Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PERPETAAN

ACARA 3
PERHITUNGAN LUAS AREA

NAMA : Laode Nur Hamid Dewanto Putra


NIM : 2209026030
KELOMPOK : 6 (ENAM)
ASISTEN : Aryantha Yunsa Al Fattah
NIM : 2009026022

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran luasan suatu area sangat diperlukan untuk banyak kepentingan. Pada bidang
pembangunan infrastruktur seperti pembangunan atau pengembangan kawasan
perumahan, industri, dan pusat bisnis, maka data luasan diperlukan untuk inventarisasi
kepemilikan aset dan batas-batas kawasan. Demikian pula pada bidang pertanian seperti
luasan wilayah persawahan, perkebunan kelapa sawit dan lain sebagainya.

Pengukuran wilayah yang tidak luas, bisa dilakukan menggunakan patok dan meteran.
Sedangkan pengukuran wilayah dalam skala luas dibutuhkan peralatan yang dapat
menjangkau jarak tersebut. Alat yang umumnya dipakai adalah theodolite, total station,
GPS dan Kompas. Theodolite merupakan alat pengukuran luas untuk menentukan
sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat pengukuran. Titik koordinat dalam
suatu wilayah dapat diperoleh dengan bantuan theodolite. Penggunaan theodolite
memungkinkan untuk berpindah tepat guna mendapatkan data yang akurat.

Seiring dengan perkembangan teknologi untuk mendapatkan titik koordinat posisi yang
tepat, murah dengan tingkat akurasi yang cukup dalam pemetaan wilayah dapat
digunakan GPS. GPS (Global Positioning System) merupakan alat atau sistem yang
dapat memberikan informasi posisi pengguna secara global di permukaan bumi yang
berbasis data satelit. Dan juga menggunakan kompas untuk menunjukkan arah utara.

Oleh karena itu, Pada praktikum kali ini yaitu Perhitungan luas di lapangan diperlukan
ketelitian yang cukup tinggi agar hasilnya detail sehingga hasil yang didapatkan dapat
akurat. Praktikum ini dilakukan guna menambah pengetahuan mengenai ilmu ukur
tanah khusunya mengenai cara menghitung luas tanah menggunakan metode grid dan
metode simpson

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum perpetaan acara 3 mengenai “Pengukuran Luas Daerah"
kali ini, yaitu:
1. Untuk mendapatkan nilai koordinat pada setiap titik.
2. Untuk mendapatkan nilai luas area dengan metode grid.
3. Untuk mendapatkan nilai luas area dengan metode Simpson

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran didefinisikan sebagai seni penentuan posisi relatif pada, di atas. atau di
bawah permukaan bumi, berkenaan dengan pengukuran jarak-jarak sudut-sudut arah-
arah baik vertikal maupun horizontal seorang yang melakukan pengerjaan pengukuran
ini dinamakan surveyor. Keseharian kerjanya seorang surveyor bekerja pada luasan
permukaan bumi terbatas. Surveyor adalah pengambil keputusan apakah bumi ini
dianggap datar atau melengkung dengan mempertimbangkan sifat volume pekerjaan dan
ketelitian yang dikehendaki. Tujuan pengukuran antara lain menghasilkan ukuran
ukuran dan kontur permukaan tanah misalnya untuk persiapan gambar rencana plan atau
peta menarik garis batas tanah, mengukur luas dan volume tanah, dan memilih tempat
yang cocok untuk suatu proyek rekayasa. Baik gambar rencana maupun peta merupakan
representasi grafis dari bidang horizontal. Baik yang pertama berskala besar sedangkan
yang terakhir berskala kecil (Arief Syaifullah, 2014).

Di dalam pekerjaan pengukuran menentukan nilai jarak merupakan hal yang paling
mendasar dengan kata lain hampir setiap pekerjaan pengukuran selalu menitikberatkan
pada ketelitian menentukan jarak Jaral adalah nilai ukuran antar 2 (dua) titik posisi yang
berbeda letaknya. Pemahaman jarak terbagi 3 (tiga) yaitu. Pertama, Jarak mendatar
adalah jarak langsung di lapangan yang sejajar garis horizontal dan tegak lurus terhadap
garis gaya berat bumi (gravitasi). Dengan demikian jarak mendatar biasa pula disebut
jarak horizontal. Kedua, Jarak Miring adalah jarak langsung di lapangan yang tidak
sejajar garis horizontal. Krtiga Jarak tegak adalah jarak langsung di lang sale parts
Vertikal atau garis gaya berat bumi (gravitas) Jarak tegak dapat dipahami sebagai nilai
ketinggian (Elevasi) pada letak tertentu yang diukur dari bidang referensi nol meter
(Ferry Sobatnu, 2018).

Sudut azimuth atau juga sering disebut sudut jurusan merupakan sudut yang dibentuk
oleh dua garis lurus, garis pertama menuju utara peta/grid atau utara kompas dan garis
ke dua menuju suatu titik sasaran yang dihitung searah jarum jam. Sudut azimuth

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
merupakan sudut yang dibentuk dari pengamat menuju objek dengan arah utara sebagai
acuannya. Cara menghitung sudut Azimuth yaitu garis yang dijadikan acuan dari kedua
garis tersebut adalah garis yang menuju utara peta atau utara kompas. Jika garis
acuannya adalah utara peta, maka sudut tersebut dinamakan sudut peta dan jika garis
acuannya adalah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas maka sudut tersebut
dinamakan sudut kompas (Rafian Tistro dkk, 2020).

Koordinat adalah suatu titik hasil dari perpotongan antara garis lintang dan garis bujur
yang menunjukan suatu objek baik itu orang, lokasi atau gedung dalam sebuah lokasi di
lapangan atau bumi dengan di peta. Fungsi dari koordinat pada peta adalah menentukan
letak atau keberadaan sebuah benda. Contohnya untuk menentukan posisi kapal, setelah
diketahui koordinatnya, posisi pada peta bisa segera disebutkan (Rafian Tistro dkk,
2020).

Peralatan pengukuran jarak memiliki tingkatan ketelitian yang berbeda satu dengan
lainnya yang langsung dapat dibandingkan dengan Jelas penggunaannya. Peralatan
pengukuran jarak tersebut di antaranya adalah
1. mistar ukur (bahan kayu, baja, aluminium, plastik/viberglass);
2. pita ukur roll meter (bahan: kain, sintetik, baja)
3. mekanis analog/semi digital; alat optik konvensional sampai dengan EDM
(Electronic Distanc Measurment) (Ferry Sobatnu, 2018)

Transit atau teodolit adalah instrument yang digunakan untuk mengukur sudut-sudut
horizontal dan vertikal. Di Eropa, mula-mula dipakai istilah 'transit theodolit' untuk
jenis instrument ukur ini. Teodolit mempunyai beberapa keuntungan yaitu lebih ringan,
mudah dibaca, dil sehingga mampu mendominasi keberadaan transit ala Amerika
Selanjutnya, buku ini menggunakan isitilah teodolit. Theodolit banyak digunakan untuk
berbagai keperluan. e.g mengukur sudut horisontal dan vertikal, membuat garis lurus,
mengukur bearing, mengukur jarak horizontal dan vertikal, menentukan arah utara.
theodolit sering disebut instrumen universal. (Andrew Stefano, 2019)

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
Rumus metode Grid sebagai berikut

Gambar 2.1 Metode Grid

P
L=(W + )× nilai unit ........................................(2.1)
2
Keterangan :
L : Luas area
W : Jumlah kotak penuh = 39 (warna orange)
P : Jumlah kotak 1/2 penuh = 25 (warna hijau)

Nilai unit : luas satu kotak dengan skala 1:50.000 (Fatrans, 2016)

Rumus metode Simpson sebagai berikut :


Gambar 2.2 Metode 1/3 Simpson

1
Luas= ( X+ 20+ E)..........................................(2.2)
3
Keterangan :
X : Jumlah offset pertama dan terakhir
O : Jumlah sisa offset ganjil
Laode Nur Hamid Dewanto Putra
2209026030
Kelompok 6
E : Jumlah offset genap
Perhitungan Luas dengan metode Simpson mempunyai nilai yang mendekati
dengan harga yang sebenarnya. (Agnes Mulyani, 2020)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Theodolit
2. Statif
3. Rambu ukur
4. APD (Alat Pelindung Diri)
5. Payung

3.1.2 Bahan

1. Alat tulis
2. Form pengambilan data
3. Milimeter block
4. Patok kayu
5. Baterai

3.2 Prosedur Pengambilan Data

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Ditandai titik menggunakan patok yang telah diberi paku pada bagian atasnya.
3. Didirikan statif dan dipasang theodolit pada statif, lalu dikunci theodolit.

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
4. Diatur kaki statif hingga paku pada patok terlihat dan masuk dalam tanda
sentering optis.
5. Diseimbangkan nivo kotak pada theodolit dengan mengatur kaki statif.
6. Diseimbangkan nivo tabung pada theodolit dengan menggunakan sekrup ABC.
7. Dihidupkan theodolit.
8. Diletakkan kompas di samping theodolit.
9. Direset pada pembacaan sudut horizontal.
10. Diarahkan theodolit kearah patok 2.
11. Dicatat sudut azimuth kemudian direset lagi.
12. Dibidik rambu ukur pada patok 2 dengan BT yang diinginkan.
13. Dicatat sumbu horizontal, vertikal, BA, BT dari pengukuran menggunakan
theodolit.
14. Diputar theodolit sebesar 180° untuk mencari sudut luar biasa.
15. Dibidik rambu ukur yang ada dipatok 2.
16. Dicatat sumbu horizontal, vertikal, BA, dan BT.
17. Diarahkan theodolit kearah titik detail A.
18. Dicatat sudut horizontal, vertikal, BA, dan BT dari titik A dengan pengukuran
biasa.
19. Diulangi langkah 10 hingga 16 untuk membidik patok 4 (back sight).
20. Diulangi langkah 3 hingga 16 untuk patok 2, 3, dan 4.
21. Diulangi langkah 3 hingga 18 untuk mengukur titik detail B, C, dan D pada
patok 2, 3, dan 4.

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:


1. Dari data koordinat X = 1000, Y = 800, dan Z = 10 didapat nilai koordinat yaitu 𝑋2 =
1019,514 𝑌2 = 803,236 𝑍2 = 9,968; 𝑋3 = 1029,661 𝑌3 = 760,370 𝑍3 = 9,997; dan 𝑋4
= 1000,024 𝑌4 = 755,750 𝑍4 = 9,991.
2. Dari pengukuran luas metode grid kami mendapatkan luas daerah GOR 27
SEPTEMBER UNMUL sebesar 1.048 𝑚2 .
3. Dari pengukuran luas metode simpson kami mendapatkan luas daerah GOR 27
SEPTEMBER UNMUL sebesar 1.160,4 𝑚2 .

5.2 Saran

Adapun saran dan praktikum kali ini adalah:


1. Sebaiknya para praktikan lebih sering berlatih menyentring statif agar semakin
pandai menyentring.
2. Pada saat memegang rambu ukur agar lebih stabil sehingga mudah pada saat
melaksanakan proses menembaknya.
3. Praktikan supaya lebih teliti saat menembak alat agar proses penggambaran peta
tidak salah.

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
DAFTAR PUSTAKA

Fastrans. 2016. Cara Menghitung Luas Area dengan Metode Square Grid, Dot
Planimater, Strip, dan Koordinat Kartesian. URl:
https://fastrans22.blogspot.com/2016/06/cara-menghitug-luas-area-dengan-
metoe.html. Diakses tanggal 14 Maret 2023.
Mulyani A. 2017. Analisis Ketelitian Luas Metode Simpson dengan Metode Trapezoid
Studi Kasus Daerah Aliran Sungai Kalibaru Kalurahan Cawang. 1(2):102-109.
Sobatnu F. 2018. Teknik Survei Perpetaan. Edisi ke-8. Poliban Pres. Banjarmasin
Utara.
Stefano A. 2019. Ilmu Ukur Tanah I. Edisi ke-1. Garis Putih Pratama. Makassar
Syaifullah A. 2014. Ilmu Ukur Tanah. Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional.
Yogyakarta.
Tistro R.,dkk. 2017. Pengukuran dan Pemetaan Perumahan Pegawai Politeknik Negeri
Samarinda di Kawasan Bukit Pinang Bahari Samarinda. 9(2)

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
LAMPIRAN KEGIATAN

Gambar 1. Persiapan pemasangan theodolit dan statif oleh praktikan

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
Gambar 2. Pengecekan theodolit dan statif apakah sudah ada pada pemasangan yang
pas atau belum.

Gambar 3. Pengecekan kembali oleh asisten.

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
Gambar 4. Praktikan mulai melakukan penembakan pada rambu ukur dan mengecek
hasilnya.

LAMPIRAN BUKU DAN JURNAL

Laode Nur Hamid Dewanto Putra


2209026030
Kelompok 6
Laode Nur Hamid Dewanto Putra
2209026030
Kelompok 6
Laode Nur Hamid Dewanto Putra
2209026030
Kelompok 6
Laode Nur Hamid Dewanto Putra
2209026030
Kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai