Anda di halaman 1dari 18
Format KAK dan RAB sesuai PMK Nomor 71/PMK.02/2013 KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE OUTPUT PETA BIDANG TANAH (PARTISIPAS! MASYARAKAT DAN PIHAK KETIGA) PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP ‘TAHUN ANGGARAN 2023 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Unit Eselon | Pengusul : Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Program Pengelolaan Pertanahan Daerah Hasil + Gambar Ukur, Peta Bidang Tanah dan Informasi Pertanahan Unit Eselon Il/Satker : Kantor Pertanahan Kegiatan : Kegiatan Penyelenggaraan Pengembangan Infrastruktur, Keagrariaan di Daerah Indikator Kinerja Kegiatan : Terukur ,Terpetakannya dan tersedianya informasi Bidang Tanah Jenis Keluaran (output)/Satuan Ukur _: Peta Bidang Tanah/Bidang, Volume Bidang Klasifikasi Rincian Output (KRO) 6413.QAA Pelayanan Publik kepada Masyarakat Rincian Output (KRO) : 6413.QAA.UAQ-UA4 PBT PTSL Partisipasi Masyarakat, dan Pihak Ketiga A. Latar Belakang 41. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan Dasar hukum kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematik lengkap adalah sebagai berikut : a. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasi Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021 tentang Pendaftaran Tanah; Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Peraturan Presiden No. 48 tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional; Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan ‘Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah; i. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; j. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2022 tentang Surveyor Berlisensi; k. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan; |. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap; m. Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Nomor : 01/JUKNIS- 1100. HK.02.01/1/2022 tanggal 26 Januari 2022. 2. Gambaran Umum Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UPA) menetapkan bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional jo. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019, ditugaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan termasuk kegiatan Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkapbertanggungjawab kepada Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Kegiatan Program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap yang dilaksanakan sejak tahun 1981merupakan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dalam rangka penerbitan sertipikat hak atas tanah sebagai surat tanda bukti hak yang diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia atau badan hukum/lembaga sosial dan keagamaan. Dengan diberikan tanda bukti hak (sertipikat) atas bidang tanah kepada Warga Negara Indonesia atau badan hukum/lembaga sosial dan keagamaan akan memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah sehingga dapat meminimalisir terjadinya permasalahan agraria (sengketa, konflik dan perkara pertanahan), meningkatkan nilai aset serta dapat dijadikan jaminan pinjaman ke Bank untuk menambah modal kegiatan usaha sehinggapensertipikatan tanah secara massal melalui Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap merupakan salah satu kegiatan pertanahan yang mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Untuk lebih meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran tanah, maka kegiatan pensertipikatan Pendafteran Tanah Sistematik Lengkapdilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap.Melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap, selain pendaftaran tanh pertama kali secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah.Melalui Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkapdiharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta informasi bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi kelurahan Salah satu tahapan dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkapadalah pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang dilaksanakan secara sistematik lengkap mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap. PTSL dengan Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan peran serta masyarakat dalam pengumpulan data fisik dan data yuridisnya.Sama halnya dengan regular- PTSL, pelaksanaan PTSL berbasis masyarakat harus berprinsip sistematis lengkap desa demi desa.Untuk mengatasi keterbatasan jumlah sumber daya manusia pelaksana PTSL, maka Satgas Fisik dan Satgas Yuridis dapat dibantu dari unsur masyarakat dalam wadah Petugas Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan).Anggota Puldatan mewakili unsur perangkat desa, Babinsa/Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat/ pemuda dan para surveyor.Dalam melaksanakan tugasnya, Puldatan disupervisi langsung oleh Satgas Fisik dan Satgas Yuridis untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan telah memenuhi standar teknis yang ditetapkan, Penerima Manfaat Manfaat terdaftarnya bidang-bidang tanah dengan melibatkan partisipasi masyarakat, antara lain: 1. Bagi masyarakat dengan telah diterbitkannya sertipikat hak atas tanah yang dikuasai maka kepada masyarakat tersebut telah disediakan akses permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya yang bermanfaat bagi penambahan modal usaha. 2. Terhadap tanah-tanah yang telah bersertipikat maka kepemilikan hak atas tanah tersebut telah dilindungi oleh peraturan perundangan yang dapat mengurangi potensi timbulnya sengketa tanah. 3. Tersedianya infomasi bidang-bidang tanah yang terdaftar akan membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara balk Strategi Pencapaian Keluaran (Output) 1. Kriteria Teknis PTSL Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) adalah kegiatan PTSL yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengumpulan data fisik dan data yuridisnya.Terdapat beberapa standar/kriteria yang harus dipenuhi agar PTSL+PM dapat dilaksanakan. Standar/criteria tersebut antara lain: 1) Penetapan Desa Lokasi PTSL+PM, desa yang akan ditetapkan sebagai lokasi PTSL+PM setidaknya memenuhi criteria-kriteria sebagai berikut: © Tersedia Peta Kerja dalam bentuk peta foto/Citra Satelit Resolusi Tinggi/UAV/Drone. Daerah pedesaan baik areal pertanian maupun non-pertanian,bertopografi relatif datar, tingkat tutupan vegetasi rendah; ‘* Masih banyak bidang tanah yang belum terdaftar (minimal 50%); © Desa yang belum pernah ditetapkan sebagai lokasi PTSL sebelumnya; * Perangkat desa/masyarakat desa mendukung PTSL. '* Batas desa dapat diidentifikasi baik secara definitif maupun indikatif; ‘¢ Kegiatan PTSL+PM dilaksanakan dalam satuan administrasi wilayah desa secara lengkap. 2) Kriteria Peta Kerja yang dapat digunakan dalam PTSL+PM « Petakerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto Uda atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil1:2500. * Ketelitian Peta Kerja:0,3 mm x skala peta => ( 1000; 1:2500). 3) Metode Pengukuran 4) 5) Metode utama yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dan pemetaan dalam kegiatan PTSL+PM adalah metode —fotogrametris.Apabila tidak memungkinkankarena batas-batas bidang tanahnya tidak terlihat jelas pada Peta Kerja, maka dapat dilakukan metode-metode lainnya seperti terestris, GNSS, ataupun kombinasi Penetapan Batas ‘© Batas yang sudah jelas letaknya di lapangan dan dapat diidentifikasi secara visual pada peta kerja seperti batas bidang tanah yang berupa pagar beton, pagar tembok atau pojok penguat pagar, pematang sawah, pematang tambak, tidak harus dipasang tanda batas. * Batas yang belum jelas letaknya atau belum ada tandanya di lapangan pemilik bidang tanah wajib memasang tanda batas. * Penetapan batas dilakukanberdasarkan kesepakatan dengan pemilik bidang tanah yang berbatasan/kuasanya atau penunjuk batas.Penetapan batas dilakukan di lapangan (verifikasi batas) oleh Satgas Fisik. Kelembagaan © Dalam kegiatan PTSL+PM, terdapat beberapa tahapan yang melibatkan partisipasi masyarakat, seperti pengumpulan data fisik dan data yuridis. © Pelibatan masyarakat tersebut diwadahi dengan membentuk Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan). * Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatinan dan ditugaskan untukmenjadi fasiitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data yuridis. * Puldatandibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan. ‘© Puldatan dalam melaksanakan pekerjaannya, diberikan Surat Tugas oleh Ketua Tim Ajudikasi. ‘© Puldatan dibentuk dalam satuan desa. ‘* Dalam melaksanakan tugasnya, Puldatan disupervisi langsung oleh Satgas Fisik dan Satgas Yuridis yang ditunjuk. © Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari ~ 1 (satu) kepala desa/ perangkat desa yang ditunjuk; - 1 (satu) Babinsa/ Bhabinkamtibmas; = 4 (empat) Para-Surveyor; Para-surveyor adalah pemuda desa/anggot Karang Taruna yang direkrut dan diberi pelatihan tata cara pengumpulan data fisik. Para-Surveyor merupakan bagian dari anggota Puldatan yang berasal dari kabupaten yang sama, bertugas untuk melaksanakan pengumpulan data fisik dan dapat merangkap sebagai petugas pengumpul data yuridis di seluruh lokasi pekerjaan. = 4 (empat) unsur tokoh pemuda desa/ anggota Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat/ tokoh perempuan. © Dalam satu wilayah kerja desa, Puldatan dapat dibagi menjadi beberapa sub tim yang bekerja dalam satuan wilayah RT/RW/blok. Anggota sub-tim dapat terdiri dari 1 (satu) para-surveyor dan 1 (satu) tokoh pemuda desa/ anggot Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat/ tokoh perempuan. Aparat desa dan Babinsa/Bhabinkamtibmas tetap bekerja dalam satu wilayah desa. 2. Tahapan utama kegiatan PTSL+PM DIAGRAM ALR NEGIATAN PTSLSPAL ‘marae nen ere ‘Tahapan utama dalam pelaksanaan PTSL+PM oleh Pihak Ketiga, antara lain: ‘Al. Persiapan Dan Perencanaan Pekerjaan 1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan kepada Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai: ‘a. Organisasi Proyek Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Rencana mobilisasi tenaga dan alat ‘Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat Program mutu proyek 2. Pengumpulan Bahan Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan Pilot Project Fit for Purpose Cadastral Mapping seperti yang tersebut pada BAB Il Kanwil maupun Kantah wajib menyiapkan bahan tersebut. Selain bahan yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan (misal peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang timbul dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan. 3. Survey Pendahuluan Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan survey pendahuluan yang bertujuan untuk: a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam hal ini Puldatan dan pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas bidang tanah. b. Membagikan Formulir Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah. c. Mendapatkan gambaran awal jumiah bidang yang dapat diukur. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta pilot project. 4, Pengukuran Ground Control Point (GCP) GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam Kegiatan Pemotretan udara dengan drone untuk pembuatan Peta kerja dan atau titik Kontrol / ikat kegiatan pengukuran pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-84 dan atau Koordinat proyeksi TM 3° pada datum WGS-84; Titik kontrol/ttik ikat terletak pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan (Lokasi PTSL). Metode dan spesifikasi GCP mengikuti Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan menggunakan Pesawat Nirawak / Drone. 5S. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra Pemotretan dengan Drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan melakukan pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nirawak (drone).Kegiatan ini dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta Dasar.Selain pemotretan dengan Drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan raw data Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT). 6. Pembentukan Puldatan ‘a. Penyedia Keria bersama dengan Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap lokasi desa pilot. 6 Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data yuridis. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan, Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari 1) Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang); 2) Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 - 2 orang); 3) Para-Surveyor, (minimal 3. orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan pilot yang ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan anggota Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis partisipasi masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan. 4) Pemuda desa/ Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat (4-5 orang) kKualifikasi Puldatan 1) _Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM; 2) Usia minimal 17 tahun; 3) Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki pendidikan minimal SMA atau setara; 44) Diutamakan dapat menggunakan gadget. Puldatan mempunvai tugas sebagai berikut: 1) Mengikuti dan lulus training Puldatan; 2) Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat Pernyataan Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik); 3) Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/ desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran_terestris/GNSS/ kombinasi); 44) Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan tidak bersedia menunjukkan batas; 5) Membantu membuat Gambar Ukur; 6) _Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang tanah; 7) Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi 8) Menandatangani PBT hasil klarifikas. 7. Training Puldatan a b. Penyedia pekerjaan menyiapkan training untuk Puldatan; Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah setempat; ‘Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah pada Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS RTK, membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan dan memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi. 2 10. Penyiapan dan Pencetakan Peta Kerja a. Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto Udara atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris b. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2500 Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => ( 1:500; 1:1000; 1:2500) 4d. CSRI/ Peta Foto/ UAV/ Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian dioverlaykan dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah terdaftar/ Ka, peta blok PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila ada) e. Untuk metode Community Driven PTSL, peta kerja diberikan garis tepi muka peta, koordinat, dan informasi legenda. Peta Kerja kemudian dicetak per RT/blok dengan skala paling kecil 1:2500. (Format Peta Kerja Terlampir) f Untuk metode Collaborative Mapping PTSL, peta kerja digital disiapkan dengan memasukkan semua data yang telah diolah seperti tersebut pada poin (d) pada aplikasi mobile mapping Penyediaan Base Camp Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi pilot project dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan. Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pelaksana yang dimulai paling lama 10 (sepuluh) hari setelah SPMIK (Surat Perintah Mulai Kerja) Mobilisasi tenaga dan alat Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia_wajib_ memiliki Basecamp. Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap. Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi tenaga dan alat paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). a2 Sebelum melaksanakan pekerjaan Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra pada aplikasi KKP paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulei Kerja). Pengumpulan Data Fisik ‘a. Identifikasi Awal Batas Bidang Tanah ‘© Identifikasi awal bidang tanah dilaksanakan dalam forum rapat warga oleh Puldatan dan penyedia pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat (pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan). ‘® Puldatan memberikan informasi kepada pemilik bidang tanah terkait jadwal kegiatan penetapan batas di lapangan. b. Penetapan Batas dan Pengukuran Bidang Tanah ‘© Peta kerja yang telah diidentifikasi bidang tanah oleh masyarakat, dibawa ke lapangan oleh Puldatan dan SKB dari Penyedia Pekerjaan; ‘© Verifikasi dan penetapan batas bidang tanah di lapangan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara: (i) dilapangan, Puldatan dan SKB dengan pemilik tanah/penunjuk batas mengecek hasil identifikasi awal (untuk memastikan bahwa tanda batas secara fisik ada di lapangan) dan menetapkan batas bidang tanah pada peta kerja di lapangan atau (ii) Puldatan terlebih dahulu memverifikasi batas bidang tanah dilapangan bersama dengan pemilik tanah/penunjuk batas. Selanjutnya, penetapan batas dilaksanakan oleh SKB dan Puldatan. ‘© Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris; @ Apabila dalam satu lembar GU terdapat titiktitik batas yang tidak dapat diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup pohon sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran tambahan di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil terdekat yang terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian, SkB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang berbeda (panjangan utara- selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris. © Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan didelinesi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode lain (terestris/pengamatan satelit/kombinasi); ¢ Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan, pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah disediakan sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas. Peta Kerja yang telah ditandatangani digunakan sebagai lampiran GU. Untuk metode Community Driven PTSL, penyedia pekerjaan kemudian men- georeferensikan dan mendigitasi hasil pengukuran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode fotogrametris;Apabila perbedaan panjangan antara hasil verifikasi/kontrol lapangan terhadap 2 (dua) sisi blok dengan hasil digitasi (angka ukur hasil prick pada peta kerja) melebihi toleransi maka harus dilakukan pengukuran ulang secara tersestris untuk seluruh bidang pada satu lembar GU yang sama. Toleransi yang dimaksud adalah sebesar 1,5 meter untuk daerah pertanian dan 0,75 meter untuk daerah non pertanian/pemukiman. ‘© Untuk metode Collaborative Mapping PTSL, penyedia pekerjaan melakukan data cleaning untuk dapat dimasukkan dalam KKP. c. Verifikasi bidang tanah tanah terdaftar Terhadap bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar, baik yang sudah/belum terpetakan, agar Puldatan membantu melakukan verifikasi kebenaran letak, pemilik, ‘maupun batas di lapangan. d. Pembuatan Gambar Ukur © Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah oleh masyarakat yang di dalamnya sudah memuat batas-batas bidang tanah serta nama pemilik/kuasa dan tanda tangannya digunakan sebagai lampiran GU. 9 ‘© Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris (yang seluruh bidangnya dapat diidentifikasi dan deliniasi di Peta Kerja) harus mencantumkan ukuran panjangan 2 (dua) sisi blok @ Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan angka ukur panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran di lapangan, @ Gambar ukur yang dihasilkan dengan cara pengamatan satelit yang data ukurannya dalam bentuk digital (seperti GNSS, dil), terdiri dari formulir gambar ukur dan print ‘out koordinat hasil hitungan. Gambar Ukur wajib disi lengkap dan menyertakan informasi metadatanya. ‘© Sebagai bentuk persetujuan penetapan batas, Gambar ukur ditandatangani oleh pemilik bidang tanah/kuasa atau penunjuk batas. GU ditandatangani oleh SKB. Untuk metode Collaborative Mapping PTSL, penandatanganan GU dapat dilakukan secara elektronik apabila pengumpulan data menggunakan aplikasi (tablet). Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4) ‘© Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam dua kondisi, terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut dilakukan verifikasi dan tindak lanjut. \Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belumterpetakan Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada posisi/koordinat yang tidak tepat. ‘© Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi bidang tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang KA dan diserahkan ke Kantor Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan data BI/SUfisik Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat dipertanggungjawabkan adalah: i, Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6 pada desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang terbit sebelum 1 Januari 2017;atau li. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang pengukurannya sebelum PMNA No. 3 Tahun1997). Pembuatan Peta Bidang Tanah ‘© PBT dicetak sebanyak 2 (dua) kali: (1) PBT untuk Kiarifikasi (format terlampir), dicetak 1 (satu) rangkap untuk keperluan klarifikasi. PBT Klarifikasi diumumkan oleh Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan; (2) PBT untuk keperiuan pengumuman data fisik dan data yuridis dalam rangka proses Sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap. ‘© Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan ‘oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah. © Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam satuan wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan data topografis, ‘yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai NIB. 10 ‘© Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3. ‘@ Peta Bidang Tanah ditandatangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibubuhi cap basah Penyedia Pekerjaan (KISKB atau Perusahaan Geospasial Pertanahan/Survei dan Pemetaan). © Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat di at pada Lampiran. Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah ‘© Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah dilaksanakan oleh Puldatan kepada masyarakat melalui pengumuman selama 3 hari kalender. © Klarifikasi Data Fisik dimaksudkan untuk memastikan kebenaran dan kesesuaian data ‘maupun dokumen fisik yang telah dikumputkan. © Apabila saat klarifikasi terdapat koreksi nama, NIK, luasan, atau tambahan data seperti nama pemilik bidang tanah (sebelumnya no name) maka PBT klarifikasi wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data yang salah dan menuliskan koreksinya. Pengumpulan Data Yuridis Pengumpulan dokumen yuridis ‘© Pengumpulan dokumen yuridis dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah dalam forum rapat warga. ‘© Dokumen yang dikumpulkan antara lain: fotokopi identitas pemilik bidang tanah (KTP/KK), fotokopi alas hak (SPPT PBB/ Girik/ Letter C, dil), fotokopi sertipikat/GS/SU (ika ada) untuk bidang tanah yang sudah terdaftar/bersertipikat dan Surat Pernyataan Penguasaan Fisik . Verifikasi dan digitalisasi dokumen yuridis Verifikasi dokumen yuridis dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan dokumen- dokumen yang telah dikumpulkan oleh pemilik bidang tanah, memeriksa validitas dan masa berlaku dokumen, memeriksa kesamaan ejaan/ nila isian Surat Pernyataan Penguasaan. ‘© Berkas yang telah dikumpulkan dan diverifikasi kemudian di-file dan diberikan nomor berkas permohonan (NUB) sesuai dengan NUB yang ditulis pada Peta Kerja dan digitalisasi dengan cara dientry pada tablet dan difoto. ‘© Berkas yang dikumpulkan kemudian dibuat rekapitulasi dokumen yuridis (contoh format terlampir) AA, Pembuatan Laporan ‘a. Laporan yang dimaksud adalah bentuk paparan/ sajian tertulis yang menjelaskan kegiatan proyek selama selang waktu tertentu berikut masalah-masalah khusus yang. perlu diketahui oleh pemberi pekerjaan yang timbul selama pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral. Seluruh dokumen harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan, b. Laporan Awal, Laporan ini berisi metode kerja, rencana kerja, perkiraan waktu pekerjaan, daftar personil dan peralatan, serta hal lainnya yang dipandang perlu Laporan Bulanan, Laporan ini disajikan setiap akhir bulan dan diserahkan kepada pemberi pekerjaan setiap tanggal 5 bulan berikutnya. 4d. Laporan Akhir, Laporan ini menyajikan seluruh hasil kegiatan, masalah-masalah yang, timbul beserta pemecahan masalahnya, analisa teknik, grafik, sketsa, dil dari awal u sampai akhir kegiatan pengukuran dan pemetaan kadastral. Laporan akhir ini diserahkan kepada pemberi pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah kontrak pekerjaan berakhir. Format Laporan Akhir akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pemberi Pekerjaan. Penyerahan Hasil Pekerjaan Hasil-hasil yang diserahkan pihak Pelaksana Pekerjaan kepada Pemberi Pekerjaan (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Pengumpulan Data Fisik: 1) Gambar Ukur (hardcopy asli beserta dokumen pendukungnya, misal: Berita Acara, fotokopi Identitas, copy SU Bidang K4, dil, serta seluruh data softcopy/digital terkait data ukuran lapangan). Print out GU merupakan minute dan menjadi bagian dari protokol KISKB yang bersangkutan. 2) Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi (hardcopy atau softcopy hasil lapangan). b. _Kegiatan Pengumpulan Data Yuridis 1) Dokumen pertanahan yang sudah di-file, direkap, dan digitalkan. ._Kegiatan Pemetaan : 1) Peta Bidang Tanah Hasil Klarifikasi 2) Peta Bidang Tanah ( DI. 201 C) dalam bentuk hardcopy dan softcopy d. Laporan-Laporan 1) Laporan Awal 2) Laporan Bulanan 3) Laporan Akhir Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir. Waktu Pencapaian Keluaran (Output) Keluaran (output) dari kegiatan ini akan dicapai dalam 1 (satu) tahun anggaran dari bulan Januari sampai dengan Desember. Biaya Yang Diperlukan Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi pengeluaran untuk Belanja Bahan Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya ‘Transport dan Uang saku Koordinator ‘Transport dan Uang Saku Petugas Ukur ‘Transport dan Uang Saku Petugas dari masyarakat Kondisi geografis di seluruh Indonesia sangat bervariasi yang berakibat pada perbedaan biaya perjalananan maupun prestasi penyelesaian sertipikat, sehingga dalam penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK) dibedakan ke dalam beberapa kategori, yaitu: Kategori |: Rp. 436.701,- untuk 1 bidang tanah, mencakup wilayah provinsi Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara 1. Kategori Il: Rp. 411.626,- untuk 1 bidang tanah, mencakup wilayah provinsiSulawesi, Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau, Bangka Belitung. -. Kategori Ill: Rp. 325.056,- untuk 1 bidang tanah, mencakup wilayah provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Kalimantan Selatan. |. Kategori IV : Rp. 266.671,- untuk 1 bidang tanah, mencakup wilayah provinsi Riau, Jambi, ‘Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung. Kategori V : Rp. 222.091,- untuk 1 bidang tanah, mencakup wilayah provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali Wibisono, S.7., M.T. IP. 19670601 199503 1001 emer Neen, anraren Agus ei goo Pete fo ‘Pee a Pon et ‘Sten age ‘Sceepnstec mata ane ‘ence 90) A Ren pt Maat anc nanan nA RA ‘sianoat yh LUARAh PONCIAN a Pea Dn APS Papa Mayr a oh ete ‘arom awe Sate San lan arate ara, ats ae, ast Teng Srt artnet) ener egrsentae mtr gar an a Rn/te eran anal ‘eesti emanate ‘Star epsan "serra tana ana on Rang mh acre eeu toma Une Mein Penang Seni Perle |i peeanar ersan aoe ‘te tine ut 190) Aoi pean i ape yr ‘ame 0 Ter Tepe eee nemen en Tosh ‘Sanne Per Toning a ana 2) see EE a rc acanan ate 8 avon nara wasan resins cn eeu akan Pap tara in Phas ‘arcana sme an ergs eta teas ern Aga ta ung Prana oa ean ‘Reauersemae ‘aaa acne 0) era pens tga Manat ell | ell foal EF ase onan mca acca mar na) anon ava en renin tan eS Pen Mt ha te) ‘artson¥ ey et es as aye, Bega tn Napa, ener Ag i age Penta n = Foam cn Pen ae Seetasine ‘eso ure anger ag ‘Setnortme ae ‘aes rages ac ‘Stn een ang norms Ut Mening Peng Sng Persian resnae Pere ag ttn Ot 0) i Fenn ea aga. Sictoo Senter epee maa torn Pr nae eer

Anda mungkin juga menyukai