Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 3: 594-598


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Pola kepekaan bakteri yang terisolasi dari kultur


darah terhadap antibiotik di Unit Perawatan Intensif
Anak RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015-2016

Maria Priskila,1* Dyah Kanya Wati,1 Ida Bagus Gede Suparyatha,1 CrossMark
I Nyoman Budi Hartawan,1 I Wayan Gustawan,1
Ni Nengah Dwi Fatmawati,2 I Ketut Tunas3

ABSTRACT

Introduction: Antibiotic resistance is a major worldwide problem Result: A total of 510-blood culture samples obtained from patients
in pediatric intensive care unit (PICU), including in Bali. The bacterial who admitted to PICU of Sanglah Hospital during the study period.
pathogens and their susceptibility patterns should be monitored in Eighty-two samples (16.1%) were positive, which 69.5% of them were
hospital settings. gram-positive bacteria. The most common microorganisms found were
Method: A descriptive, retrospective study from medical records and Staphylococcus hominis spp (21.9%), Staphylococcus epidermidis spp
registers of Clinical Microbiology Laboratory, Sanglah Hospital Denpasar, (12.1%), Staphylococcus haemolyticus ssp (8.5%), Salmonella spp (8.5%)
taken from patients aged 1 month-12 years who were admitted in and Enterobacter cloacae (6%). Most of gram-negative bacteria were still
PICU of Sanglah Hospital. Specimens for blood cultures were collected sensitive to Ampicillin, Cefepime, and Ceftriaxone. On the other hand, the
aseptically from 2 different sites, inserted into BacT/ALERT bottles, gram-positive bacteria showed susceptible to Gentamicin and Linezolid.
and incubated aerobically. The bacterial identification and antibiotic Conclusion: This study shows that not all antibiotics used in the PICU
susceptibility testing were performed using automatic Vitek Compact 2 can be used as empiric therapy because of differences of isolated
System (Biomérieux). Data of blood cultures results was taken from blood bacteria susceptibility pattern. This study suggested that empirical
culture results registry of Clinical Microbiology Laboratory, and patient therapy in PICU, including in Sanglah Hospital Denpasar, should be
data was retrieved from medical records of PICU Sanglah Hospital. based on local antibiotics susceptibility pattern.

Keywords: bacterial spectrum, antibiotics susceptibility pattern, blood culture, PICU


Cite This Article: Priskila, M., Wati, D.K., Suparyatha, I.B.G., Hartawan, I.N.B., Gustawan, I.W., Fatmawati, N.N.D., Tunas, I.K. 2019. Pola kepekaan
bakteri yang terisolasi dari kultur darah terhadap antibiotik di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015-2016. Medicina
50(3): 594-598. DOI:10.15562/Medicina.v50i3.443

ABSTRAK

Pendahuluan: Resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah Hasil: Total sampel kultur darah berjumlah 510 didapatkan dari pasien
global pada Unit Perawatan Intensif Anak (UPIA), termasuk di Bali. yang dirawat di UPIA RSUP Sanglah selama waktu penelitian. Sebanyak
1
SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Patogen bakteri dan pola kepekaannya harus dipantau pada Rumah 82 sampel dinyatakan positif, dimana 69,5% diantaranya merupakan
Kedokteran UniversitasUdayana, Sakit. bakteri gram positif. Mikroorganisme yang paling banyak ditemukan
RSUP Sanglah, Denpasar.
Metode: Penelitian deskriptif, retrospektif dari rekam medis dan antara lain Staphylococcus hominis spp (21.9%), Staphylococcus
2
SMF Mikrobiologi Klinik, Fakultas
Kedokteran UniversitasUdayana, register laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar, epidermidis spp (12.1%), Staphylococcus haemolyticus ssp (8.5%),
RSUP Sanglah, Denpasar. dari pasien usia 1 bulan – 12 tahun yang dirawat di UPIA RSUP Salmonella spp (8.5%) dan Enterobacter cloacae (6%). Bakteri gram
3
Program studi Kesehatan Sanglah. Spesimen kultur darah dikumpulkan secara aseptik negatif masih sensitif terhadap Ampicillin, Cefepime, dan Ceftriaxone.
Masyarakat, Fakultas Ilmu dari 2 sisi yang berbeda, dimasukkan dalam botol BacT/ALERT Bakteri gram positif sensitif terhadap Gentamicin dan Linezolid.
Kesehatan, Sains dan Teknologi,
dan diinkubasi secara aerob. Tes kepekaan antibiotik dilakukan Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua
Universitas Dhyana Pura, Denpasar.
menggunakan automatic Vitek Compact 2 System (Biomérieux). antibiotik yang digunakan di UPIA dapat digunakan sebagai terapi
Data hasil kultur darah diambil dari register hasil kultur darah empirik karena pola kepekaan bakteri yang berbeda. Penelitian
*
Korespondensi: Maria Priskila,
SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Laboratorium Mikrobiologi Klinik, dan data pasien diambil dari ini menunjukkan bahwa terapi empirik di UPIA, termasuk di RSUP
Kedokteran UniversitasUdayana, rekam medis UPIA RSUP Sanglah. Sanglah Denpasar, harus berdasarkan pola kepekaan antibiotik lokal.
RSUP Sanglah, Denpasar.
dr.priskila@gmail.com
Kata kunci: pola kuman, kepekaan antibiotik, kultur darah, UPIA.
Diterima: 2018-09-09 Cite This Article: Priskila, M., Wati, D.K., Suparyatha, I.B.G., Hartawan, I.N.B., Gustawan, I.W., Fatmawati, N.N.D., Tunas, I.K. 2019. Pola kepekaan
Disetujui: 2019-10-10 bakteri yang terisolasi dari kultur darah terhadap antibiotik di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015-2016. Medicina
Publis: 2019-12-01 50(3): 594-598. DOI:10.15562/Medicina.v50i3.443

594
ARTIKEL ASLI

PENDAHULUAN adalah angka resistensi bakteri umumnya dilapor-


kan lebih tinggi di PICU dibandingkan area
Sepsis masih merupakan salah satu penyebab pelayanan lain di rumah sakit. Pada unit PICU, anti-
utama mortalitas dan morbiditas pada anak di biotik paling dibutuhkan dalam proses perawatan
negara industri dan negara berkembang. Data di pasien kritis selain terapi lainnya. Disamping
Amerika Serikat menunjukkan kejadian sepsis tingginya angka resistensi di PICU, muncul pula
pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif kekhawatiran terjadinya resistensi kuman terhadap
anak (pediatrics intensive care unit/PICU) menca- berbagai macam antibiotik yang akan mempersulit
pai lebih dari 42.000 kasus dengan angka kematian proses terapi pasien kritis.6
sebesar 10,3%.1 Kuman yang sering menunjukkan resistensi
Pengidentifikasian bakteri patogen penyebab terhadap antibiotik antara lain Enterobacteriaceae,
infeksi perlu dilakukan, kultur diikuti dengan uji Pseudomonas, Acinetobacter, Staphylococci, dan
kepekaan (sensitifitas) terhadap antibiotik. Waktu Enterococci. Terapi spesifik untuk organisme terse-
yang diperlukan untuk melakukan kultur dari but termasuk sulit dan bakteri sering menyebabkan
bakteri tumbuh sampai uji sensitifitas, umumnya infeksi nosokomial di rumah sakit. Organisme ini
membutuhkan waktu 3 sampai 7 hari. Hal tersebut kebanyakan tidak berbahaya pada orang yang sehat
menyulitkan pemberian terapi definitif, terutama namun bisa mengancam jiwa dan memperberat
pada pasien yang mengalami infeksi berat yang infeksi pada pasien yang sakit.6 Tujuan penelitian
harus mendapatkan antibiotik secepatnya. Apabila ini untuk mendapatkan pola kepekaan bakteri yang
dari hasil uji sensitifitas ternyata pilihan antibiotik terisolasi dari kultur darah terhadap antibiotik
semula tadi tepat, serta gejala klinik jelas membaik di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP sanglah
maka terapi penggunaan antibiotik tersebut dapat Denpasar.
diteruskan. Namun, jika hasil uji sensitifitas
menunjukkan ada antibiotik lain yang lebih efektif,
BAHAN DAN METODE
sedangkan dengan antibiotik semula gejala klinik
penyakit tersebut menunjukkan perbaikan maka Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
antibiotik semula tersebut sebaiknya diteruskan.2 retrospektif yang dilakukan pada ruang perawatan
Namun, apabila hasil perbaikan klinis kurang baik, intensif anak RSUP Sanglah Denpasar. Data diper-
antibiotik yang diberikan semula dapat diganti oleh dari register PICU RSUP Sanglah Denpasar
dengan yang lebih tepat sesuai dengan hasil uji dan register Laboratorium Mikrobiologi Klinik
sensitifitas.3 RSUP Sanglah Denpasar. Populasi penelitian
Antibiotik pada sarana kesehatan digunakan adalah semua pasien berusia 1 bulan sampai 12
secara empirik, profilaksis, atau secara definitif. tahun yang dirawat di ruang perawatan inten-
Kualitas dari terapi empirik dan terapi profilaksis sif anak pada tahun 2015 – 2016. Besar sampel
sebagian besar ditentukan oleh ketersediaan dari minimal yang diperlukan adalah 68, berdasarkan
data surveilans lokal terhadap resistensi antibio- rumus besar sampel deskriptif kategorik. Pemilihan
tik dan dari informasi epidemiologi lokal infeksi subjek penelitian dengan cara total sampling yaitu
dan organisme penyebabnya. Semenjak adanya berdasarkan data registrasi di ruang PICU RSUP
resistensi bakteri, terapi empiris dengan antibi- Sanglah Denpasar, dan data registrasi Laboratorium
otik spektrum yang lebih luas akan diperlukan. Mikrobiologi Klinik di RSUP Sanglah Denpasar
Distribusi sensitifitas dan strain resisten bervariasi selama tahun 2015 – 2016. Kelaikan etik penelitian
antar negara, antar rumah sakit dan bahkan antar ini diberikan oleh Komisi Etika Penelitian Fakultas
pelayanan dalam satu rumah sakit. Data surveil- Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah
lance lokal juga harus tersedia.4 Denpasar dengan nomor 1520/UN.14.2/KEP/2016
Unit perawatan intensif anak termasuk unit Kriteria inklusi adalah semua pasien berusia
dengan pemakaian antibiotik yang cukup banyak. 1 bulan sampai 12 tahun yang dirawat di ruang
Prevalensi pemakaian antibiotik sebagai terapi perawatan intensif anak RSUP Sanglah Denpasar
empiris pada PICU sekitar 71%. Dari keseluru- selama tahun 2015-2016, yang dilakukan pemer-
han pasien yang diberikan antibiotik, sepertiga di iksaan kultur darah. Spesimen darah untuk kultur
antaranya menggunakan lebih dari satu macam diambil dengan cara standar pengambilan sampel
antibiotik. Pemakaian antibiotik kombinasi dapat dari 2 sisi, sedangkan kriteria eksklusi adalah
menimbulkan masalah resistensi, angka resistensi pasien dengan catatan yang tidak lengkap di
bakteri umumnya dilaporkan lebih tinggi di UPIA register. Definini operasional variabel pada pene-
dibandingkan area pelayanan lain di rumah sakit.5 litian ini yaitu anak adalah anak berusia 1 bulan
Pemakaian antibiotik yang berlebihan atau sampai dengan 12 tahun. Antibiotik adalah agen
keliru (overused atau misused), akan menimbulkan yang membunuh mikroorganisme atau menekan
masalah resistensi dan yang paling meresahkan pembiakan atau pertumbuhannya. Uji sensitivitas

Medicina 2019; 50(3): 594-598 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.443 595


ARTIKEL ASLI

adalah uji laboratorium yang digunakan untuk Sampel untuk kultur darah didapatkan dengan
menentukan apakah suatu organisme sensitif, resis- teknik aseptik dari dua sisi yang berbeda, dimasuk-
ten, atau intermediet terhadap antibiotik tertentu. kan ke dalam botol BacT/ALERT® (Biomérieux)
Pola kepekaan bakteri adalah hasil uji sensitivitas dan diinkubasi secara aerob. Identifikasi bakteri
bakteri terhadap suatu antibiotik yang dibanding- dan kepekaan bakteri terhadap antibiotik dilaku-
kan dari tahun ke tahun. kan secara otomatis dengan Vitek Compact 2 System
Data subjek penelitian yang didapat meliputi (Bioémrieux).7
karakteristik umum yaitu nama anak, usia, dan
jenis kelamin, hasil pemeriksaan kultur darah
HASIL
serta hasil uji kepekaan kuman terhadap antibiotik.
Penghitungan proporsi isolat bakteri terbanyak Selama kurun waktu tahun 2015-2016 spesimen
dan kepekaan terhadap antibiotik dihitung dari darah yang diperiksa di Instalasi/ SMF Mikrobiologi
pencatatan hasil pemeriksaan kultur darah dan uji Klinik RSUP Sanglah Denpasar sebanyak 510 spes-
kepekaan yang ditemukan. Data yang terkumpul di imen dan didapatkan jumlah kultur darah positif
presentasikan secara deskriptif berupa narasi dan sebesar 82 spesimen (16,1%).
tabel yang dilengkapi dengan tampilan frekuensi Kelompok umur terbanyak ditemukan pertum-
serta presentasi. buhan mikroorganisme adalah pada kelompok
usia 1 bulan - <1 tahun, yaitu berjumlah 47 sampel
(57,3%), diikuti kelompok umur 5 tahun - 12 tahun
Tabel 1  Karakteristik subjek penelitian (19,5%), kelompok umur 1 tahun - <3 tahun
Karakteristik Hasil, n (%) (18,3%) dan kelompok umur 3 tahun - <5 tahun
(4,9%). Sebaran karakteristik subjek berdasarkan
Jenis kelamin
jenis kelamin adalah 48 (58,5%) orang lelaki dan
Lelaki 48 (58,5) 34 (41,5%) orang perempuan.
Perempuan 34 (41,5) Dari 82 sampel penelitian didapatkan domi-
Usia nasi bakteri gram positif (69,5%) dibandingkan
1 bulan - < 1 tahun 47 (57,3) bakteri gram negatif. Bakteri gram positif (tabel 2)
terbanyak antara lain Staphylococcus hominis spp
1 tahun - < 3 tahun 15 (18,3)
(31,6%), Staphylococcus epidermidis spp (17,5%)
3 tahun - < 5 tahun 4 (4,9%) dan Staphylococcus haemolyticus spp (12,3%).
5 tahun -12 tahun 16 (19,5%) Bakteri gram negatif (tabel 3) terbanyak antara lain
Jenis bakteri Salmonella spp (28%), Enterobacter cloacae (20%)
Gram negatif 25 (30,5%)
dan Achromobacter xylosoxidans (12%).
Hasil uji kepekaan pada kuman gram positif,
Gram positif 57 (69,5%)
Staphylococcus hominis spp dan Staphylococcus
epidermidis spp resisten terhadap antibiotik golon-
Tabel 2  Bakteri gram positif gan sefalosporin generasi 1, antara lain cefadroxil,
Bakteri n (%) cefazolin dan cefalexin, namun sensitif terhadap
vancomycin (100%) dan linezolid (100%). Hasil uji
Staphylococcus hominis spp 18 (31,6) kepekaan kuman gram negatif terhadap antibiotik
Staphylococcus epidermidis spp 10 (17,5) menunjukkan bahwa Salmonella spp sensitif terh-
Staphylococcus haemolyticus spp 7 (12,3) adap ciprofloxacin, sefalosporin generasi ketiga
Staphylococcus coagulase negative 7 (12,3) (Cefepime, ceftriaxone, ceftazidim), penicilin
(ampicillin, ampicillin sulbactam, piperaciline tazo-
Staphylococcus aureus ssp 4 (7)
bactam) namun hampir resisten pada Enterobacter
Staphylococcus cohnii ssp 2 (3,5) cloacae.
Aerococcus viridans 2 (3,5)
Staphylococcus lentus 1 (1,7) DISKUSI
Staphylococcus saprophyticus 1 (1,7)
Diagnosis infeksi pasien kritis dan identifikasi
Staphylococcus warneri 1 (1,7)
mikroorganisme penyebab serta uji kepekaannya
Streptococcus pneumoniae ssp 1 (1,7) antibiotik merupakan hal yang penting dilakukan
Bacillus sp. 1 (1,7) pada awal tata laksana pasien, disesuaikan dengan
Enterococcus faecalis 1 (1,7) pola kuman yang ada sehingga akan memberikan
hasil akhir yang lebih baik.8 Resistensi antimikroba
Kocuria kristenae 1 (1,7)
merupakan masalah yang telah ada pada semua

596 Medicina 2019; 50(3): 594-598 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.443


ARTIKEL ASLI

Tabel 3  Bakteri gram negatif ini dapat disebabkan oleh peningkatan penggunaan
alat intravaskuler yang dapat menjadi pintu masuk
Bakteri n (%)
kuman ke aliran darah.9
Salmonella spp 7 (25) Pada penelitian ini didapatkan hasil kultur
Enterobacter cloacae 5 (20) positif pada 16,1% dari seluruh sampel yang
Achromobacter xylosoxidans 3 (12)
diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik
RSUP Sanglah. Hal ini sesuai dengan penelitian
Pseudomonas aeruginosa 2 (8)
sebelumnya yang dilakukan oleh Abbas dkk10 di
Pseudomonas stutzeri 2 (8) Pakistan yang mendapat hasil kultur darah positif
Acinetobacter baumannii 1 (4) pada 14% dari seluruh sampel yang diperiksa. Hasil
Aeromonas hydrophila 1 (4) yang rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain waktu pengambilan darah yang
Burkholderia cepacia 1 (4)
tidak tepat, volume darah yang tidak adekuat, dan
Klebsiella pneumoniae spp 1 (4) metode kultur yang digunakan.11
Raoultella ornithinolytica 1 (4) Bakteri gram positif terbanyak dari kultur darah
Serratia fonticola 1 (4) pada penelitian ini adalah Staphylococcus hominis
spp yang merupakan bakteri komensal di kulit
manusia dan menghasilkan zat yang berperan
Tabel 4  Sensitifitas bakteri gram positif terhadap antibiotik pada bau badan. Bakteri ini dapat mengakibat-
Sensitivitas (%) kan infeksi pada pasien dengan sistem imun yang
Antibiotik Staphylococcus hominis spp Staphylococcus epidermidis spp lemah.12,13 Uji kepekaan bakteri gram positif terha-
dap antibiotik sefalosporin generasi pertama <20%,
Cefadroxil 0 0
namun sensitif terhadap linezolid dan vancomi-
Cefazolin 17 10 cin. Penelitian yang dilakukan oleh Fayyaz dkk di
Cefalexin 0 0 Pakistan menunjukkan bahwa 53% hasil kultur
Cloxacilin 22 10 darah yang positif merupakan kuman gram positif
Dicloxacilin 22 10 dengan uji kepekaan terhadap antibiotik menun-
jukkan bahwa 100% isolat sensitif terhadap vanko-
Flucloxacilin 22 10
micin dan linezolid.9 Staphylococcus hominis paling
Vancomycin 100 100 banyak ditemukan di daerah kepala, aksila, lengan
Linezolid 100 100 dan kaki.14
Bakteri gram negatif terbanyak dari kultur
darah pada penelitian adalah Salmonella spp, dan
Tabel 5  Sensitifitas bakteri gram negatif terhadap antibiotik
kuman ini sensitif terhadap antibiotik golongan
Sensitivitas (%) fluroquinolon, sefalosporin generasi ketiga, peni-
Antibiotik Salmonella spp Enterobacter cloacae cilin. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
Ciprofloxacin 100 60 di Ghana yang menyebutkan bahwa Salmonella spp
merupakan patogen gram negatif paling banyak
Cefepime 100 60
ditemukan pada sampel darah, dan semua bakteri
Ceftriaxone 100 20 yang terisolasi sensitif terhadap ciprofloxacin.15
Ceftazidime 86 60 Pemeriksaan kultur darah berperan untuk
Piperaciline tazobactam 100 60 menegakkan diagnosis klinis sepsis, sepsis berat
Ampicillin 100 40 dan syok septik. Namun hanya sebagian kecil
sampel yang memberikan hasil positif. Hal ini
Ampicillin sulbactam 100 20
dapat berhubungan dengan sensitifitas teknik diag-
Meropenem 100 60 nosis atau proses biologi suatu infeksi yang masih
Trimethoprim+sulfamethoxazole 100 60 belum jelas. Hasil pertumbuhan kuman yang posi-
tif juga dapat bersifat kontaminan. Sistem pemer-
bakteri patogen. Infeksi melalui aliran darah sering iksaan kultur darah untuk melihat pertumbuhan
disebabkan karena beberapa golongan kuman yang bakteri bersifat tertutup, dengan alat pemantau
resisten terhadap antibiotik spektrum luas. Selama eksternal. Adanya kontaminan pada kultur darah
beberapa tahun terakhir, penelitian menunjukkan berasal dari kulit saat proses sampel darah diambil
terdapat peningkatan jumlah bakteri gram posi- dan diinokulasi kedalam botol. Bakteri kontaminan
tif khususnya Staphylococcus koagulase negatif paling banyak antara lain coagulase negative staph-
dan Staphylococcus aureus sebagai agen penyebab ylococcus (CoNS), Bacillus, Corynebacterium atau
infeksi yang disebarkan melalui aliran darah. Hal Propionibacterium.16

Medicina 2019; 50(3): 594-598 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.443 597


ARTIKEL ASLI

Terdapat 3 hal penting yang dapat mempen- 4. Gyssen IC. Audits for monitoring the quality of
Antimicrobial prescription. Dalam: Van der Meer JW,
garuhi pemilihan antibiotik: karakteristik pasien; Gould IM, penyunting. Antibiotic policies theory and
faktor risiko infeksi terhadap pathogen tertentu; practice. New York: Kluwer Academic;2005.h.197-226.
dan tingkat keparahan penyakit.17 Pemberian 5. Grohskopf LA, Huskins WC, Sinkowitz-Cochran RL,
Levine GL, Goldmann DA, Jarvis WR. Use of antimicro-
antibiotik harus dimulai segera setelah diketa- bial agents in United States neonatal and pediatric inten-
hui adanya infeksi. Pemberian antibiotik sediaan sive care patients. The Pediatr Infect Dis J. 2005;24:766-73.
tunggal ataupun kombinasi, masih diperdebatkan 6. Hall KK, Lyman JA. Updated Review of Blood Culture
Contamination. Clin Microbiol Rev. 2006;19:788–802.
terkait keuntungan dan kerugiannya.8 7. CLSI. Performance Standards for Antimicrobial
Susceptibility Testing; Twenty-Third Informational
Supplement. CLSI document M100-S23. Wayne, PA:
SIMPULAN Clinical and Laboratory Standards Institute; 2013.
8. Vincent JL, Bassetti M, François B, Karam G, Chastre J,
Bakteri gram positif paling banyak yang ditemukan Torres A, dkk. Advances in antibiotic therapy in the criti-
pada isolat darah pasien yang dirawat di UPIA. cally ill. Crit Care. 2016;17;20:133.
9. Fayyaz M, Mirza IA, Abbasi SA, Ikram A, Hussain A,
Terapi antibiotik di ruang UPIA dapat bersifat Khan  IU. Pattern of bacterial pathogens and their anti-
empirik maupun definitif, maka dari itu perlu microbial susceptibility from blood culture specimens in
diketahui pola kepekaan bakteri terhadap antibio- a tertiary care setting. Journal of Virology & Microbiology.
2015;ID 621269.
tik. Hal ini merupakan upaya dasar untuk meman- 10. Abbas Q, Haq AU, Kumar R, Ali SA, Hussain K, Shakoor S.
tau perubahan pola kepekaan dan dapat dijadikan Evaluation of antibiotic use in pediatric intensive care
salah satu pertimbangan dalam penentuan paduan unit of a developing country. Indian J Crit Care Med.
2016;20:291–4.
penggunaan antibiotik yang sesuai, khususnya di 11. Mansyoer R, Widjaja IR. Pola kuman dan uji kepekaan
UPIA. Kuman terbanyak yang ditemukan pada antibiotik pada pasien Unit Perawatan Intensif Anak di
penenlitian ini antara lain Staphylococcus homi- Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta. Sari Pediatri.
2017;19;103-7
nis spp dan Staphylococcus epidermidis spp pada 12. Mendoza-Olazarán S, Morfin-Otero R, Rodríguez-Noriega
kelompok gram positif, serta Salmonella spp dan E, Llaca-Díaz J, Flores-Treviño S, dkk. Microbiological and
Enterobacter cloacae pada kelompok gram negatif- Molecular Characterization of Staphylococcus hominis
Isolates from Blood. PLoS One 2013;8:e61161.
Penggunaan antibiotik yang tepat dan sesuai sangat 13. Jiang S, Zheng B, Ding W, Lv L, Ji J, Zhang H, dkk. Whole-
penting untuk menghasilkan luaran yang optimal, Genome sequence of Staphylococcus hominis, an oppor-
serta mencegah terjadinya resistensi antibiotik. tunistic pathogen. J Bacteriol. 2012;194(17):4761–2.
14. Abdalla NM, Haimour WO, Osman AA, Sarhan MA,
Vancomycin and linezolid memberikan aktivitas Musaa HA. Antibiotics sensitivity profile towards
in vitro yang sangat baik terhadap bakteri gram Staphylococcus hominis in Assir region of Saudi Arabia. J
positif. Sci Res. 2013; 5(1): 171-183.
15. Groß U, Amuzu SK, de Ciman R, Kassimova I, Groß L,
Rabsch W, dkk. Bacteremia and Antimicrobial Drug
Resistance over Time, Ghana. Emerg Infect Dis. 2011;
DAFTAR PUSTAKA 17(10):1879–82.
1. Watson RS, Carcillo JA, Linde-Zwirble WT, Clermont G, 16. Murray PR, Masur H. Current approaches to the diagnosis
Lidicker J, Angus DC. The epidemiology of severe sepsis in of bacterial and fungal bloodstream infections for the ICU.
children in the United States. Am J Respir Crit Care Med. Crit Care Med. 2012; 40(12):3277–82.
2003;167:695-701. 17. Karam G, Chastre J, Wilcox MH, Vincent JL. Antibiotic
2. Katarnida SS, Karyanti MR, Oman DM, Katar Y. Pola sen- strategies in the era of multidrug resistance. Crit Care.
sitifitas bakteri dan penggunaan antibiotik. Sari Pediatri. 2016;20:136.
2013;15:61-4.
3. Ningrum TIK. Evaluasi penggunaan antibiotik berdasar
kriteia Gyssens pasien rawat inap kelas III dibagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi Periode Agustus-
Desember 2008. Semarang: Karya Tulis Ilmiah FDOK
UNDIP; 2009. This work is licensed under a Creative Commons Attribution

598 Medicina 2019; 50(3): 594-598 | doi: 10.15562/Medicina.v50i3.443

Anda mungkin juga menyukai