Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PASTORAL TAHAP III

Nama : Silvester Sativan


Tempat Pastoral : Paroki Santo Paulus Bunut
Keskupan : Sintang
Nama Pembimbing Setempat : RD. Silverius Yohanes Orwan

REFLEKSI BIBLIS, RENSTRA PASTORAL, DAN REFLEKSI PRIBADI

1. REFLEKSI TEOLOGI BIBLIS


a. Masalah Pokok
Secara umum, Paroki Santo Paulus Bunut menemukan persoalan, yakni
minimnya kesadaran umat untuk hadir dan berkumpul dalam doa di gereja. Penulis
mengamati bahwa sebagian besar umat lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan
mengikuti kegiatan peribadatan. Hal ini tampak ketika hari Minggu, Jumlah umat
terbatas dalam mengikuti kegiatan ibadat dan Ekaristi. Kegiatan peribadatan masih
belum menjadi suatu hal yang penting.
Tampaknya sebagian umat lebih mengusahakan keselamatan jasmani tanpa
memperhatikan keseimbangan dengan keselamatan rohani. Hidup doa mereka
dikesampingkan demi menambah pundi-pundi penghasilan untuk mempertahankan
hidup mereka. Tentu baik apabila manusia bekerja dengan giat untuk membuat
hidupnya tetap terjamin. Tetapi akan lebih baik apabila manusia juga hadir ke
hadapan Tuhan dalam doa bersama di gereja untuk mensyukuri dan menyadari bahwa
Tuhanlah yang empunya segala yang dibutuhkannya.

b. Teks Kitab Suci (Lukas 10:38-42 “Maria dan Marta)


38
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah
kampung. Seorang perempuan yang Bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
39
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

1
40
sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?
Suruhlah dia membantu aku.”
41
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri
dengan banyak perkara,
42
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang
tidak akan diambil dari padanya.”

c. Alasan Kesesuaian Teks


Teks ini menyajikan perbedaan tindakan yang dilakukan antara Maria dan
Marta ketika Yesus datang ke rumah mereka. Maria duduk di dekat Yesus untuk
mendengarkan pengajaran Yesus. Sementara Marta justru sibuk mengerjakan
pekerjaan rumah demi menyambut Yesus, sehingga ia tidak dapat mendengarkan
Yesus. Dari dua tindakan itu, Yesus justru memuji apa yang diperbuat oleh Maria dari
pada Marta yang terlalu sibuk oleh banyak persoalan dunia.
Hidup memang memiliki kebutuhan nyata, tetapi pada saat yang bersamaan
umat perlu menyadari bahwa perlu juga untuk belajar dari Tuhan, mendengarkan
sabda dan merenungkannya, serta menjadikannya sebagai pedoman hidup. Tuhan
telah menyediakan 6 hari untuk bekerja, maka dalam hari yang ke 7 manusia perlu
untuk berhenti untuk beristirahat dan duduk di dekat Tuhan, bersyukur dan menimba
kekuatan baru demi menjalani hidup di hari-hari yang mendatang. Karena yang
terpenting adalah kebergantungan pada Tuhan, bukan pekerjaan yang dilakukan terus
menerus tanpa henti. Sebab hal tersebut mengandaikan bahwa manusia sungguh
mengandalkan kemampuannya sendiri.

d. Pesan Iman
Allah telah menyediakan kesempatan kepada manusia untuk bekerja
mengusahakan segala hal baik untuk keberlangsungan hidupnya. Allah juga telah
memberi kesempatan kepada manusia untuk duduk mendengarkan pengajaran-Nya.
Sebagaimana Maria yang memanfaatkan kesempatan kedatangan Yesus ke rumahnya
dengan duduk dan belajar dari Yesus, kita pun diajak untuk memanfaatkan

2
kesempatan berahmat pada hari Minggu untuk belajar dari Tuhan. Tidak ada yang
salah dengan bekerja, tetapi akan jauh lebih baik jika kita hadir dalam persekutuan
doa sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia akan hadir di
sana (bdk.Mat.18:20).
Jangan sampai kita menjadi seperti Marta yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan yang mana pada akhirnya hanya akan menimbulkan kegelisahan. Sebab
orang yang terlalu sibuk bekerja, cenderung khawatir akan hidupnya. Ia menjadi
orang yang kurang percaya pada penyelenggaraan Allah. Ia juga tidak memiliki
kesempatan untuk mendengarkan kehendak Allah dalam hidupnya. Perlu ada
keseimbangan antara kerja dan doa.

2. LATIHAN MEMBUAT RENCANA STRATEGIS PASTORAL


a. Masalah Pokok
Secara umum, kesadaran umat untuk mengikuti kegiatan peribadatan pada
hario Minggu masih kurang. Pada hari Minggu umat masih lebih memilih bekerja
daripada hadir dalam doa bersama di gereja. Ketika hari raya baru jumlah umat
cukup banyak. Kegiatan peribadatan belum menjadi sesuatu yang penting bagi
sebagian besar umat.
Persoalan di atas tentu memiliki faktor penyebabnya, dan berdasarkan
pengamatan penulis, faktor penyebab situasi tersebut adalah masalah ekonomi alias
masalah perut. Tampaknya umat masih terlalu cemas akan keadaan ekonomi mereka
apabila mereka absen bekerja meski di hari Minggu. Seolah-olah tidak ada hari
Tuhan yang ada adalah setiap hari bekerja. Umat belum memiliki kesadaran bahwa
aktivitas ibadat dan Ekaristi juga merupakan bagian penting dalam hidup beriman.

b. Tujuan Jangka Panjang


Gereja adalah persekutuan umat beriman. Beriman tidak hanya soal menjadi
bagian dalam komunitas tetapi juga mengandaikan suatu kegiatan yang menunjukkan
bahwa ia beriman atau percaya. Suatu ungkapan dari iman itu adalah doa. Karenanya
tujuan jangka panjang yang diharapkan terjadi di tengah umat beriman Paroki Santo
Paulus Bunut ini adalah umat semakin menyadari betapa penting aktivitas

3
peribadatan di gereja, khususnya pada hari Minggu. Umat semakin rajin ke gereja
untuk sembahyang, tanpa khawatir akan pekerjaan-pekerjaan mereka.
Indikator dari keaktifan umat ke gereja adalah gedung gereja penuh setiap
hari Minggu. Semakin banyak umat mengisi setiap bangku yang ada di gereja. Tidak
hanya ibu-ibu tetapi bapak-bapak, anak-anak dan kaum muda juga hadir dalam
peribadatan.

c. Tujuan Jangka Pendek


Liturgi Gereja Katolik menuntut suatu partisipasi aktif dari umat. Maka
tujuan jangka pendek yang diharapkan terjadi ialah umat terbiasa melakukan gerakan
liturgis secara mengalir dan terbiasa mengucapkan jawaban-jawaban umat dengan
lantang. Dengan demikian liturgi tidak lagi menjadi kegiatan doa yang
membosankan, sebab semua umat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari liturgi
itu sendiri. Yang menjadi ukurannya ialah pemandu ibadat atau pemimpin perayaan
Ekaristi tidak perlu lagi mengajak umat untuk berdiri atau duduk atau berlutut. Umat
dapat mengikuti liturgi secara mengalir.

d. Kegiatan-Kegiatan
Untuk mengatasi situasi umat yang masih belum sadar akan pentingnya
kegiatan doa bersama di gereja dapat dilakukan beberapa cara, yakni semakin sering
menyapa umat dengan kunjungan-kunjungan atau tourney, memberi pemahaman
yang benar tentang iman, memberi katekese tentang liturgi, dan memberi pelatihan
mengenai liturgi dan nyanyian-nyanyian Gereja. Tentu setiap program memerlukan
proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karena itu, pelaksana kegiatan harus
terus menerus melakukannya sebab umat akan bisa karena terbiasa.

3. REFLEKSI PRIBADI
Saya sudah menjalani Tahun Orientasi Pastoral selama kurang lebih 9 bulan di
Paroki Santo Paulus Bunut. Banyak hal yang terjadi, banyak hal pula yang membantu
saya untuk semakin mengolah panggilan ini. Berkaitan dengan hidup doa, saya bersyukur

4
di komunitas pastoran, kami mempunyai kebiasaan untuk melakukan ibadat pagi dan
misa pagi bersama. Dengan demikian kebutuhan Ekaristi dapat terpenuhi. Selain itu saya
juga selalu melakukan doa pribadi pada pagi hari setelah bangun tidur dan pada malam
hari sebelum bangun tidur. Beberapa kali saya juga masih melakukan pemeriksaan batin
pada malam hari sekaligus merefleksikan perjalanan hidup selama satu hari. Hanya saja
tidak semua refleksi dapat saya tulis dalam buku. Saya menyadari bahwa segala hal di
dunia ini tidak terjadi wajar apa adanya. Tuhan selalu menjadi pihak yang menyebabkan
segalanya. Maka dalam doa saya berusaha untuk semakin menyadari kebesaran Tuhan
atas hidup saya.
Dalam kegiatan pastoral ini saya menyadari bahwa ilmu yang saya dapat di bangku
kuliah sungguh membantu, lebih-lebih ketika mempersiapkan renungan. Perlu suatu
pemahaman teologi yang memadai untuk mengkomunikasikan sabda Tuhan dengan
realitas umat. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan dan persoalan umat juga menjadi
suatu hal yang mendesak dan menuntut suatu jawaban. Pengetahuan teologi yang saya
kuasai sedikit mampu untuk menjawab beberapa pertanyaan, tetapi ada banyak juga
persoalan yang belum menemukan jawaban. Karena itu saya menyadari bahwa saya
masih perlu belajar dan menimba pengetahuan, sehingga apa yang saya punya itu dapat
saya bagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Dalam menjalani TOP ini tentu tidak hanya pengalaman sukacita yang saya alami,
ada juga pengalaman duka. Tetapi segala pengalaman yang ada itu, saya refleksikan
sebagai suatu proses yang tidak bisa tidak harus dialami. Untuk membentuk pejuang yang
tangguh tentu tidak hanya diuji dengan ujian yang menyukakan, tetapi juga harus ada
pengalaman yang menyusahkan. Saya sungguh bersyukur atas apa yang saya alami
semasa pastoral ini dan sampai saat ini saya merasa semakin kuat dalam panggilan ini.
Bagi saya Tuhan sungguh baik, sebab pengalaman yang terjadi selama ini dapat membuat
kelemahan saya menjadi kekuatan saya. Berkat-Nya, kini saya merasa bahwa saya telah
menjadi pribadi yang selalu siap sedia dalam tugas dan tanggungjawab apapun.
Pengalaman semasa TOP memberi gambaran baru seorang gembala ideal di tengah
umat. Begitu banyak persoalan di tengah umat membuat seorang gembala itu harus serba
bisa dan punya wawasan yang luas. Karena dalam kenyataan, umat akan selalu bertanya
dan meminta jalan keluar kepada para gembala atas segala hal yang mereka alami. Lalu

5
gembala juga harus menjadi gembala yang berani dan tangguh. Medan pastoral bukanlah
medan yang mudah. Di setiap sudut punya kesulitan. Apabila gembala tidak cakap, maka
dombapun akan hilang. Tak kalah penting gembala yang baik juga adalah gembala yang
mau mendengarkan domba-dombanya. Sepertinya seorang imam adalah wadah
penampung, sebab hampir setiap persoalan akan disampaikan kepada imam. Maka
dengan demikian seorang imam harus mampu menjadi pendengar setia umat.

Mentebah, 6 Mei 2023


Pastor Kepala Paroki Frater TOP

RD. Silverius Yohanes Orwan Frater Silvester Sativan

Pengiriman laporan tanggal 6 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai