Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
C. Lokasi.
Lokasi pekerjaan ini terletak di Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap
D. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Kembali
2. Pembersihan Lokasi
3. Sewa Direksi Keet
4. Papan Nama Proyek
● Mobilisasi personil yang ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan
kebutuhan dalam dokumen pengadaan serta analisa pada metoda pelaksanaan pekerjaan.
● Melakukan pekerjaan test semua bahan/material untuk dapat memenuhi spesifikasi teknik dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
●
Mobilisasi alat berat dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan untuk menangani pekerjaan
tersebut, juga mendatangkan peralatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
yang telah sesuai dengan spesifikasi teknik serta petunjuk Direksi Pekerjaan.
Mobilisasi alat berat dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan untuk menangani pekerjaan
tersebut, juga mendatangkan peralatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
yang telah sesuai dengan spesifikasi teknik serta petunjuk Direksi Pekerjaan.
● Menyiapkan sample bahan yang akan dipakai guna diperiksakan/diuji mutunya sesuai dengan
spesifikasi dalam Dokumen Kontrak.
3 LPA Kelas C
Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari
satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh
dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui, hingga kepadatan paling sedikit 100 %
dari kepadatan kering maksimum (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989,
metode D.
4 LPA Kelas A
a. Penghamparan
- Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus
dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar
secara merata.
- Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
Bila akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama
tebalnya.
- Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang
tidak menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus
diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
- Tebal padat minimum untuk peleksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis
pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 10 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Pemadatan
- Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh
dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga
kepadatan paling sedikit 100% dari kapadatan kering maksimum modifikasi seperti yang ditentukan
oleh SNI.
- Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk
pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat.
-
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah
kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti
yang ditetapkan oleh kapadatan kering maksimum modifkasi yang ditentukan oleh SNI.
- Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah
sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber"superelevasi", penggilasan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
- Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus
dipadatkan dengan timbris mekanis atau pemadat lainnya yang disetujui.
Material yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Dipabrikasi di workshop kemudian
dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang sesuai dengan gambar kerja. Bekisting dibongkar setelah
umur beton cukup dan/atau setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Material yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Dipabrikasi di workshop kemudian
dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasang sesuai dengan gambar kerja. Bekisting dibongkar setelah
umur beton cukup dan/atau setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pembesian dan pengecoran beton K-250 maka perlu dilakukan pemasangan
plastik film yang berguna untuk mencegah air semen agar tidak merembes ke bawah.
9 Beton K-250
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian
pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete
vibrator. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat
dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10
(sepuluh) hari setelah pengecoran.
Setelah dipadatkan, permukaan beton semen harus diratakan. Beton yang masih plastis diberi
tekstur permukaan dan pembuatan alur. Menyikat melintang, cocok untuk lalulintas sedang atau
tinggi, dapat dikerjakan secara manual atau mekanis, penyikatan dilakukan dengan kedalaman
tekstur ± 1,5 mm.
Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras.
10 Join Sealer
Pelaksanaan pengisian joint sealant pada sambungan perkerasan beton dilakukan pada saat
perkerasan beton memenuhi masa curing, dimana slab beton dipotong pada setiap 5 meter,
dan pada garis tengah pertemuan antara perpotongan perkerasan beton. Perubahan dari
bahan dilihat setelah berumur 6 hari pelaksanaan. Bila tidak ada perubahan maka
temperatur penuangan yang digunakan dapat digunakan sebagai acuan. Temperatur aman
pemanasan adalah temperatur tertinggi dimana campuran dipanaskan sesuai dengan persyaratan.
- Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis
atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan
permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat
yang kaku.
- Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
- Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari permukaan
dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan
disapu.
- Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat diatas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir
yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permkaan yang hanya
mengandung agregat halus tidak akan diterima.
- Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pelaksanaan Penyemprotan
- Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan
ditandai. Khususnya untuk lapis resap pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus ditandai
dengan cat atau benang.
- Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan dengan
batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan
distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui
pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer)
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah disetujui.
Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus
disetel sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.
- Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar
jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur
yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak
boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan
Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar
jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur
yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan terbuka dan tidak
boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur yang bersebelahan
telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah disemprot harus labih besar dari pada
lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yang ditetapkan tetap mendapat
semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain.
- Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap.
Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung tersemprot,
dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan
disemprotkan.
Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot
dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agar batang semprot
mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai melalui
titik akhir.
- Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10 persen dari kapasitas
tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angin) dalam sistem penyemprotan.
- Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera diukur dari
volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup.
- Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan peralatan semprot
pada saat beroperasi.
- Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan lapis resap
pengikat.
Selama pemadatan aggregat pokok dan aggregat pengunci, kerataan permukaan harus dipelihara.
Bilamana permukaan yang telah dipadatkan tidak rata, maka aggregat harus digaru dan dibuang
atau aggregat ditambahkan seperlunya sebelum dipadatkan kembali.
Metode Mekanis :
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6 - 8 ton yang bergerak dengan kecepatan
kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memajang, dimulai dari tepi luar
hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih
(overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat. pemadatan harus dilanjutkan sampai
diperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).
Segera setelah penyemprotan aspal, aggregat penutup harus ditebarkan pada takaran yang
disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang
belum tertutup bahan aspal.
Metode Manual :
- Penghamparan dan Pemadatan Aggregat Pokok
Jumlah aggregat yang ditebar diatas permukaan yang telah disiapkan harus sebagaimana yang
disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan keterampilan penebaran dan
menggunakan perkakas tangan seperti penggaru. Pemadatan harus dilaksanakan seperti yang
dipersyaratkan untuk metode mekanis.
Segera setelah penyemprotan aspal, aggregat penutup harus ditebarkan pada takaran yang
disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda yang melintasi lokasi yang
belum tertutup bahan aspal.
Metode Kerja :
- Pasang patok dan benang dipinggir dan di as jalan dengan jarak interval antar patok adalah 10m.
- Pencampuran latasir dapat dilakukan di AMP atau dilakukan dengan manual menggunakan peralatan
yang sederhana seperti wadah dari besi (pan) dan sekop. Meskipun demikian, adalah sangat penting
untuk menggunakan suhu pencampuran yang tepat seperti yang diharuskan dan spesifikasi harus
dilaksanakan.
- Pasir dan aspal harus diukur sebelum dicampur untuk memastikan jumlah perbandingan yang tepat
dari campuran. Jumlah perbandingan aspal terhadap pasir harus 7% sampai 11%.
- Aggregat/pasir harus dipanaskan secara terpisah sampai mencapai temperature sesuai yang
dimaksud oleh spesifikasi. Kemudian campur pasir dan aspal.
- Teknik pengakutan yang baik dari material yang telah dicampur dari tempat pencampuran ke
tempat penghamparan sangatlah penting. Truk dengan bak yang terbuka dari besi harus digunakan
untuk mengangkut pada lokasi yang jauh. Bak harus bersih, disemprot dengan air sabun, minyak
atau air kapur. Untuk jarak yang dekat kurang dari 200 m, kereta dorong dapat digunakan.
- Selama pengangkutan, bak harus dilindungi dengan kancas untuk melindungi dari pengaruh cuaca,
mencegah campuran kehilangan suhu, dan juga mencegah campuran tercampur dengan material
lainnya.
- Penghamparan harus dimulai dari titik terjauh dari tempat pengadukan aspal dan berakhir di titik
terdekat.
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 3 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
3. LPA Kelas C
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 3 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 4 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 4 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu Pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
Waktu pelaksanaan :
Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 minggu (jadwal waktu pelaksanaan)
IV. URAIAN Pekerjaan sementara yang mempengaruhi kelancaran/keberhasilan penyelesaian pekerjaan yang perlu
PEKERJAAN dipersiapkan antara lain :
PENUNJANG
1. Menejemen Lalu Lintas
Penyedia harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian agar
lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja dan pengguna jalan terlindungi.
3. Standar Rujukan
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan dan telah tercantum dalam spesifikasi teknik.
V. PENUTUP Setelah disusunnya Metode Pelaksanaan untuk pekerjaan Peningkatan Jalan Kalijeruk - Sarwadadi Kecamatan
Kawunganten, maka diharapkan akan menghasilkan suatu pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan kemudian hasil dari pekerjaan tersebut dapat memberi manfaat pada
masyarakat khususnya masyarakat Desa Sarwadadi, Kecamatan Kawunganten dan sekitarnya.