KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASAS! MANUSIA RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
JL. VETERAN NO. 11 JAKARTA
Telp (021) 3857611
Jakarta, 11 Juni 2010
Nomor PAS1.PK.01.04-87
Lampiran—:-
Perihal Peningkatan Pembinaan Kemandirian
kepada
Yth. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI
Seluruh Indonesia
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan mengamanatkan bahwa
sistem pemasyarakatan mengedepankan upaya pembinaan narapidana dengan tujuan dapat
berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum dan
mampu berperan sesuai dengan kedudukannya dalam masyaraka. Mengacu pada tujuan tersebut
pembinaan kemandirian yang diwujudkan dalam bentuk pemberian pekerjaan bagi narapidana
merupakan masalah penting dalam pelaksanaan pidana hilang kemerdekaan baik dipandang dari segi
keamanan, kesehatan, pendidikan maupun fungsi sosial dari pekerjaan itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas kami sampaikan hal-hal sebagai berikut
1, Diharapkan mengadakan pembinaan dan pengarahan terhadap Lapas/Rutan yang ada di wilayah
kerja Saudara dalam upaya meningkatkan pembinaan kemandirian (Latihan Kerja dan Produksi).
2. Narapidana yang mengikuti kegiatan magang mendapatkan premi serendah-rendahnya sebesar
extra fooding/orang/hari.
3. Narapidana yang bekerja dalam bidang produksi berhak mendapat upah sekurang-kurangnya sama
dengan Upah Minimum Propinsi (UMP)/Upah Minimum Kabupaten (UMK). Upah diberikan
seluruhnya kepada napi dan disimpan dalam bentuk tabungan atas nama yang bersangkutan serta
diberikan setelah bebas.
4, Narapidana dapat menggunakan 25% dari upah yang diterima untuk memenuhi kebutuhan selama
didalam Lapas/Rutan sesuai ketentuan yang ada.
5. Jenis dan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari pembinaan kemandirian
meliputi
a. Penerimaan yang diperoleh dari penggunaan jasa tenaga kerja narapidana hasil kerjasama
dengan pihak ketiga, Tarif serendah-rendahnya 1% dari keuntungan
b. Penerimaan yang diperoleh dari dana pemerintah yang dikelola dalam kegiatan kerja
narapidana, dengan ketentuan :- Kegiatan bersifat latihan keterampilan tidak dikenakan PNBP
- Hasil Latihan Keterampilan dapat dimanfaatkan oleh Lapas/Rutan bersangkutan dan
dilaporkan sebagai Barang Milik Negara (BMIN)
- Hasil penjualan karya napi dari kegiatan kerja seluruhnya disetor ke kas negara sebagai
PNBP setelah dikurangi biaya produksi (termasuk upah)
. Penerimaan yang diperoleh dari fasilitas atau aset yang dimiliki Lapas/Rutan yang digunakan
dalam rangka kegiatan kerja napi hasil penggunaan tersebut seluruhnya disetor ke kas negara
sebagai PNBP setelah dikurangi biaya produksi (termasuk upah).
6. PNBP untuk jasa tenaga kerja napi disetor ke nomor akun 423216, PNBP untuk hasil penjualan
karya napi disetor ke nomor akun 423119.
7. Penyetoran ke rekening kas negara dilakukan dengan mengisi blanko Surat Setoran Penerimaan
Negara Bukan Pajak (SSBP) rangkap 5 (lima) :
= Lembar pertama untuk wajib setor/wajib bayar/bendaharawan penerima sebagai bukti setoran
~ Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
= Lembar ketiga untuk unit pengelola PNBP/Kanwil Perbendaharaan melal
PPN
- Lembar keempat untuk penerima setoran (Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro) dan
= Lembar kelima untuk wajib pungut
SSBP yang telah mendapat Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dari Bank Persepsi
selanjutnya di fotocopy oleh bendahara Lapas dan Rutan untuk dimintakan legalisir ke KPPN
setempat.
8, Lapas dan Rutan dapat menggunakan kembali sebagian dari dana PNBP yang telah disetorkan
oleh setiap satuan kerja setelah target PNBP terpenuhi. Pengajuan Anggaran sebagaimana
dimaksud dilaksanakan melalui mekanisme Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-KL) dalam penyusunan DIPA dengan dilampiri Surat Setoran Bukan Pajak (SS6P) yang telah
dilegalisir oleh KPPN setempat. Dana sebagaimana dimaksud dapat digunakan untuk menunjang
kegiatan pembinaan kemandirian.
Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,
Tembusan disampaikan kepada:
1. Yth. Menteri Hukum dan HAM RI (sebagai laporan)
2. Yth. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI