Anda di halaman 1dari 12

Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)

Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020


P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI


TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS
DI SMA 10 PALEMBANG

Violeta Nirmala
Program Studi Teknik Komputer Bina Sriwijaya Palembang, Email: Violetanirmalarly@gmail.com

Abstract. The influence the use of multimedia learn and motivation achievement of students in
learning English lesson in school district 10 Palembang. Guided by Waspodo and H.Lin
Yan Syah. In the process of achieving the goal of learning, the use of multimedia
motivation to learn is also a very big role on the interpretation of student learning. Due to
the learning motivation in students , thus increasing learning achievement is also high on
student achievement. The purpose of the study is to investigate and examine the effect of
multimedia learning and motivation against students in achievement learning English
lesson in school in school district 10 Palembang. The study also wanted to know and test
whether the two exogenous variables from the above that the dominant influence on
student achievement in English language subject in school district 10 Palembang. Causal
type of research is the research that aims to explain the influence of several variables. The
object of the study were students and a sample set a of 60 samples. By using random
sampling model analysis was used to prove the hypothesis that use of the Path Analysis
Testing (path analysis) with AMOS, USING Structural Equation Model (SEM). SEM
results with the value of CR (Critical Ratio) of-0 082 for multimedia on learning
achievement and 8595 for Achievement Motivation Learning to learn, with CR Values >
1671 CR means of two values which are able to explain and a strong influence on the
variable endogenous variable is the motivation to learn. Where multimedia effect on
motivation to learn is casually with the CR 3297

Keywords: Multimedia, Learning Motivation, Learning and Achievement.

Abstrak. Pengaruh penggunaan multimedia pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris di sekolah menengah atas negeri 10
Palembang dibimbing oleh Waspodo dan H.Lin yan syah. Dalam proses pencapaian
tujuan pembelajaran, penggunaan multimedia motivasi belajar sangat besar peranya
terhadap prestasi belajar siswa. Karena dengan motivasi belajar yang tinggi pada siswa
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar yang tinggi juga terhadap prestasi belajar
siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menguji pengaruh multimedia
dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
inggris di sekolah menengah atas negeri 10 palembang. Jenis penelitian ini adalah Kausal
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan pengaruh beberapa variabel. Adapun
objek penelitian adalah siswa dan sampel yang ditetapkan sebesar 60 sampel. Dengan
menggunakan random sampling. Model analisis yang digunakan untuk pembuktian
hipotesis yang digunakan yaitu uji paath analysis (analisis jalur) dengan AMOS, dengan
menggunakan structural equation model (sem). Hasil penelitian dengan sem yaitu nilai c.r
(critical ratio) sebesar-0,682 untuk multimedia terhadap prestasi belajar,dengan nilai
c.r>1.671 artinya kedua nilai c.r tersebut yang mampu menjelaskan dan mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap variabel endogen adalah variabel motivasi belajar secara
kausal dengan nilai c.r 3.297.

Kata Kunci: Multimedia, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar

181
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan sebagai faktor kunci dalam pembagunan bangsa dan negara. Banyak
penelitian menunjukan tentang adanya korelasi positif antara mutu hasil pendidikan dengan
perkembangan ekonomi. Hal ini berarti bahwa peningkatan mutu pendidikan adalah paling
penting dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan nasional. Peningkatan Internasional
menujukan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) indonesia berdaya saing rendah,
secara global dan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Peringkat Indonesia yang rendah
dalam kualitas SDM tersebut adalah gambar mutu pendidikan yang tidak menggembirakan.
Rendahnya mutu pendidikan tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Di antara faktor terpenting
adalah mutu proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat dicapai
melaui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi pendidikan dalam arti
sempit bisa merupakan media pendidikan (media pembelajaran). Dalam arti luas media
pembelajaran adalah hasil teknologi yang digunakan sebagai alat pembelajaran agar berhasil
guna, efisisen dan efektif. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
mempunyai fungsi untuk meningkatkan hasil pembelajaran secara efisien dan efektif serta
dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa, yang pada giliranya dapat meningkatkan mutu
hasil belajarnya.
Fungsi media, pada mulanya hanya dienal sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar
mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada siswa dalam rangka mendorong
motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks. Selanjutnya, sesuai
dengan perkembangan teknologi, media pembelajaran tersebut kurang menarik perhatian dan
minat siswa tanpa mengurangi fungsi dan peranan media itu sendiri. Teknologi pendidikan
yang direncanakan, dikembangkan dan dimanfaatkan secara baik dan benar akan mampu
mengatasi masalah mutu pendidikan secara tepat sasaran, hemat waktu, tenaga, biaya, dan
sumber daya lainya. Perlu dimasyarakatkan kepada pengelola pendidikan bahwa penggunaan
tenologi pendidikan berupa media pembelajaran merupakan usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Dengan demikian pendayagunaan media pembelajaran untuk pelaksanaan
pendidikan menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan demikian pendayagunaan media pembelajaran untuk pelaksanaan pendidikan
menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu dan hasil belajar. Salah satu media
pembelajaran yang cukup efekt dan efisien adalah multimedia. Sehubungan dengan hal ini
tersebut diatas diharapkan proses pembelajaran yang diberikan dapat lebih memberikan
pengalaman yang berarti bagi siwa, sehingga perubahan prilaku dalam kawasan kognitif,
afektif ataupun psikomotorik yang dirumuskan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Namun demikian pada kenyataan penggunaan media pembelajaran di sekolah-sekolah belum
diimbangi dengan meningkatnya prestasi belajar siswa yaitu adalah nilai hasil belajar siswa
yaitu adanya nilai hasil belajar siswa yang masih rendah. Media yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah multimedia pembelajaran yaitu media audio visual yang berisi program-
program pembelajaran yang dapat disampaikan oleh guru kepada pesrta didik dalam proses
pembelajaran di kelas.
Dari pengamatan di lapangan (di sekolah) salah satu mata pelajaran yang disampaikan
melalui penggunaan mulltimedia pembelajaran dalam proses belajar-mengajar adalah mata
pelajaran Bahasa Inggris. Mengenai penggunaan multimedia untuk mata pelajaran bahasa
inggris di sekolah (XII) dalam penelitian ini, salah satu alasanya adalah karena siswa perlu
menguasai bahasa inggris yang banyak penggunaanya, terutama bagi siswa yang akan
melanjutkan studinya pada tingkat universitas, selain itu sebagai bahasa internasional bahasa
inggris harus dikuasi tidak hanya oleh orang-orang tertentu saja tetapi oleh semua lapisan
masyarakat termasuk oleh siswa.

182
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Contoh penggunaan komputer sebagai salah satu media memerlukan komputer sebagai
salah satu media, memerlukan kemampuan bahasa inggris bagi pemakainya. Hasil belajar
siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran dan ini
didapat dari hasil belajar siswa pada ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir
semester.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Presstasi Belajar
Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekoah Menengah Atas (SMA) Negeri 10
Palembang ?
b. Apakah Motivasi Belajar Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang ?
c. Apakah Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang ?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fenomena yang dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan
penelitan ini untuk mengetahui :
1. Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Presstasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekoah Menengah Atas (SMA) Negeri 10
Palembang.
2. Motivasi Belajar Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
3. Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.

Kajian Pustaka
1. Multimedia Pembelajaran
Dalam upaya mutu pendidikan di sekolah menengah atas dan sekolah menengah
kejuruan, salah ratu rencana srategis pemerintah antara lain (Diknas,2003,121) adalah:
1. Meningkatkan kemampuan profesional guru,melalui pengembangan pelaksanaan proses
pembelajaran,
2. Meningkatkan efisien dan efektivitas proses pembelajaran melalui peningkatan
kemampuan guru dalam mengelola belajar dan sumber-sumber belajar lainya, agar dapat
mendorong siswa belajar secara maksimal,
3. Mengembangkan siswa dalam berprestasi. Syukur (2008,67), mengemukan bahwa salah
satu upaya meningkatkan mutu pendidikan diperlukan media pembelajaran tersebut tidak
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Walpodo,2008:75).
Pemanfaatan teknologi informasi dan komuniasi untuk kegiatan pendidikan sebagai
teknologi pendidikan berupa media pembelajaran sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, karena akan membantu terhadap meningkatnya mutu pembelajaran di sekolah,
yang pada giliran akan meningkatkan mutu pendidikan. Media pembelajaran adalah alat atau
metode dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan
siswa dalam rangka lebih mengektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah, sangat bermanfaat untuk di masyarakat.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) yang berkembang sangat pesat.
Jumlahnya dikatakan dari beberapa jenis media pembelajaran sebagai media audio visual

183
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
sangat efektif membantu siswa dan sangat sayang jika tidak dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran.
Teknologi audio visual adalah penyajian materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan eloktronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual pembelajaran
melalui audio visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran
berlangsung, seperti tape recorder dan cd player. Multimedia pembelajaran adalah: media
pembelajaran yang berkaitan dengan alat pandang dengar, yang berisi materi pembelajaran
yang direkam dengan menggunakan alat perekam suara kemudian hasil rekaman tersebut
dapat diperdengarkan dan diperlihatkan kembali pada siswa dalam penyajian materi
pembelajaran dengan menggunakan alat pemutarnya.
Multimedia interaktif, makna interaktif dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
saling aktif atau berkaitan dengan dialog antar komputer dan terminal atau antar komputer
dengan komputer. Multimedia interaksi adalah suatu produk yang dapat menggabungkan
teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) menjadi satu kesatuan dengan link
dan tool yang tepat dan dan digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu hal yang amat Penting untuk diperhatikan di dalam
proses pembelajaran. Karena tingkat motivasi dalam diri siswa dan antara siswa yang satu
dengan yang lain berbeda pada waktu yang lainya. Motivasi secara populasi dapat diartikan
sebagai mengacu pada sebab atau mengapa seseorang berprilaku. Apabila arti tersebut
dipakai maka motivasi diartikan sebagai segala aspek psikologis. Namun demikian para
psikolog membatasi konsep motivasi sampai pada faktor yang menguat prilaku, dan
memberikan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi antara seorang dan orang
lain berbeda dan perlu mendapat arahan. Santrock (2008:78), mengemukakan bahwa motivasi
adalah dorongan untuk menggapai suatu tujuan yang spesifik. Selalu memikirkan tujuan serta
bagaimana cara untuk dapat menggapainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah doronagan atau usaha-
usaha untuk mencapai suatu tujuan yang spesifik. Sesuai dengan yang dikehendakinya.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dimana seseorang melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu dalam mencapai tujuan. Motivasi Instrinsik adalah motivasi internal yang tercakup
dalam situasi belajar yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan dalam itu sendiri
contoh, siswa mungkin belajar rajin menghadapi ujian karena senang pada mata pelajaran
yang diujikan. Motivasi belajar harus muncul dari dalam diri siswa itu sendiri untuk
melakukan sejumlah kegiatan belajar.
Namun hal ini tidak mengabaikan bahwa motivasi ektrinsik dapat berjalan bersamaan
dengan motivasi intrinsik dan saling mengisi dalam memberikan manfaat bagi siswa untuk
keberhasilan belajar. Motivasi berprestasi sebagai hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang
sulit sebaik dan secepat mungkin. Sedangkan Mc Cleand dalam Bernard (1977:77)
berkeyakinan bahwa tingkah laku berprestasi bisa diajarkan, dan terdapat kaitan yang erat
antara kebutuhan yang tinggi dengan kepentingan untuk berprestasi. Motif berprestasi yang
kuat akan mengarahkan individu untuk mendekati situasi yang berkaitan dengan prestasi
sebaiknya apabila motif menjauhi kegagalan yang lebih kuat, maka individu akan terdorong
untuk menjauhi situasi yang berkaitan dengan prestasi.

3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar mengandung dua kata yang saling berkaitan erat satu dengan yang lainya,
yaitu prestasi dan belajar Seeldab Richey,(1994:127).Winkle (1987:150) mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
184
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

berbeka. Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan hidupnya. Teori belajar adalah deskriptif, karena tujuan
utama dari belajar adalah memberikan proses belajar. Belajar menaruh perhatian hubungan
diantara variabel-variabel yang mnentukan hasil belajar atau bagaimana siswa belajar. Belajar
adalah proses interaksi antara stimulus (berupa media) dan respon siswa. Stimulus (yang
berasal dari media) sebagai sumber belajar dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran,persasaan atau hal-hal lain yang ditangkap melalui indra utama dari belajar
adalah adalah memberikan proses belajar. Belajar menaruh perhatian hubungan diantara
variabel-variabel yang menentukan hasil-belajar atau bagaimana siswa belajar. Belajar adalah
proses interaksi antara stimulus ( yang berasal dari media) dan respon siswa. Stimulus (yang
berasal dari media) sebagai sumber belajar dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar
seperti pikiran, perasaaan atau hal-hal lain yang ditangkap melalui indera.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan menggunakan path analysis yang
dirancang untuk menentukan pengaruh antara variabel eksogen yaitu media pembelajaran
(X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap variabel endogen yaitu prestasi belajar(Y). Penelitian
ini melakukan pengujian hipotesis dengan mengacu kepada pengaruh antara tiga variabel
yaitu variabel eksogen terhadap variabel indogen tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji hipotesis.
1. Populasi dan Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Arikunto (2002:102) mengemukakan : “bahwa apabila populasinya lebih dari 100
orang maka pengambilan dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%, bila kurang dari 100 maka
seluruh populasi dijadikan responden.

2. Instrumen Penelitian
Penelitian yang mengunakan instrumen yang disusun sendiri tidak dapat melepaskan diri
dari tanggung jawab mencobakan instrumennya. yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrument tersebut sudah betul – betul handal. Secara umum tujuan uji coba dapat dilihat
dari segi kualitas instrumen tersebut. Uji Instrumen Penelitian untuk mengumpulkan data,
apakah instrumen tersebut sudah betul-betul handal. Secara umum tujuan uji coba dapat
dilihat dari segi kualitas instrumen tersebut. Tujuan uji coba yang berhubungan dengan
kualitas instrumen adalah upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data yang
digunakan.

3. Pengujian Validitas
Tujuan uji coba yang berhubungan dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk
mengetahui validitas san reliabilitas Uji instrumen penelitian ini meliputi Uji Validitas yang
diperlukan agar diperoleh instrumen yang valid artinya instrumen yang dapat untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2003-124) Uji Validitas dapat
dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor pertanyaan yang dijawab oleh responden. Sebelum kuesioner digunakan
untuk dua jenis validitas mengumpulkan data, terlebih dahulu diuji validitasnya, dengan
mengunakan rumus teknik korelasi item total Pearson product moment. Skor setiap
pertanyaan yang di validitasnya dikorealisasikan dengan skor total seluruh item.
Jika koefisien korelasi positif,maka item yang bersangkutan valid, Jika negatif maka item
yang bersangkutan tidak valid dan dikeluarkan dan kuesioner, dengan kata lain item valid

185
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
jika koefidien antar skor item dengan skor totalnya positif dan signifikan dengan p-value < =
0,05. Dengan Jika koefisien korelasi positif, maka item yang bersangkutan valid, jika negatif
maka item yang bersangkutan tidak valid dan dikeluarkan dari kuesioner, dengan kata lain
item valid jika koefisien korelasi antar skor item dengan skor totalnya positif dan signifikan
dengan p-value , = 0,05. Dengan demikian semakin tinggi nilai koefisiensi suatu item
menunjukkan semakin tinggi validasi item tersebut. Sebelum kuesioner disebarkan terlebih
dahulu peneliti akan menguji reabilitas dan validitas kuesioner tersebut, diambil sebanyak 20
responden untuk diuji validitas dan reabilitasnya, kemudian jika dari hasil uji tersebut
diketahui bahwa semua instrument penelitian semuanya valid dan reliable maka penelitian ini
dapat dilanjutkan.

4. Pengujian Reliabilitas
Uji Reliabelitas digunakan untuk melihat kekonsistenan dan stabilitas data atau temuan.
Uji Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode internal. Metode internal
dilakukan dengan melihat besarnya Croanbach Alpha (r alpha) yang perhitungannya
menggunakan prosedur Reliability Analisys pada pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y .
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut
nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai r alpha mendekati
angka 1. Menurut Latan Hengky (2012:48) dalam penelitian Confirmatory Research secara
umum reliabilitas dapat diterima jika nilai Cronbach Alpha > 0,7. Untuk menentukan apakah
instrument yang ada telah reliabel atau tidak reliabel, dilakukan melalui program SPSS for
windows versi 20.0, sebagai berikut :
1) Jika r alpha positif dan > 0,600 dinyatakan reliable
2) Jika r alpha negatif dan < 0,600 maka dinyatakan tidak reliable.
Uji Asumsi Analisis Jalur (Structural Equation Modelling/SEM)
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada masing – masing variabel laten,
maka dilakukan uji asumsi untuk melihat apakah prasyarat yang diperlukan dalam
permodelan regresi confirmatory dapat terpenuhi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah
multivariate normal, tidak adanya multikolinearitas atau singularitas.

5. Metode Analisis
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik analisis yang menggambarkan data yang
telah dikumpulkan secara deskriptif sehingga dapat dibuat kesimpulan secara umum tanpa
menguraikan hubungan, menguji hipotesis, bahkan penarikan kesimpulan untuk
generalisasi.Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis persentase. Analisis ini
dilakukan dengan penyajian tabel dan perhitungan persentase jawaban responden berdasarkan
variabel-variabel penelitian melalui indikator-indikator sehingga lebih mudah dibaca dan
dipahami maknanya.
Dalam analisis berdasarkan perhitungan persentase ini, apabila persentase jawaban untuk
skala 1, 2, dan 3 secara kumulatif relatif kecil (kurang dari 1/3 atau 33,3%) maka indikator
tersebut dinilai baik atau positif. Akan tetapi apabila secara kumulatif ≥ 33,3% maka
indikator tersebut dinilai bermasalah sehingga perlu ditindaklanjuti dengan melakukan
pembahasan secara lebih mendalam. Perhitungan deskriptif ini juga dilengkapi dengan
paparan kualitatif terhadap hasil analisis yang bermasalah. Paparan kualitatif akan di dukung
oleh data primer berupa hasil wawancara dengan sebagian responden.

2. Analisis Statistik Inferensial


Terhadap data yang diperoleh selanjutnya dlakukan pengujian verifikatif menggunakan
alat statistik inferesial. Statistik inferensial bertujuan untuk menarik kesimpulan parameter
186
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

populasi berdasarkan statistik sampel serta menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan vatiabel lainnya. Analisis inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis.Analisis infensial yang digunakan yaitu pendekatan adalah Analisis Jalur
(Path Analysis). Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variaabel terikat (endogen) (Buchari Alma,
2010: p.140).

3. Analisis Jalur (path analysis)


Analisis data dilakukan dengan melalui kegiatan:
1) Mengelompokkan data sejenis ke dalam tabel (tabulasi)
2) Menganalisis data dengan melakukan perhitungan-perhitungan menurut metode
penelitian kuantitatif dengan teknik analisis yang akan digunakan adalah analisis
Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan program software AMOS
5.0. Sebagai salah satu teknik analisis multivarite, SEM memungkinkan
dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan sehingga
memberikan efisiensi secara statistik (Ferdinand, 2002:165).
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang di ajukan, alat teknis analisis statistika
yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Uji model untuk dapat menganalisis
seberapa besar suatu variabel penyebab mempengaruhi variabel akibat, maka analisis data
yang digunakan adalah analisis jalur (path analisys). Diagram jalur merupakan sebuah
struktur yang lengkap dari hubungan kausal antara variabel yang terdiri dari hubungan sub
struktur yang menyerupai struktur regresi. Hasil besaran diagram jalur menunjukan besarnya
pengaruh masing-masing variabel endogen disebut koefisien jalur.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
Objek penelitian adalah SMA Negeri 10 Palembang terakreditasi A jumlah siswa pada
tahun 2010/2011 sebanyak 951 orang siswa yang terbagi menjadi 26 rombongan belajar
(rombel) yaitu untuk siswa kelas XI berjumlah 320 siswa dengan jumlah rombel 8 dan untuk
siswa XII berjumlah 314 orang siswa dengan jumlah rombel 8.
Pengujian Hipotesis
H1: Diduga Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Presstasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekoah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang.
a) Pengujian hipotesis pertama
1) Merumuskan hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh antara Penggunaan Multimedia Pembelajaran
Berpengaruh Terhadap Presstasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di
Sekoah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang
Ha : terdapat pengaruh antara Penggunaan Multimedia Pembelajaran Berpengaruh
Terhadap Presstasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekoah
Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang
2) Membandingkan hasil uji output CR-value.
Apabila nilai CR-value < 1,96 maka Ho diterima
Apabila nilai CR-value > 1,96 maka Ho ditolak
3) Nilai CR-value dari variabel Penggunaan Multi Media Pembelajaran (X 1) sebesar
0,682 < 1,96, nilainya berada dibawah 5% atau 0,05. Ini terlihat pada pengujian

187
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
hipotesis 1 digunakan taraf signifikansi sebesar 5 % hal tersebut digunakan karena nilai
C.R 1.671. Parameter estimasi antara Variabel Multimedia pembelajaran dengan
Prestasi belajar menunjukan hasil signifikan dengan nilai C.R = 0,682 dan dengan nilai
probabilitas < 0,05. Artinya hipotesis ditolak artinya tidak dapat diterima bahwa
Mutimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan Multimedia
pembelajaran tidak Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang tidak dapat dibuktikan.
H2 : Diduga Motivasi Belajar Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
b) Pengujian hipotesis kedua
1) Merumuskan hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh Motivasi Belajar Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
10 Palembang.
Ha : terdapat pengaruh Motivasi Belajar Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10
Palembang.
2) Membandingkan hasil uji output CR-value.
Apabila nilai CR-value < 1,96 maka Ho diterima
Apabila nilai CR-value > 1,96 maka Ho ditolak
3) Nilai CR-value dari variabel Motivasi Belajar (X2) Berpengaruh terhadap Prestasi
Belajar (Y) Siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang. Ini terlihat pada pengujian hipotesis 2 digunakan taraf signifikansi
sebesar 5%, hal tersebut digunakan karena nilai C.R 1.671.Parameter estimasi antara
variabel Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar menunjukan hasilyang signifikan nilai
C.R= 8.595 dan dengan nilai probabilitas < 0,05. Artinya hipotesis dapat diterima bahwa
Motivasi Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar siswa pada pembelajaran
Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan Motivasi
Belajar Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris
di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang tidak dapat dibuktikan.

H3: Diduga Multimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Siswa


pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10
Palembang.
c) Pengujian hipotesis ketiga
1) Merumuskan hipotesis
Ho : tidak terdapat pengaruh Multimedia Pembelajaran Berpengaruh terhadap Motivasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang.
Ha : terdapat pengaruh Multimedia Pembelajaran Berpengaruh terhadap Motivasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang.
2) Membandingkan hasil uji output CR-value.
Apabila nilai CR-value < 1,96 maka Ho diterima
Apabila nilai CR-value > 1,96 maka Ho ditolak
3) Nilai CR-value dari variabel Multimedia Pembelajaran (X1) Berpengaruh Terhadap
Motivasi Belajar (X2) Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah
188
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.Ini terlihat pada pengujian hipotesis 3 digunakan taraf
signifikansi sebesar 5 %, hal tersebut digunakan karena nilai C.R 1.671. Parameter
estimasi antara variabel Multimedia pembelajaran dengan Motivasi Belajar menunjukan
hasilyang signifikan dengan nilai C.R =3.927 dan dengan nilai probabilitas < 0,05.
Artimya hipotesis dapat diterima bahwa media gambar berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan Multimedia
Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang tidak dapat dibuktikan.

2. Pembahasan.
1. Multimedia Pembelajaran (X1) tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar (Y) Siswa pada
pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
Ini terlihat pada pengujian hipotesis 1 digunakan taraf signifikansi sebesar 5 % hal
tersebut digunakan karena nilai C.R 1.671. Parameter estimasi antara Variabel
Multimedia pembelajaran dengan Prestasi belajar menunjukan hasil signifikan dengan
nilai C.R = 0,682 dan dengan nilai probabilitas < 0,05. Artinya hipotesis ditolak artinya
tidak dapat diterima bahwa Mutimedia Pembelajaran Berpengaruh Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 10 Palembang.
2. Motivasi Belajar (X2) Berpengaruh terhadap Prestasi Belajar (Y) Siswa pada pembelajaran
Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang. Ini terlihat
pada pengujian hipotesis 2 digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut
digunakan karena nilai C.R 1.671.Parameter estimasi antara variabel Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar menunjukan hasilyang signifikan nilai C.R= 8.595 dan dengan
nilai probabilitas < 0,05. Artinya hipotesis dapat diterima bahwa Motivasi Belajar
Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
3. Multimedia Pembelajaran (X1) Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar (X2) Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10
Palembang.Ini terlihat pada pengujian hipotesis 3 digunakan taraf signifikansi sebesar 5
%, hal tersebut digunakan karena nilai C.R 1.671. Parameter estimasi antara variabel
Multimedia pembelajaran dengan Motivasi Belajar menunjukan hasilyang signifikan
dengan nilai C.R =3.927 dan dengan nilai probabilitas < 0,05. Artimya hipotesis dapat
diterima bahwa media gambar berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV dan Bab V maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Multimedia Pembelajaran tidak berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
2. Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada pembelajaran Bahasa
Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.
3. Multimedia Pembelajaran berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar (X 2) Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang.

189
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
Kesimpulan dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran pertama, harus ada
penelitian lanjutan yang mencari penyebab mengapa Multimedia Pembelajaran tidak
berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Palembang. Kedua, tetap harus ditingkatkan motivasi
belajar siswa agar terjadi juga peningkatan prestasi belajar siswa. Ketiga, sekolah harus
sangat mengerti peningkatan kinerja guru dan administrasi sekolah ada hubungannya dengan
peningkatan prestasi belajar siswa, sehingga pengelolaan manajemen sekolah juga harus
mendapat perhatian. Misalnya dengan memperhatikan kompensasi guru dan staf administrasi
serta perbaikan sarana prasarana dalam proses belajar mengajar.

190
Integritas Jurnal Manajemen Profesional (IJMPro)
Volume 1 Nomor 2 Edisi Juli 2020
P-ISSN : 2722-0958- E-ISSN : 2722-094X
DOI: https://doi.org/10.35908/ijmpro.

Daftar Pustaka
Buku
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Pustaka Setia.
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Alisuf, Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Anung, Haryono. 2007. Analisis Kebutuhan Penelitian/Pembelajaran. Jakarta: Program
pascasarjana UKI.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Donals, Mc. (dalam Sumanto). 1989. Pendidikan Populer Membangun Kesadaran Kritis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ferdinand, August. 2000. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Managemen.
Universitas Diponegoro.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Imran, 1996. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Istijanto. 2005. Riset Sumberdaya Manusia. Jakarta:Gramedia
Pearce, John A Robinson. 1997. Management Strategy, Formulasi Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta: PT Pustaka Bina Rupa Aksara.
Riduwan, Sunarto. 2010. Pengantar Statistika. Bandung. Alfabeta.
Riduan, Engkos. 2008. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung. Alfabeta.
Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran . Bandung: Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet Ke – 12 Jakarta: CV
Rajawali.
Sardirman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Persada.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Roestiyah, NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, PT. Raja Grafindo
Persada.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta:
Siswoyo, Haryono 2005. Uji Validitas dan Realibilitas dengan Corrected Item. Tridinanti
press. Palembang.
Sudjana, 2002 Statistika. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sujana, Nana. 1995 Penilaian Hasil Prosses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Sugiono. 2003 Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
Suryabrata. Sumadi. 2004 Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

191
Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Bahasa Inggris di SMA 10 Palembang
Violeta Nirmala
Jurnal dan Artikel Ilmiah Lainnya
Pandayani, 2010. Pengaruh Motivasi Belajar, Metode Pembelajaran, dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siawa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
52 Palembang. Universitas Bina Darma. Palembang.
Kurniawan. Fajar. S. 2005/2006. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar
Siswa kelas XI SMA NEGERI 12 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006.
Novianisari. Ema. 2005. “Memaksimalkan Hasil Belajar Siswa Dengan Pendekatan CTL. di
SMP Negeri 2 Brangsong Kendal.
Riyanto, Suhardi 2010. Pengaruh Pendekatan Konstesktual Teaching Learning (CTL)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal (Studi Eksperimen
Pada Siswa Semester Satu Kelas VIII SMP Negeri 2 Gombong)
Yuniartina.2010 Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Muara Enim. Universitas Bina darma.
Palembang.

192

Anda mungkin juga menyukai