Anda di halaman 1dari 6

Nama : Faris Naufal Ramadhani A

Kelas : E20

NIM : 20808144032

Manajemen Strategis

Bab 11 : Kewirausahaan Kecil

A. Arti Penting Perusahaan Kecil dan Bisnis Kewirausahaan


 Definisi Perusahaan Kecil dan Bisnis Kewirausahaan
Perusahaan kecil adalah dimiliki dan dikelola secara pribadi, tidak dominan dalam
operasinya, dantidak terlibat dalam praktik inovasi. Perusahaan wirausaha adalah
perusahaan yang tujuan utamanya adalah keuntungan dan pertumbuhan serta dapat
dikategorikan sebagai praktik inovasi strategis. Perbedaan dasar keduanya tidak terletak
pada tipe produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi pada pandangan dasar tentang
pertumbuhan dan inovasi.
 Wirausahawan sebagai Manajer Strategis
Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasi dan mengelola
sebuah bisnis dan mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan yang pada ujungnya
merupakan seorang manajer strategis. Ia akan membuat semua keputusan strategis dan
operasional. Semua level strategi (korporasi, bisnis dan fungsional) menjadi perhatian
dari pendiri dan sekaligus pemilik manajer perusahaan tersebut.

B. Manfaat Manajemen Strategis


Penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis berkaitan erat dengan kinerja
keuangan perusahaan kecil. Namun, banyak perusahaan kecil yang masih belum
menggunakan perencanaan strategis secara efektif karena empat alasan berikut :
1. Tidak cukup waktu
2. Tidak mengenal dengan baik perencanaan strategis
3. Kurangnya keahlian
4. Kurangnya rasa percaya dan keterbukaan
 Nilai Manajemen Strategi
Survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan dan akuntan nasional BDO Seidman
pada tahun 1990 menunjukkan bahwa 81 persen dari perusahaan-perusahaan berumur 1
sampai 10 tahun mempunyai rencana strategis, sementara hanya 67 persen perusahaan
yang berumur 11 sampai 20 tahun mempunyai rencana serupa. Dari perusahaan yang
telah mempunyai rencana tersebut, 89 persen menunjukkan bahwa rencana itu efektif.
 Tingkat Formalitas
Para peneliti umumnya menyatakan bahwa proses perencanaan strategis pada perusahaan
kecil jauh lebih informal dibanding yang dilakukan perusahaan besar. Bahkan beberapa
studi menunjukkan bahwa formalitas suatu proses akan mengakibatkan turunnya kinerja.
Penekanan rencana yang terlalu struktural dan tertulis justru menjadi disfungsional bagi
wirausaha dan perusahaan kecil karena akan mengurangi fleksibilitas yang merupakan
faktor penting kesuksesan. Proses perencanaan strategis, bukan rencana itu sendiri
merupakan kunci untuk memperbaiki kinerja bisnis.
 Kegunaan Model Manajemes Strategis
Model deskriptif manajemen strategis juga relevan untuk perusahaan wirausaha dan
perusahaan kecil. Seperti telah disampaikan oleh para peneliti, perusahaan kecil dan
sedang berkembang akan lebih sukses jika mereka serius melibatkan isu-isu strategis
dalam model manajemen strategisnya. Kuncinya adalah berfokus pada hal penting, yaitu
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang
 Kegunaan Proses Pengambilan Keputusan Strategis
1) Mengembangkan ide bisnis dasar, dengan melibatkan sebuah produk dan atau jasa
yang mempunyai target pelanggan dan atau pasar.
2) Mengamati lingkungan eksternal untuk melihat faktor-faktor strategis.
3) Mengamati faktor strategis internal yang relevan dengan bisnis baru.
4) Menganalisis faktor strategis dalam situasi sekarang.
5) Memutuskan untuk berhenti atau melanjutkan dengan menentukan apakah ide dasar
bisnis masih tetap layak dilanjutkan.
6) Mengembangkan sebuah rencana bisnis yang menguraikan ide menjadi sebuah
kenyataan.
7) Menerapkan rencana bisnis dengan prosedur dan rencana tindakan.
8) Mengevaluasi rencana bisnis yang diterapkan dengan membandingkan kinerja aktual
dengan proyeksi kinerja
C. Isu-isu dalam Pengamatan Lingkungan dan Perumusan Strategis
Pengamatan lingkungan dalam bisnis kecil lebih sederhana daripada perusahaan besar.
Bisnis biasanya terlalu kecil untuk menarik seseorang untuk hanya sekedar menjalankan
aktivitas pengamatan lingkungan dan perencanaan strategis. Alasan mendasar perbedaan
perumusan strategis antara perusahaan kecil dan perusahaan besar terletak pada hubungan
antara manajer dengan pemilik.
 Sumber Inovasi
Tujuh sumber inovasi menurut Peter Drucker. Empat yang pertama berada dalam
industri, sedangkan tiga berikutnya berada lingkungan sosial. Berikut tujuh sumber
inovasinya, yaitu :
1) Hal yang tidak diharapkan
2) Sesuatu yang bertentangan
3) Inovasi berdasarkan kebutuhan proses
4) Perubahan dalam industri atau struktur pasar.
5) Demografis.
6) Perubahan persepsi, suasana hati, dan arti hidup
7) Pengetahuan Baru
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Perusahaan Baru
Menurut C.W. Hofer dan W.R. Sandberg, ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan baru. Faktor-faktor teresebut adalah :
1) Struktur industri
Penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk sukses bagi perusahaan wirausaha
lebih besar pada mereka yang memasuki industri yang cepat berubah daripada yang
memasuki industri yang stabil. Di samping itu, kesempatan akan lebih baik pada
industri yang mulai memasuki tahap awal dan berkembang karena tingkat persaingan
yang relatif kurang kuat.
2) Strategi bisnis perusahaan baru
Kunci sukses bagi kebanyakan perusahaan baru adalah mendiferensiasi produk dari
produk pesaing dalam hal kualitas dan layanan dan memfokuskan produk pada
kebutuhan konsumen dalam segmen pasar yang dimasuki untuk mendapatkan ceruk
pasar (strategi kompetitif diferensiasi fokus dari Porter).
3) Karakteristik perilaku dan wirausahawan yang bersangkutan
Ada empat faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan baru,
yaitu:
(1) Lebih baik mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial
(2) Memiliki sense of urgency yang membuat mereka berorientasi pada tindakan,
(3) Mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang diperlukan untuk
sukses dalam industri dan stamina fisik yang diperlukan untuk pekerjaannya, dan
(4) Mencari bantuan dari pihak luar untuk melengkapi keahlian, pengetahuan, dan
kemampuannya.

D. Isu-Isu dalam Implementasi Strategi


Implementasi strategi dalam perusahaan kecil melibatkan banyak isu yang sama dengan
yang terjadi pada perusahaan besar. Perbedaan utama berada pada siapa yang harus
menerapkan strategi.
 Tahap Pengembangan Perusahaan Kecil
N.C. Churchill dan V.L. Lewis mengajukan lima subtahapan dari perkembangan
perusahaan kecil, yaitu sebagai berikut :
1) Tahap A: Eksistensi Perusahaan wirausaha menghadapi masalah dalam mendapatkan
pelanggan dan menyediakan produk serta jasa yang ditawarkan.
2) Tahap B: Kelangsungan Hidup Perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan agar terus hidup.
3) Tahap C: Sukses Penjualan perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan
tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang cukup untuk
diinvestasikan kembali.
4) Tahap D: Tinggal Landas Masalah utama pada tahap ini adalah bagaimana
perusahaan tumbuh secara cepat dan bagaimana membiayai pertumbuhan tersebut.
5) Tahap E: Kematangan Sumber Daya Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi
dan karakteristik sebagai perusahaan besar.
 Transfer Kekuasaan dan Kekayaan dalam Perusahaan Keluarga
1) Tahap 1: Bisnis yang Dikelola Pendiri Tahap 1 mulai saat awal bisnis sampai anggota
keluarga lain sepenuhnya masuk ke dalam bisnis.
2) Tahap 2: Pelatihan dan Pengembangan Generasi Baru Tahap 2 anak-anak mulai
belajar bisnis dari sekadar obrolan di ruang makan selama masa kanak-kanak,
kemudian beranjak menjadi paruh-waktu, dan menjadi karyawan ketika liburan.
Keluarga dan bisnis menjadi satu, dimana keluarga mulai mengidentifikasi dirinya
dengan bisnis.
3) Tahap 3: Kemitraan Antar Generasi Tahap 3 ini seorang anak dari pendiri telah
mendapatkan keterampilan manajerial dan bisnis yang memadai sehingga ia dapat
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan penting perusahaan.
4) Tahap 4: Transfer Kekuasaan Tahap 4 pendiri dapat memilih untuk menyerahkan
kepemilikan bisnisnya kepada keturunannya sebagai warisan. Seringkali pendiri
beralih fungsi menjadi Komisaris Utama dan mempromosikan salah satu anaknya
untuk menjadi CEO. Selain itu, pendiri menjual sahamnya kepada anaknya dan
secara fisik meninggalkan perusahaan serta memberikan kesempatan kepada generasi
keturunannya untuk mengembangkan perusahaan secara bebas sesuai kondisi yang
dihadapinya

E. Isu-isu dalam Evaluasi dan Pengendalian


R.I Levin dan V.R Travis menyatakan ada lima alasan mengapa pemilik, pelaksana,
dan pengamat luar seharusnya perlu khawatir dalam menggunakan metode standar
keuangan untuk melihat kekayaan perusahaan kecil yang dimiliki secara pribadi.
 Hubungan Antara Utang dan Modal Tidak Jelas
Dalam beberapa kasus, apa yang tampak sebagai utang akan menjadi mudah diubah
menjadi investasi atas modal. Pendiri dalam masalah ini tidak ingin kehilangan investasi
jika perusahaan mengalami kegagalan. Kondisi lain yang sering muncul adalah
pendapatan yang ditahan jarang menunjukkan jumlah yang dibutuhkan untuk pendanaan
internal yang diperlukan oleh perusahaan untuk tumbuh. Rekening itu hanya
diperlakukan sebagai kas yang tersisa sehingga pemilik dapat menghindari pajak ganda.
Untuk menghindari pajak lainnya, pemilik dan manajer juga dapat menyatakan asetnya
sebagai aset yang disewa perusahaannya.
 Gaya Hidup Merupakan Bagian dari Laporan Keuangan
Gaya hidup pemilik dan keluarga pemilik lainnya sering terlihat dalam neraca
perusahaan. Aset-aset perusahaan tersebut berupa villa di pantai, vila di pegunungan, dan
mobil mewah. Dalam situasi lain, pabrik dan gudang yang digunakan untuk operasional
perusahaan mungkin justru tidak terlihat dalam neraca karena dimiliki secara terpisah
oleh keluarga.
 Rumusan Keuangan Standar Tidak Selalu Diterapkan
Praktik berikut ini sering dilakukan meskipun melawan rumusan keuangan standar,
bahwa perusahaan kecil sering menggunakan utang jangka pendek untuk membiayai aset
tetap. Tidak adanya pasar modal bagi perusahaan kecil ditambah dengan pihak bank yang
enggan memberikan kredit tanpa ada jaminan personal, membuat pemilik perusahaan
kecil mempunyai pilihan terbatas.
 Pilihan Personal Menentukan Kebijakan Keuangan
Karena pemilik sekaligus bertindak sebagai manajer, kebijakan dividen merupakan hal
yang tidak relevan. Keputusan pembagian dividen sering tidak didasarkan pada harga
saham, tetapi didasarkan atas gaya hidup pemilik atau pilihan antara mengambil
kekayaan dari perusahaan atau dikenakan pajak berganda.
 Bank Menggabungkan Kekayaan Perusahaan dan Pribadi
Karena tingginya persentase perusahaan yang mengalami kebangkrutan setiap tahun,
pejabat kredit bank biasanya enggan memberikan kredit kepada perusahaan kecil kecuali
pemilik juga menyediakan jaminan personal atas kredit tersebut. Dalam banyak kasus,
bahkan rumah pemilik sering dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan.
Jika pemilik tidak memberikan jaminan personal, ia harus mau membayar tingkat bunga
yang lebih tinggi untuk kredit yang diperolehnya.

Anda mungkin juga menyukai