Anda di halaman 1dari 50

DESAIN PRASARANA

ANGKUTAN UMUM

TIPE PELAYANAN JARINGAN


RUTE / TRAYEK
Prasarana Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan

Prasarana Angkutan Umum


Prasarana Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Adalah Ruang Lalu Lintas, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat
pengawasan dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung

Prasarana Angkutan Umum


Merupakan unsur penunjang utama dari sistem angkutan umum yang terdiri
dari rute angkutan, terminal, halte/shelter, dan fasilitas perhentian angkutan
umum yang berperan dalam menjamin terselenggaranya pelayanan angkutan
umum yang selamat, aman, dan nyaman.
PRASARANA ANGKUTAN UMUM
BERBASIS JALAN RAYA

RUTE ANGKUTAN

TERMINAL ANGKUTAN
PENUMPANG & BARANG

HALTE/SHELTER

BUS STOP/ TELUK BUS


ELEMEN DALAM PERENCANAAN
PRASARANA ANGKUTAN UMUM
TERINTEGRASI
MENARIK, DENGAN
RAMAH BAGI RAMAH
NYAMAN, DAN PRASARANA
DISABILITAS LINGKUNGAN TRANSPORTASI
PETUNJUK JELAS
LAIN
Mengurangi produksi
Terlihat menarik dan limbah dan melakukan
nyaman bagi seluruh pngelolaan limbah
pengguna Akses dan secara tepat
Didesain
fasilitas harus Menggunakan dengan
Petunjuk mudah nyaman dan komponen alat dan
fasilitas yang ramah
menyediakan
dipahami dan mudah lingkungan prasarana/fasilit
mudah digunakan digunakan bagi as yang
Mengupayakan
penguna peningkatan kualitas
menunjang
diasbilitas udara salah satu konsep integrasi
Desain modern caranya dg
dan berkualitas menyediakan fasilitas
pesepeda.
KONSEP SIRKULASI
PERGERAKAN ORANG DALAM
PRASARANA ANGKUTAN

Penumpang masuk ke ruang pertama prasarana angkutan kemudian


mengidentifikasi beragam informasi perjalanan melalui alat/fasilitas pemberi
informasi, kemudian memastikan kepemilikan tiket atau bentuk pembayaran
apapun dalam pelayanan jasa angkutan setelah itu masuk ke ruang tunggu
penumpang sampai dengan masuk ke sarana angkutan
PERENCANAAN TATA LETAK
RUANG PRASARANA ANGKUTAN

Desain ruang prasarana angkutan direncanakan dengan sudut pandang yang


jelas oleh pengguna sehingga memudahkan dalam mengakses informasi
maupun fasilitas lain yang tersedia dalam prasarana angkutan
PERENCANAAN FASILITAS
KEAMANAN PRASARANA

Penyediaan fasilitas keamanan dengan tata letak yang tepat hingga fungsi
pengaman dari setiap alat yang digunakan dapat bekerja dengan baik dalam
rangka menjamin keamanan proses pelayanan angkutan umum
KONSEP PERENCANAAN YANG
TERLINDUNG DARI BERBAGAI CUACA
ATAU IKLIM TERTENTU

 Prasarana angkutan harus di desain tahan terhadap


berbagai cuaca atau iklim tertentu dengan prinsip
kenyamanan pengguna sebagai prioritas pelayanan
TIPE PELAYANAN JARINGAN
RUTE / TRAYEK
SISTEM RUTE DAN JARINGAN

RUTE AU : TEMPAT-TEMPAT DIMANA


ANGKUTAN UMUM MELAYANI PENUMPANG

LINTASAN TETAP DARI ANGKUTAN


UMUM YANG MELEWATI BEBERAPA
RUTE : LINTASAN YANG DILEWATI SUATU DAERAH, DIMANA ANGKUTAN
SISTEM ANGKUTAN UMUM UMUM SECARA RUTIN MELAYANI
CALON PENUMPANG

ASPEK KARAKTERISTIK
LOKASI LUASAN DAERAH KONFIGURASI
GEOGRAFIS DAERAH RUTE
PELAYANAN
PENDAHULUAN

SISTEM ANGKUTAN UMUM MERUPAKAN SISTEM


PELAYANAN JASA ANGKUTAN YANG BERFUNGSI
UNTUK MENGUMPULKAN DAN MENDISTRIBUSIKAN
PENUMPANG YANG MEMPUNYAI KEBUTUHAN AKAN
PERGERAKAN

SUATU PELAYANAN
ANGKUTAN UMUM
PELAYANAN
CALON
RUTE Secara Georafis
PENUMPANG
WILAYAH PELAYANAN
TERTENTU
Pengertian
1. Trayek adalah lintasan kendaraan bermotor umum untuk pelayanan jasa angkutan
orang dengan mobil penumpang atau mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap, dan jenis kendaraan tetap serta berjadwal atau tidak
berjadwal.

2. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan
jaringan pelayanan angkutan orang.

3. Daerah pelayanan rute angkutan umum adalah daerah dimana seluruh


warga dapat menggunakan atau memanfaatkan rute tersebut untuk kebutuhan
perjalanannya.

Besarnya daerah pelayanan suatu rute sangat tergantung pada seberapa jauh
berjalan kaki itu masih nyaman. Jika batasan jarak berjalan kaki yang masih nyaman
untuk penumpang 400 meter atau 5 menit berjalan kaki, maka daerahpelayanan
adalah koridor kiri kanan rute dengan lebar sekitar 800 meter.
Pengertian
4. Route directness adalah nilai perbandingan antara jarak yang ditempuh
oleh rute dari titik asal ke titik tujuan terhadap jarak terdekat kedua titik
tersebut jika berupa garis lurus.

Nilai route directness diusahkan sekecil mungkin agar penumpang


angkutan umum dapat melakukan perjalanan dari asal ke tujuannya seefisien
mungkin. Biasanya nilai route directness yang kecil sangat sulit dicapai
disebabkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan seperti kondisi
struktur jaringan jalan dan kondisi geografis yang tidak menguntungkan.

5. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan


mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
transportasi.
Pelayanan Angkutan Orang

Pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


Umum terdiri atas:
a. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
dalam Trayek; dan
b. Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum
tidak dalam Trayek.
Jenis Pelayanan
Angkutan Orang Dalam Trayek

Jenis pelayanan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor


Umum dalam Trayek terdiri atas :

a. Angkutan lintas batas negara;


b. Angkutan antarkota antar provinsi;
c. Angkutan antarkota dalam provinsi;
d. Angkutan perkotaan; atau
e. Angkutan perdesaan.
Keriteria Yang Harus Dipenuhi Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek

a. Memiliki rute tetap dan teratur;


b. Terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan atau menurunkan
Penumpang di Terminal untuk Angkutan antarkota dan lintas batas
negara; dan
c. Menaikkan dan menurunkan Penumpang pada tempat yang ditentukan
untuk Angkutan perkotaan dan perdesaan.

Dapat Berupa Terminal, Halte dan atau Rambu Pemberhentian


Kendaraan Bermotor
Tipe Jaringan Rute Angkutan Umum

✓ Jaringan rute angkutan umum ditentukan oleh pola tata guna tanah.
✓ Adanya perubahan pada perkembangan kota → penyesuaian rute angkutan
umum.
✓ Rute ditentukan berdasarkan moda transportasi.
✓ Pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek, tercepat, dan termurah,
dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan mempunyai informasi yang
cukup (misal tentang kemacetan jalan, dll)
SISTEM RUTE KLASIFIKASI
RUTE

RUTE ANGKUTAN
UMUM

DEVIASI RUTE UJUNG RUTE


ASPEK SOSIAL GEOGRAFIS

SISTEM KARAKTERISTIK SOSIAL


RUTE EKONOMI

KARAKTERISTIK AKTIVITAS
SISTEM RUTE
ASPEK SPASIAL GEOGRAFIS
DAN
SIFATNYA WAKTU PELAYANAN
TETAP
SEHINGGA PENUMPANG DENGAN BERBAGAI
KEPENTINGAN DAPAT MENGGUNAKAN ANGKUTAN
UMUM SECARA BERSAMA-SAMA

ANGKUTAN UMUM MELAYANI CALON PENUMPANG


YANG MEMPUNYAI ASAL DAN TUJUAN YANG
BERBEDA-BEDA/MEMPUNYAI JARAK PERJALANAN
YANG BERBEDA
SISTEM RUTE

KARAKTERISTIK
SOSIAL EKONOMI

KELOMPOK KELOMPOK
CHOICE KAPTIVE

RUTE ANGKUTAN UMUM MELAYANI PENUMPANG


YANG MEMPUNYAI KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
DAN AKTIVITAS YANG BERBEDA
SISTEM RUTE

KARAKTERISTIK
AKTIVITAS

RUTE ANGKUTAN UMUM MELAYANI KEBUTUHAN MOBILITAS


PENUMPANG YANG BERVARIASI DARI WAKTU KE WAKTU

JUMLAH PENUMPANG JUMLAH PENUMPANG


TINGGI RENDAH
DEVIASI RUTE
KEMUNGKINAN DARI BUS UNTUK MENYUSURI
DAERAH-DAERAH YANG SEBENARNYA BUKAN
RUTENYA

TNGKAT DEVIASI PADA DASARNYA ADALAH SEBERAPA BEBAS SUATU SISTEM


ANGKUTAN UMUM BOLEH MENYIMPANG DARI RUTE YANG TELAH DITETAPKAN

MEMBINGUNGKAN /
PENUMPANG KETIDAKPASTIAN

MENGUNTUNGKAN TERUTAMA PADA


OPERATOR KONDISI DEMAND YANG RENDAH

PENYIMPANGAN TINGKAT DEVIASI


TIPE TIPE STRUKTUR PERAN DALAM
PELAYANAN JARINGAN JARINGAN
Rute Grid Trunk Route
Rute Tetap
Pricipal Route
Rute Radial
Rute Tetap dengan Deviasi Secondary Routes
Tertentu
Rute Linier Branch Routes
Rute dengan Batasa Koridor Local Routes
Rute Modifikasi Radial
Feeder Routes
Rute dengan Deviasi Penuh
(demand-responsive routing) Rute Teritorial Double Feeder Routes
Rute Tetap (fixed routes)
TIPE ❖ Rute tetap yang telah ditentukan/tidak dapat menyimpang
PELAYANAN ❖ Tipe rute paling disukai penumpang, dengan waktu dan
tempat menunggu yang sudah pasti.
❖ Dimungkinkan menyimpang dalam kondisi tertentu
Rute Tetap
(penutupan jalan, jalan rusak, dll)

Rute Tetap dengan Deviasi


Tertentu B

Rute dengan Batasa


Koridor

Rute dengan Deviasi Penuh


(demand-responsive
routing)
A
Rute Tetap dengan Deviasi Tertentu
TIPE ❖ Rute dengan kebebasan melakukan deviasi/penyimpangan
PELAYANAN untuk alasan-alasan khusus yang sifatnya darurat (menaikkan
dan mnurunkan sekelompok penumpang karena alasan
fisik/usia.
Rute Tetap ❖ Penyimpangan dapat menimbulkan jarak dan waktu perjalanan
yang lebih panjang.
❖ Deviasi akibat permintaan sekelompok penumpang dalam
Rute Tetap dengan Deviasi
Tertentu bentuk formal maupun informal

B
Rute dengan Batasa
Koridor

Rute dengan Deviasi


Penuh (demand-
responsive routing)
A
Rute dengan Batasan Koridor
TIPE ❖ Rute dengan deviasi/penyimpangan yang telah ditentukan dengan
batasan-batasan tertentu :

PELAYANAN ▪ Pengemudi wajib menurunkan/menaikkan penumpang di beberapa


lokasi perhentian tertentu.
▪ Di luar perhentian yang diwajibkan, diijinkan untuk melakukan
deviasi sepanjang tidak melewati koridor yang telah ditentukan.
Rute Tetap
▪ Rute utama dengan fungsi aktivitas tinggi, rute deviasi daerah
perumahan yang tidak begitu padat
Rute Tetap dengan Deviasi
Tertentu
B

Rute dengan Batasa Koridor

Rute dengan Deviasi Penuh


(demand-responsive routing)
A
Rute dengan Deviasi Penuh
TIPE ❖ Rute dengan penyimpangan sepenuhnya sesuai pengalaman
PELAYANAN pengemudi dan keinginan penumpang sepanjang rute awal dan
rute akhir yang sama .
❖ Penumpang tidak tahu waktu dan lokasi naik turun pelayanan
Rute Tetap angkutan umum
❖ Jarak dan waktu perjalanan tinggi
Rute Tetap dengan Deviasi
Tertentu

Rute dengan Batasa Koridor

Rute dengan Deviasi Penuh


(demand-responsive
routing)
Rute Grid
TIPE STRUKTUR
JARINGAN ❖ Lintasan rute secara paralel mengikuti
ruas jalan yang ada dari pinggir kota satu ke
Rute Grid
pinggir kota lainnya melewati pusat kota
Rute Radial (CBD) yang terletak di tengah.
Rute Linier
❖ Keuntungan sistem ini rute dapat dengan
mudah diingat dan dimengerti oleh
Rute Modifikasi Radial
pengguna jalan serta cakupan pelayanan
Rute Teritorial akan lebih merata
Rute Grid
TIPE STRUKTUR ❖Dibuthkan transfer dalam berganti lintasan yang
JARINGAN dapat menyebabkan waktu perjalanan meningkat.
❖ Cocok diterapkan di kota besar
Rute Grid

Rute Radial

Rute Linier

Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
TIPE STRUKTUR Rute Radial
JARINGAN
❖ Sistem rute yang paling banyak ditemui di kota-
Rute Grid
kota seluruh dunia, dimana mengembang dari
pusat kota secara radial ke pinggir kota.
Rute Radial ❖ Menghubungkan wilayah urban dan sub urban
❖ Banyak perjalanan yang dilakukan tanpa harus
Rute Linier
transfer .
Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
Rute Radial
TIPE STRUKTUR
JARINGAN ❖Kerugian sistem ini
tingkat pelayanan buruk
di CBD dikarenakan
Rute Grid
beban lalu lintas yang
tinggi.
Rute Radial
❖ Cocok diterapkan di
kota yang tidak terlalu
Rute Linier
besar.
Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
Rute Linier
TIPE STRUKTUR ❖ Pada prinsipnya rute ini hampir sama dengan sistem rute grid, hanya saja
grid yang dimaksud adalah daerah yang memanjang di kiri kanan jalan arteri
JARINGAN utama

Rute Grid

Rute Radial

Rute Linier

Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
TIPE STRUKTUR Rute Modifikasi Radial
JARINGAN ❖ Dilakukan modifikasi
dalam menambah
Rute Grid lintasan rute guna
menghubungkan antar
Rute Radial sub pusat kegiatan dan
sub pusat kegiatan
Rute Linier dengan CBD.

Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
Rute Modifikasi Radial
TIPE STRUKTUR
❖Keuntungan dari
JARINGAN sistem ini
Rute Grid
dimungkinkan
untuk penumpang
Rute Radial menggunakan
pelayanan di
Rute Linier manapun berasal
Rute Modifikasi Radial
dan kemanapun
tujuannya.
Rute Teritorial ❖ Dibutuhkan
aktivitas transfer
lebih banyak
Rute Teritorial
TIPE STRUKTUR ❖ Membagi-bagi daerah pelayanan menjadi beberapa
teritori/ daerah dimana masing-masing daerah dilayani oleh
JARINGAN satu lintasan rute.
❖ Seluruh lintasan bertemu/bersinggungan di satu titik
Rute Grid sebagai titik transfer di pusat kegiatan.

Rute Radial

Rute Linier

Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
Rute Teritorial
TIPE STRUKTUR ❖cocok diterapkan di kota kecil/sub urban dengan tingkat
kepadatan rendah.
JARINGAN ❖ berdasarkan pengalaman, meskipun tingkat kepemilikan
kendaraan pribadi cukup tinggi pada sub urban, namun
Rute Grid sisitem ini cukup efektif dalam melayani pergerakan
penumpang.
Rute Radial

Rute Linier

Rute Modifikasi Radial

Rute Teritorial
TRUNK ROUTE
❖ rute dengan beban pelayanan paling tinggi, tingkat demand
PERAN DALAM sangat tinggi
❖ Rute ini melayani sepanjang hari dari pagi hingga malam,
JARINGAN bahkan jika diperlukan pelayanan dapat 24 jam
❖ Berada di koridor jalan utama atau berada di pusat kegiatan
Trunk Route
utama
Principal Route

Secondary Routes

Branch Routes

Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


PRINCIPAL ROUTE
❖ rute dengan karakteristik hampir sama dengan trunk route,
PERAN DALAM hanya tidak sampai larut malam.
❖ Biasanya dioperasikan hanya sampai jam 20.00 atau 22.00
JARINGAN malam
❖ Pengoperasian rute ini dilakukan tujuh hari dalam
Trunk Route
seminggu
Principal Route ❖ Hampir sama dengan trunk routes, yaitu dimungkinkan
dioperasikannya bus PATAS, tetapi jumlahnya lebih sedikit
Secondary Routes
❖ Melayani jalan-jalan dan koridor-koridor utama tetapi dengan
Branch Routes pembebanan yang lebih rendah dibandingkan dengan Trunk
Route
Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


SECONDARY ROUTE
❖ rute dengan beban pelayanan lebih rendah daripada trunk
PERAN DALAM route atau principal route
❖ Pengoperasian angkutan umum kurang dari 15 jam (06.00-
JARINGAN 20.00) selama 7 hari dalama seminggu.
❖ Biasanya melayani koridor dari daerah pemukiman ke sub pusat
Trunk Route
kota
Principal Route ❖ Karena tingkat kebutuhan relative rendah, maka biasanya
dioperasikan kendaran yang tidak terlalu besar dengan frekuensi
Secondary Routes
yang tidak terlalu tinggi
Branch Routes ❖ Tipe bus dengan kapasitas 70 orang / kendaraan
Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


BRANCH ROUTE
❖ rute yang berfungsi menghubungkan rute trunk route atau
PERAN DALAM principal route dengan sub pusat kegiatan lainnya
❖ Tingkat kebutuhan yang dilayani tidak begitu besar, maka
JARINGAN frekuensi yang diberikan juga tidak terlalu tinggi dan tipe
kendaraan juga tidak terlalu besar
Trunk Route
❖ Jenis kendaraan yang dioperasikan untuk melayani rute ini
Principal Route adalah bis standard dengan kapasitas 50 org/kend
Secondary Routes

Branch Routes

Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


LOCAL ROUTE
❖ rute yang melayani suatu daerah yang relatif kecil, dan
PERAN DALAM selanjutnya dihubungkan dengan rute lain yang lebih tinggi
klasifikasinya
JARINGAN ❖ Biasanya melayani daerah kota secara melingkar,bukan secara
radial seperti principal routes, sehingga akan berpotongan
Trunk Route
dengan rute-rute jenis trunk routes ataupun principal routes
Principal Route ❖ Karena karakteristik dari demandnya adalah relatif rendah dan
juga tidak terlalu bervariasi terhadap waktu, jenis kendaraan
Secondary Routes
yang digunakan seperti minibus, dengan kapasitas 10 sampai 20
Branch Routes org/kend
Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


FEEDER ROUTE
❖ rute yang khusus disediakan untuk melayani thrunk route,
PERAN DALAM principal route, atau secondary route
❖ Pada titik pertemuan antara rute tipe ini dengan rute lainnya
JARINGAN yang cukup besar biasanya disediakan prasarana khsuus yang
dimungkinkan penumpang bertukar bis secara nyaman
Trunk Route
❖ Sama seperti local routes, pada rute tipe ini kendaraan yang
Principal Route dioperasikan biasanya adalah kendaraan ukuran kecil dengan
frekuensi yang tidak begitu tinggi
Secondary Routes

Branch Routes

Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


DOUBLE FEEDER ROUTE
❖ rute feeder yang dapat melayani dua rute sekaligus,
PERAN DALAM menghubungkan trunk routes pada kedua ujungnya
JARINGAN ❖ Secara umum karakteristik operasional rute tipe ini sama dengan
Trunk Route
feeder routes
Principal Route

Secondary Routes

Branch Routes

Local Routes

Feeder Routes

Double Feeder Routes


TRUNK & FEEDER DAN DIRECT SERVICE

SEBAGIAN RUTE DIDALAM LAJUR BUSWAY TRANSJAKARTA DAN SEBAGIAN DILUAR


JARINGAN PELAYANAN TRANSJAKARTA

Legenda:
1. Koridor Utama
2. Koridor Tambahan
3. Koridor Pengembangan 47
UJUNG RUTE
TEMPAT AWAL DAN AKHIR DARI SEBUAH RUTE

PERKOTAAN TERMINAL PERUMAHAN


?
Aspek yang perlu diperhatikan :
1. Luas daerah pelayanan
2. Adanya jalan dengan geometrik yang
memadai

Anda mungkin juga menyukai