Metode Pekerjaan
Metode Pekerjaan
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah
bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi
lingkungan yang dihadapi.
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan
dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan
keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai
ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek.
Metode ini kami buat setelah melakukan dan melaksanakan peninjauan lapangan dan
mempelajari dengan seksama Dokumen lelang yang diberikan dengan maksud untuk
memberikan penjelasan yang lebih terperinci mengenai prosedur dan tata cara kerja yang akan
dilaksanakan dilapangan serta mengutarakan asumsi – asumsi dalam pelaksanaan, sehingga kami
dapat membuat suatu manajemen pelaksanaan yang lebih tepat sesuai dengan kwantitas, kwalitas
serta waktu dan biaya yang disepakati dengan pemilik pekerjaan, sehingga pemilik pekerjaan
dapat mempercayakan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan kami.
Sesuai dokumen lelang, serta spesifikasi teknik dan gambar, maka dengan ini kami
buatkan Metode Pelaksanaan Pekerjaan, dalam Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Jl.
Segara Anakan Kecamatan Patimuan, Kab. Cilacap
Waktu pelaksanaan proyek ini direncanakan selama 90 (Sembilan Dua Puluh) hari kalender
dengan Masa Pemeliharaan 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
TAHAP I
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran Kembali
Pembersihan Lokasi
Sewa Direksi Keet
Papan Nama Proyek
TAHAP II
PEKERJAAN JALAN BETON (800 x 4m)
Waterbound Macadam untuk Pek. Minor
LPA Kelas A untuk Pek. Minor/Perata
Pasang Plastik Film
Pembesian 1 kg dengan besi polos atau ulir
Beton K-250 (setara fc' = 20 Mpa) Manual
Join Sealer
Papan Bekisting Beton
LPA Kelas B (Bahu Jalan)
TAHAP III
PEK. OPRIT BETON (20 x 4 meter 2 sisi)
LPA Kelas A untuk Pek. Minor
Lapis resap pengikat - aspal cair
Lapis Pondasi Pent Macadam (tbl = 4,5cm)
Latasir Kelas A (SS-A)
LPA Kelas B (Bahu Jalan)
TAHAP IV
PEK. TURAP JALAN (115 meter)
Galian struktur kedalaman 0-2m
Pengurugan kembali galian tanah
Timbunan biasa (Mendatangkan Material)
Pasangan Batu (concrete mixer)
Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Acian
Siaran 1 : 2
TAHAP V
PEK. SALURAN JALAN 300 meter
Galian struktur kedalaman 0-2m
Pengurugan kembali galian tanah
Pasangan Batu (concrete mixer)
Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Acian
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Kembali
Pekerjaan Pengukuran Kembal diatas dengan volume 1,00 Unit yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
2. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pembersihan Lokasi diatas dengan volume 1,00 Unit yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
3. Sewa Direksi Keet
Pekerjaan Sewa Direksi Keet diatas dengan volume 3,00 bln yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
4. Papan Nama Proyek
Pekerjaan Papan Nama Proyek diatas dengan volume 1,00 bh yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
Persiapan Bahan
- Portland Cement (PC)
- Pasir Beton (PB)
- Aggregat Kasar
Persiapan Alat
- Concrete Mixer
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu
6. JOIN SEALER
Urutan Pekerjaan
- Permukaan yang akan diisi sealant harus betul-betul bersih untuk menghindari
pencampuran adhesif yang tidak dikehendaki termasuk dari debu, cat, dan
sebagainya.
- Bersih bahan non porous dengan pembersih kimia.
- Pasanglah joint primer sesuai rekomendasi pabrik.
- Gunakan masking tape bila diperlukan untuk mencegah kontak sealant dengan
permukaan yang berdekatan. Bukalah tape dengan segera setelah pemasangan
tanpa merusak joint sealant
- General : pemasangan harus sesuai petunjuk tercetak dari pabrik, kecuali ada
bagian-bagian khusus yang disebutkan.
- Elastomeric sealant installation standard : sesuai rekomendasi ASTM C962
untuk sealant yang dipakai pada material, penerapan, dan kondisi yang ada.
- Pemasangan sealant backings, dengan :
1. tanpa gaps
2. tanpa melar, puntir dan sebagainya.
- Installation of sealants : Pasanglah sealant dengan teknik yang tepat dimana
sealant akan kontak langsung dan secara penuh dalam kondisi basah.
Pemasangan sealant secara bersamaan dengan sealant backing.
- Tooling on non-sag sealants : segera setelah pemasangan sealant dan sebelum
pemasangan permukaan dimulai, dilakukan tool sealants agar menjadi halus,
rata, untuk menghindari kantung-kantung air dan untuk menjamin hubungan
sealant dengan permukaan sekitar.
- Cleaning / pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas noda yang
masih lengket dan metode maupun bahan sesuai petunjuk dari pabrik.
- Selama pemasangan, sealant harus dilindungi terhadap kerusakan yang
disebabkan operasi konstruksi.
7. PAPAN BEKISTING BETON
Bekisting Dan Perancah adalah alat bantu berupa sebuah bangunan sementara yang
digunakan pada pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, perancah ini bertujuan
untuk menunjang beban, atau jalan kerja/ tempat kerja yang aman sebelum bangunan
permanen selesai atau konstruksi mempunyai kekuatan.
Urutan Pekerjaan
- Material yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi teknis.
- Dipabrikasi di los kerja kemudian dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang
sesuaidengan gambar kerja.
- Bekisting dibongkar setelah umur beton cukup dan/atau setelah mendapat
persetujuandari Konsultan Pengawas.
Persiapan Alat
- Gergaji
- Meteran
- Palu
- Tang/catut
Persiapan Bahan
- Kayu Kelas III / Perancah
- Paku Biasa 2" - 5"
- Minyak Bekisting
Persiapan Bahan
- Batu Belah
- Portland Cement ( PC )
- Pasir Pasang ( PP )
- Air Secukupnya
Metode kerja Item ini petunjuk pelaksanaan siaran menggunakan campuran 1pc : 2psr
dan plesteran menggunakan campuran 1pc : 4psr dari awal sampai akhir.
Urutan Pekerjaan
- Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
- Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari
semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
- Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir untuk siaran
dan spesi perbandingan 1 semen : 4 pasir untuk plesteran, spesi diaduk dengan
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
- Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen
bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai
kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak
tempat spesi.
- Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang
sudah siap ditempat.
- Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan
diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka
terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan
ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
- Pekerjaan siaran ataupun plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan
1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.
- Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai
harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
- Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan
dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
- Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
- Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan
rencana kerja dan spesifikasi. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di
lokasi yang sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%. untuk dokumentasi
pekerjaan pasangan batu pecah 100%.
- Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja danspesifikasi,
maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Persiapan Alat
- Concrete Mexer.
- Alat Bantu : ( sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobag )
Persiapan Bahan
- Portland Cement ( PC )
- Pasir Pasang ( PP )
- Air Secukupnya
16. ACIAN
Pekerjaan ini Pekerjaan ini diberikan sebagai pelapisan setelah adanya pekerjaan
plesteran dengan campuran Pc dan air secukupnya.
Urutan Pekerjaan
- Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
- Material yang dipakai adalah : semen dan air secukupnya. Air yang dipakai
adalah air dari sumber air tanah.
- Sebelum pekerjaan acian dilakukan terlebih dahulu semua permukaan yang
akan diaci dibersihkan. Apabila bidang yang akan diaci terlalu kering maka
terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan
ikatan yang kuat antara plesteran lama dengan acian.
- Semua acian yang jatuh dibersihkan dan dibuang.
Persiapan Alat
- Alat Bantu (Kereta dorong, sekop, cangkul, cetok)
Persiapan Bahan
- Portland Cemen (PC)
BAB IV
PEKERJAAN PENUNJANG
1. SOSIALISASI
Direksi pekerjaan bersama-sama dengan penyedia jasa mengundang warga sekitar beserta
aparat pemerintah terkait untuk melakukan penjelasan tentang adanya kegiatan
diwilayahnya.
2. KANTOR DIREKSI, BARAK KERJA DAN GUDANG
Penyiapan kantor direksi pada lokasi pekerjaan yang berfungsi sebagai kantordilapangan.
Kantor direksi bisa dibuat dari bangunan sementara atau biasa juga denganmenyewa rumah
dan dilengkapi dengan meja, kursi, tempat menempel gambar dll.Disamping kantor perlu
juga disiapkan gudang dan brak pekerja sebagai tempat untuk menyimpan material dan
peralatan dan tempat istirahat karyawan.
3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Semua kebutuhan material, peralatan, dan tenaga manusia didatangkan ke lokasi
pekerjaan sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah dibuat.Penempatan materialdan
alat haruslah benar dan tepat sehingga tidak mengganggu pekerjaan.Dan apabila pekerjaan
telah selesai maka penyedia jasa harus memindahkan peralatan, tenaga kerja, sisa material,
bangunan sementara, dan bekas galian dari lokasi pekerjaan.
4. ADMINISTRASI
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan, maka dibuat laporan kemajuan
pekerjaan dengan laporan harian, mingguan dan laporan bulanan.Laporan harus menyajikan
kegiatan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Disamping itu harus dilengkapi dengan
gambar-gambar kerja, buku direksi, buku material, dan surat menyurat yang diperlukan.
5. DOKUMENTASI
Setiap item pekerjaan didalam kontrak haruslah didokumentasikan secara berurutan
sesuai dengan urutan dan bobot prestasi pekerjaan.Foto disusun mulai dari 0%, 50%
dan100% prestasi pekerjaan.
6. PENGATURAN LALULINTAS
Apabila selama proses pengerjaan proyek tersebut masih memungkinkan adanya aktifitas
lalulintas maka perlulah dilakukan pengaturan lalulintas agar tidak terjadi kecelakaan lalu
lintas. Pengaturan ini harus berkoordinasi dengan instansi terkait dan dilapangan disiapkan
petugas yang mengaturnya.Untuk itu juga perlu dipasang rambu-rambu yang jelas terlihat
pengguna jalan.Dan apabila malam hari diberi lampu penerangan dan lampu tanda
peringatan yang bisa dilihat pengguna jalan.
7. SISTEM MANAJEMEN (K3)
Agar selama kegiatan proyek tidak terjadi adanya gangguan akibat adanya kecelakaan
pekerjaan dan terjadinya gangguan lingkungan termasuk kerusakan dan pencemaran
lingkungan maka perlulah dibuatkan manajemen k 3.
1. Pelatihan
Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini haruslah diberikan pengarahan
secaraberkala akan pentingnya keselamatan kerja dengan mengikuti prosedur kerja yang
benar.
2. Perlengkapan pekerja
Dilapangan harus disiapkan perlengkapan yang sesuai dengan bidang kerja masing-
masing pekerja seperti helm, sepatu, sarung tangan, kaca mata, masker, dan
sabukpengaman.
3. Fasilitas Kesehatan / keselamatan
Dilapangan harus disiapkan sarana seperti km/wc bagi pekerja sehingga tidak terjadi
pencemaran lingkungan.Disamping itu juga disediakan kotak obat/kotak P3K untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan dan tabung pemadam kebakaran jika diperlukan.
4. Sarana Komonikasi
Untuk memudahkan komonikasi dilapangan maka dilapangan harus disediakan
sarana komonikasi yang memadai seperti HT sehinga apabila ada kondisi darurat bias
berkomonikasi dengan instansi terkait dengan cepat.
5. Koordinasi dengan instansi terkait
Perlulah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pihak kesehatan
(puskemas atau rumah sakit terdekat), polsek, koramil, perangkat desa dan
kecamatan,atau intansi-instansi lain yang terkait. Sehingga bila terjadi kecelakan kerja
atau kondisidarurat langsung dapat ditangani dengan cepat.
6. Pemasangan rambu-rambu/tanda
Dilapangan haruslah dipasang rambu-rambu yang jelas seperti tanda rambu
jalan,tanda lokasi yang rawan, tempat dan jalur evakuasi. Disamping itu perlulah
dipasang lampu penerangan yang jelas dan lampu peringatan.Atau jika perlu dipasang
alarm/sirine jika pekerjaan tersebut dilokasi rawan bencana.
7. Penempatan material dan alat yang benar
Penempatan alat dan material haruslah diatur sehingga tidak membahayakan
pengguna jalan dan pekerja.
BAB V
PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara
tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan peralatan ( metode mekanis ) akan sangat
berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada kondisi yang ada
dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan ), apakah memungkinkan bila
menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara
keduanya ( tenaga kerja dan peralatan ). Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis
kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh
orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran
waktunya lebih mendekati kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila
terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh
dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir
pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan
akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal
kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif,
setiap penanggungjawab kegiatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Sebaiknya dilakukan perawatan berkala. Pemilihan metode pelaksanaan dan jenis peralatan
yang akan digunakan dal am suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat sesuai medan lokasi pekerjaan.
Penyediaan peralatan harus disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
maupun yang akan berlangsung supaya tidak terjadi antrian atau peralatan yang menganggur.
Akhir kata, semoga segenap bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapatkan balasan
dari-Nya.Dan kami harapkan metode pelaksanaan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.