Anda di halaman 1dari 14

ISSN : ISSN 2442-4986

An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9 (2) Desember 2022. Hal . 167-180


https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/ANN/article/view/8068

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELAS IBU HAMIL PADA MASA


NEW NORMAL DI PUSKESMAS 9 NOPEMBER KOTA BANJARMASIN

THE IMPLEMENTATION OF THE PREGNANT MOTHER CLASS PROGRAM


DURING THE NEW NORMAL PERIOD AT THE PUSKESMAS NOPEMBER 9,
BANJARMASIN CITY

Norfai1*, Meilya Farika Indah2, Eddy Rahman3, Abdullah4


1,2,3,4Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
*Email: norfai92@gmail.com

ABSTRACT
This study is a qualitative research with phenomenological approach that is research conducted in an
effort to obtain answers or in-depth information about the implementation of the pregnant women
Class program includes input indicators, process indicators and output indicators and analyze the
relationship between the three indicators in the New Normal. How to determine the informant based on
purposive sampling, where the researcher in determining the informant in accordance with the criteria
set by the researcher, it is intended that the informant is able to provide information in accordance with
the objectives of the study. Informants in this study are holders of pregnant women Class program as
the main informant while and cadres in the implementation of pregnant women class as triangulation
informant. Data collection was conducted by in-depth interviews using interview guidelines consisting
of open-ended questions and voice recording devices. Data processing and analysis is done by creating
a framework, transcription, making initial coding, making axial coding, creating generic categories and
confirming/modifying/developing relationships between categories. Research location at Puskesmas 9
Nopember Banjarmasin City. Based on the results obtained that the input and process indicators are
indicators of success and optimization of the implementation of classes of pregnant women and the
success of the implementation of classes of pregnant women have a tendency towards the behavior of
pregnant women in doing K1 (pure K1 or K1 access), K4, childbirth assisted by health workers,
puerperal visits (KF) and Neonatal visits (KN).

Keywords: Pregnancy Classes, New Normal

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yaitu
penelitian yang dilakukan dalam upaya memperoleh jawaban atau informasi secara
mendalam mengenai pelaksanaan program kelas ibu hamil mencakup indikator input,
indikator proses dan indikator output serta menganalisis keterkaitan antara ketiga indikator
tersebut di masa New Normal. Cara penentuan informan berdasarkan purposive sampling,
dimana peneliti dalam menentukan informan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
peneliti, hal ini dimaksudkan agar informan tersebut mampu memberikan informasi sesuai
dengan tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini yaitu pemegang program kelas ibu
hamil sebagai informan utama sedangkan dan kader dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
sebagai informan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara secara
mendalam menggunakan pedoman wawancara yang tediri dari pertanyaan-pertanyaan
terbuka dan alat perekam suara. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara
membuat framework, transkripsi, membuat initial coding, membuat axial coding, membuat
generic categories dan mengkonfirmasi/memodifikasi/mengembangkan hubungan antar
categories. Lokasi Penelitian di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa indikator input dan proses merupakan indikator keberhasilan
dan optimalisasi pelaksanaan kelas ibu hamil serta keberhasilan pelaksanaan kelas ibu hamil
mempunyai kecenderungan terhadap perilaku ibu hamil dalam melakukan K1 (K1 murni
atau K1 akses), K4, persalinan ditolong Nakes, Kunjungan Nifas (KF) dan Kunjungan
Neonatal (KN).

Kata Kunci: Kelas Ibu Hamil; New Normal

167
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

PENDAHULUAN 2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6%. Cakupan


Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk pelayanan kesehatan ibu hamil K4 di provinsi
belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, Kalimantan Selatan sebesar 77,4%, dimana cakupan
dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang tersebut berada dibawah cakupan nasional.
secara umun bertujuan meningkatkan pengetahuan, Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan
merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami minimal tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari
perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat dengan hari ke-42 pasca persalinan. Ibu bersalin yang
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran (1). telah melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali
Sebanyak 93,14% puskesmas di Indonesia telah dapat dihitung telah melakukan kunjungan nifas
melaksanakan kelas ibu hamil yang berarti telah lengkap (KF lengkap). Cakupan kunjungan KF
mencapai target renstra Kementerian Kesehatan lengkap di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 88,3%,
tahun 2019 yang sebesar 90%. Sebagian besar sedangkan cakupan kunjungan KF lengkap di
provinsi yang telah mencapai target renstra tersebut Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 81,2%, dimana
(2). Berdasarkan Kemenkes RI (3) Pada tahun 2020, cakupan kunjungan KF lengkap di Provinsi
terdapat 69,9% puskesmas yang melaksanakan kelas Kalimantan Selatan masih dibawah cakupan
ibu hamil. Angka ini lebih rendah dibandingkan nasional.
tahun 2019 sebesar 93,14%. Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi
Penurunan kematian ibu dan anak tidak perubahan yang sangat besar dari kehidupan di
dapat lepas dari peran pemberdayaan masyarakat, dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir
yang salah satunya dilakukan melalui pelaksanaan pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu
kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan bulan merupakan golongan umur yang memiliki
dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Kementerian risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
Kesehatan menetapkan indikator persentase masalah kesehatan bisa muncul. Kunjungan neonatal
puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam,
persentase Puskesmas melaksanakan orientasi umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. Capaian KN1
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Indonesia pada tahun 2020 sebesar 82,0%, lebih kecil
Komplikasi (P4K) sebagai upaya menurunkan dari capaian pada tahun 2019 yaitu sebesar 94,9%,
kematian ibu dan kematian anak. Kelas ibu hamil serta belum memenuhi target Renstra tahun 2020
merupakan sarana bagi ibu hamil dan keluarga yaitu sebesar 86%.
untuk belajar bersama tentang kesehatan ibu hamil Berdasarkan data secara nasional di
yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dalam Indonesia didapatkan bahwa indikator keberhasilan
kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk dari program kelas ibu hamil yaitu pada indikator
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu output seperti cakupan K1, cakupan K4, %
dan keluarga mengenai kehamilan, persalinan, nifas, ibu/keluarga dengan perencanaan persalinan oleh
KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, tenaga kesehatan, % cakupan KF dan persentase
perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau cakupan KN, dimana seluruh indikator output
senam ibu hamil (3). mengalami penurunan pada tahun 2020, hal ini
Indikator keberhasilan dari program kelas mengindikasikan bahwa kurang optimalnya
ibu hamil berdasarkan indikator output adalah pelaksanaan program kelas ibu hamil di wilayah
cakupan K1, cakupan K4, % ibu/keluarga dengan kerja puskesmas, peristiwa tersebut yang menjadi
perencanaan persalinan oleh tenaga kesehatan, % dasar untuk dilakukan studi yang bertujuan untuk
cakupan KF dan persentase cakupan KN (4). Secara menganalisis pelaksanaan program kelas ibu hamil
nasional sejak tahun 2007 sampai dengan 2020 secara kualitatif, agar mendapatkan informasi yang
cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 komprehensif dan mendalam mengenai pelaksanaan
cenderung meningkat. Namun demikian terjadi program kelas ibu hamil. Berdasarkan data Dinas
penurunan pada tahun 2020 dibandingkan tahun

168
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

Kesehatan Kota Banjarmasin didapatkan bahwa cara memelihara dan merawat kesehatan ibu
Puskesmas 9 Nopember pada tahun 2020 jumlah dan anak. Setiap kehamilan mendapat 1 buku
kelas ibu hamil yang terbentuk sebanyak 4 KIA (5).
sedangkan pada tahun 2021 jumlah kelas ibu hamil Selama kurun waktu 15 tahun terakhir
yang terbentuk sebanyak 1, berdasarkan data ini, masyarakat telah mengenal Buku KIA
tersebut, maka terdapat urgensi untuk menganalisis sebagai buku merah muda yang merupakan
pelaksanaan program kelas ibu hamil pada masa New salah satu instrumen pelayanan kesehatan ibu
Normal di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin. dan anak yang diterima langsung oleh ibu
dan keluarga. Penggunaan buku KIA
BAHAN DAN METODE merupakan salah satu langkah strategis dalam
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif meningkatkan kemandirian masyarakat
dengan pendekatan fenomenologi yaitu penelitian dibidang kesehatan ibu dan anak termasuk
yang dilakukan dalam upaya memperoleh jawaban penerapan keluarga dalam pemenuhan gizi
atau informasi secara mendalam mengenai ibu hamil dan anak serta stimulasi
pelaksanaan program kelas ibu hamil mencakup perkembangan anak. Buku KIA diberikan
indikator input, indikator proses dan indikator kepada setiap ibu hamil pada saat kunjungan
output serta menganalisis keterkaitan antara ketiga pertama pemeriksaan kehamilan Antenatal
indikator tersebut di masa new normal. Cara Care (ANC) di pelayanan kesehatan. Hasil
penentuan informan berdasarkan purposive sampling, pemeriksaan kehamilan tersebut dicatat
dimana peneliti dalam menentukan informan sesuai dalam buku KIA. Sejak itu ibu hamil dan
dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, hal ini keluarganya diharapkan membaca dan
dimaksudkan agar informan tersebut mampu memahami isi buku KIA yang memuat
memberikan informasi sesuai dengan tujuan informasi tentang kebutuhan pelayanan
penelitian. Informan dalam penelitian ini yaitu kesehatan dan gizi bagi ibu hamil, persiapan
pemegang program kelas ibu hamil sebagai kelahiran, perawatan bayi baru lahir dan
informan utama sedangkan kader dalam kebutuhan pelayanan kesehatan, gizi,
pelaksanaan kelas ibu hamil sebagai informan imunisasi serta tumbuh kembang anak dari
triangulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan bayi hingga anak berumur 5 tahun juga
cara wawancara secara mendalam menggunakan tentang keluarga berencana. Selain itu, buku
pedoman wawancara yang tediri dari pertanyaan- KIA juga merupakan catatan keadaan
pertanyaan terbuka dan alat perekam suara. kesehatan dan gizi ibu dan anak sehingga
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara dapat menjadi media komunikasi antara ibu
membuat framework, transkripsi, membuat initial dan petugas kesehatan. Namun pada
coding, membuat axial coding, membuat generic kenyataannya, belum seluruh ibu dan
categories dan keluarganya memanfaatkan buku KIA dengan
mengkonfrmasi/memodifikasi/mengembangkan baik. Minat baca masyarakat Indonesia masih
hubungan antar categories. Lokasi Penelitian di rendah. Buku KIA yang dibawa pulang oleh
Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin. ibu dan diharapkan dapat dibaca oleh ibu dan
keluarga ternyata hanya disimpan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN dibawa pada saat berkunjung ke fasilitas
1. Indikator Input
pelayanan kesehatan. Dilain pihak, petugas
a. Ibu hamil yang mempunyai buku KIA
kesehatan juga belum menggunakan buku
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku
KIA sebagai media komunikasi (6).
KIA) telah dirintis sejak 1997 dengan
Berdasarkan hasil wawancara kepada
dukungan dari JICA (Japan International
informan utama menyatakan bahwa buku
Cooperation Agency). Buku KIA berisi catatan
KIA diberikan bagi setiap ibu hamil yang
kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan
terdapat di wilayah kerja Puskesmas 9
anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita).
Nopember, hal tersebut didukung oleh
Buku KIA juga memuat informasi tentang

169
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

pernyataan informan triangulasi menyatakan mempengaruhi kesehatan seseorang, baik


bahwa setiap menemukan ibu hamil yang individu, kelompok atau masyarakat.
belum memiliki buku KIA, maka ibu hamil b. Pedoman dan paket kelas ibu hamil
tersebut diarahkan berkunjung ke Puskesmas Berdasarkan hasil wawancara dengan
9 Nopember untuk mendapatkan buku KIA. informan utama didapatkan bahwa materi
Berdasarkan informasi tersebut dapat pelaksanaan kelas ibu hamil berfokus
dinyatakan bahwa terdapat adanya upaya mengenai ASI Eksklusif, karena pencapaian
maksimal yang dilakukan oleh Puskesmas ASI eksklusif di Puskesmas 9 Nopember
dengan maksud memastikan seluruh ibu belum mencapai target yang ditetapkan oleh
hamil di wilayah kerja Puskesmas tersebut Puskesmas tersebut, pernyataan informan
memiliki buku KIA, selain itu juga utama tersebut didukung berdasarkan data
berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
Banjarmasin didapatkan bahwa di Puskesmas didapatkan bahwa di Puskesmas 9 Nopember
9 Nopember terjadi peningkatan penggunaan cakupan ASI eksklusif PE terkoreksi pada
buku KIA yaitu pada tahun 2020 sebesar tahun 2020 sebesar 55,66% sedangkan pada
75,41% sedangkan pada tahun 2021 sebesar tahun 2021 sebesar 64,56%, data tersebut
84%, data tersebut membuktikan bahwa menjelaskan bahwa terjadi peningkatan
terdapat peningkatan penggunaan buku KIA cakupan ASI eksklusif, akan tetapi cakupan
yang cukup signifikan di wilayah kerja tersebut masih belum mencapi target yang
Puskesmas 9 Nopember. ditetapkan. Tempat pelaksanaan kelas ibu
Berdasarkan hasil penelitian oleh Kalsum hamil dilakukan di rumah kader atau di
dan Febriyeni (7) menunjukkan bahwa hasil mesjid, dimana tempat pelaksanaan tersebut
uji Chi-Square didapatkan p-value sebesar telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu
0,001, artinya terdapat hubungan yang antara fasilitator dengan ibu hamil tersebut.
bermakna antara pengetahuan responden Media yang digunakan untuk menyampaikan
dengan pemanfaatan buku KIA, sedangkan materi mengenai ASI eksklusif seperti laptop
nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,619, nilai dan LCD, selain itu juga terdapat kegiatan
Odds Ratio (OR) sebesar 7,619 menunjukkan demonstrasi mengenai cara pijat ASI
bahwa responden yang mempunyai menggunakan alat peraga.
pengetahuan rendah mempunyai peluang Berdasarkan informan utama dan
7,619 kali tidak memanfaatkan buku KIA informan triangulasi menyatakan bahwa
dibandingkan dengan responden yang sarana dan prasarana yang digunakan selama
mempunyai pengetahuan tinggi. Secara garis pelaksanaan kelas ibu hamil mempunyai
besar peningkatan kepemilikan dan kontribusi yang positif yaitu lebih
penggunaan buku KIA, tidak terlepas dari memudahkan ibu hamil dalam memahami
peran atau dukungan petugas kesehatan, materi yang disampaikan, selama pelaksanaan
peran atau dukungan kader dan pengetahuan kelas ibu hamil berlangsung terlihat bahwa
yang dimiliki oleh ibu hamil mengenai buku komunikasi yang interaktif antara penyaji
KIA tersebut, dimana ketiga variabel tersebut materi dengan ibu hamil tersebut.
saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Berdasarkan informan utama menyatakan
Menurut Green dalam Notoatmodjo (8) bahwa belum adanya evaluasi pelaksanaan
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan kegiatan kelas ibu hamil setiap kali pertemuan
salah satu faktor predisposisi atau faktor yang kelas ibu hamil seperti pre-test dan post-test
mempermudah seseorang untuk berperilaku. setelah materi selesai disampaikan. Fasilitas
Menurut Blum dalam Notoatmodjo (8) atau sarana dan prasarana merupakan faktor
menyebutkan bahwa faktor perilaku pemungkin (enabling factors) yang membentuk
merupakan salah satu faktor yang perilaku seseorang atau masyarakat, karena

170
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

pengetahuan dan sikap belum cukup Kabupaten Humbang Hasundutan tahun


menjamin untuk membentuk perilaku 2019.
seseorang atau masyarakat. Perilaku sehat Menurut Kemenkes RI (4), salah satu
akan terbentuk apabila didukung dengan tahapan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
akses sarana dan prasarana atau fasilitas yaitu pelatihan bagi fasilitator. Fasilitator ibu
pelayanan kesehatan (8). kelas ibu hamil ialah bidan atau petugas
Secara garis besar sarana dan prasarana kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan
yang disediakan oleh pihak puskesmas 9 fasilitator kelas ibu hamil atau on the job
Nopember cukup memadai dan training serta bagi bidan atau petugas
menyesuaikan dengan materi yang disajikan kesehatan ini dapat melaksanakan
yaitu materi mengenai ASI eksklusif, pengembangan kelas ibu hamil di wilayah
mengingat sarana dan prasarana merupakan kerjanya masing-masing. Kegiatan kelas ibu
salah satu faktor dan mempunyai peranan hamil yang dilaksanakan, agar dapat berjalan
penting bagi terbentuknya perilaku seseorang secara optimal, maka fasilitator sebaiknya
dan perlunya dilakukan evaluasi terhadap menguasai materi yang akan disampaikan,
pelaksanaan kelas ibu hamil tersebut yaitu baik dari segi materi medis maupun non
dengan cara pre-test maupun post-test setiap medis. Kemampuan non medis seperti
kali pertemuan kelas ibu hamil dalam upaya komunikasi interaktif, presentasi yang baik
mengukur sejauh mana pemahaman yang dan menciptakan suasana yang kondusif akan
diterima oleh ibu hamil mengenai materi yang sangat membantu dalam upaya
telah disampaikan. mengoptimalkan kegiatan kelas ibu hamil.
c. Petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas Menurut Fuada dan Setyawati (10) salah satu
ibu hamil strategi dalam keberhasilan pelaksanaan kelas
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu hamil yaitu dengan memberikan pelatihan
informan utama menyatakan bahwa fasilitator secara terus-menerus kepada Bidan dan
kelas ibu hamil adalah tenaga kesehatan yaitu pelatihan harus didasarkan atas evaluasi
bidan berjumlah 1 orang, dimana bidan pelaksanaan pelatihan maupun pelaksanaan
tersebut sekaligus sebagai pemegang program KIH sendiri.
kelas hamil, selain itu fasilitator kelas ibu d. Tersedianya anggaran kelas ibu hamil
hamil telah mendapatkan pelatihan sebagai Berdasarkan hasil wawancara dengan
fasilitator kelas ibu hamil. Berdasarkan informan utama menyatakan bahwa anggaran
pernyataan informan utama bahwa dana dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
pelaksanaan kelas ibu hamil sejauh ini pada bersumber dari dana BOK Puskesmas 9
tahun 2022 telah dilaksanakan sebanyak 2 Nopember, dimana dana BOK tersebut untuk
kelas ibu hamil, dimana 1 kelas ibu hamil tahun 2022 dianggap cukup dalam
dilaksanakan di Kelurahan Banua Anyar dan melaksanakan kelas ibu hamil, dimana
1 kelasnya lagi dilaksanakan di Kelurahan pelaksanaan kelas ibu hamil sejauh ini pada
Pangambangan. 1 kelas ibu hamil terdiri dari tahun 2022 berjalan sudah dilaksanakan 2
10 orang ibu hamil, selain itu berdasarkan kelas ibu hamil yang terdiri dari 1 kelas ibu
informan utama tersebut, kemungkinan akan hamil dilaksanakan di Kelurahan Banua
mengadakan kelas ibu hamil kembali, apabila Anyar dan 1 kelas ibu hamil yang kedua
memungkinkan dari segi waktu. dilaksanakan di Kelurahan Pangambangan.
Berdasarkan Penelitian Debora & Gloria Berdasarkan pernyataan informan utama
(9) didapatkan bahwa nilai chi-square hitung bahwa dana kelas ibu hamil tersebut
(27,240) > nilai chi-square tabel (9,49), maka digunakan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
Ho ditolak, artinya secara statistik terdapat di wilayah kerja Puskesmas 9 Nopember
hubungan antara keterampilan bidan seperti konsumsi bagi peserta kelas ibu hamil
terhadap partisipasi ibu mengikuti kelas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Saitnihuta

171
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

dan souvenir dan lain sebagainya yang terkait hamil di laksanakan di Kelurahan Banua
dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Anyar dan 1 kelas ibu hamil yang kedua
Penggunaan dana BOK ini diatur dalam dilaksanakan di Kelurahan Pangambangan,
Permenkes Nomor 3 Tahun 2019 tentang dimana 1 kelas ibu hamil terdiri dari 10
petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi orang ibu hamil, yang artinya sebanyak 20
Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan dimana orang ibu hamil yang telah mengikuti kelas
penggunaan BOK di Puskesmas diutamakan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas 9
untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif Nopember, dan kemungkinan berdasarkan
dan preventif. Salah satu kegiatan informan utama adanya penambahan kelas
penggunaan BOK di Puskesmas adalah ibu hamil lagi, apabila memungkinkan dari
penyelenggaraan berbagai upaya keschatan aspek waktu. Berdasarkan pernyataan
masyarakat esensial dan pengembangan baik informan utama bahwa pada tahun 2022 ini
di dalam gedung maupun díluar gedung terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya,
Puskesmas. Upaya kesehatan esensial yang hal ini terlihat bahwa puskesmas 9
termasuk dalam pendanaan BOK yaitu Nopember melakukan upaya semaksimal
pelayanan Antenatal Care yang terdiri atas: mungkin, agar ibu hamil yang terdapat di
pelayanan antenatal. Pelaksanaan P4K, wilayah kerjanya mendapatkan intervensi
pemantauan bumil resiko tinggi, kemitraan berupa kegiatan kelas ibu hamil dan materi
bidan dukun, pelacakan kasus kematian ibu, yang disampaikan berfokus pada pemberian
pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan ASI eksklusif, mengingat pencapaian ASI
pelaksanaan kelas ibu hamil. eksklusif dianggap masih rendah.
Menurut Grenn dalam Notoatmodjo (8) Pernyataan informan utama tersebut
menyatakan bahwa sarana dan prasarana didukung oleh data Dinas Kesehatan Kota
seperti biaya merupakan faktor pemungkin Banjarmasin didapatkan bahwa di
(enabling factors) bagi terbentuknya perilaku Puskesmas 9 Nopember jumlah ibu hamil
seseorang, oleh sebab itu anggaran dana bagi yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 60
pelaksanaan kelas ibu hamil, merupakan hal ibu hamil sedangkan pada tahun 2021
paling mendasar, karena pelaksanaan kelas sebanyak 10 orang ibu hamil. Pertemuan
ibu hamil dilaksanakan sebanyak 4 kali kelas ibu hamil dilakukan minimal 4 kali
pertemuan, dimana setiap pertemuan pertemuan selama kehamilan sesuai
membutuhkan dana seperti konsumsi peserta kesepakatan antan fasilitator dengan ibu
kelas ibu hamil, adanya souvenir yang hamil tersebut. Setiap pertemuan, materi
dibagikan ke peserta kelas ibu hamil dan lain kelas ibu hamil yang akan disampaikan
sebagainya, dimana hal tersebut merupakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
salah satu indikator keberhasilan dalam ibu hamil, tetapi tetap mengutamakan materi
pelaksanaan kelas ibu hamil. pokok seperti materi mengenai pemeriksaan
2. Indikator Proses kehamilan agar ibu dan janin sehat, materi
Indikator Proses merupakan kegiatan yang mengenai persalinan aman, nifas nyaman,
bertujuan untuk mengubah sebuah masukan ibu selamat dan bayi sehat, materi mengenai
menjadi hasil yang diharapkan dari sistem pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan,
tersebut. Indikator proses dalam pelaksanaan persalinan dan nifas agar ibu dan bayi sehat,
program kelas ibu hamil adalah sebagai berikut : materi mengenai perawatan bayi baru lahir
a. Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil agar tumbuh kembang optimal. Khusus
Berdasarkan hasil wawancara dengan materi 3, materi yang disampaikan dapat
informan utama menyatakan bahwa disesuaikan dengan kondisi permasalahan
pelaksanaan kelas ibu hamil sejauh ini pada kesehatan di wilayah kerja setempat (4).
tahun 2022 berjalan sudah dilaksanakan 2 Berdasarkan hasil penelitian
kelas ibu hamil yang terdiri dari 1 kelas ibu Sasnitiariproporsi responden yang
keikutsertaan kelas ibu hamil ≥ 2 kali dan

172
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

mempunyai sikap positif sebesar mengenai hamil tersebut datang mendampingi pada
tanda bahaya kehamilan sebesar 75,9% lebih saat pertemuan terakhir yaitu pertemuan
besar dibandingkan proporsi responden keempat, Hal tersebut dilakukan, agar
sikap negative mengenai tanda bahaya penyampaian materi, bukan hanya
kehamilan. Berdasarkan hasil uji Chi- dimengerti dan dipahami oleh ibu hamil,
Kuadrat didapatkan bahwa nilai p = 0,029, akan tetapi dimengerti dan dipahami oleh
yang artinya bahwa terdapat hubungan suami khususnya atau keluarga dekat dari
antara keikutsertaan kelas ibu hamil dengan ibu hamil tersebut. Pernyataan informan
pengetahuan tanda bahaya kehamilan. utama dan triangulasi menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang pelaksanaan kelas ibu hamil sejauh ini pada
dilakukan Abdulah & Norfai (12) di Wilayah tahun 2022 berjalan sudah dilaksanakan 2
kerja Puskesmas Teluk Dalam Kota kelas ibu hamil yang terdiri dari 1 kelas ibu
Banjarmasin diperoleh bahwa p-value= 0,008 hamil di laksanakan di Kelurahan Banua
dengan demikian p-value lebih kecil dari Anyar dan 1 kelas ibu hamil yang kedua
nilai α (0,05), hal ini berarti secara statistik dilaksanakan di Kelurahan Pangambangan,
ada hubungan bermakna antara pengetahuan dimana suami atau keluarga ibu hamil
dengan Antenatal Care (ANC) K4. Menurut tersebut mendampingi 1 kali, yaitu pada saat
Bloom dalam Notoatmodjo (8) menyebutkan pertemuan keempat.
bahwa ada 3 domain perilaku yaitu kognitif, Dukungan pasangan akan meningkatkan
afektif dan psikomotorik, ketiga hal tersebut kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
hasil berkaitan, oleh sebab itu terbentuknya kehamilannya, dan proses persalinan hingga
sebuah tindakan didasari atas pengetahuan, ke persiapan menjadi orang tua. Keterlibatan
dimana pengetahuan tersebut membawanya suami sejak awal masa kehamilan akan
untuk bersikap yaitu kecenderungan untuk mempermudah dan meringankan ibu dalam
bertindak, selain itu perlu juga dipahami menjalani dan mengatasi berbagai perubahan
bahwa terbentuknya tindakan, terdapat yang terjadi pada tubuh ibu akibat hadirnya
faktor lain seperti fasilitas atau sarana dan janin di dalam perut. Sejalan dengan
prasarana, karena fasilitas atau sarana dan program ini diharapkan minimal satu kali
prasarana merupakan faktor pemungkin pertemuan ibu hamil didampingi
(enabling factors). Secara garis besar bahwa suami/keluarga. Hal ini dimaksudkan agar
semakin banyak ibu hamil yang mengikuti kesehatan ibu selama hamil, bersalin, nifas,
kelas ibu hamil dan aktif mengikuti kelas ibu termasuk kesehatan bayi yang baru
hamil sebanyak 4 kali pertemuan, maka ibu dilahirkannya dan kebutuhan akan KB pasca
hamil tersebut akan mengetahui dan persalinan menjadi perhatian dan tanggung
memahami terhadap materi yang jawab seluruh keluarga (13). Suami
disampaikan seperti materi mengenai merupakan salah satu bagian dari keluarga
pemeriksaan kehamilan, materi mengenai yang penting dalam memberikan dorongan
persalinan aman, nifas nyaman, ibu selamat kepada istri. Suami yang memberikan
dan bayi sehat, materi mengenai pencegahan dukungan yang dibutuhkan ibu selama
penyakit, komplikasi kehamilan, persalinan kehamilan dapat memberikan manfaat yang
dan nifas dan materi mengenai perawatan positif bagi ibu. Keterlibatan suami dapat
bayi bari lahir. membantu terjadinya perubahan untuk
b. Suami atau keluarga yang hadir mengikuti berperilaku ke arah hidup sehat dan mampu
kelas ibu hamil meningkatkan kesadaran untuk berubah (14).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Penelitian dilakukan oleh Yenni dkk (15)
informan utama dan informan triangulasi menunjukkan bahwa nilai p=0.000< ɑ = 0.05,
menyatakan bahwa fasilitator maupun kader yang menunjukkan Ha diterima artinya
selalu memberikan arahan kepada ibu hamil ada hubungan yang signifikan antara
agar suami atau keluarga dekat dari ibu dukungan suami dengan partisipasi ibu

173
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas satu indikator keberhasilan dalam


Andowia Kecamatan Andowia Kabupaten pelaksanaan kelas ibu hamil serta
Konawe Utara. mempunyai peran dan kontribusi yang besar
Dorongan dan dukungan keluarga bagi kebehasilan pelaksanaan kelas ibu
terhadap ibu hamil untuk mengikuti hamil.
kelas ibu hamil serta pemeriksaan Berdasarkan pernyataan informan utama
kehamilan lainnya sangat diperlukan. dan informan triangulasi menyatakan bahwa
Dukungan keluarga atau suami dapat diukur penjaringan ibu hamil oleh kader kelas ibu
dengan melihat, mendukung atau tidaknya hamil di wilayah kerja Puskesmas 9
terhadap keikutsertaan ibu dalam kelas Nopember sudah dilakukan secara
ibu hamil. Dukungan suami pada program maksimal, dimana jumlah kader yang
kelas ibu hamil dapat dilihat dari berperan sebanyak 2 orang, kader
keikutsertaan suami minimal 1 kali mempunyai peranan penting bagi
pertemuan di kelas ibu hamil (16). terlaksananya kelas ibu hamil, selain itu juga
Berdasarkan asumsi peneliti menyatakan kader program kelas ibu hamil melakukan
bahwa dukungan suami mempunyai kordinasi dengan kader posyandu untuk
peranan yang begitu penting bagi ibu hamil mengindentifikasi ibu hamil yang memenuhi
seperti mendampingi ibu hamil dalam kriteria. Kader dalam pelaksanaan kelas ibu
kegiatan kelas ibu hamil akan berdampak hamil berperan aktif dan berkontribusi
positif yaitu suami atau keluarga dekat dari dalam kegiatan tersebut, seperti
ibu hamil tersebut dapat mengerti dan menyediakan tempat kelas ibu hamil,
memahami mengenai materi yang membantu absensi peserta kelas ibu hamil,
disampaikan pada saat kelas ibu hamil, membantu dalam dokumentasi,
selain itu juga berdampak positif bagi menyediakan makanan dan minuman.
psikologis ibu hamil tersebut, mengingat Keberhasilan program kelas ibu hamil
orang yang mendampingi adalah orang juga sangat bergantung pada dukungan dan
terdekat dari ibu hamil tersebut. Diduga peran serta masyarakat di wilayah kerja yang
adanya keterkaitan yang kuat antara mengadakan program kelas ibu hamil
dukungan petugas kesehatan sebagai tersebut. Salah satu upaya pemberdayaan
fasilitator, dukungan kader dengan adanya masyarakat dari pemerintah demi
dukungan suami. tercapainya programprogram kesehatan
c. Kader yang terlibat dalam penyelenggaraan yaitu dengan mengikutsertakan anggota
kelas ibu hamil masyarakat atau kader yang bersedia secara
Berdasarkan pernyataan informan utama suka rela terlibat dalam masalah-masalah
dan informan triangulasi bahwa jumlah kesehatan. Kader merupakan orang terdekat
kader yang terlibat dalam pelaksanaan kelas yang berada ditengah masyarakat, yang
ibu hamil sebanyak 2 orang. Kader diharapkan dapat memegang pekerjaan
mempunyai peranan penting bagi penting khususnya setiap permasalahan
terlaksananya kelas ibu hamil, karena kader yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan
tersebut membantu dalam hal mencari atau demikian, upaya kesehatan bukan hanya dari
mengindentifikasi ibu hamil yang sesuai pemerintah saja, peran serta
kriteria, menyediakan tempat pelaksanaan masyarakat/kader merupakan unsur mutlak
kelas ibu hamil, melakukan absensi bagi dalam kegiatan upaya kesehatan
peserta kelas ibu hamil, melakukan kemandirian masyarakat (17).
dokumentasi serta membantu dalam Kader kesehatan adalah warga
menyediakan makanan dan minuman bagi masyarakat yang terpilih dan diberi bekal
perserta kelas ibu hamil. Berdasarkan keterampilan kesehatan melalui pelatihan
pernyataan informan tersebut menjelaskan oleh sarana pelayanan kesehatan atau
bahwa dukungan kader merupakan salah puskesmas setempat. Kader kesehatan inilah

174
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

yang selanjutnya akan menjadi motor hamil tersebut (19). Berdasarkan asumsi
penggerak atau pengelola dari upaya peneliti menyatakan bahwa fasilitator yang
kesehatan primer. Kader diharapkan mampu mempunyai kompetensi, dimana komptensi
menggerakkan masyarakat untuk tersebut didapatkan dari pelatihan, maka
melaporkan kegiatan yang bersifat swadaya dapat memudahkan fasilitator dalam
dalam rangka peningkatan status kesehatan. menjalankan pelaksanaan kelas ibu hamil
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi secara optimal.
kegiatan yang sifatnya promotif, preventif, e. Jumlah kelas ibu hamil
kuratif maupun rehabilitative. Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara dengan
asumsi peneliti bahwa dukungan kader informan utama menyatakan bahwa
mempunyai peran yang begitu penting dan pelaksanaan kelas ibu hamil sejauh ini pada
kontribusi yang besar bagi keberhasilan tahun 2022 berjalan sudah dilaksanakan 2
pelaksanaan kelas ibu hamil. Pelaksanaan kelas ibu hamil yang terdiri dari 1 kelas ibu
kelas ibu hamil, mungkin tidak dapat hamil di laksanakan di Kelurahan Banua
berjalan secara maksimal, tanpa adanya Anyar dan 1 kelas ibu hamil yang kedua
peran dan dukungan kader. dilaksanakan di Kelurahan Pangambangan,
d. Fasilitator yang melaksanakan kelas ibu dimana 1 kelas ibu hamil terdiri dari 10
hamil orang ibu hamil, yang artinya sebanyak 20
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang ibu hamil yang telah mengikuti kelas
informan utama menyatakan bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas 9
fasilitator kelas ibu hamil adalah tenaga Nopember, kemungkinan akan menambah
kesehatan yaitu bidan berjumlah 1 orang, kelas ibu hamil berikutnya, apabila
dimana bidan tersebut sekaligus sebagai memungkinkan dari aspek waktu dan biaya,
pemegang program kelas hamil tersebut, karena target yang ditetapkan pihak
selain itu fasilitator kelas ibu hamil telah Puskesmas 9 Nopember adalah 2 kelas ibu
mendapatkan pelatihan sebagai fasilitator hamil untuk 1 kelurahan, artinya target
kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian terbentuknya kelas ibu hamil pada tahun
Hidayah dkk (18) didapatkan bahwa 2022 sebanyak 4 kelas ibu hamil.
dukungan tenaga kesehatan berhubungan Selain itu juga berdasarkan pernyataan
signifikan dengan pemanfaatan kelas ibu informan utama menyatakan bahwa pada
hamil (POR:5,367; CI 95%:1,758-16,382). Hal tahun 2022 ini terjadi peningkatan dari tahun
ini berarti ibu yang tidak mendapat sebelumnya. Pernyataan informan tersebut
dukungan tenaga kesehatan lebih beresiko 5 diperkuat berdasarkan data Dinas Kesehatan
kali tidak memanfaatkan kelas ibu hamil Kota Banjarmasin didapatkan bahwa di
daripada ibu yang mendapat dukungan Puskesmas 9 Nopember pada tahun 2020
tenaga kesehatan. Dukungan tenaga jumlah kelas ibu hamil yang terbentuk
kesehatan yang mempunyai peranan penting sebanyak 4 sedangkan pada tahun 2021
dalam kegiatan kelas ibu hamil yaitu bidan. jumlah kelas ibu hamil yang terbentuk
Keberadaan bidan dapat memberikan sebanyak 1. Berdasarkan peryataan informan
banyak dukungan kepada ibu baik berupa utama menyatakan bahwa penurunan
emosional, penghargaan, instrumental pembentukkan kelas ibu hamil, karena masih
ataupun informatif. Sehingga dapat dalam transisi berupa new normal, selain itu
berpengaruh terhadap status kesehatan ibu. juga kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil
Efektifitas dukungan tenaga kesehatan ingin dilakukan secara online, akan tetapi
dalam kegiatan kelas ibu hamil yaitu dengan tidak memungkinkan, karena terkendala dari
cara tenaga kesehatan seperti tenaga tidak cukup tersedianya kuota internet dari
kesehatan atau bidan dapat dan mampu ibu hamil tersebut, handphone (Hp) yang
dalam memberikan dukungan serta dapat tidak cukup layak dan ketidakmampuan ibu
menjalin hubungan yang baik dengan ibu

175
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

hamil dalam menggunakan aplikasi seperti cakupan K1 akses (K1 keseluruhan) secara
zoom meeting atau google meet. signifikan. Selain itu juga upaya lain yang
Menurut asumsi peneliti menyatakan dilakukan yaitu petugas kesehatan KIA
bahwa secara garis besar semakin banyak melakukan sweeping atau jemput bola
kelas ibu hamil yang terlaksana di wilayah kerumah-rumah di wilayah kerja Puskesmas
kerja Puskesmas tersebut, maka sebanyak 9 Nopember.
juga ibu hamil yang mengetahui dan Pelaksanaan kelas ibu hamil akan
memahami materi mengenai materi memberikan pengetahuan bahkan dapat
pemeriksaan kehamilan, persalinan aman, meningkatkan pengetahuan pengetahuan
nifas, pencegahan penyakit, komplikasi dan keterampilan ibu hamil mengenai
kehamilan perawatan bayi baru lahir, kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca
mengingat setiap kelas ibu hamil hanya persalinan, pencegahan komplikasi,
dibatasi 10 orang ibu hamil yang menjadi perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik
peserta kelas ibu hamil. Semakin banyak ibu dan senam hamil, sehingga berpotensi untuk
hamil yang mempunyai pengetahuan yang dapat melakukan pemeriksaan kehamilan
baik mengenai materi mengenai materi pertama kali pada trimester 1 (K1
pemeriksaan kehamilan, persalinan aman, Ideal/murni), dimana pengetahuan yang
nifas, pencegahan penyakit, komplikasi telah didapatkan memungkinkan
kehamilan perawatan bayi baru lahir, maka mempengaruhi tindakannya, karena
ibu hamil tersebut berpeluang lebih besar tindakan yang dilakukan didasari dengan
untuk berperilaku sehat seperti melakukan adanya pengetahuan, mengindikasikan
kunjungan K1, K4, KF (Kunjungan Nifas), adanya kesadaran pada ibu hamil tersebut
KN (Kunjungan Neonatal) dan tidak mengenai pentingnya melakukan
melakukan persalinan oleh Nakes atau pemeriksaan kehamilan pertama kali pada
tenaga kesehatan. umur kehamilan trimester 1.
3. Indikator Output Program kelas ibu hamil juga terbukti
Indikator Output merupakan merupakan dapat membantu pencapaian cakupan
hasil yang diperoleh dari sebuah proses, kunjungan satu (K1) dan kunjungan empat
misalnya dalam sistem pelayanan kesehatan (K4) dalam kehamilan. Bahkan di desa-desa
hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
berkualitas, efektif, efesien. Indikator output yang telah melaksanakan kelas ibu hamil
dalam pelaksanaan program kelas ibu hamil angka KI dan K4 meningkat 100%, bahkan
adalah sebagai berikut : angka kematian ibu menjadi nol atau tidak
a. Cakupan K1 terjadi (18). Berdasarkan asumsi peneliti
Berdasarkan pernyataan informan menyatakan bahwa kemungkinan adanya
utama menyatakan bahwa ibu hamil yang keterkaitan antara program kelas ibu hami
aktif mengikuti kelas ibu hamil mempunyai dengan cakupan K1.
kecenderungan untuk melakukan K1. b. Cakupan K4
Pernyataan tersebut didukung berdasarkan Berdasarkan pernyataan informan
data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin utama menyatakan bahwa ibu hamil yang
didapatkan bahwa di Puskesmas 9 aktif mengikuti kelas ibu hamil mempunyai
Nopember K1 murni pada tahun 2020 kecenderungan untuk melakukan K4.
sebesar 65,57% sedangkan pada tahun 2021 Pernyataan tersebut didukung berdasarkan
sebesar 83%, data ini membuktikan bahwa data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
terdapat kenaikan cakupan K1 murni secara didapatkan bahwa di Puskesmas 9
signifikan. K1 akses (K1 keseluruhan) pada Nopember K4 pada tahun 2020 sebesar
tahun 2020 sebesar 74,94% sedangkan pada 61,12% sedangkan pada tahun 2021 sebesar
tahun 2021 sebesar 93,30%, data ini pun 80,15%, data ini membuktikan bahwa
membuktikan bahwa terdapat kenaikan

176
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

terdapat kenaikan cakupan K4 secara hamil yang mengikuti kelas ibu hamil akan
signifikan. memiliki pengetahuan yang lebih baik dan
Berdasarkan hasil penelitian yang sikap yang positif dalam mengenali tanda
dilakukan oleh Anggraini dkk (20) bahaya kehamilan. Berdasarkan hasil
didapatkan p-value = 0,004 (p-value < 0,05), penelitian Sari (22) menunjukkan hasil
artinya ada pengaruh partisipasi ibu dalam analisis chi square X² hitung = 6.180 > X²
kelas ibu hamil terhadap cakupan K4. tabel = 3,841 maka H0 ditolak dan Ha
Koefisien korelasi 0,421 yang berada pada diterima yang berarti terdapat hubungan
rentang 0,40-0,599 bermakna kekuatan antara keikutsertaan pada kelas ibu hamil
korelasi antar variable sedang. Sedangkan dengan pemilihan penolong persalinan.
angka koefisien korelasi pada hasil diatas Berdasarkan asumsi peneliti menyatakan
bernilai positif, sehingga pengaruh kedua bahwa kemungkinan adanya keterkaitan
variable tersebut bersifat positif yang kuat. antara program kelas ibu hamil dengan
Berdasarkan asumsi peneliti menyatakan cakupan K4 serta ibu hamil yang mengikuti
bahwa kemungkinan adanya keterkaitan dan aktif kelas ibu hamil mempunyai
antara program kelas ibu hami dengan kecenderungan persalinan ditolong tenanga
cakupan K4. kesehatan (Nakes).
c. Ibu atau keluarga dengan perencanaan d. Cakupan KF
persalinan oleh tenaga kesehatan Berdasarkan pernyataan informan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan utama menyatakan bahwa ibu hamil yang
Kota Banjarmasin didapatkan bahwa di aktif mengikuti kelas ibu hamil mempunyai
Puskesmas 9 Nopember persalinan ditolong kecenderungan untuk melakukan KF.
Nakes (PN) pada tahun 2020 sebesar 80,20% Pernyataan tersebut didukung berdasarkan
sedangkan pada tahun 2021 sebesar 88,95%, data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
data ini membuktikan bahwa terdapat didapatkan bahwa di Puskesmas 9
kenaikan yang cukup signifikan dalam aspek Nopember KF1 pada tahun 2020 sebesar
cakupan persalinan ditolong Nakes. 85,09% sedangkan pada tahun 2021 sebesar
Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan 89%, KF2 pada tahun 2020 sebesar 76,04%
yang kompeten merupakan salah satu sedangkan pada tahun 2021 sebesar 89%,
indikator MDG’s target kelima. Tenaga KF3 pada tahun 2020 sebesar 74,08%
kesehatan yang kompeten sebagai penolong sedangkan pada tahun 2021 sebesar 78%,
persalinan (linakes) menurut PWS-KIA KF4 pada tahun 2020 sebesar 24,45%
adalah dokter spesialis kebidanan dan sedangkan pada tahun 2021 sebesar 74,92%.
kandungan, dokter umum dan bidan. Data ini membuktikan bahwa seluruh
Kementerian Kesehatan menetapkan target indikator Kunjungan Nifas (KF) yaitu K1
90 persen persalinan ditolong oleh tenaga sampai K4 mengalami peningkatan yang
kesehatan pada tahun 2012 (5). cukup signifikan.
Menurut Depkes RI dalam Fitrianeti Berdasarkan hasil penelitian oleh
dkk (21) menjelaskan bahwa ibu yang Khafidzoh dkk (23) menunjukkan bahwa
memiliki pengetahuan tentang kesehatan nilai p sebesar 0,013 (p < 0,05), sehingga H0
reproduksi, akan lebih memiliki rasa percaya ditolak yang artinya ada hubungan
diri, wawasan dan kemampuan untuk keikutsertaan kelas ibu hamil dengan sikap
mengambil keputusan yang baik bagi diri ibu dalam perawatan masa nifas.
dan keluarganya, termasuk yang berkaitan Berdasarkan asumsi peneliti menyatakan
dengan pemilihan tenaga penolong bahwa kemungkinan adanya keterkaitan
persalinan. Hal ini juga didukung oleh antara program kelas ibu hamil dengan
penelitian Sasnitiari dkk (11), menyatakan cakupan KF serta ibu hamil yang mengikuti
bahwa kelas ibu hamil adalah sarana untuk dan aktif kelas ibu hamil mempunyai
belajar tentang kesehatan ibu hamil. Ibu

177
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

kecenderungan melakukan Kunjungan Nifas dasar dilakukan secara komprehensif dengan


(KF) secara lengkap. melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi
e. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan
Berdasarkan pernyataan informan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda
utama menyatakan bahwa ibu hamil yang (MTBM).
aktif mengikuti kelas ibu hamil mempunyai Berdasarkan penelitian Najahah dan
kecenderungan untuk melakukan Kunjungan Irmayani (24) menunjukkan terdapat
Neonatal (KN). Pernyataan tersebut pengaruh pendampingan dalam kelas ibu
didukung berdasarkan data Dinas Kesehatan hamil terhadap kunjungan neonatus ke
Kota Banjarmasin didapatkan bahwa di fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
Puskesmas 9 Nopember Kunjungan Neonatal kerja Puskesmas Kediri Kabupaten Lombok
1 kali (KN1) pada tahun 2020 sebesar 84,0% Barat yang signifikan dengan p-value 0,000.
sedangkan pada tahun 2021 sebesar 100%, Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) pendampingan dalam kelas ibu hamil
pada tahun 2020 sebesar 84,0% sedangkan terhadap kunjungan neonatus ke fasilitas
pada tahun 2021 sebesar 100%. Data ini pelayanan kesehatan yang signifikan dengan
membuktikan bahwa seluruh indikator yaitu p-value 0,000. Berdasarkan asumsi peneliti
Kunjungan Neonatal 1 kali (KN1) dan menyatakan bahwa kemungkinan adanya
Kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) keterkaitan antara program kelas ibu hamil
mengalami peningkatan yang cukup dengan cakupan Kunjungan Neonatal (KN)
signifikan. serta ibu hamil yang mengikuti dan aktif
Pelayanan kesehatan neonatus adalah kelas ibu hamil mempunyai kecenderungan
pelayanan kesehatan sesuai standar yang melakukan Kunjungan Neonatal (KN) secara
diberikan oleh tenaga kesehatan yang lengkap.
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,
selama periode 0 sampai dengan 28 hari KESIMPULAN DAN SARAN
setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
maupun melalui kunjungan rumah. bahwa indikator input dan proses merupakan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus : indikator keberhasilan dan optimalisasi pelaksanaan
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) kelas ibu hamil serta keberhasilan pelaksanaan kelas
dilakukan pada kurun waktu 6-48 Jam ibu hamil mempunyai kecenderungan terhadap
setelah lahir. 2. Kunjungan Neonatal ke-2 perilaku ibu hamil dalam melakukan K1 (K1 murni
(KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke atau K1 akses), K4, persalinan ditolong Nakes,
3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir. 3. Kunjungan Nifas (KF) dan Kunjungan Neonatal
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan (KN). Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar
pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan Puskesmas 9 Nopember, khususnya pemegang
hari ke 28 setelah lahir. Kunjungan neonatal program kelas ibu hamil untuk dapat
bertujuan untuk meningkatkan akses mengoptimalkan semua indikator seperti indikator
neonatus terhadap pelayanan kesehatan input dan indikator proses, diharapkan dapat
dasar, mengetahui sedini mungkin bila berbanding lurus dengan peningkatan cakupan K1
terdapat kelainan/masalah kesehatan pada (K1 murni atau K1 akses), K4, persalinan ditolong
neonatus. Risiko terbesar kematian neonatus Nakes, Kunjungan Nifas (KF) dan Kunjungan
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, Neonatal (KN), selain itu juga diharapkan bagi
minggu pertama dan bulan pertama peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan
kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di hasil penelitian ini menjadi penelitian kuantitatif,
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk sehingga dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 uji statistik antara keterkaitan indikator input,
jam pertama. Pelayanan Kesehatan Neonatal indikator proses dengan indikator output.

178
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

UCAPAN TERIMAKASIH https://ojs.unhaj.ac.id/index.php/jdn/article/v


Penulis mengucapkan terima kasih kepada iew/46. [diakses tanggal 2 September 2022].
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada 10. Fuada, N. & Setyawati, B. (2015). Pelaksanaan
Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Kalimantan kelas ibu hamil di Indonesia. Jurnal Kesehatan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin yang Reproduksi, 6(2), 71-75. Diakses dari
telah memberikan dana penelitian APBU dan Kepala
http://www.ejournal2.
Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin yang telah
litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro
memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan
11. Sasnitiari, N. N., Supliyani, E., Rosaria, Y. W., &
penelitian ini.
Puspitasari, D. A. (2017). Hubungan
Keikutsertaan Ibu dalam Kelas Ibu Hamil
DAFTAR PUSTAKA
dengan Pengetahuan dan Sikap terhadap Tanda
1. DepKes RI. (2009). Pedoman Pelaksanaan Kelas
Bahaya dalam Kehamilan di Kota Bogor. Jurnal
Ibu Hamil. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Health), 8(2), 175-185.
2. Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia
doi:10.22435/kespro.v8i2.6424.175-185
Tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
12. Abdullah & Norfai. (2017). Analisis Faktor
Republik Indonesia.
Internal dan Eksternal dengan Antenatal Care
3. Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia
(ANC) K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk
Tahun 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Dalam Kota Banjarmasin Tahun 2017. Jurkessia.
Republik Indonesia.
No. 2, Vol. VIII hal.92-99.Retrieved
4. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Pelaksanaan
January4,2022,http://www.journal.stikeshb.ac.i
Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kementerian
d/index.php/jurkessia/article/view/127.
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
13. Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pelaksanaan
KIA.
Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kementerian
5. Balitbangkes Kemenkes RI. (2013). Riset
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
KIA.
Balitbangkes Kemenkes RI. Retrieved January 4,
14. Dagun, Save, M. (2002). Psikologi Keluarga.
2022, from
Jakarta : Rineka Cipta.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/dow
15. Yenni, Angka, A. T., Datuan, O., & Hasni.
nload/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
(2021). Hubungan Antara Dukungan Suami
6. Kemenkes RI. (2015). Kurikulum Pelatihan bagi
dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu
Pelatih Fasilitator Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Andowia
dan Kelas Ibu Balita). Jakarta: Bina Gizi dan
Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara.
Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat, 3(1),
Kesehatan RI.
64-71. doi:
7. Kalsum, U., & Febriyeni. (2019). Faktor-Faktor
https://doi.org/10.36090/jkkm.v3i1.1095
yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Buku
16. Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA. (2015).
KIA terhadap Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun
Kemenkes RI.
2018. Maternal Child Health Care Journal, 1(2),
17. Febriyanti, Siti Nur Umariyah & Yulianti, Evi.,
63-75. Retrieved Agustus 20, 2022
(2016). Peran Kader Kesehatan dalam
8. Notoatmodjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori
Mensukseskan Program Kelas Ibu Hamil di
dan Aplikasinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu.
Cipta.
Jurnal SMART Kebidanan. [Online]. No. 1, Vol.
9. Debora & Gloria, 2021. Hubungan Keterampilan
3 hal. 52-61.
Bidan dalam Meningkatkan Partisipasi Ibu
http://stikesyahoedsmg.ac.id/ojs/index.php/s
Mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas
Saitnihuta. Jurnal Ilmiah Kebidanan (JIDAN).
jkb/article/view/06. [diakses tanggal 2
[Online]. No. 1, Vol. 1. September 2022].
18. Hidayah, Nurul., Muhaimin, Toha &
179
Norfai dkk: Analisis Pelaksanaan Program Kelas Ibu Hamil Pada Masa New Normal Di Puskesmas 9 Nopember Kota Banjarmasin

Nurhapipa. (2018).Faktor yang Mempengaruhi


Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil tahun 2018. Jurnal
Photon.[Online].No.1,
Vol.9.https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/ph
oton/article/view/1060.[diakses tanggal 1
September 2022].
19. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
20. Anggraini, L., Sunarsih, & Winardi, B. (2019,
July 28). Pengaruh Partisipasi Ibu dalam Kelas
Ibu Hamil terhadap Cakupan K4. Indonesian
Midwifery and Health Sciences Journal, 3(3),
266-277. Retrieved January 6, 2022, from
https://e-
journal.unair.ac.id/IMHSJ/article/view/27948
21. Fitrianeti, D., Waris, L., & Yulianto, A. (2018,
Desember). Faktor yang Mempengaruhi Ibu
Hamil Memilih Penolong Persalinan di Wilayah
Kerja Puskesmas Malakopa Kabupaten
Kepulauan Mentawai. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(3), 153-
162.
doi:https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i3.126
22. Sari, I. (2018, Agustus). Repository
Poltekkeskendari. Retrieved January 4, 2022,
from http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/:
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/15/
23. Khafidzoh, A., Rahfiludin, M. Z., & Kartasurya,
M. I. (2016, April). Hubungan Keikutsertaan
Kelas Ibu Hamil dengan Perilaku Ibu dalam
Perawatan Masa Nifas (Studi di Puskesmas
Cepiring Kabupaten Kendal). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (JKM), 4(3), 147-157. Retrieved
January 4, 2022, from
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/
article/view/12868
24. Najahah, I., & Irmayani. (2019). Pengaruh
Pendampingan dalam Kelas Ibu Hamil terhadap
Kunjungan Neonatus ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jurnal Ilmiah Bidan (JIB), IV(2), 36-
45. Retrieved January 4, 2022, from
https://www.e-
journal.ibi.or.id/index.php/jib/article/view/14
5

180

Anda mungkin juga menyukai