Jacob
 Demensia pada penyakit Huntington
 Demensia pada penyakit Parkinson.
 Demensia pada penyakit Human Immunodeficiency Virus
 Demensia pada penyakit lain YTD YDK
4. Demensia YTT
Karakter kelima digunakan untuk menentukan Demensia sebagai berikut:
Tanpa gejala tambahan
Gejala lain, terutama waham
Gejala lain, terutama halusinasi.
Gejala lain, terutama delusi
Gejala campuran lain
5. Sindrom Amnestik Organik bukan akibat alkohol dan zak psikoaktif
lainnya.
6. Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya.
 Delirium, tidak bertumpang tindih dengan demensia
 Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
 Delirium lainnya
 Delirium YTT
7. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
 Halusinasi Organik
 Gangguan Katatonik Organik
 Gangguan Waham Organik ( Lir Skizofrenia )
 Gangguan suasana perasaan (Mood / Afektif Organik ) terdiri
Gangguan Manik Organik, Gangguan Bipolar Organik, Gangguan
Defresif Organik, Gangguan Afektif Organik Campuran

1
 Gangguan Anxietas Organik
 Gangguan Disossiatif Organik
 Gangguan Astenik Organik
 Gangguan Kognitif Ringan
 Gangguan Mental Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik lain YDT
 Gangguan Mental Akibat Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik lain YTT

8. Gangguan Kepribadian dan Perilaku akibat penyakit, kerusakan dan


disfungsi otak.
 Gangguan Kepribadian Organik
 Sindrom Pasca – Ensefalitis
 Sindrom Pasca – Kontusio
 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Organik Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak lainnya.
 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Organik Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak YTT

9. Gangguan Mental Organik atau Simptomatik YTT

1 Kriteria Diagnosis Klinis:


Adanya faktor organik spesifik yang dimulai secara
etiologik berhubungan dengan gangguan mental itu,
atas dasar riwayat, pemeriksaan fisik dan
laboratorium. Misalnya: penyakit primer pada otak,
penyakit sistematik yang secara sekunder
mempengaruhi otak, zat toksis yang mempengaruhi
otak langsung, atau berpengaruh dalam jangka waktu
panjang, dan sindrom putus zat pada seseorang yang
tergantung secara faal. Gangguan itu sedemikian
parahnya, hingga mengganggu fungsi atau pekerjaan.
2 Diagnosis Diferensial  Gangguan psikotik non-organik
 Proses normal usia lanjut
 Gangguan buatan dengan gejala psikotik

3 Pemeriksaan  Bergantung kepada jenis GMO ( Gangguan Mental


Penunjang Organik )
 Rontgen foto tengkorak
 EEG
 CT Scan Otak / MRI
 Evaluasi Psikologik

4 Konsultasi Neurolog, Internist, Ahli Bedah Saraf

5 Perawatan RS Rawat biasa dan segera bila ada kedaruratan

2
6 Terapi  Terapi simptomatik dan kausal :
 Diberi obat seperti analgesik dan antipiretik
seperti asam mefenamat
 Terapi kausal / etiologi diusahakan untuk
menghilangkan penyebab, kalau perlu di konsulkan
ke Bagian Saraf dan Bedah Saraf, kalau ada
tanda-tanda infeksi diberi antibiotik yang sesuai
baik oral maupun injeksi
 Bila gaduh gelisah dapat diberikan Neuroleptika
( Haloperidol, Trifluperazine ) dalam dosis kecil
 Bila kesadaran masih baik dapat diberikan
psikoterapi suportif , Insight Therapy

7 Penyulit Bergantung kepada etiologi organiknya

8 Inform concent Tergantung tindakan yang akan diambil


(tertulis)
9 Lama perawatan Minimal 1 minggu

10 Masa pemulihan Minimal 1 bulan


11 Output Sembuh total/parsial sampai kematian
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat Bila terjadi kasus kematian dan atas permintaan
keluarga

3
GANGGUAN MENTAL DAN PRILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF

Gangguan yang bervariasi luas dan berbeda keparahannya (dari intoksikasi


tanpa komplikasi dan penggunaan yang merugikan sampai gangguan psikotik yang
jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau
lebih zat psikoaktif dengan atau tanpa resep dokter)
Identifikasi dari zat psikoaktif yang digunakan dapat dilakukan berdasarkan:
Data laporan individu, Analisis objektif spesimen urine, darah dan sebagainya, Bukti
lain ( adanya sampel obat yang ditemukan pada pasien, tanda dan gejala klinis atau
dari laporan pihak ke tiga ). Selalu dianjurkan untuk mencari bukti yang menguatkan
lebih dari satu sumber, yang berkaitan dengan penggunaan zat.
Analisis objektif memberikan bukti yang paling diandalkan perihal penggunaan
akhir-akhir ini atau saat ini, namun data ini mempunyai keterbatasan terhadap
penggunaan zat di masa lalu atau tingkat penggunaan zat ini.
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Alkohol
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Kanabinoida
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Sedativa atau Hipnotika
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Kokain.
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Stimulansia lain termasuk kafein.
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Halusinogen.
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Tembakau
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat pelarut yang mudah menguap
 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat zat multiple dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
Kode empat dan lima karakter dapat digunakan untuk menentukan kondisi klinik
sebagai berikut :

1.Intoksikasi akut
a. Tanpa komplikasi
b. Dengan trauma atau cedera tubuh lainnya
c. Dengan komplikasi medis lainnya
d. Dengan delirium
e. Dengan distorsi persepsi
f. Dengan koma
g. Dengan konvulsi
h. Intoksikasi patologis
2.Penggunaan yang merugikan ( harmful use )
3.Sindrom ketergantungan
a. Kini abstinen
b. Kini abstinen tetapi dalam lingkungan terlindung
c. Kini dalam pengawasan klinis dengan terapi pemeliharaan atau
pengobatan zat pengganti
d. Kini abstinen, tetapi sedang dalam terapi dengan obat aversif atau
penyekat ( misalnya : Naltrexone atau Disulfiram )

4
e. Kini sedang menggunakan zat ( ketergantungan aktif )
f. Penggunaan berkelanjutan
g. Penggunaan episodik ( dipsomania )
4.Keadaan putus zat
a. Tanpa konvulsi
b. Dengan konvulsi
5.Keadaan putus zat dengan delirium
a. Tanpa konvulsi
b. Dengan konvulsi
6.Gangguan psikotik
a. Lir – Skizofrenia ( Schizophrenia – Like )
b. Predominan waham
c. Predominan halusinasi
d. Predominan polimorfik
e. Predominan gejala depresi
f. Predominan gejala manik
g. Campuran
7.Sindrom Amnestik
8.Gangguan psikotik residual atau onset lambat
a. Kilas balik ( Flashbacks )
b. Gangguan kepribadian atau perilaku
c. Gangguan afektif residual
d. Demensia
e. Hendaya kognitif menetap lainnya
f. Gangguan psikotik onset lambat
9.Gangguan mental dan perilaku lainnya
10.Gangguan mental dan perilaku YTT

1 Kriteria Diagnosis Intoksikasi akut


 Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan :
tingkat dosis zat yang digunakan ( dose dependent ).
Individu dengan kondisi organik tertentu yang
mendasarinya
(misalnya insufisiensi ginjal atau hati ) yang dalam
dosis kecil dapat menyebabkan efek intoksikasi berat
yang tidak proposional.
 Disinhibisi yang ada hubungannya dengan
konteks sosial perlu dipertimbangkan ( misalnya
disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara
keagamaan )
 Intoksikasi akut merupakan suatu kondisi
peralihan yang timbul akibat penggunaan alkohol atau
zat psikoaktif lain sehingga terjadi gangguan
kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau
perilaku, atau fungsi dan respon psikofisiologis
lainnya.

5
Penggunaan yang merugikan
 Adanya pola penggunaan zat psikoaktif yang
merusak kesehatan, yang dapat berupa fisik (seperti
pada kasus hepatitis karena menggunakan obat
suntikan diri) atau mental ( misalnya episode
gangguan depresi sekunder karena kondisi berat
alkohol )
 Pola penggunaan yang merugikan sering dikecam
oleh pihak lain dan seringkali disertai berbagai
konsekwensi sosial yang tidak diinginkan.
 Tidak ada sindrom ketergantungan gangguan
psikotik atau bentuk spesifik lain dari gangguan yang
berkaitan dengan penggunaan obat atau alkohol.

Sindrom ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika
ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini dialami
dalam masa 1 tahun sebelumnya :
 Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang
memaksa (kompulsi) untuk menggunakan psikoaktif.
 Keadaan dalam mengendalikan perilaku
menggunakan zat termasuk sejak dimulainya, usaha
penghentian, atau pada tingkat yang sedang
menggunakan.
 Keadaan putus zat secara fisiologis ketika
penghentian penggunaan zat atau pengurangan,
terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas,
atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan
zat yang sejenisnya dengan tujuan untuk
menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala
putus zat.
 Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan
dosis psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh
efek yang sama biasanya diperoleh dengan dosis lebih
rendah (contoh yang jelas dapat ditemukan pada
individu dengan ketergantungan alkohol dan opiat
yang dosis hariannya dapat mencapai taraf yang
dapat membuat tidak berdaya atau mematikan bagi
pengguna pemula).
 Secara progresif mengabaikan, menikmati
kesenangan atau minat lain disebabkan penggunaan
zat psioaktif, meningkatkan jumlah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat
untuk pulih.
 Tetap menggunakan zat meskipun menyadari
adanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti
gangguan fungsi hati karena minum alkohol
berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu
6
periode penggunaan zat yang berat, atau hendaknya
fungsi kognitif berkaitan dengan penggunaan zat,
upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa
penggunaan zat sungguh-sungguh atau dapat
diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya.

Keadaan putus zat


 Keadaan putus zat merupakan salah satu
indikator dari sindrom ketergantungan dan diagnosis
sindrom ketergantungan zat harus turut
dipertimbangkan.
 Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai
diagnosis utama, bila hal ini merupakan alasan rujukan
dan cukup parah sampai memerlukan perhatian medis
secara khusus.
 Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang
digunakan. Gangguan psikologis ( misalnya ansietas,
depresi dan gangguan tidur ) merupakan gambaran
umum putus zat ini. Yang khas ialah pasien akan
melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda
dengan meneruskan penggunaan zat.

Keadaan putus zat dengan delirium


 Suatu keadaan putus zat disertai komplikasi
delirium
 Termasuk : Delirium Tremens, yang merupakan
akibat dari putus alkohol secara absolut atau relatif
pada pengguna yang ketergantungan berat dengan
riwayat penggunaan yang lama. Onset biasanya terjadi
sesudah putus alkohol. Keadaan gaduh gelisah toksik
( toxic confusional state ) yang berlangsung singkat
tetapi ada kalanya dapat membahayakan jiwa, disertai
gangguan somatik
 Gejala prodromal khas berupa : insomnia,
gemetar dan ketakutan. Onset dapat didahului oleh
kejang setelah putus zat.
o Kesadaran berkabut dan kebingungan
o Halusinasi dan ilusi yang hidup ( vivid ) yang
mengenai salah satu panca indera
o ( sensory modality ) dan tremor berat
o Biasanya ditemukan juga waham, agitasi,
insomnia atau siklus tidur yang terbalik dan
aktifitas otonomik yang berlebihan.
Gangguan psikotik
 Gangguan psikotik yang terjadi selama atau
segera sesudah penggunaan zat psikoaktif ( biasanya
dalam waktu 48 jam ), bukan merupakan manifestasi
dari keadaan putus zat dengan delirium atau suatu
7
onset lambat.
 Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat
psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang
bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat
yang digunakan dan kepribadian pengguna zat.
 Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain
dan amfetamin, gangguan psikotik yang di induksi oleh
obat umumnya berhubungan erat dengan tingginya
dosis dan atau penggunaan zat yang berkepanjangan
 Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya
ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau
pengalaman halusinasi, bila zat yang digunakan ialah
halusinogenika primer ( misalnya Lisergide atau LSD,
meskalin, kanabis dosis tinggi ). Perlu dipertimbangkan
kemungkinan diagnosis intoksikasi akut.

Sindrom Amnestik
 Sindrom amnestik yang disebabkan oleh zat
psikoaktif harus memenuhi kriteria umum untuk
sindrom amnestik gejala psikotik. Syarat utama untuk
menentukan diagnosis adalah :
o Gangguan daya ingat jangka pendek ( “ recent
memory “ , dalam mempelajari hal baru ) gangguan
sensasi waktu ( “time sense “ , menyusun
kembali urutan kronologis, meninjau kejadian yang
berulang menjadi satu peristiwa, dll )
o Tidak ada gangguan daya ingat segera
( immediate recall )., tidak ada gangguan kesadaran
dan tidak ada gangguan kognitif secara umum.
o Adanya riwayat atau bukti yang tidak objektif
dari gangguan alkohol atau zat yang kronis
( terutama dengan dosis tinggi ).

Gangguan psikotik residual atau onset lambat


 Onset dari gangguan harus secara langsung
berkaitan dengan penggunaan alkohol atau zat
psikoaktif
 Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian
atau perilaku yang disebabkan oleh alkohol atau zat
psikoaktif yang berlangsung melampaui jangka waktu
khasiat psikoaktifnya ( efek residual zat tersebut
terbukti secara jelas )
 Gangguan ini harus dibedakan dari kondisi yang
berhubungan dengan peristiwa putus zat. Pada kondisi
tertentu dan untuk zat tertentu, fenomena putus zat
dapat terjadi beberapa hari atau minggu sesudah zat
dihentikan penggunaannya.

8
Gangguan mental dan perilaku lainnya
Kategori untuk semua gangguan sebagai akibat
penggunaan zat psikoaktif yang dapat diidentifikasi
berperan langsung pada gangguan tersebut, tetapi
yang tidak memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam
salah satu gangguan yang telah disebutkan di atas

Gangguan mental dan perilaku YTT


Kategori untuk yang tidak tergolongkan
2 Diagnosis Diferensial  Gangguan mental organik
 Gangguan afektif berat
 Gangguan psikotik akut sementara
 Gangguan mental lain yang dicetuskan dan
diberatkan oleh penggunaan zat pskoaktif
misalnya Skizofrenia, gangguan kepribadian
paranoid

3 Pemeriksaan  Laboratorium lengkap


Penunjang  Drug monitoring ( darah dan urin )
 Evaluasi psikologik
4 Konsultasi Neurolog, Internist
5 Perawatan RS Perawatan khusus untuk mengatasi putus zat bila
keadaan umum jelek dapat di rujuk ke RSUP
6 Terapi  Terapi Simptomatik: Kalau demam diberi obat
antipiretika / analgetika, ada tanda-tanda
infeksi diberi obat antibiotika yang sesuai, oral
atau injeksi,dan bila ada tanda-tanda dehidrasi
beri infus.
 Neuroleptika: Kalau gelisah diberi obat
Butirofenon derivat seperti Haloperidol dengan
dosis yang sesuai.Kalau masih perlu bisa diberi
obat Neuroleptika lainnya seperti Fenotiazine,
Chlorpromazine, Thioridazine, Trifluoperazine
dan Flufenazine
 Psikoterapi: Bila keadaan masih baik dan pasien
mulai tenang dapat diberikan psikoterapi
suportif, insight terapi.
7 Penyulit Tetanus, Hepatitis, AIDS , Infeksi saluran
pernafasan dan kematian
8 Inform concent Tergantung tindakan yang akan diambil
(tertulis)
9 Lama perawatan minimal 2 minggu

10 Masa pemulihan minimal 2 minggu dengan kemungkinan residual


11 Output Sembuh total/parsial sampai kematian
12 PA --
13 Autopsi/Risalah Bila terjadi kasus kematian dan atas permintaan
rapat keluarga
9
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
DAN GANGGUAN WAHAM

1. Skizofrenia.
a. Skizofrenia Paranoid
b. Skizofrenia Hebefrenik
c. Skizofrenia Katatonik
d. Skizofrenia tak terinci
e. Depresi pasca Skizofrenia
f. Skizofrenia Residual
g. Skizofrenia Simpleks
h. Skizofrenia Lainnya
i. Skizofrenia YTT
Karakter kelima dapat digunakan untuk mengklasifikasi pengalaman penyakit
1) Berkelanjutan
2) Episodik dengan kemunduran progresif
3) Episodik dengan kemunduran stabil
4) Episodik berulang
5) Remisi tak sempurna
6) Lainnya
7) Periode pengamatan kurang dari 1 tahun
2. Gangguan skizotipal
3. Gangguan Waham Menetap
a. Gangguan waham
b. Gangguan waham menetap lainnya
c. Gangguan waham menetap YTT
4. Gangguan Psikotik Akut Sementara
a. Gangguan Psikotik Polimorfik akut tanpa gejala Skizofrenia
b. Gangguan Psikotik Polimorfik akut
c. Gangguan Psikotik Lir – Skizofrenia akut
d. Gangguan Psikotik akut lainnya dengan gejala Skizofrenia
e. Gangguan Psikotik Akut dan sementara lainnya
f. Gangguan Psikotik dan sementara YTT
Karakter kelima digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya stress akut
terkait
1) Tanpa stres akut yang terkait
2) Dengan stres akut yang terkait
5. Gangguan Waham terinduksi
6. Gangguan Skizoafektif
a. Gangguan Skizoafektif tipe manic
b. Gangguan Skizoafektif depresi
c. Gangguan Skizoafektif tipe campuran
d. Gangguan Skizoafektif lainnya
e. Gangguan Skizoafektif YTT
7. Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya
8. Psikosis Non Organik YTT

10
1 Kriteria Diagnosis Skizofrenia
Gangguan Skizofrenia umumnya ditandai oleh
distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan
khas, afek yang tidak wajar, (inappropriate) dan
tumpul, waham sering tidak masuk akal(bizarre).
Arus pikiran yang terputus yang berakibat
inkhoherensi atau pembicaraan tak relevan.Gejala-
gejala negatif seperti masa bodoh ( apatis ),respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar.
Gangguan Skizopital
Gangguan ini ditandai oleh perilaku eksentrik dan
anomali dalam pikiran, dalam afek yang menyerupai
yang terdapat dalam Skizofrenia. Waktu penyakit
sedikitnya untuk 2 tahun lamanya. Individu tak
pernah memenuhi kriteria skizofrenia.
Gangguan Waham menetap
Kelompok ini meliputi suatu variasi gangguan waham
yang berlangsung lama, sebagai satu-satunya gejala
kronis yang khas dan menyolok, lamanya paling
sedikit 3 bulan
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Ciri-ciri gangguan ini :
Onset ajut ( dalam masa 2 minggu ), sindroma yang
khas, keadaan yang beraneka ragam dan berubah
cepat disebut polimorfik. Stres yang akut dan
terkait seperti kesedihan mitra atau pekerjaan yang
tak terduga, perceraian, peperangan, terorisme dan
penyiksaan.
Gangguan Gangguan Waham Terinduksi
Gangguan waham yang dialami dua orang atau lebih
yang mempunyai hubungan emosional yang erat
Gangguan Skizoafektif
Ada gangguan Episodik dengan gejala afektif dan
skizofrenia yang sama menonjol atau setidaknya
dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Gangguan Psikotik Non Organik lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
skizofrenia, gangguan afektif, dan psikotik dengan
gangguan waham menetap
Psikotik Non Organik YTT
Termasuk Psikotis YTT
Tidak termasuk psikotis organik atau simptomatik
YTT.
2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Evaluasi kepribadian /stressor psikososial
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater
11
5 Perawatan RS Rawat inap, bila membahayakan diri sendiri atau
lingkungan
6 Terapi  Terapi simptomatik dan kausal :
a.Neuroleptika:
1.Pengobatan Injeksi
Pada keadaan akut dapat diberikan Chlorpromazine
25 – 75 mg (im) dengan syarat tekanan darah ≥ 100
mmHg atau injeksi Serenace 5 mg (im).
2.Pengobatan oral yang dapat diberikan adalah :
Regimen I :Chlorpromazine tablet : 2 x 100 mg/
hari. Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 –
4 hari sampai dosis optimal 400 – 800 mg/ hari
Regimen II : Haloperidol : 2 x 1,5 – 2 mg/ hari.Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
sampai dosis optimal 5 – 15 mg/hari
Regimen III: Trifluoperazine : 2 x 5 mg/ hari. Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
Regimen IV: Gol. Flufenazine
Regimen V :Gol. Risperidone, Golongan Clozapin
3.Diberikan Sulfas Atropin kapsul 0,25 mg/ hari, atau
Trihexypenidyl HCl : 2 – 6 mg/ hari. Dosis
Neuroleptik jangan dinaikkan bila timbul efek
samping, dan digabung/ditambah dengan Neuroleptik
dari golongan yang berbeda. Bila efek samping
sangat berat, Neuroleptik dihentikan dan diganti
dari golongan Neuroleptik lain.
b.Elektro Consulsive Therapy ( Terapi Kejang Listrik )
pada pasien yang tidak mau / menolak makan,sangat
gelisah dan membahayakan lingkungan serta dirinya
sendiri,ada ide / pikiran bunuh diri atau membunuh
orang lain,tidak menunjukkan kemajuan setelah 10
hari pengobatan dengan Neuroleptika atau timbul
efek samping setiap menaikkan dosis Neuroleptika.
c.Psikoterapi: Psikoterapi kelompok, Psikoterapi
keluarga, Psikoterapi individual
7 Penyulit Penyakit jadi kronis, efek samping Neuroleptika
8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT
9 Lama perawatan Minimal 1 kira-kira 20-30 hari
10 Masa pemulihan Minimal 2 minggu
11 Output Sembuh parsial/perbaikan
12 PA -
13 Autopsi/Risalah rapat Bila kasus kematian dan atas permintaan keluarga

12
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD / AFEKTIF )

1. Episode Manik
a. Hipomania
b. Mania tanpa gejala psikotik
c. Mania dengan gejala psikotik
d. Episode manik lainnya
e. Episode manik YTT
2. Gangguan Afektif Bipolar
a. Gangguan Afektif Bipolar episode kini hiponamik
b. Gangguan Afektif Bipolar episode kini manik
c. Gangguan Afektif, episode kini depresif ringan atau sedang
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
d. Gangguan Afektif Bipolar, episode kini depresif berat tanpa
gejala psikotik
e. Gangguan Afektif Bipolar, episode kini depresif berat dengan
gejala psikotik
f. Gangguan Afektif Bipolar, kini campuran
g. Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam resimi
h. Gangguan Afektif Bipolar lainnya
i. Gangguan Afektif Bipolar YTT
3. Episode Depresif
a. Episode depresif ringan
1) Tanpa gajala somatik
2) Dengan gejala somatik
b. Episode Depresif sedang
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
c. Episode Depresif berat tanpa gejala somatik
d. Episode Depresif dengan gejala somatik
e. Episode Depresif lainnya
f. Episode Depresif YTT
4. Gangguan Episode Depresif berulang
a. Gangguan depresif berulang, episode kini ringan.
1) Tanpa gejala somatic
2) Dengan gejala somatik
b. Gangguan depresif berulang, episode kini sedang.
1) Tanpa gejala somatik
2) Dengan gejala somatik
c. Gangguan depresif berulang, episode kini berat
1) Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala
somatik
2) Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
3) Gangguan depresif berulang lainnya
4) Gangguan depresif berulang YTT

13
5. Gangguan Suasana perasaan ( Mood { Afektif } ) Menetap
a. Siklotima
b. Distimia
c. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) Menetap lainnya
d. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) Menetap YTT.

6. Gangguan Suasana perasaan ( Mood { Afektif } ) Lainnya


a. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) tunggal lainnya.
1) Episode afektif campuran
b. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) berulang lainnya.
1) Gangguan Depresif singkat berulang
c. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) lainnya.
d. Gangguan Suasana Perasaan ( Mood {Afektif} ) YTT

1 Kriteria Diagnosis Episode manik


Ada tiga tingkat keparahan yang ditentukan disini,
dengan kesamaan ciri yang khas dalam suasana
perasaan yang meningkat, dan peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktifitas fisik dan mental,
hanya untuk satu episode manik tunggal.

Gangguan Afektif Bipolar


Gangguan tersirat oleh episode berulang yaitu
sekurang-kurangnya dua, peningkatan suasana
perasaan yang meningkat, dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi
dan aktifitas ( depresi ) khas adalah ada
penyembuhan sempurna antara episode.

Episode Depresif
Individu biasanya menderita suasana perasaan
( mood ) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, mudah lelah dan berkurangnya aktifitas,
tidur terganggu, nafsu makan kurang. Lamanya
episode ini berlangsung sekitar 2 minggu

Episode Depresif Berulang


Gangguan ini tersirat dengan episode berulang dari
depresi dan ada derajat tingkat dari peningkatan
suasana perasaan ( mood ) dan hiperaktivitas ringan.
Episode depresif rata-rata lamanya sekitar 2 minggu
akan tetapi frekuensinya lebih jarang, sering
dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh
stress.

Gangguan Suasana perasaan ( Mood/Afektif)


Menetap.
14
Ini merupakan gangguan suasana perasaan ( mood )
yang menetap dan biasanya berfluktuasi masing-
masing episodenya tak pernah cukup parah. Masing-
masing berlangsung bertahun-tahun lamanya.
Pada Distimia, proposi antara masing-masing fase
depresif ringan dan rata-rata agak normal, sedangkan
Siklotimia, suasana perasaan menetap banyak episode
depresif ringan dan elasi ringan, mungkin suasana
perasaan stabil untuk beberapa bulan.

Gangguan Suasana perasaan ( Mood/Afektif )


Lainnya
Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya
2 minggu yang bersifat campuran atau bergantian
cepat.
Gangguan suasana perasaan lainnya YTT. Ini
merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif yang
tidak memenuhi kriteria untuk kategori manapun.

Gangguan Suasana perasaan ( Mood/ Afektif ) YTT.


Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir, jika
tidak ada setelah yang lain digunakan. Termasuk
psikosis Afektif YTT. Tidak termasuk gangguan jiwa
YTT.
2 Diagnosis --
Diferensial
3 Pemeriksaan Evaluasi kepribadian /stressor psikososial
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater

5 Perawatan RS Rawat inap biasa, kecuali dengan tentamen suicidum


harus segera perawatan intensif.

6 Terapi  Pada keadaan akut bila ada gejala psikotik dapat


diberikan:
1. Pengobatan Injeksi
Pada keadaan akut dapat diberikan Chlorpromazine
25 – 75 mg (im) dengan syarat tekanan darah ≥ 100
mmHg atau injeksi Serenace 5 mg (im)
2. Pengobatan oral yang dapat diberikan adalah :
Regimen I :Chlorpromazine tablet : 2 x 100 mg/
hari. Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 –
4 hari sampai dosis optimal 400 – 800 mg/ hari
Regimen II :Haloperidol : 2 x 1,5 – 2 mg/ hari.Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
sampai dosis optimal 5 – 15 mg/hari
Regimen III:Tryflueperazine : 2 x 5 mg/ hari. Dosis
dapat dinaikkan perlahan-lahan setiap 2 – 4 hari
15
Regimen IV: Gol. Flufenazine
Regimen V :Gol. Risperidone, Golongan Clozapin
3. Diberikan Sulfas Atropin kapsul 0,25 mg/ hari, atau
Trihexyphenidyl HCl : 2 – 6 mg/ hari. Dosis
Neuroleptik jangan dinaikkan bila timbul efek
samping, dan digabung/ ditambah dengan
Neuroleptik dari golongan yang berbeda. Bila efek
samping sangat berat, Neuroleptik dihentikan dan
diganti dari golongan Neuroleptik lain.
 Psikofarmaka lain diberikan adalah :
a) Anti depressan : Golongan T.C.A ( Amitriptilin 35
– 75 mg/hari ), Stablon ), Golongan S.S.R.I
( Seroxat, Anti Prestin, Zoloft, Cipram ) dosis
tunggal.
b) Anti mania : Lithium, Karbamazepin ( 200 – 400
mg/hari )
c) Neuroleptika : Golongan Haloperidol,
Trifluperazine, Chlopromazine, Fluofenazin,
Risperidone ( dosis sama dengan Skizofrenia )
 E.C.T diberikan pada pasien bila ada ide bunuh
diri atau ide membunuh orang lain, tidak
mau/menolak makan, tidak menunjukan
kemajuan setelah 10 hari pengobatan
psikofarmaka.

7 Penyulit Akibat Tentamine Suicidium, Efek samping obat

8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT


(tertulis)
9 Lama perawatan Minimal kira-kira 20-30 hari

10 Masa pemulihan Minimal 3 bulan


11 Output Sembuh parsial/perbaikan
12 PA -
13 Autopsi/Risalah Bila terjadi kasus kematian dan atas permintaan
rapat keluarga

16
GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM
DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRESS

1. Gangguan Anxietas Fobik


a. Agorafobia
1) tanpa gangguan panik
2) Dengan gangguan panik
b. Fobia sosial
c. Fobia khas
d. Gangguan Anxietas Fobik lainnya
e. Gangguan Anxietas Fobik YTT
2. Gangguan Anxietas lainnya
a. Gangguan (Anxietas Paroksismal Episodik )
b. Gangguan Anxietas dan depresif
c. Gangguan campuran Anxietas dan depresif
d. Gangguan Anxietas campuran lainnya
e. Gangguan Anxietas lainnya YTT
f. Gangguan Anxietas YTT
3. Gangguan Obsesi – Konfulsif
a. Predominan Obsesional atau pengulangan
b. Predominan tindakan kompulsif
c. Campuran tindakan komnpulsif lainnya.
d. Gangguan obsesif kompulsif lainnya
e. Gangguan obsesif kompulsif YTT
4. Reaksi terhasap stress berat dan gangguan penyesuaian
a. Reaksi Stress akut
b. Gangguan Stress pasca trauma
c. Gangguan penyesuaian
1) Reaksi depresif singkat
2) Reaksi Depresif bekepanjangan
3) Reaksi campuran Anxietas dan depresif
4) Dengan predominan gangguan emosi dan tingkah laku
5) Dengan gangguan campuran dari emosi dan tingkah laku
6) Reaksi terhadap stress berat lainnya
7) Reaksi terhadap stress berat YTT
5. Gangguan Disosiatif ( koversi )
Problem dan konflik yang tidak dapat diatasai oleh individu,
dirubah menjadi gejala-gejala. Tidak ada bukti adanya gangguan fisik
yang dapat menjelaskan gejala-gejala tersebut.
6. Gangguan Somatoform
Adanya keluhan gejala fisik yang berulang-ulang yang disertai
permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negatif. Seandainya ada gangguan fisik, maka gangguan
tersebut tidak menjelaskan gajala atas stress dan preokupasi yang
ditemukan pasien

17
7. Gangguan Neurotik lainnya
Neuroastenia yaitu kelelahan setelah satu kegiatan mental yang
seringkali disertai menurunnya prestasi kerja.

1 Kriteria Diagnosis Episode manik


Ada tiga tingkat keparahan yang ditentukan disini,
dengan kesamaan ciri yang khas dalam suasana
perasaan yang meningkat, dan peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktifitas fisik dan mental,
hanya untuk satu episode manik tunggal.

Gangguan Afektif Bipolar


Gangguan tersirat oleh episode berulang ( yaitu
sekurang-kurangnya dua), peningkatan suasana
perasaan yang meningkat, dan pada waktu lain
berupa penurunan suasana perasaan serta
pengurangan energi dan aktifitas ( depresi ) khas
adalah ada penyembuhan sempurna antara episode.

Episode Depresif
Individu biasanya menderita suasana perasaan
( mood ) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, mudah lelah dan berkurangnya
aktifitas, tidur terganggu, nafsu makan kurang.
Lamanya episode ini berlangsung sekitar 2 minggu

Episode Depresif Berulang


Gangguan ini tersirat dengan episode berulang dari
depresi dan ada derajat tingkat dari peningkatan
suasana perasaan ( mood ) dan hiperaktivitas
ringan.
Episode depresif rata-rata lamanya sekitar 2
minggu akan tetapi frekuensinya lebih jarang,
sering dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang
penuh stress.

Gangguan Suasana perasaan ( Mood/Afektif)


Menetap.
Ini merupakan gangguan suasana perasaan ( mood )
yang menetap dan biasanya berfluktuasi masing-
masing episodenya tak pernah cukup parah.
Masing-masing berlangsung bertahun-tahun
lamanya.Pada Distimia, proposi antara masing-
masing fase depresif ringan dan rata-rata agak
normal, sedangkan Siklotimia, suasana perasaan
menetap banyak episode depresif ringan dan elasi
ringan, mungkin suasana perasaan stabil untuk
beberapa bulan.
18
Gangguan Suasana perasaan ( Mood/Afektif)
Lainnya
Episode afektif yang berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu yang bersifat campuran atau
bergantian cepat.
Gangguan suasana perasaan lainnya YTT. Ini
merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif
yang tidak memenuhi kriteria untuk kategori
manapun.

Gangguan Suasana perasaan ( Mood/Afektif)


YTT.
Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir, jika
tidak ada setelah yang lain digunakan. Termasuk
psikosis Afektif YTT. Tidak termasuk gangguan
jiwa YTT.

2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Test Psikologik
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater

5 Perawatan RS Rawat inap bila ada tanda-tanda membahayakan diri


sendiri dan lingkungan

6 Terapi a. Obat-obatan seperti : Anxiolitik ( melawan rasa


cemas ): diazepam, Chlordiazepoxid, Alprazolam,
Amoxapin, Laikan, dan lain-lain. Anti despresan
seperti : Amitriptilin, Fluoxetin, Citalopram,
Stablon dan lain-lain
b. Psikoterapi, supportif psikoterapi, insight
terapi.
c. Fisik, pada keadaan berat, seperti depresi dapat
disembuhkan dengan tindakan diatas ( a dan b )
difokuskan untuk tindakan : Electro Convulsive
Theraphy ( E.C.T )

7 Penyulit --
8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT
(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output --
12 PA -
13 Autopsi/Risalah rapat --

19
RETARDASI MENTAL

Adalah suatu perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang
terutama ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada semua tingkah intelegensia yaitu kemampuan kognitif,
bahasa motorik dan sosial. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Penilaian tingkat kecerdasan harus
berdasarkan informasi yang tersedia, termasuk penemuan klinis, perilaku adaptif(
yang dinilai berdasarkan latar belakang budaya orang tersebut ) dan hasil test
psikometrik.
Untuk diagnosa pasti, harus ada penurunan tingkat fungsi intelektual yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari
lingkungan sosial normal sehari-hari.

1 Kriteria Diagnosis Retardasi Mental ringan


Bila menggunakan test IQ baku yang tepat, maka IQ:
50 sampai 69. Kebanyakan dapat mandiri penuh dalam
merawat diri sendiri ( makan, mandi, berpakaian, buang
air besar dan buang air kecil ) dan mencapai
keterampilan praktis dan keterampilan rumah tangga,
walaupun tingkat perkembangannya agak lambat dari
pada normal. Kesulitan utama tampak dalam pekerjaan
sekolah yang bersifat akademik, dan mempunyai
masalah khusus dalam membaca dan menulis.

Retardasi Mental Sedang


IQ berada dalam rentang 35 sampai 49. Retardasi
Mental Sedang lambat dalam mengembangkan
pemahaman dan penggunaan bahasa, prestasi akhir yang
mereka dapat capai dalam bidang ini terbatas.
Keterampilan merawat diri dan keterampilan motorik
juga terlambat dan sebagian dari mereka ini
memerlukan pengawasan seumur hidup.

Retardasi Mental Berat


IQ berada dalam rentang 20 sanpai 34. Sedang dalam
hal gambaran klinis, terdapat suatu etiologi organik, dan
kondisi yang menyertainya, dan hal ini menunjukan
adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan
yang bermakna secara klinis dari susunan syaraf pusat.
Retardasi Mental Sangat berat
IQ diperkirakan kurang dari 20. Kemampuan sangat
terbatas untuk memahami atau mematuhi permintaan
atau instruksi. Sebagian besar dari mereka tidak dapat
bergerak atau sangat terbatas dalam gerakan,
inkontinesia dan hanya mampu mengadakan komunikasi
nonverbal yang belum sempurna. Mereka tidak atau

20
hanya sedikit sekali kemampuan untuk mengurus sendiri
kebutuhan dasar mereka sendiri, dan senantiasa
memerlukan bantuan dan pengawasan.
Retardasi Mental Lainnya
Retardasi Mental YTT
2 Diagnosis Banding --
3 Pemeriksaan Test Psikometrik, CT Scanning
Penunjang
4 Konsultasi Psikiater

5 Perawatan RS Rawat inap biasa bila ada tanda-tanda gangguan


perilaku yang membahayakan dirinya dan lingkungannya.

6 Terapi  Terapi edukatif :Mengikuti pendidikan di SLB/C


 Psikofarmaka :Dapat dipertimbangkan untuk
diberikan bila ada tanda- tanda gangguan jiwa.
Antipsikotik diberikan bila ada gangguan perilaku dan
gejala-gejala psikotik. Antidepressan diberikan bila ada
gejala-gejala depresi. Anxiolitik diberikan bila ada
tanda-tanda Anxietas.
 Electro Convulsive Therapy ( E.C.T ) diberikan
pada pasien : ada ide bunuh diri atau membunuh orang
lain, tidak mau/menolak makan, gaduh, gelisah yang
membahayakan diri sendiri dan lingkungan, tidak
menunjukkan kemajuan setelah 10 hari pengobatan
psikofarmaka.

7 Penyulit  Penyakit jadi kronis


 Efek samping Neuroleptik

8 Inform concent Perlu pada tindakan ECT


(tertulis)
9 Lama perawatan Minimal kira-kira 20-30 hari

10 Masa pemulihan Minimal 2-6 bulan


11 Output Sembuh parsial/perbaikan
12 PA -
13 Autopsi/Risalah Bila terjadi kasus kematian dan atas permintaan
rapat keluarga

.
.

21
SINDROM STEVENS JOHNSON (SSJ)

1 Kriteria Diagnosis Adanya kaitan pemakaian obat sebelumnya atau


infeksi sebelum timbul kelainan kulit. Trias SSJ:
kelainan mata, kulit dan mukosa : Eritema
Irishformis, Papel,Vesikel dan Purpura. Lesi kulit
timbulnya akut, tersebar simetris, generalisata.

2 Diagnosis banding  Nekrolisis Epidermal Toksik ( NET )


 DHF ( Dengue Haemorrhagic Fever)

3 Pemeriksaan Bila ada Purpura : periksa darah
Penunjang rutin,Ht,Trombosit,waktu perdarahan,waktu
pembekuan,rumpel leede.
Anjuran : periksa kultur darah

4 Konsultasi Spesialis Kulit,Mata,THT,Penyakit Dalam dan ICU

5 Perawatan RS Rawat Inap, segera di ruangan isolasi yang steril atau


ICU

6 Terapi  Umum: Hentikan obat yang dicurigai, atasi


keadaan gawat darurat,bila syok/perlu infus
untuk mengatasi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit, pada peredaran berikan transfusi
 Sistemik: Deksametason 6×5
mg,intravena,lakukan ”tapering off”. Antibiotik
garamisin atau erithromycin. Antihistamin bila
ada indikasi
 Lokal: Tergantung kelainan kulit, Bedak talk,
kompres, krim atau salep.

7 Penyulit  Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit,
Respiratory distress syndrom.
 Kortikosteroid tinggi dapat ”drug induced DM”

8 Informedconcen Perlu
(tertulis)
9 Lama perawatan 2 minggu

10 Masa pemulihan 1 minggu


11 Output Sembuh dengan kelainan mata ringan sampai
kebutaan.
Dapat juga kematian
12 PA PA dari biopsi kulit untuk konfirmasi diagnosis pasti.
13 Autopsi/risalah Bila terjadi kematian

22
rapat
DERMATITIS EKSFOLIATIVA ( ERITRODERMA )

1 Kriteria Diagnosis Eritem universalis dengan / tanpa skuama kasar.


Suhu kulit lebih panas, menggigil

2 Diagnosis banding  Eritroderma : karena perluasan psorisis/seboroik


 Eritroderma : akibat alergi obat,atau akibat
lain : keganasan ( Hogdkin dan sindrom sezary )
dan infeksi lokal

3 Pemeriksaan  Biopsi kelenjar dan kulit bila ada kecurigaan
Penunjang keganasan ( misalnya sindrom sezary )
 Pemeriksaan darah : Hb, Leuko, Dif, Count, LED

4 Konsultasi Spesialis Kulit dan Kelamin, Penyakit Dalam, THT


dan Gigi

5 Perawatan RS Rawat inap segera dengan pengawasan spesialis kulit


dan kelamin.

6 Terapi  Sistemik: Prednison 20-30 mg/hari, tapering off


bila lebih 2 minggu substitusi synacten, XCL, Diet
TKTP, rendah garam
 Lokal: Emolien dioleskan berselang seling pada
sebagian ( 40 % ) luas permukaan kulit

7 Penyulit  Gangguan faal kulit, keganasan sindrom sezary
 Ketergantungan steroid, efek samping steroid

8 Inform concent Perlu
(tertulis)
9 Lama Perawatan 2 – 4 minggu

10 Masa Pemulihan 2 - 4 minggu


11 Output Sembuh Partial, kronis residif
12 PA Untuk konfirmasi diagnostik penyebab

23
DERMATITIS ATOPIK

1 Kriteria Diagnosis  Sangat gatal – stigmata atopik – kronis residif


 Umur 2 bulan – 2 thn, umur 4 – 10 tahun, umur >
12 th
 Simetris di kedua : pipi,fosa kubiti,poplitea
 Morfologi : polimorfi ( eritema, pavel, vesikel)

2 Diagnosis banding Dermatomikosis

3 Pemeriksaan Bila curiga Dermatomikosis : sediakan kerokan kulit


Penunjang dengan KOH 20 % ( menyingkirkan diagnosis )

4 Konsultasi Spesialis kulit, Paru, THT, pada Dermatitis Atopik


yang berat

5 Perawatan RS Rawat Jalan


6 Terapi  Umum : Yang penting hindarkan alergen
penyebab yang dicurigai
 Farmakologik :
Sistemik : Anthistamin dosis bergantung
jenisnya atau sedatif ringan. Bila sangat berat
dapat diberikan kortikosteroid, secara singkat
dengan dosis tidak terlalu tinggi dan ” tapering
off ”
Lokal : Bergantung stadium basah: kompres
antiseptik agak basah / sub akut ; krim
kortikosteroid potensi rendah atau sedang
kering dan tebal/kronis : salep kortikosteroid
potensi kuat. Pada anak mulailah dengan
kortikosteroid ringan / sedang

7 Penyulit  Pada atopik karena kronis dapat terjadi


keratokonus
 Infeksi sekunder, asma bronkiale, rinitis
alergika
 Dependen terhadap steroid, sehingga dapat
terjadi efek samping: atropi kulit
(striae),gangguan HPA pada anak kecil,super
infeksi jamur dan kandida
8 Inform concent  Perlu, sesuai indikasi
9 Lama perawatan Penyakit atopik memerlukan observasi lebih (-)
lama oleh karena residif
10 Masa Pemulihan 1 minggu
11 Out put Dermatitis atopik : kronik – residif
12 PA Tidak perlu

24
13 Autopsi / Risalah Tidak perlu
PSORIASIS

1 Kriteria Diagnosis Klinis:


 Tempat predileksi yaitu bagian badan yang
mudah terkena trauma,terdapat plak erimatosa,
dengan skuama diatasnya, yang kasar,
kering,transparan dan berlapis-lapis dengan
ukuran bervariasi dari gutata, nummular sampai
plakat.
 Kadang ada bentuk lesi pustule psoriasis dengan
distribusi lokalisat atau generalisata.
 Bila penyakit meluas seluruh tubuh menjadi
eritem disebut eritroderma psoriatic
 Tanda khas: fenomena tetesan lilin,Auspitz dan
Koebner.
 Kelainan kuku: pitting nail, onikolisis, dan
onikodistrofi.
 Kelainan sendi: psoriatic artropati.

2 Diagnosis Diferensial  Sifilis psoriasiformis
 Dermatitis seboroik

3 Pemeriksaan  Biopsi kulit, bila sangat perlu
Penunjang  Pemeriksaan ASTO
 Pemeriksaan factor rheumatoid
 Foto rontgen tulang sendi

4 Konsultasi Spesialis Kulit Kelamin

5 Perawatan RS Rawat inap mengatasi psoriasis pustulosa


generalisata dan eritroderma psoritik.

6 Terapi Nonmedikamentosa:
 Penjelasan penyakit dan perjalanan kronik
residif serta kemungkinan kuku dan sendi dapat
terkena.
 Dianjurkan tidak menggaruk dan mengelupas
kulit untuk mencegah fenomena Koebner
 Menghindari faktor pencetus: stress psikis,
trauma,alkohol,merokok.
Medikamentosa:
 Topikal:Psoriasis ringan dengan emolien,salap
campuran asidum salisikum dan tar,krim/salap
antralin0,2-0,8%,kemudian kortikosteroid
topical yang poten/superpoten,salap kalsipotriol.
 Sistemik:Psoriasis pustulosa generalisata dengan

25
retinoid,metotreksat,sikslosporin. Bila ASTO (+)
diberi penisilin V oral 4x250mg/hari selama 1
bulan.
 Fototerapi/fotokemoterapi,pada psoriasis yang
resisten terhadap pengobatan topical.
 Terapi rotasi
 Psikoterapi, pada pasien yang jelas faktor stress
psikis
7 Penyulit  Pustular psoriasis yang mengenai kaki dan
telapak tangan
 Psoriasis yang tidak responsif kortikosteroid

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan Bergantung kausa

10 Masa pemulihan --
11 Output Sembuh, dapat berulang tergantung kausa
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

26
PIODERMA

1 Kriteria Diagnosis Klinis:


 Pioderma superfisialis:tidak ada gejala
konstitusi, erupsi kulit:
impetigokrustosa,impetigo
vesikobulosa,folikulitis,furunkel/karbunkel,ektim
a.
 Pioderma profunda: ada gejala konstitusi, erupsi
kulit diikuti rasa nyeri: erysipelas, selulitis,
flegmon, abses kelenjar keringat,hidradenitis,
ulkus piogenik.

2 Diagnosis Diferensial  Impetigo krustosa:ektima


 Impetigo vesikobulosa:sifilis congenital
 Folikulitis dimandibula dan submandibula: tinea
barbe
 Erisipelas:selulitis
 Hidradenitis:skofuloderma

3 Pemeriksaan Bila diperlukan,


Penunjang  Pemeriksaan sederhana dengan pewarnaan Gram
 Kultur dan resistensi specimen lesi
 Kultur dan resistensi darah bila diduga
bakteremia

4 Konsultasi Spesialis Kulit kelamin


5 Perawatan RS Rawat inap mengatasi erisipelas, selulitis, flegmon.
6 Terapi  Topikal:
Bila banyak pus atau krusta:kompres terbuka
dengan PK1/5000, rivanol 1 permil, larutan povidon
7,5% dilarutkan 10x, dilakukan 3x sehari masing-
masing 1 jam selama keadaan akut. Bila tidak
tertutup pus atau krusta beri salap/krim fusidat
2%, mupirosin 2%,neomisin dan basitrasin
 Sistemik:
Kloksasilin/dikloksasilin 3x250mg/hari, Linkomisisn
3x5000mg.hari, Klindamisin 2-3x300mg/hari,
Eritromisin 4x500mg/hari.

7 Penyulit  Bila ada abses, lakukan insisi


8 Inform concent Perlu
9 Lama perawatan Bergantung kausa
10 Masa pemulihan --
11 Output --
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

27
KONYUNGTIVITIS

1 Kriteria Diagnosis Mata merah, virus normal, sekret positif

2 Diagnosis Difrensial  Pendarahan subkonyungtiva


 Pterygium
 Skleritis

3 Pemeriksaan Sediaan harus sekret mata untuk melihat kuman


Penunjang
4 Konsultasi Spesialis Mata bila terjadi kelainan kornea

5 Perawatan RS Rawat Jalan

6 Terapi Antibiotika topikal sesuai kasus

7 Penyulit Infeksi kornea

8 Inform concent Tidak Perlu


(tertulis)
9 Lama Perawatan --

10 Masa Pemulihan 1 - 2 minggu


11 Output Sembuh total bila tanpa komplikasi
12 PA Tidak perlu
13 Autopsi/Risalah rapat --

28
KONYUNGTIVITIS PURULENTA

1 Kriteria Diagnosis Terdapat tanda – tanda radang konyungtiva disertai


sekret purulen

2 Diagnosis Difrensial Konyungtivitis mucopurulen

3 Pemeriksaan Sediaan harus sekret mata untuk mencari adanya


Penunjang diploko intra dan ekstra sel

4 Konsultasi Spesialis Mata bila terjadi infeksi kornea mata

5 Perawatan RS Rawat inap

6 Terapi Antibiotik sistemik dan topikal

7 Penyulit Infeksi kornea

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama Perawatan 1 minggu bila tanpa komplikasi

10 Masa Pemulihan 1 - 2 minggu


11 Output Sembuh total bila tanpa komplikasi
12 PA --
13 Autopsi / Risalah --
rapat

29
KATARAK SENILIS

1 Kriteria Diagnosis Kekeruhan lensa pada usia lanjut


 Visus menurun perlahan pada masa tenang
disertai kekeruhan lensa.

2 Diagnosis Diferensial --

3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi Spesialis Mata, bila visus mengganggu pekerjaan

5 Perawatan RS Rawat inap bila rencana operasi

6 Terapi  Operatif bila ada indikasi


 Medikamentosa bila tidak ada yang spesifik

7 Penyulit  Perdarahan
 Infeksi intraokuler
 Glaukoma

8 Inform concent Perlu, pada operasi katarak


(tertulis)
9 Lama perawatan Bila tanpa komplikasi 1-7 hari

10 Masa pemulihan Bila tanpa komplikasi 1-2 bulan


11 Output Sembuh bila tanpa komplikasi
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

30
BRONKITIS AKUT

Ialah proses radang akut pada saluran nafas bawah. Tidak dijumpai kelainan
radiologik. Penyebab tersering ialah virus. Bila berlangsung lebih dari 5 – 7 hari dan
perubahan warna sputum perlu dipikirkan infeksi bakteri.

1 Kriteria Diagnosis Demam, batuk – batuk ( dari batuk kering hingga


batuk berdahak ) kadang – kadang sesak nafas dan
disertai nyeri dada.

2 Diagnosis Difrensial  Infeksi akut saluran nafas bagian atas


 Pneumonia
 TB paru

3 Pemeriksaan 1. Photo thorax PA dan lateral


Penunjang 2. Laboratorium ruin darah
 Hitung leukosit meninggi
 Pada hitung jenis, mungkin terdapat dominasi
sel leukosit PMN

4 Konsultasi Dokter Spesialis Paru

5 Perawatan RS Rawat Jalan

6 Terapi  Terapimedikamentosa : Antibiotika bila dahak


purulen
 Terapi nonmedikamentosa : Istirahat

7 Penyulit  Komplikasi : Pneumonia


 Karena penyakit : Abses, empiema,Septikimea

8 Inform concent Tidak perlu


(tertulis)
9 Lama Perawatan 1 minggu

10 Masa Pemulihan 1 minggu


11 Output  Sembuh total
 Komplikasi
12 PA --
13 Autopsi / risalah rapat --

31
TUBERKULOSIS PARU

Ialah penyakit infeksi di paru yang bersifat kronik dan menular, disebabkan
oleh Mycobakterium Tuberculosis

1 Kriteria Diagnosis Dikenal 3 Klasifikasi diagnosis TB Paru :


GejalaKlinis FotoThorax
BTASputum
TB Paru (+) (+) (+)
TB Paru tersangka (+) (+) (-)
Bekas TB Paru (-) (-) (-)

Gejala klinis yang dianggap ( + ) adalah batuk dari yang


ringan ( dan tanpa dahak ) sampai berat / batuk darah,
gejala seperti flu yang hilang timbul dan semakin sering
dan demam terutama senja hari. Foto thoraxs dianggap ( +
) bila menggambarkan corakan yang bersifat infiltrat di
puncak paru atau puncak lobus bawah paru dengan atau
tanpa kavitas, dan dapat disertai corakan lainnya seperti
bercak kapur dan garis fibrotik

2 Diagnosis  Broncopneumonia
Difrensial  Bronkiektasis
 Keganasan paru

3 Pemeriksaan 1. Foto toraks PA dan lateral ( terutama bila lesi


Penunjang terletak dilapangan tengah )
2. BTA sputum langsung dan biakan
3. Laboratorium darah rutin :
 Hitung jenis, biasanya dominasi limfosit
 LED > 30 mm/jam

4 Konsultasi Dokter Spesialis Paru

5 Perawatan RS Pada pinsipnya pasien TB paru dapat berobat jalan kecuali


bila ada penyulit

6 Terapi  Terapi non medikamentosa : perbaikan gizi, pendidikan


Kesehatan
 Terapi medikamentosa : OAT (obat antituberkulosis )
Pada obat yang dianjurkan : 2 RHZ/4 R2H2 (6 bulan )
Pada obat alternatif : 2 RHZ/4 R2H2
2 RHE/4 H2R2
2 RHS/4 H2R2
2 SHE/10-16 HE (12-18)

32
 Dosis obat berdasarkan berat badan :
________________________________________
_
Jenis <30 kg Berat badan 30-60 kg >60 kg
R 300 mg 300 – 450 mg 600 mg
H 300 mg 300 - 400 mg 400 mg
Z 750 mg 2 x 500 mg 3 x 500 mg
E 500 mg 1 x 750 mg 2 x 500 mg
S 500 mg 750 mg 100 mg

Keterangan : R = Rifamfisin
H = INH
E = Etambutol
S = Streptomisin
 Bedah: BTA persisten positif, dengan/tanpa
resisten,batuk darah masif atau berulang, kavitas
sklerotik atau ”destroyed long” (lobe) dengan
hemoptisis atau infeksi berulang

7 Penyulit Karena penyakit : Penyebaran Milier, TB Rkstrapulmoner,


” Destroyed lung ” (lobe ), batuk darah massif

8 Informed Concent Tidak perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan Bila tanpa penyulit dapat bekerja biasa
11 Output  Sembuh total
 Sembuh partial
 Komplikasi
 Meninggal
12 PA --
13 Autopsi /risalah --
rapat

33
ASMA BONKIAL
Ialah penyakit saluran nafas dengan karakteristik berupa peningkatan
reaktivitas trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan sehingga terjadi
penyempitan umum saluran nafas, yang dapat hilang oleh pengaruh obat-obatan
maupun secara spontan.

1 Kriteria diagnosis Riwayat batuk-batuk disertai sesak nafas berulang


akibat faktor pencetus dan dapat hilang dengan
atau tanpa pengobatan. Pada pemeriksaan jasmani
dijumpai ekspirasi memanjang dengan atau tanpa
mengi (wheezing) dapat ditemukan penggunaan otot
bantu nafas.
2 Diagnosis diferensial  PPOK
 Pneumotoraks
 Asma kardiale
3 Pemeriksaan  Laboratorium : darah, kadar eosinofil
penunjang  Foto toraks
 Spirometri dengan pengukuran arus puncak
ekspirasi
 Uji brankodilator
 Pemeriksaan kadar IgE
 Uji provokasi bronkus
4 Konsultasi  Dokter spesialis Paru
5 Perawatan RS  Rawat jalan, bila serangan asma ringan
 Rawat inap segera, bila serangan asma berat
atau status asmatikus
6 Terapi  Terapi non medika mentosa : oksigen,fisioterapi
bila perlu,penddikan kesehatan
 Terapi medika mentosa :
1. Bronkodilator:Adrenalin,Beta 2
agonis,Golongan Xantin (aminofilin),Anti
kolinergik
2. Kortikosteroid sistemik pada serangan-
Kortikosteroid inhalasi pada asma kronik
3. Sodium kromoglikat
4. Antibiotika, mukolitik, ekspektoran atas
indikasi
Catatan : B2 Agonis dan kortikosteroid inhalasi
merupakan pilihan utama. Obat oral digunakan
bila obat inhalasi tidak dapat diberikan
8 Penyulit Status asmatikus,Pneumotorak, Gagal nafas
9 Informed Concent Tidak perlu
11 Lama perawatan Beberapa hari s/d 1 minggu
12 Masa pemulihan Dapat langsung bekerja
13 Output Serangan teratasi / terkontrol atau meninggal
14 PA --
15 Autopsi / risalahrapat --

34
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Ialah kelompok penyakit paru kronik yang tidak diketahui etiologinya, yang
mengakibatkan obstruksi jalan nafas yang irreversibel dan ditandai dengan
peningkatan tahanan aliran udara di jalan nafas. Penyakit paru kronik yang termasuk
PPOK ialah emfisema, bronkitis kronik dan penyakit jalan nafas perifer.

1 Kriteria Diagnosis  Bronkitis kronik : batuk – batuk produktif 3


bulan dalam setahun minimal 2 tahun berturut-
turut. Mungkin tidak disertai kelainan
pemeriksaan jasmani atau ditemukan ronki
basah dikedua paru.
 Emfisema : Sesak nafas menetap dan progresif.
Pada pemeriksaan fisis dada cembung,
hipersonor, suara nafas melemah.

2 Diagnosis Diferensial  Asma Bronkial


 Bronkiektasis
 Sindrom Obstruksi pasca TB

3 Pemeriksaan  Foto thoraks PA dan lateral, inspirasi dan


Penunjang ekspirasi
 Spirometri
 Uji bronkodilator
4 Konsultasi Dokter Spesialis Paru
5 Perawatan RS Rawat inap pada eksaserbasi akut
6 Terapi 1. Terapi nonmedikamentosa
 Oksigen
 Fisioterapi
 Pendidikan kesehatan pada penderita dan
keluarganya
2. Terapi medikamentosa
 Bronkodilator : Aminofilin/Teofilin,Beta 2
Agonis,Anti kolinergik
 Kortikosteroid pada eksaserbasi akut atas
indikasi
 Mukolitik dan ekspektoran
 Antibiotika bila ada infeksi
8 Penyulit Komplikasi : - Intoksikasi oksigen
- Kor pulmonale
- Gagal nafas
9 Informed Concent Perlu
11 Lama perawatan 2 – 4 minggu
12 Masa pemulihan 2 minggu
13 Output Sembuh partial, aktif bekerja,atau meninggal
14 PA --
15 Autopsi / risalahrapat --

35
DIABETES MELLITUS

DIABETES MELLITUS, terdiri dari IDDM ( Insulin Dipendent Diabetes Mellitus )


dan NIDDM ( Non Insulin Dipendent Diabetes mellitus)

1 Kriteria Diagnosis  Gejala klinis 3P : Poliphagi, polyuri, polidipsi


mengakibatkan penurunan BB yang drastis
 Gula darah 2 jam setelah minum glukose > 75
gram/ >200 mg %

2 Diagnosis Diferensial IDDM didapatkan pada umumnya usia muda dan tua
NIDDM didapatkan pada umur tua (30–40thn) dan
gemuk

3 Pemeriksaan Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam sesudah


Penunjang makan, air seni, foto Ro Paru

4 Konsultasi Spesialis Mata, Penyakit dalam, Paru, Saraf.

5 Perawatan RS Rawat inap, bila terdapat komplikasi seperti


ketoasidosis, infeksi dan bila tindakan operasi
diperlukan

6 Terapi  Diet diabetes Mellitus, Kalori disesuaikan dengan


berat badan
 Disarankan untuk olahraga teratur

7 Penyulit 1. Ketoasidosis sampai terjadi koma diabetik


2. Retio patia sampai menjadi buta
3. Nefropatia
4. Penyakit jantung coroner
5. Hipoglikemia

8 Inform concent -
(tertulis)
9 Standard tenaga Spesialis Penyakit Dalam

10 Lama perawatan Perawatan diperlukan untuk menormalkan gula


darah, dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu
11 Masa pemulihan Diperlukan 7 hari
12 Output Hasil pengobatan dicapai dengan gula darah
terkontrol
13 PA --
14 Autopsi / risalah rapat --

36
DEMAM TIFOID

1 Kriteria Diagnosis Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala:
 Kesadaran menurun
 Lidah kotor,hepatosplenomegali,dsb
 Gejala G.I Tract Obstipasi
 Bradikardia relatif

2 Diagnosis Diferensial  Infeksi karena virus + (Dengue influenza)


 Malaria
 Broncho Pnemonia

3 Pemeriksaan  Pemeriksaan Lab


Penunjang  Hb, leko, trombosit, Ht
 Urine lengkap
 Foto Ro paru
 Widal, Biakan kuman

4 Konsultasi Spesialis bedah (bila terdapat komplikasi seperti :


akut abdomen, perdarahan usus )

5 Perawatan RS Rawat inap

6 Terapi Tirah baring, Diet lunak, chloramphenicol 2 gr/hari


atau kontrimoksasol 2x2 tab diberikan sampai 7
hari bebas panas

7 Penyulit  Toksis
 Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
 Perdarahan dari usus

8 Inform concent Tidak diperlukan


(tertulis)
9 Lama perawatan Umumnya 14 hari atau sampai 7 hari bebas panas

10 Masa pemulihan 7 hari


11 Output Sembuh total,kecuali bila terjadi komplikasi –
komplikasi dapat mengakibatkan kematian
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

37
HEPATITIS VIRUS

Dibagi dalam : HEPATITIS VIRUS A


HEPATITIS VIRUS B
HEPATITIS VIRUS NON A
NON B HVC, HVD, HVE

1 Kriteria Diagnosis Dimulai dengan demam, mual-mual dan muntah,


lemah, sakit otot badan. Setelah menurun timbul
ikterus SGOT dan SGPT meninggi 3-5 x nilai normal

2 Diagnosis Diferensial Hepatitis yang disebabkan karena obat-obatan


(Isoniazid, Rifamcin dll), Bakteri Leptospira
penyakit Typhus, penyakit Weil, Sirosis hati

3 Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan fungsi hati,


Penunjang SGOT,SGPT meningkat 3-5 x nilai normal kecuali
pada Hepatitis, pertanda Hepatitis Virus seperti
IgM anti HAV untuk Hepatitis Virus A,HBs Ag dan
IgM anti HBs Ag dan IgM anti HBc untuk Hepatitis
Virus B,Anti HVC untuk Hepatitis C
Dalam keadaan meragukan pemeriksaan USG dan
Biopsi Hati
4 Konsultasi Spesialis Penyakit Dalam
5 Perawatan RS Rawat inap, bila KU lemah, susah makan karena
muntah-muntah dan test fungsi hati yang jelek al.
Bil total >7mg%. Sebagian besar rawat jalan
6 Terapi  Istirahat yang cukup
 Diet dengan kalori tinggi, rendah lemak dengan
protein yg cukup tinggi
7 Penyulit Terjadinya Hepatitis Fulminan dengan gejala
kerusakan fungsi hati yang bertambah buruk,
Hepatitis Kolestatik dengan gejala-gejala
bendungan Cairan empedu, berlanjut menjadi
Hepatitis Kronis
8 Inform concent Diperlukan bila ada Biopsi Hati
9 Lama perawatan Tergantung dari berat ringannya penyakit. Pada
umumnya bila memerlukan perawatan diperlukan 2-4
Minggu
10 Masa pemulihan Diperlukan 4 minggu sampai fungsi hati menjadi
normal
11 Output Pada umumnya Hepatitis Virus sembuh total, kecuali
pada Hepatitis B dan C sebagian kecil + 10 %
berlanjut menjadi Hepatitis Kronik dan sembuh
Partial
12 PA --
13 Autopsi/ Risalah Rapat --

38
DEMAM

1 Kriteria Diagnosis Demam > 37,6 C


Terus menerus menggigil

2 Diagnosis Diferensial Demam Tyroid, DHF Malaria + FUO ( Fever


Unknown Origin )

3 Pemeriksaan Hb. Leko, Diff,Trombsit, Widal, IH Test, darah


Penunjang tepi, Cultur darah

4 Konsultasi Spesialis Penyakit Dalam

5 Perawatan RS  Demam lama ( > 2 Minggu )


 Demam dengan perdarahan
 Demam dengan kesadaran menurun

6 Terapi  Demam Typhoid : Chloramphenicol


 Malaria : Chloroquin
 DHF : Infus RL

7 Penyulit  Septik Sjok


 Perdarahan
 perforasi

8 Inform concent Tidak perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan 1 – 2 minggu
10 Masa pemulihan 1 minggu
11 Output Sembuh total, kecuali sebab keganasan
12 Autopsi/ Risalah IV Autopsy
Rapat

39
DEHIDRASI

1 Kriteria Diagnosis Muntah, sesak, dehydrasi, tensi turun

2 Diagnosis Diferensial Cholera, keracunan makanan, salmonella diahea,


Oral diare.

3 Pemeriksaan Ureum,Creatinin, Na ,K,Cl, SwabRectal kultur feses


Penunjang
4 Konsultasi Spesialis Penyakit Dalam

5 Perawatan RS Rawat inap pada: Dehidrasi berat,shock,Gagal


Ginjal akut

6 Terapi 1. Hehidrasi
2. Kausal
 Standard Tetracyclin 4x500 mg
 Oralit

7 Penyulit ATN/ gagal ginjal akut


Nosokomial Infeksi

8 Inform concent -
(tertulis)
10 Lama perawatan 1 minggu
11 Masa pemulihan 1 minggu
12 Output Sembuh sempurna
13 PA --
14 Autopsi / risalah --
rapat

40
HIPERTENSI

Terdiri dari Hipertensi Esensial dan hipertensi sekunder.

1 Kriteria Diagnosis Tekanan darah lebih atau sama dengan 160/90


mmHG
(WHO 1978)

2 Diagnosis Diferensial  Hipertensi Esensial : primer tak jelas


sebabnya, didapat lebih dari 90 % penderita
 Hipertensi Sekunder :
1. Penyakit ginjal :Stenosis arteri renalis,
GN, PNK, Ginjal polikistik, Nefropati
2. Obat : Kontrasepsi, Simpatomimetik
3. Endokrin :Feokromisotom, Hiperfungsi,
Adrenokortikal
4. Neurogenik
5. Lain-lain

3 Pemeriksaan 1. Mencari komplikasi kardiovaskuler :


Penunjang - Fungsi ginjal : Ureum, Kreatinin, Urinalis
/Proteinuri
- Kelainan jantung : Foto Thorax, EKG
- Kelainan Vaskuler mata (retina)
2. Mencari faktor resiko kardiovaskuler :
- Serum kolesterol, Trigliserida
- Gula darah
3. Pada yang dicurigai : Mencari faktor penyebab
hipertensi skunder

4 Konsultasi Mata (retina), Jantung, Neurologi (Pada hipertensi


berat atau dengan komplikasi)

5 Perawatan RS Rawat Inap, pada hipertensi berat gawat atau yang


mendesak, atau dengan komplikasi

6 Terapi i. Non Farmakologi : untuk hipertensi


berat,ringan,sedang: Rendah garam (<3mg),
penurunan berat badan, olah raga, latihan jiwa
(yoga, transedental, dll )
ii. Obat
- Diuretik: HCT 1 x 12,5 – 25 mg,Chlortalidone 1x
12,5 - 25mg,Indapamide 1x 2,5
mg,Spironolactone 1 – 2
-Penghambat Adrenergik Bekerja sentral :
Clonidine 2 x 0,75 –0,150 mg,Methyldopa 2 x
250 – 750 mg,Reserpine 1 x 0,05 – 0,25 mg

41
- Penyekat Alfa:Prazosin 2 x 1 -8 mg,Doxazosin1 x
1–5mg
- Penyekat Beta:Metaprolol 1 x 50 -200
mg,Atenolol 1 x 25 – 150 mg,Propanolol 2 x 40 –
160 mg,Oxprenolol 2 x 80 -160 mg,Nadolol 1 x 40
– 320 mg
- Vasodilor: Hydralazine 2 x 50 – 150 mg
- Penghambat ACE:Captopril 1 -3 x 25 – 50 mg,
Lisinopril 1 x 5 - 20 mg
- Penghambat kalsium:Diltiazem 2 -3 x 60 -120 mg,
Nifedipine 3 x 10 -20 mg

3. Untuk Hipertensi krisis, gawat atau


darurat :Nifedifin sublingual, 10 mg dapat
diulangi,Diazoxide inj, Nitroprusid
inj,Hydralazine inj.
4. Pembedahan : Untuk hipertensi sekunder yang
operable

7 Penyulit 1. Berat – darurat: Perdarahan otak,


Ablasio/Perdarahan retina, Dekompensasi kordis
2. Jangka panjang: Stroke, Penyakit jantung
koroner,Gagal ginjal, Buta
3. Obat : Hipotensi Ortostatik, Impotensia

8 Inform concent Setiap tindakan diagnostik invasif atau operatif


(tertulis )
9 Lama perawatan Pada yang gawat 1 minggu
10 Masa Pemulihan 1 minggu
11 Output Hipertesi terkontrol
Sekunder yang operable : sembuh
12 PA --
13 Autopsi / risalah --
rapat

42
ULKUS DECUBITUS

1 Kriteria Diagnosis Lesi yang disebabkan oleh tekanan yang


menimbulkan kerusakan jaringan dibawahnya.
 Stadium 1: Respons inflamasi akut terbatas
pada epidermis, tampak sebagai daerah
eritem indurasi dengan kulit masih utuh atau
lecet
 Stadium 2: Luka meluas ke dermis hingga
lapisan lemak subkutan tampak sebagai ulkus
dangkal dengan tepi yang jelas dan perubahan
warna pigmen kulit, biasanya sembuh dalam
waktu beberapa hari sampai beberapa minggu.
 Stadium 3: Ulkus lebih dalam, menggaung,
berbatasan dengan fasia dan otot-otot
 Stadium 4: Perluasan ulkus menembus otot
hingga tampak tulang didasar ulkus yang
dapat mengakibatkan infeksi pada tulang dan
sendi

2 Diagnosis Diferensial  Pada ulkus dekubitus stadium IV, bila luka tidak
membaik, foto tulang terdapat kelainan, hitung
leukosit > 15x1c/ltr, atau LED 120mm/jam
kemungkinan 70% sudah ada osteomielitis yang
mendasari.

3 Pemeriksaan  Pemeriksaan darah perifer lengkap
Penunjang  Kultur pus
 Kadar albumin serum
 Ro tulang di regio dengan ulkus dekubitus yang
dalam

4 Konsultasi Spesialis Penyakit Dalam

5 Perawatan RS --
6 Terapi Umum:
 kewaspadaan mencegah terjadinya dekubitus
dengan mengenal faktor resiko serta
eliminasi faktor resiko
 Perhatikan status nutrisi pada semua stadium
ulkus dekubitus. Pemberian asam askorbat
500mg 2kali sehari.
 Antibiotik sistemikbila terdapat bukti
selulitis, sepsis,atau osteomielitis.
 Debridement
 Tempat tidur khusus:penggunaan kasur
dekubitus yang berisi udara serta reposisi 4

43
kali sehari
 Perawatan Luka: Debridement secara
pembedahan atau kompres kasa dengan NaCl
dua hingga tiga kali sehari.
 Bila luka sudah bersih, pelihara suasana luka
yang lembab dibasahi utntuk meransang
penyembuhan
 Tindakan medis berdasar derajat
ulkus:derajat 1: kulit dibersihkan dengan air
hangat dan sabun, diberi lotion dan dimasase
2-3kali/hari,derajat 2:diberi salep topikal,
derajat 3:usahakan luka bersih dan eksudat
mengalir keluar

7 Penyulit  Sepsis

8 Inform concent Tidak diperlukan
(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan Dalam waktu 2 hingga 3 minggu harus menunjukkan
perbaikan
11 Output
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

44
KONSTIPASI

1 Kriteria Diagnosis Konstipasi adalah keluhan, bukan penyakit, berupa


sulitnya defekasi dangan berkurangnya frekuensi
defekasi dan perubahan konsistensi tinja.Masih
dikatakan normal bila defekasi sekali tiap tiga hari.
 Berkurangnya frekuensi defekasi secara normal
 Perubahan konsistensi tinja menjadi keras dan
kering, berpengaruh pada perubahan pola
defekasi menjadi sulit dan atau diseratai nyeri

2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan  Pemeriksaan Lab: analisis feses,
Penunjang elektrolit(kalium, kalsium), gula darah, tes fungsi
tiroid, CEA
 Non lab:pemeriksaan anatomi usus(barium enema,
kolonoskopi), pemeriksaan waktu transit
kolon,pemeriksaan motilitas kolon

4 Konsultasi Spesialis penyakit dalam

5 Perawatan RS --
6 Terapi Aktivitas cukup, cairan cukup, konsumsi serat 25
gr/hari, pelunak feses(laktulosa), manual, klisma
rendah/tinggi(laksan kalau perlu)

7 Penyulit  Fecolit
 Inkontinensia alvi
 Obstipasi
 Inkontinensia urin

8 Inform concent Tidak diperlukan


(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output Baik
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

45
OSTEOARTRITIS (OA)

1 Kriteria Diagnosis Penyakit degeneratif mengenai rawan sendi.


Terdiri dari osteoartritis sendi lutut, sendi tangan,
sendi pinggul.
 Osteoartritis sendi lutut:Nyeri lutut, salah
satu dari 3 kriteria berikut: usia > 50th,
kaku sendi < 30 mnt, krepitasi dan osteofit
 OA sendi tangan: nyeri tangan atau kaku,
tiga dari 4 kriteria: pembesaran jaringan
keras dari 2 atau lebih dari 10 sendi tangan
tertentu, pembengkakan pada < 3 sendi MCP,
deformitas pada minimal 1 dari 10 sendi
tangan tertentu,pembesaran jaringan keras
dari 2 atau lebih sendi DIP
 OA sendi panggul: nyeri panggul, minimal 2
dari 3 kriteria:LED <20mm/jam, radiologi
terdapat osteofit pada femur atau
asetabulum, pada radiologi terdapat
penyempitan celah sendi

2 Diagnosis Diferensial  Artritis reumatoid


 Artitir gout
 Artitis septik
 Spondilitis ankilosa

3 Pemeriksaan  LED
Penunjang  Analisis cairan sendi
 Ro
 Artroskopi
4 Konsultasi Spesialis penyakit dalam
5 Perawatan RS --
6 Terapi  Penyuluhan
 Proteksi sendi
 Obat antiinflamasi non steroid: sodium
diklofenak 50mg t.i.d, piroksikam 20 mg o.d,
meloksikam 7,5mg o.d
 Steroid intrartikular
 Fisioterapi, terapi okupasi,bila perlu ortosis
 Operasi untuk perbaikan deformitas
7 Penyulit  Deformitas sendi
8 Inform concent --
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output Dubia
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

46
DISPEPSI FUNGSIONAL

1 Kriteria Diagnosis Perasaan dispepsi tanpa disertai adanya kelainan


organik:
 Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati
 Perih, mual, kembung, cepat kenyang, muntah,
sering sendawa, regurgitasi
 Keluhan divetuskan stress
 Berlangsung lama dan sering kambuh
 Sering disertai gejala ansietas dan depresi
 Pemeriksaan endoskopi normal

2 Diagnosis Diferensial  Dispepsia penyebab organik:ulkus


peptikum,gastritis erosif
 Gangguan hepatobilier
 Dispepsi karena penyakit kronik misal gagal
ginjal,DM

3 Pemeriksaan  Hb, leukosit, Ht, kreatinin, ureum, gula darah,


Penunjang tes fungsi hati, urin lengkap
 Ro: foto lambung dan duodenum dengan kontras
 Endoskopi

4 Konsultasi Spesialis penyakit dalam

5 Perawatan RS ---
6 Terapi  Simptomatik diberikan antasida, obat-obatan H2
antagonis, penghambat pompa proton dan obat-
obat prokinetik
 Bila jelas terdapat ansietas atau depresi
diberikan ansiolitik anti depresan sesuai
 Psikoterapi suportif dan psikoterapi perilaku

7 Penyulit  Dehidrasi bila muntah berlebihan


 Gangguan gizi

8 Inform concent Tidak diperlukan


(tertulis)
9 Lama perawatan ---
10 Masa pemulihan ---
11 Output Dubia ad Bonam
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

47
NYERI KEPALA

1. TEGANG OTOT
2. VASCULER-NO ICD 346 : MIGRAINE
3. POST TRAUMA
4. NEURALGIATRIGEMINAL-NO ICD350 : TRIGEMINAL NERVE DISORDER

1 Kriteria Diagnosis  Nyeri kepala tarasa berat/ seperti diikat /


terbebani/ ditekan pegal/tegang dll. Lokasi
macam- macam biasanya menyeluruh/ bilataral.
Biasa chronis.
 Nyeri berdenyut- denyut,timbul berupa
serangan yang bertambah berat bila melakukan
aktivitas. Biasanya unilateral,kadang- kadang
disertai nausea/muntah/keluar air mata
sebelah. Dapat didahului aura.Chronik/ sub
chronik.
 Nyeri / pusing setalah trauma kepala, trauma
bila kepala digerakan.
 Neuralgia trigeminal.
Nyeri (biasanya hebat) hilang timbul didaerah
persyarafan N. Trigeminus serangan nyari
kepala dapat dicetuskan dengan sentuhan
daerah yang terkena, berbicara,
ketawa,mengunyah, menyikat gigi dll.

2 Diagnosis Diferensial  Nyeri kepala karena penyakit lain


Misal ; Hipertensi,Tifoid,dll
 Gangguan spiko somatik

3 Pemeriksaan  Laboratorium:Darah Rutin
Penunjang  Foto Ronsen : Tengkorak, sinus para nasal,
mastoid, servikal dll
 EEG
 CT Scan Otak (atas indikasi)

4 Konsultasi Tergantung keadaan (Penyakit dalam pada Tifoid,


atau bagian psikomatik, Bedah syaraf)

5 Perawatan RS Bila berat sehingga penderita tak mungkin


dipulangkan/berobat jalan, baru perlu rawat inap

6 Terapi  - Analgetika, pelemas otot bila perlu penenang


- Suportif
- Dapat ditambahkan dengan Fisioterapi
(pemansan dan masase otot-otot kepala &
tengkuk)
48
 - Analgetika & istirahat
 Golongan Ergot
 Selective Caentry Blocker misal : Flunarizine
 Untuk mencegah dapat ditambahkan
pizotifan siproheptadin dll
 Bila diketahui faktor pencetus (makanan
tertentu, kelelahan dll) hindari faktor
pencetus tersebut
 - Carbamezapin
- Fenitoin
- Dapat ditambah dengan analgetika, vitamin
dosis tinggi terutama B12, penenang bila perlu
- Bila tak ada respons atau timbul efek samping
obat yang berat, konsultasi bagian bedah saraf

7 Penyulit Jarang, kecuali diagnosis kurang teliti (misal Tumor


Otak)

8 Inform concent Tak Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan Berobat jalan saja, tergantung keadaan

10 Masa pemulihan Tergantung keadaan


11 Output Sembuh total
Pada jenis vaskuler (migraine) serangan nyeri
kadang-kadang masih ada. Bila ada penyakit lain
yang mendasarinya tergantung dari penanggulangan
penyakit dasar tersebut
12 PA --
13 Autopsi --

49
EPILEPSI

Penderita Epilepsi yang dirawat inap hanya dalam keadaan :


 Status Konvulsivus (status Epileptikus )
 Epilepsi simtomatis,untuk mencari kausa yang mungkin dapat ditanggulangi (untuk
eksplorasi)

1 Kriteria Diagnosis  Status Konvulsive


Srangan kejang umum yang datang berulang
disertai penurunan kesadaran (pingsan) antara
dua kali serangan kejang,penderita tetap tidak
sadar
 Kejang pertama yang timbul pad usia dewasa
dan makin progresif apa lagi bila dimulai dengan
kejang lokal

2 Diagnosis Diferensial Kejang karena penyakit lainnya


Misal : radang otak, gangguan metabolik,
eklamsia,dll

3 Pemeriksaan  Laboratorium: DarahGlukosa, Ureum, Kreatinin,


Penunjang Elektrolit astrup, EEG
 Foto kepala: CT Scan Otak,MRI (bila mungkin)
 Fungsi lumbal (Ats indikasi)

4 Konsultasi Bagian Anestesi (bila perlu)

5 Perawatan RS Rawat inap segera (cito)

6 Terapi Hentikan kejang dengan:


 Diazepam 10-20 mg IV pelan –pelan yang dapat
diulangi setelah 15-30 menit bila kejang bekum
terhenti
 Bila masih kejang,Diazepam 40 – 100 mg dalam
larutan darrow dengan kecepatan 40 cc/jam
drip
 Bila masih kejang , Fenitoin 10 – 15 mg/kg BB
maksimal 250 mg IV elan (kecepatan
50mg/menit) hati-hati depresi/blok jantung
 Bila masih kejang,pertimbangkan anestesi umum
 Bila kejangsudah behenti,untuk mencegah
timbulnya kejang yang berikut,diberikan
fenitoin,fenobalbital atau obat anti kejang
lainnya sebagai rumatan
 Siapkan alat kardio respirator
 Awsi tensi dan nadi serta pernafasan,Oksigen
(O2) bila perlu pasang endo traceal tube bila
50
perlu
 Longgarkan pakaian yang ketat,keluarkan
protese gigi bila ada
 Jaga kepala jangan terbentur
 Pasang spatel lidah agar jangan
tergigit,miringkan penderita kesamping,agar
ludah mudah keluar dan tidak menghalangi
pernafasan
 Sambil bertindak lakukan anamnese,terhdap
penyakit – penyakit,epilepsi obatnya dihentikan
mendadak,diabetes melitus,intoksikasi
obat,alkohol,radang otak,dll.
 Koreksi bila ada gangguan : satrup,
metabolik,elektrolit, dll
 Sebaiknya penderita dirawt diruang ICU
 Cari causa kejang/epilepsinya.

7 Penyulit 1. Karena penyakit :


Bila kejang tidak terhenti timbul gangguan
pernafasan edema serebri dll yang dapat
berakibat fatal
2. Karena tindakan :
Alat kardiorespirator yang tidak siap pakai atau
terlambat bertindak

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan  Status konvulsivus:
Sampai kejangnya teratasi dan kesadaran pulih
dan keadaan umum telah memungkinkan untuk
berobat jalan (tergantung keadan)
 Bila kausa telah diketahui lalu
ditanggulangi,penderita dapat
dipulangkan/berobat jalan. Bila kausa tidak
dapat ditemukan / ditanggulangi,
penderitadapat di pulangkan/ berobat jalan
dengan pengobatan anti kejang seperti
penderita epilepsi lainnya.

10 Masa pemulihan Lebih kurang 1 minggu


11 Output Biasanya kejang dapat diatasi tapi penderita harus
tetap menelan obat anti kejang secara teratur
12 PA  Jarang
 Bila kausanya dioperasi (misal tumor)
13 Autopsi Bila diperlukan

51
GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK (STROKE)

1 Kriteria Diagnosis Kelainan neurologik fokal yang timbul mendadak


akibat gangguan aliran darah lokal di otak ( klinis
dapat berupa : Hemiparesis/plegi, Hemi hipestesi,
Asfasi, Amurosisi Fugax, kelumpuhan syaraf-syaraf
otak, vertigo disertai gangguan kesadaran / tidak,
dll )
1. Non Hemorogik dapat berupa : gangguan
peredaran otak sepintas ( Transient Ischemic
Arrack : TIA dan Reversible Ischemic
Neurological Defisit : RIND )
 Trombosis Serebri
 Embolis Serebri
2. Hemorogik :
 Peredaran intraserebral
 Peredaran sub trakhnoid

2 Diagnosis Diferensial  Trauma ( Konstusio serebri )


 Infeksi otak / selaput otak
 Tumor otak

3 Pemeriksaan  Pungsi lumbal, CT Scan otak, Arteriografi, MRI


Penunjang Doppler dll ( bila ada )
 Laboratorium : Darah tepi rutin, trombosit,
Hematokrit, Agregasi platelet ( bila mungkin ),
Ureum, Kreatinin, Asam urat, Kolesterol ( total
HDL dan LDL ), Gula darah urine rutin.
 Foto thoraks, EKG

4 Konsultasi  Penyakit dalam ( bagian ginjal dan hipertensi,


jantung, endoktrin )
 Bedah syaraf ( bagi yang hemoragik )
 Bedah vaskuler ( trombektomi, dll ) tapi jarang
dilakukan

5 Perawatan RS  Untuk penderita baru ( kurang dari 10 hari ) dan


penderita dengan progresifitas penyakitnya
segera dirawat
 Untuk penderita yang sudah lama atau yang
ringan, dapat berobat jalan atau tergantung
keadaan

6 Terapi  Memperbaiki oksigenasi jaringan otak dengan


mengoreksi gangguan pernafasan (sesuai dengan
hasil pemeriksaan Astup) dll
 Memperbaiki aliran darah ke otak (tekanan
52
darah yang optima, kekentalan darah,
memperbaiki gangguan fungsi otak ) , dlAnti
Edema : pada yang
Baru (kurang dari 10 hari) diberi glycerol,
manitol, steroid, dll, bila tak ada kontra
indikasi
 Memperbaiki keadaan umum
 Memperbaiki gangguan metabolik (sesuai
dengan pemeriksaan gula, ureum, dll)
 Fisioterapi dan latihan bicara pada afasis
 Untuk memperbaiki metabolisme otak dapat
ditambah dengan obat-obat piracetam,
Citicholin, Pentaksifilin, kodergokrin, dll
 Pada perdarahan sub arakhnoid ditambah
dengan obat-obat golongan anti fibrinolitik,
misal : Transamin
 Pada perdarahan dipertimbangkan tindakan
operasi
 Pada yang non hemoragik dengan hiper
agregasi trombosit diberi anti platelet
agregasi misalnya : asam salisilat, dll

7 Penyulit  Karena penyakitperedaran atau infark makin


luas,Infark yang diikuti perdarahan (infark
hemoragik), Ada komplikasi penyakit lain
(jantung, ginjal, diabetesmelitus,dll)
 Karena tindakan : jarang

8 Inform Concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan  Non Hemoragik : 2 Minggu
 Hemoragik : 3 – 4 Minggu, tergantung keadaan
10 Masa pemulihan 1 – 3 bulan, sebagian tak dapat bekerja lagi
11 Output  TIA dan RIND dapat sembuh total secara klinis
 Yang lainnya umumnya sembuh parsial (ada
Sequale)
 Karena biasanya disertai penyakit lainnya
( jantung, ginjal dan hipertensi, diabetes
melitus dll)
Komplikasi jadi tumpang tindih
12 PA Bila dilakukan tindakan bedah ( tak begitu penting )
13 Autopsi Bila perlu (permintaan polisi, badan hukum, asuransi
atau yang berwenang lainnya, seizin keluarga)

53
TRAUMA SUSUNAN SARAF

1 Nama  Saraf Pusat


penyakit/Diagnosis 1. Trauma Kapitis ( Kepala ) Intracanial Injury
 Komosio Serebri : Concussion
 Kontusio Serebri : Cerebral Laceration and
Contusion
 Edema Serebri Traumatika : Intracanial Injury
 Perdarahan Epidura : Subarachnoid, sub dural
and extradural, Haemorrhage, following injury
 Disertai fraktur tengkorak terbuka atau
tertutup : Fraktur linier, Fraktur Imfresi atau
fraktur dasar tengkorak
2. Trauma Medula Spinalis
 Kosmosio Medula Spinalis : Late Effect of
Spinal Cord Injury
 Kontusio Medula Spinalis : Late Effect of
Spinal Cord Injury
 Disertai Luksasi atau Fraktur Vertebra :
Fracture of Vertebral Colomns with Spinal
cord lesion
 Saraf Perifer
1. Avulsi Radiks : Late Effect of injury to Nerve
Root (s) spinal plexus (es) and other nerves of
trunk
2. Lesi Plexus : Late effect of injury to nerve
root (s) spinal plexus (es) and nerves of trunk
3. Lesi Saraf Perifer : Late effect of injury to
peripheral nerve of shuolder girdle and upper
limb. Late effect of injury to peripheral nerve
of pelvic girdle and lower limb
2 Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis / dilihat sendiri
 Trauma Capitis ( Kepala ) :Pingsan, muntah,
amnesia retrograd, pusing dll, Gangguan
fungsi saraf ( kesadaran menurun,
kelumpuhan, kejang dll )
 Trauma tulang belakang :Gangguan medula
spinalis ( kelumpuhan anggota gerak dengan
gangguan nivo sensibilitas serta gangguan
antonom, miksi dan defekasi )
2. Anamnesis trauma dan ditemukan kelumpuhan
nuron motorik perifer,biasanya sebagian saraf
perifer saja
3 Diagnosis Diferensial  Gangguan peredaran darah otak, tumor otak
atau epilepsi yang dicetuskan waktu trauma
 Mono Neuropati Akut
4 Pemeriksaan  Foto rontgen tengkorak/vertebra, CT Scan
54
Penunjang otak/medula spinalis
 EEG, Arteriografi
 Pungsi lumbal ( tidak ada kontra indikasi )
5 Konsultasi Bedah saraf / bedah ( tergantung indikasi )

6 Terapi  Untuk Komosio serebri :


 Istirahat dan observasi
 Simptomatis
 Untuk yang lainnya :
 Mencegah dan mengatasi edema yang sering
terjadi, misal Dekametagon, manitol dan lain-
lain.
 Fisioterafi terutama pada trauma medula
spinalis.
 Yang disertai fraktur terbuka, langsung dikirim
kebagian bedah saraf. Pada fraktur impresi,
tindakan bedah saraf tergantung dari dalamnya
impresi( mengenai jaringan otak atau tidak )
 Untuk trauma saraf perifer :
 Roboransia dan fisioterafi
 Anti edema bila perlu, kadang-kadang
ditambahkan obat-obat yang dapat memperbaiki
aliran darah ke bagian perifer. Konsultasi bedah
saraf.
7 Perawatan RS Sebaiknya segera dirawat untuk observasi. Bila
timbul komplikasi agar segera dapat ditanggulangi,
minimal tiga hari pertama (masa yang sering terjadi
pemburukan pada perdarahan epidura ). Bila hanya
saraf perifer saja yang terganggu dan tidak total,
penderita dapat berobat jalan saja.
8 Penyulit  Karena penyakit :
 Perdarahan yang banyak misalnya perdarahan
epidura
 Edema serbri yang makin luas
 Gangguan jiwa organik
 Karena tindakan :
- Fungsi lumbal pada tekanan intra kranial yang
tinggi dapat menyebabkan herbiasi otak melalui
foramen magnum yang dapat menyebabkan
kematian mendadak.
- Kematian mendadak dapat pula terjadi akibat
manipulasi yang berlebihan pada penderita
cedera medula spinalis terutama cedera di
daerah servikal atas
9 Informed Concent Terutama untuk yang di curigai berat

55
10 Lama perawatan Untuk yang ringan 3 hari
Untuk yang berat : tergantung keadaan
11 Output Komosio ringan : sembuh total
Yang lainnya sering ada keluhan/gejala sisa
12 PA Bila ada tindakan operatif
13 Autopsi Sering diperlukan, karena kausanya suatu
kekerasan sering
Digunakan untuk kepentingan hukum

56
NEUROPATI ( Gangguan Neurogen Perifer )

1 Kriteria Diagnosis Gangguan saraf perifer motors, sensoris dan


autonom, dapat akut ataupun kronik
2 Diagnosis Diferensial Polio Mielitis yang simetris
3 Pemeriksaan  Pungsi lumbal : Pemeriksaan Likuor untuk : sel,
Penunjang protein, glukosa, NaCl, Imunologis ( bila perlu )
 Darah tepi rutin, Glukosa, Elektrolit, Protein,
Enzim, Lipid, Kolesterol, Logam berat,
Imunologis dan lain-lain
 Bila tanda-tanda anemi perisiosa, periksa
hematologis lengkap
 Urine rutin
 Pemeriksaan : EMG ( Elektromiografi )
 Potensial cetusan ( bila ada )
 EKG, Biopsi, Atas indikasi
4 Konsultasi  Penyakit dalam ( Endoktrin,
Imunologi,Toksikologi, hematologi, dll tergantung
kausanya )
 Bedah saraf / bedah umum
 Kulit ( bila kausa lepra, herpes dll )
5 Perawatan RS Rawat nginap segera pada Neuropati Akut, bila
timbul gangguan pernafasan ( pada sindroma
Landry ), memerlukan perawatan intensif di ICU
neuropati Kronik : tergantung keadaan
6 Terapi  Neurotonika ( kombinasi B1, B6, B12, E dll )
 Fisioterapi
 Simptomatis ( untuk nyeri, karbamasepin,
salisilat dll ) bila kausanya diketahui, tanggulangi
kausa
 Vascular : perbaiki vaskularisasi ( vaso
dilantansia, pengawasan, lemak dll )
 Trauma : Mekanik, Listrik, penyinaran ), hindari
kausa, operasi dipertimbangkan pasa neuropati
yang disebabkan trauma mekanik
 Defisiensi :Gizi dan fungsi penyerapan diperbaiki
 Endoktrin / metabolik : Obati penyakit dasarnya
( diabetes Melitus, Uremi, Hypertiroid dll )
 Infeksi : Herpesa : Acyclovir, Simtomatis
Lepra : Rifampicin : 300 – 600 mg / hari
DDS : 25 – 100 mg / hari
Dapsone. Operasi pada kasus-kasus tertentu
 Keracunan ( intoksiskasi ), karena bahan kimia,
logam berat dan obat-obatan
 Hindari penyebabnya
 Anti dotum untuk logam berat EDTA,Chelating
agent

57
 Sindroma Guilain Barre / Landry dan variennya (
AIDP = Acute Inflamatory Demyelinating
Poliradiculoneuropathy dan chronic Inflamatori
Demyelinating Poliradiculoneuropathy ).
Pada yang akut :
 Korticosteroid : ACTH, Kostison, Preduison
( masih banyak perbedaan pendapat tentang
ini )
 Obat-obatan Imunozupresif lain : Azathioprine
 Plasma Faresis
 Anti Viral : Boleh dicoba
 Anti Inflamasi : Boleh coba
 Fisioterapi
Pada Klinik: Perawatan, Fisioterapi, Prednison

7 Komplikasi 1. Karena Penyakit :


 Terjadi Progresifitas
 Gangguan pernafasan ( kelumpuhan otot-otot
pernafasan ), infeksi traktus urinarius dll
1. Karena tindakan :
Perawatan dan fisioterapi yang kurang cermat
dapat memudahkan terjadinya dekubitus /
kontraktur

8 Inform Concent Perlu, terutama bagi yang dicurigai


(tertulis) berat/progresif

9 Lama perawatan Rata-rata 2 minggu – 1 bulan

10 Masa pemulihan Tergantung keadaan, ada yang tak dapat bekerja


untuk selamanya
11 Output Umumnya sembuh dengan gejala sisa , tapi ada juga
yang menetap
12 PA Kadang-kadang pada kasus-kasus tertentu
dilakukan biopsi untuk memastikan diagnosis
(jarang)
13 Autopsi Bila diperlukan (jarang)

58
OTITIS MEDIA SUPURATIVE KRONIK

1 Kriteria Diagnosis Keluhan :


 Peradangan telinga tengah berulang dan berjalan
lama tidak sembuh-sembuh
 Otore yang terus menerus lebih dari 6 minggu
atau sering kambuh, kadang-kadang disertai
keluhan gangguan pendengaran.
Pemeriksaan :
 Radang pada telinga tengah, disertai ketulian
dalam beberapa tingkatan

2 Diagnosis Diferensial  Otitis Eksterna


 Tumor telinga

3 Pemeriksaan Bila perlu


Penunjang  Lab darah + Urine rutin
 Foto Rontgen Mastoid
 Bakteriologi sekret
 Pemeriksaan audiometri

4 Konsultasi  UPF Syaraf


 UPF Bedah Syaraf
 Bilamana terdapat kecurigaan ke arah penyulit
intrakranial

5 Perawatan RS Rawat inap bila terjadi komplikasi

6 Terapi  Konservatif / Medikamentosa


 Bila perlu operatif

7 Penyulit  Mastoiditis
 Abses Retroaurikuler
 Parese / Parilise
 Labirinitas/ Petrositis
 Komplikasi Intrakranial
 Sepsis

8 Informed consent Bila perlu tindakan


(tertulis)
9 Masa pemulihan --

10 Output Sembuh Parsial atau bahkan dapat berlanjut


11 PA Bila perlu
12 Autopsi/risalah rapat Bila perlu

59
TONSILITIS KHRONIKA

1 Kriteria Diagnosis Keluhan : Nyeri menelan, nyeri tenggorok, rasa


benda asing di tenggorok, mulut berbau, kadang-
kadang disertai lesu, nafsu makan turun, sakit
kepala
Pemeriksaan fisik : biasanya tonsil
membesar,detritus (+) pada penekanan,arkus
anterior/post hyperemis,kadang-kadang kelenjar
submandibula membesar

2 Diagnosis Diferensial  Radang tonsil oleh sebab lain


 Kelainan darah

3 Pemeriksaan Lab rutin darah


Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan, kecuali bila operatif

6 Terapi Konservatif : Simtomatis dan antibiotika

7 Penyulit 1.Penyulit penyakit :- infeksi leher dalam


- otitis media
- Sinusitis paranasal
- Penyuilit ketempat jauh a.l :
ginjal.
2. Penyulit operasi :-Pnemonia aspirasi
- perdarahan

8 Informed consent Perlu, bila operasi


(tertulis)
9 Lama perawatan (Bila operasi) maksimum 3 hari (tanpa komplikasi)

10 Masa pemulihan Maksimum 10 hari


11 Output Biasanya sembuh total
12 PA Bila ada kecurigaan keganasan
13 Autopsi/risalah rapat --

60
SERUMEN SUMBAT (CERUMEN PLUG)

1 Kriteria Diagnosis Keluhan : Sumbatan telinga / gangguan


pendengaran /
nyeri telinga
Pemeriksaan : Sumbatan oleh serumen pada liang
telinga
luar

2 Diagnosis Diferensial - Otitis eksterna


- Tumor liang telinga luar
- Benda asing liang telinga

3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Terapi konservatif : - ekstraksi, irigasi


- medik (pasca ekstraksi)
- terapi lokal/terapi sistemik

7 Penyulit Penyulit karena penyakitnya : otitis eksterna, otitis


media

8 Informed consent --
(tertulis)
9 Lama perawatan Rawat jalan

10 Masa pemulihan Bila terdapat infeksi sekunder dapat istirahat 1 - 2


hari
11 Output - Sembuh total
- Rekurensi
12 PA --
13 Autopsi/risalah rapat --

61
EPISTAKSIS

1 Kriteria Diagnosis  Perdarahan dari hidung yang disebabkan kelainan


lokal (trauma, tumor, infeksi) atau sistemis
( hipertensi,kelainan darah, gangguan endokrin).
 Sumber perdarahan dari anterior atau posterior

2 Diagnosis Diferensial  Berdasar kausa

3 Pemeriksaan  Laboratorium darah lengkap


Penunjang  Ro: foto hidung dan sinus paranasal

4 Konsultasi Spesialis THT

5 Perawatan RS Rawat inap mengatasi perdarahan, mencegah


komplikasi, mencegah berulang perdarahan, mencari
penyebab

6 Terapi Hentikan perdarah dengan:


Kaustik AgNO3, pasang tampon hidung, pemberian
obat hemostasis (asam traneksamat iv, vit.K iv, vit C
iv)untuk perdarahan anterior
Ta,pon posterior untuk perdarahan posterior
Tampon dapat dipertahankan 2x24 jam
Bila tindakan tidak berhasil ligasia.etmoidalis
anterior dan posterior, atau a. Maksilaris interna
Terapi terhadap kausa

7 Penyulit  Renjatan
 Anemia
 Sinusitis
 Otitis media
 Hemoptimum
 Bloody tears

8 Inform concent Perlu, kecuali gawat darurat


(tertulis)
9 Lama perawatan Bergantung kausa

10 Masa pemulihan 3-5 hari


11 Output Sembuh, dapat berulang tergantung kausa
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

62
HEMORHOID

1 Kriteria Diagnosis  Buang air besar berdarah segar tanpa


nyeri/lendir.
 Darah tidak bercampur dengan feses atau darah
menetes
 Tonjolan yang besar dari anus bila buang
air,masuk sendiri atau dimasukkan secara normal
 Pemeriksaan colok dubur tidak ada kelainan

2 Diagnosis Diferensial  Karsinoma rekti


 Prolaps rekti
 Prolaps ani

3 Pemeriksaan  Anuskopi/proktoskopi
Penunjang
4 Konsultasi Dirujuk bila hemorhoid derjat III/IV

5 Perawatan RS Rawat elektif untuk derjat III, rawat segera


untukderjat IV

6 Terapi Medik: diet tinggi serat, laksan ringan bila riwayat


obstipasi, suposituria, sitbath dengan PK, terapi
sklerosing.
Bedah: hemorhoidektomi untuk derjat III/IV

7 Penyulit  Perdarahan+ anemia sekunder


 Infeksi
 Akibat bedah dapat timbul fisura ani,stenosis ani

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan Pada pembedahan rata-rata 3-5 hari

10 Masa pemulihan 1 minggu pasca bedah


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

63
ASMA

1 Kriteria Diagnosis Batuk/sesak/mengi berulang, ekspirium memanjang,


PFR/FEV1 menurun. Riwayat atopi sendiri dan atau
keluarga

2 Diagnosis Diferensial Bronkiolitis pada bayi dan anak kecil

3 Pemeriksaan Darah rutin eosinofil total, uji tuberkulin, foto


Penunjang toraks,foto sinus paranasal, uji faal paru/uji
provokasi, uji alergi kulit, uji inhalasi bronkodilator,
IgG,IgA,IgM,IgE,analisis gas darah atas indikasi

4 Konsultasi Spesialis anak

5 Perawatan RS Rawat inap pada kasus berat

6 Terapi Penghindaran alergen/iritan, bronkodilator


oral/inhalasi,steroid oral inhalasi,obat-obat
pencegahan

7 Penyulit Gagal napas, gagal jantung

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan --
10 Masa pemulihan --
11 Output Sembuh,kronik
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

64
TUBERKULOSIS

1 Kriteria Diagnosis Sering demam,batuk,nafsu makan turun, beratbadan


tidak mau naik, kontak dengan TB dewasa, adanya
benjolan pada leher, selangkangan paha,kejang,
kaku,muntah dan kesadaran menurun, pembesaran
hepar dan lien, uji tuberkulin positif, kelainan pada
foto toraks dan kelainan pada likuor serebrospinalis

2 Diagnosis Diferensial Atipik sarkoidosis

3 Pemeriksaan Uji tuberkulin, pemeriksaan darah rutin lengkap,


Penunjang foto toraks,foto tulang, lutut/pelvis/tulang
punggung,funduskopi,pemeriksaan basil TB dari
bilasan lambung dan sputum,biopsi jaringan, pungsi
pleura dan lumbal atas indikasi

4 Konsultasi Spesialis anak

5 Perawatan RS Rawat inap pada kasus berat

6 Terapi Obat-obatan tuberkulostatika, steroid atas indikasi

7 Penyulit --
8 Inform concent Perlu
(tertulis)
9 Lama perawatan 3 bulan untuk meningitis

10 Masa pemulihan --
11 Output Sembuh,kronik
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

65
DIARE AKUT

1 Kriteria Diagnosis Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering,


turgor mrnurun, nadi cepat, mata cekung, nafas
cepat dan dalam, oliguri

2 Diagnosis Diferensial Mencret psikologi(Shigella, V.cholera, Salmonella,


E.coli, rotavirus, Campylobacter)

3 Pemeriksaan Pemeriksaan rutin tinja, bila perlu analisi gas


Penunjang darah/elektrolit

4 Konsultasi Spesialis anak

5 Perawatan RS Rawat inap pada kasus berat

6 Terapi Rehidrasi oral/parenteral, antibiotik atas


indikasi,diet

7 Penyulit Asidosis, hipokalemi,renjatan,hipernatremi,kejang

8 Inform concent Perlu pada tindakan fungsi lumbal


(tertulis)
9 Lama perawatan 3-5 hari

10 Masa pemulihan 2-3 minggu


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

66
DIARE KRONIK

1 Kriteria Diagnosis Mencret yang berlangsung 14 hari atau lebih

2 Diagnosis Diferensial Intoleransi laktosa, sindrom malabsoprsi, alergi


susu sapi, infeksi bakteri/parasit, diare karena
obat, irritable bowel syndrome

3 Pemeriksaan Analisis tinja, darah tepi, elektrolit darah,


Penunjang pemeriksaan radiologi, saluran cerna, endoskopi, uji
absorpsi lipiodol, uji aktivitas tripsin

4 Konsultasi Spesialis anak

5 Perawatan RS Rawat inap bila ada komplikasi

6 Terap Rehidrasi oral/parenteral, antibiotik atas


indikasi,diet

7 Penyulit Dehidrasi, malnutrisi

8 Inform concent Perlu pada tindakan fungsi lumbal


(tertulis)
9 Lama perawatan 2 minggu

10 Masa pemulihan 3-5 bulan


11 Output Sembuh, kronik,kematian
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

67
IRRITATIO PULPA

1 Kriteria Diagnosis Caries dentis, Kerusakan pada lapisan email, Belum


menimbulkan keluhan, kadang-kadang ngilu bila kena
ransangan manis

2 Diagnosis Diferensial Sensitif dentin

3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Penambalan
7 Penyulit --
8 Inform concent Tidak perlu
(tertulis)
9 Lama perawatan 1x kunjungan

10 Masa pemulihan 8 jam sesudah penambalan, menunggu keras


sempurna
11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

68
HIPEREMIA PULPA

1 Kriteria Diagnosis Caries dentis, Kerusakan sudah sampai pada lapisan


dentin,Ngilu bila kena ransangan panas atau dingin,
Masuk makanan sakit, Rasa ngilu akan hilang bila
ransangan dihilangkan

2 Diagnosis Diferensial Pulpitis partialis

3 Pemeriksaan Rontgen foto


Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Penambalan dengan perawatan pulp capping

7 Penyulit Bila terjadi perforasi atap pulpa waktu pengeboran

8 Inform concent Tidak perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan 2x kunjungan dengan jarak 1 minggu

10 Masa pemulihan 8 jam sesudah penambalan tetap


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

69
PULPITIS

1 Kriteria Diagnosis Caries profunda,, Rasa nyeri yang hebta, Rasa sakit
terus menerus, bila pada gigi atas rasa sakit
menjalar sampai ke pelipis, bila pada gigi bawah rasa
sakit menjalar sampai ke telinga.

2 Diagnosis Diferensial Degenerasi pulpa dengan periodontitis

3 Pemeriksaan Rontgen foto


Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Penambalan dengan perawatan saluran akar dan


mumifikasi

7 Penyulit Bila pulpitis disertai dengan periodontitis

8 Inform concent Tidak perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan 3x kunjungan dengan jarak masing-masing 3 hari

10 Masa pemulihan 8 jam sesudah penambalan tetap


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

70
GINGIVITIS

1 Kriteria Diagnosis Peradangan pada gingival, gingival mudah berdarah


bila disentuh

2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Rontgen foto
Penunjang
4 Konsultasi Penyakit Dalam

5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Menghilangkan factor penyebab (scaling curettage),


Pengobatan obat kumur,antibiotic,analgetik, B
copleks,Vit.C, asam mefenamat.

7 Penyulit Bila gingivitis akibat manifesttasi penyakit lain

8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan Tergantung penyebabnya, bila penyebab karang-
karang gigi,scaling 2x kunjungan

10 Masa pemulihan 7 hari sesudah penyebab dihilangkan


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

71
PERIODONTITIS

1 Kriteria Diagnosis Perdarahan pada periodontium, Gigi terasa sakit bila


beradu dengan gigi antagonisnya, bila mengunyah
terasa beradu lebih dulu dari gigi lainnya(terasa
memanjang)

2 Diagnosis Diferensial Periapical abses

3 Pemeriksaan Rontgen foto


Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Menghilangkan factor penyebab (scaling curettage),


Pengobatan obat kumur,antibiotic,analgetik, B
copleks,Vit.C, asam mefenamat.

7 Penyulit Bila ada komplikasi dengan periostitis

8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 4x kunjungan dengan jarak 3 hari

10 Masa pemulihan 7 hari dari kunjungan terakhir


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

72
GANGREN PULPA

1 Kriteria Diagnosis Caries profunda, Sondase tidak terasa sakit atau


ngilu, kena ransangan panas atau dingin juga tidak
merasa, mengeluarkan gas gangren

2 Diagnosis Diferensial Degenerasi pulpa

3 Pemeriksaan Rontgen foto


Penunjang
4 Konsultasi Penyakit dalam, Jantung, Saraf

5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Pencabutan, pengobatan antibiotic, analgetik

7 Penyulit Bila ada hipercementosis, mahkota keropos

8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1 jam

10 Masa pemulihan 3 hari


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

73
GIGI IMPACTED

1 Kriteria Diagnosis Erupsi gigi tidak sempurna, Mahkota tampak


sebagian

2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan Rontgen foto
Penunjang
4 Konsultasi Penyakit dalam, Jantung, Saraf

5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Odontectomi, pengobatan antibiotic,analgetik,anti


perdarahan

7 Penyulit Bila letaknya terlal dalam ditulang alveolus

8 Inform concent Perlu


(tertulis)
9 Lama perawatan 1x kunjungan

10 Masa pemulihan 3-5 hari


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

74
DRY SOCKET

1 Kriteria Diagnosis Rasa sakit sekali setelah 2-5 hari pencabutan, ada
bau, socket kosong/kering, tidak ada bekuan darah,
Gingiva berwarna merah keabu-abuan

2 Diagnosis Diferensial --
3 Pemeriksaan --
Penunjang
4 Konsultasi --
5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Pengobatan antibiotic,analgetik,Vit.C Vit. B complek,


Curetage

7 Penyulit --
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1-3x kunjungan

10 Masa pemulihan 5-7 hari


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

75
EXOSTOSIS TULANG

1 Kriteria Diagnosis Benjolan pada procesus alveolaris, batas tegas,


keras, melekat pada tulang

2 Diagnosis Diferensial Tumor

3 Pemeriksaan Panoramic foto


Penunjang
4 Konsultasi Penyakit dalam, jantung, saraf

5 Perawatan RS Rawat jalan

6 Terapi Pembuangan tulang

7 Penyulit --
8 Inform concent --
(tertulis)
9 Lama perawatan 1-4x kunjungan tergantung pada banyak region
rahang yang kena

10 Masa pemulihan 3 hari


11 Output Sembuh
12 PA --
13 Autopsi/Risalah rapat --

76

Anda mungkin juga menyukai