Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

I Made Surya Ardana (F1E022038)


Nura Safitri Ramadhani (F1E022053)
Ghina Athiya Amru (F1E022035)
I Kt Mahesa Gilang Cahya K (F1E022037)
Rafanuri wahyu fajri (F1E022055)
Muhammad Habiebullah (F1E022045)
Desa Gumantar merupakan salah satu desa dari 8 desa yang ada
diwilayah kecamatan kayangan kabupaten lombok utara, yang
merupakan desa pemekaran dari desa induk yaitu desa selengen.Desa
Gumantar dikenal sebagai desa adat yang masih mempertahankan
tradisi nenek moyang. Desa Gumantar mempunyai luas wilayah seluas
3,860 Ha dengan alam berbentuk pegunungan dan pinggiran hutan
dan pesisir. Hingga saat ini Desa Gumantar masih memiliki Situs
Budaya dan dapat ditemukan di salah satu dusun, yaitu Dusun Dasan
Beleq. Di Dasan Beleq, kita bisa melihat rumah kuno yang dibangun
sekitar 1000 tahun yang lalu sekitar tahun 1019, jauh sebelum gunung
berapi samalas meletus tahun 1257.
Mayoritas penduduk desa Gumantar memeluk agama
Islam sehingga suasana islami begitu kental terasa saat
memasuki desa ini. Sebagai bukti bahwa agama Islam
telah berkembang lama di sana adalah ditemukannya
banyak situs-situs peninggalan bercorak Islam termasuk
masih berdirinya dengan kokoh masjid kuno di desa
tersebut.
Bangunan rumah di desa Gumantar berdinding bambu dan beratap
ilalang, dengan halaman yang sangat bersih. Dalam kompleks seluas
hampir 2 hektare itu terbagi dalam 5 zona tempat tinggal, sesuai dengan
jabatan atau fungsi warga yang menempatinya.Kelima zona itu adalah
kediaman penanggung jawab ritual keagamaan yang disebut Penghulu,
kediaman penanggung jawab ritual yang berkaitan dengan alam disebut
Pemangku. Kediaman penanggung jawab penerapan hukum adat disebut
Pemekel. Kediaman ahli kesehatan termasuk juru khitan disebut Raden,
dan kediaman personel pranata sosial yang bertanggung sebagai
penyelidik jika timbul masalah dalam penerapan hukum adat disebut
Turun.
Di tengah kompleks terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan,
tempat musyawarah warga untuk memutuskan segala sesuatu terkait
penerapan adat dan tempat pusat memulai berbagai ritual adat. Bangunan ini
disebut sebagai Bale Pegalan. Bale Pegalan itu dikenal juga sebagai Bangar Desa.

Bangar Desa itu merupakan induk permulaan berdirinya sebuah komunitas adat.
Di zamannya, Bangar Desa itu adalah bangunan pertama yang dibangun.

Sementara di bagian depan kompleks terdapat beberapa berugak (gazebo) dengan


fungsinya masing-masing.
Masyarakat asli desa Adat Gumantar secara
menyeluruh memeluk agama Islam sebagai keyakinan
yang mereka anut sejak dulu, karena di desa Adat
Gumantar juga sejak dahulu sudah menjadi tempat
dakwah dan penyebaran agama Islam dari para wali
dan ulama yang ada di sana. Namun ada sebagian
masyarakat yang menjalankan Islam watu-telu, ajaran
islam watu-telu tersebut juga sudah menjadi salah satu
ciri khas desa-desa adat yang ada di Pulau Lombok
sendiri.
Masyarakat desa Adat Gumantar memiliki kebiasaan yang
sangat bagus yaitu selalu menjaga kebersihan lingkungan
desa, kebiasaan tersebut sudah diatur di dalam "awig-awig".
Awig-awig sendiri merupakan aturan adat yang diterapkan
dalam pengelolaan hutan adat oleh Komunitas Wetu Telu
(KWT), masyarakat adat yang bermukim di Kecamatan
Bayan, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Apabila ada
masyarakat desa Adat Gumantar yang tidak menjaga
kebersihan lingkungan desa, maka akan diberi sanksi oleh
petinggi desa Adat Gumantar. Masyarakat desa Adat
Gumantar juga memiliki satu lagi kebiasaan yang cukup
unik yaitu masyarakat desa Adat Gumantar gemar memakan
sirih atau "mamaq" apabila ada wisatawan yang datang
berkunjung ke desa Adat Gumantar pasti akan dipersilahkan
untuk mencoba bagaiman rasa memakan sirih atau "mamaq"
tersebut.
Desa Adat Gumantar juga memiliki ciri khas yang unik
pada pegelaran acara resepsi pernikahan. Apabila
masyarakat desa Adat Gumantar telah melaksanakan
rangkaian acara pernikahan secara agama dan telah
tercatat di KUA maka untuk acara resepsi
pernikahannya akan dilakukan secara bersamaan
dengan warga desa Gumantar lainnya yang telah
melaksanakan pernikahan secara agama dan negara
juga, salah satu keuntungan dilaksanakannya acara
resepsi pernikahan secara bersama tersebut adalah
hematnya pengeluaran pada biaya acara resepsi tersebut.
Hal tersebut juga menambah keunikan yang ada di
dalam desa Adat Gumantar sendiri.
Bangunan rumah adat Pulau Lombok terlihat sangat
unik dan khas. Bangunan yang ada di desa ini terbuat
dari bahan-bahan yang masih tradisional. Rumah-
rumah adat tersebut sudah tertata dan berjejer
sepanjang desa.

Jika dilihat secara keseluruhan, rumah adat suku


Sasak ini memiliki arsitektur bangunan yang
dirancang dan di buat menyerupai bentuk rumah
panggung. Bahan-bahan yang digunakan pun masih
tradisional seperti kayu dan ilalang.
Rancangan arsitektur bangunan rumah adat suku
Sasak ini dibuat agar tahan akan gempa bumi. Serta
terhindar dari udara yang panas karena hanya
berdasarkan ilalang dan rumput kering.

Area bangunan yang ada di Desa Adat Beleq terbagi


lagi menjadi beberapa areal, di antaranya ada Bale
Pegalan, Rumah Penghulu, Rumah Pemangku,
Rumah Raden, Rumah Mekel, dan Rumah Tuaq
Lokak.
Desa Beleq Gumantar ini berada di atas perbukitan
dengan hijaunya hutan yang masih alami dan terjaga
menjadikannya sebagai sebuah desa yang cukup sejuk.
Udara di desa ini terasa sangat asri dengan beberapa
pepohonan yang menjulang.

Desa ini terletak di bawah Gunung Rinjani dan


sebenarnya letak desa ini menjadi jalur pendakian
menuju ke puncak Rinjani.

Di hutan desa ini terdapat sebuah air terjun yang sangat


cantik dan eksotis yaitu Air terjun ini terletak cukup
tersembunyi di dalam hutan.
Desa Beleq Gumantar ini masih mempertahankan adat dan
budaya nenek moyang Suku Sasak Lombok. Sehingga tidak heran
dibeberapa rumah sering dijadikan tempat upacara adat karena
dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Desa ini masih menerapkan level kasta. Desa Beleq Gumantar ini
memiliki 3 kasta berberda diantaranya yaitu Kasta Raden, kasta
Mangku dan kasta penghulu. Dari 3 kasta tersebut mempunyai 1
fungsi masing masing, sesuai kebutuhan adat dan agama.

Masyarakat sekitar masih banyak yang melakukan gigit daun


sirih hingga mulut mereka merah. Selain itu kebiasaan dan
perilaku hidup sehari-hari yang masih sangat kental berpegang
teguh pada nilai-nilai dan tradisi desa ini.
Desa Gumantar merupakan salah satu dari 8 Desa
yang berada di Kecamatan Kayangan Kabupaten
Lombok Utara. Desa dengan luas kurang lebih 3.800
hektar adalah hamparan anugrah Ilahi yang luar
biasa. Desa ini memiliki daya tarik dan atau potensi
yang sangat besar, baik secara fisik maupun non
fisik. Secara fisik seperti tergambar dalam profil
desa
1). adanya Dasan Bele’ yaitu pemukiman asli yang menjadi cagar budaya yang tetap

dipertahankan,

2). adanya Masjid Kuno yang terletak di Dusun Gumantar, Masjid ini merupakan salah satu dari

5 Masjid Kuno yang terdapat di Lombok Utara. Masjid Kuno Desan Gumantar telah dijadikan

sebagai situs peninggalan sejarah,

3). adanya hutan adat yang dikuasi dan dikelola oleh masyarakat secara mandiri dan berada

di bawah pengawasan adat. Hutan adat desa Gumantar seluas 9,5 hektar ini terjaga dengan

ketat. Di wilayah kawasan hutan ini masyarakat bisa memelihara sapi ternak mereka, atau

mencari kayu-kayu kering yang dijadikan untuk memasak. Di hutan yang teduh ini terdapat

pohon-pohon besar menjulang tinggi dan banyak juga terdapat binatang-binatang hutan

seperti monyet dan burung-burung, dan

Anda mungkin juga menyukai