Makalah Fiqih Ibadah K.6
Makalah Fiqih Ibadah K.6
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
KELAS PS4
MOH. CHAIRIL FITRAH
LUKMAN HAKIM
DWI ANANDA
SUPRIAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh adalah ibadah yang diperintahkan Allah dan dajarkan oleh para Rasul.
Ibadah ini dimulai sejak Nabi Adam AS., manusia pertama yang menginjakkan kaki
didunia ini, membangun ka’bah di Makkah. Bahwa ia merupakan kewajiban, yang
sesungguhnya tidaklah diperlukan-Nya, memperkuat keyakinan akan kebutuhan untuk
menunaikannya.
Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umroh adalah tamu-tamu Allah. Allah
memberikan kepada mereka apa yang mereka minta, kemudian Dia akan mengganti
semua harta yang mereka belanjakan untuk-Nya, satu dirham menjadi sejuta dirham.
Haji merupakan rukun islam yang kelima, diwajibkan kepada setiap muslim yang mampu
untuk mengerjakannya, jumhur ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyariatkan
ibadah haji tersebut adalah pada tahun ke enam hijriyah, tetapi ada juga yang
mengatakan tahun ke sembilan hijriyah.[1]
Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba membri penjelasan singkat
mengenai haji dan umroh, ujuan yang ingn kita capai daam haji dan umroh adalah dasar
hokum dan peintah haji dan umroh, syarat, rukun dan wajib haji dan umroh serta
larangan-larangan dalam haji dan umroh. Selain itu penulis juga menambahkan sedikit
wacana tentang manfaat haji dan umroh terhadap kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas ialah sebagai berikut:
1. Apa pengertian haji dan umrah?
2. Apa dalil kewajiban ibadah haji dan umrah?
3. Apa saja rukun dan wajib haji dan umrah?
4. Apa saja macam-macam ibadah haji dan umrah?
5. Bagaimana tata cara ibadah haji dan umrah?
6. Apa saja larangan serta denda (Dam) bagi yang Haji dan Umrah ?
7. Apakah perbedaan yang mendasar dari Haji dan Umrah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian haji dan umrah.
2. Untuk mengetahui dalil kewajiban ibadah haji dan umrah.
3. Untuk mengetahui rukun dan wajib haji dan umrah.
4. Untuk mengetahui macam-macam ibadah haji dan umrah.
5. Untuk mengetahui tata cara ibadah haji dan umrah.
6. Untuk mengetahui larangan serta denda (Dam) bagi yang Haji dan Umrah .
7. Untuk mengetahui perbedaan yang mendasar dari Haji dan Umrah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Haji
1. Pengertian Haji
Secara bahasa, haji memiliki arti “menuju kepada sesuatu yang besar dan agung” atau
“berkunjung ke tempat tertentu”. Sedang menurut istilah, haji adalah berkunjung ke
Baitullah di Makkah dan sekitarnya pada waktu-waktu tertentu dan cara-cara serta
tujuan tertentu.[2]
Haji secara lughowi (etimologis) berasal dari bahasa Arab al-hajj; berarti tujuan, maksud,
dan menyengaja untuk perbuatan yang besar dan agung. Selain itu al-hajj mengandung
arti mengunjungi atau mendatangi. Makna ini sejalan dengan aktivitas ibadah haji di
mana umat Islam dari berbagai negara mengunjungi dan mendatangi Baitullah (Ka’bah)
pada musim haji karena tempat ini dianggap mulia dan agung.[3]
Menurut syara’, haji menuju ke baitullah atau menghadap Allah untuk mengerjakan
seluruh rukun dan persyaratan haji yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Dalam arti
lain haji adalah sengaja mengunjungi kabah atau baitullah untuk mengerjakan beberapa
amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu, yakni mengerjakan thawaf, sa’i, wukuf di
Arafah, dan manasik haji lainnya dengan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.
Melaksanakan haji hukumnya wajib satu kali seumur hidup bagi muslim dan muslimah
yang sudah baligh dan mampu di perjalanan (istitha’ah).[4]
Haji dalam arti berkunjung ke suatu tempat tertentu untuk tujuan ibadah, dikenal oleh
umat manusia melalui tuntunan agama-agama, khususnya di belahan Timur dunia kita
ini. Ibadah ini diharapkan dapat mengantar manusia kepada pengenalan jati diri,
membersihkan, dan menyucikan diri mereka. Itulah agaknya yang menjadi sebab
mengapa ajaran agama dalam kaitannya dengan ibadah haji menganjurkan pelakunya
untuk memulainya dengan mandi[5].
Sementara itu, mengenai wajibnya haji tidak terdapat perbedaan pendapat ulama
bahwa haji itu adalah fardhu yang merupakan salah satu dari rukun Islam yang wajib
dilaksanakan sekali seumur hidup. Firman Allah Swt. tentang wajibnya hukum wajib haji
ini terdapat dalam QS. Ali Imran ; 97
Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya
Allah Mha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”[6]
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Ali Imran: 97)
Sedang dalam Sunnah Nabi Saw, kewajiban haji berdasar pada hadits:
“Wahai manusia, Allah telah mewajibkan haji kepadamu, maka laksanakanlah haji.
Seorang laki-laki bertanya, apakah setiap tahun Ya Rasulullah? Rasulullah terdiam,
hingga laki-laki itu bertanya tiga kali, lalu Nabi menjawab, “Andai kukatakan wajib setiap
tehun maka ia menjadi wajib dan kamu tidak akan mampu mengerjakannya”.
3. Macam-macam Haji
Macam-macam haji sebagai berikut[7]:
a. Ifrad
Kata ifrad berarti menyendiri. Pelaksanaan ibdah haji disebut ifrad apabila seseorang
bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan ibadah haji maupun umrah, tidak
melakukan keduanya sekaligus. Jadi umrah sebagai ibadah sunat saja. Dalam
pelaksanaannya, ibadah yang pertama dilakukan adalah ibadah haji hingga selesai,
kemudian baru ibadah umrah sampai selesai.
b. Tamattu’,
Kata tamattu’ berarti bersenang-senang atau bersantai-santai. Bila dikaitkan dengan
ibadah haji, tamattu’ ialah melaksanakan ihram untuk melaksanakan umrah di bulan-
bulan haji. Setelah seluruh amalan umrah selesai, langsung mengerjakan ibadah haji.
Dinamakan haji tamattu’, karena melakukan dua ibadah (haji dan umrah) di bulan-bulan
haji dalam tahun yang sama tanpa kembali ke negeri asalnya terlebiih dahulu.
c. Qiran
Kata qiran dapat diartikan dengan menyertakan atau menghubungkan. Adapun dalam
terminologi fikih, haji qiran ialah pelaksanaan ibadah haji dan umrah sekaligus dan
dengan satu niat.
4. Rukun dan Wajib haji
Rukun haji adalah pekerjaan yang jika salah satu diant aranya dilalaikan, maka haji
tersebut menjadi batal dan tidak bisa diganti dengan kaffarat dan fidyah.
Adapun rukun-rukun tersebut, ialah ;
a. Ihram (niat) adalah berniat ketika memasuki haji. Niat ini adalah salah satu rukun
pokok terpenting di antara rukun-rukun haji.
b. Wukuf di Arafah, merupakan inti dari semua amalan-amalan haji.
c. Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi ka’bah tujuh kali yang dimulai dai Hajar Aswad
dengan mengkirikannya. Firman Allah QS. Al-Hajj : 29:
Artinya ; “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan
mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah
melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).”
Artinya:
“Janganlah salah seorang pulang sebelum mengakhiri urusan (hajinya) dengan (thawaf
wada’)di Baitullah”. (H.R. Muslim)
B. Umrah
1. Pengertian Umrah
Umrah secara etimologis adalah ziarah dalam pengertian yang bersifat umum.
Sedangkan secara terminologis adalah berziarah ke Baitullah dalam pengertian khusus.
[10]
Umrah adalah mengunjungi ka’bah dengan serangkaian ibadah khusus di sekitarnya.
Pelaksanaan umrah tidak terikat dengan miqat zamani dengan arti ia dilakukan kapan
saja, termasuk pada musim haji. Perbedaannya dengan haji ialah bahwa padanya tidak
ada wuquf di Arafah, berhenti di Muzdalifah, melempar jumrah dan menginap di Mina.
Dengan begitu ia merupakan haji dalam bentuknya yang lebih sederhana, sehingga
sering umrah itu disebut dengan haji kecil.[11]
2. Dalil Kewajiban Umrah
Dalil tentang wajibnya umrah selalu dibarengi dengan kewajiban haji. Al-Quran
menyatakan:
Dan sempurnakanlah oleh kalian haji dan umrah karena Allah….. (Al-Baqarah: 196)
Artinya:”Barangsiapa ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam musim haji)
wajib ia menyembelih seekor korban yang mudah didapat. Bila ia yidak
mendapatkannya hendaklah berpuasa tiga hari sewaktu haji dan tujuh hari bila telah
kembali. (QS. Al-Baqarah:196)
c. Umrah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan haji dengan satu ihram. Cara
pelaksanaan seperti ini disebut qiran. Bagi yang melaksankan haji dan umrah secara
qiran diwajibkan membayar korban sebagaimana yang
berlaku pada tamattu’.[13]
Adapun Rukun dalam ibadah umrah dibagi menjadi empat bagian yang mana tidak sah
suatu ibadah umrah jika tidak mengerjakan rukun-rukun tersebut, rukun umrah antara
lain :[14]
a. Ihram
Bagi orang yang hendak beribadah umrah, maka ia wajib melakukan ihram krena hal
tersebut bagian dari rukun umrah. Dalam ihram ada tiga hal yang wajib dilakukan yaitu:
1) Niat
Tidak ada perbuatan yang dilakukan dengan sadar tanpa adanya niat. Niat sebagai
motivasi dari perbuatan, dan niat merupakan hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan
kata lain jika berihram dalam keadaan lupa atau main-main tanpa niat maka ihramnya
batal.
2) Talbiyah
Lafadz talbiyah adalah:“labbaikallahumma labbaika, la syarika laka labbaika, innal
hamda wan ni`mata laka wal mulka la syarika laka”. Waktu membaca talbiyah bagi
orang yang berihram, dimulai dari waktu ihram dan disunnahkan untuk membaca terus
sampai melempar jumrah `aqobah.
A. Kesimpulan
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah)untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula menurut
syarat-sayarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata untuk mencari ridho Allah.
Umrah adalah menziarahi ka’bah, meakukan thawaf di sekililingnya, sa’i antara shafa
dan marwah dan tahallul. Ketaatan kepada Allah swt. Itulah tujuan utama dalam
melaksanakan ibadah haji.
Dalam ibadah haji dan umrah juga terdapat sunnah, larangan dan dam (denda) sebagai
ganti karena telah melakukan hal-hal yang dilarang dalam ibadah haji dan umrah,
ataupun karena telah meninggalkan salah satu rukun dari ibadah haji dan umrah itu
sendiri. Sunnah haji yaitu haji ifrad, membaca talbiyah, berdoa setelah membaca
talbiyah, membaca dzikir waktu thawaf, shalat dua rakaat setelah mengerjakan thawaf,
dan memasuki ka’bah. Larangan-larangannya yaitu bersetubuh, bermesra-mesraan,
dilarang menikah dan menikahkan, dilarang memakai pakaian berjahit, dilarang berburu
dan membunuh binatang dan lain-sebagainya.
B. Saran
Haji adalah rukun Islam yang terakhir dan merupakan kewajiban yang ditujukan bagi
setiap muslim yang mampu secara fisik dan finansial. Sebelum melaksanakan ibadah haji
maka sudah seharusnya mulai dari sekarang mempelajari tata cara pelaksanaan ibadah
tersebut. Selain itu bagi muslim yang sudah mampu, jangan menunda-nunda untuk
menunaikan kewajiban ibadah yang telah disyariatkan dalam Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Fiqh Ibadah: Refleksi Ketundukan Hamba Allah
kepada al-Khaliq Perspektif al-Qur’an dan as-Sunnah, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia,
2009.