Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PERTANIAN BERKELANJUTAN

KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. H. Apendi Arsyad, MSi

Disusun Oleh:
M. Dodi Jalaludin
A. 1810917

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, beserta kita selaku
umatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah
disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kurang saya
miliki, untuk itu saya mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup
diri terhadap saran dan kritik serta masukannya.

Bogor, 7 April 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Konsep Pertanian Berkelanjutan .......................................... 3
2.2 Prinsip Pertanian Berkelanjutan .................................................................... 4
2.3 Upaya Penerapan Pertanian Berkelanjutan ................................................... 5
III KESIMPULAN .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan suatu
tantangan di dunia pertanian yang menuntut para petani untuk memiliki perilaku
usahatani yang lebih baik terutama dalam aspek lingkungan. Bagi petani hal ini
tidaklah mudah, sebab jika diamati saat ini masih banyak petani yang bergantung
terhadap unsur-unsur kimiawi dalam kegiatan usaha taninya. Pertanian
berkelanjutan adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan
datang dan selamanya, artinya pertanian tetap ada bermanfaat dan tidak
menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa
dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga
bagi anak cucu kita.
Sistem pertanian berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan
dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi
kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan
selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan,
pendapatan dan kesehatan. Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu
lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi
usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia. Curah hujan yang besar pada
musim hujan berdampak terhadap kerusakan lahan sebagai akibat erosi permukaan,
menjadikan lahan pertanian kehilangan lapisan olah dan hara tanah, terutama pada
lahan brerbukit dan berlereng. Praktik usahatani yang sangat intensif juga
menghalangi terjadinya proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke
dalam tanah, disamping mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah.
Penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan
ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan
hamapenyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi
pertanian (Kardinan 2016).
2

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pertanian berkelanjutan
2. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk pertanian berkelanjutan
3. Mengetahui bagaimana konsep berkelanjutan
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertanian berkelanjutan?
2. Apa saja upaya untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan?
3. Bagaimana konsep dari berkelanjutan?
3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Konsep Pertanian Berkelanjutan


Pengertian pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang
berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah
sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam (Rudy dan Iwan 2011). Maksud dari Pertanian
berkelanjutan yang sebenarnya adalah yang berkelanjutan secara ekonomi yang
dicapai dengan: penggunaan energi yang lebih sedikit, minimalnya jejak ekologi,
lebih sedikit barang berkemasan, pembelian lokal yang meluas dengan rantai
pasokan pangan singkat, lebih sedikit bahan pangan terproses, kebun komunitas dan
kebun rumah yang lebih banyak, dan lain sebagainya.
Pertanian berkelanjutan amat bergantung pada pengembalian nutrisi ke
tanah dengan meminimalisasi penggunaan sumber daya alam non-terbarukan
seperti gas alam (yang digunakan sebagai bahan baku pupuk) dan mineral (seperti
fosfat). Faktor yang paling penting dalam pendayagunaan sumber daya alam di
suatu lahan adalah tanah, cahaya matahari, udara, dan air.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi
dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor
pertanian. Konsep pertanian berkelanjutan, ialah yang bertumpu pada tiga pilar:
ekonomi, sosial, dan ekologi. Menurut Dermiyati (2015) konsep pembangunan
berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu:
1. Kehidupan sosial manusia (people)
Keberlanjutan ekologi alam (planet), atau pilar triple-p. Segitiga pilar
pembangunan (pertanian berkelanjutan) dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep
maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya
mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh
pendapatan tersebut. Indikator utama dalam dimensi ekonomi ini adalah tingkat
efisiensi ekonomi, dan daya saing juga besaran dan pertumbuhan nilai tambah
termasuk dalam hal laba, serta stabilitas ekonomi.
2. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan
4

Hal ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan kesejahteraan sosial


yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis yaitu tercegahnya
terjadinya konflik sosial, preservasi keragaman budaya serta modal sosio-
kebudayaan, termasuk dalam hal perlindungan terhadap suku minoritas.
3. Dimensi lingkungan alam
Menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup
sistem kehidupan biologis dan materi alam. Dalam hal ini mencakup terpeliharanya
keragaman hayati dan daya lentur biologis atau sumberdaya genetik, sumber air dan
agroklimat, sumberdaya tanah, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan.
2.2 Prinsip Pertanian Berkelanjutan
Untuk dapat dikatakan berkelanjutan, suatu sistem pertanian harus
memenuhi prinsip dasar yang secara umum merupakan adopsi dari prinsip dasar
pembangunan berkelanjutan (Rukmana 2012), tiga prinsip dasar sistem pertanian
berkelanjutan meliputi:
1. Keberlanjutan ekonomi
Keberlanjutan secara ekonomi dimaksudkan sebagai pembangunan yang
mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara
keberlanjutan pemerintahan dan menghindari ketidakseimbangan sektoral yang
dapat merusak produksi pertanian dan industri. Pertanian berkelanjutan dapat
dilakukan melalui peningkatan pengelolaan tanah dan rotasi tanaman dengan tetap
menjaga kualitas tanah dan ketersediaan air sehingga peningkatan produksi
pertanian dapat terus dipertahankan hingga jangka panjang.
2. Keberlanjutan ekologi/lingkungan
Sistem yang berkelanjutan secara ekologi/lingkungan merupakan usaha
untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam secara bijaksana dengan
tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan berlaku adil bagi
generasi mendatang. Pertanian berkelanjutan dapat dicapai dengan melidungi,
mendaur ulang, mengganti dan/atau mempertahankan basis sumberdaya alam
seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati yang memberikan sumbangan bagi
perlindungan modal alami.
5

3. Keberlanjutan sosial
Keberlanjutan sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai
keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumberdaya alam dan pelayanan publik
baik dalam bidang kesehatan, gender, maupun akuntabilitas politik. Dalam
pertanian berkelanjutan, keberlanjutan sosial berkaitan dengan kualitas hidup dan
kesejahteraan dari mereka yang terlibat dalam sektor ini. Pertanian berkelanjutan
memberikan solusi bagi permasalahan pengangguran karena sistem ini mampu
menyerap tenaga kerja lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem pertanian
konvensional yang lebih mengedepankan penggunaan mesin dan alat-alat berat.
2.3 Upaya Penerapan Pertanian Berkelanjutan
Salah satu contoh penerapan pertanian berkelanjutan adalah sistem
pertanian organik. Pertanian organik adalah metode produksi tanaman yang
berfokus pada perlindungan lingkungan. Metode ini menghindari penggunaan input
kimia, seperti pupuk dan pestisida (Kardinan 2016). Teknik-teknik yang digunakan
dalam pertanian organik merupakan pendekatan dari sistem pertanian berkelanjutan
yang menekankan pada pelestarian dan konservasi sumber daya alam guna
terciptanya keseimbangan ekosistem dan memberikan kontribusi bagi peningkatan
produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Kegiatan-kegiatan yang menunjang
pertanian berkelanjutan diantaranya adalah sebagai berikut (Sudirja 2008):
1. Pengendalian hama terpadu
Pengendalian hama tanaman dapat dilakukan dengan cara yang lebih bijak
dan ramah lingkungan dengan mengesampingkan penggunaan pestisida kimiawi
melalui metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT merupakan pengendalian
hama yang dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur alami yang mampu
mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah di bawah ambang batas yang
merugikan dengan cara-cara yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Beberapa cara pengendalian hama terpadu yakni: menggunakan serangga atau
binatang-binatang yang dikenal sebagai musuh alami hama seperti Tricogama sp.
yang merupakan musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman,
menggunakan tanaman penangkap hama untuk menjauhkan hama dari tanaman
utama, melakukan rotasi tanaman untuk mencegah terakumulasinya pathogen dan
hama yang sering menyerang satu spesies saja.
6

2. Konservasi tanah
Konservasi tanah dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan dan dapat berfungsi secara berkelanjutan. Kegiatan konservasi tanah
diantaranya dengan membuat sengkedan atau terasering pada lahan miring untuk
mencegah terjadinya erosi, melakukan reboisasi atau penanaman kembali lahan
kritis, melakukan pergiliran tanaman atau crop rotation dan menanam tanaman
penutup tanah (cover crop).
3. Menjaga kualitas air
Menjaga dan melindungi sumberdaya air untuk tetap mempertahankan
kualitasnya pada kondisi alamiahnya merupakan hal mutlak dalam pertanian.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, produktivitas dan daya
tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumberdaya air. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air antara
lain: mengurangi penggunaan senyawa kimia sintetis ke dalam tanah yang dapat
mencemari air tanah, menggunakan irigasi tetes yang menghemat penggunaan air
dan pupuk, melakukan penanaman, pemeliharaan dan kegiatan konservasi tanah
pada kawasan lahan kritis terutama di hulu daerah aliran sungai.
4. Tanaman pelindung
Penanaman tanaman pelindung seperti gandum dan semanggi di akhir
musim panen tanaman sayuran atau sereal bermanfaat untuk menekan pertumbuhan
gulma, mencegah erosi dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
5. Diversifikasi tanaman
Diversifikasi tanaman merupakan teknik menanam/memelihara lebih dari
satu jenis tanaman dalam satu areal lahan pertanian. Cara ini adalah salah satu
alternatif untuk mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat kondisi cuaca
ekstrim, serangan hama pengganggu tanaman, dan fluktuasi harga pasar.
Diversifikasi tanaman juga dapat berkontribusi bagi konservasi lahan, menjaga
kelestarian habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat.
Dari segi ekonomi, diversifikasi tanaman dapat meningkatkan pendapatan petani
7

sepanjang tahun dan meminimalkan kerugian akibat kemungkinan kegagalan dari


menanam satu jenis tanaman saja.
6. Pengelolaan nutrisi tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman diperlukan untuk meningkatkan kondisi tanah
serta melindungi lingkungan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan
pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah yang tidak
hanya menyuburkan tanah tetapi juga dapat menekan biaya pembelian pupuk
anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang dapat
dimanfaatkan antara lain pupuk kompos, kascing, dan pupuk hijau (dedaunan).
7. Agroforestri (wanatani)
Agroforestri merupakan sistem tata guna lahan (usahatani) yang
mengkombinasikan tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk
meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan. Sistem ini
membantu terciptanya keanekaragaman tanaman dalan suatu luasan lahan untuk
mengurangi resiko kegagalan dan melindungi tanah dari erosi serta meminimalisir
kebutuhan pupuk dari luar lahan karena adanya daur-ulang sisa tanaman.
8

III KESIMPULAN

Pertanian berkelanjutan (sustainable Agriculture) merupakan implementasi


dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor
pertanian. Konsep pertanian berkelanjutan yaitu bertumpu pada tiga pilar, ekonomi,
sosial, dan ekologi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan
pertanian berkelanjutan yaitu pengendalian hama terpadu dengan ramah
lingkungan, konservasi atau pemeliharaan tanah, menjaga dan melindungi sumber
daya air, penanaman tanaman pelindung, diversifikasi tanaman, pengelolaan nutrisi
tanaman yang diperlukan untuk meningkatkan kodisi dari tanah, melakukan
wawatani untuk meningkatkan keuntungan secara ekonomis maupun lingkungan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Dermiyati. 2015. Sistem Pertanian Organik Berkelanjutan. Yogyakarta: Plantaxia.


Kardinan A. 2016. Sistem Pertanian Organik Falsafah Prinsip Inpeksi. Malang:
Intimedia.
Rudy SR dan Iwan SA. 2011. Konsep dan implementasi pembangunan pertanian
berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. 29 (1):
13-25.
Rukmana D. 2012. Pertanian Berkelanjutan: Mengapa, Apa dan Pelajaran Penting
dari Negara Lain. Makasar: Universitas Hasanuddin.
Sudirja R. 2008. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sistem Pertanian
Organik. Purwakarta: Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai