Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM RANGKAIAN LAMPU KEPALA TANPA RELAY

DISUSUN OLEH:

APRILIO DANU SASONGKO


213030210034

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan satuan kredit
semester mata kuliah pengelolaan pesisir terpadu perairan di Prodi Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka
Raya.
Proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah, teman-teman yang telah membantu pada kegiatan
berlangsung, serta berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam menyesaikan
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam
penyusunan makalah. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun dari semua pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Palangka Raya, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ......................................................................................................
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
II. METODE PRAKTIKUM………………………………………………...
2.1Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................................................
2.2 alat dan bahan………………………………………………………...
2.3 Kajian Teori……………..…………………………………………...
2.4 Langkah Kerja………………………………………………………..
III. PENUTUP ..................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lampu kepala mobil adalah komponen penting dalam sistem pencahayaan
kendaraan. Mereka dirancang untuk memberikan pencahayaan yang cukup saat
berkendara di malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk, serta meningkatkan
visibilitas kendaraan bagi pengemudi lain di jalan.
Ada dua jenis lampu kepala utama yang umum digunakan pada mobil
modern: lampu halogen dan lampu LED. Lampu halogen menggunakan filamen
yang dipanaskan untuk menghasilkan cahaya, sedangkan lampu LED (Light-
Emitting Diode) menggunakan semikonduktor untuk menghasilkan cahaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apayang di maksud dengan komponen lampu kepala tanpa relay?
2. Apa saja prinsip kerja Lampu kepala tanpa relay?
3. Bagaimana mempraktekkan keterampilan merakit?
4. Bagaimana sistem kelistrikan mobil?

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami komponen lampu kepala tanpa relay
2. Mempelajari prinsip kerja lampu kepala tanpa relay
3. Mempraktekkan keterampilan merakit
4. Memahami sistem kelistrikan mobil
II. METODE PRAKTIKUM

2.1 keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam praktikum
merangkai pendidikan teknik mesin. Pada dasarnya, praktikum semacam ini
melibatkan penggunaan alat dan mesin yang dapat berpotensi membahayakan bagi
para siswa atau peserta praktikum (Budianto & Alhakim, 2020). Berikut ini adalah
beberapa langkah yang perlu diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
kerja selama praktikum merangkai pendidikan teknik mesin:
1. mencakup pemahaman tentang prosedur keselamatan, penggunaan alat dan
Pelatihan: Pastikan bahwa semua peserta praktikum telah menerima
pelatihan yang memadai sebelum memulai praktikum. Pelatihan harus
mesin dengan benar, dan tindakan darurat jika terjadi kecelakaan.
2. Peralatan Pelindung Diri (APD): Pastikan semua peserta praktikum
menggunakan APD yang sesuai. Ini termasuk penggunaan kacamata
pelindung, helm, sarung tangan, sepatu keselamatan, dan pakaian kerja
yang sesuai. Peserta praktikum harus memahami pentingnya penggunaan
APD dan selalu menggunakannya saat bekerja.
3. Pengawasan dan bimbingan: Selalu ada pengawasan dan bimbingan yang
cukup saat praktikum berlangsung. Instruktur atau pengajar harus selalu
hadir untuk memberikan petunjuk dan memastikan bahwa peserta
praktikum mengikuti prosedur keselamatan dengan benar.
4. Evaluasi risiko: Lakukan evaluasi risiko sebelum praktikum dimulai.
Identifikasi potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan tugas yang akan
dilakukan, dan ambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Pastikan
bahwa peserta praktikum menyadari risiko yang ada dan tahu cara
menghindari atau mengurangi risiko tersebut.
5. Perawatan peralatan: Pastikan semua peralatan dan mesin yang digunakan
dalam praktikum dalam kondisi baik dan aman. Periksa secara berkala dan
lakukan pemeliharaan rutin. Jika ada kerusakan atau kegagalan peralatan,
jangan gunakan hingga diperbaiki.
6. Area kerja yang aman: Pastikan area kerja diatur dengan baik dan bebas
dari hambatan yang dapat menyebabkan kecelakaan. Pastikan jalur
evakuasi yang jelas dan bebas.
7. Pertolongan pertama: Pastikan bahwa peserta praktikum mengetahui lokasi
dan cara menggunakan peralatan pertolongan pertama. Sediakan kit
pertolongan pertama yang lengkap dan jelas tanda-tandanya.
8. Laporan kecelakaan: Jika terjadi kecelakaan atau insiden, pastikan peserta
praktikum melaporkannya kepada pengajar atau instruktur segera.
Tindakan perbaikan yang diperlukan harus diambil dan kejadian tersebut
harus diinvestigasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ingatlah bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab
bersama.

2.2 Alat dan Bahan


a. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tang
2. Papan praktikum / rangkaian
3.Aki / baterai

b.Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Baterai
2. Lampu kota
3. Fuse
4. Lampu kepala
5. Saklar jauh dekat
6. Saklar kombinasi
2.3 kajian Teori
Rangkaian lampu kepala tanpa relay adalah suatu konfigurasi sirkuit yang
digunakan untuk menghubungkan lampu kepala pada kendaraan tanpa
menggunakan relay sebagai pengontrol arus listrik (Akbar, & Sumartono, 2020).
Relay adalah sebuah komponen elektromekanik yang umumnya digunakan dalam
rangkaian lampu kepala untuk mengontrol arus yang melewati lampu tersebut.
Dalam rangkaian lampu kepala tanpa relay, lampu kepala biasanya
dihubungkan langsung ke saklar atau switch pada kendaraan. Ketika switch
dinyalakan, arus listrik akan mengalir langsung ke lampu kepala, dan lampu akan
menyala. Ketika switch dimatikan, arus listrik terputus, dan lampu kepala akan
mati.
Meskipun rangkaian ini sederhana dan lebih murah dalam hal komponen
yang diperlukan, ada beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Tanpa
menggunakan relay, arus listrik yang melewati switch atau saklar mungkin lebih
besar dan dapat menyebabkan panas berlebih pada switch tersebut. Hal ini dapat
mengurangi masa pakai switch dan bahkan menyebabkan kerusakan pada sistem
listrik kendaraan secara keseluruhan.

2.4 langkah kerja


A. Persiapan
Adapun prsiapan sebelum praktikum adalah:
1. Mempersiapkan gambar rangkaian dan sudah memahami gambar rangkaian.
2. Mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk praktikum
3. Mempersiapkan alat untuk praktikum seperti tang, papan penyusun
rangkaian, dan aki atau accu.
4. Mempersiapkan komponen – komponen pada papan rangkaian sesuai dengan
rangkaian yang akan dipraktekan.
B. Perakitan atau Rangkaian Gambar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Periksa tegangan baterai, saklar kombinasi, kondisi lampu kepala dan
kondisi lampu kota.
3. Indikasikan terminal-terminal pada saklar kombinasi, lampu kepala dan
lampu kota.
4. Rangkailah kelistrikan lampu kepala pengendali negatif tanpa relay dan
lampu kota pengendali positif tanpa relay dengan benar
5. Setelah selasai merangkai, periksalah rangkaian tersebut menyalakan lampu
kepala dan lampu kota.
6. Setelah selasai praktik, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan.
C. Hasil

Belum sempat merangkai lampu kepala tanpa relay


III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
kesimpulannya, merangkai lampu kepala tanpa menggunakan relay dapat
menjadi pilihan yang sederhana dan lebih murah dalam hal komponen yang
diperlukan. Namun, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti
kemungkinan panas berlebih pada switch atau saklar, risiko kerusakan pada sistem
listrik kendaraan, dan potensi gangguan atau kerusakan pada sirkuit lampu kepala
yang lebih kompleks.
Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan relay dalam rangkaian
lampu kepala guna memastikan keamanan, perlindungan komponen, dan kinerja
yang optimal. Relay berfungsi sebagai pengaman sirkuit, membatasi arus listrik,
melindungi komponen lain dari kerusakan, dan memberikan pengontrolan yang
lebih baik terhadap arus listrik.
Dengan menggunakan relay, Anda dapat mengurangi risiko panas berlebih
pada switch atau saklar, meminimalkan potensi kerusakan pada sistem listrik
kendaraan, dan mengurangi kemungkinan gangguan atau lonjakan arus pada
sirkuit lampu kepala. Relay memberikan lapisan perlindungan tambahan dan
meningkatkan keandalan keseluruhan dari rangkaian lampu kepala pada
kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R., & Sumartono. (2020). Rancang Bangun Rangkaian Lampu Kepala
Tanpa Relay pada Kendaraan Roda Dua. Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer, 14(1), 18-23
Budianto, I. A., & Alhakim, M. H. (2020). Analysis of Occupational Health and
Safety Management System Implementation in Engineering Laboratory: A
Case Study. Journal of Physics: Conference Series, 1471(1), 012042.

Anda mungkin juga menyukai