Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I
PENDAHULUAN

Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah
bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi
lingkungan yang dihadapi.
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan
dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan
keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai
ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek.
Metode ini kami buat setelah melakukan dan melaksanakan peninjauan lapangan dan
mempelajari dengan seksama Dokumen lelang yang diberikan dengan maksud untuk
memberikan penjelasan yang lebih terperinci mengenai prosedur dan tata cara kerja yang akan
dilaksanakan dilapangan serta mengutarakan asumsi – asumsi dalam pelaksanaan, sehingga kami
dapat membuat suatu manajemen pelaksanaan yang lebih tepat sesuai dengan kwantitas, kwalitas
serta waktu dan biaya yang disepakati dengan pemilik pekerjaan, sehingga pemilik pekerjaan
dapat mempercayakan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan kami.
Sesuai dokumen lelang, serta spesifikasi teknik dan gambar, maka dengan ini kami
buatkan Metode Pelaksanaan Pekerjaan, dalam Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Jl.
Segara Anakan Kecamatan Patimuan, Kab. Cilacap

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan dibuatnya metode ini diharapkan pekerjaan akan dapat selesai tepat
waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Disamping hal tersebut diharapkan dapat menyelesaian
pekerjaan ini sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan yang kurang baik dan tidak
ada kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian.

B. LOKASI LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan : Peningkatan Jalan Jl. Segara Anakan Kecamatan Patimuan


Lokasi : Kec. Patimuan
Sumber Dana : APBD. Kab. Cilacap
Tahun Anggaran : 2018

Waktu pelaksanaan proyek ini direncanakan selama 90 (Sembilan Dua Puluh) hari kalender
dengan Masa Pemeliharaan 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

A. TAHAPAN / URUTAN PEKERJAAN UTAMA


Tahapan / urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan sesuai kondisi di lapangan.

TAHAP I
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran Kembali
Pembersihan Lokasi
Sewa Direksi Keet
Papan Nama Proyek

TAHAP II
PEKERJAAN JALAN BETON (800 x 4m)
Waterbound Macadam untuk Pek. Minor
LPA Kelas A untuk Pek. Minor/Perata
Pasang Plastik Film
Pembesian 1 kg dengan besi polos atau ulir
Beton K-250 (setara fc' = 20 Mpa) Manual
Join Sealer
Papan Bekisting Beton
LPA Kelas B (Bahu Jalan)
TAHAP III
PEK. OPRIT BETON (20 x 4 meter 2 sisi)
LPA Kelas A untuk Pek. Minor
Lapis resap pengikat - aspal cair
Lapis Pondasi Pent Macadam (tbl = 4,5cm)
Latasir Kelas A (SS-A)
LPA Kelas B (Bahu Jalan)
TAHAP IV
PEK. TURAP JALAN (115 meter)
Galian struktur kedalaman 0-2m
Pengurugan kembali galian tanah
Timbunan biasa (Mendatangkan Material)
Pasangan Batu (concrete mixer)
Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Acian
Siaran 1 : 2
TAHAP V
PEK. SALURAN JALAN 300 meter
Galian struktur kedalaman 0-2m
Pengurugan kembali galian tanah
Pasangan Batu (concrete mixer)
Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Acian

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Kembali
Pekerjaan Pengukuran Kembal diatas dengan volume 1,00 Unit yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
2. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pembersihan Lokasi diatas dengan volume 1,00 Unit yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
3. Sewa Direksi Keet
Pekerjaan Sewa Direksi Keet diatas dengan volume 3,00 bln yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.
4. Papan Nama Proyek
Pekerjaan Papan Nama Proyek diatas dengan volume 1,00 bh yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 1.

II. PEKERJAAN JALAN BETON (800 x 4m)


1. Waterbound Macadam untuk Pek. Minor
Pekerjaan Waterbound Macadam untuk Pek. Minor diatas dengan volume 120,00
m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 2.
2. LPA Kelas A untuk Pek. Minor/Perata
Pekerjaan LPA Kelas A untuk Pek. Minor/Perata diatas dengan volume 320,00 m3
yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 3 sampai dengan minggu ke - 4.
3. Pasang Plastik Film
Pekerjaan Pasang Plastik Film diatas dengan volume 3.803,57 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 4 sampai dengan minggu ke - 6.
4. Pembesian 1 kg dengan besi polos atau ulir
Pekerjaan Pembesian 1 kg dengan besi polos atau ulir diatas dengan volume
36.932,00 kg yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 3 sampai dengan
minggu ke - 5.
5. Beton K-250 (setara fc' = 20 Mpa) Manual
Pekerjaan Beton K-250 (setara fc' = 20 Mpa) Manual diatas dengan volume 800,00
m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 6 sampai dengan minggu ke - 9.
6. Join Sealer
Pekerjaan Join Sealer diatas dengan volume 69,10 m2 yang direncanakan dimulai
pada diminggu ke - 8 sampai dengan minggu ke-9.
7. Papan Bekisting Beton
Pekerjaan Papan Bekisting Beton diatas dengan volume 602,00 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 4 sampai dengan minggu ke - 6.
8. LPA Kelas B (Bahu Jalan)
Pekerjaan LPA Kelas B (Bahu Jalan) diatas dengan volume 182,00 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke- 9 sampai dengan minggu ke- 10.

III. PEK. OPRIT BETON (20 x 4 meter 2 sisi)


1. LPA Kelas A untuk Pek. Minor
Pekerjaan LPA Kelas A untuk Pek. Minor diatas dengan volume 20,00 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke- 11.
2. Lapis resap pengikat - aspal cair
Pekerjaan Lapis resap pengikat - aspal cair diatas dengan volume 144,00 Ltr yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke- 11.
3. Lapis Pondasi Pent Macadam (tbl = 4,5cm)
Pekerjaan Lapis Pondasi Pent Macadam (tbl = 4,5cm) diatas dengan volume 7,20
m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke- 11.
4. Latasir Kelas A (SS-A)
Pekerjaan Latasir Kelas A (SS-A) diatas dengan volume 160,00 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 12.
5. LPA Kelas B (Bahu Jalan)
Pekerjaan LPA Kelas B (Bahu Jalan) diatas dengan volume 7,50m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke- 12.

IV. PEK. TURAP JALAN (115 meter)


1. Galian struktur kedalaman 0-2m
Pekerjaan Galian struktur kedalaman 0-2m diatas dengan volume 33,07 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke- 2.
2. Pengurugan kembali galian tanah
Pekerjaan Pengurugan kembali galian tanah diatas dengan volume 19,84 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-5.
3. Timbunan biasa (Mendatangkan Material)
Pekerjaan Timbunan biasa (Mendatangkan Material) diatas dengan volume 24,43
m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke-5.

4. Pasangan Batu (concrete mixer)


Pekerjaan Pasangan Batu (concrete mixer) diatas dengan volume 26,17 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-3.
5. Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Pekerjaan Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm diatas dengan volume 51,75 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-4.
6. Acian
Pekerjaan Acian diatas dengan volume 51,75 m2 yang direncanakan dimulai pada
diminggu ke-4.
7. Siaran 1 : 2
Pekerjaan Siaran 1 : 2 diatas dengan volume 46,00 m2 yang direncanakan dimulai
pada diminggu ke- 3.

V. PEK. SALURAN JALAN 300 meter


1. Galian struktur kedalaman 0-2m
Pekerjaan Galian struktur kedalaman 0-2m diatas dengan volume 199,41 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-5.
2. Pengurugan kembali galian tanah
Pekerjaan Pengurugan kembali galian tanah diatas dengan volume 54,56 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-9 sampai minggu k eke – 10.
3. Pasangan Batu (concrete mixer)
Pekerjaan Pasangan Batu (concrete mixer) diatas dengan volume 129,28 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-5 sampai dengan minggu ke-7.
4. Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm
Pekerjaan Plesteran 1pc : 4psr tebal 15 mm diatas dengan volume 630,00 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke-7 sampai dengan minggu ke-8.
5. Acian
Pekerjaan Acian diatas dengan volume 630,00 m2 yang direncanakan dimulai pada
diminggu ke-8 sampai dengan minggu ke-9.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA

1. WATERBOUND MACADAM UNTUK PEK. MINOR


Lapis pondasi jalan tanpa penutup Waterbound Macadam adalah jenis pondasi yang
dipakai sebagai pondasi jalan dimana permukaan jalan tersebut tidak akan ditutup
dengan aspal untuk waktu yang relatip lama, jenis pondasi ini dipakai pada ruas-ruas
jalan yang volume lalu lintasnya masih rendah sehingga jenis ini sangat sesuai
digunakan pada jalan-jalan di pedesaan.
 Cara Pelaksanaan
- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu yaitu dengan membuang
rumput-rumput dan jenis tanah humus yang ada dipermukaan jalan, setelah itu
permukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dan dibentuk dengan
memperhatikan kemiringan sehubungan untuk pengaliran air. Apabila
permukaan tersebut sudah rata maka dapat dilanjutkan dengan proses
pemadatan .
- Bahan agregat kasar (kerikil pecah I batu pecah) dapat digelarkan/dihamparkan
pada tanah dasar/badan jalan apabila permukaanya telah benar-benar padat,
rata dan telah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang dihamparkan kira
kira7 s/d 10 cm. Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Apabila bahan
agregat kasar telah selesai dihampar dan diratakan serta telah mempunyai nilai
ketebalan sesuai dengan yang ditentukan maka pekerjaan pemadatan dapat
dilakukan.
- Bahan agregat halus (pasir) dapat digelarkan/dihamparkan diatas lapisan
agregat kasar yang telah selesai dipadatkan. Tebal lapisan yang dihamparkan
kira-kira 5 s/d 7 cm. Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Apabila
bahan agregat halus telah selesai dihampar maka dilakukan penyiraman air
sehingga material agregat halus tersebut akan masuk ke celah-celah agregat
kasar kemudian sambil dipadatkan.
 Persiapan Alat
- Three Wheel Roller
- Alat Bantu Lainnya
 Persiapan Bahan
- Agregat kasar
- Agregat halus

2. LPA KELAS A UNTUK PEK. MINOR/PERATA


Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah seluruh kegiatan yang menyangkut
pekerjaan pembangunan fisik dari proyek konstruksi tersebut.Dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut, unsur-unsur di dalam proyek konstruksi ikut terlibat di dalamnya
baik perencana, pengawas lapangan, kontraktor, tenaga kerja, maupun mesin atau
peralatan kerja.Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang paling penting
dan juga merupakan realisasi suatu perencanaan proyek. Oleh karena itu, setiap
pekerjaan yang ada di dalam proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan dengan
benar dan sesuai dengan rencana maupun jadwal kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya pada time schedule.
Untuk menentukan hasil pekerjaan, pelaksana sebagai pelaku utama memegang
peranan yang sangat penting, dan dalam pelaksanaan di lapangan biasanya terdapat
perubahan-perubahan sesuai keadaan di lapangan baik perubahan desain maupun
perubahan struktur. Hal tersebut harus tetap diusulkan dalam rapat tim maupun rapat
khusus pengelola proyek, sehingga dapat dianalisa ulang.
 Cara Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B Dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi dari
lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
- Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban
roda.
- Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
- Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
- Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan.Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
- Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda.
- Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
- Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
2. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A dan B.
a) Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis
pondasi setelah proses angkut menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak
mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum (modified) yang ditentukan olehspesifikasi SNI.
Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan
Motor Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang
di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan alat
pemadat vibratory roller.
b) Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering
oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti krikil
dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai akibat
berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai dengan
pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin pemadat, dan
jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan pemadatan lapis
pondasi agregat di pakai alat pemadat vibratory roller merk Hamm dengan
berat 20 ton.Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu
penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan
agregat material secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah
material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan compactor
setelah agak merata kemudian di siram air secara merata dengan
menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di
permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di
padatkan lagi dengan vibratory roller sampi merata dan padat. Fungsi
penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini
rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling
mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
 Persiapan Alat
- Pedestrian Roller
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu Lainnya
 Persiapan Bahan
- Aggregat Kelas A
- Aggregat Kelas B

3. PASANG PLASTIK FILM


Plastik film memiliki kegunaan yang penting untuk aplikasi pelat lantai di atas
tanah.Plastik cor dapat dibeli di toko bangunan, upayakan platik memiliki ketebalan yang
cukup, sekitar 0.05- 0.1mm agar tidak mudah robek bila terinjak-injak pada
saatmemasang tulangan pelat.Fungsi plastik adalah untuk menjaga agar permukaan dasar
beton tidak langsung berhubungan dengan tanah yang memiliki kelembaban.Sehingga
kemungkinan air/uap air masuk ke dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil, dan
tulangan terhindar dari karat/korosi. Korosi selain merusak tulangan juga akan
memberikan warna karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas tanah, biasanya
tulangan hanya diletakkan dibagian atas dengan tebal selimut beton atas sekitar 30mm.
Plastik cor diletakkan di atas permukaan tanah yang telah siap (telah dipadatkan) dan
lapisan pasir 50mm (atau bisa juga beton K0/lean concrete/ beton mutu rendah) sebagai
dasar. Fungsi plastik yang kedua adalah melepaskan gesekan antara permukaan bawah
pelat beton dengan permukaan tanah. Sehingga pada saat beton mengalami susut tidak
tertahan, dan retak dapat terjadi pada daerah joint yang telah direncanakan. Untuk fungsi
ini, plastik akan lebih baik apabila dipasang double (2 lembar) sehingga gesekan
yangterjadi akan lebih sedikit.
 Persiapan Alat
- Alat Bantu
 Persiapan Bahan
- Plastik film

4. PEMBESIAN 1 KG DENGAN BESI POLOS ATAU ULIR


Meliputi pemasangan dan pengadaan bahan dari besi untuk digunakan sebagai
tulangan beton struktural., seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan dan
petunjuk Pengawas Urutan Pekerjaan
 Urutan Pekerjaan
- Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai SNI-03-6816-2002.
- Pembengkokkan dan pelurusan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
- Susunan tulang baja pokok dan pembagi jarak dilaksanakan sesuai gambar
dengan ikatan simpul silang dari kawat baja beton.
 Persiapan Bahan
- Besi Beton Polos
- Kawat Beton
 Persiapan Alat
- Rol Meter
- Alat pemotong besi
- Tang/catut
- Alat Bantu
5. BETON K-250 (SETARA FC' = 20 MPA) MANUAL
Beton bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan yaitu menggunakan mutu beton K.250. Pengecoran akan dilakukan setelah
pekerja pemasangan tulangan dan bekisting selesai dan telah dicek kekuatanya sehingga
mampu menahan beton cair baik secara vertikal maupun horisontal.
 Urutan Pekerjaan
- Beton yang dipergunakan adalah beton dengan mutu K-250 atau mutu yang
disyaratkan sesuai spesifikasi teknis.
- Pengecoran akan dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti stek-
stek tulangan untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya.
- Apabila diperlukan maka pada saat pencampuran akan diberikan bahan additive
yang mereknya disetujui oleh Konsultan Pengawas serta komposisinya sesuai
dengan ketentuan yang ada.

 Persiapan Bahan
- Portland Cement (PC)
- Pasir Beton (PB)
- Aggregat Kasar
 Persiapan Alat
- Concrete Mixer
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu

6. JOIN SEALER
 Urutan Pekerjaan
- Permukaan yang akan diisi sealant harus betul-betul bersih untuk menghindari
pencampuran adhesif yang tidak dikehendaki termasuk dari debu, cat, dan
sebagainya.
- Bersih bahan non porous dengan pembersih kimia.
- Pasanglah joint primer sesuai rekomendasi pabrik.
- Gunakan masking tape bila diperlukan untuk mencegah kontak sealant dengan
permukaan yang berdekatan. Bukalah tape dengan segera setelah pemasangan
tanpa merusak joint sealant
- General : pemasangan harus sesuai petunjuk tercetak dari pabrik, kecuali ada
bagian-bagian khusus yang disebutkan.
- Elastomeric sealant installation standard : sesuai rekomendasi ASTM C962
untuk sealant yang dipakai pada material, penerapan, dan kondisi yang ada.
- Pemasangan sealant backings, dengan :
1. tanpa gaps
2. tanpa melar, puntir dan sebagainya.
- Installation of sealants : Pasanglah sealant dengan teknik yang tepat dimana
sealant akan kontak langsung dan secara penuh dalam kondisi basah.
Pemasangan sealant secara bersamaan dengan sealant backing.
- Tooling on non-sag sealants : segera setelah pemasangan sealant dan sebelum
pemasangan permukaan dimulai, dilakukan tool sealants agar menjadi halus,
rata, untuk menghindari kantung-kantung air dan untuk menjamin hubungan
sealant dengan permukaan sekitar.
- Cleaning / pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas noda yang
masih lengket dan metode maupun bahan sesuai petunjuk dari pabrik.
- Selama pemasangan, sealant harus dilindungi terhadap kerusakan yang
disebabkan operasi konstruksi.
7. PAPAN BEKISTING BETON
Bekisting Dan Perancah adalah alat bantu berupa sebuah bangunan sementara yang
digunakan pada pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, perancah ini bertujuan
untuk menunjang beban, atau jalan kerja/ tempat kerja yang aman sebelum bangunan
permanen selesai atau konstruksi mempunyai kekuatan.
 Urutan Pekerjaan
- Material yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi teknis.
- Dipabrikasi di los kerja kemudian dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang
sesuaidengan gambar kerja.
- Bekisting dibongkar setelah umur beton cukup dan/atau setelah mendapat
persetujuandari Konsultan Pengawas.
 Persiapan Alat
- Gergaji
- Meteran
- Palu
- Tang/catut
 Persiapan Bahan
- Kayu Kelas III / Perancah
- Paku Biasa 2" - 5"
- Minyak Bekisting

8. LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR


Pekerjaan lapis resap pengikat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan
penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan
pengikat aspal atau semen (dalam hal ini Lapis Pondasi Agregat Klas A), dengan
komposisi sebesar 0,4 – 1,3 Liter per meter bujur sangkar.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas
satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan
gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping
tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi
kotor karena percikana aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal
semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan
dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandigngkan pemakaian minyak tanah
pada rentang 80 -85 bagian minyak perseratus bagian aspal semen (80 pph 85 pph)
kurang ekivalen dengan viskovitas aspal cair hasil kilang jenis MC-30.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
• Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin
kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi.
Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene
sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga
menjadi aspal cair. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Aspal
Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan
dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai
dilakukan.
• Peralatan yang digunakan adalah : Compressor, Asphalt Sprayer yang di
gandeng Dump Truck dan alat bantu.
 Persiapan Alat
• Asphalt Distributor
• Compressor
• Alat Bantu Lainnya
 Persiapan Bahan
• Aspal Pen 60 / 70
• Kerosine / Minyak Tanah Industri
9. LAPIS PONDASI PENT MACADAM (TBL = 4,5CM)
Lapis permukaan yang tebalnya dari 4 sampai 8 mm dari agregat pecah dan
bergradasi serta yang bersih dilapisi dengan penetrasi bahan pengikat aspal yang
panas.Diletakkan di atas lapis pondasi atas yang padat atau permukaan lapis perkerasan
yang ada sebagai penutup akhir.
 Cara Pelaksanaan
- Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan
keterampilan penebaran dan menggunakan perkakas tangan seperti penggaru.
- Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang disyaratakan untuk metode
mekanis.
- Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyem-prot
tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang disyaratkan. Takaran
penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada takaran penyemprotan yang
disetujui.
- Penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan dengan cara
yang sama untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus sede-mikian hingga,
setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan
agregat pokok masih nampak. Pemadatan harus sebagaimana yang disyaratkan
untuk metode mekanis.Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan M3.
 Persiapan Alat
- Three Wheel Roller
- Asp. Sprayer
- Alat bantu
 Persiapan Bahan
- Aggregat Kasar
- Aggregat Halus
- Aspal Pen 60 / 70

10. LATASIR KELAS A (SS-A)


 Prosedur Pelaksanaan :
- Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan
kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
- Perbaikan Pada Latasir Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
- Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana
benda uji inti dari lapisan beraspal dalam satu segmen tidak memenuhi
persyaratan tebal atau kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini,
maka panjang yang tidak memenuhi syarat supaya dibongkar atau dilapis
kembali dengan tebal lapisan nominal minimum yang dipersyaratkan dengan
jenis campuran yang sama. Panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan
dengan benda uji tambahan sebegaimana diperintahkan oleh Direksi pekerjaan
dan selebar satu hamparan.
- Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk
pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya
dapat diterima. Tidak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan
dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk
perbaikan.
Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
- Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau
lainnya agar segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh
Penyedia Jasa dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan
sesuai dengan toleransi yang diperkenankan dalam Seksi ini.
- Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual
check bersama.
- Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda
tangani bersama.
- Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut
diatas, diperhitungkan dalam satuan M2.
 Persiapan Alat
- Wheel Loader
- Asphalt Mixing Plant
- Generator Set
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Tire Roller
- Alat Bantu
 Persiapan Bahan
- Pasir Kasar
- Pasir Halus
- Filler
- Aspal Pen 60 / 70

11. GALIAN STRUKTUR KEDALAMAN 0-2M


Galian Struktur Kedalaman 0-2m adalah pekerjaan galian yang ditunjukan dalam
gambar perencanaan dan volume tercantum di daftar kuantitas dan harga.Penyedia Jasa
harus melakukan pengukuran lapangan dan membuat gambar rencana pelaksanaan
pekerjaan galian yang disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan galian dimulai. Hasil
galian tanah apabila akan dimanfaatkan untuk timbunan pada pekerjaan timbunan tanah,
maka harus dietujui oleh direksi untuk dimanfaatkan sebagai pekerjaan timbunan.
Sedangkan apabila direksi pekerjaan tidak dapat menyetujui maka Penyedia Jasa harus
dapat membuang tanah bekas galian tersebut ke tempat pembuangan yang disetujui oleh
direksi. Sistem transport untuk membawa tanah hasil galian, setelah tanah galian
diambil kemudian dimasukan langsung kedalam dump truck. Hasil galian tanah tidak
akan ditumpuk di lokasi pekerjaan dengan tujuan tidak terjadi penumpukan yang akan
menyebabkan aktifitas pekerjaan terganggu dan menghindarkan dari terganggunya
pemukiman penduduk sekitarnya.
Prosedur Umum : Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan
elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan
harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan
bahan perkerasan lama. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang
seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana
material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan
diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar
dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka
bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan
merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak
boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali
dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam hal apapun
perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Penyedia Jasa harus melakukan
langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk memastikan drainase alami dari
air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir
masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
 Carapelaksanaan
- Menentukan batas penggalian dan kedalaman galian rencana.
- Setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian
menggunakan tenaga orang dan alat bantu dan pada akhir galian dirapihkan
dengan menggunakan tenaga manusia.
- Kedalaman galian struktur berdasarkan kedalaman pasangan saluran sesuai
dengan gambar rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian tersebut.
-Hasil galian untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian dimana material
galian dapat digunakan untuk urugan kembali.
- Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan untuk
kemudahan dalam pekerjaan.
- Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat dipasang
pompa air.
- Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk penimbunan
kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke lokasi pembuangan
yang telah ditentukan.
 Persiapan Alat
- Excavator
- Alat Bantu
 Persiapan Bahan
- Urugan Pilihan

12. PENGURUGAN KEMBALI GALIAN TANAH


Urugan Tanah Kembali akan digunakan sebagai lapis penopanguntuk meningkatkan
daya dukung tanah dasar, juga digunakan di pekerjaan jembatan tersebut dan lokasi
serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Urugan pilihan dapat
juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis. Bahan urugan
pilihan yang digunakan pada pekerjaan ini memerlukan kuat geser yang cukup,bilamana
dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka urugan pilihan dapat berupa
timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau
lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan tergantung pada keadaan kondisi daerah atau tempat akan dibangun atau
ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.
 Urutan Pekerjaan
- Sebelum penghamparan urugan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
- Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
- Tanah urugan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
 Persiapan Alat
- Alat Bantu (Cangkul,Sekop, Pengki, Dll)

13. TIMBUNAN BIASA (MENDATANGKAN MATERIAL)


Pekerjaantimbunantanahdalampekerjaaninimenggunakan bahan timbunantanahdari
luar tentunyadenganpersetujuandari direksi.
 Urutan Pekerjaan
- Material Timbunan dengan kualitas dan jenis tanah tertentu.
- Timbunan Tanah dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan tingkatan yang
tertera dalam gambar rencana.
- Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya dapat
semaksimal mungkin-
- Pemadatan timbunan tanah menggunakan Pemadat Timbunan (Stamper) secara
merata diseluruh areal timbunan
 Persiapan Alat
- Dump Truck 3.5 T
- Vibratory Roller
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu
 Persiapan Bahan
- Tanah Urug
14. PASANGAN BATU (CONCRETE MIXER)
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan
seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.
 Urutan Pekerjaan
- Material Batu Gunung / Batu kali, Semen PC, Pasir Pasangan, Air dan Molen
kapasitas 0,3 m3 sudah harus on site di lokasi yang akan dikerjakan.
- Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 4 Pasir jadididalam
pengadukan harus benar-benar merata aduknya sehingga tidak terjadi kelemahan
disuasi sisi spesi nantinya. Adukan yang akan dipasangharus mendapat
persetujuan Direksi dan dibuatkan bak takaran agar tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan semen.
- Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang
merusak ikatan semen.
- Pencampuran material dilakukan dengan Molen kapasitas 0,3 m3.
 Persiapan Alat
- Concret Mixer
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu : Cangkul, Sekop, Sendok Semen, Ember, Gerobak, Dll.

 Persiapan Bahan
- Batu Belah
- Portland Cement ( PC )
- Pasir Pasang ( PP )
- Air Secukupnya

15. PLESTERAN 1PC : 4PSR TEBAL 15 MM dan SIARAN 1 : 2

Metode kerja Item ini petunjuk pelaksanaan siaran menggunakan campuran 1pc : 2psr
dan plesteran menggunakan campuran 1pc : 4psr dari awal sampai akhir.
 Urutan Pekerjaan
- Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
- Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari
semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
- Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir untuk siaran
dan spesi perbandingan 1 semen : 4 pasir untuk plesteran, spesi diaduk dengan
molen untuk mendapatkan hasil yang homogen.
- Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian semen
dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen
bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air bersih secukupnya sesuai
kebutuhan spesi dengan posisi molen masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/ campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak
tempat spesi.
- Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu tukang
sudah siap ditempat.
- Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan
diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka
terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan
ikatan yang kuat antara spesi lama dengan spesi baru.
- Pekerjaan siaran ataupun plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan
1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.
- Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah
selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai
harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
- Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi pekerjaan
dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
- Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
- Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi
pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah sesuai dengan
rencana kerja dan spesifikasi. Dan pelaksana dapat mengambil gambar/ foto di
lokasi yang sama pada saat pengambilan foto 0%, 50%. untuk dokumentasi
pekerjaan pasangan batu pecah 100%.
- Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja danspesifikasi,
maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
 Persiapan Alat
- Concrete Mexer.
- Alat Bantu : ( sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobag )
 Persiapan Bahan
- Portland Cement ( PC )
- Pasir Pasang ( PP )
- Air Secukupnya

16. ACIAN
Pekerjaan ini Pekerjaan ini diberikan sebagai pelapisan setelah adanya pekerjaan
plesteran dengan campuran Pc dan air secukupnya.
 Urutan Pekerjaan
- Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
- Material yang dipakai adalah : semen dan air secukupnya. Air yang dipakai
adalah air dari sumber air tanah.
- Sebelum pekerjaan acian dilakukan terlebih dahulu semua permukaan yang
akan diaci dibersihkan. Apabila bidang yang akan diaci terlalu kering maka
terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan
ikatan yang kuat antara plesteran lama dengan acian.
- Semua acian yang jatuh dibersihkan dan dibuang.
 Persiapan Alat
- Alat Bantu (Kereta dorong, sekop, cangkul, cetok)
 Persiapan Bahan
- Portland Cemen (PC)
BAB IV
PEKERJAAN PENUNJANG

1. SOSIALISASI
Direksi pekerjaan bersama-sama dengan penyedia jasa mengundang warga sekitar beserta
aparat pemerintah terkait untuk melakukan penjelasan tentang adanya kegiatan
diwilayahnya.
2. KANTOR DIREKSI, BARAK KERJA DAN GUDANG
Penyiapan kantor direksi pada lokasi pekerjaan yang berfungsi sebagai kantordilapangan.
Kantor direksi bisa dibuat dari bangunan sementara atau biasa juga denganmenyewa rumah
dan dilengkapi dengan meja, kursi, tempat menempel gambar dll.Disamping kantor perlu
juga disiapkan gudang dan brak pekerja sebagai tempat untuk menyimpan material dan
peralatan dan tempat istirahat karyawan.
3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Semua kebutuhan material, peralatan, dan tenaga manusia didatangkan ke lokasi
pekerjaan sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah dibuat.Penempatan materialdan
alat haruslah benar dan tepat sehingga tidak mengganggu pekerjaan.Dan apabila pekerjaan
telah selesai maka penyedia jasa harus memindahkan peralatan, tenaga kerja, sisa material,
bangunan sementara, dan bekas galian dari lokasi pekerjaan.
4. ADMINISTRASI
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan, maka dibuat laporan kemajuan
pekerjaan dengan laporan harian, mingguan dan laporan bulanan.Laporan harus menyajikan
kegiatan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Disamping itu harus dilengkapi dengan
gambar-gambar kerja, buku direksi, buku material, dan surat menyurat yang diperlukan.
5. DOKUMENTASI
Setiap item pekerjaan didalam kontrak haruslah didokumentasikan secara berurutan
sesuai dengan urutan dan bobot prestasi pekerjaan.Foto disusun mulai dari 0%, 50%
dan100% prestasi pekerjaan.
6. PENGATURAN LALULINTAS
Apabila selama proses pengerjaan proyek tersebut masih memungkinkan adanya aktifitas
lalulintas maka perlulah dilakukan pengaturan lalulintas agar tidak terjadi kecelakaan lalu
lintas. Pengaturan ini harus berkoordinasi dengan instansi terkait dan dilapangan disiapkan
petugas yang mengaturnya.Untuk itu juga perlu dipasang rambu-rambu yang jelas terlihat
pengguna jalan.Dan apabila malam hari diberi lampu penerangan dan lampu tanda
peringatan yang bisa dilihat pengguna jalan.
7. SISTEM MANAJEMEN (K3)
Agar selama kegiatan proyek tidak terjadi adanya gangguan akibat adanya kecelakaan
pekerjaan dan terjadinya gangguan lingkungan termasuk kerusakan dan pencemaran
lingkungan maka perlulah dibuatkan manajemen k 3.
1. Pelatihan
Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini haruslah diberikan pengarahan
secaraberkala akan pentingnya keselamatan kerja dengan mengikuti prosedur kerja yang
benar.
2. Perlengkapan pekerja
Dilapangan harus disiapkan perlengkapan yang sesuai dengan bidang kerja masing-
masing pekerja seperti helm, sepatu, sarung tangan, kaca mata, masker, dan
sabukpengaman.
3. Fasilitas Kesehatan / keselamatan
Dilapangan harus disiapkan sarana seperti km/wc bagi pekerja sehingga tidak terjadi
pencemaran lingkungan.Disamping itu juga disediakan kotak obat/kotak P3K untuk
pertolongan pertama pada kecelakaan dan tabung pemadam kebakaran jika diperlukan.
4. Sarana Komonikasi
Untuk memudahkan komonikasi dilapangan maka dilapangan harus disediakan
sarana komonikasi yang memadai seperti HT sehinga apabila ada kondisi darurat bias
berkomonikasi dengan instansi terkait dengan cepat.
5. Koordinasi dengan instansi terkait
Perlulah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pihak kesehatan
(puskemas atau rumah sakit terdekat), polsek, koramil, perangkat desa dan
kecamatan,atau intansi-instansi lain yang terkait. Sehingga bila terjadi kecelakan kerja
atau kondisidarurat langsung dapat ditangani dengan cepat.
6. Pemasangan rambu-rambu/tanda
Dilapangan haruslah dipasang rambu-rambu yang jelas seperti tanda rambu
jalan,tanda lokasi yang rawan, tempat dan jalur evakuasi. Disamping itu perlulah
dipasang lampu penerangan yang jelas dan lampu peringatan.Atau jika perlu dipasang
alarm/sirine jika pekerjaan tersebut dilokasi rawan bencana.
7. Penempatan material dan alat yang benar
Penempatan alat dan material haruslah diatur sehingga tidak membahayakan
pengguna jalan dan pekerja.
BAB V
PENUTUP

Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara
tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan peralatan ( metode mekanis ) akan sangat
berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada kondisi yang ada
dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan ), apakah memungkinkan bila
menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara
keduanya ( tenaga kerja dan peralatan ). Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh
masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis
kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh
orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran
waktunya lebih mendekati kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila
terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh
dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir
pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan
akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal
kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif,
setiap penanggungjawab kegiatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Sebaiknya dilakukan perawatan berkala. Pemilihan metode pelaksanaan dan jenis peralatan
yang akan digunakan dal am suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat sesuai medan lokasi pekerjaan.
Penyediaan peralatan harus disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
maupun yang akan berlangsung supaya tidak terjadi antrian atau peralatan yang menganggur.
Akhir kata, semoga segenap bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapatkan balasan
dari-Nya.Dan kami harapkan metode pelaksanaan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Cilacap, 16 April 2018


CV.LANCAR JAYA

TAUFIK ADI PRIYONGGO


Direktur

Anda mungkin juga menyukai