A. Arti Penting Perusahaan Kecil dan Bisnis Kewirausahaan
Definisi Perusahaan Kecil dan Bisnis Kewirausahaan Perusahaan kecil adalah dimiliki dan dikelola secara pribadi, tidak dominan dalam operasinya, dantidak terlibat dalam praktik inovasi. Perusahaan wirausaha adalah perusahaan yang tujuan utamanya adalah keuntungan dan pertumbuhan serta dapat dikategorikan sebagai praktik inovasi strategis. Perbedaan dasar keduanya tidak terletak pada tipe produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi pada pandangan dasar tentang pertumbuhan dan inovasi. Wirausahawan sebagai Manajer Strategis Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasi dan mengelola sebuah bisnis dan mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan yang pada ujungnya merupakan seorang manajer strategis. Ia akan membuat semua keputusan strategis dan operasional. Semua level strategi (korporasi, bisnis dan fungsional) menjadi perhatian dari pendiri dan sekaligus pemilik manajer perusahaan tersebut.
B. Manfaat Manajemen Strategis
Penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis berkaitan erat dengan kinerja keuangan perusahaan kecil. Namun, banyak perusahaan kecil yang masih belum menggunakan perencanaan strategis secara efektif karena empat alasan berikut : 1. Tidak cukup waktu 2. Tidak mengenal dengan baik perencanaan strategis 3. Kurangnya keahlian 4. Kurangnya rasa percaya dan keterbukaan Nilai Manajemen Strategi Survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan dan akuntan nasional BDO Seidman pada tahun 1990 menunjukkan bahwa 81 persen dari perusahaan-perusahaan berumur 1 sampai 10 tahun mempunyai rencana strategis, sementara hanya 67 persen perusahaan yang berumur 11 sampai 20 tahun mempunyai rencana serupa. Dari perusahaan yang telah mempunyai rencana tersebut, 89 persen menunjukkan bahwa rencana itu efektif. Tingkat Formalitas Para peneliti umumnya menyatakan bahwa proses perencanaan strategis pada perusahaan kecil jauh lebih informal dibanding yang dilakukan perusahaan besar. Bahkan beberapa studi menunjukkan bahwa formalitas suatu proses akan mengakibatkan turunnya kinerja. Penekanan rencana yang terlalu struktural dan tertulis justru menjadi disfungsional bagi wirausaha dan perusahaan kecil karena akan mengurangi fleksibilitas yang merupakan faktor penting kesuksesan. Proses perencanaan strategis, bukan rencana itu sendiri merupakan kunci untuk memperbaiki kinerja bisnis. Kegunaan Model Manajemes Strategis Model deskriptif manajemen strategis juga relevan untuk perusahaan wirausaha dan perusahaan kecil. Seperti telah disampaikan oleh para peneliti, perusahaan kecil dan sedang berkembang akan lebih sukses jika mereka serius melibatkan isu-isu strategis dalam model manajemen strategisnya. Kuncinya adalah berfokus pada hal penting, yaitu keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang Kegunaan Proses Pengambilan Keputusan Strategis 1) Mengembangkan ide bisnis dasar, dengan melibatkan sebuah produk dan atau jasa yang mempunyai target pelanggan dan atau pasar. 2) Mengamati lingkungan eksternal untuk melihat faktor-faktor strategis. 3) Mengamati faktor strategis internal yang relevan dengan bisnis baru. 4) Menganalisis faktor strategis dalam situasi sekarang. 5) Memutuskan untuk berhenti atau melanjutkan dengan menentukan apakah ide dasar bisnis masih tetap layak dilanjutkan. 6) Mengembangkan sebuah rencana bisnis yang menguraikan ide menjadi sebuah kenyataan. 7) Menerapkan rencana bisnis dengan prosedur dan rencana tindakan. 8) Mengevaluasi rencana bisnis yang diterapkan dengan membandingkan kinerja aktual dengan proyeksi kinerja C. Isu-isu dalam Pengamatan Lingkungan dan Perumusan Strategis Pengamatan lingkungan dalam bisnis kecil lebih sederhana daripada perusahaan besar. Bisnis biasanya terlalu kecil untuk menarik seseorang untuk hanya sekedar menjalankan aktivitas pengamatan lingkungan dan perencanaan strategis. Alasan mendasar perbedaan perumusan strategis antara perusahaan kecil dan perusahaan besar terletak pada hubungan antara manajer dengan pemilik. Sumber Inovasi Tujuh sumber inovasi menurut Peter Drucker. Empat yang pertama berada dalam industri, sedangkan tiga berikutnya berada lingkungan sosial. Berikut tujuh sumber inovasinya, yaitu : 1) Hal yang tidak diharapkan 2) Sesuatu yang bertentangan 3) Inovasi berdasarkan kebutuhan proses 4) Perubahan dalam industri atau struktur pasar. 5) Demografis. 6) Perubahan persepsi, suasana hati, dan arti hidup 7) Pengetahuan Baru Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Perusahaan Baru Menurut C.W. Hofer dan W.R. Sandberg, ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baru. Faktor-faktor teresebut adalah : 1) Struktur industri Penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk sukses bagi perusahaan wirausaha lebih besar pada mereka yang memasuki industri yang cepat berubah daripada yang memasuki industri yang stabil. Di samping itu, kesempatan akan lebih baik pada industri yang mulai memasuki tahap awal dan berkembang karena tingkat persaingan yang relatif kurang kuat. 2) Strategi bisnis perusahaan baru Kunci sukses bagi kebanyakan perusahaan baru adalah mendiferensiasi produk dari produk pesaing dalam hal kualitas dan layanan dan memfokuskan produk pada kebutuhan konsumen dalam segmen pasar yang dimasuki untuk mendapatkan ceruk pasar (strategi kompetitif diferensiasi fokus dari Porter). 3) Karakteristik perilaku dan wirausahawan yang bersangkutan Ada empat faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan baru, yaitu: (1) Lebih baik mengidentifikasi kesempatan bisnis potensial (2) Memiliki sense of urgency yang membuat mereka berorientasi pada tindakan, (3) Mempunyai pengetahuan terinci atas faktor-faktor kunci yang diperlukan untuk sukses dalam industri dan stamina fisik yang diperlukan untuk pekerjaannya, dan (4) Mencari bantuan dari pihak luar untuk melengkapi keahlian, pengetahuan, dan kemampuannya.
D. Isu-Isu dalam Implementasi Strategi
Implementasi strategi dalam perusahaan kecil melibatkan banyak isu yang sama dengan yang terjadi pada perusahaan besar. Perbedaan utama berada pada siapa yang harus menerapkan strategi. Tahap Pengembangan Perusahaan Kecil N.C. Churchill dan V.L. Lewis mengajukan lima subtahapan dari perkembangan perusahaan kecil, yaitu sebagai berikut : 1) Tahap A: Eksistensi Perusahaan wirausaha menghadapi masalah dalam mendapatkan pelanggan dan menyediakan produk serta jasa yang ditawarkan. 2) Tahap B: Kelangsungan Hidup Perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan agar terus hidup. 3) Tahap C: Sukses Penjualan perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang cukup untuk diinvestasikan kembali. 4) Tahap D: Tinggal Landas Masalah utama pada tahap ini adalah bagaimana perusahaan tumbuh secara cepat dan bagaimana membiayai pertumbuhan tersebut. 5) Tahap E: Kematangan Sumber Daya Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik sebagai perusahaan besar. Transfer Kekuasaan dan Kekayaan dalam Perusahaan Keluarga 1) Tahap 1: Bisnis yang Dikelola Pendiri Tahap 1 mulai saat awal bisnis sampai anggota keluarga lain sepenuhnya masuk ke dalam bisnis. 2) Tahap 2: Pelatihan dan Pengembangan Generasi Baru Tahap 2 anak-anak mulai belajar bisnis dari sekadar obrolan di ruang makan selama masa kanak-kanak, kemudian beranjak menjadi paruh-waktu, dan menjadi karyawan ketika liburan. Keluarga dan bisnis menjadi satu, dimana keluarga mulai mengidentifikasi dirinya dengan bisnis. 3) Tahap 3: Kemitraan Antar Generasi Tahap 3 ini seorang anak dari pendiri telah mendapatkan keterampilan manajerial dan bisnis yang memadai sehingga ia dapat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan penting perusahaan. 4) Tahap 4: Transfer Kekuasaan Tahap 4 pendiri dapat memilih untuk menyerahkan kepemilikan bisnisnya kepada keturunannya sebagai warisan. Seringkali pendiri beralih fungsi menjadi Komisaris Utama dan mempromosikan salah satu anaknya untuk menjadi CEO. Selain itu, pendiri menjual sahamnya kepada anaknya dan secara fisik meninggalkan perusahaan serta memberikan kesempatan kepada generasi keturunannya untuk mengembangkan perusahaan secara bebas sesuai kondisi yang dihadapinya
E. Isu-isu dalam Evaluasi dan Pengendalian
R.I Levin dan V.R Travis menyatakan ada lima alasan mengapa pemilik, pelaksana, dan pengamat luar seharusnya perlu khawatir dalam menggunakan metode standar keuangan untuk melihat kekayaan perusahaan kecil yang dimiliki secara pribadi. Hubungan Antara Utang dan Modal Tidak Jelas Dalam beberapa kasus, apa yang tampak sebagai utang akan menjadi mudah diubah menjadi investasi atas modal. Pendiri dalam masalah ini tidak ingin kehilangan investasi jika perusahaan mengalami kegagalan. Kondisi lain yang sering muncul adalah pendapatan yang ditahan jarang menunjukkan jumlah yang dibutuhkan untuk pendanaan internal yang diperlukan oleh perusahaan untuk tumbuh. Rekening itu hanya diperlakukan sebagai kas yang tersisa sehingga pemilik dapat menghindari pajak ganda. Untuk menghindari pajak lainnya, pemilik dan manajer juga dapat menyatakan asetnya sebagai aset yang disewa perusahaannya. Gaya Hidup Merupakan Bagian dari Laporan Keuangan Gaya hidup pemilik dan keluarga pemilik lainnya sering terlihat dalam neraca perusahaan. Aset-aset perusahaan tersebut berupa villa di pantai, vila di pegunungan, dan mobil mewah. Dalam situasi lain, pabrik dan gudang yang digunakan untuk operasional perusahaan mungkin justru tidak terlihat dalam neraca karena dimiliki secara terpisah oleh keluarga. Rumusan Keuangan Standar Tidak Selalu Diterapkan Praktik berikut ini sering dilakukan meskipun melawan rumusan keuangan standar, bahwa perusahaan kecil sering menggunakan utang jangka pendek untuk membiayai aset tetap. Tidak adanya pasar modal bagi perusahaan kecil ditambah dengan pihak bank yang enggan memberikan kredit tanpa ada jaminan personal, membuat pemilik perusahaan kecil mempunyai pilihan terbatas. Pilihan Personal Menentukan Kebijakan Keuangan Karena pemilik sekaligus bertindak sebagai manajer, kebijakan dividen merupakan hal yang tidak relevan. Keputusan pembagian dividen sering tidak didasarkan pada harga saham, tetapi didasarkan atas gaya hidup pemilik atau pilihan antara mengambil kekayaan dari perusahaan atau dikenakan pajak berganda. Bank Menggabungkan Kekayaan Perusahaan dan Pribadi Karena tingginya persentase perusahaan yang mengalami kebangkrutan setiap tahun, pejabat kredit bank biasanya enggan memberikan kredit kepada perusahaan kecil kecuali pemilik juga menyediakan jaminan personal atas kredit tersebut. Dalam banyak kasus, bahkan rumah pemilik sering dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan. Jika pemilik tidak memberikan jaminan personal, ia harus mau membayar tingkat bunga yang lebih tinggi untuk kredit yang diperolehnya.