Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SISWA

DALAM PELANGGARAN KEDISIPLINAN SEKOLAH (MEMBOLOS) DI


SMA NEGERI 1 RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR

Oleh :Galuh Nur Anisah


Email :galuhanisa06@gmail.com
DosenPembimbing : Drs. YoskarKadarisman, M.Si
Email: Email: yoskar.kadarisman@lecture.unri.ac.id

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


Politik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5Simpang Baru Panam
Pekanbaru 28293-Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK
Perilaku membolos merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang dari tata
tertib. Perilaku membolos sekolah adalah suatu tindakan ataupun perilaku siswa yang
terwujd sebagai bentuk perilkau yang melanggar norma sekolah yaitu siswa tidak masuk
sekolah dengan alasan yang tidak jelas, serta siswa yang meninggalkan jam-jam tertentu
ataupun seharian tidak masuk kedalam kelas tanpa ijin dari pihak Guru yang
bersangkutan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya yang terletak di
Desa Tambusai Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melakukan bolos
sekolah di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya, (2) untuk mengetahui dampak dari membolos
sekolah di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya. Teori yang di gunakan adalah teori struktural
fungsional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif
dengan teknik pengumpulan data yaitu kuisioner, observasi dan dokumentasi dengan
sampel berjumlah 61 siswa dengan teknik pengumpulan sampel yaitu simple random
sampling. Dari hasil penelitian dilapangan siswa yang membolos di SMA Negeri1
Rumbio Jaya didominasi oleh siswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa
membolos setiap pergantian jam pelajaran, ada dua faktor yang menyebabkan siswa
membolos sekolah yang pertama yaitu faktor internal yang paling dominan adalah
terlambat datang kesekolah, sedangkan faktor eksternal yang paling dominan adalah
tidak suka dengan guru yang mengajar. Adapun dampak dari membolos yang paling
banyak dialami siswa adalah tertinggal pelajaran, sulit menguasai pelajaran dan nilai
yang di dapat tidak memuaskan.

Kata kunci: Perilaku Siswa, Membolos Sekolah, Faktor Internal, Faktor Eksternal

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember 2021 Page 1


THE FACTORS WHICH INFLUENCE STUDENT’S TRUANT BEHAVIOR
AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 RUMBIO JAYA

By: Galuh Nur Anisah


Email : galuhanisa06@gmail.com
Advisor: Drs. Yoskar Kadarisman, M.Si
Email: yoskar.kadarisman@lecture.unri.ac.id

Department of Sociology Faculty of Social Science and Political


Science University of Riau
Bina Widya Campus St. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Panam
Pekanbaru 28293-Tel/Fax. 0761-63277

ABSTRACT
Truant behavior is one form of behaviors which deviates from the regulations. It is an
action or behavior of students that violates the school norm by not being present at the
school with unclear reason and they leave certain school hours or all day long not
entering the class without permission from the related teachers. This research was
conducted at State Senior High School 1 Rumbio Jaya located in Tambusai Village,
Rumbio Jaya Sub District, Kampar Regency. The purposes of this research were to find
out (1) the factors which influence students in doing school truant at State Senior High
School 1 Rumbio Jaya, and (2) to find out the impact of school truant at State Senior
High School 1 Rumbio Jaya. The theory used was functional structural theory. The
method used in this research was descriptive quantitative with data collection
techniques were questionnaire, observation, and documentation with total samples 61
students selected by employing simple random sampling. From the research result in
the field, the students who cut class at State Senior High School 1 Rumbio Jaya are
dominated by male students. The research results show that the students cut the class in
each shift of the subject hours. There are two factors that cause students cutting the
class namely first the internal factor; the most dominant is coming late to school, while
from the external factor, the most dominant is the feeling of dislike towards the teachers
who teach. On the other hand, the impact of truant behavior which mostly experienced
by the students are such as left behind in the class, difficulty in mastering the subject,
and the score obtained is not satisfying.

Keywords: students’ behavior, school truant, internal factor, external factor

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page


PENDAHULUAN Faktor Eksternal
Faktor eksternal
perilakumembolos yaitu faktor yang
1.1 Latar Belakang
berasal dari luar ( lingkungan) yaitu
Fenomena membolos juga terjadi di
meliputi: a) Keluarga b) Teman sebaya
SMAN 1 Rumbio Jaya dan telah
c) sekolah d) Media massa
menjadi masalah pelik bagi sekolah.
SMA Negeri 1 Rumbio Jaya adalah
sekolah yang terletak di Kecamatan 2.2.3 Dampak Bolos Sekolah
Rumbio Jaya Kabupaten Kampar yang Kartini Kartono berpendapat
letaknya tepat berada di Desa Tambusai. bahwa akibat dari prilaku
membolos akan berakibat bagi
Dari fenomena yang telah dipaparkan dirinya sndiri dan bagi orang lain.
peneliti di atas maka peneliti tertarik Bagi diri sendiri maka akan
untuk mengangkat penelitian ini dengan tertingal pelajaran. Hal ini akan
judul “FAKTOR-FAKTOR YANG menyebabkan siswa mengalami
MEMPENGARUHI PERILAKU kegagalan pelajaran, tidak naik
SISWA DALAM PELANGGARAN kelas, nilai yang tidak memuaskan.
KEDISIPLINAN SEKOLAH 2.4 Teori Struktural Fungsional
(MEMBOLOS) DI SMA NEGERI 1 Struktural fungsional
RUMBIO JAYA KABUPATEN merupakan salah satu paham atau
KAMPAR perspektif di dalam sosiologi yang
” memandang masyarakat sebagai
1.2 Rumusan Masalah satu sistem yang terdiri dari bagian-
Dengan memperhatikan latar bagian saling berhubungan satu
belakang masalah diatas, dalam sama lain dan bagian yang satu
penelitian ini dirumuskan permasalahan tidak dapat berfungsi tanpa ada
sebagai berikut: hubungan dengan bagian yang lain.
1. Faktor-faktor apa saja yang Kemudian, perubahan yang terjadi
mempengaruhi siswa di SMA pada salah satu bagian akan
Negeri 1 Rumbio Jaya menyebabkan ketidakseimbangan
melakukan bolos sekolah ? dan pada gilirannya akan
2. Apa dampak yang ditimbulkan mencipatakan perubahan pada
dari membolos sekolah di SMA bagian yang lain.
Negeri 1 Rumbio Jaya ?
METODE PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor membolos 3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam
Faktor Internal penelitian ini adalah metode penelitian
Faktor internal ialah faktor kuantitatf deskriptif. Tujuan dari
yang berasal dari diri sendiri atau penelitian ini adalah menjelaskan
dari siswa yang melakukan bolos fenomena yang ada dengan
sekolah. Faktor internal meliputi: menggunakan angka-angka untuk
a)Siswa yang tidak memiliki minat menggambarkan karakteristik individu
terhadap belajar b)Terlambat atau kelempok..
Masuk Sekolah. c) Sakit d) Tidak 3.2 Lokasi Penelitian
Mengerjakan Tugas Dalam penelitian ini penulis mengambil
lokasi penelitian di SMA Negeri 1

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 3


Rumbio Jaya yang berlokasi di Desa pihak lain misalnya dalam
Tambusai Kecamatan Rumbio Jaya bentuk tabel-tabel atau diagram-
Kabupaten Kampar. diagram
3.3 Populasi Dan Sampel 3.6 Analisis data Analisis data dalam
Sampel diambil menggunakan penelitian ini dilakukan secara
teknik simple random sampling kuantitatif deskriptif, yaitu suatu
terhadap siswa/siswi yang melakukan analisa yang berusaha memberikan
bolos sekolah. Jumlah sampel yang gambaran terperinci berdasarkan
akan diteliti ditetapkan berdasarkan kenyataan-kenyataan dilapangan
rumus slovin berjumlah sebanyak 61 yang ditemui. Analisis deskriptif ini
responden. menggunakan metode kuantitatif
berupa penjelasan angka-angka
3.4 Teknik Pengumpulan Data prentase distribusi frekuensi yang
diolah menggunakan aplikasi SPSS
(Statistical Program Society Science)
1. Kuesioner. Kuesioner
dan diuraikan dalam bentuk tabel
diberikan kepada siswa yang
melakukan bolos sekolah di
SMA Negeri 1 Rumbio Jaya GAMBARAN UMUM LOKASI
sebagai responden guna PENELITIAN
mendapatkan hasil jawaban dari
penelitian. 4.1 Letak Geografis SMA Negeri 1
2. Observasi. Observasi ini Rumbio Jaya
dilakukan di SMA Negeri 1 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Rumbio Jaya guna memperoleh Negeri 1 Rumbio Jaya Kabupaten
informasi tentang siswa yang Kampar terletak di Desa Tambusai,
melakukan bolos sekolah. Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten
3. Dokumentasi, dokumentasi Kampar, Propinsi Riau. Kabupaten
digunakan sebagai alat penguat Kampar
bukti dalam penelitian. pada
penelitian ini dokumentasi yang PEMBAHASAN
digunakan berupa foto atau
5.2.1 Bentuk Membolos Sekolah
gambar yang didapat dari lokasi
Bentuk membolos sekolah ialah
penelitian.
bagian dari motif seorang siswa atau
bagaimana bentuk siswa tersebut dapat
3.5 Jenis Dan Sumber Data
melakukan pembolosan di sekolah.
1. Data primer, data ini diperoleh
langsung dari lapangan dengan
metode menyebarkan angket
kepada responden untuk
memperoleh jawaban yang
dibutuhkan.
2. Data sekunder. yaitu
merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut dan di
sajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 4


Tabel 5. 1 5.2.2 Lokasi Ketika Membolos Sekolah
Distribusi Responden Lokasi saat membolos adalah
lokasi
Berdasarkan Bentuk Membolos
atau tempat yang biasa dikunjungi oleh
siswa saat melakukan bolos sekolah
Bentuk
N Jumla Persentas
Membolos
o h e (%) Tabel 5. 2
Sekolah
Distribusi Responden
Membolos
Berdasarkan Lokasi Membolos
Sekolah
1 15 24,6
Dari
Lokasi Persentase
Rumah No Jumlah
Membolos (%)
Membolos
1 Rumah 10 16,4
Sekolah
2 Ketika 26 42,6 2 Kantin 20 32,8
Sudah Di
Sekolah Tempat
3 3 4,9
Lainnya
Membolos
Sekolah Kantin
Dari Dan
4 16 26,2
Rumah Dan Tempat
3 Mmembolo 20 32,8 Lainnya
s Sekolah
Ketika Rumah
Sudah Di Dan
5 12 19,7
Sekolah Tempat
Lainnya
Total 61 100,0
Total 61 100,0
Sumber : data olahan lapangan 2021
Sumber : data olahan lapangan 2021
Dari hasil perhitungan diatas,
bentuk membolos sekolah siswa ketika
Berdasarkan tabel diatas dapat
sudah berada di sekolah adalah yang
diketahui bahwa tempat yang sering
paling dominan. Siswa yang membolos
dikunjungi oleh siswa SMA Negeri 1
ketika sudah berada di sekolah ialah
Rumbio Jaya saat membolos sekolah
bahwa siswa tersebut melakukan bolos
adalah kantin dengan jumlah persentase
sekolah hanya pada saat jam-jam
tertinggi yaitu 32,8% atau 20 siswa.
pejalaran tertentu atau pada jam
pergantian kelas. Alasan siswa 5.2.3 Aktivitas Ketika Membolos
melakukan pembolosan tersebut Sekolah
dikarenakan siswa tidak menyukai mata Aktivitas-aktivitas apa saja
pelajaran, tidak menyukai guru yang yang dilakukan oleh siswa SMA
mengajar atau pun karena siswa merasa Negeri 1 Rumbio Jaya saat
ngantuk ketika berada dikelas membolos, berikut tabel frekuensi
yang dapat mengetahui aktivitas
atau kegiatan yang biasa

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 5


dilakukan oleh siswa saat dengan jumlah frekuensi 16 siswa atau
membolos sekolah 26,2 %.
Tabel 5. 3 5.2.4 Durasi Membolos Sekolah
Distribusi Responden Waktu yang digunakan oleh siswa
Berdasarkan Aktivitas Membolos bermacam-macam ada seharian penuh
Sekolah dari awal jam masuk sekolah sampai
jam pulang sekolah berakhir dan ada
Aktivitas juga yang hanya bolos di waktu-waktu
N Jumla Persentas
Membolos tertentu.
o h e (%)
Sekolah
Tabel 5. 4
1 Nongkrong 4 6,6
Distribusi Responden Berdasarkan
2 Tidur 3 4,9 Durasi Membolos Sekolah
Bermain Lama
3 Smartphon 16 26,2 Persentase
No Membolos Jumlah
e (game) (%)
Sekolah
Aktivitas Seharian
4 4 6,6 1 15 24,6
Lainnya Penuh
Nongkrong Setiap Jam
Dan 2 Pergantian 26 42,6
5 Bermain 13 21,3 Pelajaran
Smartphon
e Seharian
Penuh dan
Tidur Dan 3 Saat Jam 20 32,8
Bermain Pergantian
6 11 18,0
Smartphon Pelajaran
e
Total 61 100,0
Bermain
Smartphon Sumber : data olahan lapangan 2019
7 e Dan 10 16,4
Aktivitas
Lainnya Berdasarkan tabel frekuensi
diatas waktu yang paling sering
Total 61 100,0 digunakan oleh siswa saat membolos
yaitu pada saat jam pergantian pelajaran
Sumber : data olahan lapangan 2021 dengan jumlah presentasi paling tinggi
42,6% atau sebanyak 26 siswa. siswa
Berdasarkan tabel diatas dapat SMA Negeri 1 Rumbio Jaya paling
diketahui aktivitas yang paling sering sering melakukan melakukan bolos
dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 sekolah hanya pada saat jam pergantian
Rumbio Jaya saat membolos sekolah pelajaran yang tidak ia sukai.
adalah bermain smartphone (Hp)

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 6


5.3.1 Faktor Internal Tabel 5. 6
5.3.1.1 Motivasi Belajar Yang
Rendah Distribusi Responden
Berdasarkan Terlambat
Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam Persentase
No Terlambat Jumlah
melakukan kegiatan mengajar yang (%)
didorong oleh hasrat untuk mencapai 63,9
prestasi atau hasil belajar 1 Ya 39
sebaik mungkin. 36,1
2 Tidak 22
Total 61 100,0
Tabel 5. 5
Sumber : data olahan lapangan 2021
Distribusi Responden Data diatas menunjukkan bahwa banyak
Berdasarkan Tidak Memiliki siswa yang membolos karena datang
Motivasi
terlambat dengan jumlah persentase
Persentase 63,9% atau 39 siswa, sedangkan yang
Tidak Ada Jumlah
No (%) menyatakan membolos bukan karena
Motivasi
terlambat ke sekolah berjumlah 36,1%
1 Ya 36 59,0 atau 22 siswa

2 Tidak 25 41,0 Tabel 5. 7

Total 61 100,0 Distribusi Responden


Sumber : data olahan lapangan Berdasarkan Membolos Karena
2021 Tidak Mengerjakan Tugas

Tidak Jumla Persentas


N
Faktor internal siswa membolos Mengerjaka h e (%)
o
banyak yang dipengaruhi karena n Tugas
rendahnya motivasi atau tidak memiliki 1 Ya 37 60,7
motivasi dalam belajar dengan
persentase 59,0% atau 36 siswa. tidak 2 Tidak 24 39,3
adanya motivasi belajar dapat
Total 61 100,0
menimbulkan rasa bosan saat mengikuti
proses pembelajaran di kelas sehingga Sumber : data olahan lapangan 2021
dapat mempengaruhi siswa untuk
melakukan bolos saat jam belajar.
5.3.1.2 Terlambat Datang ke Sekolah 5.3.2 Faktor Eksternal
Terlambat ke sekolah dapat menjadi 5.3.2.1 Keluarga (Tidak Mendapat
alasan bagi siswa SMA Negeri 1 Perhatian Dari Orang Tua)
Rumbio Jaya untuk melakukan bolos
sekolah. Salah satunya adalah perhatian
yang diberikan orang tua dalam bentuk
kepeduliannya kepada anak untuk
menjaga dan mengawasi prilaku dan
tindakkan anak. Perhatian oran tua yang

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 7


cukup dapat mempengaruhi tumbuh a. 5.3.2.3 Sekolah (Tidak Suka Mata
kembang anak dengan baik Pelajaran )
Berdasarkan tabel diatas dapat Pelajaran yang disenangi akan
dilihat siswa yang membolos sekolah membuat siswa suka untuk belajar
karena tidak mendapatkan perhatian dan sebaliknya jika pelajaran
dari orang tua sebanyak 28 siswa tersebut tidak disukai oleh siswa
dengan persentase 45,9%. selebihnya maka siswa akan merasa malas
siswa kebanyakan mendapat perhatian untuk mengikuti mata pelajaran
dari orang tua dengan persentase 54,1% tersebut.
atau sebanyak 33 siswa.

5.3.2.2 Teman Sebaya (Membolos Tabel 5. 9


Sekolah Karena Ikut-ikutan Teman) Distribusi Responden
Siswa yang malas belajar cenderung Berdasarkan Tidak Suka Mata
akan memilih mengikuti teman- Pelajaran
temannya untuk melakukan prilakunya Tidak
seperti membolos sekolah. Berikut tabel Suka Persentase
No Jumlah
frekuensi siswa membolos karena ikut- Mata (%)
ikutan teman. Pelajaran
1 Ya 39 63,9
Tabel 5. 8
2 Tidak 22 36,1
Distribusi Responden
Berdasarkan Membolos Sekolah 100,0
Total 61
Karena Ikut- ikutan Teman
Sumber : data olahan lapangan 2021

Ikut- Persentase Berdasarkan data frekuensi


No ikuta Jumlah (%) diatas dapat diketahui bahwa jawaban
teman membolos karena tidak suka mata
1 Ya 34 55,7 pelajaran sebanyak 39 responden
dengan persentase 63,9%. Sedangkan
2 Tidak 27 44,3 22 responden dengan persentase 36,1%
mengatakan membolos sekolah bukan
Total 61 100,0
karena tidak suka mata pelajaran.
Sumber : data olahan lapangan 2019
5.3.2.4 Media Massa (Alasan Membawa
Tabel frekuensi diatas Smartphone Kesekolah)
menunjukkan dengan jawaban tertinggi
banyak siswa yang melakukan bolos Siswa di sekolah SMA Negeri 1
sekolah karena ikut-ikutan teman Rumbio Jaya banyak membawa
dengan jumlah frekuensi 55,7% atau 34 Smartphone ke sekolah dengan berbagai
siswa. pada usia remaja seperti siswa alasan. Berikut tabel frekuensi yang
SMA Negeri 1 Rumbio Jaya merupakan menjelaskan mengapa siswa bolos
usia dimana perilaku remaja yang banyak membawa smartphone ke
sedang akti-aktifnya untuk melakukan sekolah.
berbagai hal termasuk ikut-ikutan
melakukan apa yang dilakukan oleh
orang sekitar seperti teman sebaya.

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 8


Tabel 5. 10 Tabel 5. 11
Distribusi Responden Distribusi Responden
Berdasarkan Alasan Membawa Berdasarkan Tertinggal Pelajaran
Smartphone Tertinggal Persentase
No Jumlah
Pelajaran (%)
Alasan
N Membawa Jumla Persentas 1 Ya 54 88,5
o Smartphon h e (%)
e 2 Tidak 7 11,5
Kebutuhan 27,8
1 17 Total 61 100,0
Belajar
Bermain
Sumber : data olahan lapangan 2019
Smartphone 60,7
2 37
(saat
Berdasarkan tabel diatas banyak siswa
membolos)
yang mengalami ketertinggalan
Tidak 11,5
3 7 pelajaran sebanyak 54 responden
Menjawab
dengan persentase 88,5% karena
Total 61 100,0
melakukan aktivitas bolos. Bolos yang
dilakukan oleh siswa yaitu membolos
Sumber : data olahan lapangan 2019 dari kelas ataupun bolos sekolah hingga
seharian penuh, oleh karena itu siswa
Berdasarkan tabel diatas dengan
jawaban tertinggi siswa membawa tidak mengikuti mata pelajaran yang
smartphone ke sekolah yaitu dengan sedang berlangsung di kelas dan
alasan ingin bermain smartphone mengalami ketertinggalan pelajaran.
dengan persentasi 60,7% atau 37 siswa.
SMA Negeri 1 Rumbio Jaya 5.4.4 Di Hukum Oleh Pihak Sekolah
memberikan ijin kepada siswa-siswanya Setiap pelanggaran yang terjadi pasti
untuk membawa smartphone atau pun akan mendapatkan hukuman atau sanksi
Handphone ke sekolah dengan catatan yang sudah sewajarnya, sama halnya
untuk mendukung proses belajar dengan melakukan membolos sekolah
mengajar. yang merupakan aktivitas melanggar
5.4 Dampak Membolos Sekolah peraturan sekolah, maka siswa yang
melakukannya akan diberikan hukuman
5.4.1 Tertinggal Pelajaran
oleh sekolah.
Siswa yang sering melakukan bolos
sekolah akan mengalami ketertinggalan Tabel 5. 12
mata pelajaran karena siswa sering Distribusi Responden Berdasarkan
meninggalkan kelas saat jam pelajaran di Hukum
berlangsung. Di Persentase
No Jumlah
Hukum (%)
1 Ya 26 42,6
2 Tidak 35 57,4
Total 61 100,0

Sumber : data olahan lapangan 2021

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page 9


Berdasarkan tabel diatas siswa membolos yaitu dengan jumlah
yang mendapatkan hukuman oleh frekuensi 59,0% atau 36siswa.
sekolah karena membolos yaitu 42,6%
atau 26 siswa, sedangkan yang tidak KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan hukuman dari sekolah
karena membolos dengan jumlah
frekuensi 57,4 atau 35 siswa. Berdasarkan hasil penelitian di
5.4.5 Tidak Naik Kelas lapangan sesuai dengan yang dijelaskan
Aktivitas membolos sekolah memiliki pada pembahasan sebelumnya maka
banyak dampak dan kerugian bagi penulis dapat menarik kesimpulan :
siswa, selain tidak gagal dalam belajar
dampak lain siswa bisa saja tidak naik 1. Factor internal. Dari keempat
kelas karena banyak pelajaran yang factor internal yang
tertinggal dan gagal dalam ujian. menyebabkan siswa/siswi SMA
Negeri 1 Rumbio Jaya
membolos yang paling dominan
5.4.9 Dimarahi oleh Orang Tua yaitu membolos sekolah karena
terlambat berjumlah 39 siswa
Peran orang tua adalah dengan persentase 63,9%.
mengontrol dan mengawasi anak. orang 2. Faktor eksternal
tua akan mendidik anaknya, Orang tua Factor eksternal yang paling
akan marah jika anak yang selama ini dominan tidak suka dengan
didik dengan baik melakukan Guru yang mengajar berjumlah
pelanggaran-pelanggaran khususnya 42 siswa dengan persentasie
pelanggaran tata tertib sekolah dengan 68,9% Dampak yang
wujud membolos sekolah. ditimbulkan oleh siswa/siswi
yang membolos sekolah di SMA
Tabel 5. 13 Negeri 1 Rumbio Jaya meliputi
tertinggal pelajarn berjumla 54
Distribusi Responden Berdasarkan siswa dengan persentase 88,5%,
di Marahi Orang Tua

Dimara Saran
N hi Jumla Persentase(
o Orang h %) Saran sesuai dengan hasil kesimpulan
Tua dari dampak membolos sekolah di SMA
Negeri 1 Rumbio Jaya yaitu:
1 Ya 25 41,0 a. Siswa, agar lebih memperkuat
pengawasan terhadap diri sendiri
2 Tidak 36 59,0 agar tidak mudah terpengaruh
Total 61 100,0 dengan hal-hal negative dan
menyimpang
Sumber : data olahan lapangan 2019 b. Sekolah, untuk tetap konsisten
Berdasarkan tabel frekuensi diatas dapat dengan peraturan yang sudah di buat
diketahui bahwa siswa yang dimarahi dan meningkatkan tingkat
oleh orang tuanya saat ketahuan kedisiplinan dengan sanksi yang
membolos adalah 25 siswa atau dengan lebih tegas.
frekuensi 41,0%, sedangkan siswa yang c. Keluarga, agar lebih memperhatikan
tidak dimarahi oleh orang tuanya karena dan mengontrol anak dengan tegas

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page


dilingkungan keluarga dengan Prayitno. 2004. Layanan Konseling
membatasi aktivitas mereka. Perorangan. Padang: Universitas
negeri Padang Press.
DAFTAR PUSTAKA Raho, Bernard. 2013. Teori Sosiologi
Modern. Jakarta: Prestasi Pusaka
Publisher.
Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar
Ramayulis. 2009. Psikologi Agama.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Jakarta: Kalam Mulia.
Pustaka.
Sarwono, W Sarlito. 2002. Psikologi
Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia
Remaja. Jakarta: PT Raja
Teori dan Pengukurannya.
Grafindo
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soyomukti, Nurani. 2013. Teori-teori
Bungin , Burhan. 2009. Sosiologi
Pendidikan: Tradisional, Neo
Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Liberal, Marxis-Sosialis,
Bungin, Burhan. 2005. Metode
Postmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Media.
Prenada Media.
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi
Sudarsono. 1995. Kenakalan remaja:
Ekonomi. Jakarta: Gramedia.
Jakarta Rineka Cipta
Faisal, Sanapiah. 2010. Format-format
Sudarsono. 2008. Kenakalan Remaja.
Penelitian Sosial. Jakarta: PT
Jakarta: Rineka Cipta.
Raja Grafindo.
Suhartono, Irawan. 2008. Metode
George Ritzer. 1985. Sosiologi Ilmu
Penelitian Sosial Suatu teknik
Berpradigma Ganda. Jakarta : CV
Penelitian Bidang Kesejahteraan
Rajawali.
Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya.
George Ritzer. 2013. Sosiologi Ilmu
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pengetahuan Berpradigma
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar
Ganda. Jakarta :PT Raja Grafindo
Sosiologi (edisi ketiga). Jakarta:
Persada.
Fakultas Ekonnomi Uneversitas
Gunarsa, Singgih D. 2006. Psikologi
Indonesia.
Praktis Anak, Remaja Dan
Supriyo. 2008. Studi kasus bimbingan
Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
konseling. Semarang: CV Nieuw
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok
Setapak.
Materi Metodologi Penelitian
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada
Dan Aplikasinya. Bandung:
Perilaku dan Prestasi Siswa.
Ghalia Indonesia.
Jakarta: Grasindo.
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan Bagi
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian
Anak dan Remaja yang
Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.
Bermasalah. Jakarta: CV
Jakarta: Rajawali Pers.
Rajawali.
Kartono, Kartini. 2003. Bimbingan bagi Umi Kulsum dan Mohammad Jauhar.
Anak dan Remaja yang Bermasalah. 2014. Pengantar Psikologi Sosial.
Jakarta: Rajawali Press. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Maryati, K,. & Suryawati J. 2010. Unaradjan, Dolet. 2008. Manajemen
Sosiologi 1 B For Senior High Disiplin. Jakarta: Grasindo.
School Grade X Semester 2. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial
Jakarta: Gelora Aksara Pratama. (Suatu Pengantar) Edisi IV.
Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offser.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page


Willis, Sofyan S. 2005. Remaja dan
Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Winardi. 2004. Motivasi dan
Pemotivasian dalam Manajemen.
Jakarta: Raja
Wirawan. 2012. Teori-teori Sosial
Dalam Tiga Paradigma (Fakta
Sosial, Defenisi Sosial, dan
Perilkau Sosial). Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group

JOM FISIP Vol. 8: Edisi II Juli-Desember Page

Anda mungkin juga menyukai